Makalah Pendidikan Pancasila PDF
Makalah Pendidikan Pancasila PDF
MAKALAH TI. 25
PENDIDIKAN PANCASILA
STMIK AKBA
KOTA MAKASSAR
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9 No.75 Makassar
Telp/Fax : 0411-588371, Website : www.akba.ac.id
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar .................................................................................................................. 4
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
B. Tujuan ......................................................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 27
STMIK AKBA
KOTA MAKASSAR
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9 No.75 Makassar
Telp/Fax : 0411-588371, Website : www.akba.ac.id
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
rahmat, karunia serta kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dengan judul “Pancasila Sebagai Dasar Negara RI” dalam waktu yang telah ditentukan.
Pancasila Sebagai Dasar Negara RI telah banyak membawa perubahan pada negeri ini
khususnya di dalam kehidupan bermasyarakat serta kelangsungan hidupnya.
Pancasila pun menjadi sebuah landasan dalam penentuan prinsip dan pandangan
hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai-nilai Pancasila berdasarkan
butir-butir yang terkandung di dalamnya. Namun nilai tersebut serasa hilang jika
dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zaman ini.
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak dan
perkembangan di Indonesia, khususnya dalam kehidupan sosial.
KELOMPOK 1 (SATU)
A. Latar Belakang
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia di mulai sebelum dan selama penjajahan,
kemudian di lanjutkan dengan merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai mengisi
kemerdekaan itu sendiri. Hal ini menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda dan
ditanggap oleh bangsa Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia masuk dalam suatu babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat penuh. Dalam perjalanan sejarahnya bangsa Indonesia mengalami berbagai
perubahan asas, paham, ideology dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan melalui berbagai hambatan dan ancaman yang membahayakan perjuangan bangsa
Indonesia dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui konsep dasar dari “Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia”.
C. Manfaat
Setelah Membaca dan Memahami Makalah ini, Mahasiswa diharapkan :
Memahami Pengertian Pancasila
Memahami Pancasila sebagai Dasar Negara
Memahami Pengaruh Pancasila terhadap kemajuan bangsa Indonesia
Memotivasi agar kita dapat menerapkan nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Asvi Warman Adam, mulai dari penggagasan ide tentang Pancasila hingga
Pancasila itu terbentuk dibagi dalam empat tahap yang melewati beberapa pemerintahan di
Indonesia. Beliau menyebutnya sebagai Empat Gelombang Pancasila, gelombang pertama
adalah saat penciptaan, gelombang kedua adalah masa perdebatan, gelombang ketiga
dilakukan rekayasa, dan gelombang keempat adalah penemuan kembali.
Pada gelombang pertama ini Soekarno dan beserta anggota Tim Sembilan merumuskan
tentang dasar negara yang kemudian akan dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam pembukaan tersebut dicantumkan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Namun Hatta kemudian menerima pesan bahwa masyarakat
Indonesia Timur keberatan akan “tujuh kata” tersebut dan tidak bersedia bergabung dalam
Indonesia jika itu tetap dicantumkan. Setelah dirundingkan kembali, “tujuh kata” tersebut
dihilangkan dan disempurnakan dalam “Ketuhanan yang Maha Esa” yang dapat meng-cover
agama-agama yang ada di belahan timur, tengah maupun barat. UUD 1945 kemudian
disahkan pada 18 Agustus 1945 tanpa mempermasalahkan lagi syariat islam. Pada gelombang
kedua, tahun 1955 dibentuk badan Konstituante yang akan merancang kembali pancasila.
Pada gelombang kedua dinamakan masa perdebatan karena hal utama yang diperdebatkan
adalah apakah Pancasila sebagai dasar negara atau ideologoi lain. Partai islam serta beberapa
tokoh islam seperti Hamka mengajukan islam sebagai dasar negara sementara partai
nasionalis tetap mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh Soekarno, akhirnya
badan Konstituante dibubarkan pada tanggal 1 Juli 1959.
Pada gelombang ketiga yaitu Masa Rekayasa, nilai-nilai Pancasila direduksi pada masa
pemerintaha Soeharto. Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal untuk setiap organisasi
masyarakat dan partai politik. Pancasila hanya dijadikan sebagai objek hafalan dan hasil dari
penataran yang dilakukan selama 10 tahun itu tidak memiliki hasil yang jelas.
