Tutorial I - Alat Orto Lepasan Dextra16
Tutorial I - Alat Orto Lepasan Dextra16
SKENARIO 1
Penyusun :
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Anggota :
1. Jerry Daniel (131610101018)
2. Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)
3. Vita Lukitasari (131610101024)
4. Rachel P W (131610101049)
5. Fatimatuz Zahroh (131610101051)
6. Cholida Rachmatia (131610101056)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan skenario 4.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
SKENARIO IV
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1. Apa saja pertimbangan pemakaian alat ortodontik lepasan?
Dokter gigi perlu membuat model studi dalam rencana perawatan alat ortodontik
lepasan, hal itu disebabkan oleh:
- Ada standar pemeriksaan untuk melihat dan menganalisa kondisi rongga mulut
pasien yang sulit diihat (lengkung gigi, kekurangan ruang)
- Dapat mempermudah dokter gigi dalam menganalisa kasus pasien untuk
menentukan letak gigi yang salah
- Dapat digunakan sebagai pedoman dan membandingkan sebelum dan
sesudah perawatan
Dokter gigi perlu menjelaskan fungsi dari tiap-tiap komponen alat ortodontik
lepasan, sebab:
– Pasien akan benar-benar memahami cara kerja dari alat yang dipakai, sehingga
menambah kekooperatifan pasien.
- Agar pasien mengetahui cara memasang alat ortodontik lepasan yang benar dan
tidak merusak dari komponen-komponennya
- Pasien akan lebih menghargai alat yang dipakai dan mampu merawatnya
7
5. Instruksi apa saja yang diberikan kepada pasien dan hal apa saja yang dilakukan
saat kontrol?
Hal-hal diatas perlu di instruksi kan agar pasien selalu merawat alat
ortodontik lepasan yang diberikan dan menghindari hilangnya motivasi dari
pasien.
Pada saat dilakukan kontrol, hal-hal yang perlu dilakukan adalah melihat
apakah pasien telah melakukan semua instruksi yang diberikan dokter gigi. Jika
tampak ada perubahan positif dalam rongga mulutnya, maka pasien sudah
kooperatif. Apabila perlu dilakukan aktivasi dan adjustment, saat kontrol dokter
gigi dapat melakukan modifikasi dari alat.
8
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
prosedur insersi alat ortodonti lepasan
5. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
faktor keberhasilan perawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
dapat ditolerir pasien. Oleh karena hal-hal tersebut di atas sehingga perlu
diperhatikan bahwa alat ortodonti lepasan tidak hanya mudah dilepas akan
tetapi juga mudah diinsersi, terletak stabil dalam mulut, nyaman dipakai
sehingga tidak mengganggu fungsi bicara, dan desain sederhana sehingga
diharapkan pasien mau memakai secara terus menerus dan didapatkan
perawatan yang menghasilkan kemajuan yang bagus. Pada penggunaan
alat ortodonti lepasan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara
ain pemilihan kasus, rencana perawatan, desain alat dan penatalaksanaan
perawatan (Rahardjo, 2009)
Alat ortodonti lepasan sebaiknya tidak digunakan pada pasien
dengan kebersihan mulut buruk atau pasien yang tidak kooperatif. Selain
itu, alat ortodonti lepasan sebaiknya tidak digunakan pada kasus maloklusi
yang kompleks (Littlewood et al, 2001)
Kestabilan pasca perawatan ortodonti adalah hal yang perlu
diperhatikan dan salah satu indicator berhasil atau tidaknya suatu
perawatan (Eveline dan Nia, 2005)
2.1.2 Indikasi Alat Ortodonti Lepasan
Indikasi pemakaian alat ortodonti lepasan antara lain yaitu pasien
kooperatif dengan kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi baik,
maloklusi dengan pola skelet kelas 1 degan disertai letak kelainan gigi
berupa jarak gigit besar, gigitan terbalik karena kesalahan inklinasi,
malposisi gigi tetapi akar gigi terletak pada tempat yang benar, kelainan
jurusan buko lingual. Pencabutan yang terencana hendaknya memberi
kesempatan gigi untuk bergerak tipping dalam koreksi maloklusi dan
hendaknya hanya menyisakan sedikit diastema sama sekali , oleh karena
alat ortodonti lepasan tidak efisien untuk menutup diastema sisa
pencabutan (Rahardjo, 2009)
2.1.3 Kontraindikasi Alat Ortodonti Lepasan
Kontraindikasi pemakaian alat ortodonti lepasan
antara lain yaitu, adanya diskrepansi skeletal yang jelas,
misalmya pada maloklusi kelas II yang parah, bila
dibutuhkan penjangkaran antar maksila, bila diperlukan
10
pergerakan gigi secara bodily, bila terdapat problema
ruangan yang parah (Rahardjo, 2009)
BAB III
DISKUSI
Maloklusi
Klasifikasi
Perawatan Ortodontik
11
Keberhasilan
Instruksi dan Komponen
Insersi dan
Syarat
Desain (skenario) aktivasi
perawatan
kontrol
A. Indikasi dan Kontraindikasi Alat Ortodonti Lepasan
Pasien yang kooperatif, kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi yang
baik.
Maloklusi dengan pola skeletal kelas I atau yang tidak jauh menyimpang
dari kelas I disertai kelainan letak gigi, yaitu: 1) terdapat jarak gigit yang
besar disebabkan kesalahan inklinasi gigi, 2) gigitan terbalik disebabkan
perubahan inklinasi gigi, 3) malposisi giig tetapi akar gigi tersebut terletak
pada tempat yang benar, 4) kelainan jurusan bukolingual (gigitan silang
unilateral posterior) yang disebabkan displacement mandibula.
Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misal rahang atas
menggunakan alat lepasan sementara rahang bawah hanya dicabut atau
tidak dirawat
Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan
tipping
12
Pencabutan yang terencana hendaknya memberi kesempatan gigi untuk
bergerak tipping, dan hendaknya hanya menyisakan sedikit diastema atau
bahkan tidak menyisakan diastema sama sekali.
Faktor usia, lebih sesuai untuk usia 6-16 tahun dimana waktu perawatan
lebih banyak memanfaatkan fase akhir gigi pergantian dan fase awal gigi
tetap
Kontraindikasi :
Membutuhkan pergerakan secara bodily
Bila terdapat problema ruangan, misalnya adanya berdesakan yang parah
ataupun adanya diastema yang berlebihan.
Adanya malposisi apeks, rotasi yang parah ataupun rotasi multipel.
Diskrepansi skeletal yang jelas dalam arah sagital maupun transversal.
Kelainan posisi apikal gigi dan rotasi yang parah, serta melibatkan banyak
akar
Membutuhkan perawatan pada kedua rahang baik rahang atas maupun
rahang bawah. Misalnya masalah anchorage yang membutuhkan daya tarik
intermaksilari
Tulang yang tebal (densitas tulang tinggi) sedangkan membutuhkan
pergerakan gigi geligi
1. Persyaratan Biologis
- Alat tersebut harus bisa memberikan pergerakan gigi yang
diinginkan.
- Alat tersebut tidak boleh membuat perubahan patologis misalnya
resorpsi akar.
- Alat tersebut tidak boleh mempengaruhi pertumbuhan alami.
- Alat tersebut tidak boleh memberikan pergerakan yang tidak
diinginkan.
- Material yang digunakan harus biokompatibel dan tidak memiliki
efek toksin.
- Alat tersebut tidak boleh rusak bila terkena saliva.
2. Persyaratan Mekanis
- Alat tersebut harus mudah dilepas dan dipasang.
- Alat tersebut harus cukup kuat untuk menahan tekanan mastikasi.
13
- Alat tersebut harus memberikan tekanan dalam intesitas arah dan
durasi yang diinginkan.
3. Persyaratan Higienis
- Sebaiknya alat orthodontic tersebut memiliki sifat self-cleansing,
namun jika tidak maka alat tersebut harus mudah dibersihkan.
4. Persayaratan Estetik
- Alat tersebut harus diterima secara estetik.
Alat Lepasan : Alat ortodontik ini dapat dipasang dan dilepas oleh pasien
sendiri.
