Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

Tentang
”Strategi Pembelajaran Menyenangkan”

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Afrita angrayni (17004003)
2. Fajar Alfaridho Herman (14004062)
3. Ilham Saputra (15004025)

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan khadirat Alloh SWT yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “strategi pembelajaran menyenangkan”. Penyusunan makalah
ini bertujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah strategi pembelajaran.
Perkembangan pendidikan ditentukan oleh perkembangan dari peserta
didiknya, oleh karena itu seorang guru dan para calon guru harus mempersiapkan dan
berusaha untuk meningkatkan kualitas peserta didiknya baik dari segi apektifnya
maupun dari segi kognitifnya. Selain itu juga harus mempersiapkan kemungkinan –
kemungkinan atau masalah yang akan muncul dari peserta didik dan berusaha untuk
mencari penyelesaian masalahnya.
Penyelesaian makalah ini tentu saja tidak lepas dari dari bantuan berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat dosen mata
kuliah srategi pembelajaran.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa hasil yang dicapai
dari makalah ini, masih jauh dari sempurna dan banyak kekuranganya, oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhir kata
penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi dan maupun
pembaca sekalian dan mudah-mudahan amal baik kita mendapat ridho dan magfioh-
Nya. Amin.

Padang ,01 oktober 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …...………………………………………………………..i


DAFTAR ISI ……………………...………………………………….……….......ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LatarBelakang …………….……….………………………….………...1
B. RumusanMasalah ………….....….…………………………….……......2
C. Tujuan …………….........…….....….…………………………….…....…2
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian strategi pembelajaran menyenangkan....................................3
2. Tujuan strategi pembelajaran menyenangkan..........................................6
3. Teknik model belajar menyenagkan di sekolah........................................8
4. Penerapan strategi pembelajarn yang menyenangkan............................13

5. Landasan yuridis menyenangkan................................................................14

BAB III: PENUTUP


1. Kesimpulan .................................................................................................16
2. Saran ...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan
yang berkualitas, sebab dengan pembelajaran manusia dapat memberdayakan semua
potensi dirinya secara optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat.
Seorang guru adalah pemimpin di dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru pun harus bisa
menguasai dan mengendalikan kelas. Guru harus tahu bagaimana cara membuat
proses belajar mengajar tidak menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para
siswa, sehingga dibutuhkan strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya.
Tapi saat sekarang realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran
itu sendiri guru masih belum bisa mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang
diharapkan oleh siswa maupun oleh kurikulum yang dituntut.
Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa memahami seperti apa
pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa ,yang nantinya hal itu akan
berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.
Dan juga ,strategi pembelajaran yang menjadi sorotan dekade terakhir adalah
bagaimana guru dapat mernerapkan strategi itu agar para siswa dapat menikmati
pembelajaran dengan menyenangkan. Oleh karena itu,penulis mencoba memaparkan
seperti apakah strategi pembelajaran menyenangkan yang dibutuhkan siswa serta
sesuai tuntutan tujuan instruksional itu sendiri.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan
sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan peserta didik.
B.Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan di bahas tentang Strategi Pembelajaran

menyenangkan. Adapun hal-hal yang akan dijelaskan dan diuraikan dalam makalah

ini diantaranya adalah :

1. Pengertian Strategi Pembelajaran menyenagkan

2. Tujuan Strategi Pembelajaran yang menyenangkan

3. Teknik model belajar menyenagkan di sekolah

4. Penerapan strategi pembelajarn yang menyenangkan

5. Landasan yuridis menyenangkan

B. Tujuan Penulisan
a. Makalah ini dibuat dalam rangka sebagai tugas kelompok
b. Agar kita mengetahui apa itu strategi pembelajaran yang menyenangkan
c. Agar kita mengetahui tujuan Strategi Pembeljaran yang menyenangkan
d. Agar kita mengetahui teknik model belajar menyenagkan di sekolah
e. Agar kita mengetahui seperti apa Penerapan strategi pembelajaran yang
menyenangkan
f. Agar kita mengetahui bagaimana landasan yuridis menyenangkan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Menyenangkan


Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series
of aktivities designed to achieves a particular educational goal (J.R.David, 1976).
Atau rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan cara pengorganisasisan isi pembelajaran ,penyampaian
pembelajaran ,dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai
sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas
dan efisiensi proses pembelajaran.
Menurut Bobbi DePorter (2000) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
menyenangkan adalah startegi yang digunakan unutk menciptakan lingkungan
belajar yang efektif menerapkan kurikulum, menyampaikan materi, memudahkan
proses belajar. Sedangkan menurut Berk (1998).strategi pembelajaran yang
menyenagkan adalah pola berpikir dan arah berbuat yang di ambil guru dalam
memilih dan menerapakn cara-cara penyampaian materi sehingga mudah dipahami
siswa dan memungkinkan tercapainya suasana pembelajaran yang tidak
membosankan bagi siswa.
Jadi, dapat disimpulkan strategi pembelajaran yang menyenangkan
merupakan upaya guru untuk menciptakan suasana menyenangkan dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. DePorter ,Reardon, dan
Singer (1999) menambahakan dengan uraian, bahwa startegi pembelajaran
menyenangkan itu adalah kemampuan untuk mengubah komunitas belajar menjadi
tempat yang meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik, dan
pertumbuhan dimana emosi dihargai. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan menurut DePorter, Reardon, dan Singer adalah konteks menata
panggung belajar yang terkait dengan aspek: a.suasana, b.landasan, c.lingkungan ,
d.rancangan.
Para ahli diatas mengambarkan suasana pemebelajaran menyenangkan
dengan menata suasana kelas sebagai berikut ;
a) menata lingkungan kelas agar dapat dengan baik memengaruhi kemampuan
siswa untuk terfokus dan menyerap informasi
b) meningkatkan pemahaman melalui gambar sebagi poster ikon akan
menampilkan isi pembelajaran secara visual, sementara poster afirmasi
yang lucu dan mengandung humor akan menguatkan dialog internal siswa
c) alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur dapat
menghidupakn gagasan abstrak dan mengikut sertakan pelajar kinestetik
d) pengaturan bangku mendukung hasil belajar
e) musik mmembuka kunci keadaan belajar optimal dan membantu
menciptakan asosiasi
f) gaya lain dapat digunakan pada saat jeda, membuat kuis, pertanyaan lucu,
humor, penjelasan tentang transisi menggunakan berbagai sumber
Menyenangkan juga merupakan ciri keempat dari PAKEM dengan maksud
pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.
Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga peserta didik memusatkan
perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk
mencurahkan perhatian (time of task) peserta didik menjadi tinggi. Dengan demikian
diharapkan peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Jadi dapat disimpulkan strategi pembelajaran merupakaan strategi
pengorganisasian pembelajaran dengan cara meningkatakan daya tarik pembelajaran
melalui bahan ajar yang disajikan, media pengajaran yang digunakan, mengelola
jadwal dan pengalokasian pengajaran yang diorganisasikan. Strategi itu dapat
diciptakan melalui :
1. Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa
untuk berfokus dan menyerap informasi
2. Meningkatkan pemahamaan melalui gambar poster ikon yang dapat
menampilkan isi pelajaran secara visual
3. Menggunakn poster afirmasi lucu dan mengandung humor yang dapat
menguatkan dialog internal siswa
4. Menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan
karikatur yang dapat menghidupakan gagasan abstarak dan mengikutsertakan
pelajar kinestetik
5. Merancang waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang
menyenagkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor, penejelasan
tentang transisi menggunakan berbagai sumber yang dapat mendorong siswa
menjadi tertarik dan berminaat pada setiap pelajaran.

Untuk mengorkestrasi lingkungan belajar tersebut, guru memegang peran


sentral. DePorter(1999) menyatakan bahwa pengaruh guru sangat jelas terhadap
keberhasilan siswa. Kemampuan atau keterampilan baru akan berkembang jika
diberikan lingkungan model yang sesuai. Lebih lanjut ia menyatakan guru adalah
faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa. Jadi,peran guru adalah
rekan belajar, model, pembimbing, fasilitator, dan pengubah kesuksesan siswa.

a. Lingkungan Fisik Kelas


Lingkungan fisik kelas yang kondusif, nyaman, menyenangkan, dan bersih
berperan penting dalam menunjang keefektifan belajar. Lingkunagan juga akan
memengaruhi mental siswa secara psikologis dalam menerima informasi dari guru di
dalam kelas. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam sebuah kelas untuk memberikan
kenyamanan kepada siswa. Penyusunan meja dan kursi yang memungkinkan siswa
dapat menerima akses informasi dengan baik dan merata. Memberikan aroma tertentu
yang membangkitkan semangat dan motivasi,menata bunga dan berbagai tumbuhan
yang akan memberikan kesegaran. Memilih warna cat dinding yang sesuai dengan
kebutuhan untuk sebuah ruang belajar. Memasang poster-poster tentang ikon–ikon
tertentu, tentang topik-topik utama pembelajaran. Menempelkan poster yang
berisikan kalimat-kalimat afirmasi yang memungkinkan siswa termotivasi untuk
menjadi seseorang yang berprestasi dan menang dikelasnya.
Menurut Bobbi DePorter dkk(1999), otak kita berbicara kepada diri sendiri
melalui citra-citra asosiatif. Komunikasi dalam otak ini dicirikan dengan bahasa
metoforis –simbolis. Dengan mengatur lingkungan, kita mengambil langkah pertama
yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secra keseluruhan. Kenyataannya,
satu alasan mengapa program-program pembelajaran begitu sukses dalam membantu
seseorang menjadi pelajar yang lebih baik, ini karena kita berjuang unutk
menciptakan lingkungan optimal, baik secara fisik maupun mental.
Beberapa ide yang disarankan Bobbi DePorter yang digunakan untuk mental
lingkungan fisik kelas :
1) Poster Ikon dan Afirmasi
Ciptakan ikon atau simbol untuk setiap konsep utama yang anda
ajarkan dan gambarkan diatas selembar kertas berukuran 25 x 40 cm
lebih besar. Pajang poster-poster ikon tersebut di depan kelas berada di
atas pandnagan mata, dimana memberikan gambaran keseluruhan,
tinjauaan global dari bahan pelajaran. Ini akan membantu penciptaan,
penyimpanan, dan pencarian informasi secara visual. Buatlah poster
afirmasi dengan pesan-pesan yang menarik dan pajang di dinding
setinggi mata orang duduk. Pada saat siswa memandang sekeliling
ruangan, poster-poster tersebut “mengucapkan“ afirmasi seperti dialog
internal. Sehingga menguatkan keyakinan tentang belajar dan tentang
isi yang kita ajarkan.

2) Gunakan Warna
Seorang guru sebaiknya berinisiatif menggunakn warna untuk
memperkuat pengajaran dan belajar siswa, misalnya untuk menggaris
bawahi, atau untuk kata-kata penghubung dalam kalimat.
b. Musik dalam pengajaran
Menurut DePorter, bahwa musik sekurang-kurangnya bermanfaat untuk :
1) Menata suasana hati
2) Mneingkatkan hasil belajar yang di inginkan
3) Menyoroti hal-hal yang penting

Hal-hal yang dipertimbangkan saat memilih musik:


1) Pilih dari beragam penyanyi kontemporer
2) Pilih musik yang berperan positif
Alasan mengapa musik sangat penting untuk lingkungan quantum learning
adalah karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi fisiologis kita.
Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung
akan cenderung meningkat, lebih lanjut bahwa gelombang–gelombang otak kita
meningkat dan otot-otot kita menjadi tegang . Selama relaksasi dan meditasi, denyut
jantung dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur . Biasanya akan sulit
berkosentrasi ketika kita benar-benar relaks dan sulit untuk relaks ketika kita
berkosentrasi penuh. Hasil penelitian mengatakan “Relaksasi yang diiringi dengan
musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkosentrasi, contoh musiknya yaitu
musik barok.

c. Interaksi Guru dengan siswa


DePorter menyatakan jika guru ingin komunitas belajarnya menjadi tempat
yang meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik, dan
pertumbuhan serta tempat emosi dihargai, maka suasana kelas termasuk bahasa yang
dipilih, cara menjalin rasa simpati dan sikap terhadap sekolah serta belajar
harusnyalah suasana yang penuh kegembiraan .yang dapat membawa kegembiraan
pula pada diri siswa.
Guru terbaik adalah guru yang mendahulukan interaksi dalam lingkungan
belajar, memperhatikan kualitas interksi antar pelajar, antara pelajar dan guru, serta
antara pelajar dan kurikulum. Cara terbaik untuk berinteraksi dengan peserta didik
adalah memahami impian siswa terhadap guru ideal yang menurutnya mampu
memberikan dorongan terbesar dalam belajar.

