Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sediaan farmasi bahkan bahan-bahan
bakunya yang sering kita komsumsi. Dan tanpa kita sadari banyak mikroorganisme yang ada
di lingkungan disekitar kita yang dapat menguraikan bahan makanan dan minuman maupun
obat sehingga dapat menyebabkan penyakit bagi yang mengkomsumsinya.
Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus
spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme ada yang menguntungkan
dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi, menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan
pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan
farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara
pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara
penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara,
tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses
pembuatan.
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik merupakan suatu
sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada
umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan
biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan
akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba
di dalamnya.
Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama. Untuk produk
makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total merupakan tolak ukur
mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan dan penanganan produk farmasi
yang juga merupakan suatu indikasi layak atau tidak layaknya suatu produk untuk digunakan.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum uji mikrobiologis terhadap
produk sediaan farmasi yaitu obat tradisional.
I.2 Maksud dan Tujuan percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara-cara
pengujian dan perhitungan kuantitas cemaran mikroorganisme dari sediaan obat non steril
secara mikrobiologis.
I.2.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan angka lempeng total (ALT) bakteri dan kapang/khamir dari sampel
yaitu serbuk obat yang mengandung Ca.Carbonas,Magnesium Oxydium,Eleusacch
Annisi.
2. Menentukan cemaran bakteri pathogen dari sampel yaitu serbuk obat yang
mengandung Ca.Carbonas,Magnesium Oxydium,Eleusacch Annisi.

I.3 PRINSIP PERCOBAAN


Prinsip percobaan ini yaitu pengujian mikrobiologi terhadap sampel dengan metode
angka lempeng total bakteri dan cara identifikasi bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI UMUM

Menurut SK Menteri Kesehatan No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni 1971, yang


disebut dengan obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau
bagian badan manusia.

Menurut Undang-Undang Farmasi obat adalah suatu bahan atau bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan dan menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka, ataupun kelainan
badaniah, rohaniah pada manusia ataupun hewan.

Menurut Ansel (1989), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi
rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam
arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi
merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.

Berbagai bentuk dan tujuan penggunaan obat yaitu:

1. Serbuk (Pulvis)

Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.

2. Pulveres

Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.

3. Tablet (Compressi)

Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan dan sebagainya .
Beberapa jenis obat diatas merupakan obat-obat yang tergolong dalam sediaan obat
non steril. Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau
kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan. Selain itu mikroba yang
tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen, tetapi bila
jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan. Penyakit-penyakit
yang dapat timbul karena adanya mikroba didalam obat-obatan non steril, dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil
racun (Djide , 2003).
Pengujian mikrobiologis pada sediaan-sediaan farmasi terdiri dari uji angka lempeng
total dan uji adanya bakteri serta jamur. Metode yang diguanakan untuk menghitung jumlah
bakteri atau jamur dalam suatu sample digunakan dua metode yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode langsung menggunakan hemositometer atau colony counter. Metode tak
langsung menggunakan metode hitungan cawan, metode turbidimetri, dan metode
Most Probable Number (Volk, 1994).
Standar plate counter (Angka Lempeng Total) adalah menetukan jumlah bakteri
dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketahui perkembangan banyaknya bakteri dengan
mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media
tempat tumbuhnya dan masing – masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni
yang tunggal. (Djide. 2005)
Angka kapang/ khamir mununjukkan adanya cemaran kapang/kamir dalam sedian
yang dioeriksa. Setiap sedian mensyaratkan batas kapang/khamir yang masih dianggap aman.
Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni 40-50 buah. Angka kapang/
khamir dinyatakan sebagai jumlah koloni kapang/khamir hasil perhitungan faktor
pengenceran (Djide 2005)
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan
koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji.
Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah koliform dalam sampel. (Sesilia,R.2016)
Tabel selektif bakteri (Sesilia,R.2016)
Bakteri Media Media Hasil positif
Enrichmen Selektif
1. Escherichia coli BGLBB, LB, EMBA, Koloni hijau metalik dengan
BHIB bintik biru - hitam di tengah.

