“Diazepam”
Oleh :
2.6 Insomnia
Salah satu penyakit yang memerlukan obat diazepam adalah penyakit
sulit tidur (Insomia). Dimana dalam kondisi ini, diazepam berperan sebagai
obat penenang, insomnia disebabkan oleh banyak factor. Apabila salah satu
factor insomnia tersebut adalah kecemasan maka dokter akan menganjurkan
penggunaan obat ini sebagai obat penenang dengan member pengertian
pada pasien efek samping serta dosis obat. Namun penggunaan obat ini
masih dibatasi serta dengan peredarannya diawasi dengan ketat karena
memiliki banyak dampak negatif dalam kehidupan.
Jenis insomnia ada 3 macam yaitu
insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau
tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal
atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005). Untuk
menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya.
Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka
penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman, 2005).
Sebab-sebab terjadinya insomnia antara lain :
Suara atau bunyi : Biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara
atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. Misalnya seseorang
yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari terbangun berkali-
kali hanya suara yang halus sekalipun.
Suhu udara : Kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara
yang menyenangkan bagi dirinya. Bila suhu udara rendah memakai
selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis, insomnia ini sering
dijumpai didaerah tropik.
Tinggi suatu daerah ; Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai
pada mountain sickness (mabuk udara tipis), terjadi pada pendaki
gunung yang lebih dari 3500 meter diatas permukaan air laut.
Penggunaan bahan yang mengganggu susunan saraf pusat : insomnia
dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang
mengandung kafein, tembakau yang mengandung nikotin dan obat-obat
pengurus badan yang mengandung anfetamin atau yang sejenis.
Penyakit psikologi : Beberapa penyakit psikologi ditandai antara lain
dengan adanya insomnia seperti pada gangguan afektif, gangguan
neurotic, beberapa gangguan kepribadian, gangguan stress pasca
trauma dan lain-lain (Joewana, 2006).
Tipe-tipe Insomnia terdiri atas tiga tipe :
Tidak bisa masuk atau sulit masuk tidur yang disebut juga insomnia
inisial dimana keadaan ini sering dijumpai pada orang-orang muda.
Berlangsung selama 1-3 jam dan kemudian karena kelelahan ia bisa
tertidur juga. Tipe insomnia ini bisa diartikan ketidakmampuan seseorang
untuk tidur.
Terbangun tengah malam beberapa kali, tipe insomnia ini dapat masuk
tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam akan terbangun dan tertidur
kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang kali. Tipe insomnia ini disebut
jaga intermitent insomnia.
Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini disebut juga insomnia
terminal, dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah dan cukup
nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan tidak dapat tidur
lagi (Erry 2000)
Insomnia dapat memberi efek pada kehidupan seseorang, antara lain :
a. Efek fisiologis : Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress
b. Efek psikologis : Dapat berupa gangguan memori, gangguan
berkonsentrasi, kehilangan motivasi, depresi dan lain-lain.
c. Efek fisik/somatic : Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi dan
sebagainya.
d. Efek sosial : Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah
mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati
hubungan sosial dan keluarga.
e. Kematian orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka
harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam.
Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang mengindiksi insomnia
yang memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state
yang terdapat pada insomnia. Selain itu, orang yang menderita insomnia
memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu
lintas jika dibandingkan dengan orang yang normal.
BAB III
PENUTUP