Anda di halaman 1dari 36

INTERNALISASI ASUHAN

KEPERAWATAN STROKE
BERBASIS PCC

NS. DYAH UNTARI M.KEP SP.KEP. MB

Dyah Untari, 2019 1


BIODATA
Ns. Dyah Untari M.kep Sp.Kep MB

Jakarta, 28 Desember 1979

Pendidikan :
1. DIII kep Wijayakusuma 2001
2. S1 Keperawatan UI 2007
3. S2 Keperawatan UI 2018
Penghargaan :
Best oral persentasion at Himpeni 2018
Pekerjaan
1. Kepala Ruang Perawatan Stroke unit
2. Staf pengajar Akper RSPAD gatot
Spebroto

Dyah Untari, 2019 2


PCC (PATIEN Care center)
• Perawatan yang ramah dan responsif
terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai
pasien secara individual dan memastikan
pasien membuat keputusan klinis(Institute
medicineand comitteon quality of health
care in Amerika, 2001)
• Perawatan komprehensif yang memenuhi
kebutuhan fisik, psikologis,dan sosial
setiap pasien(Suhoen et al, 2010)

Dyah Untari, 2019 3


Dimensi PCC
Menghormati
Berkelanjuta penilaian dan Informasi dan
pilihan pasien
n dan transisi edukasi

Koordinasi
pelayanan PCC Dukungan
emosional

Akses
pelayanan Melibatkan
keluarga
Kenyamanan dan teman
fisik

Dyah Untari, 2019 4


Komponen utama
PCC

Menemukan
penyebab,
menciptakan
Memahami hubungan
pasien secara terapeutik
utuh, bersikap
realistik
Mengekplorasi
penyakit dan
dan riwayat Moreau, et al 2012;
penyakit Hudson et al 2011

Dyah Untari, 2019 5


Manfaat PCC

Meningkatkan
Mengurangi pemberdayaan
Meningkatkan
kemungkinan pasien dan
kepuasan
mal praktik dan mengurangi
pasien
keluhan biaya
perawatan

Shahler, 2007; Ellen et a,, 2011; Hudon et al 2011

Dyah Untari, 2019 6


ANGKA KEJADIAN

ANGKA KEJADIAN STROKE DI DUNIA (AMERIKA)

Setiap 40
detik 1
795.000 penderita 2020 penderita
stroke 2015 Penderita baru
stroke 7,6
jt jiwa

Mozaffarian, 2016
Dyah Untari, 2019 7
Angka kejadian stroke di Indonesia

Prevalensi
stroke 2018
naik dari 7%
2013 12,1 menjadi
perseribu 10,9%
penduduk

2007
penderita
stroke 8,3
perseribu
penduduk
Riskesdas 2007,2013 dan 2018

Dyah Untari, 2019 8


TUJUAN PENATALAKSANAAN
MENURUNKAN
MORBIDITAS

MENURUNKAN
ANGKA
KECACATAN

MENURUNKAN TINGKAT
KEMATIAN

BERHASIL BILA MASYARAKAT PAHAM


FILOSOFI STROKE,,,,,,,,,,,
Dyah Untari, 2019 9
filosofi

Time in
Brain

Golden
Stroke periode

Gawat
dan
darurat

Dyah Untari, 2019 10


DEFINISI
gangguan yang berkembang
cepat, tanda klinis gangguan
fungsi fokal serebral yang
berlangsung lebih dari 24
jam dengan Penyebab jelas
yang berasal dari vaskular,
didasarkan pada klinis
gejala, pemeriksaan fisik,
dan CT / MRI (WHO dalam
Rong Zhu, Ke Xu, Jingpu
Shi & Qi Yan, 2016)

