Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“Pengantar Pendidikan Pancasila”


Dosen Pengampuh : Musdalifah Syahrir, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Muh. Fahri ( 105191105922 )


Nadila suci Rahmayanti.s ( 105191102922 )
Fitrah Inayah ( 105191103022 )
Eliska liana sari ( 105191103322 )
St. Nuraisyah ( 105191103122 )

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah Swt karena


atas limpahan rahmat dan karunianya lah kami dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
Malakah dengan judul “Pengantar Pendidikan Pancasila”, Salam dan taslim
semoga senantiasa tercurah kepada patron kita nabi Muhammad Saw.
Tak ada gading yang takretak karnanya kami sebagai tim penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun
yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Makassar, 07 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................ .........3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pancasila......................................................................................................6
2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila........................................................................................9
2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila......................................................................11
2.4 Sumber Historis, Kultural, Yuridis, dan Filosofis Pendidikan Pancasila........................14
2.5 Argumen tentang dinamika tantangan Pancasila........................................................15
2.6 Nilai-nilai Pancasila yang bersifat Objektif dan Subjektif.............................................17
BAB III......................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................19
3.2 Saran............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas adalah nama Dasar Negara kita,
Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah terdapat
baik di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa pembukaan
UUD 1945alenia keempat yang berbunyi :
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5.Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pendidikan Pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas


prosesreformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah. Proses Pendidikan
jugaseharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi Pendidikan
Pancasilamenyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang Ketatanegaraan dan
Hak Asasimanusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan yang
lebih besar kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan bersikap kritis terhadap
implementasikebijakan pemerintah.Apabila pembatasan ruang gerak Pendidikan
Pancasila tersebut dilakukan makaPendidikan Pancasila Perguruan Tinggi tidak akan
disukai oleh Mahasiswa. Bagaimana pun juga, mahasiswa dapat menerima informasi
dan mendiskusikan informasi tersebutmelalui Pendidikan yang beragam diluar
perkuliahan. Jika perkuliahan PendidikanPancasila dilakukan terbatas, makai ia akan
berhadapan dengan situasi luar bergerak secaradinamis.

Pancasila menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang Ketatanegaraan dan


Hak Asasi manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan yang
lebih besar kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan bersikap kritis terhadap
implementasi kebijakan pemerintah.
Apabila pembatasan ruang gerak Pendidikan Pancasila tersebut dilakukan maka
Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi tidak akan disukai oleh Mahasiswa.
Bagaimana pun juga, mahasiswa dapat menerima informasi dan mendiskusikan
informasi tersebut melalui Pendidikan yang beragam diluar perkuliahan. Jika
perkuliahan Pendidikan Pancasila dilakukan terbatas, makai ia akan berhadapan
dengan situasi luar bergerak secara dinamis.

1.2. Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini antara lain :
1. Apa pengetian Pancasila ?
2. Menjelaskan urgensi Pendidikan Pancasila ?
3. Mengapa diperlukan Pendidikan Pancasila ?
4. Bagaimana landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis dalam Pendidikan
Pancasila ?
5. Apa saja argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan pancasila?
6. Menjelaskan nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif!
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Pacasila
2. Untuk mengetahui urgensi Pendidikan Pancasila
3. Untuk mengetahui alasan mengapa diperlukan Pendidikan Pancasila
4. Untuk mengetahui landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis Pendidikan
Pancasila
5. Untuk mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan Pancasila
6. Untuk menegtahui nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif

1.4 Manfaat penulisan


Berbagai manfaat penulisan dari makalah pengantar pendidikan pancasila adalah
1. Menambah pengetahuan tentang Pancasila
2. Memahami urgensi Pendidikan Pancasila
3. Menambah pengetahuan tentang penting nya mempelajari Pendidikan Pancasila
4. Mengetahui landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis tentang Pendidikan
Pancasila
5. Mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan Pancasila
6. Mengetahui nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pengertian Pancasila berdasarkan:
1. Etimologis
Pancasila terdiri dari dua arti leksikal dalam bahasa Sansekerta:
 Panca artinya lima
 Syila (vokal i pendek) artinya batu sendi, alas, atau dasar
 Syiila (vokal ii panjang) artinya peraturan tingkah laku yang baik
Makna Pancasila secara arfiah adalah dasar yang memiliki lima unsur.
2. Historis
a. 29 April 1945. Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Tujuannya, memeroleh
dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu
proses kemerdekaan Indonesia.
b. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat
dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.
c. BPUPKI bersidang dua kali. Rapat I (28 Mei – 1 Juni 1945) membahas tema dasar
negara. Rapat II (10-17 Juli 1945) tema pembahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
d. Rapat Pertama 28 Mei 1945. Rapat resmi dibuka pembahasan dimulai keesokan
harinya dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang
mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
 29 Mei 1945. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka yang dicita-citakan: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri
Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat
 31 Mei 1945. Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas dasar negara: 1.
Persatuan 2. Mufakat dan Demokrasi 3. Keadilan Sosial 4. Kekeluargaan 5.
Musyawarah.
 1 Juni 1945. Ir. Soekarno Mengemukakan lima asas sebagai dasar negara
Indonesia yang disebut Pancasila: 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4.
Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan

Soekarno menjelaskan lebih lanjut kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri
Sila”: 1. Sosio Nasional, yaitu: Nasionalisme dan Internasionalisme 2. Sosio Demokrasi,
yaitu: Demokrasi dengan kesejahteraan” 3. Ketuhanan Yang Maha Esa Adapun “Tri Sila”
tersebut masih diperas lagi menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang intinya adalah “gotong
royong”
Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Dalam masa reses (masa istirahat) antara Sidang
I BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan
dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai
masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan
dengan susunan sebagai berikut: 1. Ir. Soekarno (ketua) ketua 2. Drs. Moh. Hatta (wakil
ketua) 3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. KH.
Wachid Hasyim (anggota) 6. Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso
(anggota) 8. H. Agus Salim (anggota) 9. Mr. A.A. Maramis (anggota)
e. 22 Juni 1945. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan
(nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) yang berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

f. Rapat Kedua
 10-17 Juli 1945. Mengangkat tema bahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
 Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah
Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan
diketuai Mohamad Hatta.
 11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang: Soepomo (ketua merangkap anggota), Wongsonegoro,
Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H. Agus Salim, Dr. Soekiman.
 13 Juli 1945. Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas
hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
 14 Juli 1945. Rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD
yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga
masalah pokok yaitu: 1) pernyataan Indonesia merdeka, 2) pembukaan UUD, 3)
batang tubuh UUD.
 Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil
tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar
hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
g. Terminologis
 17 Agustus 1945. Proklamasi sebagai pernyataan resmi deklarasi kelahiran
negara Republik Indonesia.
 18 Agustus 1945. PPKI mengadakan sidang pertama sekaligus mengesahkan
UUD 1945.
 UUD 1945 terdiri dari dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan 37 pasal, 1
aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
 Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan Pancasila
yang sah secara konstitusional. Tap No.XX/MPRS/1966 dan Inpres No.12
Tanggal 13 April 1968 menegaskan pengucapan, penulisan, dan rumusan
Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila


Berkaitan dengan urgensi Pendidikan pancasila di perguruan tinggi, yaitu seberapa
jauh pentingnya Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dilaksanakan di perguruan tinggi.
Sebelum membahas lebih jauh akan dibahas terlebih dahulu mengenai hakekat pancasila.
Memahami hakekat pancasila berarti memahami makna pancasila. Artinya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bahwa pancasila mempunyai fungsi dan peran tersendiri. Sudah
jelas pancasila adalah dasar negara, namun disamping itu pancasila mempunyai fungsi
sebagai pandangan hidup bangsa. Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari
nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan
tekad untuk mewujudkan.
Melihat betapa pentingnya fungsi pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia maka
sudah seharusnya pancasila dipahami secara menyeluruh dan mendalam oleh orangnya
sendiri. Salah satu sarana dalam proses memahami pancasila adalah melalui pendidikan
formal mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Pendidikan pancasila sudah
diatur sedemikian rupa dalam sebuah peraturan. Dasar hukum pelaksanaan pendidikan
pancasila di lembaga pendidikan formal bersumber pada TAP MPR no II/MPR/1998 tentang
GPHN yang menetapkan antara lain :
1. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pedoman penghayatan dan pengamalan
Pancasila
2. Pendidikan moral Pancasila
3. Pendidikan sejarah perjuangan bangsa serta unsur-unsur yang dapat meneruskan dan
mengembangkan jiwa
4. Semangat dan nilai-nilai perjuangan khususnya nilai-nilai 45 pada generasi muda,
dilanjutkan dan makin ditingkatkan disemua jenis jenjang pendidikan mulai dari TK
sampai perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Perguruan tinggi yang berperan dalam mengembangkan dan memperdalam


pengatahuan dan mengajarkannya dan memperoleh pengatahuan. Bahkan berbagai masalah
yang sedang terjadi di negara ini bisa dilestarikan dari memperdalam dan menemukan sebuah
solusi melalui pemahaman yang mendalam tentang pancasila. Melalui pendidikan pancasila,
diharapkan juga para mahasiswa memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat, bangsa secara berkesinambungan dan konsisten, dengan cita-cita
tujuan Nasional.
Disamping itu mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung
jawab sesuai dengan hati nurani serta memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. Selain itu dengan pengajaran ditingkat
perguruan tinggi memungkiankan mahasiswa menerapkan sehingga nilai-nilai moral
pancasila terkandung dalam sila-sila pancasila masuk dalam kepribadian mahasiswa.
Kedudukan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib umum
(MKWU) yang berdiri sendiri dan harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-
masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan kontribusi yang konstruktif
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila.
Hal ini berarti mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge,
attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing, serta dengan menjadikan
nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun sehingga menjadi warga Negara yang baik.

2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila


Mengapa harus ada pendidikan Pancasila di perguruan tinggi? Pendidikan Pancasila
sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional dan bermoral. Hal
tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi mendatangi
masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan teknologi,
melainkan juga berbagai aliran dalam berbagai kehidupan bangsa. Oleh karena itu,
pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya
yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa
dan bangsa lainnya. Selain itu, dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia
yang ditandai dengan mulai mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma-norma
sosial yang hidup di masyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi
melalui pendidikan Pancasila.
Tujuan pendidikan pancasila dapat di lacak keterkaitannya dengan tujuan nasional dan
tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan pancasila adalah agar subjek didik
memiliki moral yang sesuai dengan nilai pancasila moralitas itu mampu itu terwujud
dalam kehidupan sehari-hari (UU No.2 Tahun 1989). Perilaku moral adalah perilaki
keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri
dari berbagai agama, perilau kemanusian yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung
persatuan bangsa indonesia.
Adapun tujuan pendidikan pancasila diperguruan tinggi adalah agar mahasiswa :
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD 1945 dalam
kehidupan sebagai Warganegara Indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan bermasrakat,
berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang
berlandasan pancasila dan UUD 1945.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma pancasila,
sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan iptek
dan pembangunan.
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah
dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai
Pancasila.

PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI.


Pada zaman sekarang, arus globalisasi memberikan dampak yang besar bagi warga
negara dan kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.
Tidak hanya itu, rendahnya pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila dalam warga negara,
pelajar dan mahasiswa akan dapat menimbulkan aliran-aliran akstremisme yang akan
berakibat tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan nilai pancasila atau bisa disebut
tindakan-tindakan radikal. Oleh karena itu, pendidikan pancasila perlu diajarkan diperguruan
tinggi untuk dapat menjadi motivasi dan dapat meningkatkan pengetahuan lebih tentang
nilai-nilai pancasila, dan warga negara juga perlu lebih mengetahui tentang nilai-nilai
pancasila.
Dalam Bab pertama dijelaskan tentang pancasila dalam lintas sejarah, pancasila ada
dan sudah diterapkan sejak pada masa kerajaan kutai sampailah pada masa reformasi.adapun
masa kebangkitan nasional contoh gerakan nasional adalah Budi Utomo yang pada tanggal
20 Mei 1908 dibentuk, organisasi inilah yang yang merupakan awal gerakan nasional yang
mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya
sendiri.
Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap
bangsa serta mencerminksn kepribadian bangsa. Di Bab kedua ini dijelakan tentang
pengertian pancasila dam perkembangannya. Dalam perkembangan pancasila tidak lepas
dengan sejarah, perumusan pancasila, serta tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya, salah satu
tokoh yang terlibat adalah Kasman Singodimedjo.
Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian, yang dimaksud disini adalah cita-cita
yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus
merupakan dasar pandangan atau paham, ideologi membimbing bangsa dan negara untuk
mencapai tujuannya. Dalam Bab ketiga akan dipaparkan tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara.
Filsafat terbentuk rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertanyaan, dengan rasa ingi
tahu inilah yang akan menimbulkan pengetahuan. Pancasila yang merupakan sistem filsafat
pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Bab keempat akan dijelaskan secara lengkap
tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
Etika politik memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik, yang
dimana dalam Bab kelima akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Etika Politik. Apabila
politik mengarah kepada kepentingan umum atau negara, itu adalah etika yang baik. Etika
politik diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antarkekuatan.
Pancasila ada intuk mengakomodir segala problematika dan keberlangsungan hidup
agama-agama diindonesi. Diindonesia ada 6 agama resmi yang masing-masing memiliki latar
belakang tersendiri. Ada beberapa teori untuk menganalisis relasi antara negara dan agama
yang antara lain dirumuskan dalam tiga paradigma, semua penjelasan akan dijelaskan secara
lengkap didalam Bab keenam.
Paradigma menurut para ahli adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan
lingkungan yang akan mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku. Pada Bab ketujuh akan
dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat Berbangsa
Dan Bernegara. Didalam Bab ketujuh ini akan dijelaskan juga secara lengkap paradigima
yang berkaitan dengan pancasila.
Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yang disebut undang-undang dasar (UUD),
pncasila juga termuat didalamnya.membahas nilai, didalamnya terkandung cita-cita, harapan,
kehendak, keinginan dan keharusan. Pembahasan tentang nilai berarti membahas tentang hal-
hal yang ideal, tentang cita-cita atau harapan masa depan dan kenyataan atau keharusan.
Didalam Bab kedelapan ini akan dijelaskan secara rinci tentang Nilai Pancasila Dalam
Kehidupan Bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Sekarang negara indonesia berada pada masa revolusi 4.0 dimana perkembangan
teknologi yang besar terjadi pada masa ini dimana diikuti oleh ilmu pengetahuan. Buku ini
cocok untuk para mahasiswa, dimana semua dijelaskan yeng terkait dengan pancasila dan
penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Buku ini direkomendasikan untuk para pembaca
karena dalam buku ini terdapat ilmu tentang pendidikan pancasila.

