Anda di halaman 1dari 3

PERIPHERAL OSSIFYING FIBROMA

Peripheral ossifying fibroma (POF) adalah lesi reaktif yang relatif umum pada gingiva,
terhitung 9,6% dari semua laporan biopsi tentang lesi gingiva [17]. Nomenklatur untuk lesi
ini masih membingungkan dan sering dilaporkan sebagai peripheral fibroma with
calcification atau peripheral odontogenik fibroma. Masalah ini menjadi lebih sulit sejak
sistem klasifikasi World Health Organization mengakui peripheral odontogenik fibroma
sebagai kesatuan yang berbeda dan terpisah dari POF. Literatur saat ini mengarahkan lesi ini
sebagai peripheral ossifying fibroma (tipe WHO) dan diakui secara terpisah dari POF gingiva
[18-20]. Sekarang ini lebih banyak dipakai istilah peripheral ossifying fibroma, hal ini
berdasarkan gambaran mikroskopis yang menunjukkan lapisan fibroselular dengan area
osifikasi dan tidak terdapat epitel odontogenik . POF diperkirakan berasal dari ligamen
periodontal superfisial dan ditemukan paling sering pada maksila anterior. POF dapat terjadi
pada segala usia namun lebih sering pada anak-anak dan usia remaja dan dilaporkan 50% lesi
terjadi diantara usia 5 dan 25 tahun. Wanita lebih sering dari laki-laki dengan rasio 2 : 1.
Patogenesis lesi ini belum diketahui dengan pasti tetapi seperti kalkulus, plak, ill-fitted dental
appliance, dan restorasi yang kasar dipandang sebagai faktor iritasi yang menyebabkan
tumbuhnya lesi ini. Gambaran klinis POF biasaya asimptomatik, massa noduler, warna sama
dengan sekitarnya atau kemerahan, ukuran diameter kurang dari 1,5 cm, konsistensi padat,
batas tegas, permukaan rata, tidak selalu terdapat ulserasi, tumbuh pada ligamen periodontal
regio interdental papilla gingiva dengan dasar luas bertangkai atau sessile, lesi ini terpisah
dari tulang sekitarnya, dan gigi didekatnya tidak goyang. Karena tingkat rekurensi POF yang
lebih tinggi maka diperlukan diagnosis histologis seperti yang direkomendasikan untuk
semua lesi gingiva reaktif.

Gambaran histopatologis lesi ini terdiri atas kumpulan serat-serat kolagen dan jaringan
stroma friboselular, dengan daerah jaringan friboseluler yang lembut, ditemukan area
osifikasi, tampak deposit kecil klasifikasi tulang. Selain itu massanya tidak berkapsul dan
POF lebih seluler daripada peripheral fibroma dan kurang vaskular dari pyogenic granuloma.
Gambaran radiologis umumnya lesi berbentuk bulat berbatas tegas tampak gambaran
campuran radiopak dan radiolusen yang didominasi unsur osifikasi, polanya dapat berbentuk
granuler atau ground glass. Jarang terjadi gambaran superficial bone erosion dibawah lesi.
Penatalaksanaan untuk POF adalah pembedahan eksisi lokal sampai bawah periosteum
termasuk ligamen periodontal, tepi bedah pada perifer lesi dan batas terdalam dari lesi. Faktor
iritan seperti kalkulus, plak, ill-fitted dental appliance, restorasi yang kasar harus dihilangkan
untuk mencegah rekurensi. Angka rekurensi tinggi sekitar 16% dari lesi reaktif lainnya dan
tidak ada bukti yang menunjukkan perubahan kearah keganasan. Pengangkatan POF yang
tidak lengkap dengan laser CO2 karena ablasi berada di dekat permukaan akar dan kerusakan
yang terjadi ialah luka dangkal dalam jaringan dengan kadar air yang meningkat. Oleh
karena itu, laser ablasi dari jaringan lunak interproksimal ke periosteum membutuhkan
beberapa lintasan yang dapat merusak permukaan akar yang berdekatan dan mungkin
memiliki akses terbatas untuk laser handpiece.

Gambar:

Wanita berusia 21 tahun ini mengalami peningkatan lesi pada langit-langit antara gigi nomor
10 dan 11 yang tidak diketahui durasinya (Gbr. 5). Karena akses lesi dari diastema ke
interproximal baik, maka laser CO2 digunakan untuk memotong lesi dari tangkainya. Setelah
laser ablasi ke dalam ruang ligamen periodontal, lapisan karbonisasi dibiarkan berfungsi
sebagai perban biologis. Hasil penyembuhan 28 hari tidak menunjukkan lesi yang tersisa dan
tidak ada kehilangan perlekatan periodontal di situs. Tidak ada kekambuhan yang dilaporkan
dalam kasus ini selama sepuluh tahun terakhir.

Refleksi flap mukoperiosteal sering diperlukan untuk mengobati defek kosmetik akibat eksisi
lesi yang lengkap (Gbr.6). Hal ini untuk mengoreksi eksisi melalui peningkatan gingiva yang
sehat ke arah koronal dan sering dikombinasikan dengan cangkok jaringan ikat untuk hasil
estetika yang lebih baik [23]. Tindak lanjut jangka panjang direkomendasikan karena tingkat
kekambuhan POF yang lebih tinggi dibandingkan dengan lesi reaktif lainnya.

Anda mungkin juga menyukai