Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S1 TEKNIK SIPIL

METODE NUMERIK

Pertemuan 2 & 3 :
AKAR PERSAMAAN

Oleh :
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Umum
Apa ANDA masih ingat dengan rumus ini ???

 b  b 2  4ac
x1, 2  persamaan kuadrat abc :
2a
Rumus ini digunakan untuk menyelesaikan pers. Polinomial Derajat
Dua, misal (ax2 + bx + c = 0)
Bagaimana dengan pers. Polinomial Derajat Tiga atau Empat, atau
persamaan dengan derajat lebih tinggi..., misal (X3 + x2 - 4x - 3 = 0),
dsb.
Bentuk persamaan di atas sulit atau tidak mungkin diselesaikan
secara eksplisit.
Namun Metode Numerik memberikan cara-cara untuk
menyelesaikan bentuk pers. tersebut secara perkiraan
(aproksimasi) sampai diperoleh hasil yang mendekati penyelesian
eksak.

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Penyelesaian

Metode Setengah Interval

Metode Interpolasi Linier

Metode Newton-Raphson

Metode Secant

Metode Iterasi

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval (Bisection Method)
Bisection Method merupakan metode yang paling sederhana
diantara beberapa metode yang akan dipelajari.
Langkah penyelesaian persamaan metode setengah interval
(Bisection Method) adalah sbb :
1. Dipilih/dicoba dua nilai x sembarang, misalkan xi dan xi+1;
2. Hitung nilai fungsi f(xi) dan f(xi+1), dimana keduanya berlawanan
tanda, f(xi) * f(xi+1) < 0. Jika tanda nilai f(xi) dan f(xi+1) sama, maka
salah satu nilai x diganti;
3. Perkiraan pertama dari akar xt dihitung dari nilai tengah xi dan xi+1;
xi  xi 1
xt  1
2
4. Hitung nilai f(xt), jika hasilnya sama atau mendekati nol (atau
sesuai batasan yang ditentukan), maka hitungan dihentikan dan jika
nilai f(xt) masih belum dekat dengan nol, maka iterasi dilanjutkan;
5. Jika f(xi) * f(xt)<0, maka lokasi akar persamaan berada di interval
antara xi dan xi+1, sehingga iterasi berikutnya dilakukan dengan
memasukkan nilai xt ke xi dan kembali ke langkah 3 di atas,
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval (Bisection Method)
Langkah penyelesaian persamaan metode setengah interval
(Bisection Method) adalah sbb :
Jika f(xi)*f(xt)>0, maka lokasi akar persamaan berada di
interval antara xt dan xi+1, sehingga iterasi berikutnya dilakukan
dengan memasukkan nilai xt ke xi+1 dan kembali ke langkah 3 di
atas,
Jika f(xi)*f(xt)=0, maka tahap iterasi dihentikan dan xt adalah
akar persamaan yang dicari;
6. Tahap iterasi dapat juga dihentikan, jika nilai mutlak dari
kesalahan relatif iteratif ǀƐr-iǀ lebih kecil dari batas toleransi
yang diizinkan/ditetapkan.

x it  x it 1
 r i  i
100
xt

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Persamaan metode setengah interval adalah sbb :

xi  xi 1
xt  1
2

Gambar 1. Prosedur/Skema Hitungan Metode Setengah Interval

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Contoh :
1. Hitung salah satu akar persamaan pangkat tiga berikut ini.
f (x) = X3 + X2 – 3X – 3 = 0
Dengan syarat batas : f(xt)≤ 0.001

x f(x) 25.00
23.00
0.0000 -3.0000
21.00
0.2500 -3.6719 19.00
0.5000 -4.1250 17.00
0.7500 -4.2656 15.00
13.00
1.0000 -4.0000
11.00
1.2500 -3.2344 9.00
1.5000 -1.8750 7.00
1.7500 0.1719 5.00
3.00
2.0000 3.0000
1.00
2.2500 6.7031 -1.000.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00
2.5000 11.3750 -3.00
2.7500 17.1094 -5.00
-7.00
3.0000 24.0000

