PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI DI DESA
TAHUN 2018 MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA
DAN MENGENTASKAN KEMISKINAN
DENGAN TETAP
MEMPERTAHANKAN GOTONG
ROYONG DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT DESA
Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR
Pembangunan Desa sejatinya merupakan pembangunan dari, untuk dan oleh Masyarakat Desa bersama-sama dengan Pemerintah
Desa dan berbagai pihak terkait Desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan bahwa Pembangunan Desa
adalah upaya untuk menanggulangi kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa. Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, Pemerintah (Kementerian/Lembaga), Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa harus bekerjasama dan saling mendukung dalam pelaksanaan kebijakan, program
dan kegiatan. Selain itu, diperlukan keterlibatan dan peran serta aktif masyarakat termasuk masyarakat miskin dan marginal, serta Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) sejak dari proses musyawarah desa sampai dengan pelaksanaan dan monitoring evaluasi kegiatan, dengan
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, kegotongroyongan dan keadilan sosial.
Presiden menegaskan pentingnya penguatan sinergi Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan
Pemerintah Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa melalui Padat Karya Tunai (Cash for Work). Upaya tersebut dilakukan
di 1.000 Desa di 100 Kabupaten/Kota yang merupakan Desa dengan permasalahan sosial ekonomi yang harus diatasi dengan segera.
Pelaksanaan padat karya tunai di Desa akan dilakukan oleh Pemerintah (Kementerian/Lembaga), Pemerintah Daerah (Provinsi maupun
Kabupaten/Kota) dan Pemerintah Desa dengan mengutamakan asas kegotongroyongan, partisipasi dan musyawarah.
Pedoman umum ini merupakan acuan pelaksanaan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Penyelarasan dan Penguatan
Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa kepada pihak-pihak yang terkait. Pedoman umum ini
disertai dengan pedoman pelaksanaan yang lebih rinci dari Kementerian/Lembaga dan Daerah terkait. Pelaksanaan program dan kegiatan
Padat Karya Tunai di Desa tetap perlu disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan aspek tenaga kerja
(penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin dan marginal), kondisi geografis, sosial, budaya dan ekonomi serta
mempertahankan daya dukung dan keseimbangan lingkungan. Pedoman umum ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi berbagai
pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah dan desa.
01 02 03 04
Arahan Pelaksanaan Tahapan Kegiatan
Pendahuluan Dukungan Anggaran
05 06 Lampiran
Pengorganisasian Penutup
BAB 1 PENDAHULUAN
Tujuan pemberdayaan desa yang berorientasi pada pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu “Mewujudkan desa sebagai
tempat yang dapat mengakomodasi berbagai pilihan dan kesempatan bagi masyarakat dengan eksistensinya masing-masing
secara mandiri dan inklusif, serta mengembangkan berbagai aktivitas berbasis kearifan lokal yang produktif dan bernilai
ekonomis.
Rapat
Terbatas Pemanfaatan Dana Desa ditambah dengan program Kementerian/Lembaga ke Desa yang dilakukan dengan model
Tanggal 18 padat karya.
Oktober 2017
Rapat • Penciptaan lapangan kerja di Desa dioptimalkan dengan padat karya tunai/cash for work, dan swakelola.
Terbatas • Perlunya koordinasi program K/L di daerah khususnya desa dikonsolidasikan kembali baik perencanaan dan
Tanggal 3 anggaran.
November • Perlunya pelatihan dan pendampingan dalam menggali dan mengembangkan potensi Desa.
2017
• Penyederhanaan sistem pelaporan dan pertanggungjawaban di Desa.
Rakor Tingkat
• Lokasi desa secara prinsip disepakati 1000 desa usulan dari TNP2K, Kemenko PMK, dan Bappenas.
Menteri
Tanggal 8 • Kementerian/Lembaga berkomitmen untuk mengintervensi program padat karya tunai di desa pada 100 kabupaten
Desember 2017 dan 1000 desa percontohan pada tahun 2018.
• Pekerjaan padat karya dengan konsep cash for work tidak hanya untuk pembangunan infrastruktur tetapi juga untuk
pemberdayaan yang produktif dan berkelanjutan dengan pelibatan BUMDes/Koperasi/UMKM dan tidak hanya
bersumber dari Dana Desa.
• Optimalisasi peran Pendamping Desa dalam pelaksanaan padat karya tunai di Desa.