Nasution (1982) menginformasikan tentang guru ideal di mata siswa


menyatakan bahwa ada 10 sifat dan sikap guru yang paling disukai siswa ,yaitu :
1) Suka membantu dalam pekerjaan sekolah, menerangkan pelajaran dan tugas
dengan jelas serta mnedalam dan menggunakan contoh-contoh sewaktu
mengajar.
2) Riang, gembira, mempunyai perasan humor, dan menerima lelucon atas
dirinya
3) Bersikap akrab seperti sahabat, merasa seseorang anggota kelompok kelas
4) Mneunjukkan perhatian pada murid dan memahami mereka
5) Berusaha agar pekerjaan sekolah menarik, membangkitkan keinginann belajar
6) Tegas, sanggup menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat pada murid
7) Tak pilih kasih, tidak mempunyai anak kesayangan
8) Tidak suka mengomel, mencela, mengejek, menyindir
9) Betul-betul mengajarkan sesuatu kepada murid yang berharga bagi mereka
10) Mempunyai kepribadian yang menyenangkan

Selanjutnya Hart juga menyatakan paling tidak ada 10 sifat dan sikap guru yang
paling tidak di sukai siswa, yaitu :
1) Terlampau serring marah, tak pernah senyum, sering mencela dan mengecam
2) Tak suka membantu murid melakukan pekerjaan sekolah, tak jelas
menerangkan pelajaran dan tugas, tidak membuat persiapan.
3) Pilih kasih ,menekan murid-murid tertentu
4) Tinggi hati ,sombong, dan tak mengenal murid
5) Tak karuan, kejam, tak toleran, kasar, terlampau keras, menyuramkan
kehidupan murid
6) Tak adil memberi angka dalam ulangan dan ujian
7) Tak menjaga perasaan anak, membentak-bentak murid dihadapan teman
sekelasnya, murid takut, merasa tak aman.
8) Tidak menaruh perhatian pada murid dan tidak memahami murid
9) Memberi tugas dan pekerjaan rumah yang tak sepantasnya
10) Tidak sanggup menjaga disiplin di dalam kelas, tidak dapat mengontrol kelas
dan tidak menimbulkan rasa hormat untuk dirinya.
Sementara itu, Bobbi DePorter (2000) menguraikan 13 ciri guru yang
memperoleh hasil kuantum dengan siswa mereka.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
1) Antusias : menampilkan semangat untuk hidup
2) Berwibawa : menggerakkan orang
3) Positif : melihat peluang dalam setiap saat
4) Supel : mudah menjalain hubungan dengan beragam siswa
5) Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan
6) Luwes : menemukan lebih dari satu cara ntuk mencapai hasil
7) Menerima : mencari dibalik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan
nilai-nilai inti
8) Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas dan jujur
9) Tulus : memilki niat dan motivasi positif
10) Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
11) Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup
siswa dan peduli akan diri siswa
12) Menganggap siswa “mampu”percaya akan siswa dan menorkestari kesuksesan
siswa
13) Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas
hubungan dan kualitas kerja yang memacu siswa untuk berusaha sebaik
mungkin

Menurut Balnadi (1985), menyatakan 4 unsur yang esensial pengaruh guru


dalam kelas, dimana motivasi belajar dan sikap di utamakan :
1) Guru mampu untuk secara spontan menampilkan peranan-pernannya yang
bervariasi antara cukup aktif, pengawasan yang dominatuf, dan dorongan-
dorongan yang lebih reflektif dan meransang daya berfikir.
2) Guru dapat merubah arah peran-perannya yang ditampilaknnya secara
sekendak hati, lebih baik daripada mengikuti suatu gaya interaksi yang
sederhana unutk memencilkan kemungkinan-kemungkinan lain.
3) Guru dapat menjembatani jurang antara diagnosa mengenai situasi yang
diketahuinya dan arah jalan yang akan ditempuhnya.
4) Guru dapat mengkombinasikan kepekaan dan kesadaran akan adanya
kesulitan, sehingga ia dapat membuat disgnosa yang memadai tentang
keadaan yang sedang berjalan.

B. Tujuan Pembelajaran yang Menyenangkan


Sebelum dikenakan pada tujuan pembelajaran yang menyenangkan lebih dulu
mengetahui tujuan pendidikan nasional sesuai undang-undang no.02 yaitu : untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Siswa akan terdorong untuk terus belajar jika pembelajaran diselenggarakan
secara nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa terlibat secara fisik dan psikis.
Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi pembelajaran yang sesuai dengan minat
dan kecerdasan siswa. Guru juga perlu memberikan penghargaan bagi siswa yang
berpartisipasi. Penghargaan dapat bersifat material dan penghargaan, nilai,
penghargaan applaus.
Sedangkan tujuan dari pembelajaran yang menyenangkan sendiri adalah
menggugah sepenuhnya kemampuan belajar dari pelajar, membuat belajar
menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan memberikan sumbangan
sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi, dan keberhasilan mereka
sebagai manusia.
Proses pembelajaran yang menyenangkan disini bisa dilakukan dengan:
pertama dengan menata ruangan yang apik menarik yaitu dengan memenuhi unsur
kesehatan, misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi serta memenuhi unsur
keindahan dengan dipasang karya siswa. Kedua melalui pengelolaan pembelajaran
yang hidup dan bervariasi yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,
media dan sumber pembelajran yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang
mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Seperti yang telah dijelaskan pula dari quantum learning sendiri bahwa
belajar itu haruslah mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira sehingga
pintu masuk untuk informasi baru akan lebih lebar dan tertekan dengan baik.
Dengan adanya pembelajaran menyenangkan (joyfull learning) ini maka
peserta didik tidak hanya dikurung di dalam ruang kelas belajar saja, tetapi juga
belajar di luar ruang terbuka atau Auditorium dengan arena bermain edukatif.
Menjadikan pelajaran yang selama ini abstrak menjadi konkret dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1) Berpusat pada peserta didik,
2) Mengembangkan kreatifitas peserta didik,
3) Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna,
4) Prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM),
5) Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna,
6) Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat,
7) Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan,
8) Pembelajaran dalm situasi nyata dan konteks sebenarnya,
9) Menggunakan pembelajaran tuntas disekolah.

C.Teknik model belajar yang Menyenangkan di sekolah


Teknik startegi menyenangkan yang diterapkan dalam sekolah dapat dipilih
kedalam empat bagian, pertama teknik persiapan, kedua teknik penyampaian, ketiga
teknik pelatihan, keempat teknik penutup. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
a. Teknik persiapan
Tahap persiapan berkaitan dengan persiapan siswa untuk belajar.
Tanpa itu siswa akan lambat dan bahkan bisa berhenti begitu saja. Tujuan dari
persiapan pembelajaran adalah untuk:
1) siswa keluar dari keadaan mental yang pasif.
2) Menyingkirkan rintangan belajar.
3) Merangsang minat dan rasa ingin tahu siswa.
4) Memberi siswa perasaan positif mengenai, dan hubungan yang
bermakna dengan topik pelajaran.
5) Menjadikan siswa aktif yang tergugah untuk berpikir, belajar,
menciptakan, dan tumbuh.
6) Mengajak orang keluat dari keterasingan dan masuk kedalam
komunitas belajar.
Dengan hal tersebut akan berdampak secara psikis kepercayaan diri untuk bisa
memperoleh apa yang menjadi tujuan yang ia inginkan.
Adapun komponen persiapan pembelajaran antara lain
1) Sugesti positif
Guru harus peka terhadap sugesti negatif yang mungkin akan siswa
masukkan ke dalam lingkungan belajar dan menggantikannya dengan sugesti
positif. Perasaan takut, terlalu banyak materi, serta perasaan bosan dan lain
sebagainya itu merupakan sugesti negatif, dengan adanya sugesti negatif ini maka
guru harus mampu mengubahnya menjadi sugesti yang positif dengan
meyakinkan siswa bahwa mereka akan mampu dan bisa serta siap menghadapinya
dengan rasa gembira. Selain itu guru harus mampu membuat pembelajaran
tergugah, terbuka, dan siap untuk belajar.

2) Lingkungan fisik positif.


Sugesti, baik positif maupun negatif akan sangat dipengaruhi juga
lingkungan. Apabila lingkungan dibuat terkesan menyenangkan dengan
sendirinya siswa akan tersugesti untuk belajar dengan menyenangkan. Sebaiknya
guru memahami kaitan antarapandangan sekeliling dan otak itu penting untuk
mengorkestrasikan lingkungan belajar yang mendukung. Untuk itu persiapan
pembelajaran sebaiknya ditata sedemikian rupa agar dalam kelas bisa
mengasyikkan dalam belajar. Misalnya dengan memasang poster afirmasi pada
dinding dengan kata ”Saya mampu mempelajarinya” dengan menggunakan warna
yang menarik, menggunakan alat bantu benda yang dapat mewakili suatu
gagasan, mengatur bangku (seperti membentuk bangku setengah lingkaran,
bangku berhadap-hadapan)

3) Tujuan yang jelas dan bermakna.