Contoh:
a. Plat Dengan Pir-Pir Pembantu
b. Plat Dengan Peninggi Gigitan
c. Plat Ekspansi
d. Aktivator/Monoblock
14
4. Karet Elastik / Elastic Rubber
D. Komponen Pasif :
1. Busur Lingual / Lingual Arch / Mainwire
2. Peninggi Gigitan / Biteplane
E Komponen Penjangkar :
a. Verkeilung,
b. Busur Labial dalam keadaan tidak aktif.
c. Klamer-klamer. dan modifikasinya
15
Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan, umumnya berupa
plat akrilik, berfungsi untuk :
1. Mendukung komponen-komponen yang lain , seperti tempat penanaman basis
spring, klammer, busur labial dan lain-lain.
2. Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi penjangkar.
3. Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan.
4. Melindungi spring-spring di daerah palatal.
5. Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan
Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak menyita rongga mulut
sehingga bisa enak dipakai oleh pasien (comfortable), tetapi cukup tebal agar tetap
kuat jika dipakai di dalam mulut. Umumnya ketebalan plat setebal 1 malam model
(2mm).
Desain dan konstrusi plat sangat mempengaruhi efisiensi alat serta
kenyamanan pemakaian oleh pasien sehingga pasien mau mengikuti instruksi-
instruksi pemakaian sampai perawatam selesai. Dengan demikian disamping plat
yang terlalu tebal dan lebar menutupi palatum, pemasangan pir-pir yang terlalu
banyak secara bersamaan akan sangat mengganggu kenyamanan pasien.
B. Komponen Retentif
16
gaya vertikal yang dapat mengangkat plat lepas dari rahang dan menggangu
stabilitas alat .
Pemilihan jenis , jumlah dan letak penempatan klamer pada gigi anchorage
tergantung kepada: jumlah spring yang dipasang, letak spring, serta bentuk dan
jumlah gigi penjangkarnya.
Macam-macam klamer dan modifikasinya yang di pakai sebagai
komponen retentive pada alat ortodontik lepasan adalah :
1. Klamer C / Simple/Buccal Clasp.
2. Klamer Adams / Adams Clacp.
3. Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp
4. Bentuk modifikasi (Kawat tunggal, Ring, Triangulair, Arrowhea, Pinball)
Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa
juga pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus,
tidak memerlukan banyak materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup,
tetapi tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru
erupsi.
Ukuran diameter kawat yang dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm,
sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.
17
Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi
bengkokkan untuk retensi.
Gambar : Klamer C
18
Gambar : Klamer Adams
Modifikasi Klamer Adams:
1. Klamer adams dengan arrowhead tunggal
Klamer jenis ini diindikasikan pada gigi yang mengalami
erupsi sebagian pada molar yang terakhir erupsi. Arrowhead
klamer ini diletakkan pada undercut mesial.
19
J hook merupakan komponen tambahan yang berfugsi untuk
elastic. J hook ini disolder pada cross bar klamer adams.
4. Klamer adams dengan Helix
Klamer ini juga memiliki komponen tambahan berupa helix
untuk elastic.
5. Klamer Adams dengan Bukal tube
Bukal tube ini disolder untuk penggunaan alat tambahan
ekstraoral.
6. Klamer Adams pada gigi Insisivus dan Premolar
20
4. Klamer Modifikasi
5. Southend Clasp
Klamer ini digunakan untuk retensi gigi anterior. Klamer ini dibuat
sepanjang margin gingiva pada kedua insisiv sentral rahang atas dan
distalnya berakhir pada daerah retentif di sisi palatal. Klamer ini
diindikasikan untuk gigi insisiv atas yang tidak proklinasi dengan undercut
terbatas.
21
6. Triangular Clasp
Bentuk klamer triangular kecil yang berfungsi sebagai retensi
tambahan karena jika digunakan secara tunggal, mka tiak dapat member
retensi yang adekuat. Klamer ini menggunakan undercut proksimal antara
dua gigi posterior.
C. Komponen Aktif
Pir-Pir Pembantu/ Auxilliary Springs
22
Pir-pir pembantu (auxilliary springs) adalah pir-pir ortodontik yang digunakan
untuk menggerakkan gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara individual atau
beberapa gigi secara bersama-sama.
Macam-macam spring :
1. Pir Jari / Finger spring
2. Pir Simpel / Simple spring
3. Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring
4. Pir Kontinyu / Continous spring
Pir jari merupakan bagian retentif dari alat ortodontik lepasan yang menyerupai
jari-jari sebuah lingkaran memanjang dari pusat lingkaran ke sisi lingkaran
(lengkung gigi),
Untuk menggerakkan gigi ke arah mesio-distal dan menggerakkan gigi ke
labial atau searah dengan lengkung gigi
Terbuat dari kawat baja nirkarat (hard stainless steel wire) dengan diameter
0,5mm.
Terdapat sebuah koil dengan diameter kurang dari 3mm dibuat di dekat
masuknya pegas ke dalam lempeng akrilik untuk memperpanjang pegas sehingga
akan lebih lentur.
Aktivasi dilakukan dengan menarik lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau
memencet koil sehingga lengan pegas bergerak ke arah yang diinginkan. Pada
kunjungan pertama aktivasi ringan saja, yaitu defleksi antara 1-2mm. Pada
kunjungan berikutnya defleksi dapat sampai 3mm, tetapi beberapa operator lebih
menyukai defleksi 2mm untuk memberikan tekanan yang ringan.
23
Gambar : Posisi Pir Jari dibawah busur lingual
24
Gambar : Pir simple dengan modifikasi koil
25
Gambar : Pir lup bukal / buccal rectractor spring
Ada 3 jenis :
a. Pegas Bukal Tanpa Penyangga
Berfungsi untuk menggerakkan kaninus yang terletak di bukal yang harus
digerakkan ke arah palatal dan distal
Pegas bukal seringkali tidak disenangi karena tidak nyaman bagi pasien,
kadang-kadang sukar diaktivasi dan kurang stabil dalam jurusan vertikal
Penempatan lengan-lengan harus benar pada tempatnya karena lengannya
panjang jadi mudah tergelincir. Terutama jika pegas jatuh pada bidang miring,
seringkali pegas tergelincir menyusuri bidang miring tersebut
Aktivasinya hanya sebesar 1 mm (krn pegas dibuat dari kawat 0,7 sehingga
defleksi sedikit saja, kekuatan cukup besar)
Desain dan pembuatan pegas bukal harus benar terutama pada saat pembuatan
cetakan, sulcus bukal dan batas mukosa harus jelas, sehingga nantinya pegas tidak
mengenai keduanya
Bisa ditambah koil supaya lebih lentur
Aktivasi distal : lengan depan ditarik ke distal, koil ditahan dengan tang
pembentuk lup
Aktivasi palatal : lengan depan sesudah koil dibengkokkan ke arah palatal
26
c. Retraktor Bukal dengan Lup Terbalik
Digunakan bila sulkus bukal rendah seperti di RB
Kawat yang digunakan diameternya 0,7 mm
Kelenturan pegas tergantung pada tinggi lup vertikal
Pegas ini kaku dalam bidang horisontal sehingga tidak stabil arah vertikal
Cara mengaktifkannya bisa dengan membuka coil atau dengan tiap kali
memotong ujungnya sepanjang 1 mm kemudian dibengkokkan lagi
Pegas ini tidak boleh diaktivasi lebih dari 1 mm
Cara aktivasi adalah dengan membengkokkan ujung pegas kemudian
memotong ujung pegas sepanjang 1 mm
Pegas T
27
Apabila premolar (kadang kaninus) harus digerakkan ke bukal dan penggunaan
kantilever pada pasien sukar
Pegas T digunakan untuk menggerakkan gigi premolar ke bukal.
Kawat 0,5 mm
Prinsip mekaniknya sama dengan pegas kantilever tapi kelenturannya
berkurang karena tidak punya koil
Aktivasi sedikit saja, jika terlalu banyak pasien akan sukar memasang piranti
Kekuatan yang diberikan oleh pegas mempunyai 2 komponen :
- Horisontal
- vertikal
Aktivasi : dilakukan dengan cara menarik pegas menjauhi lempeng akrilik
Pegas ini kaku sehingga aktivasinya sedikit
Apabila gigi sudah bergerak agak banyak padahal belum ,mencapai letak yang
diinginkan, pegas dapat diperpanjang dengan cara membuka lup pegas.
Pegas Coffin
28
menggunakan tang karena akan mudah distorsi. Sebaiknya hanya enggunakan
tangan untuk menarik kedua bagian akrilik anterior ke lateral. Kemudian ukur
jarak dua titik tersebut yang harus lebih lebar daripada sebelum diaktivasi,
sehingga besarnya aktivasi dapat diketahui.
Harus diperhatikan ketika menarik, arah kedua lempeng akrilik harus benar-
benar dalam satu bidang horizontal. Jika sampai tertarik ke arah vertikal, peranti
menjadi tidak sesuai lagi dengan keadaan rongga mulut sehingga peranti tidak
stabil.
29
Pemilihan penggunaan busur tergantung pada operatornya dan tergantung pada
banyaknya retraksi yang dikehendaki
Biasanya diameter kawat yang digunakan 0,7 mm
Untuk menggerakkan gigi anterior ke palatal untuk protrusi yang ekstrem
menggunakan busur yang lentur seperti retraktor Roberts dibuat dari kawat 0,5
mm
Untuk menarik gigi anterior sedikit digunakan busur yang kurang lentur
• Bagian-bagiannya :
a. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.
b. Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di ujung
Verkeilung melewati daerah interdental gigi.
c. Lup : berbentuk huruf “U” sehingga disebut U loop
Macam-macam U loop :
1. Lup vertikal : yaitu lup U dalam arah vertikal, berguna untuk mengaktifkan
busur labial dengan menyempitkan kaki lup ketika meretraksi gigi-gigi ke
palatinal/lingual.
2. Lup Horisontal : untuk menjaga ke dudukan busur labial dalam arah vertikal
dan dapat dipakai untuk mengintrusikan dan mengekstrusikan gigi-gigi anterior.
3. Lup kombinasi vertikal dan horisontal: Lup kombinasi ini dimaksudkan agar
dapat digunakan untuk meretraksi dan mengintrusi atau mengekstrusi gigi-gigi
anterior. Posisi lup ini tergantung kepada macam busur labial yang digunakan
umumnya 1mm diatas permukaan mukosa gingiva, bebas dari vornic yaitu kira-
kira setinggi pertengahan jarak cervico-vornic.
4. Lup ganda (double Uloop) : Yaitu lup vertikal dengan dua belokan berbentuk
huruf U dimaksudkan untuk mem perbanyak tempat pengaktipan sehungga retrusi
gigi anterior dapat dilakukan lebih besar lagi dari pada lup tunggal
30
Paling sering digunakan karena desainnya sederhana dan mudah dibuat
Karena kedalaman sulkus terbatas, menyebabkan busur ini kaku dlm jurusan
horizontal tetapi lentur dalam jurusan vertikal sehingga stabilitas tidak baik
Keuntungan busur ini untuk mengurangi jarak gigit yang sedikit dan atau bila
diperlukan untuk meratakan insisif, dapat digunakan bersama pegas palatal untuk
retraksi kaninus, setelah kaninus teretraksi, busur labial ini diaktifkan untuk
retraksi insisif
Hanya diperlukan aktivasi sedikit saja , jangan lebih dari 1 mm
Cara aktivasi Busur : digunakan tang pembentuk lup untuk mengaktifkan busur
labial
a. Lup dipegang dengan tang
b. Tekuk kaki depan lup atau sempitkan lup dengan tang
c. Dengan melakukan B, kaka horizontal busur akan bergerak ke arah insisal
d. kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan kaki
horizontal busur di tengah gigi
31
Busur ini agak kaku, sehingga aktivasi tidak boleh lebih dari 1 mm
Aktivasi dilakukan dengan 2 tahap :
- Membuka lup vertikal dengan cara menekan ujung lup dengan tang
- Busur dibengkokkan pada dasar lup agar tinggi busur kembali seperti semula.
Kelenturannya bisa juga ditambah dengan menambah self straightening wire
e. Retraktor Roberts
Diameter 0,5 mm, terdapat koil pada kedua ujungnya
Bagian kawat sesudah koil dimasukkan ke tabung baja nirkarat untuk
menyangga busur sehingga busur tidak mudah distorsi
Bagian horizontal busur dibentuk sesuai dengan lengkung insisif yang
dikehendaki
Kelenturan pada lengan vertikal dengan koil berdiameter 3 mm
Dapat diaktivasi sampai 3 mm krn busur ini lentur
Tempat diaktivasi jangan pada kawat yg baru keluar dari tabung karena mudah
patah
Busur diaktivasi pada lengan pegas vertikal di bawah koil
32
Busur Lingual (Lingual Arch/Mainwire)
Plat Aktif
33
Komponen aktifnya dapat berupa :
a. Pir-pir Pembantu (auxilliary springs)
b Sekrup Ekspansi (expansion screw)
c. Karet elastik (elastic rubber).
Sekrup ekspansi
Sekrup ekspansi menurut jumlah pinnya ada dua macam, yaitu tunggal dan
ganda. Sekrup dengan pin ganda lebih stabil, tetapi sekrup dengan pin tunggal
lebih berguna pada tempat sempit, misalnya pada rahang bawah. Salah satu
keuntungan sekrup ekspansi adalah dapat digunakan untuk menggerakkan gigi
tetapi gigi tersebut juga digunakan sebagai piranti retensi. Sekrup ekspansi
menurut arah ekspansinya dibagi menjadi :
34
- Skrup ekspansi transversal diindikasikan pada berdesakan dengan
diskrepansi < 4 dan gigitan silang posterior. Ekspansi tidak boleh
melebihi basis apikal.
35
D. Komponen Pasif
Komponen pasif pada alat ortodonti lepasan berguna untuk
mempertahankan bentuk atau pergerakan gigi yang telah dilakukan oleh alat aktif,
agar tidah berubah atau relaps.
Komponen pasif pada alat ortodonti lepasan meliputi :
1. Cangkolan Adam’s
36
Posterior Bite Plane
4. Cangkolan southend
E. Komponen Penjangkaran
37
penjangkaran
Servical
Occipital
Intermaksiler Intramaksiler
Kranial
Sederhana
Facial
Stasioner
resiprokal
a. Penjangkaran intermaksiler
Penjangkar yang terletak pada rahang yang berbeda dengan gigi yang
digerakkan. Semisal gigi yang digerakkan berada pada rahang atas
sedangkan penjangkar terletak pada rahang bawah. Berikut adalah
contoh gambarnya.
38
Penjangkaran intermaksiler ini dapat dikatakan tidak pernah digunakan
pada piranti lepasan karena piranti lepasan yang menjadi penjangkar
akan mudah terlepas karena daya tarik elastic yang dipasang antara 2
piranti tersebut.
b. Penjangkar intramaksiler
Penjangkar yang terletak pada rahang yang sama dengan gigi yang di
gerakkan. Contoh kasusnya adalah gigi insisif rahang atas akan di
gerakkan kea rah palatal maka gigi molar pertama permanen rahang
atas, premolar kedua rahang atas dan caninus rahang atas merupakan
penjangkarnya. Berikut adalah contoh gambarnya.
39
merupakan penjangkaran dengan pergerakan minimal dimana apabila 2
gigi atau kelompok gigi yang mempunyai tahanan yang seimbang atau
sama bergerak pada arah yang berlawanan. Berikut adalah contoh
gambarnya
Selain itu terdapat solusi lain untuk kasus tersebut diatas, yaitu dilakukan
peninggian baseplate agar tidak menimbulkan masalah baru yaitu dengan
adanya diastema pada gigi insisif duanya. Peninggian base plate ini
dilakukan pada gigi gigi yang di indikasikan untuk penjangkaran.
Headgear
40
Headgear dibagi menjadi dua yaitu headcap dan neck strap. Neck
strap ini tidak begitu menyolok dibandingkan dengan headcap, tetapi arah
tarikanya kebelakang dan agak kebawah sehingga menyebabkan peranti
lepasan rahang atas cenderung terlepas.
Facebow
Facebow terdiri atas busur dalam (inner bow) dan busur luar
( outerbow). Untuk penambahan penjangkaran, facebow harus terpisah
tetapi sewaktu-waktu dapat dihubungkan dengan peranti dengan cara
memasukkan ujung busur dalam ke tabung metal yang disolder pada
jembatan cangkolan Adams pada molar pertama permanen.
Kait J (J hook)
J hook ini dikaitkan pada kait kecil yang disolderkan pada busur
labial pendek, cangkolan pada insisiv sentral atau cangkolan pada
caninus.
41
D. Prosedur Insersi Alat Ortodonti Lepasan
Pada tahapan ini operator menjelaskan cara pemasangan dan cara melepas
alat ortho lepasan tidak hanya pada anak namun pada pengantar khususnya
keluarga pasien. Penjelasan dengan praktek pemasangan alat dengan
pemasangan dari dekan kemudian dilakukan penekanan pada area posterior
untuk mendapatkan retensi. Pada saat tahapan insersi ini operator
menjelaskan agar pasien :
a. Saat makan dan tidur alat dilepas
b. Tidak memakan makanan yang keras dan lengket
c. Tidak menggunakan alat sambil melakukan olahraga keras seperti
tinju dll
d. Tidak menggunakan alat saat berenang.
Pasangkan alat ortodonti dari bagian depan terlebih dahulu, setelah bagian
depan sudah terpasang dengan baik, tekankan blasé plate sesuai dengan
tempatnya. Ingatkan pasien untuk tidak makan makanan dengan konsistensi yang
keras atau terlalu kenyal karena hal tersebut akan merusak alat ortodonti.
Kebersihan mulut sangat diutamakan selama pemakaian alat. Penyikatan gigi
dapat dibantu dengan menggunakan interdental brush atau dental floss untuk
membersihkan daerah-daerah sempit pada alat ortodonti.
42
Pemakain alat ortodonti lepasan sebaiknya digunakan 12-20jam. Terutama
dapat digunakan pada malam hari.
43
menerus tetapi kadang-kadang terjadi pergerakan gigi yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan akibat beberapa hal:
a. Arah pergerakan yang salah. Biasanya disebabkan penempatan pegas yang
salah, khususnya kontak antara gigi geligi dan lengan pegas. Perlu
diperhatikan pada saat melakukan aktivasi dengan melakukan penyesuaian
letak pegas bilamana masih memungkinkan. Apabila tidak memungkinkan
maka pegas perlu diganti.
b. Gerakan tipping yang berlebihan
c. Kehilangan penjangkaran. Merupakan salah satu penyebab kegagalan
perawatan ortodontik. Diperlukan pemeriksaan penjangkaran pada setiap
kunjungan. Agar gigi penjangkaran tidak bergerak ke mesial perlu tindakan
antara lain menggerakkan gigi sesedikit mungkin pada suatu saat atau suatu
kuadran. Kekuatan yang berlebihan akan menyebabkan gigi penjangkar
bergerak ke mesial. Pegas bukal dari kawat berpenampang 0,7 mm yang
diaktifkan sebanyak 3 mm akan memberikan kekuatan yangbesar sehingga
akan terjadi kehilangan penjangkaran.
KESIMPULAN
Alat ortodonti lepasan didefinisikan sebagai alat yang bisa dipasang dan dilepas
sendiri oleh pasien. Alat ortodonti lepasan memiliki beberapa komponen yaitu ;
plat dasar, komponen retentive, komponen aktif, komponen pasif dan komponen
44
penjangkaran. Terdapat berbagai macam komponen aktif yang diaktivasi dengan
cara yang berbeda. Selain itu, suatu alat ortodonti lepasan harus memenuhi syarat
biologis, higienis, mekanis dan estetis. Banyak hal yang dapat mempengaruhi
keberhasilan perawatan, yang meliputi faktor pasien, alat lepasan dan pergerakan
gigi.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
Alat lepasan : suatu alat ortodontik yang dapat dipasang dan dilepas
sendiri oleh pasien
Aktivasi : proses yang membuat alat ortodontik lepasan bersifat
aktif dengan tujuan menggerakkan gigi
Insersi : pemasangan alat ke dalam rongga mulut pasien untuk
melihat retensi dan stabilitas alat ortodontik
47