• Optimalisasi peran aparat pemerintah daerah, perangkat Desa dan masyarakat Desa dalam hal pengawasan
pelaksanaan padat karya tunai di Desa
Pedoman Umum
Pelaksanaan Padat Pedoman umum pelaksanaan padat karya tunai di desa tahun 2018 ini memuat
Karya Tunai di Desa
Tahun 2018
tentang prinsip dasar padat karya, tujuan, sasaran dan jenis kegiatan padat
karya. Disamping itu, pedoman ini juga memuat tentang mekanisme
pengorganisasian termasuk didalamnya aspek pembinaan. Pedoman ini
mendorong dan memberikan perhatian terhadap keberlanjutan dan
pemeliharaan hasil kegiatan, agar padat karya tunai di desa tahun 2018
memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat.
Peningkatan Produksi
Masih tingginya Penduduk miskin di dan Nilai Tambah
Angka Gizi Buruk desa 27,7 juta orang.
dan Stunting 10,2 juta orang Pelaksana
tinggal di sekitar dan
Perluasan kesempatan
Masih tingginya dalam kawasan hutan 1. Kementerian/ Lembaga kerja sementara
Angka Pengangguran 2. Pemerintah Daerah
Jumlah penganggur 3. Pemerintah Desa PADAT
2,39 juta orang di KARYA
Masih tingginya perdesaan Penciptaan Upah/
Angka Kemiskinan TUNAI Tambahan Pendapatan
Jumlah setengah (CASH
penganggur 6 juta Program dan Kegiatan
Masih tingginya FOR
Tingkat Kesenjangan orang di perdesaan
1. Pelayanan Dasar
Perluasan Akses
Pendapatan WORK) Pelayanan Dasar
Jumlah pekerja tak
2. Pembangunan Prasarana dan
Sarana
Tingginya jumlah dibayar 10,58 juta 3. Pengembangan Ekonomi
Desa Tertinggal pekerja di perdesaan Produktif Perluasan Mutu
4. Pemberdayaan Masyarakat Pelayanan Dasar
Terjadinya migrasi Status gizi
dan urbanisasi yang masyarakat (37,2%
tinggi stunting) Peningkatan aksesibilitas
desa (terbukanya desa
terisolir)
1.6.A. MAKSUD 1 2
Menyamakan persepsi,
Memberikan acuan atau
langkah dan kejelasan
pedoman kerja bagi para
tentang mekanisme
pengelola dan pelaksana
pelaksanaan padat karya
padat karya tunai di Desa
sejak perencanaan,
sehingga dapat memahami
pelaksanaan, pengawasan
dan melaksanakan tugas dan
serta monitoring agar sasaran
tanggung jawabnya dengan
kegiatan padat karya dapat
sebaik-baiknya.
tercapai sesuai tujuan.
1 Penganggur:
Penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari
pekerjaan.
Setengah Penganggur:
2 • Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (<35 jam
seminggu).
• Masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima
pekerjaan.
3 Penduduk miskin:
Memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis
kemiskinan.
4 Stunting:
Penduduk yang memiliki balita bermasalah gizi.
1. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai di 6. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan dengan
Desa perlu disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan mendahulukan kepentingan sebagian besar masyarakat Desa
mempertimbangkan aspek tenaga kerja (penganggur, setengah yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja, teratasinya PRIORITAS
INKLUSIF
penganggur dan masyarakat marginal/miskin), kondisi geografis, kesenjangan, dan terentaskannya warga miskin.
sosial, budaya dan ekonomi serta mempertahankan daya
dukung dan keseimbangan lingkungan. 7. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan secara
mandiri oleh Desa dengan mendayagunakan tenaga kerja, SWAKELOLA
2. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai di Desa bahan material, serta peralatan dan teknologi sederhana yang
PARTISIPATIF berdasarkan asas “DARI, OLEH dan UNTUK masyarakat”. ada di Desa.
DAN Pemerintah berperan sebagai fasilitator yang mendampingi
GOTONG pemerintah Desa, BPD dan masyarakat Desa untuk 8. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan dengan
ROYONG melaksanakan pembangunan Desa secara partisipatif dan memastikan adanya rencana pengelolaan dalam KEBERLANJUTAN
gotong royong. pemanfaatannya, pemeliharaan, perawatan dan pelestariannya.
PENENTUAN 12. Batas Bawah dan Batas Atas Upah/HOK ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Desa mengacu pada Peraturan Bupati/Walikota.