Pada gelombang keempat Pada Masa Penemuan Kembali, BP7 (Badan Pembinaan
Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dibubarkan,
sedangkan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dihapuskan.
Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
sebagai Dasar Negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketemtuan Pembukaan UUD 1945
yang menyatakan sebagai berikut : “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Pancasila
sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.
A. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dua kata,
panca yang berarti lima dan syila yang berarti dasar. Jadi secara leksikal Pancasia bermakna
lima aturan tingkah laku yang penting.
menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya
falsafah bangsa tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.
Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan, bahwa isi kesimpulan pancasila yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan
5. Keadilan sosial adalah manusia.
Mr. Mohammad Yamin mengusulkan lima asas rumusan bagi Indonesia merdeka yang
akan didirikan, yaitu:
1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan dan
5. Kesejahteraan Sosial.
Setelah selesai berpidato, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan konsep dasar mengenai
asas dan rumusan untuk Indonesia merdeka secara tertulis kepada Ketua Sidang, yang
berbeda dengan isi pidato sebelumnya. Rumusan rumusan asas dan dasar Indonesia merdeka
secara tertulis menurut Mr. Mohammad Yamin adalah sebagai berikut:
Mr. Soepomo menyampaikan pidatonya tentang rumusan dasar dari negara. Menurut Mr.
Soepomo, rumusan dari dasar untuk Indonesia merdeka adalah sebagai berikut.
1. Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. Keseimbangan Lahir & Batin, 4. Musyawarah, 5. Keadilan
Rakyat
Ir. Soekarno berpidato pada tanggal 1/06/1945. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno
mengemukakan rumusan dari dasar untuk Indonesia merdeka. Dasar untuk negara, menurut
Ir. Soekarno, berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung. Rumusan dari
dasar untuk Indonesia merdeka menurut Ir. Soekarno adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
C. Piagam Jakarta
Dokumen historis berupa kompromi antara pihak Islam dan pihak kebangsaan dalam
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk
menjembatani perbedaan dalam agama dan negara. Disebut juga "Jakarta Charter".
Merupakan piagam atau naskah yang disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh
Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945.
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia,
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia Merdeka yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Norma hukum pokok dan disebut pokok kaidah fundamental daripada negara itu
dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi
negara yang dibentuk. Dengan perkataan lain, dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Fungsi
dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah yang fundamental. Hal ini penting sekali
karena UUD harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental
itu.
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Pancasila menurut Ketetapan MPR No.
III/MPR/2000 merupakan "sumber hukum dasar nasional".
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis
atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau Dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka
Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari
UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa
dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu
harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan
bermasarakat, berbangsa dan bernegara.
Apalagi akhir-akhir ini bangsa Indonesia mulai sadar diri betapa penting arti Pancasila untuk
mendukung existensi Negara bangsa, sehingga Pancasila mulai diusung lagi ke permukaan,
menjadi wacana di berbagai forum seminar dan diskusi. Bahkan kalau sejak reformasi
tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila dilupakan, mulai tahun 2005, tanggal 1
Oktober diperingati lagi sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Oleh karena itu dipandang perlu
untuk mendudukkan pengertian “Pancasila Sakti” secara proporsional, supaya tidak
menimbulkan kesalah pahaman.
Sakti memiliki makna tidak terkalahkan, tidak dapat ditaklukkan. Sakti biasanya
menjadi predikat bagi seseorang yang memiliki suatu kekuatan tertentu, baik fisik maupun
non fisik, sehingga tidak akan terkena segala macam senjata baik senjata tajam maupun
senjata yang tidak nampak. Dalam bahasa Jawa terdapat ungkapan; “ Ora tedas tapak
paluning pande, sisaning gurendo,” menggambarkan seorang yang tidak akan terlukai oleh
senjata apapun. Sakti merupakan kekuatan yang bersifat kemampuan bertahan diri dari segala
macam ancaman dan gangguan.
Pancasila memiliki kekuatan hukum yang kokoh, memiliki kekuatan yang sah, karena
Pancasila tercantum dalam setiap Pembukaan atau Mukaddimah UUD yang pernah berlaku di
Indonesia. Menurut pendapat Dr. Soepomo dan Prof. Dr. Hamid Attamimi, Pancasila yang
terdapat dalam Pembukaan UUD tersebut berkedudukan sebagai rechtsidee atau cita hukum
dan berfungsi regulatif dan konstitutif bagi segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dan segala penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan. Segala
peraturan perundang-undangan harus merupakan derifat dari Pancasila. Praktek kehidupan
pemerintahan dan kenegaraan harus bersendi pada paradigma yang bersendi pada Pancasila.
Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia an manusia serta
lingkungan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Jelaslah bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila
dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam,
dalam hal ini ajaran tentang tauhidus-shifat dan tauhidul-af’al, dalam pengertian bahwa
Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Ajaran ini juga diterima oleh
agama-agama lain di Indonesia. Seperti Kristen di dalam Al Kitab “Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
aku.” (Yohanes 14:6).
Pada saat itu hingga era Orde Lama berakhir, peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan
tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era
Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan dengan
itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil
maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa
yang terjadi pada 23 Januari 1950 dimana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA) yang ada di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga
mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung
dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan ini telah
direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh
pimpinan tertinggi militer Belanda.
Pemberontakan DI/TII Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama
Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender
Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar,
Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja
diproklamasikan kemerdekaannya dan ada dimasa perang dengan tentara Kerajaan Belanda
sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur
dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan
aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera
Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku
Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan
Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.
Konflik di Ambon
Konflik dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak Januari 1999 telah
berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan menghancurkan
semua tatanan kehidupan bermasyarakat. Hingga 2 September 1991 setidaknya telah tercatat
1.132 korban tewas, 312 orang luka parah, 142 orang luka ringan. Sebanyak 765 rumah, 195
ruko serta puluhan kendaraan hancur dibakar. Di samping itu 100.000 ribu orang sudah
meninggalkan tempat tinggalnya dan sedikitnya 30.000 orang menjadi pengungsi di 60 kamp
penampungan, khususnya di kota Ambon dan sekitarnya. Transportasi, khususnya
transportasi udara, terhenti; harga-harga kebutuhan pokok kian melonjak dan persediaan
makanan menipis; kegiatan pendidikan terhenti.
Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan negara
Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-
istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia
namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat
dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat
istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah memiliki adat
istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan
terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri
atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya
negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika
dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.
Pancasila yang pada dasarnya sebagai sumber nilai, dasar moral etik bagi negara dan aparat
pelaksana negara digunakan sebagai alat legitimasi politik, semua tindakan dan kebijakan
mengatasnamakan Pancasila, kenyataannya tindakan dan kebijakan tersebut sangat
bertentangan dengan Pancasila.
Klimaks dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional, sehingga
muncullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan
masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya Reformasi di segala bidang
terutama bidang hukum, politik, ekonomi, dan pembangunan.
Awal dari gerakan Reformasi bangsa Indonesia, yakni dengan mundurnya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Prof. Dr. B.J Habibie.
Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia telah
salah mengartikan makna dari sebuah kata Reformasi, yang saat ini menimbulkan gerakan
yang mengatasnamakan Reformasi, padahal gerakan tersebut tidak sesuai dengan pengertian
dari Reformasi.
Contohnya, saat masyarakat hanya bisa menuntut dan melakukan aksi-aksi anarkis yang
pada akhirnya terjadilah pengerusakan fasilitas umum, sehingga menimbulkan korban yang
tak bersalah. Oleh karena itu dalam melakukan gerakan reformasi, masyarakat harus tahu dan
Secara harfiah reformasi memiliki makna yaitu suatu gerakan untuk memformat ulang,
menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada
format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat
(Riswanda dalam Kaelan, 1998).
b.Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, gerakan reformasi
berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan yang penuh
penghargaan atas harkat dan martabat manusia
c. Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan. Artinya, gerakan reformasi harus menjamin
tetap tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan.
e. Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya,
gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.
