Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

STUDI KELAYAKAN BISNIS


“”

Dosen Pengampu :
- Ramdansyah

Disusun Oleh :
Nurtati Sitorus 7173142027
Rachel Maria Yosevin Siregar 7173342041
Sukma Yuningsih 7173142033
Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Mini Riset” mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak/ Ibu dosen yang bersangkutan
yang sudah memberikan tugas mini riset ini. Dari tugas mini riset ini, penulis banyak mendapat
pembelajaran yang sangat berguna. Dan semoga pembelajaran ini juga dapat membuat penulis
semakin memahami bagaimana .
Dalam membuat mini riset ini penulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun agar penyusunan laporan ini lebih
baik dalam penulisan dikemudian hari.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga mini riset ini dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan, Mengingat bahwa
kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-
pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus
dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk
memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan
dibatalkan. Pengertian studi kelayakan usaha atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya,
dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan
untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan
bahkan ditidak dijalankan.
Dalam makalah mini riset ini kami membahas mengenai perusahaan yang sudah
berjalan namun memiliki masalah dari segi aspek yang telah dibahas dalam studi kelayakan
bisnis. Aspek yang kami ambil yaitu aspek AMDAL dan aspek Finansial. AMDAL harus
dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek – proyek
poroduksi. Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraan melakukan aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkuangannya.Pada
awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah,tapi seteleh perubahan itu menjadi
di luar ambang batas,maka manusia tidak dapat mentolerir lagi perubaahan yang merugikan
itu. Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan ,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya
modal kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakalh proyek akan dapat berkembang terus.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek AMDAL pada perusahaan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo dalam
studi kelayakan bisnisnya?
2. Bagaimana aspek Finansial pada perusahaan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo dan
dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan PT. Lapindo Brantas di


Sidoarjo dari segi aspek AMDAL dalam studi kelayakan bisnisnya?
2. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan PT. Lapindo Brantas di
Sidoarjo dari aspek Finansial dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?

I.4 Manfaat

1. Mengetahui dampak apa yang disebabkan oleh perusahaan PT. Lapindo Brantas di
Sidoarjo dari segi aspek AMDAL terhadapa lingkungan sekitarnya.
2. Mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo
dari aspek Finansial dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
BAB II

KAJIAN TEORI

II.1 ASPEK AMDAL

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal –hal yang
dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan
kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi
kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha
dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif
dan mengembangkan dampak positif.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya
digunakan kriteria mengenai :
a. besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
serta menekan pencemar an sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Dengan
demikian AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan
rencana kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.
II.2 ASPEK FINANSIAL

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan ,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya
modal kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakalh proyek akan dapat berkembang terus.

a. Kebutuhan Dana Dan Sumbernya

Dana diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik dan
mesin-mesin serta aktiva tetap tidak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan
dan biaya-biaya sebelum operasi. Disamping aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal
kerja, yang diartikan sebagai modal kerja bruto ( menunjukkan semua investasi yang
diperlukan untuk aktiva lancar).

Beberapa sumber dana yang penting antara lain :

1. Modal pemilik usaha yang disetorkan.

2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal.

3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan diterbitkan dipasar modal.

4. kredit yang diterima dari bank.

5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.

b. Aliran Kas (Cash Flow)

Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan adapula ynag bersifat insidential.
Sumber -sumber penerimaan kas dapat berasal dari :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau adanya penurunan aktiva tidak
lancar yang diimbangi dengan penerimaan kas.

2. Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan
penerimaan kas.

4.Berkuarangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas,
misalnya berkurangnya peersediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden.


Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi berikut:

1.Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.

2. Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas perusahaan oleh pemilik
perusahaan.

3.Pembayaran angsuran atau perluanasan utang.

4.Pembelian barang dagangan secara tunai.

5.Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pajak, denda, dan lain sebagainya.

transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas anatara lain adalah:

1. adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi, dan deplesi terhadap aktiva
tetap, 'intangible assets' dan ' warting assets'.

2. adanya pengakuan kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan piutang maupun
tidak dan adanya penghapusan utang tak tertagih.

3. adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki serta penghentian
penggunaan aktiva tetap karena telah habis susut atau sudah tidak dapat dipakai lagi.

4. Adanya pemabyaran deviden dalam bentuk saham (stock devidend), adanya pembatasn
penggunaan laba serta adanya penilaian kembali aktiva tetap yang ada.

d. Biaya Modal (Cost Of Capital)

1. Biaya Utang.

Biaya utang untuk jangka panjang maupun jangka pendek dapat dihitung misalnya dengan
menggunakan konsep present value.

2. Biaya Modal sendiri

a. Biaya Saham Preferen. Saham preferen memberikan penghasilan berupa deviden yang tetap
kepada pemiliknya yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak.

b. Biaya Saham Biasa. merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh
suatu investasi yang dibelanjaioleh saham biasa.
c. Biaya Laba ditahan.Pada prinsinya sama dengan biaya dari saham biasa. Bedanya, untuk
biaya saham biasa memiliki floatation cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanskan
proses saham, sedangkan menggunakan dana dari laba yang ditahan tidak memerlukan baiaya.

e. Penilaian dan Pemilihan Investasi

1. Metode penilaian investasi

Metode Payback Period (PP). suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi (initial cahs investment) dengan menggunakan aliran kas. Metode
Internal Rate of Return (IRR). Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan
kas, dengan pengeluara investasi awal.

Metode Net Present Value (NPV). yaitu selisih anatara Present Value dari investasi dengan
nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih ( aliaran kas operasional maupun aliaran
kas terminal) di masa yang akan adatang. Metode Profitability Index (PI). Pemakain metode
PI ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandinngan antara nilai sekaarang (
present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang
dengan nilai sekarang ( present value) dari investasi yang telah dilakukan.

2. Pilihan Leasing atau Beli

Apabila dijumpai suatu kondisi untuk menjawab apakah untuk pengadaan sesuatu, misalnya
mesin produksiakan dilakukan melalui leasing atau beli, bagaimana menentukannya? dari
kepentingan penyewa (lessee), biaya untuk leasing dapat dihitung dengan Net Adventage of
Leasing (NAL)

3. Urutan Prioritas

Proses pengurutan prioritas ini memiliki beberapa skenario. Lima diantanya dipaparkan berikut
ini:

a. Skenario Mutually Exclusive ( saling meniadakan). Skenario inidipakai jikasuatu proyek A


dipilih, maka proyek lain harus tidak di pilih.

b. Skenario Contigency (saling terkait). Skenario ini dipakai jika suatu proyek A yang dipilih,
maka proyek B (atau mungkin ada proyeklain) harus diikutsertakan pula.
c. Skenario Independence (saling bebas). Skenario ini , walaupun jarang dijumpai,
digunakanjika suatu proyek A dianggap yang paling layak direalisasikan, tidak ada hubugan
dengan proyek B (atau proyek lainnya) yang juga layak direalisasikan.

d. Skenario Capital Budget Constrain ( keterbatasan finansial).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Subjek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo

III.2 Teknik pengumpulan

Dalam metodologi penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu identifikasi masalah kemudian
di analisis berdasarkan literatur yaitu data dikumpulkan melalui kajian pustaka (riset pustaka)
dimana data diperoleh dari berbagai artikel jurnal yang berkaitan dengan studi kelayakan bisnis
serta dari berbagai sumber lainnya.

III.3 Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Dimana analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek Amdal dan untuk analisis
kuantitatif dingunakan untuk menganalisis aspek finansial pada perusahaan PT. Lapindo
Brantas di Sidoarjo.
BAB IV

PEMBAHASAN

III.1 Analisa Pembahasan Masalah


III.1.2 Permasalahan pada aspek AMDAL

Kasus yang kami ambil yaitu kerusakan lingkungan yang dilakukan PT. Lapindo
Brantas di Sidoarjo dengan lumpur yang tiada henti-hentinya mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan menelantarkan ribuan masyarakat sekitar, yang sampai hari ini belum juga
terselesaikan.

Produksi limbah padat naik secara signifikan selama lima tahun terakhir. Pada tahun
2000, untuk ibu kota Jakarta saja menghasilkan 24.000 m3 sampah perhari, yang
diperkirakan akan berlipat ganda hingga tahun 2010. Hanya sekitar 50 persen dari limbah
padat yang dikumpulkan untuk dibuang ke tempat pembuangan. Daerah-daerah miskin
diperkotaan secara umum dilayani secara setenggah-setenggah atau justru tidak dilayani sama
sekali.

Di Indonesia setidaknya, sekitar 15-20 persen dari limbah dibuang secara baik dan
tepat, sisanya dibuang di sungai dan kali, menciptakan masalah banjir. Diperkirakan 85 persen
dari kota-kota kecil dan lebih dari 50 persen kota berukuran menenggah secara resmi
membuang limbah mereka di tempat-tempat terbuka.

Sekitar 75 persen dari limbah perkotaan dapat terurai dan dapat digunakan sebagai
kompos atau biogas. Namun, kurangnya pengetahuan dan pelatihan menghambat
pengembangan lebih jauh dari pengelolaan limbah yang produktif semacam itu. Walaupun
adanya pasar yang relatif besar untuk produk-produk daur ulang, hanya sebagian kecil dari
limbah tersebut yang didaur ulang (Indonesia Expanding Horizon, 2003).
III.1.3 Permasalahan pada aspek Finansial dan kaitannya terhadap perekonomian
indonesia

Polusi dan pengelolaan limbah yang buruk membawa dampak negatif yang tinggi
terhadap perekonomian Indonesia. Menurut (Indonesia Expanding Horizon, 2003) akibat
pengelolaan limbah yang buruk dapat mengakibatkan :

 Total kerugian ekonomi dari terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi, diestimasi
secara konservatif adalah sebesar 2 % dari PDB tiap tahunnya.
 Biaya yang timbul dari polusi udara terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan sekitar
400 juta dollar setiap tahunnya.
 Biaya yang timbul akibat polusi udara di wilayah Jakarta saja diperkirakan sebanyak 700
juta dollar pertahunnya.
 Biaya-biaya yang biasanya lebih banyak ditanggung oleh kelompok yang berpendapatan
rendah karena dua sebab. Pertama, merekalah yang memiliki kemungkinan besar terkena
dampak dari polusi. Kedua, mereka kurang memiliki kemampuan untuk membiayai
pencegahan dan mengatasi dampak polusi itu sendiri.

III.2 Penyebab permasalahan

Penyebab terjadinya masalah dalam aspek amdal tersebut dikarenakan pada saat
dilakukan studi kelayakan bisnis pihak yang meneliti atau yang melakukan studi kelayakan
bisnis tidak melakukannya dengan baik sehingga terjadi hal seperti pada kasus diatas.
Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia memiliki
banyak kelemahan, yaitu :
1) AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk
menolak atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.
2) Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan
dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum sepenuhnya diterima
didalam proses pengambilan keputusan.
3) Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan kata
lain, tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL
serta UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa. Masih lemahnya metode -
metode penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial - budaya”, sehingga kegiatan -
kegiatan pembangunan yang implikasi sosial –budayanya penting, kurang mendapat kajian
yang seksama.

Penyebab lainnya dikarenakan kurangnya keuangan perusahaaan untuk mengelolah


limbah dari industrinya dan juga kurangnya keterampilan sumber daya manusianya dan
kurangnya pengetahuan dan pelatihan menghambat pengembangan lebih jauh dari pengelolaan
limbah yang produktif semacam itu.
BAB IV

PENUTUP

IV. Kesimpulan

Dari hasil riset pustaka yang kami analisis dapat disimpulkan bahwa perusahaan PT.
Lapindo Brantas di Sidoarjo dalam operasi perusahaannya telah melanggar etika bisnis dan
tidak menjalankan sesuai dengan perkiraan atau ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya
pada saat analisis studi kelayakan bisnisnya. Dimana lumpur yang tiada henti-hentinya
mengakibatkan kerusakan lingkungan dan menelantarkan ribuan masyarakat sekitar
lingkungan perusahaan akibat dari pembuangan limbah industri yang tidak dinetralisir oleh PT.
Lapindo Brantas.

Disatu sisi hal ini mengakibatkan masyarakat disekitar perusahaan tidak nyaman karena
lingkungannya tercemar dan disis lain berdampak keuangan perusahaan dan perekonomian
indonesia. Akibat dari hal itu tentunya perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap
kerusakan lingkungan yang terjadi dan dengan demikian pasti membutuhkan kerugian besar
bagi perusahaan untuk mengelolah kembali limbah industri tersebut. Serta mengakibatkan
investor menjadi merasa ragu untuk menanamkan modalnya terhadap perusahaan tersebut
karena tidak ada tanggung jawab sosial terhadap kelangsungan hidup masyarakat. Dari
perekonomian indonesia mengalami kerugian ekonomi dari terbatasnya akses terhadap air
bersih dan sanitasi, diestimasi secara konservatif adalah sebesar 2 % dari PDB tiap tahunnya.
Biaya yang timbul dari polusi udara terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan sekitar 400
juta dollar setiap tahunnya.
IV. Saran

 Bagi pihak yang melakukan studi kelayakan bisnis sebaiknya lebih teliti dan
berkompeten dibidangnya dalam menganalisis setiap aspek, supaya perusahaan yang
akan dijalankan nantinya layak untuk dijalankan dan tidak merugikan masyarakat dan
juga tidak berdampak buruk pada perekonomian indonesia seperti pada kasus yang
kami bahas.
 Bagi perusahaan PT. Lapindo Brantas sebaiknya melakukan tanggung jawab sosialnya
dan mengolah limbah industinya supaya masyarakat disana nyaman dan supaya
masalah ini pun dapat diselesaikan dengan baik.
 Bagi pemerintah supaya lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap perusahaan
yang melanggar etika bisnis dan menindaklanjuti kasus yang PT. Lapindo Brantas.
Karena dari data yang kami peroleh sampai saat ini kasus ini belum juga diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai