Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Teori Akuntansi Positif dan Konsekuensi Ekonomi


(Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi)

Disusun oleh :
FARISA NUR MAULA

JOINT PROGRAM
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

ECONOMIC CONSEQUENCES AND POSITIVE ACCOUNTING THEORY


1. Overview
Konsekuensi Ekonomi adalah suatu konsep yang menekankan bahwa, terlepas dari
implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Inti dari gagasan mengenai konsekuensi ekonomi adalah kebijakan
akuntansi perusahaan dan perubahan dalam kebijakan tersebut penting, terutama bagi
manajemen dan juga bagi investor yang memiliki perusahaan, karena manajer dapat
mengubah operasi perusahaan berdasarkan perubahan kebijakan akuntansi. Contohnya
perubahan dalam kebijakan akuntansi yang terkait dengan cadangan minyak dan gas
perusahaan. Perubahan tersebut menurut argumen konsekuensi ekonomi, dapat mengubah
aktivitas eksplorasi dan pengembangan oleh para manajer, yang pada gilirannya akan
mengubah nilai perusahaan. Jika perubahan tersebut berpotensi negatif dan jika banyak
investor yang terpengaruh, maka investor dapat menekankan perwakilan yang mereka pilih.
Akibatnya, para politisi juga akan memiliki kepentingan dalam kebijakan akuntansi
perusahaan dan dalam badan yang menentukan kebijakan tersebut.
Kebijakan akuntansi disini mengacu pada kebijakan akuntansi manapun, bukan hanya
yang berpengaruh pada aliran kas perusahaan. Menurut doktrin konsekuensi ekonomi,
perubahan kebijakan akuntansi akan jadi penting, meskipun tidak ada dampak terhadap aliran
kas yang terjadi. Berdasarkan teori pasar yang efisien, perubahan yang terjadi tidak penting
(meskipun mungkin pasar akan mempertanyakan mengapa perusahaan mengubah
kebijakannya) karena aliran kas akan datang tidak akan terpengaruh, dan demikian pula nilai
pasar perusahaan tersebut.
Terdapat dua alasan terhadap konsep konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi
diperlukan, yaitu:
a) Konsep ini menarik, dimana banyak kejadian yang paling menarik dalam praktek
akuntansi diturunkan dari konsekuensi ekonomi.
b) Pernyataan bahwa kebijakan akuntansi tidak penting tidak sesuai dengan pengalaman
akuntan.
Sebagian besar akuntansi keuangan dibahas pada argumen mengenai kebijakan akuntansi
mana yang ditetapkan dalam berbagai keadaan, serta perdebatan dan konflik mengenai
penyajian laporan keuangan melibatkan pilihan kebijakan akuntansi. Konsekuensi ekonomi
sesuai dengan pengalaman yang ada di dunia yang sesungguhnya.
Asal usul konsekuensi ekonomi adalah dari Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting
Theory). Teori tersebut didasarkan pada kontrak yang dijalin oleh perusahaan, terutama

2
kontrak pinjaman dan kontrak kompensasi eksekutif. Kontrak tersebut didasarkan pada
variabel akuntansi keuangan, seperti laba bersih dan rasio hutang terhadap ekuitas. Teori
Akuntansi Positif berusaha memprediksikan apa yang akan dipilih manajer untuk pilihan
kebijakan akuntansi yang memaksimalkan kepentingan perusahaan mereka, kepentingan
sendiri, dibandingkan kontrak tersebut.

2. Sumber Permintaan Kontrak Efisien untuk Informasi Akuntansi Keuangan


1. Lenders (Pemberi pinjaman)
Kontrak utang merupakan sumber keuangan yang penting bagi perusahaan. Keamanan
tertinggi untuk pemberi pinjaman adalah kinerja masa depan perusahaan. Terdapat dua
aspek kontrak utang, pertama yaitu manajemen memiliki informasi terbaik tentang
keadaan perusahaan. Pemberi pinjaman prihatin tentang asimetri informasi akuntansi
karena manajemen mungkin tidak berbagi informasi dengan mereka, atau bisa juga
mereka dapat memilih kebijakan akuntansi untuk menyembunyikan kinerja yang
mengancam kepentingan pemberi pinjaman. Kedua, pemberi pinjaman menghadapi
hasil asimetri.
2. Shareholders (Pemegang saham)
Kenaikan sumber kontrak efisien pada permintaan kebijakan akuntansi juga diperoleh
dari pemegang saham untuk melindungi diri dari eksploitasi oleh manajemen. Sampai
batas tertentu, eksploitasi dikendalikan dengan mendasarkan manajer kompensasi pada
beberapa ukuran kinerja manajer. Peran konfirmasi dari laporan keuangan juga
membantu mencegah manajer dari overstating informasi yang dapat mengakibatkan
harga saham overvaluation oleh pasar. Namun, karena manajer diasumsikan bertindak
sesuai dengan kepentingan mereka sendiri, manajer mungkin syirik pada usaha dan
menutupi overstatement serta keuntungan yang lebih rendah melalui perilaku
oportunistik seperti overvaluation aset dan mengelola pendapatan. Hal ini menciptakan
permintaan atas kebijakan akuntansi keuangan yang mendorong upaya manajer untuk
bertanggung jawab dan menentukan batas tindakan manajer oportunistik.

3. Kebijakan Akuntansi untuk Kontrak Efisien


1. Reliability (Keandalan)
Agar menjadi andal, informasi akuntansi untuk kontrak efisien harus didasarkan pada
transaksi pasar yang sebenarnya dan dapat diverifikasi oleh pihak ketiga. Teori kontrak

3
mendukung nilai wajar (fair value) hanya jika nilai tersebut dapat ditentukan secara
andal.
2. Conservatism (Konservatisme)
Hasil asimetri juga menciptakan permintaan untuk syarat konservatisme. Permintaan
pemberi pinjaman atas informasi tentang kerugian yang belum direalisasi lebih besar
dari permintaan atas informasi keuntungan yang belum direalisasi karena keuntungan
yang belum direalisasi diyakini kurang berguna daripada kerugian yang belum
direalisasi dalam memprediksi kesulitan keuangan. Kontrak efisien memiliki syarat
konsevatisme untuk menyediakan sistem peringatan dini dari kesulitan keuangan yang
akan datang dan menciptakan understatement sistematis nilai aktiva bersih dengan
menyediakan batas bawah aktiva bersih untuk membantu pemberi pinjaman dalam
mengevaluasi keamanan pinjaman mereka. Konservatisme kondisional juga dituntut
oleh pemegang saham untuk tujuan pelayanan, karena itu lebih sulit bagi manajer yang
ingin meningkatkan reputasi dan kompensasi mereka. Konservatisme menyediakan
sistem peringatan dini atas operasi kehilangan dan kebijakan investasi.