Dyah Untari, 2019 11


Faktor resiko stroke

Dyah Untari, 2019 12


Stroke iskemik dan perdarahan

Dyah Untari, 2019 13


ETIOLOGI SUMBATAN
DAN PERDARAHAN

Dyah Untari, 2019 14


Pembuluh darah otak

Dyah Untari, 2019 15


MEKANISME TIK
• Ruang intra kranial adalah suatu ruangan kaku yang
terisi penuh sesuai kapasitasnya dengan unsur yang
tidak dapat ditekan, yaitu : otak ( 1400 g), cairan
serebrospinal ( sekitar 75 ml), dan darah (sekitar
75 ml). Peningkatan volume pada salah satu dari
ketiga unsur utama ini mengakibatkan desakan ruang
yang ditempati oleh unsur lainnya dan menaikkan
tekanan intra kranial (Lombardo,2003 ).
• 2. Hipotesa Monro-Kellie Teori ini menyatakan
bahwa tulang tengkorak tidak dapat meluas
sehingga bila salah satu dari ketiga komponennya
membesar, dua komponen lainnya harus
mengkompensasi dengan mengurangi volumenya ( bila
TIK masih konstan ).
Dyah Untari, 2019 16
GAMBARAN CT
SCAN

Iskemik ( Infark) Perdarahan ( Hemoragik)

Dyah Untari, 2019 17


Perbedaan Gejala Stroke
berdasarkan proses Patologi
Gejala (anamnesa) Infark Perdarah an
1. Permulaan Subakut Sangat
2. Waktu Bangun pagi Akut
3. Nyeri Kepala Tidak Lagi Aktif
4. Kejang Ada Ada
5. Kesadaran menurun Tidak ada ++ +++ hebat sampai
Kadangkadang (sedikit) koma

Dyah Untari, 2019 18


Deteksi dini stroke
• FAST TEST
Facial Palcy  Yes  No
 Right  Left

Arm weakness  Yes  No


 Right  Left

Speech impairment  Yes  No


 Right  Left

Dyah Untari, 2019 19


Tanda dan gejala

Dyah Untari, 2019 20


Tanda dan gejala stroke

Dyah Untari, 2019 21


A stroke “Chain of survival
 Detection
 Dispatch
 Delivery
 Door
 Data
 Decision
 Drug

Dyah Untari, 2019 22


DOOR –
Emergency Room

Dyah Untari, 2019 23


STROKE/ BRAIN ATTACK
TEAM
 Nursing
 Neurology
 Neurosurgery
 Radiology
 Pharmacy
 Clinical laboratory personel

Dyah Untari, 2019 24


DATA
LABORATORIUM
 Glucose & electrolytes
 Complete blood cell count
 PT/ aPTT
 Cardiac enzyme
 ABG

NEURO IMAGING
 Ct Scan
 MRI
 CT Angiografi
Dyah Untari, 2019 25
Desision
• Rawat icu
• Rawat imcu
• Rawat unit stroke

Dyah Untari, 2019 26


Terapi umum
• Penatalaksanaan di ruang
gawat darurat
• Monitoring
• Pulmonary and airway care
• Fluid balance
• Blood pressure
• Glucose metabolism
• Body temperature
Dyah Untari, 2019 27
monitoring
• Pemantauan terus-menerus
dalam 72 jam HR, RR , SaO2
• Pemantauan BP, Blood glucose,
Vigilance (GCS), pupils,
Neurological status (e.g. NIHSS or
Scandinavian stroke scale),
• Pemantauan jantung (cardiac
monitoring) harus dilakukan
selama 24 jam pertama setelah
serangan stroke iskemik
(AHA/ASA, Class I, Level of
evidence B).
Dyah Untari, 2019 28
a. Stroke non hemoragik
• Stroke infarct terjadi akibat kurangnya
aliran darah ke otak.
• Aliran darah ke otak normalnya adalah
58 mL/100 gram jaringan otak per
menit; jika turun hingga 18 mL/100
gram jaringan otak per menit, aktivitas
listrik neuron akan terhenti meskipun
struktur sel masih baik,
• sehingga gejala klinis masih reversibel.
Jika aliran darah ke otak turun sampai
<10 mL/100 gram jaringan otak per
menit, akan terjadi rangkaian
perubahan biokimiawi sel dan membran
yang ireversibel membentuk daerah
infark.

Dyah Untari, 2019 29


b. Stroke hemoragik
• Stroke hemoragik yang terjadi
karena pecahnya pembuluh darah
otak pada daerah tertentu,
biasanya terjadi saat pasien
melakukan aktivitas atau saat aktif.
Namun bisa juga terjadi saat
istirahat, kesadaran pasien
umumnya menurun, stroke
hemoragik perdarahan ke dalam
jaringan otak atau area sekitar,
hemoragik dapat terjadi di epidural,
subdural, dan intraserebral. (Long
C, Barbara, 2003; Hudak & Gallo,
2005).
Dyah Untari, 2019 30
MENDIAGNOSIS PERBEDAAN
STROKE
 Menggunakan siriraj Score
 Untuk menentukan stroke hemoragik ataupun
non hemoragik
• Kolapo, dkk di Nigeria membandingkan skor
siriraj dgn CT-Scan. Sensitivitas (Sn) dan
spesifisitas (Sp) berkisar antara 71-82%
• Hal senada juga dilakukan oleh Soman, dkk di
India dgn sensitivitas dan spesifisitas berkisar
antara 75%-81%
• Maria GC, dkk di Italia membuktikan skor siriraj
memiliki sensitivitas yang bagus (94%), namun
spesifisitas yang rendah (64%)
• Connor, dkk sebaliknya membuktikan bahwa utk
mendeteksi stroke hemoragik, skor siriraj
memiliki Sn rendah 60% dan Sp 88% #SOjurnal
Dyah Untari, 2019 31
rumus

(2,5 x kesadaran) +(2 x muntah) + (2 x sakit kepala) +


(0,1 x diastol) – (3x faktor ateroma) – 12

Keterangan :
Kesadaran : Koma (2); Mengaantuk (somnolen)=1 ;
Sadar (1)
Muntah/ sakit Kepala : Ya =1 dan Tidak= 0
Ateroma= Jantung, DM =1 dan Tidak =0

Skor Siriraj :
>1 = Stroke hemoragik
<-1= Stroke Iskemik
-1< x< 1 = Butuh evaluasi CT Scan

Dyah Untari, 2019 32


Contoh Kasus (2,5 x kesadaran) +(2 x
muntah) + (2 x sakit kepala) +
(0,1 x diastol) – (3x faktor
ateroma) – 12
• Suatu malam perawat A didatangi
rumahnya dikarenakan ada tetangga
nya yang mengalami sakit kepala, Keterangan :
muntah seperti menyembur. Dan saat Kesadaran : Koma (2);
ini tetangganya tertidur Setelah Mengaantuk (somnolen)=1 ;
didatangi oleh perwat didapatkan Sadar (1)
data : kesadaran somnolen, TD
200/120 mmHg. Pasien mempunyai Muntah/ sakit Kepala : Ya =1
riwayat DM dan hipertensi. Terdapat dan Tidak= 0
muntahan dilantai . Ateroma= Jantung, DM =1 dan
Tidak =0
• Pertanyaan : jenis stroke apa pasien
tersebut apa yang harus dikaji dan Skor Siriraj :
apa diagnosanya, bagaimana
penatalaksanaannya >1 = Stroke hemoragik
<-1= Stroke Iskemik
-1< x< 1 = Butuh evaluasi CT
Scan
Dyah Untari, 2019 33
Cara mudah membuat
diagnosa keperawatan

Buka play Cari Ners


Download
store Diag

Dyah Untari, 2019 34


Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
terputusnya aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme
pembuluh darah serebral, edema serebral.
b. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi b.d reflek menelan turun,
hilang rasa ujung lidah.
C. Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular,
ketidakmampuan dalam persespi kognitif.
d. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan sirkulasi serebral,
gangguan neuromuskuler, kehilangan tonus otot fasial / mulut,
kelemahan umum/ letih.
e. Perubahan persepsi sensori b.d penerimaan perubahan sensori
transmisi, perpaduan (trauma/penurunan neurologi), tekanan
psikologis (penyempitan lapangan persepsi disebabkan oleh
kecemasan).
f. Kurang perawatan diri b.d kerusakan neuromuskuler, penurunan
kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol / koordinasi otot. g.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan reflek batuk,
ketidakmampuan mengatasi lendir.
Dyah Untari, 2019 35
Dyah Untari, 2019 36

Anda mungkin juga menyukai