Pembelajaran memerlikan gambaran yang jelas tentang tujuan suatu
pembelajaran dan apa yang akan dapat mereks lakukan sebagai hasilnya. Guru
dapat menjelaskan tujuan materi dengan kata-kata, gambar, contoh, demo, atau
apa saja yang membuat tujuan itu tampak nyata dan konkrit bagi siswa. Dan akan
sangat bermanfaat apabila disampaikan dengan bahasa yang menyentuh hati dan
pikiran siswa.

4) Manfaat bagi siswa.


Ada yang menghubungkan antara tujuan dan manfaat, tetapi tujuan
cenderung dikaitkan dengan ”apa”, sedangkan manfaat dikaitkan dengan
”mengapa”. Siswa dapat belajar paling baik jika mereka tahu mengapa mereka
belajar dan dapat menghargai bahwa pembelajaran mereka punya relevansi dan
nilai bagi diri mereka sendiri.

5) Sarana persiapan siswa sebelum pembelajaran.


Persiapan pembelajaran dapat dimulai sebelum dimulainya program
belajar. Jika dapat diusahakan, pembelajaran diberi sarana persiapan sebelum
belajar yang diisi aneka pilihan peralatan untuk membantu mereka agar siap
untuk belajar. Sarana itu dapat membantu menyingkirkan rasa takut,
menentukan tujuan, menjelaskan manfaat, meningkatkan rasa ingin tahu
danminat, serta menciptakan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang
akan datang.

6) Lingkungan sosial yang positif.


Kerja sama membantu siswa mengurangi stres dan lebih banyak
memanfaatkan energi kejiwaan untuk belajar (dan bukunya untuk bersaing atau
melindungi diri). Kerja sama antara siswa untuk menciptakan sinergi manusiawi
yang memungkinkan berbagai wawasan, gagasan dan informasi mengalir
bebas.
Selain itu dengan kerja sama dalam belajar akan memungkinkan setiap
siswa tidak akan terabaikan, sulit pula bagi siswa untuk sembunyi dan tidak aktif.
Oleh sebab itu sebaiknya sebelum pelajaran melangkah lebih lanjut dibuat
kelompok sebagai mitra belajar. Cara yang paling efektif dan efisien untuk
meningkatkan kegiatan belajar adalah dengan membagi kelas menjadi pasangan
dan membentuk kemitraan belajar.

7) Keterlibatan penuh pembelajaran


Belajar bukanlah aktivitas yang hanya bisa ditonton, melainkan sangat
membutuhkan peran serta semua pihak. Belajar bukan hanya menyerap
informasi secara pasif, melainkan aktif menciptakan pengetahuan dan
ketrampilan. Upaya belajar benar-benar bergantung pada siswa dan bukan
merupakan tanggung jawab perencana atau guru. Guru hanya sebagai fasilitator
yang berkewajiban menata meja dengan makanan yang merangsang selera dan
bergizi, sedangkan kewajiban siswa untuk memakannya sendiri. Maka siswa
diupayakan agar mampu berkreasi dan mandiri.

8) Rangsangan rasa ingin tahu.


Merangsang rasa ingin tahu siswa sangat membuat upaya mendorong
siswa agar terbuka dan siap belajar. Pembelajaran (dan kehidupan itu sendiri)
akan mandek jika tidak ada sesuatu yang bisa menimbulkan rasa ingin tahu.
Guru dapat menggugah rasa ingin tahu siswa adalah dengan cara: memberi
masalah untuk dipecahkan secara kelompok, menyuruh siswa berpasang-
pasangan dalam menjalankan tugas pencarian fakta, memainkan permainan
tanya jawab,menyuruh siswa menyusun pertanyaan.

b. Teknik Penyampaian
Tahap penyampaikan dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk
mempertemukan pembelajaran dengan materi belajar yang mengawali proses belajar
secara positif dan menarik. Adapun cara mengajak siswa terlibat penuh dalam proses
belajar:
1) Presentasi guru (fasilitator)
Ketika sedang mengerjakan suatu proses atau prosedur, gunakan
hasil karya untuk menampilkannya besar-besar pada dinding, papan
planel, atau papan tulis magnetik. Selanjutnya, suruhlah siswa
membongkarnya dan menyusunnya kembali sebagai aktivitas belajar
”mengajar-kembali”
2) Presentasi guru/ siswa
Sebelum presentasi, mintalah setiap siswa memilih mitra. Katakan
bahwa mereka harus menyusun soal ujian lisan berisi 20 pertanyaan untuk
teman mereka berdasarkan presentasi yang akan mereka dengar. Pada
akhir presentasi, mereka harus menyerahkan soal ujian lisan tersebut pada
teman mitranya dan menilai apakah pasangan mereka mampu atau tidak
menangkap materi pelajaran yang baru saja diberikan. Semenara itu, saat
presentasi, mitra mereka akan menyiapkan soal ujian lisan 20 pertanyaan
untuk mereka.
3) Presentasi siswa dan berlatih menemukan
Guru membagi siswa dalam beberapa tim. Minta setiap tim meneliti
berkas bahan pelajaran yang mereka hadapi dan buatlah presentasi untuk
kelompok. Bekali setiap tim dengan materi untuk membuat pendukung
atau bantuan presentasi yang dapat membantu mereka menyampaikan
poin-poin mereka. Karena siswa lebih banyak mengingat dengan
diasosiasikan dengan sesuatu yang telah atau pernah dilakukan. Seperti
yang dikatakan oleh Harry Lorayne dan jerry lucas yaitu ” anda bisa
mengingat sepotong informasi jika diasosiasikan dengan sesuatu yang
telah anda ketahui atau ingat sebelumnya”

c. Teknik Pelatihan
Pada tahap inilah pembelajaran yang berlangsung sebenarnya. Apa
yang dipikirkan, dan dikatakan serta dilakukan siswalah yang menciptakan
pembelajaran, dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh
guru. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan meminta siswa berulang-ulang
mempraktikkan suatu ketrampilan (andaipun tidak berhasil pada mulanya),
mendapatkan umpan balik segera, dan mempraktikkan keterampilan itu lagi.
Mintalah siswa membicarakan apa yang mereka alami, perasaan mereka
mengenainya, dan apa lagi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan
prestasinya.

d. Teknik Penutup.
Banyak kasus dalam menyampaikan pelajaran dalam akhir semester
atau dalam akhir jam guru menjelaskan agar materinya selesai. Namun dengan
ini, malah akan tidak efektif yang seharusnya dilakukan adalah pada
pemahaman guru dalam joyfull learning hendaknya memberi penguatan
kepada materi yang telah diterima oleh siswa dengan memusatkan perhatian,
hal itu peluang ada cara mengingat yang kuat akan apa yang terjadi. Seperti
yang telah dikatakan oleh Lynn Stern, penulis improving your memory ”
alasan utama mengapa kita lupa adalah karena kita tidak benar-benar
memusatkan perhatian”

D. Penerapan Strategi yang Menyenangkan


Strategi yang Menyenangkan dapat dilakukan dengan memotivasi tumbuhnya
harga diri yang positif kepada anak dan memberikan lingkungan dan kondisi yang
tepat untuk semua anak. Dengan kata lain, semua anak merasakan bahwa:
1. Kontribusi mereka sekecil apa pun dihargai;
2. Mereka merasa aman (fisik dan psikis) dalam lingkungan belajar;
3. Gagasan mereka dihargai
Dengan kata lain anak harus dihargai apa adanya. Mereka harus merasa aman,
bisa mengekspresikan pendapatnya, dan sukses dalam belajarnya. Keramahan inilah
yang membantu anak-anak menikmati belajar dan guru bisa memperkuat rasa senang
ini melalui penciptaan kelas yang lebih “menyenangkan”.
Oleh karena itu guru diharapkan untuk tidak membatasi argumen siswa,
karena dengan mendengarkan argumen siswa merasa lebih diperhatikan dan merasa
nyaman berada di kelas. Selain itu penataan kelas juga bisa membuat siswa merasa
nyaman dan senang berada di dalam kelas.