Salmonella thypi BSA, SCB, BSA Koloni berwarna coklat abu-abu


SELENIT sampai hitam dan kadang-
kadang dengan kilap logam.
Warna media di sekitar koloni
mula-mula coklat, jika masa
inkubasi ditambah warna koloni
menjadi hitam.
SSA Koloni keruh atau bening, tidak
berwarna bagian tengah
mungkin berwarna hitam.
BGA Koloni dari tidak berwarna,
merah muda hingga merah dari
translusen hingga keruh
(opaque) dengan lingkaran
merah muda hingga merah.
Pseudomonas BHIB MHA, Koloni kecil dan sedang, jernih,
aeruginosa CETA sedikit keruh. Koloni berwarna
hijau berfluoresen
Staphylococcus BHIB VJA Koloni cembung, warna hitam
aureus mengkilat dikelilingi daerah
berwarna kuning.
Koloni berukuran kecil dan
berwarna hitam, dikelilingi oleh
areal berwarna kuning yang
menunjukkan terjadinya
fermentasi manitol.
MSA Koloni cembung, warna kuning,
media berubah dan menjadi
kuning terang.
Vibrio cholera APW TCBSA Koloni bulat, pipih warna
kuning, permukaan licin,
diameter 2-3 mm, bagian tengah
keruh, sekelilingnya translusen.
Koloni kuning permukaan agak
datar, bagian tengah keruh dan
bagian pinggir bening atau
koloni kuning agak kering
dilingkari zone kuning.

II.2 URAIAN BAHAN


1. Aquadest
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Metilen Blue(Dirjen POM, 1979)


Nama resmi : Methylthionini Chloridum
Nama lain : Biru metilen
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau
tua,berkilauan seperti perunggu ,tidak
berbau atau praktis tidak berbau.Stabil
diudara:larut dalam air dan etanol berwarna
biru tua
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform agak
sukar larutdalametanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Media CETA ( Cetrimid Agar )
Komposisi :
- Gelatin 20,0
- MgCl 1,4
- Potassium Sulfat 10,0
- Cetrimide 0,3
- Agar 13,0
- Sodium chloride 5,0
- Dipotassium phosphate 15,0

4. Media EMBA ( Eosin Methylene Blue Agar )


Komposisi :
- Pepton 10,0
- Lactose 10,0
- Eosin 0,4
- Methylen Blue 0,06
- Agar 15,0
- Dipotassium hydrogen Phosphate 2,0

5. Media PW ( Pepton Water – Bacteriological Peptone )


Komposisi :
Typical analisis ( % w/w )
- Total nitrogen 4,0 g
- Amino nitrogen 2,6 g
- Sodium chloride 1,6g
pH ( 1% solution ) 6,3 at 25%

6. Media TSB ( Trptic Soy Broth )


Komposisi :
- Bactro tryptone 1,0
- Bactro soytone 2,0
- Bacto destrose 5,0

7. Media VJA ( Vogel Johnson Agar base )


Komposisi :
- Pepton from casein 10,0
- Yeast extract 5,0
- Potassium hydrogen phosphate 5,0
- Nannitol 10,0
- Lithium chloride 5,0
- Glycine 10,0
- Phenolnot 6,03
- Agar – agar 73,0

8. Media PCA
Komposisi :
- Casein 5 gram
- Yeast extract 2,5 gram
- Dextrose 1 gram
- Agar 15 gram
9. Media PDA
Komposisi :
- Bubuk kentang/potato starch 4 gram
- Dextrose 20 gram
- Agar 15 gram

10. Media TCBS Agar


Komposisi :
- Peptone from casein 5,0
- Peptone from meat 5,0
- Yeast extract 5,0
- Sodium citrate 10,0
- Oxbile dried 5,0
- Sodium cholate 3,0
- Sucrose 20,0
- Sodium chloride 10,0
- Iron ( III ) citrate 1,0
- Thymol blue 0,04
- Bromothymol blue 0,04
- Agar – agar 14

11. Serbuk obat


- Calsium Carbonas
NR : Calcii Carbonas
NL: Calsium Carbonas
Pemerian : serbuk hablur ,putih ,tidak berbau ,tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air ,sangat sukar larut dalam air yang mengandung
karbon dioksida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : Antasidum