Reformasi memang membawa angin segar bagi kebebasan dan demokrasi. Namun
dibalik semua dampak positifnya, tentu terdapat dampak negatifnya. Angin segar kebebasan
ternyata memunculkan banyak masalah dalam masyarakat. Contohnya saja kericuhan
demonstrasi. Belum lagi munculnya paham-paham radikal seperti yang disebutkan di atas. Di
masa Orde Baru hal ini sulit terjadi. Jangankan demonstrasi atau paham radikal melakukan
aksi, mengkritik saja mungkin akan segera dibungkam, disingkirkan atau di cap anti
Pancasila. Bisa juga di cap sebagai Komunis. Memang di masa Orde Baru demokrasi seperti
dipasung. Bahkan ada campur tangan pemerintah saat pemilu untuk memenangkan Golkar
sebagai pendukung pemerintah Orde Baru. Seperti kewajiban PNS untuk memilih Golkar dan
kendaraan politiknya. Berbeda dengan sekarang, dimana PNS tidak diperbolehkan mengikuti
kegiatan politik.
Namun seperti yang telah diungkapkan diatas, akibat reformasi ini, Pancasila juga
mulai menghadapi tantangan baru. Munculnya paham-paham baru serta era globalisasi
seperti sekarang membuat Pancasila seolah hanya identitas saja. Banyak Generasi muda tidak
tahu makna Pancasila. Jangankan makna, bahkan ada juga yang tidak hafal sila-sila dalam
Pancasila. Arus Westernisasi masuk begitu saja tanpa di filter atau disaring terlebih dahulu.
Generasi muda lebih tertarik dengan budaya barat yang menurutnya lebih unggul daripada
budaya sendiri. Mereka tidak peduli terhadap budaya sendiri yang dianggapnya telah
ketinggalan jaman. Ditambah lagi, semakin majunya teknologi informasi yang semakin
menggerus batas-batas kebangsaan. Berbagai arus modernisasi begitu mudah masuk tanpa
disaring terlebih dahulu. Bukan saja westernisasi yang masuk di Indonesia. Budaya Asia
Timur, sebut saja budaya Korea dan Jepang juga masuk di Indonesia serta menjadi trendi di
kalangan masyarakat, khususnya para remaja.
A. Kesimpulan
1. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat merupakan satu kesatuan organis antara sila yang
satu dengan sila yang lainnya.
2. Antara sila satu dengan sila yang lainnya berhubungan erat, sehingga membetuk satu
struktur yang menyeluruh.
3. Pancasila merupakan hasil proses pemikiran tentang manusia dengan Tuhan yang Maha
Esa, hubungan antar sesama manusia dengan masyarakat dan Negara.
B. Saran
Dari hasil pembahasan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada semua pihak,
khususnya para generasi muda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap Negara Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara kita tercinta ini.
Karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang
akan datang, dan juga generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa
lebih maju lagi.
http://www.scribd.com/doc/99652586/Pancasila-Full
https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/11/sejarah-pancasila-sebagai-dasar-negara/
http://ettxfhenzter.blogspot.co.id/2014/01/sejarah-perkembangan-pancasila.html
http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pancasila-sejarah.html
http://www.plengdut.com/2014/08/perumusan-dasar-negara-oleh-pendiri.html
http://www.negeripesona.com/2013/05/sejarah-dan-isi-piagam-jakarta.html
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2352/Piagam-Jakarta
http://www.negeripesona.com/2013/05/sejarah-dan-isi-piagam-jakarta.html
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/06/pancasila-sebagai-dasar-negara.html
http://brainly.co.id/tugas/290499
https://lppkb.wordpress.com/pancasila-sakti/
http://sangkoeno.blogspot.co.id/2013/11/hubungan-pancasila-dan-agama.html
https://www.academia.edu/8973112/Pancasila_VS_Agama_Perepektif_Agama_Agama_Tentang_Sila
_Ketuhanan_Yang_Maha_Esa
http://suraya-atika.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-dan-agama.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_di_Aceh
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Papua_Merdeka
http://martohaprpm.blogspot.co.id/2012/11/konflik-yang-pernah-terjadi-di-indonesia.html
http://assant-magazine.blogspot.co.id/2011/04/7-konflik-politik-dalam-lembaran-hitam.html
http://komunitasgurupkn.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-makna-bhinneka-tunggal.html
https://noviriyantii.wordpress.com/2014/08/22/ringkasan-tentang-pancasila-era-reformasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi
http://gurupintar.com/threads/jelaskan-hubungan-antar-sila-dalam-pancasila.512/
https://errafaziraaini.wordpress.com/ppkn-3/75-2/