Anda di halaman 1dari 11

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum genetika unit I dengan judul “Persilangan


Drosophilla melanogaster” disusun oleh:
Nama : A. Yuni Sri Rahayu Akbar
NIM : 1714042030
Kelas : Pendidikan Biologi
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, September 2019


Koordinator Asisten, Asisten,

Muhammad Habil Ahmad Mohammad Afif Aldilah. S


NIM. 161 414 2011 NIM. 151 444 1008

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Hartati, S.Si, M.Si. Ph.D


NIP. 19740405 200003 2 002

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum................................................................................................ 2
C. Manfaat Praktikum............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 3
A. Persilangan monohibrid ....................................................................................... 3
B. Persilangan di hibrid ............................................................................................ 4
C. Uji chi - square ..................................................................................................... 5
BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................................................ 6
A. Waktu dan Tempat ............................................................................................... 6
B. Alat dan Bahan ..................................................................................................... 6
C. Cara kerja ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lalat atau Drosophila baik disadari atau tidak, telah hadir dalam setiap
lingkungan. Dalam penelitian objek tentang lalat, orang pertama yang
meggunakan lalat buah (Drosophila Melanogaster) sebagai objek penelitian
genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan “pautan seks”
dan gen rekombinan.
Genetika atau biasa disebut dengan ilmu keturunan ini tergolong dalam
ilmu hayat yang mempelajari turun-temurunya sifat-sifat induk atau orang tua
kepada keturunanya. dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah
kehidupan.Drosophila Melanogaster populer karena sangat mudah berkembang
biak / hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur
kehidupannya, mudah pemeliharaannya, serta memiliki variasi fenotip yang
relatif mudah di amati.
Pembuktian teori hukum mendel I dengan metode mengawinkan suatu
organisme dengan satu pasang yang sama tanda atau sifatnya berbeda. Dengan
mecoba persilangan monohybrid pada lalat buah yang akan menghasilkan dua
atau tiga fenotip pada generasi kedua. Mendel beranggapan bahwa sifat yang
tidak muncul pada generasi F1 itu sebenarnya ada didalam individu tersebut tetapi
tidak terekspresikan atau tidak Nampak.
Pewarisan sifat suatu individu dari induknya tidak hanya satu sifat yang
diwarisinya tetapi dapat mewarisi kedua sifat parentalnya.contohnya seorang anak
mewarisi rambut lurus dari ayahnya dan kulit putih dari ibunya, yang demikian
itu adalah persilangan dihibrid jadi persilangan dihibrid adalah persilangan
dengan menggunakan dua sifat yang berbeda. Kebanyakan sifat organisme
diwariskan kepada keturunannya, tetapi tidak semua sifat pasti diwariskan.

1
Terjadi hal seperti demikian karena cara pewarisan sifat-sifat tersebut berbeda –
beda. Ada sifat yang diwariskan secara dominan, yaitu apabila kehadiran gen
yang mengawasi sifat itu menutup ekspresi gen yang mengawasi sifat lawannya
yang resesif, sehingga sifat resesif sama sekali tidak tampak. Sifat resesif baru
tampak apabila kedua gen resesif berkumpul pada satu individu. Dalam praktikum
ini untuk melakukan perkawnian mmonohibrid dari dan dihibrid Drosophilla
melanogasterdan mengamati rasio fenotip dari keturunannya
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Belajar membuat perkawinan monohibrid dari Drosophila melanogaster
dan mengamati ratio fenotip dari keturunanya
2. Belajar proses penurunan dan pencampuran gen dalam proses persilangan
3. Melakukan latihan penggunaan uji Chi-Square
C. MANFAAT PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui pembuatan perkawinan monohybrid dari Drosophila
melanogaster dan pengamatan ratio fenotip dari keturunanya.
2. Dapat mengetahui proses penurunan dan pencapuran gen dalam proses
persilangan
3. Dapat mengetahui penggunaan Uji Chi- Square