- Magnesium Oxydum
NR :MAGNESII OXYDUM
NL: Magnesium Oksida
Pemerian : Magnesium oxyda ringan ,serbuk sangat ringan,putih ,tidak berbau ,rasa agak
basa,volume 5 gr antara 40 ml-50 ml. Mahnesium Oxyda berat serbuk bergempul,tidak
berbau,putih,rasa agak basa,volume 5 gr antara 10 ml sampai 20 ml.
Kelarutan :sangat sukar larut dalam air,praktis tidak larut dalam etanol 95% p,larut dalam
asam encer.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat penggunaan: zat tambahan

- Elaeusacch annisi
NR : OLEUM ANNISI
NL:Minyak adas manis,
Pemerian : cairan,tidak berwarna,atau warna kuning pucat ,bau menyerupai buahnya,rasa
manis dan aromatik,menghablur jika didinginkan.
Kelarutan : Larut dalam etanol,larut dalam 3 bagian volume etanol (95% p),larutan
menunjukkan ovalesensi tidak lebih kuat dari ovalesensi yang terjadi jika 0,5 ml perak
nitrat 0,1 N ditambahkan pada campuran 0,5ml natrium klorida 0,02 N dan 30 ml air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh ,terlindung dari cahaya,jika
menghablur sebelum digunakan harus dipanaskan hingga mencair.
Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan
URAIAN BAKTERI
1. Staphylococcus Aureus
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Kerajaan : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
b. Morfologi
Bakteri Staphylococcus berbentuk bulat menyerupai bentukbuah anggur yang
tersusun rapi dantidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama
dengan bakteri coccus yang lain yaitu :
1. Berbentuk bulat dengan diameter kira – kira 0,5 – 1,5 µm
2. Warna koloni putih susu atau agak krem
3. Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan
4. Bersifat fakultatif anaerobic
5. Pada umumnya tidak memiliki kapsul
6. Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora)
7. Sel – selnya bersifat positif – Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan ( non
motile )
8. Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik
2. Salmonella Thypi
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Prateobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella thypi
b. Morfologi
Salmonella adalah salah suatu genus berbentuk batang, Gram negatif,enterobacteria
non – spora membentuk, terutama motil dengan diameter sekitar 0,7 – 1,5 pM, panjang
dari 2 sampai 5 pM, dan flagella yang berproyek di segala penjuru ( yaitu peritrichous ).
Enterobacteria dan pathogen sejati. Salmonella typi memiliki kombinasi karakteristik
yang menjadikannya pathogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan
mengeksresikan protein yang disebut “invasin” yang memberi jalan pada sel non-
fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S.typhi juga
memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan system
respons imun manusia menjadi demam atau typhoid.
3. Pseudomonas aeruginosa
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Prateobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
b. Morfologi
Psedomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 µm. bakteri
ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang
pendek. P,aeruginosa termasuk bakteri garam negatif. Bakteri ini bersifat aerob,
katalase posiif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasikan tetapi dapat
mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (
sheat ) sehingga selalu bergerak.
Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya
unsur N dan C. Suhu optimal untuk pertumbuhan P.aeruginosa adalah 42˚C.

4. Escherichia coli
a. Klasifikasi
Kerajaan : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
b. Morfologi
Escherichia coli merupakan batang gram negatif. Terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek. Escherichia coli biasanya tidak berkapsul.
Eschericia coli tidak berspora.
5. Vibrio cholerea
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Prateobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio cholera

b. Morfologi
Vibrio cholera termasuk bakteri gram negatif , berbentuk batang bengkok
seperti koma dengan ukuran panjang 2-4µm. pada isolasso, Koch menamakannya “
kommabacillus “. Tapi bila biakan diperpanjang, kuman itu basa menjadi batang
lurus yang mirip dengan bakteri enteric gram negative.
Kuman ini dapat bergerak sengat aktif karena mempunyai satu buah flagella
polar yang harus (monotrik). Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur
dijumpai koloni yang cembung, halus dan bulat yang keruh dan bergranul bila
disinari.
BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat
a) Autoklaf
b) Batang pengaduk
c) Beker gelas
d) Botol Pengencer
e) Cawan petri
f) Inkubator
g) Labu Erlenmeyer
h) Lampu spiritus
i) Ose bulat
j) Spoit 1 cc, 3 cc, dan 10 cc
k) Tabung reaksi
l) Timbangan analitik

