Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks.


Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan
hipotesis deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis (Campbell,2000).
Ekologi mempunyai tingkatan pengkajian yaitu unsur biotik dan abiotik.
Lingkungan meliputi komponen abiotik (faktor-faktor kimiawi dan fisika tak
hidup) seperti suhu, udara, cahaya, dan nutrient. Yang juga penting pengaruhnya
kepada organisme adalah komponen biotic (hidup) yakni semua organisme lain
yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu (Campbell, 2000).
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen
komponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan
produktivitas.
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau
komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor
serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada
tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : dipadang rumput hidup
sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat
mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi (emigrasi dan
imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang
hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi.
Contoh: di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput,
populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas
menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat.
Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan.
Antara faktor biotik dan abiotik selalu mengadakan interaksi, hal inilah yang
merupakan salah satu penyebab perubahan. Perubahan suatu ekosistem dapat
disebabkan oleh proses alamiah atau karena campur tangan manusia. Dengan
pengamatan yang lebih dekat, maka akan dilihat interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Organisme dipengaruhi oleh lingkungannya ( baik komponen
abiotik dan biotik), akan tetapi dengan kehadiran organisme itu juga akan
mengubah lingkungannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembahasan dan uraian kedua buku ( Campbell & Biologi
Umum ) dalam materi Komunitas dan Ekosistem?
2. Apa kelemahan dan kelebihan dari kedua buku yang di kritisi ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan CBR ini adalah untuk mengkritisi dan
mengetahui kelebihan dan kelemahan kedua buku dari beberapa aspek
yang akan di kritisi.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan CBR ini adalah supaya pembaca lebih
memahami materi yang dibahas di kedua buku ini yaitu tentang komunitas
dan ekosistem. Serta pembaca memiliki referensi buku yang terkait dengan
materi komunitas dan ekosistem.

2
BAB II

ISI BUKU

4.1 Identitas Buku

A. Identitas Buku I

Judul Buku : BIOLOGI UMUM


Penulis : Dra. MasdianaSinambela, MSi
Tahun Terbit : 2017
Penerbit : Unimed Press
Kota Terbit : Medan
Jumlah halaman :181
ISBN :-

B. Identitas Buku II

Judul Buku : BIOLOGI

Penulis : Neil A.Campbell; Jane.B.R; Lawrence G.M

Tahun Terbit : 2004

Penerbit : Erlangga

Kota Terbit : Jakarta

Jumlah Halaman : 436

ISBN : 979-688-470-4

3
4.2 Ringkasan Isi Buku

A. Ringkasan Isi Buku I

Biodiversitas ataupun keanekaragaman hayati dalam hal ini adalah istilah


yang digunakan untuk menunjukkkan variasi semua hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme yang terdapat di bumi Indonesia, yang dapat dibedakan pada tiga
tingkatan, yaitu pada tingkat gen ataupun DNA, jenis atau spesies, dan habitat
atau ekosistem (disebut juga keanekaragaman ekologi). Keanekaragaman atau
biodevirsitas dapat juga dinyatakan dalam bentuk tipe alpha (𝛼), beta (𝛽), dan
gamma(𝛾).

Dibumi ini ada sekitar 5 hingga 30 juta jenis makhluk hidup bahkan
sebahagian memperkirakan hingga 100 juta spesies. Dari jumlah tersebut hanya
sebahagian kecil (kurang lebih 1,5 juta spesies) yang telah di deskripsikan dan
diberi nama, sudah termasuk didalamnya 300.000 spesies tumbuhan dan fungi,
800.000 spesies serangga, 40.000 spesies vertebrata dan 360.000 spesies
mikroorganisme.

Sebagai sebuah pusat keanekaragaman jenis utama di dunia, Indonesia


yang walaupun luasnya hanya meliputi1,3% dari permukaan bumi, kawasan ini
mengandung 10% dari jenis tanaman berbunga seluru dunia, 12% dari jenis
mamalia seluruh dunia, 16% dari jenis reptilia dan amfibi seluruh dunia, 17% dari
jenis-jenis unggas seluruh dunia dan paling sedikit 37% dari jenis-jenis ikan
seluruh dunia. Indonesia menempati urutan nomor satu untuk kekayaan jenis
mamalia dan kupu-kupu berekor gunting, nomor tiga untuk reptile, nomor empat
untuk unggas ataupun burung, nomor lima untuk amfibi..

Kekayaan Jenis Flora dan Fauna pada tujuh pulau utama yang terdapat di
Indonesia.

No. Pulau Jenis dan Jumlah


Burung Mamalia Reptil Tumbuhan
1. Sumatra 462 194 217 820
2. Jawa 362 133 173 630
3. Kalimantan 420 210 254 900
4. Sulawesi 289 114 117 520
5. Nusa Tenggara 242 41 77 150
6. Maluku 210 69 98 380
7. Irian Jaya 602 125 223 1030
Tabel 1

4
Revolusi industry 4.0 merupakan suatu revolusi yang bercirikan inovasi
berbasis bahan biologi (biomaterial) yang disebut inovasi berbasis bioekonomi
(bio based economy), yakni suatu inovasi dimana proses dan produk dilakukan
melalui pemanfaatan bahan biologi. Produk dan proses itu berkaitan dengan
produk pangan, papan,sandang, pakan,energi,dan perlindungan lingkungan. Untuk
memenuhi hal tersebut maka diperlukan bahan baku yang mana bahan baku
tersebut adalah biodiversitas yang berlimpah yang akan menjadi kunci
kelangsungan hidup manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
nurisi(pangan), bangunan(papan),obat-obata(farmasi). sehingga kita akan terbiasa
dengan istilah biopangan, biopapan, biosandang, biomaterial, biofarmasi,
bioenergi, dll.

Meningkatnya populasi manusia maka kebutuhan dasarnya pun akan


meningkat yakni kebutuhan primer dan sekundernya bahkan tersiernya. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut lingkungan beserta sumber dayanya akan di
manfaatkan sehingga sering menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Seperti pencemaran, yang akan menyebabkan degradasi kualitas lingkungan.

Saat hutan-hutan di balak,sesungguhnya ribuan jenis flora dan fauna


sedang digiring menuju kepunahan. Menurut Dr. Edward O Wilson, seorang
biolog di Harvard University, diperkirakan 27.000 spesies pertahun atau tiga
spesies per jam sedang menuju kepunahan. Berdasarkan interpretasi citra landsat,
laju degradasi hutan indonesia dilaporkan pernah mencapai besaran 1,6 juta hektar
per tahun. Dan bahkan dapat mencapai 2,1 juta hektar per tahun, hal ini karena
terjadi penebangan liar dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan
peredaran hasil hutan yang ilegal.

Gambar 2.1

5
Gambar 2.2

Permasalahan mengenai degradasi lingkungan menurut Dr.D.E Parry erat


kaitannya dengan:

a. Pembuangan limbah dan sampah rumah tangga ke badan-badan sungai.


b. Pengaruh buangan air dari daerah pertanian (mengandung pestisida) ke
dalam sungai serta peresapan air tanah.
c. Hilangnya pelindung daerah penyangga sumber air.
d. Pendangkalan dan erosi tanah.
e. Pengembangan yang kurang cocok pada sepanjang tebing sungai.
f. Kepentingan penggunaan sungai yang saling bertentangan.

B. Ringkasan Isi Buku II

Koevolusi menjelaskan interaksi yang melibatkan adaptasi evolusioner


yang timbal balik (resiprokal) pada dua spesies. Suatu perubahan dalam satu
spesies bertindak sebagai suatu kekuatan selektif pada spesies lain, dan kontra
adaptasi oleh spesies yang kedua, selanjutnya merupakan kekuatan selektif pada
individu spesies pertama. Koevolusi paling ekstensif dalam hubungan antara
pemangsa dan mangsa, dalam mutualisme, dan dalam hubungan parasit inang.

Interaksi antarspesies dapat berpengaruh pada kepadatan populasi kedua


spesies yang terlibat dalam masing-masing interaksi. Simbiosis mutualisme
adalah interaksi +/+ yang berarti bahwa kepadatan masing-masing spesies
meningkat dengan kehadiran spesies yang lain. Pemansaan merupakan salah satu
contoh interaksi +/- dengan penaruh positif pada kepadatan populasi satu spesies
(pemangsa) dan penaruh negatif pada kepadatan populasi lain (mangsa).

6
Interaksi di antara setiap dua spesies yang hidup bersama-sama dalam satu
komunitas.

Interaksi Pengaruh pada Kepadatan Populasi

Predasi/Pemangsaan (+/-) termasuk Interaksi itu menguntungkan bagi satu


parasitisme spesies dan merugikan spesies lain
Kompetisi (-/-) Interaksi itu merugikan bagi kedua
spesies
Komensalisme ( +/ 0 ) Satu spesies di untungkan akan tetapi
spesies yang lain tidak terpengaruh
Mutualisme ( +/ + ) Interaksi tersebut menguntungkan bagi
kedua spesies.
Tabel 2

Sebagian besar pemangsa memiliki indera yang tajam yang membuat


mereka dapat menemukan dan mengidentifikasi mangsa yang potensial. Banyak
pemangsa memiliki adaptasi seperti kuku, gigi taring, sengat, atau racun yang
membantu menangkap dan memotong-motong makanan menjadi lebih kecil atau
hanya sekedar mengunyah organisme yang mereka makan. Ada beberapa cara
yang dilakukan tumbuhan untuk melindungi diri terhadap herbivore yakni salah
satu contohnya adalah tumbuhan menghasilkan zat kimia yang berfungsi dalam
pertahanan dengan cara membuat tumbuhan tersebut menjadi tidak enak rasanya
atau membahayakan bagi seekor herbivora.

Banyak pertahanan lain mengandalkan pola pewarnaan adaptif yang


dievolusikan secara berulang-ulang di antara hewan, penyamaran (kamuflase)
yang disebut pewarnaan tersamar adalah pertahanan pasif yang membuat calon
mangsa sulit ditemukan karena warna latar belakangnya yang hampir sama. Selain
itu juga ada mimikri, yakni peristiwa dimana mangsa menghasilkan kemiripan
superficial denan spesies lain yang menjadi model peniruannya. Mimikri itu
bahkan melibatkan perilaku, salah satu contohnya adalah larva hawkmoth yang
akan menggelembungkan kepala dan toraksnya ketika diganggu yang terlihat
seperti kepala seekor ular berbisa kecil lengkap dengan matanya.

Gambar 2.3(a) Gambar 2.4(b)

7
a) larva hawkmonth yang mirip ular.

b) sayap kupu-kupu yang menyerupai mata burung hantu

pemangsaan dan parasitisme keduanya merupakan interaksi +/- dalam


komunitas. Dalam parasitism,satu organisme, parasit, mendapat makanannya dari
organisme lain. Organisme yang hidup di dalam inangnya seperti cacing pita dan
parasit malaria disebut endoparasit sedangkan parasit yang hidup dan makan pada
permukaan eksternal suatu inang seperti nyamuk disebut ektoparasit.

Ketika populasi dua atau lebih spesies dalam suatu komunitas


mengandalkan sumber daya terbatas yang sama, mereka bisa rentan terhadap
kompetisi antar spesies. Perkelahian langsung atas sumberdaya disebut kompetisi
interferensi, sementara penggunaan sumber daya yang sama disebut kompetisi
eksploitatif. Dua spesies dengan kebutuhan yang sama tidak akan dapat hidup
berdampingan dalam komunitas yang sama, satu spesies tanpa terhindarkan akan
lebih efisien dalam memanen sumber daya dan bereproduksi yang akan
mendorong spesies lain ke arah kepunahan lokal.

Ruang ekologis adalah jumlah total semua pengunaan sumber daya biotik
dan abiotik oleh organisme di lingkungannya. Salah satu cara untuk menangkap
konsep tersebut adalah melalui analogi yang dibuat oleh ahli ekologi Eugene
Odum yakni jika habitat suatu organisme adalah alamatnya maka relung adalah
pekerjaannya, dengan kata lain relung suatu organisme adalah peranan
ekologisnya bagaimana ia cocok dengan suatu ekosistem. Istilah relung
fundamental mengacu pada kumpulan sumber daya yang secara teoritis mampu
digunakan oleh suatu populasi dibawah keadaan ideal. Sedagkan sumber daya
yang sesungguhnya digunakan oleg suatu populasi secara kolektif disebut relung
realisasi. Jadi prinsip eksklusif kompetitif untuk menyatakan bahwa dua spesies
tidak dapat hidup bersama-sama dalam suatu komunitas jika relungnya identik.
Akan tetapi spesies yang secara ekologis serupa dapat hidup bersama-sama dalam
satu komunitas jika terdapat satu atau lebih perbedaan yang berarti dalam relung
mereka.

Suatu pandangan tradisional akan komunitas biologi adalah bahwa


komunitas berada dalam kesetimbangan, suatu kesetimbangan yang kurang lebih
stabil kecuali jika secara serius diganggu oleh aktivitas manusia. Keseimbangan
alam ini adalah pada pendefinisian faktor-faktor terutama interaksi antar spesies
yang kelihatannnya mempertahankan stabilitas dalam komunitas dan yang dapat
mengembalikan stabilitas ke daerah yang terganggu. Stabilitas dalam konteks ini
adalah kecenderungan suatu komunitas untuk mencapai dan mempertahankan
suatu kesetimbangan atau kondisi yang relatif konstan dalam menghadapi
gangguan.

8
Gangguan adalah peristiwa seperti badai, kebakaran, banjir, musim
kemarau dan kekeringan perumputan berlebihan atau aktivitas manusia yang
merusak komunitas, menyingkirkan organisme dari habitatnya dan mengubah
ketersediaan sumber daya. Ganguan manusia umumnya mengurangi
keanekaragaman spesies dalam komunitas. Karna penggunaan 60% lahan di bumi
ini dengan berbagai pemanfaatan seperti area pertanian, padang penggembalaan,
dan tempat penanaman varietas unggul tumbuhan atau sistem monokultur.
Perubahan komposisi dan struktur komunitas adalah yang paling jelas terlihat
setelah beberapa gangguan seperti kebakaran besar atau ledakan gunung berapi
yang menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada.

Gambar 2.5

Daerah yang terganggu tersebut dapat dikolonisasi oleh berbagai varietas


spesies yang secara perlahan-lahan digantikan oleh suatu suksesi spesies lain.
Peralihan seperti itu dalam komposisi spesies selama waktu ekologis
menunjukkan suatu proses yang disebut suksesi ekologis. Suksesi ekologis sendiri
dibagi menjadi dua, yakni suksesi primer yaitu dimulai dari suatu daerah yang
hampir tidak memiliki kehidupan, dimana tanah masih belum pernah terbentuk,
seperti pada sebuah pulau vulkanis baru atau pada reruntuhan yang ditinggalkan
oleh glasier. Sedangkan suksesi primer terjadi dimana suatu komunitas yang ada
saat ini telah hilang oleh beberapa gangguan yang hanya meninggalkan tanah
yang tetap utuh, sering kali daerah itu kembali seperti keadaannya semula.

Gangguan yang memicu perubahan utama dalam struktur komunitas


umumnya adalah gangguan yang besarnya atau frekuensinya mengakibatkan
kolonisasi patch yang terganggu melalui perekrutan. Hasil umum perekrutan
adalah suatu campuran spesies yang berbeda dibandingkan dengan yang ada
sebelumnya . salah satu hipotesis yaitu model ketidakseimbangan, menyatakan
bahwa keanekaragaman spesies yang tinggi sebagian besar disebabkan oleh
ketidakseragaman lingkungan yang disebabkan oleh gangguan abiotik yang sering
terjadi.

9
Manusia mempunyai dampak terhadap ekosistem yakni populasi manusia
mengganggu siklus kimia di seluruh biosfer. Salah satu dampaknya adalah
dampak pertanian terhadap siklus nutrien. Pertanian mempunyai suatu dampak
yang sangat besar terhadap siklus nitrogen. Pengolahan, penghancuran dan
pencampuran tanah meninkatkan laju penguraian bahan organik,yang
membebaskan nitrogen yang dapat digunakan yang kemudian dikeluarkan dari
ekosistem tersebut ketika tanaman itu ditanam. Sebagian nitrogen yang berlebih
dalam tanah akan tercuci ke bawah, dan tingkat kandungan racun nitrat dalam air
tanah telah terlihat pada beberapa daerah.

Peningkatan fiksasi nitrogen juga dihubungkan dengan pembebasan


senyawa nitrogen ( 𝑁2 𝑑𝑎𝑛 𝑁𝑂 ) yang lebih besar ke udara oleh organisme
denitrifikasi. Nitrogen oksida dapat menyebabkan pemanasan atmosfer,efek
rumah kaca, penipisan ozon atmosfer, dan dalam beberapa ekosistem dapat
menyebabkan hujan asam. Gangguan manusia telah mengganggu ekosistem air
tawar melalui apa yang disebut eutrofikasi kultural. Pembuangan limbah cair dari
pabrik, aliran permukaan buangan ternak dari padang penggembalaandan tempat
penyimpanan hewan ternak, dan penggelontoran pupuk dari daerah-daerah
pertanian, rekreasi dan perkotaan telah membebani aliran air, sungai, dan danau,
secara berlebihan dengan nutrien anoranik.

Banyak aktivitas manusia menghasilkan berbagai ragam produk limbah


gas, sejak revolusi industri konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat
sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dan pembakaran sejumlah besar
kayu yang diambil dari penebangan hutan. Berbagai metode menaksir bahwa
konsentrasi rata-rata karbon dioksida di atmosfir sebelum 1850 adalah sekitar 274
ppm. Ketika stasiun pemantau di puncak Mauna Loa di Hawai mulai melakukan
pengukuran yang sangat akurat pada tahun 1958 , konsentrasi karbondioksida saat
itu adalah 316 ppm,saat ini konsentrasi karbondioksida di atmosfer sudah
melebihi 360 ppm, peningkatan sekitar 14%. Jika emisi karbondioksida terus
meningkat dengan laju saat inimaka tahun 2075 konsentrasi gas ini akan dua kali
lipat.

10
Bab III

Hasil Critical Book

No. Yang Dikritisi Uraian


Buku I Buku II
1. Deskripsi/Uraian Uraian pada buku I Uraian pada buku II
membahas tentang membahas tentang
Biodiversitas dan Degradasi Ekologi Komunitas dan
Lingkungan yang terbagi Ekosistem yang terbagi
menjadi 3 materi pokok dalam 7 materi pokok
yakni Biodiversitas Flora yang dibahas secara
dan Fauna Global dan detail da kompleks dari
Indonesia, Perananan dan hal yang paling
Manfaat Biodiversitas, Serta medasar yakni
Degradasi Kualitas pengertian komunitas,
Lingkungan, yang hingga kepada hal yang
semuanya dibahas secara puncak yakni Dampak
singkat dengan banyak manusia terhadap
sekali penjelasan yang tidak Ekosistem dengan
perlu tapi masih disisipkan pemberian contoh
serta contoh nya hanya itu- secara ilmiah dan
itu saja gambar-gambar yang
mendukung materi
pembahasa.

2. Analisi Umum Keanekaragaman hayati Komunitas adalah


yang ada di Indonesia harus pemeran dalam
berperan dan memberi ekosistem yang di
manfaat bagi kelangsungan dalamnya terdapat
hidup manusia, yakni populasi-populasi yang
dimanfaatkan melalui berinteraksi sehingga
inovasi biomaterial serta akan memberikan
manusia juga harus menjaga dampak terhadap
kualitas Lingkungan lingkungan yang akan
sehingga tidak terjadi mempengaruhi
degradasi kualitas makhluk hidup dalam
lingkungan yang buruk. lingkungan tersebut

Hipotesis atau Menurunnya tingkat Keanekaragaman


dugaan keanekaragaman hayati dan tingkat spesies
degradasi kualitas disebabkan oleh banyak
lingkungan disebabkan oleh faktor, salah satunya
perilaku dan aktivitas adalah lingkungan,
manusia yang merusak lingkungan
lingkungan serta tidak mempengaruhi

11
adanya upaya dalam keberagaman sebab
memulihkan kerusakan spesies bisa jadi sama
tersebut yang pada namun cirri umum
umumnya kerusakan ini mungkin berbeda, hal
seolah-olah untuk menutupi ini akan disesuaikan
kebutuhan manusia dan jika dan diseleksi oleh
hal tersebut terjadi secara lingkungan, serta
terus mnerus tanpa adanya lingkungan juga yang
penanggulangan maka akan mengakibatkan
terjadi kepunahan pada keanekaraman tersebut
beberapa spesies. menurun.
Analisis Data Dari hasil penelitian Berdasarkan
Pendukung dan menunjukkan bahwa 10% pembuktian hipotesis
Bukti dari jenis tanaman berbunga biogeografi
seluruh dunia ada di menunjukkan bahwa
indonesia, 12% dari jenis keaanekaragamn hayati
mamalia, 16% dari jenis sangat erat kaitannya
reptile dan amfibi 17% dari dengan ukuran pulau
jenis unggas dan 37% dari karena pulau besar
jenis ikan seluruh dunia ada menampung lebih
indonesia, namun banyak spesies dan
mengalami penurunan, dari memungkinkan
data IUCN terdapat 1/3 dari pembagian sumber daya
total keragaman hayati lebih diantara spesies
yakni 21.286 terancam penghuninya. Namun
punah. Dan penyebab dalam hal kerusakan
kepunahan tersebut adalah lingkungan dibuktikan
kehilangan habitat yang dengan Observatorium
salah satunya perburuan liar Mauna Loa yakni
yang juga berdampak pada meningkatnya
degradasi kualitas konsentrasi 𝐶𝑂2 di
lingkungan. atmosfer hingga 385
ppm dan hal ini akan
memberikan dampak
bagi kesatuan
ekosistem.
3. Membandingkan Kelebihan : Kelebihan:
Permasalahan yang Materi dibahas secara
diangkat sebagai contoh kompleks dan
dalam materi merupakan mendetail serta
permasalahan di wilayah penjelasan yang
sendiri sehingga hal itu dipaparkan merupakan
secara tidak langsung penjabarandari definisi
menumbuhkan kesadaran sehingga terjadi
sendiri. keterkaitan materi, serta
pembahasan materi juga
Kelemahan: dilengkapi dengan
Pembahasan materi yang gambar, tabel, sebagai

12
kurang mendetail dan hanya alat pendukung materi.
dibahas secara singkat, serta
terdapat beberapa materi
pokok dalam bab tersebut Kelemahan:
yang tidak memberikan Penataan paragraph
definisi, serta pemberian buku kurang bagus
contoh yang monotan dan sebab paragraf tidak
terdapat penjelasan- berlanjut ke bawah
penjelasan yang tidak di melainkan disambung
perlukan tetapi masih di kesamping sehingga
sisipkaan. membuat pembaca
bingung, dan terlalu
banyak kosakata yang
tidak umum yang
menyulitkan pembaca
memahaminya.
4. Mengkaji, Biodiversitas terutama di Ketidakseimbangan
Kesimpulan Indonesia adalah komunitas disebabkan
Implikasi dan keuntungan tersendiri yang gangguan dari alam
Konsekuensi. seharusnya di lestrikan agar ataupun manusia, tetapi
tidak terjadi kepunahan penyebab gangguan
walaupun dibutuhkan dalam yang paling besar
inovasi biomaterial selain adalah manusia, oleh
itu perlu di lakukan upaya karena itu harus
untuk menanggulangi dan dilakukan pemulihan
meminimalisir terhadap lingkungan
permasalahn-permasalahan terutama dalam hal
yang menyebabkan buruknya siklus
degradasi kualitas biokimia seperti siklus
lingkungan. nutrient yang
disebabkan para petani
dengan mencanangkan
produk-produk pupuk
yang tidak merusak
siklus dan lingkungan.

13
Bab IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah saya melakukan critical book ini dapat saya simpulkan bahwa di
dalam buku I lebih membahas mengenai biodiversitas dan degradasi lingkungan
dan tidak terdapat penjelasan mengenai penyebab merosostnya biodiversitas dan
lebih condong membahas degradasi lingkungan. Namun di buku II membahas
lebih kompleks mengenai komunitas, hal-hal yang mempengaruhi keberagaman
spesies, hal-hal yang terkait dengan ekosistem serta masalah/gangguan-gangguan
dalam ekosistem.
Dari segi kekurangan dan kelebihan, keduanya memilih hal tersebut
namun dalam hal pembahasan materi dan cakupan teori lebih baik pada buku ke
II, namun dalam pengunaan bahasa yakni bahasa yang ringan dan contoh yang
efektif serta penyusun paragraph lebih baik buku I. menurut saya kedua buku ini
layak digunakan mahasiswa dalam mempelajari biologi dan buku ini bisa menjadi
referensi yang saling berkaitan.

4.2 Saran

Untuk memperdalam materi pada buku I yakni buku diktat mahasiswa,


sebaik nya mahasiwa menambah referensi buku agar pembahasan yang
tidak terdapat di buku diktat dapat di tambah dari buku referensi lain,

14
Datar Pustaka

Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2004). Biologi. Jakarta:


Erlangga.

Sinambela, M. (2018). Biologi Umum. Medan: Unimed Press.

15

Anda mungkin juga menyukai