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Persilangan Monohibrid
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya (hereditas). Pewarisan
sifat tersebut diperkenalkan oleh Mendel melalui percobaannya dengan
menggunakan kacang ercis, hingga akhirnya ditemukan kesimpulan yang dikenal
hokum .Mendel I dan hukum Mendel II. Terkait dengan sejarah penemuan hukum
Mendel I dan hukum Mendel II, dinyatakan oleh Corebima (1997b) bahwa selama
percobaannya, strain-strain disilangkan oleh J. G. Mendel hingga mendapatkan
generasi kedua (F2) (Roini, 2013 ).
Penelitian mengeni D. melanogaster dapat menunjukkan keberadaan pola
pewarisan Mendel perlu dilakukan. Penelitian ini perlu dilakukan sebagai usaha
untuk lebih mempopulerkan kembali keberadaan D. melanogaster yang
berpotensi dapat membantu siswamempelajari pola pewarisan sifat. Pada
penelitian ini,persilangan monohibrid dan dihibrid digunakan untuk
mendemonstrasikan hukum Mendel I dan II. Testcross dihibrid yang melibatkan
dua lokus yang terletak pada satu kromosom juga dilakukan untuk
memperlihatkan bahwa pilihan bebas sebenarnya terjadi pada tingkat kromosom,
bukan gen (Firdauzi, 2014).
Drosophila melanogaster secara luas digunakan sebagai model uji untuk
berbagai penyelidikan terkait evaluasi genotoksisitas berbagai mutagen, melalui
metodologi yang sesuai. Untuk genotoksisitas saat ini evaluasi, Dichlorvos telah
dipilih karena sifat insektisida spektrum luas dan berlebihan aplikasi di bidang
pertanian di distrik Jalandhar. Dichlorvos, insektisida kontak dan perut, secara
luas digunakan untuk mengendalikan serangga di ladang pertanian, bangunan dan
area outdoor. Bahan kimia yang dikhawatirkan digunakan untuk melawan kutu
daun, laba-laba, tungau, ulat, thrips dan lalat putih di rumah kaca, pada tanaman

3
buah dan sayuran. Ini tindakan insektisida pada enzim acetylcholinestrase terkait
dengan sistem saraf. Gejala akut muncul setelahnya paparan bahan kimia
termasuk kelemahan, sakit kepala, dan sesak di dada, penglihatan kabur, air liur,
berkeringat, mual, muntah, diare, dan kram perut (Kumar dan Subbugan, 2013).
B. Persilangan dihibrid
Seperti halnya pada pewarisan Monohibrid, generasi FI hasil perkawinan
dihibrid berupa individu-individu yang fenotipnya sama, tetapi pada generasi F2
akan terlihat adanya nisbah fenotip 9:3:3:1. Adakalanya nisbah fenotip mendekati
untuk pewarisan dihibrid ini mengalami penyimpangan semu akibat adanya
berbagai macam epistasis. Selain itu, seperti halnya pada pewarisan monohibrid,
nisbah tersebut sebenarnya hanya merupakan nisbah teoritis yang tidak selalu
terpenuhi pada hasil perkawinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan uji Chi-Square (X2) terhadap besarnya penyimpangan nisbah mendelian
yang terjadi (Suryo, 2012).
Drosophila melanogaster yang disilangkan dipaparkan pada suhu konstan
30oC di dalam sebuah inkubator. Dengan itu , satu kelompok D.melanogaster
disilangkan pada suhu normal yang berfluktuasi mengikuti kondisi suhu
lingkungan sekitar (25-30oC) dengan tipe persilangan yang sama.Fekunditas
diukur melalui penghitungan jumlah keturunan dalam fase dewasa yang menetas
pada setiap persilangan. Waktu perkembangan ditentukan berdasarkan waktu
yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk berkembang sejak fase telur
hingga penetasa pupa menjadi dewasa yang pertama, Data yang berhasil
dikumpulkan pada persilangan Drosophila melanogaster di lingkungan bersuhu
tinggi diperbandingkan dengan data hasil persilangan Drosophila melanogaster
pada suhu normal dan dideskripsikan (Agustina, dkk, 2013 ).
Fenomena-fenomena penyimpangan rasio Mendel yang akan ditampilkan
pada penelitian ini adalahpindah silang dan pautan kelamin. Melalui
fenomenapindah silang, anakan tipe rekombinan dapat muncul pada persilangan
yang melibatkan dua sifat beda, meski pada satu kromosom yang sama. Melalui

4
fenomena pautan kelamin, rasio F2 pada persilangan satu sifat beda atau lebih
tidak akan menunjukkan rasio Mendel yang umum adalah dikarenaka
ketidakhadiran gen tertentu pada salah satu kromosom kelamin salah satu
parentalnya (Sanyal dan Ananda 2014).
Dari kenyataan adanya ciri yang menang terhadap yang lainnya, J.G.
Mendel menyimpulkan bahwa pada individu-individu (atau pada ciri-ciri
heterozygot, satu alela dominan sedangkan yang lainnya resesif). Dari
kenyataannya bahwa ciri-ciri indukpada waktu pembentukan gamet-gamet.
Dalam hubungan ini separuh gamet membawahi satu faktor, sedangkan
separuhnya yang lain membawahi faktor lainnya. Kesimpulan terakhir inilah yang
dikenal dengan hukum pemisahan Mendel (Firdauzi, 2014).
Pada Pewarisan dihibrid terjadi pada perkawinan dengan dua sifat beda.
Dalam hal ini berlaku hukum Mendel II (Hukum pemilihan bebas), yang
menyebabkan bahwa segregasi gen pada suatu lokus tidak bergantung kepada
segregasi gen pada lokus lain, sehingga gen-gen tersebut akan bertemu dengan
bebas pada gamet-gamet yang terbentuk. Sebagai contoh, individu dihibrid
dengan genotip AaBb dapat membentuk gamet AB, Ab, aB, dan ab dengan
peluang sama besar (Hartati dan Ferry, 2017).
C. Uji Chi- Square
persilangan dihibrid pada lalat buah (Drosophila
melanogaster).Mengamati nisba segregasi fenotip dalam pewarisan dihibrid.
Melakukan latihan pengguanaan uji chi squre (𝑋 2 ) . Hukum Mendel II dapat
dipahami dengan memperhatikan susunan kromosom pada metafase 1 meiosis.
Pada susunan yang bebas heterozigotik itu yang memberi kemungkinan terbentuk
empat macam gamet dengan perbandingan yang sama dengan ratio fenotip
9:3:3:1 (Sanyal dan Ananda 2014).
Hukum Mendel I. setiap makhluk hidup mempunyai sifat untuk
mempertahankan spesiesnya baik itu melalui pembiakan generatif maupun

5
vegetatif. Makhluk hidup berkembang baik secara generatif berarti adanya
pemisahan gen dan adanya pewarisan sifat dari parental kepada keturunannya
yang bersifat kombinasi gen kedua parentalnya. Gen-gen didalam individu diploid
merupakan pasangan-pasangan alel dan masing-masing parental mewariskan satu
alel kepada keturunannya. Pewarisan sifat dari yang dapat dikenal dari parental
kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas. Hukum pewarisan ini
mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi dan bersifat
konstan. (Kumar, dkk, 2013).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Rabu/25 September 2019
Waktu : Pukul 14.10 - 15.50 WITA
Tempat : Labotarium Biologi lantai 2 FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Daftar Alat
a. Botol lalat buah (1 buah)
b. Baling-baling genetika (1 unit )
c. Alat tulis ( 1 unit )
2. Daftar Bahan
a. Drosophila melanogaster
C. Langkah Kerja

Menentukan sifat Mencatat hasil


dominan dan resesif pengamatan

7
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Elita., Nursalmi, dan Herdanawati,. 2016.Perkembangan Metamorfosis


Lalat Buah D.melanogasterpada Media Biakan Alami sebagai Referensi
Pembelajaran pada Mata Kuliah Perkembangan Hewan. Jurnal Biotik. 2014.
1(1).

Roini, Chumidach. 2013. Organisasi Konsep Genetika Pada Buku Biologi SMA
Kelas XII. Jurnal Edubio Tropika. Vol.1(1)

Firdauzi, Fitria, Nirmala. 2014. Rasio Perbandingan F1 dan F2 Pada Persilangan


Starin N x b, dan Strain N x tx Serta Resiproknya. Jurnal Biologi Science dan
Education 2014. Vol.3(2).

Hartati dan Ferry Irawan.2017. Modul Genetika berbasis Pendekatan Saintifik.


Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM

Kumar, Anil dan Subbugan Ganesh. 2013. Pemisahan Mendelian Dalam Populasi
Hibrida Interspesifik Tetraploid x diploid Coffe spesies- Bagian 1. American
Journalintenational Bioscience and Bioengneering. Vol.1(5).

Larasati, Anik, dkk. 2016. Kunci Identifikasi Lalat Buah (Diptera : Tephritidae) di
Kabupaten Bogor dan Sekitarnya. Jurnal Entomologi Indonesia. 13(1). 49-50.

Kumar, Anil., Subbugan Ganesh., Mk, Mishra. 2013. Pemisahan Mendelian Dalam
Populasi Hibrida Interspesifik Tetraploid x diploid Coffe spesies- Bagian 2.
Journalintenational Bioscience Genetika dan Genomik. Vol.1(1).

Sanyal, Dulal, Multihybrid, Chandra dan Ananda Biswas. 2014. Model Matematik Di
Dybrid Genetik dan. Journal of Applied and Engineering Mathematics.Vol.
4(2).

Suryo . 2012. Genetika Untuk Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

8
9

Anda mungkin juga menyukai