4. Kekakuan Kontrak (Contract Rigidity)


Menurut sifatnya, kontrak akan sulit berubah. Dengan kata lain, kontrak bersifat kaku
dan juga banyak kontrak yang bersifat jangka panjang, seperti kontrak utang. Jika kontrak
jangka panjang tergantung pada variabel akuntansi, maka ada kemungkinan bahwa standar
akuntansi akan berubah selama masa kontrak. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi nilai
perjanjian, sehingga meningkatkan kemungkinan pelanggaran. Misalnya, standar baru untuk
pengakuan pendapatan atau kerugian pengakuan atau kredit awal dapat mengurangi laba yang
dilaporkan sehingga meningkatkan utang-rasio ekuitas dan mengurangi waktu rasio bunga
yang diperoleh dari perjanjian. Begitu juga standar yang meningkatkan volatilitas laba,
seperti penilaian wajar untuk perdagangan efek dapat meningkatkan kemungkinan
pelanggaran perjanjian masa depan dan perjanjian saat ini. Meskipun dimungkinkan bahwa
kontrak bisa dinegosiasi ulang menyusul perubahan akuntansi, namun proses tersebut akan
lama, mahal, dan bisa menyebabkan kreditur menuntut balasan seperti tingkat bunga yang
lebih tinggi.
Kemungkinan lain adalah untuk menggabungkan ketentuan dalam kontrak itu sendiri
agar dapat menghadapi kejadian tidak terduga. Namun, sebagai hal praktis, itu adalah efektif
untuk mengantisipasi semua kejadian di masa depan yang dapat mempengaruhi nilai-nilai

4
perjanjian, terutama standar akuntansi baru. Kemungkinan lain adalah untuk “membekukan”
kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menghitung nilai perjanjian pada orang yang
terkait saat kontrak ditandatangani. Namun, ini akan dikenakan biaya dan ketidaknyamanan
saat melacak efek terhadap laporan keuangan dari semua perubahan standar selama masa
kontrak.
Menghadapi kontrak kekakuan, perusahaan menghadapi tradeoff tata kelola
perusahaan. Optimalisasi set kebijakan akuntansi untuk perusahaan merupakan kompromi. Di
satu sisi, kebijakan akuntansi akan meminimalkan pilihan kebijakan akuntansi oportunistik
oleh manajer terlebih dahulu, tetapi dikenakan biaya kurangnya fleksibilitas akuntansi untuk
memenuhi perubahan keadaan, seperti standar akuntansi baru yang mempengaruhi perjanjian
utang dan kompensasi. Di sisi lain, memungkinkan manajer untuk memilih sebuah susunan
dari kebijakan akuntansi yang akan mengurangi biaya kekakuan kontrak namun mengekspos
perusahaan untuk biaya perilaku manajer oportunistik. Kontrak efisien membantu untuk
menjelaskan apa yang diketahui akuntan dan kebijakan akuntansi yang penting bagi manajer.

5. Employee Stock Options


Bidang dimana konsekuensi ekonomi tampak jelas. Pertama adalah akuntansi untuk opsi
saham yang dikeluarkan bagi manajemen dan dalam beberapa kasus, bagi karyawan-
karyawan lainnya, yang memberi mereka hak untuk membeli saham perusahaan dalam
jangka waktu tertentu. Kita menyebut opsi-opsi tersebut sebagai employee stock options.
Di Amerika akuntansi untuk ESO secara tradisional telah didasarkan pada opinion 25
Accounting Principles Board tahun 1972 (APB 25). Standar tersebut mewajibkan perusahaan
mengeluarkan ESO dengan nilai tetap untuk mencatat biaya yang sama dengan selisih antara
nilai pasar saham pada tanggal pemberian opsi tersebut pada karyawan (grant date) dan harga
pelaksanaan opsi tersebut. Selisihnya disebut nilai intrinsik. Perusahaan yang menetapkan
harga pelaksanaanya sama dengan nilai pasar pada tanggal pemberiannnya,sehingga nilai
intrinsiknya nol. Bulan februari 1992,rancangan undang-undang diperkenalkan di kongres
Amerika Serikat yang mewajibkan agar ESO diberi niali dan dibiayakan.
Bulan juni 1993, FASB mengeluarkan exposure draft standar baru yang diusulkan.
Exposure draft tersebut mengusulkan agar perusahaan mencatat biaya kompensasi
berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pemberian ESO yang dikeluarkan pada periode
tersebut. Exposure tersebut ditentang oleh kalangan bisnis dan meluas ke kongres. Muncul
kekhawatiran akan konsekuensi ekonomi dari laporan laba yang lebih rendah yang akan

5
dihasilkan. Konsekuensi tersebut mencakup harga saham yang rendah, biaya modal yang
tinggi, kurangnya bakat manajerial,serta rendahnya motivasi manajer dan karyawan.
Dengan membuat beberapa asumsi untuk menyederhanakan, Huddart menunjukkan
bahwa rumus black/sholes dengan ESO yang ditahan sampai tanggal kadaluarsa dapat sangat
menaikkan pencatatan nilai wajar ESO pada tanggal pemberian.
Terdapat tiga karakteristik Opsi:
1. Pengembalian yang diharapkan dari menahan suatu opsi melebih return saham yang
diharapkan.
2. Potensi kenaikan (upside potencial) opsi America (tendensi kenaikan terhadap nilainnya)
meningkat seiring dengan waktu jatuh tempo.
3. Jika opsi “deep-in-the-money” artinya jika nilai saham dasar jatuh lebih tinggi daripada
harga exercise price, maka hasil dari menahan opsi tersebut dan probabilitasnya sangat
mendekati hasil dan probabilitasnya dari menahan saham dasarnya.
Dua keadaan dimana karyawan melaksanakan opsinya. Pertama jika ESO mencakup nilai
uang sedikit (resiko substansial terjadinya hasil nol), waktu sampai jatuh temponya singkat
(sedangkan pengorbanan untuk potensi kenaikan) dan karyawan tersebut diharuskan menahan
saham yang diperolehnya,maka penghindaran resiko dapat memicu pelaksanaan lebih awal.
Kedua jika ketika ESO menyangkut banyak uang,waktu sampai jatuh temponya singkat,dan
karyawan dapat menahan maupun menjual saham yang diperolehnya dan menginvestasikan
hasilnya pada aktiva yang tidak beresiko.
Penelitian Hall dan Murphy (2002) mengkonfirmasi tendensi Black/sholes dengan
menggunakan pendekatan yang berbeda dari Huddart,juga menunjukkan probabilitas
substansial dari pelaksanaan awal,dan menunjukkan bahwa hal tersebut secra signifikan
mengurangi biaya ESO dibawah black/sholes. Dalam penelitian Marquardt (2002) menelaah
keaakuratan rumus black/sholes didasarkan pada waktu pelaksanaan yang diharapkan.
Pada tahun 1994, FASB mengumumkan pembatalan exposure draft,dengan alasan tidak
memperoleh dukungan yang cukup. FASB beralih ke pengungkapan tambahan. Dalam SFAS
123,yang keluar tahun 1995, FASB mendesak perusahaan untuk menggunkan pendekatn nilai
wajar yang disarankan dalam exposure draft,namun memungkinkan digunakannya penetapan
nilai intrinsic APB 25 selam perusahaan member pengungkapan tambahan dari biaya WSO
yang ditentukan dengan menyusutkan nilai wajar dari ESO yang diberikan selama periode
penyerahannnya menurut waktu pelaksanaan yang diharapkan. Sejak tahun 1993,exposure
draft telah diabaikan. Baru-baru ini skandal penyusunan laporan keuangan seperti enron dan

6
worldcom telah menimbulkan tekanan baru untuk mengeluarkan ESO. Di Kanada,standar
akuntansi kini mewajibkan biaya ESO yang mulai berlaku bagi banyak perusahaan sejak
tahun fiscal yang berawal atau setelah tanggal 1 januari 2004. International Accounting
Standards Board memilki standar serupa yang diterapkan. Di Amerika Serikat,standar
akuntansi mewajibkan dibiayakan untuk tahun fiscal yang berlaku sejak tanggal 15 juni 2004.

6. The relationship between effiecient securities market theory and economic


consequences
Teori pasar sekuritas yang efisien tidak meramalkan reaksi harga terhadap perubahan
kebijakan akuntansi yang tidak mempengaruhi probabilitas jaminan dan aliran kas. Jika tidak
ada reaksi harga sekuritas, maka tidak jelas mnegapa manajemen dan para regulator harus
merasa khawatir terhadap kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Teori pasar
yang efisien menyiratkan pentingnya pengungkapan penuh,termasuk pengungkapan
kebijakan akuntansi. Dalam dua bidang pilihan kebijakan akuntansi yang penting ada dua
konsituen utama pengguna laporan keuangan,manajemen dan investor.Kuatnya reaksi
manajemen dapat melibatkan campur tangan pemerintah. Berbagai reaksi tersebut
dirumuskan dalam konsekuensi ekonomi. Artinya,kebijakan akuntansi dapat sangat penting
bahkan tanpa adanya dampak-dampak aliran kas.Kebijakan akuntansi berpotensi untuk
mempengaruhi keputusan manajemen yang sebenarnya,termasuk keputusan untuk
mengintervensi,baik dukungan atau menentang usulan standar akuntansi.

7. Teori Akuntansi Positif


7.1 Garis Besar Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif (TAP) berkenaan dengan memprediksi tindakah-tindakan
sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan
merespon standar akuntansi. TAP beranggapan bahwa perusahaan akan mengorganisir diri
dalam cara yang paling efisien sehingga dapat memaksimalkan prospek mereka untuk
bertahan hidup. Perusahaan dapat dipandang sebagai kumpulan kontrak (nexus of contract),
artinya pengorganisasiannya terutama dapat ditentukan oleh sekumpulan kontrak yang
dijalaninya. Contohnya kontrak dengan para karyawan (termasuk dengan manajer),pemasok
dan dengan para penyedia modal merupakan hal penting bagi oprasi perusahaan.Kontrak
dengan Kontrak terendah disebut kontrak yang efisien (efficient contracts). TAP berpendapat

7
bahwa kebijakan akuntansi dipilih sebagai bagian dari masalah yang lebih puas dari
pencapaian manajemen perusahaan yang lebih efisien.
Perlu dicatat bahwa TAP tidak sampai menyarankan bahwa perusahaan (dab badan
penyusun standar) harus menjelaskan sepenuhnya kebijakan akuntansi yang akan mereka
pergunakan. Memberi keleluasaan kepada manajemen untuk memilih dari sekumpulan
kebijakan akuntansi akan membuka peluang untuk terjadinya perilaku oportunis ex-post.
Artinya dengan diberikan sekumpulan kebijakan yang ada,para manajer dapat memilih
kebijakan akuntansi dari sekumpulan tersebut untuk kepentingan mereka pribadi,dan
karenanya mengurangi efisiensi kontrak. TAP berpendapat bahwa manajer sifatnya rasional
(sebagaimana investor) dan akan memilih kebijakan akuntansi demi kepentingan terbaik
mereka sendiri jika memang mampu melakukannnya.TAP menekankan bahwa perlunya
dilakuakn penelitian empiris untuk menekiankan bagaimana trade off antara biaya modal dan
kontrak,antara manajer memilih sekumpulan kebijakan akuntansi dan struktur manajemen
perusahaan sendiri,beragam,tergantung kepada lingkungannya. TAP tidak berusaha
menggurui orang atau konstituen mengenai apa yang hendaknya mereka lakukan. Teori yang
melakukan hal tersebut disebut teori normative. Baik tidaknya kemampuan teori normative
melakukan prediksi tergantung sejauh mana setiap individu sungguh-sungguh mengambil
keputusan sebagaimana disarankan oleh teori tersebut.

7.2 Tiga Hipotesis TAP


Menurut Watts dan Zimmerman (1990), prediksi yang dibuat oleh TAP disusun seputar 3
hipotesis antara lain:
1. Hipotesis rencana bonus (The bonus plan hypothesis)
Dengan semua hal dianggap setara,para manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih
mungkin memilih prosedur akuntansi yang menggeser pendapatan yang dilaporkan dari masa
akan datang ke saat ini.
2. Hipotesis persyartan perjanjian pinjaman (The debt covenant Hypothesis)
Dengan semua hal dianggap setara,semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan
pengingkaran persyratan perjanjian pinjaman berbasis akuntansi,semakin besar pula
kemungkinan manajer perusahaan tersebut memilih prosedur akuntansi yang menggeser
pendapatan yang dilaporkan dari periode akan datang ke periode berjalan.

8
3. Hipotesis biaya politik (The political cost hypothesis)
Dengan semua hal dianggap setara,semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh
perusahaan,semakin besar kemungkinan manajer memilih prosedur akuntansi yang
menangguhkan pendapatan yang dilaporkan dari periode berjalan ke periode akan datang.
Ketiga hipotesis tersebut membentuk komponen yang penting dari TAP,tiga komponen
tersebut mengarah pada prediksi yang dapat diuji secara empiris.Ketiga kontrak ini juga dapat
ditafsirkan dari perspektif perjanjian kontrak yang efisien.

7.3 Efficient Contacting and Conservative Accounting


Konservatif akuntansi juga dapat berkontribusi untuk efisien kontraktor dan pelayanan,
seperti yang dikemukakan oleh Watt (2003). Pertimbangan hipotesis perjanjian hutang.
Debtholders sangat prihatin pada nilai perusahaan - mereka tidak membagi langsung dalam
prningkatan nilai perusahaan. Akuntansi konservatif, melalui pengakuan tepat waktu
kehilangan, mengurangi keprihatinan ini. Selain itu, akuntansi konservatif meningkatkan
perlindungan yang diberikan oleh perjanjian hutang, hal-hal lain yang sama. Untuk
mengilustrasikan, misalkan kontrak utang meliputi perjanjian dimana perusahaan harus
menjaga tingkat tertentu kekayaan bersih, jika tidak ada dividen dapat dibayarkan. karena
akuntansi konservatif menurunkan kekayaan bersih, perusahaan harus mempertahankan aset
bersih lebih secara nyata untuk menghindari pelanggaran perjanjian, meningkatkan ketahanan
debtholder'. Selain itu, pendekatan keuangan perusahaan kesulitan keuangan, akuntansi
konservatif yang memungkinkan debtholders untuk mengetahui lebih cepat. Mereka
kemudian mungkin lebih baik mampu mengambil langkah untuk melindungi kepentingan
mereka. Peningkatan keamanan ini memungkinkan perusahaan untuk mengeluarkan utang
pada tingkat bunga yang lebih rendah daripada sebaliknya. Bukti bahwa konservatisme
mengarah lebih efisien utang kontraktor dilaporkan oleh Ahmed, Billings, Harris, dan Morton
(2000); Zhang (2008); dan wittenberg-Moerman (2008).
Namun, Beatty, Weber dan Yu (2008) melaporkan bukti empiris bahwa perusahaan
dengan pendapatan eskalator klausul dalam utang mereka perjanjian lebih cenderung memilih
konservatif kebijakan akuntansi. Klausul-klausul eskalator pendapatan meningkatkan tingkat
perjanjian kekayaan bersih yang perusahaan diperlukan untuk mempertahankan dalam
persentase pendapatan bersih. semacam klausul untuk mendorong konservatif akuntansi sejak
jika perusahaan mempekerjakan pendapatan memaksimalkan kebijakan sebaliknya, klausa

9
eskalator akan menaikkan perjanjian kekayaan tingkat di atas apa yang akan dengan
kebijakan konservatif kurang bersih.

7.4 Membedakan versi kontrak efisien dan oportunis


Ketiga hipotesis TAP dinyatakan dalam bentuk oportunis, artinya mereka berasumsi
bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas yang diharapkan
dibandingkan remunerisasi yang mereka terima dan kontrak hutang dan biaya politik.
Hipotesis tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk efisiensinya atas dasar asumsi bahwa
kontrak kompensasi dan sistem control internal,dan lebih umum lagi,manajemen perusahaan
yang baik, membatasi oportunisme,dan memotivasi manajer untuk memilih kebijakan
akuntansi untuk mengendalikan biaya kontrak.
Kedua bentuk TAP tersebut kadang memberikan prediksi yang serupa. Christie dan
Zimmerman (1994) juga menyelidiki mengenai sampai tingkat pilihan kebijakan akuntansi
yang meningkatkan pendapatan dalam sampel yang terdiri dari perusahaan yang menjadi
target pengambilalihan. Penelitian Dechow (1994) berkaitan dengan dua versi TAP,ia
berpendapat bahwa jika kenyataanya sebagian besar merupakan hasil dari manipulasi
oportunis dari pendapatan yang dilaporkan,maka pasar yang efisien akan menolaknya demi
memungkinkan aliran kas,dimana aliran kas hendaknya lebih terasosiasi dengan return saham
daripada laba bersih.
Guay (1999) mempelajari aktivitas pinjaman bank perusahaan pada tahun dimana mereka
pertama kali melakukannya,ia berpendapat bahwa kontrak kompensasi yang efisien akan
mendorong manajer untuk mengurangi resiko-resiko harga yang spesifik bagi
perusahaan.Akuntansi konservatif juga dapat berperan dalam kontrak yang efisein Watts
(2003). Hipoptesis rencana bonus menyiratkan bahwa para manjer tergoda unruk
meningkatkan estimasi-estimasi aliran kas akan datang mereka lebih tinggi,dan
menggunakannya untuk membenarkan pencatatan pendapatan secara premature dan penilaian
aktiva lebih tinggi,yang keduanya menggeser pendapatan dari masa akan datang ke masa
kini.

7.5 Kesimpulan Konsekuensi Ekonomi dan TAP


TAP berusaha memahami dan memprediksikan pilihan kebijakan akuntansi perusahaan.
Teori tersebut menilai bahwa kebijakan akuntansi adalah bagian dari kebutuhan perusahaan
secara menyeluruh untuk meminimalkan biaya modalnya dan biaya kontrak lainnya.

10
Karenanya pilihan kebijakan akuntansi adalah bagian dari proses manajemen perusahaan
secara keseluruhan.
TAP menghasilkan kepustakaan empiris yang amat kaya. Ada tiga aspek mengenai
lingkungan dan struktur organisasi perusahaan yang dipisahkan untuk dipelajari,kontrak
kompensasi manajemen,struktur modalnya,serta terbukanya biaya politik.
TAP tidak menyiratkan bahwa pilihan kebijakan akuntansi harus dijelaskan secara
khusus,malah lebih efektif jika ada sekumpulan kebijkan akuntansi yang dapat dipilih oleh
manajemen. Kumpulan tersebut dianggap sebagai serangkaian kebijakan yang diperbolehkan
berdasar GAAP atau dapat dibatasi lebih lanjut oleh kontrak.
Dari perspektif TAP tidak sulit memahami mengapa kebijkan akuntansi dapat memiliki
konsekuensi ekonomi. Dari perspektif efisiensi, kumpulan kebijakan yang tersedia
mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Dari perspektif opportunis, kemampuan manajemen
untuk memilih kebijakan akuntansi untuk keuntungannya sendiri pun terpengaruhi. Standar
akuntansi mungkin membatasi kebijakan akuntansi yang diperbolehkan, misal dalam standar
yang mengusulkan diwajibkannya penggunaan metode succesfull-effort untuk eksplorasi
minyak dan gas. Standar lain mungkin menurunkan laba bersih, seperti dalam perhitungan
OPEB dalam bagian 3461 Buku Pedoman CICA atau dalam standar untuk mencatat biaya
untuk opsi saham karyawan.
Kekhawatiran Manajer terhadap kebijakan dan standar akuntansi mungkin diarahkan oleh
oportunisme atau oleh kontrak yang efisien,ada bukti yang signifikan yang mendukung
kontrak TAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu mensejajarkan
kepentingan-kepentingan para pemegang saham.

Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective

11
Ross L. Watts and Jerold L. Zimmerman Januari 1990

The Accounting Review, Vol. 65 No.1 pp. 131-156

Abstrak dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian ini untuk mengulas
dan mengkritik literatur akuntansi positif setelah publikasi Watts dan Zimmerman
(1978, 1979). Perbaikan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara teori dan
pengujian empiris. Perbaikan kedua adalah pembangunan model yang mengakui
adanya endogenitas antara variabel dalam regresi. Perbaikan ketiga adalah
pengurangan kesalahan pengukuran di kedua variabel dependen dan independen dalam
regresi.

Tujuan penelitian untuk menyampaikan perspektif pada evolusi dan kondisi saat
teori akuntansi positif dan untuk meringkas bukti pada ketetapan empiris yang
sistematis dalam akuntansi (bagian I). Tujuan kedua adalah untuk mengevaluasi metode
penelitian dan metodologi yang digunakan untuk dokumen ketetapan empiris. Peneliti
membahas kritik dari surat-surat asli dan dari literatur akuntansi positif berikutnya
dalam bagian II. Sementara literatur akuntansi positif telah menjelaskan beberapa
praktik akuntansi, masih banyak yang tidak dapat dijelaskan. Tujuan ketiga peneliti
adalah untuk memberikan pandangan tentang arah masa depan untuk literatur akuntansi
positif (bagian III).

Landasan teori yang digunakan berasal dari penelitian terdahulu yang membahas
tentang evolusi dari teori positif akuntansi yang menyebutkan biaya agensi berkaitan
dengan kontrak utang dan kontrak kompensasi manajemen dan agensi, informasi, dan
biaya kontrak lainnya yang terkait dengan proses politik memberikan hipotesis diuji
dalam studi pilihan akuntansi empiris awal (hipotesis rencana bonus, utang/ekuitas dan
biaya politik).

Dalam teori akuntansi positif kontemporer menjelaskan bahwa perusahaan


dengan perjanjian utang akan melakukan lobi yang lebih dan melakukan akuntansi
lebih (mahal), pembiayaan, dan perubahan produksi untuk membatalkan efek dari
perubahan wajib perusahaan dengan rencana bonus. Dengan demikian,
mengembangkan teori positif pilihan akuntansi memerlukan pemahaman tentang
besaran relatif dari berbagai jenis biaya kontrak. Biaya kontrak terdiri dari biaya
transaksi (misalnya, biaya broker), biaya agensi (misalnya, biaya-biaya monitoring dan
12
hilangnya sisa dari keputusan disfungsional), biaya informasi (misalnya, biaya untuk
menjadi informasi), biaya renegosiasi (misalnya. biaya menulis ulang kontrak yang ada
karena kontrak yang masih ada dibuat usang oleh beberapa peristiwa yang tak terduga)
dan biaya kebangkrutan (misalnya, biaya hukum kebangkrutan dan biaya keputusan
disfungsional). Istilah contracting parties dimaksudkan untuk mencakup semua pihak
untuk perusahaan termasuk internal karyawan dan manajer dan pihak eksternal seperti
pemasok, klaim pemegang, dan pelanggan. Keberadaan biaya kontrak sangat penting
untuk model bagi organisasi perusahaan dan pilihan akuntansi.

Kontrak yang menggunakan angka akuntansi tidak efektif dalam menyelaraskan


kepentingan manajer dan pihak kontraktor jika manajer memiliki diskresi lengkap
melebihi dari angka akuntansi yang dilaporkan. Jika manajer mengetahui (atau dapat
menentukan) metode akuntansi terbaik yang memotivasi bawahan, maka pihak
kontraktor tersebut ingin manajer untuk memiliki beberapa pertimbangan di atas angka
akuntansi. Ketika para manajer melaksanakan kebijaksanaan ini itu bisa karena (1)
kebijaksanaan yang dilakukan meningkatkan kekayaan semua pihak kontraktor atau (2)
kebijaksanaan yang dilakukan membuat manajer lebih baik dengan mengorbankan
beberapa pihak kontraktor atau pihak lain. Jika manajer memilih untuk menerapkan
kebijaksanaan untuk keuntungan mereka ex post dan kebijaksanaan memiliki kekayaan
efek redistributif antara pihak kontraktor, maka dapat dikatakan manajer bertindak
opportunis.

Ex ante, set pilihan akuntansi dibatasi oleh pihak kontraktor adalah ditentukan
oleh alasan efisiensi (untuk memaksimalkan nilai perusahaan). Salah satu biaya yang
memungkinkan manajer lebih daripada kurang diskresi adalah meningkatnya
kemungkinan beberapa ex post manajerial opportunism (yaitu transfer kekayaan
manajer) melalui prosedur akuntansi. Namun, ex ante pihak kontraktor mengharapkan
beberapa efek redistributif dan mengurangi harga yang mereka bayar untuk klaim
mereka. Ex post kekayaan didistribusikan oleh oportunisme manajerial, tapi ex ante
beberapa redistribusi diharapkan beberapa pihak dan harga melindungi diri mereka.
Perlindungan harga tidak menghilangkan insentif untuk bertindak oportunis,
perlindungan harga juga tidak menghilangkan biaya bobot mati dari manajer
mengambil tindakan oportunistik. Sejauh mana kontrak dapat ditulis ex ante untuk
mencegah perilaku ex post tersebut yang menyebabkan biaya weight dead
meningkatkan kemungkinan perusahaan akan bertahan dalam lingkungan yang
13
kompetitif (Klein 1983).

Himpunan prosedur akuntansi di mana manajer memiliki diskresi adalah disebut


"accepted set”. Hal ini secara sukarela ditentukan oleh pihak kontraktor. Diskresi
manajerial atas pilihan metode akuntansi adalah diperkirakan bervariasi di seluruh
perusahaan dengan variasi biaya dan manfaat dari pembatasan. Pembatasan ini
menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi terbaik atau yang dapat diterima bahkan tanpa
standar akuntansi diamanatkan oleh pemerintah. Pembatasan yang diberlakukan oleh
auditor eksternal.

Kebanyakan penelitian pilihan akuntansi menganggap manajer memilih metode


akuntansi untuk mentransfer kekayaan untuk diri mereka sendiri dengan mengorbankan
pihak lain untuk perusahaan karena mereka dapat mengambil kontrak perusahaan
tersebut diamati seperti yang diberikan dan kemudian menghalangi tambang manajer
insentif untuk pilihan akuntansi. Beberapa studi penelitian mengasumsikan metode
akuntansi yang dipilih untuk alasan efisiensi (yaitu Watts 1974, 1977; Leftwich et at
1981; Zimmer 1986; Whittred 1987; Ball 1989; Malmquist forthcoming; Mian and
Smith forthcoming). Namun, tidak ada penelitian sampai saat ini telah dijelaskan baik
pilihan ex ante set diterima dan pilihan ex post metode akuntansi dari dalam set yang
diterima. Kebanyakan penelitian yang mengasumsikan pilihan oportunistik metode
akuntansi tidak mengontrol untuk fakta bahwa manajer di perusahaan yang berbeda
kemungkinan memilih metode akuntansi yang berbeda dari set yang diterima dibatasi.

Penelitian sampai saat ini menemukan hasil yang konsisten dengan hipotesis
rencana bonus (Watts dan Zimmerman 1986, Christie forthcoming). Penelitian awal
hipotesis bonus tidak di uji dari teori ini, karena mereka bergantung pada
penyederhanaan teori yang tidak sesuai dalam beberapa kasus. Misalnya, rencana
bonus tidak selalu memberikan insentif pada manajer untuk meningkatkan penghasilan.
Jika, tidak ada perubahan akuntansi, laba berada di bawah tingkat minimum yang
diperlukan untuk pembayaran bonus, manajer memiliki insentif untuk mengurangi
pendapatan tahun ini karena tidak ada bonus yang akan diterima. Mengambil
keuntungan seperti "ernings bath" meningkat dari yang diharapkan dan bonus di masa
mendatang. Dengan menggunakan rencana bonus untuk mengidentifikasi situasi di
mana manajer diharapkan dapat mengurangi pendapatan, pengujian Healy (1985)
mencakup lebih banyak jenis manipulasi. Hasilnya konsisten dengan manajer

14
memanipulasi akrual bersih untuk mempengaruhi bonus mereka.

Hipotesis utang/ekuitas memprediksi tingginya rasio utang/ekuitas pada


perusahaan, para manajer lebih mungkin menggunakan metode akuntansi yang
meningkatkan pendapatan. Semakin tinggi rasio utang /ekuitas, semakin ketat dalam
perusahaan yaitu sebuah kendala dalam perjanjian hutang (Kalay 1982). Semakin ketat
kendala sebuah perjanjian, semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian tersebut
dan menimbulkan biaya dari standar teknis. Manajer melakukan kebijaksanaan dengan
memilih metode akuntansi pendapatan yang meningkat, kendala utang dan mengurangi
biaya standar teknis.

Bukti konsisten dengan hipotesis utang/ekuitas. Rasio utang/ekuitas perusahaan


yang lebih tinggi, para manajer lebih memilih metode peningkatan pendapatan. Press
dan Weintrop (forthcoming) dan Duke dan Hunt (fortcoming) menemukan bahwa rasio
utang/ekuitas berkorelasi dengan pendekatan dalam perjanjian obligasi sebagaimana
diasumsikan dalam hipotesis. Beberapa penelitian pada utang/ekuitas, bagaimanapun,
menghindari menggunakan rasio utang/ekuitas sebagai variabel proxy untuk sebuah
pendekatan dengan kendala perjanjian dengan menggunakan pengujian secara
langsung. Misalnya, Bowen et al. (1981) menguji apakah pilihan akuntansi bervariasi
dengan kendala dividen sebagaimana ditentukan dalam perjanjian hutang dan diukur
dengan laba ditahan yang tidak dibatasi. Hubungan antara leverage dan pilihan metode
akuntansi adalah keteraturan empiris yang dapat diketahui dalam studi akuntansi
positif.

Hipotesis biaya politik memprediksi bahwa perusahaan-perusahaan besar


daripada perusahaan kecil lebih mungkin untuk menggunakan pilihan akuntansi yang
mengurangi dalam melaporkan laba. pengukurannya yaitu variabel proxy untuk politik.
Yang mendasari hipotesis ini adalah asumsi bahwa bagi individu untuk menjadi
informasi tentang apakah keuntungan akuntansi benar-benar mewakili keuntungan
monopoli dan "kontrak" dengan orang lain dalam proses politik untuk membuat
undang-undang dan peraturan yang meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan
demikian, individu-individu rasional kurang dalam informasi seluruhnya. Proses politik
tidak berbeda dari proses pasar dalam hal itu. Mengingat biaya informasi dan
monitoring, manajer memiliki insentif untuk menerapkan kebijaksanaan atas
keuntungan akuntansi dan pihak-pihak dalam proses politik merasa puas dengan

15
jumlah rasional yang oportunisme.
Bukti ini konsisten dengan hipotesis biaya politik. Namun, hasilnya hanya
muncul untuk menahan dalam sebuah perusahaan besar (Zmijewski dan Hagerman
1981) dan didorong oleh industri minyak dan gas (Zimmerman 1983). Kesulitan
dengan menggunakan ukuran perusahaan sebagai proxy biaya politik, termasuk
kemungkinan bahwa hal itu dapat diproxykan ke efek lainnya, seperti keanggotaan
industri, yang dibahas dalam Ball dan Foster (1982). Temuan ini menarik yaitu
konsistensi hubungan antara ukuran dan pilihan akuntansi di berbagai studi.
Perusahaan-perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi penurunan
pendapatan. Saat ini, tidak ada teori alternatif untuk keteraturan dalam empiris antara
ukuran perusahaan dan pilihan akuntansi selain hipotesis hipotesis politik.
Variabel Rencana bonus, kontrak utang, dan proses politik selain keberadaan
rencana bonus, leverage, dan size juga telah ditemukan terkait dengan pilihan
akuntansi. Christie (forthcoming) dalam uji statistik dalam melintasi berbagai
penelitian dan menyimpulkan enam variabel untuk lebih dari satu penelitian memiliki
kekuatan yang jelas. Variabel managerial compensation, leverage, size, risk,
and interest coverage and dividend constraints. Kesimpulan yang lain adalah
probabilitas dalam teori secara keseluruhan memiliki kekuatan yang jelas.
Sementara variabel bonus, utang, dan proses politik cenderung signifikan secara
statistik (nilai p lebih kecil dari 10), kebanyakan penelitian menjelaskan (R 2) dari
rendahnya model ini. Zmijewski dan Hagerman (1981), pilihan model cross-sectional
merupakan metode akuntansi yang tidak signifikan yang lebih baik daripada memilih
kombinasi yang paling umum. Model prediktif alternatif adalah setiap perusahaan
menggunakan kombinasi yang paling umum dari metode akuntansi. Model alternatif
menimbulkan pertanyaan apa yang menentukan pilihan dalam mayoritas akuntansi.
Banyak pengajar akuntansi yang tidak nyaman dengan sebuah penjelasan bahwa
manajer memilih prosedur akuntansi mereka berdasarkan dari kebijakan perusahaan.
Masalah sebenarnya adalah kurangnya model alternatif dengan kekuatan penjelas yang
lebih besar, bukan kekuatan penjelas dengan rendahnya teori yang ada. Beberapa
masalah dengan metode penelitian yang ada memberikan kontribusi pada kekuatan
yang rendah.
Masalah Metode Penelitian

16
Masalah metode penelitian pertama melibatkan kurangnya kekuatan dalam pengujian.
Isu kedua melibatkan kemungkinan hasil yang diperoleh dalam literatur akuntansi positif
adalah karena hipotesis alternatif yang belum diakui, bukan hipotesis lain. Reductions in
the tests power. Pengujian teori yang kurang karena beberapa alasan: masalah dengan
spesifikasi model, masalah menentukan variabel left hand side and right hand side dan
variabel omitted. Masing-masing akan dibahas selanjutnya.

Spesifikasi Model. Semua penelitian hingga saat ini diasumsikan hasil pilihan
akuntansi, baik dari alasan efisiensi atau oportunisme manajerial. Ini menghasilkan dua
kesalahan spesifikasi model. Pertama, tipe probit pada regresi di mana pilihan metode
akuntansi tergantung pada efek dari pilihan pada kekayaan manajer, variabel penjelas left
hand side and right hand side mencerminkan pengaruh kekayaan pilihan melalui
rencana kompensasi, perjanjian utang, dan proses politik. Secara implisit peneliti memegang
konstan perusahaan pengujian kesempatan investasi dan kontrak serta menafsirkan variabel
rencana kompensasi sebagai oportunisme manajerial. Tapi, utang dan variabel politik dapat
mewakili kedua efisiensi dan oportunisme. Dengan demikian, model ini tidak spesifikasi.
Kedua kesalahan dalam mengabaikan hasil yang spesifikasi pada efek interaksi antar variabel
right hand side. Laba yang lebih tinggi membebankan biaya politik dan mengurangi
ukuran untuk pihak kontraktor dan pada saat yang sama dapat meningkatkan kompensasi
dalam bonus manajer. Rencana bonus dan proses politik merupakan efek antar tindakan.
Namun, dalam model empiris variabel right hand side diperlakukan sebagai aditif dan efek
dalam interaksi yang diabaikan. Memecahkan dua masalah yang spesifikasi membutuhkan
peneliti untuk menentukan interaksi antarwaktu antara oportunisme (termasuk insentif
reputasi manajerial) dan efek efisiensi (lihat Christie 1987).

Variabel Left-hand-side. Masalah dalam menentukan variabel pilihan akuntansi


untuk mengurangi kekuatan dalam pengujian. Satu masalah tersebut yang disebutkan
sebelumnya adalah penggunaan pilihan metode tunggal sebagai variabel Left-hand-side.
Zmijewski dan Hagerman (1981) dan Press dan Weintrop (forthcoming) menggunakan
pengujian dengan metode akuntansi dan masih mencapai kekuatan penjelas yang relatif
rendah. Namun, peringkat efek dari berbagai portofolio metode akuntansi pada pendapatan
membutuhkan asumsi tentang efek relatif terhadap pendapatan dari berbagai pilihan
akuntansi (misalnya, efek pilihan penyusutan vs pilihan persediaan). Asumsi ini
menyebabkan kesalahan dalam variabel Left-hand-side. Healy (1985) mencoba untuk
mengatasi masalah ini dengan menggunakan akrual bersih sebagai variabel Left-hand-
17
side. Tapi, variabel "akrual bersih" adalah ukuran dalam akrual bersih yang dimanipulasi
oleh manajer. Beberapa keputusan akuntansi yang mempengaruhi akrual telah dibuat
sebelumnya dan mungkin melampaui kebijaksanaan manajer pada saat pengukuran. Idealnya,
akrual bersih harus diukur relatif terhadap apa yang akan mereka tanpa manipulasi, sehingga
variasi ini dikecualikan dari variabel Left-hand-side. Hal ini memerlukan model akrual
yang saat ini tidak ada (Moyer 1988 : McNichols dan Wilson 1988; DeAngelo 1988b).

Variabel Right-hand-side. Beberapa variabel dalam studi kesalahan pengukuran


dalam pilihan akuntansi. Sebagai contoh, kedua perjanjian (yaitu, perbedaan antara jumlah
yang ditentukan dalam perjanjian dan jumlah aktual) dan adanya perjanjian merupakan
penentu penting dalam pilihan akuntansi. Tapi rasio utang /ekuitas dengan sendirinya
merupakan ukuran yang tepat, penggunaan variabel nol untuk mengukur efek rencana bonus
yang sangat sederhana. Ball dan Foster (1982, 184) menunjukkan bahwa komponen lain dari
gaji, seperti gaji, dapat bergantung pada pendapatan akuntansi tanpa rencana kompensasi
formal dan bahkan dengan rencana berbasis akuntansi formal, direksi luar dapat
menyesuaikan upah insentif bagi i perubahan akuntansi. Namun, menemukan hubungan
antara variabel indikator yang mewakili rencana bonus dan pilihan metode akuntansi
informatif dan menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut dengan langkah-langkah yang
lebih halus berdasarkan rincian rencana bonus akan menghasilkan hasil yang kuat. Tindakan
secara langsung juga lebih sensitivitas politik daripada ukuran perusahaan (Wong 1988; Jones
1988; Sutton 1988) memberikan pengujian yang lebih kuat dari hipotesis biaya politik.

Variabel Omitted. Ada tiga masalah variabel omitted yang berbeda, dalam literatur
saat ini: menghilangkan kontrak berbasis standar akuntansi, dan menghilangkan variabel
yang mewakili pada saat pengujian diterima. Pertama, variabel biaya kontrak untuk standar
kontrak, seperti rencana bonus kadang-kadang dihilangkan karena variabel tersebut mahal
untuk mengumpulkan nya. Misalnya, Daley dan Vigeland (1983) menghilangkan variabel
yang mewakili rencana kompensasi manajemen berbasis akuntansi dari regresi mereka.
Karena leverage, kontrak kompensasi, dan kebijakan akuntansi merupakan bagian dari
teknologi kontrak yang efisien pada perusahaan, variabel-variabel ini juga bervariasi dengan
ukuran perusahaan. Hal ini menghasilkan koefisien bias estimasi variabel right-hand-side
dan menghambat interpretasi mereka.

Masalah kedua variabel Omitted adalah bahwa untuk tingkat yang besar, literatur
sampai saat ini hanya berfokus pada kontrak utang dan kompensasi. Kontrak lain

18
mempengaruhi pilihan manajemen terhadap metode akuntansi, tapi ini dihilangkan di
sebagian pengujian yang besar. Misalnya. adanya rencana bonus kemungkinan berkorelasi
dengan perangkat organisasi lainnya seperti program opsi saham. Struktur organisasi lain
mungkin dapat mengendalikani pilihan akuntansi daripada rencana bonus (Ball dan Foster
1982, 185). Dan, itu tidak benar untuk menganggap semua efek jelas dari indikator rencana
bonus hasil variabel dengan rencana bonus. Masalah pengendalian Perusahaan juga sering
diabaikan sebagai variabel penjelas dalam upaya menjelaskan pilihan akuntansi. DeAngelo
(1988a) menemukan bahwa akrual bersih lebih positif (yaitu. Laba yang dilaporkan lebih
tinggi) selama proxy. Zimmerman (1979) dan Ball (1989) berpendapat bahwa angka
akuntansi adalah bagian dari proses pengendalian internal dan, dengan demikian,
mempengaruhi pilihan manajer dalam metode akuntansi (misalnya. Alokasi biaya).
Mengabaikan ini, kontrak informal lainnya lebih jarang diteliti yang dapat menghasilkan
koefisien bias.

Ketiga, seperti yang dibahas tentang masalah spesifikasi di atas, variabel left-
hand-side dalam studi ini yaitu pilihan manajer dalam metode akuntansi. kebanyakan studi
ini tidak mengendalikan perbedaan di pengujian yang diterima oleh perusahaan. Kontrol
tersebut membutuhkan teori tentang bagaimana pengujian dalam metode akuntansi yang
berlaku dan teori semacam itu tidak ada. Kegagalan untuk mengendalikan perbedaan dalam
pengujian yang diterima menginduksi berkorelasi masalah variabel lain dalam pengujian.

Hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif dapat menjelaskan bonus, utang/ekuitas,


dan hasil ukuran yang ditemukan dalam literatur akuntansi positif. Beberapa skenario
menggambarkan bagaimana masalah ini bisa timbul :

1. Jika sistem akuntansi adalah bagian dari pengujian efisien pada perusahaan. implisit
dan kontrak eksplisit, pilihan akuntansi adalah endogen. Persetujuan, investasi, dan
produksi keputusan ditentukan bersama-sama. Jenis kontrak yang digunakan
(termasuk metode akuntansi) tergantung pada perusahaan pengujian kesempatan
investasi. Oleh karena itu, peluang investasi perusahaan ditetapkan (misalnya, apakah
itu termasuk opsi pertumbuhan atau tidak) berkorelasi dengan kebijakan keuangan,
dividen, kompensasi, dan akuntansi perusahaan. Smith dan Watts (1986) menemukan
korelasi cross-sectional yang signifikan antara perusahaan dengan pengujian
kesempatan investasi, kebijakan keuangan, kebijakan dividen, dan kebijakan
kompensasi. Korelasi didokumentasikan antara utang/ekuitas dan pilihan akuntansi

19
serta rencana bonus dan pilihan akuntansi dapat disebabkan korelasi antara kebijakan
keuangan dan kompensasi serta pengujian optimal dalam prosedur akuntansi untuk
kontrak. Kebanyakan peneliti, bagaimanapun, menafsirkan asosiasi ini sebagai akibat
dari tindakan oportunistik oleh manajer dan belum mempertimbangkan hipotesis
berbasis efisiensi.

2. Pilihan akuntansi merupakan salah satu bagian dalam proses politik. Biaya potensial
dari standar akuntansi yang diusulkan mempengaruhi standar sebelum dirilis. Korelasi
antara kebijakan keuangan dan kompensasi dan kebijakan akuntansi kemungkinan
dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi pajak perusahaan. Sementara pilihan beberapa
metode akuntansi keuangan tidak mempengaruhi pajak, mengurangi biaya
pembukuan dengan mencatat dalam satu buku dan kemungkinan bahwa pemeriksaan
pajak atau pajak masa depan mungkin dikenakan menggunakan pendapatan yang
dilaporkan menginduksi hubungan antara akuntansi keuangan dan metode akuntansi
pajak.

Ringkasan dan Kesimpulan

Tujuan utama dalam makalah ini adalah untuk memberikan perspektif tentang review
penelitian akuntansi tahun 1978 dan 1979. Penelitian l978 telah terbukti lebih penting dari
penelitian "Alasan". Berdasarkan kutipan, penelitian 1978 telah menerima lebih dari tiga kali
lebih banyak kutipan pada penelitian 1979 (Brown dan Gardner 1985, 97). Penelitian l978
adalah katalis untuk penelitian pilihan metode akuntansi. Kecuali untuk menghasilkan
perdebatan metodologi, Penelitian 1979 tetap di luar arus utama penelitian akuntansi
mungkin karena jenis yang lebih subjektif dari bukti yang diperlukan untuk menguji teori
pengaruh penelitian kebijakan akuntansi.

Perdebatan metodologi telah kurang berguna daripada penemuan dan penjelasan dari
keteraturan empiris. Literatur akuntansi positif telah menemukan beberapa keteraturan
empiris dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan bagi mereka. Kritik untuk
makalah tahun 1978 dan 1979 mengangkat isu-isu yang melibatkan metode penelitian dan
filsafat ilmu. Metodologi dan penggunaan literatur selanjutnya adalah metodologi ekonomi,
keuangan, dan ilmu pengetahuan umum. Metodologi ini telah berhasil di bidang akuntansi
dan kita merasa ada kebutuhan untuk meminta maaf untuk itu. Di bawah metodologi ini, teori
tidak dibuang hanya karena beberapa pengamatan tidak konsisten. Teori terbaik ditentukan

20
dalam sebuah kompetisi untuk memenuhi permintaan dari mahasiswa dan praktisi untuk teori
yang menjelaskan dan memprediksi pilihan akuntansi. Hal ini tidak mungkin akan pernah ada
teori akuntansi atau ilmu sosial dengan prediksi yang sempurna. Terakhir, akuntansi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dan satu tidak dapat menghasilkan teori yang
memprediksi dan menjelaskan fenomena akuntansi dengan mengabaikan insentif dari
individu-individu yang dijumlahkan. Pada bagian akhir ini merangkum kontribusi yang
diberikan oleh literatur ini, menjanjikan arah penelitian, dan beberapa kesimpulan.

Kontribusi Literatur Akuntansi Positif

Menemukan pola yang sistematis dalam pilihan akuntansi yang diuraikan dalam
bagian sebelumnya dan memberikan penjelasan khusus untuk pola yang berkontribusi besar
pada literatur itu. Namun, literatur telah membuat kontribusi lain: ia menyediakan kerangka
kerja intuitif masuk akal untuk memahami akuntansi. Kerangka masuk akal adalah ilmu
mendidik yang berguna untuk mengajar akuntansi. Literatur juga mendorong peneliti untuk
mengatasi masalah akuntansi dan menekankan peran sentral biaya kontrak dalam teori
akuntansi.

Literatur menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka untuk


memprediksi pilihan akuntansi. Pilihan tidak dibuat dalam hal "pengukuran yang lebih baik"
dari beberapa konstruk akuntansi, seperti laba. Pilihan yang dibuat dalam hal tujuan
individual dan efek metode akuntansi pada pencapaian tujuan tersebut. Sebagai contoh,
beberapa instruktur akuntansi mengajarkan bahwa metode akuntansi tertentu (misalnya,
current cost) lebih baik daripada yang lain (misalnya, historical cost). Tapi, tidak ada
penjelasan yang ditawarkan mengapa "'lebih baik" langkah-langkah ini tidak
diadopsi. Literatur akuntansi positif mengambil bagian dari set yang diterima untuk
memaksimalkan kekayaan pihak kontraktor dan kemudian berusaha untuk memahami
bagaimana kekayaan dipengaruhi oleh metode akuntansi tertentu.

Penekanan literatur pada memprediksi dan menjelaskan fenomena akuntansi


mendorong penelitian yang relevan dengan akuntansi. Salah satu pertanyaan pertama
berdasarkan pendekatan ini meminta model baru yang memiliki relevansi untuk memprediksi
dan menjelaskan praktek akuntansi.

Kontribusi lain dari literatur adalah untuk menyoroti pentingnya biaya kontrak
(termasuk informasi, lembaga, kebangkrutan, dan biaya lobi). Biaya kontrak telah lama
penting di bidang ekonomi dan tanggal untuk Coase (1937). Penelitian akuntansi positif baru-
21
baru ini telah mengakui pentingnya dari biaya kontrak untuk menjelaskan akuntansi. Dalam
tahun l960-an dan 1970-an para ekonom keuangan yang berasal model penetapan harga
(model penentuan harga aset modal, models harga opsi, model arbitrase harga). Model ini
dikembangkan dengan asumsi informasi tanpa biaya dan model tersebut menjelaskan
mengapa sekuritas berbeda dijual dengan harga relatif berbeda. Model seperti ini tidak dapat
menjelaskan perbedaan institusional, seperti reksa dana terbuka dan tertutup. Untuk
menjelaskan perbedaan kelembagaan membutuhkan asumsi informasi mahal dan kontrak.
Demikian juga, akuntansi tidak akan ada tanpa biaya kontrak sehingga sulit untuk
menghasilkan teori yang memprediksi dan menjelaskan akuntansi tanpa membuat asumsi
tentang ukuran relatif biaya-biaya tersebut. Peran sentral dari biaya kontrak yang disorot oleh
penelitian akuntansi positif membuat sulit untuk mengabaikan biaya ini dalam teori
akuntansi. Mengarahkan perhatian peneliti untuk isu-isu yang sesuai.

Arah Penelitian Masa Depan

Bagian II membahas dua metode utama masalah penelitian: kurangnya kekuatan


pengujian dan penjelasan ekonomi alternatif untuk keteraturan empiris. Saran penelitian
selanjutnya fokus pada dua isu ini. Pertama, tugas paling penting yang dihadapi peneliti
akuntansi positif adalah meningkatkan hubungan antara teori dan tes empiris. Teori ini
memprediksi bahwa besarnya biaya renegosiasi utang akan mempengaruhi pilihan manajer
akan metode akuntansi dan akan ditetapkan sebagai batas atas pada besarnya biaya
default. Sampai saat ini, para peneliti tidak mampu mendokumentasikan besarnya biaya yang
dikenakan oleh pelanggaran teknis perjanjian utang atau besarnya biaya renegosiasi
(Holthausen 1981; Leftwich l98l; Lys 1984; Leftwich akan datang). Perhatian yang lebih
besar harus ditempatkan pada pengembangan teori terpadu yang menggabungkan kedua ex
ante pembatasan efisien pada penerimaan manajer akan metode akuntansi dan latihan ex post
oleh manajer atas kebijakan mereka untuk memilih metode akuntansi dari dalam set yang
diterima.

Mengembangkan dan menguji hipotesis alternatif bagi keteraturan empiris yang ada
juga akan meningkatkan hubungan antara teori dan tes. Hipotesis dapat dikembangkan untuk
memprediksi keteraturan empiris baru. Berdasarakan pendekatan kontrak, kontrak utang dan
kompensasi hanya beberapa kontrak yang mempengaruhi arus kas perusahaan. Akhirnya,
proses politik dapat mempengaruhi arus kas perusahaan selain melalui hipotesis biaya politik
yang sederhana. Spesifikasi yang lebih rinci dari proses peraturan pemerintah yang

22
mengandalkan angka akuntansi dapat digunakan untuk mengembangkan hipotesis baru dan
hubungan erat antara teori dan tes dengan menyarankan variabel proksi yang lebih tepat
selain ukuran perusahaan (Sutton 1988; Wong 1988; Jones 1988).

Kedua, ketika pilihan akuntansi dilemparkan sebagai bagian dari teknologi kontrak
yang efisien, variabel sering digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi pilihan
akuntansi endogen. Misalnya, perubahan dalam prosedur akuntansi terjadi bersamaan dengan
perubahan dalam kesempatan investasi perusahaan, kontrak keuangan dan kompensasi,
struktur organisasi, dan bahkan dalam lingkungan politik. Manajer memilih paket kebijakan
akuntansi, kebijakan keuangan, dan struktur organisasi (termasuk evaluasi kinerja dan sistem
penghargaan). Model teoritis dan empiris harus dikembangkan untuk menyelesaikan masalah
endogenitas antara variabel dan, dengan demikian, meningkatkan kekuatan tes. Sementara ini
bukanlah tugas yang mudah, rasanya penting untuk kemajuan signifikan baik dalam teori
perusahaan dan akuntansi.

Angka akuntansi yang digunakan dalam cara yang berbeda di seluruh industri.
Perbedaan dalam kesempatan industri cenderung mempengaruhi metode akuntansi yang
diterima. Dua jenis penelitian cenderung berguna dan meningkatkan daya
pengujian. Pertama, studi yang menyelidiki perbedaan kesempatan investasi (misalnya,
peluang relatif pertumbuhan jumlah aset di tempat, Myers I977), kebijakan akuntansi,
struktur organisasi dan kebijakan keuangan di industri cenderung menghasilkan informasi
yang berguna untuk pemodelan yang disarankan. Kedua, studi intra industri akan pilihan
akuntansi pengetahuan yang besar atas industri secara spesifik oleh peneliti, memiliki potensi
untuk menghasilkan wawasan yang berguna tentang besarnya biaya kontrak.

Ketiga, kesalahan pengukuran akrual bersih dapat dikurangi untuk meningkatkan daya
tes. Hal ini memerlukan model akrual bersih yang belum dikenakan kebijaksanaan manajerial
akuntansi (Kaplan l985; McNichols dan Wilson I988; DeAngelo l988b; Moyer 1988). Juga,
menggantikan variabel indikator sederhana yang digunakan untuk mewakili rencana bonus
atau perjanjian utang berbasis akuntansi dengan variabel kontinu yang lebih baik untuk
mengukur besaran relatif dari berbagai biaya kontrak mungkin akan meningkatkan daya
prediksi teori tersebut.

Kesimpulan

Sementara literatur akuntansi positif telah menghasilkan keteraturan empiris dan


penjelasan untuk keteraturan ini, jelas ada banyak kesempatan penelitian yang tersedia di luar
23
yang saat ini dieksploitasi. Pengujian utang, bonus, dan hipotesis biaya politik merupakan
eksplorasi sangat terbatas. Menggabungkan kedua kontrak efisiensi ex ante insentif dengan
efek ex post redistributif mungkin terbukti bermanfaat. Demikian juga, menyelidiki implikasi
dari kontrak internal dan kontrak eksternal selain hutang dan kontrak bonus kemungkinan
untuk menjadi produktif. Terobosan utama cenderung datang dari melihat akuntansi sebagai
pilihan yang endogen dengan pilihan organisasi, kontraktor, struktur keuangan. Terobosan
tersebut akan sulit dicapai, tetapi dasar yang penting dapat diletakkan dengan menekankan
hubungan antara teori dan uji empiris dan dengan menyelidiki variasi antar dan intra-industri
dalam metode akuntansi dan pilihan organisasi lainnya.

Kritik penelitian ini:

Penelitian ini tidak ada analisis data statistik dan tidak jelas dalam memaparkan metode
penelitian yang digunakan, hal ini dapat disebabkan karena penelitian ini merupakan review
penelitian akuntansi Watts dan Zimmerman tahun 1978 dan 1979. Jenis penelitian ini adalah
jenis penelitian eksperimen atau jenis penelitian tindakan (action research). Jenis penelitian
eksperimen adalah penelitian untuk mencari suatu hubungan atau pengaruh suatu hal tertentu
terhadap hal lainnya dalam kondisi alamiah yang sifatnya untuk memperbaiki hubungan yang
terjadi. Hal ini dapat dilihat dari hipotesis alternatif yang disarankan dalam penelitian dengan
menggunakan beberapa skenario.

24
Daftar Pustaka

 Scott, W.R. (2009). Financial Accounting Theory. Prentice-Hall, Toronto, Canada.


 Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGraw-Hill, Australia.

 Watts & Zimmerman. (1990). Positive accounting theory: A ten year perspective. The
Accounting Review, 65 (1): 131-156

25

Anda mungkin juga menyukai