E. Landasan Yuridis Menyenangkan


Sedikitnya ada dua yang bisa dijadikan kebijakan guru dan dosen untuk
melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu peraturan pemerintah nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan UU no 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Dalam peraturan pemerintahan nomor 19 tahun 2005
pasal 19 ayat 2 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi peserta didik untuk berpartipasi aktif, serta menberikan ruang yang cukup
bagi prakasa, kreatifitas kemandirian sesuai bakat, minat dan pemngembangan fisik
serta psikologi pesertadidik Pendidik yang memahami penjelasan isi dari peraturan
dan perundangan akan berusaha mengubah mindsetnya dari pola pembelajaran yang
berpusat pada pada guru atau dosen (teacher center) menjadi berorientasi pada
siswa/mahasiswa (student-oriented) .
Cara lain atau teknik lain menjadikan pembelajaran menyenangkan dan
berhasil :
Dalam proses pembelajaran guru pasti punya tujuan yang mana guru menginginkan
tujuan dari pembelajaran itu bisa tercapai dengan keadaan siswa yang senang dan
menyenangkan. Adapun caranya antara lain:
a. Menciptakan lingkungan tanpa stres (relaks) : lingkungan yang aman untuk
melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses tinggi.
b. Menjamin bahwa subjek pelajaran adalah relevan : penjelasan guru sesuai dengan
kenyataan yang sekiranya siswa pernah melihat atau mengalaminya, sehingga tidak
terlalu jauh antara pelajaran dengan bayangan siswa.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif : karena pada umumnya
ketika belajar dilakukan bersama guru, ketika ada humor dan dorongan semangat,
waktu jeda teratur, dan dukungan antiusias.
d. Melibatkan secara sadar semua indra dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
Karena jika indra bergerak tidak bersamaan dengan kerja otak (melamun) maka
pembelajaran tidak bisa efektif.
e. Menantang otak siswa untuk dapat berfikir jauh kedepan dan mengeksplorasi apa
yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk
memahami subjek pelajaran.
f. Mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam
periode-periode waspada yang relaks.
Pembelajaran menyenangkan ini dapat membuat siswa menjadi ;

a. Berani bertanya
b. Berani mencoba atau berbuat
c. Berani mengemukakan pendapat dan gagasan
d. Berani mempertanyakan gagasan orang lain
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembeljaran menyenangkan adalah
sistem pembelajaran yang berusaha untuk membangkitkan minat, adanya keterlibatan
penuh, dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri
siswa. Srategi ini merupakan pendekatan yang digunakan oleh pengajar dalam hal ini
adalah guru untuk membuat siswa lebih dapat menerima materi yang disampaikan
yang dikarenakan suasana yang menyenangkan dan tanpa ketegangan dalam
menciptakan rasa senang.
Strategi pembelajaran menyenangkan berhubungan dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran dengan cara meningkatakan daya tarik pembelajaran
melalui bahan ajar yang disajikan, media pengajaran yang digunakan, mengelola
jadwal dan pengalokasian pengajaran yang diorganisasikan agar tercipta proses
pembelajaran yang kondusif sesuai yang diinginkan dan keadaan siswa .

B.Saran
Berdasarkan paparan strategi pembelajaran diatas kita sebagai calon pendidik
dapat mengetahui dan memahami apa itu strategi pembelajaran yang meneyenangkan
yang diinginkan oleh calon peserta didik kita.
Dan juga penulis menyarankan dengan adanya paparan tentang strategi
pembelajaran yang menyenangkan diatas kita dapat mengubah paradigma cara belajar
seorang guru masa sekarang yang kebanyakan masih otoriter dan kurang memahami
sisi keinginan belajar yang diinginkan siswa. Karena seorang calon pendidik harus
bisa menguasai segala keadaan peserta didik serta lingkungan pembelajarannya
nanti,dan dapat memanfaatkan segala apa yang ada disekitarnya untuk mengajar
siswa agar memperoleh pengetahuan dengan kreativitasnya mengaplikasikan strategi
pembelajaran itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah. 2011. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta :


Bumi Aksara.
Diyah Mintasih.2016.Merancang Pembelajaran Menyenangkan Bagi Generasi
Digital.(jurnal pendidikan islam).Yogyakarta:STAI Yogyakarta.
Darmansyah. 2017. Strategi Pembelajaran. Bukittinggi : Erka CV. Rumah Kayu
Pustaka Utama.
Mulyono.2012. Strategi Pembelaran .Malang: UIN Maliki Press.

A. Tarmizi Ramadhan.Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan, 11 November


2008.
Mulyono, Strategi Pembelaran (Malang: UIN Maliki Press, 2012),hlm190.

A. Tarmizi Ramadhan, Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan, 11 November


2008 [Tersedia] http: // tarmizi. wordpress.com/ 2008/ 11/ 11/[Online] Kamis, 3
September 2009.

Mulyono, Strategi Pembelajaran , 191.

Umaedi. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate
Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, ( Jakarta. 1999). Hal. 261

Mulyasa, Menjadi guru profesional : menciptakan pembelajaran kreatif dan


menyenangkan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006) hlm, 192)

Rusman , Model – Model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru), (


Jakarta : Rajawali Pers , 2012 ) hlm 325

Ibid,.hlm,192.

Mulyono, Strategi Pembelajaran, hlm,194.

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail


Media Group, 2008 ), 74-88

http://duseptipanggabean.blogspot.com/2012/01/menciptakan-suasana-belajar-
yang.html

Anda mungkin juga menyukai