2.4 Sumber Historis, Kultural, Yuridis, dan Filosofis Pendidikan Pancasila.


a. Landasan Historis
Landasan historis merupakan landasan-landasan fakta sejarah yang dijadikan dasar
bagi pengembangan pendidikan pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan
materinya, rancangan modal pembelajaranya, dan evaluasinya. Formasi pendidikan pancasila
tentu saja tidak hanya memiliki prespektif waktu kebelakang yang berisi alasan-alasan
historis perlunya perilaku tertentu bagi generasi muda.
Pada dasarnya, tujuan pendidikan pancasila memformulasikan apa yang penting dari
masa lampau, masalah yang dihadapi pada sekarang, dan cita-cita tentang kehidupan ideal
dimasa lampau.Proses sejarah pembentukan bangsa Indonesia (Prasejarah, Kerajaan Kuno,
Kerajaan Islam, penjajahan, perjuangan kemerdekaan, kemerdekaan dstnya) Sejarah
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara (sejak sidang BPUPKI I hingga sekarang).
b. Landasan Kultural
Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang merupakan suatu pandangan
hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa memiliki ciri khas
tersendiri.
c. Landasan Yuridis
Perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit pada pasal 37 bahwa
kurikulum pendidikan tinggi memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan
pendidikan bahasa. SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa misi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis; suatu kesatuan bagian-
bagian, setiap bagian memiliki fungsi tersendiri, saling berhubungan erat, memiliki satu
tujuan, dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
2.5 Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila.
Indonesia, terhampar dari Sabang hingga Marauke. Seperti yang diketahui
bersama,Indonesia sebagai negara kepulauan terbentuk dari keberagaman suku, adat-istiadat,
dan bahasa.Dengan kondisi sosial budaya Indonesia yang begitu heterogen, pandangan hidup
atau ideologi sebagai sebuah dasar negara menjadi praktis sangat dibutuhkan. Indonesia
membutuhkan sebuah ideologi netral yang bisa memayungi dan merangkul semua budaya
dari berbagai lapisan masyarakat.
Akan tetapi sebelum kita membahas makalah ini, sebenarnya apa itu ideologi? Secara
harfiah, menurut kamus umum bahasa Indonesia ideologi adalah sebuah sistem kepercayaan
yang menerangkan, membenarkan suatu tatanan yang ada/yang dicita-citakan dan
memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta program untuk
mencapainya. Di pihak yang sama, Shawn T. &Sunshine H. (2005) membenarkan bahwa
ideologi adalah sebuah sistem pandangan umum tentang sesuatu hal.
Penulis menyimpulkan bahwa jelas sekali ideologi adalah sebuah pandangan berupa
tujuan yang ingin diacapai oleh sebuah kelompok tertentu yang memiliki kesamaan.Sebuah
ideologi sebagai pemersatu bangsa yang ada di Indonesia tidak lain adalah Pancasila, sebuah
sistem yang dari awal di cetuskan telah menjadi sebuah dasar dari berbagai aspek kehidupan
bangsa. Pancasila yang terjabar secara konstitusional telah menjadi asas normatif-filosofis-
ideologis-konstitusional bangsa, yang menjadi dasar dari cita budaya dan moral politik
nasional (Dwirini, A. 2011).Lebih dari 66 tahun yang lalu, sejarah Pancasila pada awal-
mulanya dibentuk. Diawali ketika pada tanggal 29 April 1945, kaisar Jepang sedang
memperingati hari lahirnya.
Penjajah jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia.
Janji ini diberikan dikarenakan Jepang yang sedang terdesak oleh tentara sekutu. Untuk
mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia, bangsa indonesia boleh
memperjuangkan kemerdekaannya.Untuk mengawalinya, jepang membentuk sebuah badan
yang bertujuan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Jepang memilih ketua (kaicoo) Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat yang kemudian
mengusulkan agenda sidang membahas tentang dasar negara (Gunadarma Bab V). Pada
tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah Pancasila sebagai dasar negara
dan disahkannya Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan terobosan gemilang
mengenai dasar negara oleh para founding fathers pada masa itu.Sejalan dengan berjalannya
sebuah negara Indonesia, ideologi Pancasila yang terbentuk mengalami ujian dan dinamika
dari sebuah sistem politik.
Dimulai dengan sistem demokrasi liberal yang dianut pada masa setelah indonesia
merdeka, pembentukan indonesia serikat, system liberal pada UUDS 1945, dan peristiwa G
30 S PKI. Menurut Prof. Dr. B.J. Habibie yang seperti dikutip dalam Metro TV news.com
bahwa sejak jaman demokrasi parlementer, terpimpin, orde baru dan demokrasi multipartai
pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai
dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik
terminal sejarah. Dengan sejarah perjuangan pancasila dari awal dibentuknya seperti
disebutkan di atas, pancasila membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi
seluruh bangsa Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan
bangsa.
Tantangan yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis dan
bentuknya sekarang dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek globalisasi.
Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala jenis kehidupan
dimana batasan- batasan antar negara menjadi pudar dikarenakan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri
spesifik dari terminology globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas
untuk mengakses berbagai jenis informasi dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu
yang sangat singkat.
Dengan perkembangan Informasi yang begitu cepat, tantangan yang diterima
oleh.ideologi pada saat ini juga menjadi sangat luas dan beragam. Sebagai contoh,
beragamnya banyak agama di Indonesia yang terkadang menjadi alasan pemicu konflik
horizontal antar umat beragama, ekonomi yang mulai berpindah dari sistim kekeluargaan
(contoh: pasar tradisional)menjadi sistem kapitalisme dimana keuntungan merupakan tujuan
utama, paham komunisme, liberalisme, terorisme, chauvinisme, dsb. Masih banyak lagi hal
dalam kehidupan warga Negara indonesia yang dipengaruhi oleh informasi yang begitu
mudah dan cepat tersebut, tanpa bisa disebutkan satu-persatu.
Masalah-masalah yang disebutkan diatas bertentangan dengan semua nilai yang
terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara.Lalu sebenarnya apa fungsi Pancasila
sebagai dasar negara? Peran pancasila yang pertama pada dasarnya adalah Pancasila
digunakan sebagai penyaring informasi yang beragam.
2.6 Nilai - nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif
Pengertian objektif
Objektif adalah Pancasila memiliki sifat universal, nilai Pancasila akan tetap
terkandung dalam setiap lapisan kehidupan warga negara Indonesia, Pancasila adalah dasar
hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif adalah:

1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan,kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.

Pengertian Subjektif

Subjektif adalah Pancasila bukan hanya simbol tapi merupakan cerminan


dari masyarakat Indonesia sendiri dan melekat pada diri setiap orang, Pancasila merupakan
jati diri bangsa yang mendasari perilaku seluruh bangsa Indonesia, Pancasila mengandung
nilai-nilai yang mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan dan hubungan
horizontal antar sesama manusia serta manusia dan lingkungannya.
Nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif adalah :
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia,
Sehingga bangsa Indonesia sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia,
Sehingga merupakan jati diri bangsayang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara;
3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian,
yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius
yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada
kepribadian bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:
Berdasarkan uraian disusun dalam makalah ini maka penulis menyampaikan bahwa
Pendidikan Pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk mewujudkan suatu
bangsa dan Negara yang mampu membanggakan pancasila sebagai landasan utama dalam
kehidupan berbangsaan bernegara pada khususnya. Tujuan pendidikan pancasila dapat
dipahami dengan menelaah dasar-dasar pendidikan pancasila sebagai bagian yang tidak
terpisah dalam konsep pendukung capaian dalam penyelenggaraan pendidikan pancasila di
perguruan tinggi. Dasar-dasar yang dimaksud yakni dasar historis, kultural, yuridis, filosofis,
dan politis.

Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam


pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia harus mempelajari,
mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala bidang kehidupan. Pancasila
merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang mengacu kepada nilai-nilai luhur.
Nilai nilai luhur yang menjadi panutan hidup tersebut telah hilang otoritasnya, sehingga
manusia menjadi bingung. Kebingungan tersebut dapat menimbulkan krisis baik itu krisis
moneter yang berdampak pada bidang politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku
manusia.

Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, diharapkan dapat


tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara akademik mengkaji,
menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah pembangunan bangsa dan negara dalam
perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan untuk


mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang ada merupakan
rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk mewujudkan tujuan nasional yang
diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi pun merupakan
bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini semoga dapat berguna bagi para pembaca
sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab segala tantangan yang ada.

3.2 Saran
Dalam membuat makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan – kesalahan, sehingga
kami mengaharapkan kritik dari pembaca agar makalah yang kami buat ini menjadi lebih
baik dan lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

M.S,Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma


https://www.slideshare.net/dedekzhizy/bab-i-52693863
https://www.slideshare.net/kevyn52/pengantar-pendidikan-pancasila-31663274

Anda mungkin juga menyukai