Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RS PERMATA HATI

NO: 01/AP/SK/DIR/RSPH/I/2018
TENTANG
KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN
RS PERMATA HATI

DENGAN MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA


TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RS PERMATA HATI

Menimbang:
a. bahwa dalam rangka untuk mewujudkan Visi dan Misi RS Permata Hati serta
dalam rangka menghadapi tuntutan akan pelayanan Rumah Sakit yang
berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien, maka diperlukan
Kebijakan Asesmen Pasien sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pelayanan di RS Permata Hati;
b. sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dalam suatu peraturan Direktur
Rumah Sakit.

Mengingat:
1. Undang - undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang - undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEBIJAKAN DIREKTUR RS PERMATA HATI TENTANG ASESMEN


PASIEN
KESATU : Memberlakukan Kebijakan Asesmen Pasien sebagaimana terlampir
dalam Peraturan ini.
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Peraturan ini
dibebankan pada anggaran Rumah Sakit.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kisaran
Pada tanggal : 19 Januari 2018
Direktur RS Permata Hati

dr. Harist Hamonangan

Lampiran:
1. Arsip

Lampiran
Asesmen Pasien
RS Permata Hati
Nomor : 01/AP/SK/DIR/RSPH/I/2018
KEBIJAKAN ASESSMEN PASIEN

1. Semua pasien yang dilayani rumah sakit baik rawat inap dan rawat jalan harus diidentifikasi
kebutuhan pelayanan melalui suatu proses assesmen yang baku.
2. Asemen awal setiap pasien meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikologis, sosial dan
ekonomi, skrining resiko jatuh (status fungsional), skrining nyeri dan riwayat kesehatan
pasien, analisis informasi data termasuk hasil laboratorium dan imaging diagnostic
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan.
3. Hasil asesmen ulang dicatat dalam rekam medis pasien, hasil yang perlu dicatat dalam
rekam medis pasien :
- Tanda-tanda vital pasien sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi pasien oleh perawat.
- Setiap hari oleh dokter pada pasien akut sesuai kebijakan rumah sakit
- Perubahan kondisi pasien yang signifikan.
- Bila diagnosis pasien telah berubah dan kebutuhan asuhan memerlukan perubahan
rencana.
- Untuk menetapkan apakah obat-obatan dan pengobatan lain telah berhasil dan pasien
dapat dipindahkan atau dipulangkan.
4. Setiap pasien rawat inap wajib di assesmen dan dicatat dengan lengkap pada formulir
assesmen yang telah tersedia dan harus ditetapkan DPJPnya.
5. Staf yang melakukan Asesmen awal dan ulang pasien adalah tenaga kesehatan yang
kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi yang
dibuktikan dengan SPK/RKK.
6. Khusus pada pasien gawat darurat dan perlu tindakan operasi segera, assesmen medis
dan keperawatan dibatasi sesuai kebutuhan dan dibuat catatan diagnosis sebelum operasi.
7. Asesmen awal medis dan keperawatan gawat darurat diisi lengkap dalam waktu 30 menit.
8. Asesmen awal medis dan keperawatan rawat jalan diisi lengkap dalam waktu 30 menit.
9. Asesmen awal medis dan keperawatan harus lengkap dalam waktu 1x 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap atau lebih cepat pada pasien akut (sesuai kebutuhan pasien).
10. Assesmen awal medis yang dilaksanakan diluar RS hanya dapat dipergunakan 30 hari
sebelum rawat inap dan sebelum tindakan pada rawat jalan dirumah sakit, maka setiap
perubahan kondisi pasien harus dicatat dalam rekam medis.
11. Setiap pasien yang direncanakan anastesi dan operasi harus dilakukan assesmen medis
lengkap dan dicatat pada rekam medis pasien.
12. Semua pasien dilakukan skrining awal untuk status gizi dan kebutuhan fungsional yang
diintegrasikan dalam assesmen awal medis dan assesment awal keperawatan. Apabila dari
skrining tersebut didapatkan masalah gizi pada pasien tersebut, maka dilakukan konsul
kepada ahli gizi untuk dilakukan asesmen gizi lebih lanjut.
13. Assesmen gizi dilakukan oleh ahli gizi menggunakan formulir asesmen gizi.
14. Rumah Sakit melaksanakan asesmen awal individual untuk populasi tertentu,yaitu:
 Anak – anak
 Dewasa Muda
 Lanjut usia yang lemah
 Sakit terminal
 Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens
 Wanita dalam proses melahirkan
 Wanita dalam proses terminasi kehamilan
 Pasien dengan kelainan emosional atau gangguan jiwa
 Pasien diduga ketergantungan obat atau alkohol
 Korban kekerasan atau terlantar
 Pasien dengan infeksi atau penyakit menular
15. Melaksanakan assesmen pada pasien yang akan meninggal dan melaksanankan sesuai
assesmen.
16. Melaksanakan identifikasi awal pada pasien dengan pemulangan dalam kondisi kritis
misalnya; karena usia, kesulitan mobilitas, pelayanan medis dan keperawatan yang
berkelanjutan, atau bantuan dalam aktivitas sehari-hari.
17. Melaksanankan assesmen ulang keperawatan secara reguler dan periodik terhadap pasien
rawat inap yang non akut oleh perawat menyesuaikan dengan aturan shift perawat setiap
harinya.
18. Asesmen ulang medis dilakukan oleh DPJP setiap hari termasuk akhir minggu, terkhusus
pasien akut (pasien dalam kondisi tidak stabil).
19. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada internal tertentu atas dasar kondisi dan
pengobatan untuk menetapkan respon terhadap pengobatan dan merencanakan
pengobatan atau pemulangan pasien.
20. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge
planning).
21. Staf medis (dokter umum dan dokter spesialis), keperawatan dan staf lain yang
bertanggung jawab atas pelayanan pasien bekerjasama dalam menganalis dan
mengintegrasikan asesmen pasien. Integrasi dan analisis antar staf dan profesi tersebut
dituliskan dalam formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
22. Pasien, keluarga pasien dan orang lain yang membuat keputusan atas nama pasien diikut
sertakan dalam proses pengambilan keputusan.
23. Pasien dan keluarga pasien diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen dan setiap
diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan.
24. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan
diikut sertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi.

Ditetapkan di : Kisaran
Pada tanggal : 19 Januari 2018
Direktur RS Permata Hati

dr. Harist Hamonangan

Anda mungkin juga menyukai