III.1.2 Bahan
a) Aqua Steril
b) Media SDA
c) Media PCA
d) Media PW + methylen blue
e) Media EMBA
f) Media SSA
g) Media CETA
h) Media TCBSA
i) Serbuk obat

III.2 CARA KERJA


III.2.1 Pembuatan Media
a) Ditimbang SDA, PCA, PW, EMBA, SSA, CETA,TSB dan TCBSA.
b) Masing-masing dimasukkan ke dalam beaker gelas yang berbeda lalu dilarutkan
dengan aquadest , diaduk hinggahomogeny
c) Seluruh media kecuali TSB dipanaskan sampai mendidih dan media PW
dipanaskan di atas penangas sambil tetap diaduk hingga hampir mendidih. Lalu
dipindahkan ke dalam Erlenmeyer, disumbat menggunakan kapas.
d) Untuk media PW, setelah dilarutkan dengan aquadest ditambahkan methylen blue
beberapa tetes hingga warnanya berubah menjadi hijau.
e) Dimasukkan masing-masing ke dalam 3 tabung reaksi sebanyak 9 ml
menggunakan spoit 10 cc. Disumbat mulut tabung dengan kapas.
f) Seluruh media selanjutnya disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C
selama 15 menit. Lalu dimasukkan ke dalam kulkas.
III.2.2 Pengenceran Sampel
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Diambil sampel sebanyak2 mlTolak Linu menggunakan spoit 3 cckemudian
dimasukkan secara aseptis ke dalam botol pengencer 10-1 berisikan 20 ml
Aquadest steril lalu dihomogenkan.
c) Disiapkan tabung reaksi pengencer 10-2 dan 10-3 yang telah berisi 9 ml air steril.
Dari botol pengencer 10-1 diambil 1 ml sampel lalu dimasukkan kedalam tabung
pengencer 10-2 setelah itu dihomogenkan, kemudian diambil 1 ml dari tabung
pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tabung 10-3dan dihomogenkan.
III.2.3 Uji ALT (Angka Lempeng Total)
a) Disiapkan 6 cawan petri untuk media PCA 10-1, 10-2, 10-3 dan media SDA 10-1,
10-2, 10-3.
b) Dimasukkan larutan sampel ke dalam cawan petri sebanyak 1 ml menurut
pengencerannya masing-masing.
c) Dimasukkan media PCA secukupnya ke dalam 3 cawan petri tersebut secara
aseptis.
d) Dimasukkan media SDA secukupnya ke dalam 3 cawan petri lainnya secara
aseptis.
e) Dihomogenkan, dibiarkan memadat, dibungkus, kemudian dimasukkan ke
dalam inkubator,diinkubasi selama 1 x 24 jam, kemudian diamati.
III.2.4 UJI MIKROORGANISME
a) Diambil masing- masing 1 ml pengenceran 10-1 10-2 10-3kemudian dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang berisi PW
b) Diambil masing-masing 1 ml pengenceran 10-1, 10-2,10-3 kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi TSB
c) Dihomogenkan kemudian dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam
d) Diamati perubahan warna yang terjadi pada media PW dari hijau menjadi keruh,
jika terjadi perubahan ini maka positif terdapat mikroorganisme dan pada media
TSB dari warna kuning jernih menjadi keruh maka positif terdapat
mikroorganisme.
III.2.5 UJI CEMARAN BAKTERI PATOGEN
a) Disipakan media SSA,VJA, TCBSA, EMBA, CETA
b) Diambil satu ose bulat, dicelupkan kedalam tabung pengenceran yang paling
keruh, digoreskan ke masing-masing media secara aseptis
c) Dibungkus dan dimasukkan ke dalam ingkibator selama 24 jam. Kemudian
diamati bentuk koloni yang tumbuh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 DATA PENGAMATAN
IV.1.1 Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Jumlah Koloni
Media
10-1 10-2 10-3 Literatur