UPAH Adapun Batas Atas Upah/HOK dibawah Upah Minimum Provinsi. Besaran upah/HOK lebih lanjut akan diatur oleh Peraturan Bupati/Walikota.
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018 10
2.2. MODEL PADAT KARYA TUNAI (CASH FOR WORK)
UNTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Intervensi dalam model Cash for Work umumnya digunakan pada wilayah
penanganan pasca bencana, wilayah rawan pangan (food insecurity), atau wilayah
pasca konflik. Namun, tidak menutup kemungkinan model ini menjadi salah satu
instrumen dalam penanggulangan kemiskinan.
1 3 5
Merupakan Berdasarkan rencana
Ditujukan bagi
kesempatan kerja kerja yang disusun
masyarakat kurang
sementara. sendiri oleh Desa
mampu.
sesuai dengan
Menciptakan kegiatan kebutuhan lokal.
2 yang berdampak pada
6
peningkatan 4 Mekanisme dalam Difokuskan pada pembangunan
pendapatan (income penentuan upah dan sarana prasarana perdesaan
generating activities) pembagian upah atau pendayagunaan
tanpa sepenuhnya dibangun secara sumberdaya alam secara lestari
menggantikan partisipatif dalam berbasis pemberdayaan
pekerjaan yang lama. musyawarah desa. masyarakat.
1 2
Mengurangi jumlah penganggur, setengah Meningkatkan produktivitas, pendapatan dan
penganggur dan masyarakat miskin di Desa. daya beli masyarakat Desa.
Tersedianya
1
lapangan kerja dan
usaha bagi
penganggur,
3 Terkelolanya
potensi 5 Terjangkaunya
(aksesibilitas) masyarakat
sumberdaya lokal Desa terhadap pelayanan
setengah secara optimal. dasar dan kegiatan sosial-
penganggur dan ekonomi.
masyarakat miskin.
Tumbuhnya rasa
kebersamaan,
keswadayaan, Turunnya jumlah
Turunnya arus
gotong-royong dan balita kurang gizi
2 partisipasi
masyarakat.
4 (stunting) di Desa.
6
migrasi dan
urbanisasi.
1 2
Mengutamakan
penggunaan tenaga
kerja dan
3
Upah kerja diberikan
secara langsung
Pelaksanaan Kegiatan material/bahan baku kepada warga Desa
Padat Karya Tunai di yang berasal dari yang terlibat kegiatan
Desa bersifat
swakelola dengan warga Desa setempat, Padat Karya Tunai.
tetap dimungkinkan sehingga bisa Upah kerja dimaksud
adanya pengadaan menyerap tenaga kerja diberikan secara
barang/jasa sesuai dan memberikan harian, namun apabila
ketentuan peraturan
perundang-undangan. pendapatan bagi warga tidak memungkinkan
Desa yang terlibat di diberikan secara
kegiatan Padat Karya mingguan.
Tunai.
Pekerjaan dapat
dikerjakan oleh Kegiatan dilakukan
Pelaksanaan pekerjaan masyarakat Desa yang dengan
memiliki dan tanpa menggunakan
dilaksanakan secara
memiliki keterampilan peralatan,
BERKELOMPOK,
pertukangan serta
dengan seorang
diawasi oleh tenaga
pengetahuan dan
pengawas di dalam terlatih yang berasal dari teknologi tepat
setiap kelompok. unsur masyarakat Desa guna.
untuk memastikan hasil
pekerjaan berkualitas.
1 3 5
STUNTING KEMISKINAN TENAGA KERJA
Desa dengan Stunting Merupakan kantong INDONESIA
Tinggi kemiskinan Diutamakan Desa yang
menjadi kantong Tenaga
Kerja Indonesia
2 4
TINGKAT
PENGANGGURAN PERKEMBANGAN
Desa yang banyak DESA
penganggur Termasuk desa
tertinggal dan
desa berkembang
1 2 3 4 5
Pencari nafkah Laki-laki, wanita dan pemuda Petani/kelompok petani Tenaga kerja yang
Kelompok penganggur,
utama usia produktif dan bukan yang mengalami paceklik kehilangan
setengah penganggur dan
warga miskin. keluarga. anak-anak. dan menunggu masa pekerjaan (ter-
tanam/panen. PHK).
Pemenuhan 30% HOK dari keseluruhan alokasi kegiatan pembangunan Desa bersifat
wajib dan harus dilaksanakan oleh seluruh Desa penerima dana desa.
Bagi desa yang telah menetapkan APBDesa sebelum terbitnya Bagi Desa yang belum menetapkan APBDesa
SKB 4 Menteri tentang Penyelarasan Dan Penguatan Kebijakan
sampai dengan diterbitkannya SKB 4 Menteri
Percepatan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentangPenyelarasan Dan Penguatan Kebijakan
Tentang Desa
Agar melakukan hal-hal sebagai berikut: Percepatan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
a. Desa merevisi APBDesa untuk menyesuaikan pemenuhan Tahun 2014 Tentang Desa agar menyusun RAB dan
HOK minimal sebesar 30 %. Desain Teknis kegiatan pembangunan untuk
b. Jika tidak mencapai 30% HOK, maka Desa melakukan memenuhi minimal 30% HOK dari keseluruhan
melakukan penyesuaian perhitungan RAB dan desain alokasi kegiatan pembangunan Desa.
teknis kegiatan.
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018 20
Kementerian Koordinator
2.12. ARAHAN TEKNIS PELAKSANAAN
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan PADAT KARYA TUNAI DI DESA
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa yang bersumber dari anggaran Kementerian/Lembaga mengacu pada pengadaan barang/jasa yang
sudah dilakukan sesuai Perpres No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juncto Peraturan Presiden 70 Tahun 2012
junctis Peraturan Presiden 172 Tahun 2014 junctis Peraturan Presiden 4 Tahun 2015.
Dalam hal dimungkinkan untuk melakukan swakelola Tipe III atau Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola agar Kementerian/Lembaga
melakukan revisi pengadaan barang/jasa.
Bagi K/L yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan swakelola tipe III sesuai peraturan perundang-undangan wajib melibatkan kelompok
penganggur, setengah penganggur dan warga miskin, pencari nafkah utama keluarga, laki-laki, wanita dan pemuda usia produktif dan bukan
anak-anak, tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan atau diputus hubungan kerja, dan petani/kelompok petani yang mengalami paceklik dan
menunggu masa tanam/panen.
Kementerian/Lembaga perlu melakukan revisi DIPA 2018 untuk pelaksanaan padat karya tunai di 1000 Desa di 100 Kab/Kota.
2
ANGGARAN
KEMENTERIAN/
LEMBAGA
1 3
DANA DESA ANGGARAN
PEMERINTAH
DAERAH
• Penggunaan Dana Desa Sumber Dana yang berasal dari Sumber Dana yang berasal dari Pemerintah Provinsi
dilakukan secara swakelola, sejak Kementerian/lembaga yang dapat dan Kabupaten/Kota dapat berbentuk:
tahap perencanaan dan digunakan untuk kegiatan padat
pelaksanaan kegiatan dilakukan karya tunai di desa tahun 2018 dapat • Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan/atau
secara mandiri oleh desa dan berbentuk: APBD Kabupaten/Kota kepada Desa untuk
memungkinkan untuk tidak • Bantuan Pemerintah (Swakelola membiayai kegiatan padat karya tunai yang masuk
dikontrakkan kepada pihak oleh K/L (DIPA Pusat)) dalam daftar kewenangan Desa berdasarkan Hak
ketiga/kontraktor. • Tugas Pembantuan (TP) dan Asal Usul dan Kewenangan Skala Lokal Desa;
• Pelaksanaan kegiatan Padat • Bantuan Sosial. • Pembiayaan program/kegiatan yang diswakelola
karya Tunai di Desa yang oleh pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
menggunakan Dana Desa Pelaksanaan kegiatan padat karya Kabupaten/Kota untuk membiayai kegiatan padat
dilakukan oleh Tim Pengelola tunai di Desa yang menggunakan karya tunai yang tidak termasuk dalam daftar
Kegiatan (TPK) dan dalam sumber dana dari Kementerian/ kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan
penetapan harga satuan Lembaga dikelola sesuai ketentuan Kewenangan Skala Lokal Desa,
kegiatan/hari orang kerja (HOK) peraturan perundang-undangan.
mengacu pada peraturan Pelaksanaan program/kegiatan padat karya tunai di
Bupati/Walikota Tentang Harga Desa yang dibiayai dengan APBD Provinsi dan/atau
Satuan Biaya setempat. APBD Kabupaten/Kota dikelola sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN PUPR
KEMENTERIAN TENAGA KERJA
25
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
1 2 3 4 5
PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI DAN PELAPORAN PENGAWASAN
26
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
4.2. PENYELARASAN WAKTU PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Kementerian Koordinator
DALAM RANGKA PADAT KARYA TUNAI DI DESA
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan YANG BERSUMBER DARI APBDESA
Penyaluran Dana Desa menurut PP No.60 Tahun 2014
Sosialisasi Juncto PP No.22/2015 Junctis PP No.8/2016, dan PMK
Pedoman untuk Sosialisasi Pedoman N0.50/2017
Informasi Pelaks. untuk Informasi Pelaks.
Kegiatan K/L dan Kegiatan dan Daerah
Daerah di Provinsi oleh Provinsi dan
dan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota ke Desa
Penyaluran DD
Tahap II (40%). Laporan realisasi pelaksanaan
Persiapan Paling lambat 7 hari APBDesa kepada
pelaksanaan kerja disampaikan Bupati/Walikota semester II
ke Desa dari RKUD ke RKD
DES JAN F EB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN F EB MAR
2017 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019
N = Pelaksanaan dan Pemantauan Pembangunan Desa Padat Karya Tunai N+1 (Evaluasi
Pemb.Desa Padat
Karya Tunai) dan
Kemungkinan Replikasi
Review Penyaluran DD Tahap Laporan
APBDes oleh I (60%) diupayakan realisasi
Kabupaten/ bulan Januari ke pelaksanaan
Kota dan RKUD. Paling lambat 7 APBDesa Laporan penyelenggaraan
Desa hari kerja disampaikan kepada Pemerintahan Desa kepada
dari RKUD ke RKD Bupati/Walikota BPD dam Bupati/Walikota
semester I (melalui Camat)
Keterangan: percepatan pengalokasian Dana Desa dari pusat ke RKUD mulai Januari 2018. Proses Perencanaan dan Penganggaran Perdesaan menurut PP No.43/2014
Juncto PP No.47/2015
27
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
4.3. TAHAPAN TEKNIS PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI DI
Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan DESA YANG BERSUMBER DARI APBDESA
Persiapan Pelaksanaan
Pembentukan TPK, penyusunan rencana kerja, pendataan tenaga kerja
3 Menganggarkan
dan identifikasi sumber daya lokal yang akan diambil secara padat karya,
kegiatan-kegiatan yang
pengadaan barang dan jasa.
bersifat padat karya
Pelaksanaan (pelibatan tenaga kerja lokal sesuai tujuan padat karya tunai (skema cash for work)
4 yang diwajibkan untuk
dan pelaksanaan HOK, pembayaran upah).
didanai dengan Dana
Desa dalam APBDes.
Pelaporan (data tentang HOK, jumlah tenaga kerja yang terlibat, anggaran
5
yang diserap untuk upah).
28
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
4.4. PENYELARASAN WAKTU PERENCANAAN DAN
Kementerian Koordinator
PENGANGGARAN DALAM RANGKA PADAT KARYA TUNAI DI DESA
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN K/L
Penyaluran Dana Desa menurut PP No.60 Tahun 2014
Juncto PP No.22/2015 Juncto PP No.8/2016, dan PMK
Pendataan N0.50/2017
K/L PENANGGUNG JAWAB ANGGARAN
Tenaga
Kerja di atau PIHAK KETIGA/KSO)
akhir Januari
Pelaksanaan (pelibatan tenaga kerja lokal dari Desa) dan pemantauan awal Februari-awal
Desember Evaluasi
Persiapan
(Sosialisasi)
di awal
Januari
DES JAN F EB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN F EB MAR
2017 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019
N = Pelaksanaan dan Pemantauan Pembangunan Desa Padat Karya Tunai N+1 (Evaluasi
Pemb.Desa Padat
Karya Tunai) dan
Kemungkinan Replikasi
Persiapan
(Sosialisasi)
di awal Pelaksanaan (pelibatan tenaga kerja lokal dari Desa) dan pemantauan awal Februari-awal
Januari Desember
Pembentukan SWAKELOLA TIPE III/ KELOMPOK
Panitia dari Evaluasi
Pokmas MASYARAKAT PELAKSANA SWAKELOLA
Pendataan Proses Perencanaan dan Penganggaran Perdesaan menurut PP No.43/2014
Tenaga Kerja Juncto PP No.47/2015
Keterangan: Kemungkinan Revisi DIPA 2018 untuk penyesuaian lokasi
29
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
4.6. TAHAPAN PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI DI DESA
Kementerian Koordinator YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (SWAKELOLA
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
TIPE III ATAU KELOMPOK MASYARAKAT PELAKSANA SWAKELOLA)
PERENCANAAN
Penyampaian informasi kegiatan, lokasi dan anggaran yang tertuang dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga kepada Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa.
