Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN PEDOMAN STABILITAS

OBAT TRADISIONAL & SUPLEMEN KESEHATAN

Direktorat Standardisasi Obat Tradisional,


Suplemen Kesehatan dan Kosmetik
SELASA, 26 SEPTEMBER 2019
POKOK BAHASAN LATAR BELAKANG

TUJUAN

HAL YANG DIATUR


DALAM PEDOMAN

Diberlakukan dalam bentuk Peraturan Badan POM


2
3
LATAR BELAKANG

UMUM
Dengan akan ditandatanganinya Agreement ASEAN untuk Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan sehingga perlu dilakukan
persiapan dalam rangka penerapan Annex agreement yang
mengatur tentang beberapa guideline, salah satunya ASEAN
Guidelines on Stability and Shelf-Life of Traditional Medicines and
Health Supplement

KHUSUS

• Stabilitas merupakan faktor penting dari mutu Obat Tradisional dan


Suplemen Kesehatan.
• Stabilitas ditetapkan melalui serangkaian pengujian, untuk menjamin
konsistensi spesifikasi produk jadi ketika dikemas sama seperti produk
yang beredar dengan kondisi penyimpanan yang telah ditetapkan
selama batas waktu tertentu.
• Uji stabilitas digunakan sebagai rekomendasi dalam menetapkan suatu
produk yang akan dipasarkan serta periode waktu yang diperbolehkan
untuk produk tersebut dalam peredaran
5
TUJUAN
Pedoman ini ditujukan sebagai acuan dalam melaksanakan
uji stabilitas produk jadi obat tradisional atau suplemen
kesehatan, berdasarkan informasi bahan aktif dan
karateristik produk uji (nature of the product):

a. Menjamin konsistensi spesifikasi produk jadi ketika


dikemas sama seperti produk yang beredar dengan kondisi
penyimpanan yang telah ditetapkan selama batas waktu
kedaluwarsa.
b. Menentukan waktu kedaluwarsa produk jadi dalam
kemasan dengan kondisi penyimpanan yang telah
ditetapkan, sehingga produk jadi masih memenuhi
spesifikasi kestabilan fisika, mikrobiologi dan/atau kimia.
c. Memberikan rekomendasi untuk kondisi pemrosesan,
pengangkutan dan penyimpanan
7
HAL UTAMA YANG DIATUR

1. Pelaksanaan uji stabilitas Obat Tradisional dan


Suplemen Kesehatan berdasarkan informasi
bahan aktif dan karakteristik produk (nature of the
product).
2. Desain uji stabilitas meliputi:
a. Pemilihan bets;
b. Spesifikasi/Parameter pengujian;
c. Frekuensi pengujian;
d. Kondisi penyimpanan; dan
e. Sistem kemasan (wadah dan tutup)
f. Evaluasi
g. Pernyataan pada Label
a. Pemilihan bets

1. Diperoleh dari formula yang sama dan bentuk


sediaan serta sistem kemasan yang sama dengan
produk yang akan diedarkan
2. Sekurang-kurangnya 2 bets, berasal dari skala
pilot, skala primer, skala produksi atau
kombinasinya
3. Bets dari proses pembuatan produk yang
digunakan sebagai produk uji stabilitas, dapat
mewakili proses produksi dan memiliki kualitas
yang sama dengan spesifikasi bets produk yang
akan diedarkan
b. spesifikasi/parameter pengujian

1. Meliputi pengujian fisika, kimia dan mikrobiologi, yang


rentan terhadap perubahan selama penyimpanan serta
cenderung mempengaruhi kualitas produk.
2. Parameter uji dilakukan sesuai dengan bentuk sediaan
produk jadi
3. Parameter uji dapat tidak dilakukan dengan memberikan
justifikasi berdasarkan karakteristik produk jadi yang akan
diuji
4. Pengujian dapat dilakukan pada satu atau lebih dari satu
bahan aktif atau marker pengganti, yang diketahui
rentan/peka terhadap perubahan selama penyimpanan,
memiliki potensi mempengaruhi kualitas produk kombinasi
serta harus diberikan justifikasi yang valid
c. Frekuensi pengujian

1. Uji stabilitas dapat dilakukan dengan metode real time


(jangka panjang) atau accelerated (dipercepat).
Kondisi Penyimpanan Frekuensi Pengujian
a. Uji stabilitas jangka panjang (real time) Bulan ke- 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, dan setiap
tahun hingga masa kadaluwarsa /masa
simpan
b. Uji stabilitas dipercepat (accelerated) Bulan ke- 0, 3 dan 6

2. Jika suatu perubahan signifikan terjadi dalam masa 3


bulan tersebut, maka uji terhadap produk tidak perlu
dilanjutkan dan masa simpan ditetapkan berdasarkan data
uji stabilitas jangka panjang (real time)
d. Kondisi penyimpanan

1. Pemilihan kondisi penyimpanan dan lama uji stabilitas


mencakup penyimpanan, pengiriman dan cara
penggunaannya seperti rekonstitusi atau pengenceran sesuai
dengan yang tertera pada label/penandaan.
2. Rekomendasi kondisi spesifik terhadap suhu dan kelembaban
relative yang diterapkan pada penyimpanan dalam uji
stabilitas dan jenis sistem kemasan, ditetapkan berdasarkan
karakteristik produk dan jenis kemasan primer yang
digunakan.
Jenis Uji/Sistem Kemasan Kondisi Penyimpanan

Produk dengan kemasan primer yang permeabel terhadap


30C ± 2C/75% RH ± 5% RH
uap air (menyerap uap air)

Produk dengan kemasan primer yang impermeabel terhadap


30C ± 2C
uap air (kedap uap air)

Uji dipercepat (accelerated) 40C ± 2C/75% RH ± 5% RH


Kondisi penyimpanan lain yang diijinkan, disertai dengan justifikasi,
meliputi kondisi berikut:
a. Produk yang peka terhadap panas, harus disimpan dalam kondisi suhu
rendah sehingga suhu tersebut digunakan untuk kondisi penyimpanan
jangka panjang, sebagai contoh
 Produk yang mengandung bahan aktif kurang stabil dan memiliki
formula yang tidak sesuai untuk uji pada penyimpanan suhu tinggi
(misalnya supositoria), perlu dilakukan uji stabilitas jangka panjang
(real time).
 Bila menggunakan kondisi suhu rendah, uji dipercepat dalam 6
bulan harus dilakukan pada suhu minimal 150C di atas suhu
penyimpanan yang ditentukan, demikian pula dengan kelembaban
relative pada suhu tersebut.
Jenis Kondisi Penyimpanan yang direkomendasikan untuk produk
dalam lemari es (refrigerator)
Uji Kondisi Penyimpanan
Uji stabilitas jangka panjang (Real Time) 5C ± 3C
Uji stabilitas dipercepat (Accelerated) 25C ± 2C/60% RH ± 5% RH
b. Produk dengan perubahan secara fisik atau kimiawi pada kondisi
dibawah suhu penyimpanan, seperti suspensi atau emulsi
 Data yang diperoleh dari uji stabilitas dipercepat dan ongoing real
time, dapat digunakan untuk memberikan justifikasi dalam
ekstrapolasi interim masa simpan.
 Produk dengan bahan aktif yang telah diketahui kestabilannya
maka dapat menyertakan data dukung uji stabilitas selama 6 bulan
untuk diberikan masa edar sementara 18 bulan.
e. Sistem kemasan

1. Pengujian stabilitas harus dilakukan pada produk beserta


kemasannya sesuai dengan yang akan dipasarkan termasuk
kemasan sekunder.
2. Perbedaan permeabilitas pada bahan kemasan harus
diperhatikan, seperti efek dari kelembaban yang tinggi pada
bentuk sediaan.
3. Sistem kemasan dapat dikelompokkan berdasarkan pada
sifatnya terhadap kelembaban:
a) Impermeabel
b) Permeabel
c) Semipermeabel
f. evaluasi

1. Seluruh evaluasi harus memperhatikan tidak hanya pada


pengujian, tetapi juga terhadap parameter uji.
2. Kemungkinan perubahan dalam penyimpanan dan alasan
pemilihan variabel yang akan diuji, harus dinyatakan dalam
dokumen.
3. Evaluasi antara lain dilakukan terhadap penetapan kadar
dan hasil penguraian untuk tiap bentuk sediaan, dengan
mempertimbangkan:
a) Prosedur analitik harus tervalidasi atau terverifikasi
dengan lengkap
b) Prosedur analitik harus sensitif untuk dapat mendeteksi
kadar hasil urai yang rendah
g. Pernyataan pada label

1. Kondisi penyimpanan meliputi suhu, cahaya dan


kelembaban, yang dinyatakan pada label/penandaan, harus
berdasarkan dari evaluasi stabilitas produk.
2. Pernyataan perhatian umum, seperti “harus terlindung dari
cahaya” dan/atau “simpan dalam tempat yang kering”
dapat ditambahkan tetapi tidak harus digunakan untuk
menutupi masalah stabilitas dari produk tersebut.
3. Perlakuan khusus pada kondisi penyimpanan harus
disampaikan.
18

Anda mungkin juga menyukai