SDA 57 - - 30- 300 koloni

PCA 22 1 11 30- 300 koloni

IV.1.2 Uji Identifikasi Bakteri dengan media PW


Media Jumlah Koloni

10-1 10-2 10-3


PW + Methylen
blue + - -

IV.1.3 Uji identifikasi dengan media selektif


NO MEDIA PENGAMATAN LITERATUR KESIMPULAN
SELEKTIF
1. EMBA - Koloni hijau - E. coli
metalik dengan
bintik hitam
ditengah
2. SSA - Koloni keruh atau - Salmonella
bening, tidak thypi
berwarna bagian
tengah mungkin
berwarna hitam
3. CETA - Koloni kecil dan - Pseudomo
sedang jernih, nas
sedikit keruh aeuroginos
koloni hijau a
berflouresan
4. VJA - Koloni cembung, - Staphiloco
warna hitam ccus
mengkilat aureus
dikelilingi daerah
berwarna kuning.
Koloni berukuran
kecil dan berwarna
hitam, dikelilingi
oleh areal berwarna
kuning yang
menunjukkan
terjadinya
fermentasi manitol.
5. TCBSA - Koloni bulat, pipih - Vibrio
warna kuning, cholera
permukaan licin,
diameter 2-3 mm,
bagian tengah
keruh,
sekelilingnya
translusen.
Koloni kuning
permukaan agak
datar, bagian
tengah keruh dan
bagian pinggir
bening atau koloni
kuning agak kering
dilingkari zone
kuning.
IV.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini ,kami melakukan pengamatan sediaan obat non steril. Sediaan
non steril merupakan sediaan yang pada pengerjaannya tidak secara aseptis. Pengujian yang
dilakukan meliputi ALT bekteri, Uji pathogen terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella
thyposa, Pseudomonas aeruginisa, Vibrio cholerae dan Staphylococcus aureus.
Dalam percobaan ini digunakan medium PW ( Pepton Water ) + methylen blue.
Media PCA dan SDA dalam uji angka lempeng total (ALT). Sedangkan pada uji cemaran
bakteri digunakan media EMBA, TCBSA, VJA, SSA, CETA.
Metode yang digunakan dalam menghitung koloni adalah Metode Angka Lempeng
Total. Prinsip metode ini adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung tanpa menggunakan mikroskop.
Metode ini merupakan cara yang paling senditif untuk menghitung jumlah kuman
dengan alas an sebagai berikut :
1) Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2) Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3) Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasimikro karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel dengan penampakan pertumbuhan spesifik.
Untuk media PCA dan SDA yang terdapat di cawan petri ditemukan bakteri
sebanyak PCA untuk 10-1 sebanyak 22 bakteri, PCA 10-2 sebanyak 2 bakteri dan PCA 10-3
terdapat 11 pertumbuhan bakteri. Dan melihat hal tersebut,tidak dilakukan perhitungan
Angka lempeng total (ALT) dikarenakan jumlah pertumbuhan baktei yang tidak berada pada
angka 30-300. Sementara pada SDA terdapat bakteri sebanyak 57 pada SDA 10-1 ,dan untuk
SDA 10-2 dan 10-3 tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Adapun perhitungan ALT untuk SDA
10-1yakni sebanyak 570 koloni/g.
Untuk proses yang lebih lanjut suspense bakteri yang terdapat dalam tabung reaksi
yang paling keruh digores pada media EMBA, TCBSA, VJA, SSA, CETA .Untuk TSB
digores pada CETA,dan untuk PW digores pada EMBA, TCBSA, VJA, SSA. Setelah
diinkubasi selama sehari 1 x 24 jam pada suhu 37˚C dapat dilihat bahwa pada media EMBA,
TCBSA, SSA, dan CETA menunjukkan hasil yang negatif berarti tidak terdapat pertumbuhan
bakteri. Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa serbuk obat yang diteliti bebas dari bakteri
berbahaya seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella thyposa, Pseudomonas aeruginisa,
Vibrio cholerae dan Staphylococcus aureus(bersih dari cemaran bakteri).
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian sampel obat non steril yaitu serbuk obat kami dapat
menyimpulkan bahwa pada media PCA dan SDA yang terdapat di cawan petri ditemukan
bakteri sebanyak PCA untuk 10-1 sebanyak 22 bakteri, PCA 10-2 sebanyak 2 bakteri dan PCA
10-3 terdapat 11 pertumbuhan bakteri. Dan melihat hal tersebut,tidak dilakukan perhitungan
Angka lempeng total (ALT) dikarenakan jumlah pertumbuhan baktei yang tidak berada pada
angka 30-300. Sementara pada SDA terdapat bakteri sebanyak 57 pada SDA 10-1 ,dan untuk
SDA 10-2 dan 10-3 tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Adapun perhitungan ALT untuk SDA
10-1yakni sebanyak 570 koloni/g.
Adapun media yang terdapat pada cawan petri yakni EMBA, TCBSA, VJA, SSA
yang telah digores dengan PW tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri (hasil
negatif),begitupun untuk CETA yang digores dengan TSB juga menunjukkan hasil yang
negatif.
B. SARAN
Praktikan sebaiknya melakukan percobaan lebih hati – hati dan lebih memperhatikan
keaseptikan agar pada percobaan mendapatkan hasil yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. (1989). “ Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, edisi ke-4. UI-Press.

Jakarta

Djide, Natsir,.2003. “ Mikrobiologi Farmasi Terapan”, Fakultas MIPA, Universitas

Hasanuddin:Makassar.

Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Pakadang, S.R., (2016)., “Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”., Jurusan

Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar., Makassar.

Sari, R.R., (2013). “Analisis Mikrobilogi Produk Farmasi”., http://rv-reskisari.

blogspot.co.id/2013/05/analisis-mikrobiologi-produk-farmasi.html

Setiyono, M.R. 2013. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan cawan, dan

Pewarnaan Gram. Available at http://www.scribd.com/doc/198994628 /Laporan-

Resmi-Praktikum- Mikrobiologi

Suci,A.P.,dkk., (2015). “Hitungan Cawan”.https://www.academia.edu/12062724/

Hitungan_Cawan (diakses tanggal 5 Oktober 16)


LAMPIRAN

A. HASIL PENGAMATAN UJI MPN PADA MAKANAN

No. Media Sebelum diinkubasi Sesudah diinkubasi Hasil


1. PW + (+++)
Methylen
Blue 10-1

2 PW + (---)
Methylen
Blue 10-2

3. PW + (---)
Methylen
Blue 10-3
4. TSB 10-1

5. TSB 10-2

6. TSB 10-3

B. HASIL PENGAMATAN UJI CEMARAN BAKTERI PADA MAKANAN

No Media Bakteri Hasil


Selektif sebelum sesudah
1. EMBA E.Coli (-)

2. VJA Staphylococcus
Aureus (-)

3. TCBSA Vibrio Cholera


(-)

4. SSA Salmonella
Thypi (-)
5. CETA Pseudomonas
aeruginosa (-)

C. HASIL PENGAMATAN UJI ALT (ANGKA LEMPENG TOTAL) PADA


MAKANAN

No Media Sebelum diinkubasi Sesudah diinkubasi Hasil


(Jumlah
Koloni)
1. PCA-1 26

PCA-2 5
PCA-3 -

2. SDA-1 33 (330
koloni/gram)

SDA-2 -

SDA-3 -
A. Perhitungan Media

100𝑚𝑙
PW = x 25,5 g = 2,55 gram
1000𝑚𝑙

150 𝑚𝑙
PCA = x 23,5g= 3,525 gram
1000 𝑚𝑙

150𝑚𝑙
SDA = x 65 g = 9,75 gram
1000 𝑚𝑙

50𝑚𝑙
EMBA = x 37,4 g = 1,87 gram
1000 𝑚𝑙

50 𝑚𝑙
TCBSA= x 88 g = 4,4 gram
1000 𝑚𝑙

50 𝑚𝑙
VJA = x 61 g = 3,05 gram
1000 𝑚𝑙

50 𝑚𝑙
SSA = x 63 g = 3,15 gram
1000 𝑚;

50 𝑚𝑙
CETA = x 45,3 g = 2,26 gram
1000 𝑚𝑙

100𝑚𝑙
TSB = x 30 g = 3 gram
1000 𝑚𝑙

B. Perhitungan ALT

SDA 10-1 = 57
1
ALT = 𝐹𝑝 x 57
1
=10−1 x 57

= 570 koloni/gram

Anda mungkin juga menyukai