Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN OPERASIONAL KOALISI ORGANISASI PROFESI INDONESIA UNTUK

PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (KOPI TB)

I. Latar Belakang

Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang


menjadi tantangan global. Berdasarkan laporan WHO tahun 2017, di Indonesia diperkirakan
ada sebanyak 1.020.000 kasus TB baru (termasuk kasus TB-HIV), angka kematian 110.000
kasus per tahun dan 32.000 kasus TB-MDR/Resistant Rifampicin TB.Hasil survei prevalensi
TB 2013-2014 mengungkapkan estimasi beban TB yang lebih besar
dariestimasisebelumnya. Hal tersebut mendorong program untuk melakukan upaya
percepatan penanggulangan TB yang disertai dengan perubahan strategi penemuan.
Penemuan pasif dengan aktif promotif menjadi penemuan yang aktif di masyarakat
yangdilakukan secara intensif dan masif. Diharapkan dengan strategi penemuan yang aktif,
intensif dan masif tersebut akan dapat meningkatkan angka penemuan kasus TB di
masyarakat.

Hasil inventory study tahun 2017 dan TB epidemiological review (Patient Pathway
Analysis) 2017 menunjukkan bahwa banyak kasus TB yang tidak dilaporkan berasal dari
rumah sakit pemerintah maupun swasta, klinik pemerintah maupun swasta dan dokter
praktek mandiri. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan khusus bagi praktisi dengan
membentuk koalisi Organisasi Profesi. Koalisi ini dibentuk ditingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/ kota.

Koalisi organisasi profesi penanggulangan Tuberkulosis adalah gabungan dari


beberapa organisasi profesi yang mempunyai komitmen terlibat dalam upaya
penanggulangan TB di tingkat nasional, provinsi dan di kabupaten/kota melalui jejaring PPM
TB. Organisasi profesi (IDI, PDUI, IAI, PDPI, PAPDI, dan IDAI) sudah terlibat dalam PPM TB
namun masih berjalan sendiri-sendiri, sehingga diperlukan adanya koalisi yang terintegrasi
dan saling bekerjasama dalam bentuk PPM Berbasis Kabupaten/Kota.

II. Visi dan Misi

A. Visi

Eliminasi TB di Indonesia Tahun 2030

B. Misi

1. Meningkatkan keterlibatan praktisi dalam kegiatan penanggulangan TB nasional


2. Menjamin semua anggota profesi melaksanakan tata laksana TB sesuai dengan
International Standard Tuberculosis Care (ISTC) dan Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran TB (PNPK TB)
3. Menjamin semua pasien TB yang diobati ternotifikasi dalam sistem informasi Program
TB Nasional
4. Meningkatkan keberhasilan penanggulangan TB
III. Peran, tugas dan fungsi
A. Peran

Peran 1 :
Sebagai praktisi ahli di tempat praktik masing-masing menjadi bagian dari PPM
dalampelayanan langsung pada pasien dan melaporkan langsung ke dalam sistem
informasi di kabupaten/kota sesuai pedoman.

Peran 2 :
Di Rumah Sakit berfungsi sebagai tenaga ahli yang menjadi motivator,
fasilitator,pelaksana pelayanan kesehatan dan mendorong terbentuknya jejaring internal
layanan TB yang sinergis.

Peran 3 :
Di dalam jejaring PPM kab/kota sebagai fasilitator untuk meningkatkan kapasitas petugas
kesehatan fasyankes melalui pelatihan, pembinaan, supervisi dan mentoring.

B. Tugas dan Fungsi

Koalisi tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota mempunyai tugas berbeda yaitu:
1. Tingkat Nasional
a. Melakukan pemetaan organisasi profesi yang akan dilibatkan dalam koalisi dan
pemetaan anggota dari masing-masing organisasi profesi
b. Menyampaikan informasi (Surat edaran) mengenai pembentukan koalisi organisasi
profesi pusat ke wilayah/cabang baik melalui website organisasi profesi masing-
masing maupun di pertemuan
c. Menjadi narasumber untuk koalisi organisasi profesi di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota
d. Mendukung dan terlibat dalam penyusunan NSPK
e. Menyusun rencana kerja dan evaluasi koalisi organisasi profesi
f. Melakukan supervisi dan monitoring ke provinsi dan kabupaten/kota
g. Memberikaninformasi terbaru terkait perkembangan program penanggulangan TB
ke masing-masing organisasi profesi.

2. Tingkat Provinsi
a. Memfasilitasi pembentukan Koalisi Kabupaten/Kota bersama dengan Dinas
Kesehatan Provinsi
b. Melakukan pemetaan organisasi profesi yang akan dilibatkan dalam koalisi dan
pemetaan anggota dari masing-masing organisasi profesi.
c. Mengkoordinasikan kegiatan koalisi kabupaten/kota.
d. Menyusun rencana kerja dan evaluasi koalisi organisasi profesi.
e. Melakukan supervisi dan monitoring ke kabupaten/kota.
f. Memberikan informasi terbaru terkait perkembangan program penanggulangan TB
ke masing-masing organisasi profesi.
g. Dalam menjalankan kegiatannya, koalisi tingkat provinsi akan difasilitasi oleh dinas
kesehatan provinsi dan mitra terkait.
h. Bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan mitra lainnya menjadi tim advokasi ke
pemerintah daerah dan DPRD Provinsi.
i. Merupakan bagian dari Tim Pelatih Provinsi.

3. Tingkat Kabupaten/Kota
Koalisi di kabupaten/kota berfungsimemotivasi anggota organisasi profesi untuk
melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai praktisi ahli di tempat praktik masing-masing menjadi bagian dari PPM
dalam pelayanan langsung pada pasien dan melaporkan langsung kedalam sistim
informasi di kabupaten/kota sesuai pedoman
b. Di Rumah Sakit berfungsi sebagai tenaga ahli yang menjadi motivator, fasilitator,
pelaksana pelayanan kesehatan dan mendorong terbentuknya jejaring internal
layanan TB yang sinergis.
c. Di dalam jejaring PPM kab/kota sebagai fasilitator untuk meningkatkan kapasitas
petugas kesehatan fasyankes melalui pelatihan, pembinaan, supervisi, mentoring
klinik, dan advokasi

IV. Langkah-langkah pembentukan:

Koalisi di tingkat nasional dibentuk atas inisiasi gabungan organisasi profesi yang difasilitasi
oleh Subdit TB. Pembentukan koalisi tingkat provinsi difasilitasi oleh Dinas Kesehatan
Provinsi berkoordinasi dengan KOPI TB tingkat pusat. Untuk tingkat kab/kota anggota
organisasi Profesi sebagai KOPI TB menjadi bagian dari tim PPM TB berbasis kab/kota.
1. Tingkat Pusat:
a. Membentuk pengurus koalisi organisasi Profesi tingkat Nasional terdiri dari
koordinator, sekretaris dan perwakilan dari masing masing organisasi profesi.
b. Dalam kegiatan sehari-hari, pengurus koalisi Profesi Tingkat Nasional akan
didukung oleh subdit TB dan mitra terkait
c. Kepengurusan akan berganti secara berkala

2. Tingkat Provinsi:
a. Masing-masing Organisasi Profesi di wilayah mengindentifikasi anggotanya dan
mengirimkan 1 orang perwakilan ke tim PPM.
b. Tim PPM sebagai sekertariat memfasilitasi, mengkompilasi dan menginisiasi
pembentukan KOPI TB diwilayahnya.

3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Koalisi tingkat kabupaten/kotaterdiri dari anggota organisasi profesi yang ada di
kabupaten/kota tersebut
b. Koalisi menjadi bagian dari tim PPM di Kabupaten/Kota.
V. Struktur Organisasi
A. Tingkat Nasional

Koordinator

Sekretaris I Sekretaris II

Perwakilan Tetap
Organisasi
Profesi

Bidang Bidang Advokasi Bidang


Bidang
peningkatan mutu dan hubungan Pengembangan
Monev
layanan antar organisasi kapasitas SDM

1. Koordinator koalisi
Koordinator koalisi adalah salah satu organisasi profesi anggota koalisi yang dipilih
secara aklamasi oleh anggota koalisi. Organisasi profesi terpilih menunjuk anggotanya
untuk melaksanakan tugas koordinasi.
Koordinator koalisi bertugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan koalisi
organisasi profesi dengan Subdit TB dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota.

2. Sekretaris
Bertugas untuk:
a. Membantu koordinator pelaksanaan kegiatan koalisi organisasi Profesi
b. Memberikan dukungan pelaksanaan rencana kerja koalisi
c. Mendokumentasikan program kerja koalisi dan pengembangan koalisi di tingkat
provinsi dan kab/kota
Dalam menjalankan tugasnya, pengurus koalisi akan dibantu oleh sekretariat koalisi
yang berkedudukan di Subdit TB.

3. Perwaklian Organisasi Profesi:


a. Setiap organisasi profesi diwakili sekurang-kurangnya 3 orang yang ditentukan
oleh masing-masing organisasi profesi
b. Perwakilan yang ditunjuk akan terlibat aktif atas nama organisasi profesi masing-
masing
c. Menjembatani komunikasi antara koalisi organisasi profesi dan organisasi
profesinya masing-masing

4. Peran Masing-Masing Bidang :


a. Bidang Peningkatan Mutu Layanan
- Memastikan diagnosis dan terapi sesuai standar
- Memastikan anggota koalisi ikut jejaring KOPI TB di kab/kota
- Memastikan bahwa anggota KOPI TB kab/kota terlibat aktif dalam pelatihan
(Sebagai fasilitator, narasumber, dan peserta)
b. Bidang advokasi dan hubungan antar anggota
- Melakukan advokasi ke Pemda dan DPR, serta bidang terkait
- Melakukan advokasi internal terhadap anggota masing-masing OP
c. Bidang Monitoring dan Evaluasi
- Memastikan bahwa setiap kegiatan KOPI TB sesuai dengan rencana kerja
- Memastikan bahwa monitoring dan evaluasi di tingkat provinsi dan kab/kota
sesuai dengan rencana kerja
d. Bidang Pengembangan Kapasitas SDM
- Memotivasi anggota mengikuti perkembangan terkini mengenai diagnosis, tata
laksana, serta program penanggulangan TB
- Standarisasi diagnosis, tata laksana, serta program penanggulangan TB bagi
anggota KOPI TB sesuai dengan standar yang berlaku
- Mensosialisasikan dan diseminasi standar diagnosis, tata laksana, serta
program penanggulangan TB terkini
B. Tingkat Provinsi:

Koordinator

Sekretaris

Bidang Bidang Advokasi Bidang


Bidang
peningkatan mutu dan hubungan Pengembangan
Monev
layanan antar organisasi kapasitas SDM

1. Koordinator koalisi
Koordinator koalisi adalah salah satu organisasi profesi anggota koalisi yang dipilih
secara aklamasi oleh anggota koalisi. Organisasi profesi terpilih menunjuk anggotanya
untuk melaksanakan tugas koordinasi.
Koordinator koalisi bertugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan koalisi
organisasi profesi dengan Subdit TB dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota.

2. Sekretaris
Bertugas untuk:
a. Membantu koordinator pelaksanaan kegiatan koalisi organisasi Profesi
b. Memberikan dukungan pelaksanaan rencana kerja koalisi
c. Mendokumentasikan program kerja koalisi dan pengembangan koalisi di tingkat
provinsi dan kab/kota
Dalam menjalankan tugasnya, pengurus koalisi akan dibantu oleh sekretariat koalisi
yang berkedudukan di Subdit TB.

3. Peran Masing-Masing Bidang :


a. Bidang Peningkatan Mutu Layanan
- Memastikan diagnosis dan terapi sesuai standar
- Memastikan anggota koalisi ikut jejaring KOPI TB di kab/kota
- Memastikan bahwaanggota KOPI TB kab/kota terlibat aktif dalam pelatihan
(Sebagai fasilitator, narasumber, dan peserta)
b. Bidang advokasi dan hubungan antar anggota
- Melakukan advokasi ke Pemda dan DPR, serta bidang terkait
- Melakukan advokasi internal terhadap anggota masing-masing OP
c. Bidang Monitoring dan Evaluasi
- Memastikan bahwa setiap kegiatan KOPI TB sesuai dengan rencana kerja
- Memastikan bahwa monitoring dan evaluasi di tingkat provinsi dan kab/kota
sesuai dengan rencana kerja
d. Bidang Pengembangan Kapasitas SDM
- Memotivasi anggota mengikuti perkembangan terkini mengenai diagnosis, tata
laksana, serta program penanggulangan TB
- Standarisasi diagnosis, tata laksana, serta program penanggulangan TB bagi
anggota KOPI TB sesuai dengan standar yang berlaku
- Mensosialisasikan dan diseminasi standar diagnosis, tata laksana, serta
program penanggulangan TB terkini

C. Tingkat Kabupaten/Kota :
Di tingkat Kabupaten/Kota struktur dari KOPI TB disesuaikan dengan kondisi di masing-
masing kabupaten/kota, yaitu:
1. Koalisi tingkat kabupaten/kota bisa terdiri dari organisasi profesi atau anggota
organisasi profesi yang ada di kabupaten/kota tersebut
2. Koalisi menjadi bagian dari tim PPM di Kabupaten/Kota.
3. Struktur Organisasi bisa dibentuk dengan terdiri dari Koordinator, sekretaris dan
anggota koalisi
4. Peran dan fungsi yang diharapkan dari koalisi di kabupaten/kota adalah mendorong
anggota organisasi profesi untuk melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai praktisi ahli di tempat praktik masing-masing berperan :
- menerapkan standar tatalaksana TB sesuai PNPK
- Memastikan semua kasus TB yang ditangani terlaporkan ke dalam sistim
pencatatan danpelaoran yang diakui oleh nasiona sesuai tempat praktek
masing-masing. Contoh sebagai praktisi RS memastikan kasus TB yang
ditangani sudah masuk ke SITT, di praktek pribadi memastikan kasus TB ang
ditangani terlaporkan ke Dinas Kesehatan dengan mekansime yang
disepakati bersma.
b) Di Rumah Sakit berfungsi sebagai tenaga ahli berperan :
- Bersama anggota KOPI TB di RS tempat berpraktek melakukan Penilaian
Mandiri berkala RS untuk melihat kemajuan pelakasaanaan program TB di
RS sebagai bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi.
- Melakukan pertemuan berkala bersama Tim TB RS membahas pelaksanaan
Program TB di RS dan menyusun rencana tindak lanjut berikutnya
c) Di dalam jejaring PPM kab/kota sebagai fasilitator berperan :
- Membentuk/Memperkuat/Merevitalisasi tim PPM yang ada di Kabupaten/Kota
bersama anggota KOPI TB dan Anggota Tim PPM lainnya.
- Berperan sebagai narasumber/fasilitator untuk meningkatkan kapasitas
petugas kesehatan fasyankes melalui pelatihan, pembinaan, supervisi dan
mentoring

Anda mungkin juga menyukai