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Penyelesaian dengan Numerik:
xi  xi 1
Dengan syarat batas : f(xt)≤ 0.001 xt 
2
Dicoba pada iterasi awal, x1 = 1 dan x2 = 2
IF(f(xi)*f(xt)<0,xi,xi+1))
iterasi
Xi Xi+1 f(x i) f(x i+1) Xt f(x t) Ɛr-i (%) syarat batas
(i)
1 1.0000 2.0000 -4.0000 3.0000 1.5000 -1.8750 hitungan lanjut
2 1.5000 2.0000 -1.8750 3.0000 1.7500 0.1719 14.29 hitungan lanjut
3 1.7500 1.5000 0.1719 -1.8750 1.6250 -0.9434 7.69 hitungan lanjut
4 1.6250 1.7500 -0.9434 0.1719 1.6875 -0.4094 3.70 hitungan lanjut
5 1.6875 1.7500 -0.4094 0.1719 1.7188 -0.1248 1.82 hitungan lanjut
6 1.7188 1.7500 -0.1248 0.1719 1.7344 0.0220 0.90 hitungan lanjut
7 1.7344 1.7188 0.0220 -0.1248 1.7266 -0.0518 0.45 hitungan lanjut
8 1.7266 1.7344 -0.0518 0.0220 1.7305 -0.0150 0.23 hitungan lanjut
9 1.7305 1.7344 -0.0150 0.0220 1.7324 0.0035 0.11 hitungan lanjut
10 1.7324 1.7305 0.0035 -0.0150 1.7314 -0.0057 0.06 hitungan lanjut
11 1.7314 1.7324 -0.0057 0.0035 1.7319 -0.0011 0.03 hitungan lanjut
12 1.7319 1.7324 -0.0011 0.0035 1.7322 0.0012 0.01 hitungan lanjut
13 1.7322 1.7319 0.0012 -0.0011 1.7321 0.0000 0.01 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Contoh :
2. Suatu balok didukung Sendi-Rol, panjang bentang a = 7 m, balok
dibebani oleh beban merata sebesar q = 10 kN/m’ dan gaya titik P =
30 kN yang bekerja pada titik C yang berada pada jarak b = 2 m dari
posisi Rol. Tentukan lokasi/posisi x pada batang balok dimana
momennya sebesar M = 20 kNm.
Dengan syarat batas : f(xt)≤ 0.001

P = 30 kN
q = 10 kN/m’

A
B C

a=7m b=2m

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Penyelesaian :
P = 30 kN
q = 10 kN/m’

A
B C
x
a=7m b=2m

RA RB

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Penyelesaian :
f(x) = RA x – q/2 x2 - M = 0 f(x) =-5x2 +26.43x - 20 = 0
Hasil dari persamaan tersebut bisa diselesaikan dengan menggunakan
persamaan kuadrat abc : x1 = 0.915 m dan x2 = 4.371 m
Penyelesaian dengan cara Numerik :
Dicoba nilai awal x1 = 0 dan x2 = 3
iterasi Xi Xi+1 f(x i) f(x i+1) Xt f(x t) Ɛr-i (%) syarat batas
1 0.000 3.000 -20.0000 14.2900 1.5000 8.3950 hitungan lanjut
2 1.500 0.000 8.3950 -20.0000 0.7500 -2.9900 100.00 hitungan lanjut
3 0.750 1.500 -2.9900 8.3950 1.1250 3.4056 33.33 hitungan lanjut
4 1.125 0.750 3.4056 -2.9900 0.9375 0.3836 20.00 hitungan lanjut
5 0.938 0.750 0.3836 -2.9900 0.8438 -1.2593 11.11 hitungan lanjut
6 0.844 0.938 -1.2593 0.3836 0.8906 -0.4268 5.26 hitungan lanjut
7 0.891 0.938 -0.4268 0.3836 0.9141 -0.0189 2.56 hitungan lanjut
8 0.914 0.938 -0.0189 0.3836 0.9258 0.1830 1.27 hitungan lanjut
9 0.926 0.914 0.1830 -0.0189 0.9199 0.0823 0.64 hitungan lanjut
10 0.920 0.914 0.0823 -0.0189 0.9170 0.0317 0.32 hitungan lanjut
11 0.917 0.914 0.0317 -0.0189 0.9155 0.0064 0.16 hitungan lanjut
12 0.916 0.914 0.0064 -0.0189 0.9148 -0.0062 0.08 hitungan lanjut
13 0.915 0.916 -0.0062 0.0064 0.9152 0.0001 0.04 hitungan selesai
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Penyelesaian :
f(x) = RA x – q/2 x2 - M = 0 f(x) =-5x2 +26.43x - 20 = 0

Penyelesaian dengan cara Numerik :


Dicoba nilai awal x1 = 1 dan x2 = 5
iterasi Xi Xi+1 f(x i) f(x i+1) Xt f(x t) Ɛr-i (%) syarat batas
1 1.000 5.000 1.4300 -12.8500 3.0000 14.2900 hitungan lanjut
2 3.000 5.000 14.2900 -12.8500 4.0000 5.7200 25.00 hitungan lanjut
3 4.000 5.000 5.7200 -12.8500 4.5000 -2.3150 11.11 hitungan lanjut
4 4.500 4.000 -2.3150 5.7200 4.2500 2.0150 5.88 hitungan lanjut
5 4.250 4.500 2.0150 -2.3150 4.3750 -0.0719 2.86 hitungan lanjut
6 4.375 4.250 -0.0719 2.0150 4.3125 0.9911 1.45 hitungan lanjut
7 4.313 4.375 0.9911 -0.0719 4.3438 0.4645 0.72 hitungan lanjut
8 4.344 4.375 0.4645 -0.0719 4.3594 0.1975 0.36 hitungan lanjut
9 4.359 4.375 0.1975 -0.0719 4.3672 0.0631 0.18 hitungan lanjut
10 4.367 4.375 0.0631 -0.0719 4.3711 -0.0043 0.09 hitungan lanjut
11 4.371 4.367 -0.0043 0.0631 4.3691 0.0294 0.04 hitungan lanjut
12 4.369 4.371 0.0294 -0.0043 4.3701 0.0126 0.02 hitungan lanjut
13 4.370 4.371 0.0126 -0.0043 4.3706 0.0041 0.01 hitungan lanjut
14 4.371 4.371 0.0041 -0.0043 4.3708 -0.0001 0.01 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Contoh :
3. Pada saluran terbuka berbentuk segiempat dengan lebar dasar (B) =
8 m, kemiringan dasar saluran (So) = 0.001. Koefisien kekasaran
Manning (n) = 0.035. Jika debit aliran yang lewat (Q) = 15 m3/dt,
berapa kedalaman aliran (h) pada saluran tersebut.
Dengan syarat batas : f(ht)≤ 0.001
Penyelesaian :
Diketahui :
B= 8m
S= 0.001
Q= 15 m3/dt
n= 0.035
h = ……..?

Syarat Batas : Jika |f(h t )| ≤ 0.001 , maka komputasi/hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Setengah Interval
Penyelesaian

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
iterasi (i) hi hi+1 f(hi) f(hi+1) ht f(ht) Ɛr-i (%) syarat batas