PERSIAPAN PELAKSANAAN
1. Sosialisasi kegiatan padat karya tunai di desa dan petunjuk teknis operasional kegiatan tersebut kepada kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa.
2. Sosialisasi Desain Teknis dan Rencana Kerja Teknis Kegiatan berupa pekerjaan konstruksi sederhana kepada Kelompok Masyarakat Pelaksana
Swakelola dan berbagai pihak terkait di daerah dan desa.
3. Pendataan tenaga kerja lokal dan identifikasi sumber daya lokal (bahan material, peralatan, teknologi) sesuai dengan Desain Teknis dan Rencana Kerja
Teknis Kegiatan. K/L melakukan pendaftaran seluruh pekerja pada jaminan kesehatan untuk melindungi dari kecelakaan kerja.
4. Melakukan penyesuaian kembali antara Desain Teknis dan Rencana Kerja Teknis Kegiatan dengan kebutuhan dilapangan.
5. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Perpres No.54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juncto Perpres No.70/2012
junctis Perpres No.172/2014 junctis Perpres No. 4/2015.
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Melakukan peningkatan kapasitas bagi pengawas, pengelola dan/atau pelaksana teknis untuk Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola .
2. Memberikan pembinaan teknis pada Pemerintah desa dan pendampingan teknis pada Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola yang bekerja sebagai
pengawas, pengelola maupun pekerja teknis.
3. Mendorong pelibatan tenaga kerja lokal pada Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola sesuai dengan tujuan padat karya tunai di desa.
4. Melakukan serah terima hasil pekerjaan dari K/L penanggungjawab ke Pemerintah Desa dan Kelompok Masyarakat sesuai ketentuan perundangan.
PEMANTAUAN EVALUASI DAN PELAPORAN
1. K/L Penanggungjawab anggaran melakukan pemantauan berkala (bulanan atau triwulanan) terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan dan kualitas
pemanfaatan sumber daya lokal.
2. K/L Penanggungjawab anggaran melibatkan pemerintah daerah Kabupaten/Kota, aparat kecamatan dan pemerintah desa dalam seluruh kegiatan
pemantauan dan evaluasi.
3. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola secara berkala (bulanan atau triwulanan) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada K/L
penanggungjawab anggaran dan Pemerintah Desa disertai bukti pelaksanaan kegiatan yang disahkan pemerintah desa seperti data rinci tenaga kerja
serta NIK kependudukan, daftar hadir tenaga kerja, upah yang dibayarkan, bukti belanja, hasil kegiatan, dan lainnya. Termasuk pemasangan papan nama
pada hasil kegiatan di desa.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan padat karya tunai di desa oleh Bupati/Walikota dapat didelegasikan kepada Camat.
2. OPD atau Dinas Kabupaten/Kota terkait turut serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan padat karya tunai di desa.
31
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian Koordinator
4.7. FASILITASI PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DESA
Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan MELALUI SWAKELOLA PADAT KARYA TUNAI DI DESA (UMUM)
DASAR HUKUM PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DESA
1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juncto Peraturan Presiden 70 Tahun 2012
junctis Peraturan Presiden 172 Tahun 2014 junctis Peraturan Presiden 4 Tahun 2015
Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa juncto Peraturan Kepala
LKPP Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara
2 Pengadaan Barang/Jasa di Desa
SKB 4 Menteri Tentang Penyelarasan Dan Penguatan Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
3 Tentang Desa
ACUAN MEKANISME BARANG DAN JASA DALAM RANGKA PADAT KARYA TUNAI
BAB 5 PENGORGANISASIAN
Menteri Desa PDTT Menkeu Mendagri Menaker Menteri dari K/L lainnya Pembina K/L
Penanggung jawab
Penanggung jawab Penanggung jawab
Koordinator Pembina K/L Teknis Bersama
K/L teknis K/L
Pusat
Sebagai koordinator Sebagai pembina Sebagai penanggung Sebagai penanggung Penanggung jawab teknis
K/L, MenkoPMK masing-masing K/L, jawab K/L, masing- jawab teknis K/L, bersama pusat dibentuk
bersama Menteri para Menteri tugasnya masing Sekjen bertugas masing-masing Kepala dalam sekretariat bersama
PPN/Kepala Bappenas adalah memberikan membantu pembina K/L Biro Perencanaan pusat. Sekretariat Bersama
menjalankan tugasnya arahan teknis dalam membina dan bertugas melakukan atau Sekretariat Desk
dalam koordinasi, pelaksana kebijakan mengawasi koordinasi lintas Ditjen Koordinasi Padat Karya
merencanakan, agar pelaksanaan padat keseluruhan dimana Ditjen selaku Tunai di Desa bertempat di
memantau, dan karya tunai di Desa pelaksanaan padat pengelola teknis Kemenko PMK, dan terdiri
mengevaluasi program dapat dilaksanakan karya tunai di desa program/kegiatan, dari masing-masing
padat karya tunai di secara optimal dari yang bersumber dari pengawalan (monev) perwakilan dari tiap K/L,
Desa secara pusat sampai desa anggaran K/L dalam pelaksanaan padat karya tugasnya adalah
komprehensif agar sesuai urusan yang lintas Ditjen dimana tunai di desa secara mengintegrasikan hasil
sesuai arahan Presiden ditanganinya. Ditjen selaku pengelola teknis, dan melaporkan pelaksanaan, monev dan
dan target nasional teknis program/kegiatan secara bulanan progress pelaporan padat karya tunai
RPJMN 2015-2019. dan/atau Dana Desa. kepada Menterinya, di desa baik di K/L terkait,
Menko PMK dan Sekjen. Daerah dan Dana Desa.
Sebagai Penanggung Jawab Teknis di Pelaksana teknis tersebut BPD dan/atauwarga Pekerja teknis dapat terdiri dari:
Petugas Lapangan Padat Karya Tunai
Desa, Kepala Desa melaksanakan: (a) terdiri dari Tim Pengelola yang ditunjuk dalam
di Desa yang memiliki pengetahuan
kegiatan padat karya tunai dalam Kegiatan dan Pelaksana Teknis Musyawarah Desa padat karya dapat ditunjuk oleh
RKPDes dan APBDes, (b) membahas Pengelolaan Keuangan Desa dapat pula melaporkan Kabupaten/Kota atau Desa,
dalam musyawarah desa bersama BPD yang bertugas membantu evaluasi kepada Camat Pengawas Teknis, Tenaga kerja
untuk menyusun rencana kerja Kepala Desa, sesuai dengan dan/atau Sekretariat (Tukang, Asisten Tukang dan Pekerja
kegiatan, besaran upah dan pemenuhan bidangnya, dengan mengacu Bersama Kabupaten/ Jasa Lainnya). Pekerja teknis
sumber daya lokal seperti tenaga kerja pada ketentuan perundang- Kota sebagai pengawas diutamakan berasal dari masyarakat
lokal dari masyarakat miskin/marginal, undangan. Pelaksana Teknis eksternal desa. Desa setempat. Khusus tenaga kerja
penganggur dan setengah menganggur menyampaikan pelaporan dipilih dari masyarakat
miskin/marginal, penganggur dan
serta bahan material lokal, (c) kepada Kepala Desa. setengah penganggur di Desa
pemantauan evaluasi, dan (pelaporan). setempat. Pendataan jumlah pekerja
Pelaporan hasil kegiatan secara berkala teknis dilengkapi Nomor Induk
disampaikan kepada Camat dan Kependudukan dan bila perlu surat
Sekretariat bersama Kabupaten/Kota. keterangan tidak mampu dari Kepala
Desa disahkan Camat.
.
BAB 6 PENUTUP
Pelaksanan Padat Karya Tunai di Desa diharapkan dapat meningkatkan daya beli
masyarakat; mengurangi angka gizi buruk; mengurangi kemiskinan; menggerakkan ekonomi
desa; serta mengembangkan kawasan perdesaan.
Keberhasilan Pelaksanan Padat Karya Tunai di Desa sangat bergantung pada dukungan,
kerjasama dan kemitraan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota; serta pelaksanaan teknis oleh Pemerintah Desa dan masyarakat desa.
Pelaksanan Padat Karya Tunai di Desa perlu mempertahankan gotong royong dan partisipasi
dari masyarakat Desa sehingga pembangunan yang dihasilkan dapat terpelihara dengan baik
oleh Desa.
LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN