PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sediaan farmasi bahkan bahan-bahan
bakunya yang sering kita komsumsi. Dan tanpa kita sadari banyak mikroorganisme yang ada
di lingkungan disekitar kita yang dapat menguraikan bahan makanan dan minuman maupun
obat sehingga dapat menyebabkan penyakit bagi yang mengkomsumsinya.
Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus
spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme ada yang menguntungkan
dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi, menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan
pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan
farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara
pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara
penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara,
tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses
pembuatan.
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik merupakan suatu
sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada
umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan
biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan
akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba
di dalamnya.
Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama. Untuk produk
makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total merupakan tolak ukur
mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan dan penanganan produk farmasi
yang juga merupakan suatu indikasi layak atau tidak layaknya suatu produk untuk digunakan.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum uji mikrobiologis terhadap
produk sediaan farmasi yaitu obat tradisional.
I.2 Maksud dan Tujuan percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara-cara
pengujian dan perhitungan kuantitas cemaran mikroorganisme dari sediaan obat non steril
secara mikrobiologis.
I.2.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan angka lempeng total (ALT) bakteri dan kapang/khamir dari sampel
yaitu serbuk obat yang mengandung Ca.Carbonas,Magnesium Oxydium,Eleusacch
Annisi.
2. Menentukan cemaran bakteri pathogen dari sampel yaitu serbuk obat yang
mengandung Ca.Carbonas,Magnesium Oxydium,Eleusacch Annisi.
Menurut Undang-Undang Farmasi obat adalah suatu bahan atau bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan dan menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka, ataupun kelainan
badaniah, rohaniah pada manusia ataupun hewan.
Menurut Ansel (1989), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi
rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam
arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi
merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.
1. Serbuk (Pulvis)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
3. Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan dan sebagainya .
Beberapa jenis obat diatas merupakan obat-obat yang tergolong dalam sediaan obat
non steril. Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau
kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan. Selain itu mikroba yang
tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen, tetapi bila
jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan. Penyakit-penyakit
yang dapat timbul karena adanya mikroba didalam obat-obatan non steril, dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil
racun (Djide , 2003).
Pengujian mikrobiologis pada sediaan-sediaan farmasi terdiri dari uji angka lempeng
total dan uji adanya bakteri serta jamur. Metode yang diguanakan untuk menghitung jumlah
bakteri atau jamur dalam suatu sample digunakan dua metode yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode langsung menggunakan hemositometer atau colony counter. Metode tak
langsung menggunakan metode hitungan cawan, metode turbidimetri, dan metode
Most Probable Number (Volk, 1994).
Standar plate counter (Angka Lempeng Total) adalah menetukan jumlah bakteri
dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketahui perkembangan banyaknya bakteri dengan
mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media
tempat tumbuhnya dan masing – masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni
yang tunggal. (Djide. 2005)
Angka kapang/ khamir mununjukkan adanya cemaran kapang/kamir dalam sedian
yang dioeriksa. Setiap sedian mensyaratkan batas kapang/khamir yang masih dianggap aman.
Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni 40-50 buah. Angka kapang/
khamir dinyatakan sebagai jumlah koloni kapang/khamir hasil perhitungan faktor
pengenceran (Djide 2005)
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan
koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji.
Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah koliform dalam sampel. (Sesilia,R.2016)
Tabel selektif bakteri (Sesilia,R.2016)
Bakteri Media Media Hasil positif
Enrichmen Selektif
1. Escherichia coli BGLBB, LB, EMBA, Koloni hijau metalik dengan
BHIB bintik biru - hitam di tengah.
8. Media PCA
Komposisi :
- Casein 5 gram
- Yeast extract 2,5 gram
- Dextrose 1 gram
- Agar 15 gram
9. Media PDA
Komposisi :
- Bubuk kentang/potato starch 4 gram
- Dextrose 20 gram
- Agar 15 gram
- Magnesium Oxydum
NR :MAGNESII OXYDUM
NL: Magnesium Oksida
Pemerian : Magnesium oxyda ringan ,serbuk sangat ringan,putih ,tidak berbau ,rasa agak
basa,volume 5 gr antara 40 ml-50 ml. Mahnesium Oxyda berat serbuk bergempul,tidak
berbau,putih,rasa agak basa,volume 5 gr antara 10 ml sampai 20 ml.
Kelarutan :sangat sukar larut dalam air,praktis tidak larut dalam etanol 95% p,larut dalam
asam encer.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat penggunaan: zat tambahan
- Elaeusacch annisi
NR : OLEUM ANNISI
NL:Minyak adas manis,
Pemerian : cairan,tidak berwarna,atau warna kuning pucat ,bau menyerupai buahnya,rasa
manis dan aromatik,menghablur jika didinginkan.
Kelarutan : Larut dalam etanol,larut dalam 3 bagian volume etanol (95% p),larutan
menunjukkan ovalesensi tidak lebih kuat dari ovalesensi yang terjadi jika 0,5 ml perak
nitrat 0,1 N ditambahkan pada campuran 0,5ml natrium klorida 0,02 N dan 30 ml air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh ,terlindung dari cahaya,jika
menghablur sebelum digunakan harus dipanaskan hingga mencair.
Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan
URAIAN BAKTERI
1. Staphylococcus Aureus
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Kerajaan : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
b. Morfologi
Bakteri Staphylococcus berbentuk bulat menyerupai bentukbuah anggur yang
tersusun rapi dantidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama
dengan bakteri coccus yang lain yaitu :
1. Berbentuk bulat dengan diameter kira – kira 0,5 – 1,5 µm
2. Warna koloni putih susu atau agak krem
3. Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan
4. Bersifat fakultatif anaerobic
5. Pada umumnya tidak memiliki kapsul
6. Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora)
7. Sel – selnya bersifat positif – Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan ( non
motile )
8. Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik
2. Salmonella Thypi
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Prateobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella thypi
b. Morfologi
Salmonella adalah salah suatu genus berbentuk batang, Gram negatif,enterobacteria
non – spora membentuk, terutama motil dengan diameter sekitar 0,7 – 1,5 pM, panjang
dari 2 sampai 5 pM, dan flagella yang berproyek di segala penjuru ( yaitu peritrichous ).
Enterobacteria dan pathogen sejati. Salmonella typi memiliki kombinasi karakteristik
yang menjadikannya pathogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan
mengeksresikan protein yang disebut “invasin” yang memberi jalan pada sel non-
fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S.typhi juga
memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan system
respons imun manusia menjadi demam atau typhoid.
3. Pseudomonas aeruginosa
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Prateobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
b. Morfologi
Psedomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 µm. bakteri
ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang
pendek. P,aeruginosa termasuk bakteri garam negatif. Bakteri ini bersifat aerob,
katalase posiif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasikan tetapi dapat
mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (
sheat ) sehingga selalu bergerak.
Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya
unsur N dan C. Suhu optimal untuk pertumbuhan P.aeruginosa adalah 42˚C.
4. Escherichia coli
a. Klasifikasi
Kerajaan : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
b. Morfologi
Escherichia coli merupakan batang gram negatif. Terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek. Escherichia coli biasanya tidak berkapsul.
Eschericia coli tidak berspora.
5. Vibrio cholerea
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Prateobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio cholera
b. Morfologi
Vibrio cholera termasuk bakteri gram negatif , berbentuk batang bengkok
seperti koma dengan ukuran panjang 2-4µm. pada isolasso, Koch menamakannya “
kommabacillus “. Tapi bila biakan diperpanjang, kuman itu basa menjadi batang
lurus yang mirip dengan bakteri enteric gram negative.
Kuman ini dapat bergerak sengat aktif karena mempunyai satu buah flagella
polar yang harus (monotrik). Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur
dijumpai koloni yang cembung, halus dan bulat yang keruh dan bergranul bila
disinari.
BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat
a) Autoklaf
b) Batang pengaduk
c) Beker gelas
d) Botol Pengencer
e) Cawan petri
f) Inkubator
g) Labu Erlenmeyer
h) Lampu spiritus
i) Ose bulat
j) Spoit 1 cc, 3 cc, dan 10 cc
k) Tabung reaksi
l) Timbangan analitik
III.1.2 Bahan
a) Aqua Steril
b) Media SDA
c) Media PCA
d) Media PW + methylen blue
e) Media EMBA
f) Media SSA
g) Media CETA
h) Media TCBSA
i) Serbuk obat
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian sampel obat non steril yaitu serbuk obat kami dapat
menyimpulkan bahwa pada media PCA dan SDA yang terdapat di cawan petri ditemukan
bakteri sebanyak PCA untuk 10-1 sebanyak 22 bakteri, PCA 10-2 sebanyak 2 bakteri dan PCA
10-3 terdapat 11 pertumbuhan bakteri. Dan melihat hal tersebut,tidak dilakukan perhitungan
Angka lempeng total (ALT) dikarenakan jumlah pertumbuhan baktei yang tidak berada pada
angka 30-300. Sementara pada SDA terdapat bakteri sebanyak 57 pada SDA 10-1 ,dan untuk
SDA 10-2 dan 10-3 tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Adapun perhitungan ALT untuk SDA
10-1yakni sebanyak 570 koloni/g.
Adapun media yang terdapat pada cawan petri yakni EMBA, TCBSA, VJA, SSA
yang telah digores dengan PW tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri (hasil
negatif),begitupun untuk CETA yang digores dengan TSB juga menunjukkan hasil yang
negatif.
B. SARAN
Praktikan sebaiknya melakukan percobaan lebih hati – hati dan lebih memperhatikan
keaseptikan agar pada percobaan mendapatkan hasil yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. (1989). “ Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, edisi ke-4. UI-Press.
Jakarta
Hasanuddin:Makassar.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
blogspot.co.id/2013/05/analisis-mikrobiologi-produk-farmasi.html
Setiyono, M.R. 2013. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan cawan, dan
Resmi-Praktikum- Mikrobiologi
2 PW + (---)
Methylen
Blue 10-2
3. PW + (---)
Methylen
Blue 10-3
4. TSB 10-1
5. TSB 10-2
6. TSB 10-3
2. VJA Staphylococcus
Aureus (-)
4. SSA Salmonella
Thypi (-)
5. CETA Pseudomonas
aeruginosa (-)
PCA-2 5
PCA-3 -
2. SDA-1 33 (330
koloni/gram)
SDA-2 -
SDA-3 -
A. Perhitungan Media
100𝑚𝑙
PW = x 25,5 g = 2,55 gram
1000𝑚𝑙
150 𝑚𝑙
PCA = x 23,5g= 3,525 gram
1000 𝑚𝑙
150𝑚𝑙
SDA = x 65 g = 9,75 gram
1000 𝑚𝑙
50𝑚𝑙
EMBA = x 37,4 g = 1,87 gram
1000 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
TCBSA= x 88 g = 4,4 gram
1000 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
VJA = x 61 g = 3,05 gram
1000 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
SSA = x 63 g = 3,15 gram
1000 𝑚;
50 𝑚𝑙
CETA = x 45,3 g = 2,26 gram
1000 𝑚𝑙
100𝑚𝑙
TSB = x 30 g = 3 gram
1000 𝑚𝑙
B. Perhitungan ALT
SDA 10-1 = 57
1
ALT = 𝐹𝑝 x 57
1
=10−1 x 57
= 570 koloni/gram