1 1.0000 2.0000 -424823.460 389644.298 1.5000 -304853.666 hitungan lanjut


2 1.5000 2.0000 -304853.666 389644.298 1.7500 -67340.705 14.286 hitungan lanjut
3 1.7500 2.0000 -67340.705 389644.298 1.8750 127612.791 6.667 hitungan lanjut
4 1.8750 1.7500 127612.791 -67340.705 1.8125 22581.448 3.448 hitungan lanjut
5 1.8125 1.7500 22581.448 -67340.705 1.7813 -24170.558 1.754 hitungan lanjut
6 1.7813 1.8125 -24170.558 22581.448 1.7969 -1254.238 0.870 hitungan lanjut
7 1.7969 1.8125 -1254.238 22581.448 1.8047 10547.167 0.433 hitungan lanjut
8 1.8047 1.7969 10547.167 -1254.238 1.8008 4617.546 0.217 hitungan lanjut
9 1.8008 1.7969 4617.546 -1254.238 1.7988 1674.448 0.109 hitungan lanjut
10 1.7988 1.7969 1674.448 -1254.238 1.7979 208.306 0.054 hitungan lanjut
11 1.7979 1.7969 208.306 -1254.238 1.7974 -523.415 0.027 hitungan lanjut
12 1.7974 1.7979 -523.415 208.306 1.7976 -157.667 0.014 hitungan lanjut
13 1.7976 1.7979 -157.667 208.306 1.7977 25.292 0.007 hitungan lanjut
14 1.7977 1.7976 25.292 -157.667 1.7977 -66.194 0.003 hitungan lanjut
15 1.7977 1.7977 -66.194 25.292 1.7977 -20.453 0.002 hitungan lanjut
16 1.7977 1.7977 -20.453 25.292 1.7977 2.419 0.001 hitungan lanjut
17 1.7977 1.7977 2.419 -20.453 1.7977 -9.017 0.000 hitungan lanjut
18 1.7977 1.7977 -9.017 2.419 1.7977 -3.299 0.000 hitungan lanjut
19 1.7977 1.7977 -3.299 2.419 1.7977 -0.440 0.000 hitungan lanjut
20 1.7977 1.7977 -0.440 2.419 1.7977 0.989 0.000 hitungan lanjut
21 1.7977 1.7977 0.989 -0.440 1.7977 0.275 0.000 hitungan lanjut
22 1.7977 1.7977 0.275 -0.440 1.7977 -0.083 0.000 hitungan lanjut
23 1.7977 1.7977 -0.083 0.275 1.7977 0.096 0.000 hitungan lanjut
24 1.7977 1.7977 0.096 -0.083 1.7977 0.007 0.000 hitungan lanjut
25 1.7977 1.7977 0.007 -0.083 1.7977 -0.038 0.000 hitungan lanjut
26 1.7977 1.7977 -0.038 0.007 1.7977 -0.016 0.000 hitungan lanjut
27 1.7977 1.7977 -0.016 0.007 1.7977 -0.005 0.000 hitungan lanjut
28 1.7977 1.7977 -0.005 0.007 1.7977 0.001 0.000 hitungan lanjut
29 1.7977 1.7977 0.001 -0.005 1.7977 -0.002 0.000 hitungan lanjut
30 1.7977 1.7977 -0.002 0.001 1.7977 0.000 0.000 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Jika syarat batas menggunakan kesalahan relatif iterarif (Ɛr-i) yakni :
Ɛr-i≤ 0.005, maka langkah/hitungan sampai iterasi ke-14

iterasi (i) hi hi+1 f(hi) f(hi+1) ht f(ht) Ɛr-i (%) syarat batas

1 1.0000 2.0000 -424823.460 389644.298 1.5000 -304853.666


2 1.5000 2.0000 -304853.666 389644.298 1.7500 -67340.705 14.286 hitungan lanjut
3 1.7500 2.0000 -67340.705 389644.298 1.8750 127612.791 6.667 hitungan lanjut
4 1.8750 1.7500 127612.791 -67340.705 1.8125 22581.448 3.448 hitungan lanjut
5 1.8125 1.7500 22581.448 -67340.705 1.7813 -24170.558 1.754 hitungan lanjut
6 1.7813 1.8125 -24170.558 22581.448 1.7969 -1254.238 0.870 hitungan lanjut
7 1.7969 1.8125 -1254.238 22581.448 1.8047 10547.167 0.433 hitungan lanjut
8 1.8047 1.7969 10547.167 -1254.238 1.8008 4617.546 0.217 hitungan lanjut
9 1.8008 1.7969 4617.546 -1254.238 1.7988 1674.448 0.109 hitungan lanjut
10 1.7988 1.7969 1674.448 -1254.238 1.7979 208.306 0.054 hitungan lanjut
11 1.7979 1.7969 208.306 -1254.238 1.7974 -523.415 0.027 hitungan lanjut
12 1.7974 1.7979 -523.415 208.306 1.7976 -157.667 0.014 hitungan lanjut
13 1.7976 1.7979 -157.667 208.306 1.7977 25.292 0.007 hitungan lanjut
14 1.7977 1.7976 25.292 -157.667 1.7977 -66.194 0.003 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Interpolasi Linier
Metode ini dikenal juga dengan sebutan Metode False Position, Metode ini
didasarkan pada interpolasi antara dua nilai dari fungsi yang mempunyai tanda
berlawanan.
Y Penjelasan:
f(x) Mula-mula dicari nilai
fungsi untuk setiap
f(xi+1) interval ∆x yang sama
xi X sampai akhirnya didapat
x* xi+1 dua nilai fungsi f(xi) &
xi+1 – x* f(xi+1)-f(xi) f(xi+1) berurutan yang
memp. tanda berlawanan.
Dari kedua nilai fungsi
xi+1 - xi f(xi) & f(xi+1) ditarik garis
Gambar 2. Prosedur metode Interpolasi Linier lurus sehingga terbentuk
suatu segitiga.
xi 1  x* f ( xi 1 ) Dengan menggunakan

xi 1  xi f ( xi 1 )  f ( xi ) sifat segitiga sebangun
diperoleh Pers. 2 .
f ( xi 1 )
x*  xi 1  ( xi 1  xi ) 2
f ( xi 1 )  f ( xi )
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Interpolasi Linier
Nilai x* tersebut digunakan
untuk menghitung nilai f(x*)
yang kemudian digunakan
lagi untuk interpolasi linier
dengan nilai f(xi) atau f(xi+1)
sedemikian shg kedua fungsi
memp. tanda yang berbeda.
Prosedur ini diulang lagi
sampai didapat nilai f(x*)
mendekati nol.

Bagan alir metode interpolasi linier


Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Interpolasi Linier
Contoh :
1. Hitung salah satu akar persamaan pangkat tiga berikut ini.
f (x) = X3 + X2 – 3X – 3 = 0
Dengan syarat batas : f(x*)≤ 0.001

Dicoba nilai awal x1 = 1 dan x2 = 2


IF(f(xi)*f(x*)<0,xi,xi+1))

iterasi (i) Xi Xi+1 f(x i) f(x i+1) X* f(x *) Ɛr-i (%) syarat batas
1 1.0000 2.0000 -4.0000 3.0000 1.5714 -1.36443
2 1.5714 2.0000 -1.3644 3.0000 1.7054 -0.24775 7.86 hitungan lanjut
3 1.7054 2.0000 -0.2477 3.0000 1.7279 -0.03934 1.30 hitungan lanjut
4 1.7279 2.0000 -0.0393 3.0000 1.7314 -0.00611 0.20 hitungan lanjut
5 1.7314 2.0000 -0.0061 3.0000 1.7320 -0.00095 0.03 hitungan stop

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Newton-Raphson
 Metode Newton Raphson merupakan metode penyelesaian
akar persamaan yang paling banyak digunakan.
 Pada metode setengah interval (bisection method) dan
metode interpolasi linier (false position method), diperlukan
dua nilai x untuk mendapatkan nilai akar persamaan dari
fungsi non-linier, yang mana hasilnya selalu konvergen
karena metode tersebut memperkecil interval antara dua
nilai x, dimana diantara dua nilai tersebut mempunyai nilai
fungsi sama dengan nol atau mendekati nol.
 Pada metode Newton-Raphson, hanya diperlukan satu nilai
x dalam memulai iterasi untuk mendapatkan nilai akar
persamaan.
 Nilai x awal tidak dibatasi pada interval tertentu, sehingga
metode sering dikategorikan sebagai metode terbuka.
Konsekuensi hasil tidak selalu konvergen, jika iterasi berada
pada konvergensi, iterasi dilakukan sangat efektif untuk
mencapai nilai akar persamaan yang dicari.

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Newton-Raphson
Jika perkiraan awal dari akar adalah xi, maka suatu garis singgung
dapat dibuat dari titik (xi, f(xi)).

Gambar 3. Prosedur metode Newton-Raphson


secara grafis

f ( xi )  0
f ' ( xi ) 
xi  xi 1
f ( xi )
xi 1  xi  3 Bagan alir metode Newton-Raphson
f ' ( xi )
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Newton-Raphson
Contoh :
1. Hitung salah satu akar persamaan pangkat tiga berikut ini.
f (x) = X3 + X2 – 3X – 3 = 0
Dengan syarat batas : f(xi+1)≤ 0.001
2. Pada saluran terbuka berbentuk segiempat dengan lebar dasar (B) =
8 m, kemiringan dasar saluran (So) = 0.001. Koefisien kekasaran
Manning (n) = 0.035. Jika debit aliran yang lewat (Q) = 15 m3/dt,
berapa kedalaman aliran (h) pada saluran tersebut.
Dengan syarat batas : f(xi+1)≤ 0.001

Penyelesaian Numerik Soal No. 1 :

iterasi Xi f(xi) f'(xi) Xi+1 f(xi+1) Ɛr-i (%) syarat batas


1 1.0000 -4.0000 2.000 3.0000 24.0000 hitungan lanjut
2 3.0000 24.0000 30.000 2.2000 5.8880 36.36 hitungan lanjut
3 2.2000 5.8880 15.920 1.8302 0.9890 20.21 hitungan lanjut
4 1.8302 0.9890 10.709 1.7378 0.0546 5.31 hitungan lanjut
5 1.7378 0.0546 9.535 1.7321 0.0002 0.33 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Newton-Raphson
Contoh :
3. Defleksi pada Beam
Suatu balok didukung oleh jepit-rol dengan beban segitiga yang berdampak
pada lendutan yang terjadi di sepanjang panjang batang balok. Jika
diketahui modulus elastisitas (E), momen inersia (I), beban maksimum di
lokasi jepit (w0) serta panjang bentang balok (L). Akan dicari lokasi dimana
defleksi/lendutan maksimum terjadi.
w0

x
y L=9m

dicari lokasi dimana defleksi maksimum


terjadi
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Newton-Raphson
Penyelesaian :
Dengan mengambil sumbu koordinat berpusat di posisi Rol, absis x positif
ke kanan dan y merupakan defleksi yang terjadi, besarnya lendutan tyang
terjadi disepanjang bentang dinerikan dengan menggunakan formulasi
berikut ini.

y
wo
120EIL

 x 5  2 L2 x 3  L4 x 
Untuk mendapatkan defleksi maksimum disepanjang bentang balok, pers.
tersebut dideferensialkan terhadap x dan disamakan dengan nol.

dy

wo
dx 120EIL
 
 5 x 4  6 L2 x 2  L4  0

Pada persamaan tersebut, nilai w0, E, I, dan L konstan dan tidak sama
dengan nol, sehingga persamaan tersebut dapat dieserehanakan menjadi :

f(x) =-5x4 + 6L2x2 – L4 = 0


Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Newton-Raphson
Penyelesaian :

f ( xi )
xi 1  xi 
f ' ( xi ) Dicoba nilai awal x = 1.5

iterasi (i) Xi f(xi) f'(xi) Xi+1 f(xi+1) Ɛr-i (%) syarat batas
1 1.5000 -5492.8125 1390.500 5.4502 3463.7224
2 5.4502 3463.7224 2059.631 3.7685 -667.3934 44.63 hitungan lanjut
3 3.7685 -667.3934 2592.611 4.0259 2.6648 6.39 hitungan lanjut
4 4.0259 2.6648 2608.149 4.0249 0.0000 0.03 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Secant
Dalam metode ini, pendekatan memerlukan dua nilai awal dari x,
yang digunakan untuk memperkirakan kemiringan fungsi.

Garis singgung di titik xi didekati


oleh bentuk berikut :

f ( xi )  f ( xi 1 )
f ' ( xi )  4
xi  xi 1

Apabila bentuk Pers. di atas


disubstitusikan ke dalam Pers. 3,
didapat :

f ( xi )( xi  xi 1 )
xi 1  xi  5
f ( xi )  f ( xi 1 )
Gambar 4. Ilustrasi metode Secant

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Secant
Contoh :
1. Hitung salah satu akar persamaan pangkat tiga berikut ini.
f (x) = X3 + X2 – 3X – 3 = 0
Dengan syarat batas : f(xi+1)≤ 0.001

iterasi Xi-1 Xi f(xi-1) f(xi) Xi+1 f(xi+1) e t (%) syarat batas

1 1.0000 2.0000 -4.0000 3.0000 1.5714 -1.3644 hitungan lanjut


2 2.0000 1.5714 3.0000 -1.3644 1.7054 -1.3644 0.0786 hitungan lanjut
3 1.5714 1.7054 -1.3644 -0.2477 1.7351 -0.2477 0.0171 hitungan lanjut
4 1.7054 1.7351 -0.2477 0.0293 1.7320 0.0293 0.0018 hitungan lanjut
5 1.7351 1.7320 0.0293 -0.0005 1.7321 -0.0005 0.0000 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Metode Iterasi
Dalam metode iterasi ini, digunakan suatu persamaan untuk
memperkirakan nilai akar persamaan.
Persamaan tersebut dikembangkan dari fungsi f(x) = 0, sehingga
parameter x berada di sisi kiri dari persamaan, yaitu :

x  g (x) 6
Pers. 6 menunjukkan bahwa nilai x merupakan fungsi dari x, sehingga
dengan memberi nilai perkiraan awal dari akar xi dapat dihitung
perkiraan baru xi+1, dengan rumus iteratif sbb:

xi 1  g ( xi ) 7
Besarnya kesalahan dihitung dengan rumus berikut :

xi 1  xi
a  100%
xi 1
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Iterasi
Contoh :
1. Hitung akar persamaan pangkat tiga berikut ini dengan metode iterasi
f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0
Dengan syarat batas : a≤ 0.001
Penyelesaian :
Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk :
x3 = -x2 + 3x + 3 → x = (-x2 + 3x + 3)1/3
Dalam bentuk Pers. 7, persamaan di atas menjadi:

xi+1 = (-xi2 + 3xi + 3)1/3


Apabila ditentukan perkiraan awal x1 = 2, diperoleh :

X2 = (-x12 + 3x1 + 3)1/3


= (-22 + 3×2 + 3)1/3 = 1.70998
Iterasi selanjutnya….lihat tabel berikut
Muriadin, ST., M.Eng
AKAR PERSAMAAN
Metode Iterasi

Penyelesaian :

Hasil hitungan akar persamaan dengan metode Iterasi

iterasi xi xi+1  a (% ) syarat batas


1 2.00000 1.70998
2 1.70998 1.73313 16.9607 hitungan lanjut
3 1.73313 1.73199 1.3362 hitungan lanjut
4 1.73199 1.73205 0.0658 hitungan lanjut
5 1.73205 1.73205 0.0034 hitungan lanjut
6 1.73205 1.73205 0.0002 hitungan selesai

Muriadin, ST., M.Eng


AKAR PERSAMAAN
Tugas 1 :
Suatu saluran terbuka berbentuk segiempat dengan lebar dasar (B) =
5 m, kemiringan dasar saluran (So) = 0.003. Koefisien kekasaran
Manning (n) = 0.02c. Jika debit aliran yang lewat (Q) = 13.ab
m3/det, berapa kedalaman aliran (h) pada saluran tersebut dan berapa
kesalahan relatif-iteratif (r-i).
Selesaikan Tugas 2 di atas dengan menggunakan 2 (dua) metode
yakni :
1) Newton-Raphson
2) Anda yang tentukan metodenya (selain Newton-
Raphson)
Dengan syarat batas (SB) kesalahan relatif, r-i adalah r-i≤ 0.02%.
Ket. : ab = angka dua akhir NIM, dan c = angka akhir angkatan
Contoh : NIM E1A1 16 007 : (a = 0 ; b = 7 dan c = 6) :
Sehingga, n = 0.026 dan Q = 13.07 m3/det

Muriadin, ST., M.Eng

Anda mungkin juga menyukai