Kesetimbanganasamdanbasa
Kesetimbanganasamdanbasa
Biologi B
Kelompok 7
Muhammad Abdul H41114510
Indriati Putri Utami H41114511
Melisa Samban H41114512
Resky Ariez Munandar H41114513
Yulianti Samara H41114514
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALAM
PENDAHULUAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian asam menurut lewis adalah zat
atau senyawa yang menerima pasangan elektron bebas / PEB. Pengertian basa
menurut Lewis adalah zat atau senyawa yang memberikan pasangan elektron
bebas / PEB.
Dalam kesetimbangan asam basa, dikenal istilah kekuatan asam basa yang
penjelasannya sebagai berikut larutan HCl yang merupakan asam kuat akan
terionisasi sempurna dalam air. hampir semua molekul HCl yang terdapat dalam
larutan terionisasi menjadi H+ dan Cl-, sehingga dapat dikatakan memiliki tetapan
ionisasi (α) mendekati 1. Sedangkan larutan HF yang merupakan asam lemah
hanya terionisasi sebagian dalam air. Hanya sedikit molekul HF dalam larutan
yang terionisasi menjadi H+ dan F-. Jika asam kuat seperti HCl mempunyai
tetapan ionisasi (α) mendekati 1.
I.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Menurut Arrhenius, reaksi HCl dan NH3 dalam fasa gas tidak dapat
dikategorikan sebagai reaksi asam basa karena tidak membentuk ion H+ dan OH–,
padahal kedua senyawa itu adalah asam dan basa. Akibat keterbatasan teori
Arrhenius, pada 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan teori
asam basa berdasarkan transfer proton (ion H+). Dikenal dengan teori asam basa
Brownsted-Lowry.
Pada reaksi tersebut, molekul HCl bertindak sebagai donor proton (asam),
dan molekul NH3 bertindak sebagai akseptor proton (basa). Menurut Brownsted-
Lowry, reaksi asam basa yang melibatkan transfer proton membentuk keadaan
kesetimbangan. Contoh reaksi antara NH3 dan H2O, arah panah menunjukkan
bahwa proton menerima pasangan elektron bebas dari NH3, dan ikatan N–H
terbentuk. persamaan reaksinya sebagai berikut.
Reaksi ke kanan, NH3 menerima proton dari H2O. Jadi, NH3 adalah basa
dan H2O adalah asam. Pada reaksi kebalikannya, NH4+ donor proton terhadap
OH–. Oleh sebab itu, ion NH4+ adalah asam dan ion OH– adalah basa. Spesi NH3
dan NH4+ berbeda dalam hal jumlah protonnya. NH3 menjadi ion NH4+ melalui
pengikatan proton, sedangkan ion NH4+ menjadi NH3 melalui pelepasan proton.
Spesi NH4+ dan NH3 seperti ini dinamakan pasangan konjugat asam basa.
Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang terlibat dalam
reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh penerimaan dan
pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat dari basa,
sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam. Jadi, NH4+ adalah asam konjugat
dari NH3 dan NH3 adalah basa konjugat dari NH4+.
Reaksi antara ion HCO3– dan HF serta reaksi antara ion HCO3– dan ion OH–,
persamaan kimianya:
Pada reaksi pertama, ion HCO3– menerima proton dari HF maka ion
HCO3– bertindak sebagai basa.Pada reaksi kedua, HCO3– memberikan proton
kepada ion OH– maka ion HCO3– bertindak sebagai asam. Jadi, ion HCO3– dapat
bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa. Spesi seperti ini
dinamakan ampiprotik.
II.1.3 Teori Lewis
Teori asam dan basa menurut Lewis tidak ada kaitannya dengan transfer
proton atau H+, namun berkaitan dengan pelepasan dan penggabungan pasangan
elektron bebas. Konsep asam dan basa Lewis ini sudah mencakup 2 konsep
penemunya yang dahulu, Arrhenius dan Bronsted – Lowry.
Zat bersifat basa memiliki pasangan elektron bebas yang bisa diberikan
untuk membentuk ikata kovalen koordinat. Sedangkan asam memiliki
kemampuan untuk menerima dan mengikat pasangan elektron bebas. Jadi, jika
konsepnya seperti ini berarti tidak ada hubungannya dengan konsep proton.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian asam menurut lewis adalah zat
atau senyawa yang menerima pasangan elektron bebas / PEB. Pengertian basa
menurut Lewis adalah zat atau senyawa yang memberikan pasangan elektron
bebas / PEB.
Contoh :
II.2 Kekuatan Asam Basa
Larutan HCl yang merupakan asam kuat akan terionisasi sempurna dalam
air. hampir semua molekul HCl yang terdapat dalam larutan terionisasi
menjadi H+ dan Cl-, sehingga dapat dikatakan memiliki tetapan ionisasi (α)
mendekati 1. Sedangkan larutan HF yang merupakan asam lemah hanya
terionisasi sebagian dalam air. Hanya sedikit molekul HF dalam larutan yang
terionisasi menjadi H+ dan F-. Jika asam kuat seperti HCl mempunyai tetapan
ionisasi (α) mendekati 1. Asam lemah HF memiliki tetapan kesetimbangan:
Karena,
Jika jumlah zat mula-mula dimisalkan M molar, maka jumlah zat yang mengion
adalah Mα, sehingga:
Maka, hubungan antara tetapan asam (Ka) dengan derajat ionisasi larutan
(α) dapat dituliskan menjadi:
Sama halnya dengan asam, basa kuat terionisasi sempurna dalam air dan
basa lemah terionisasi hanya sebagian dalam air. Sebagai contoh, NaOH
merupakan basa kuat karena terionisasi sempurna dalam air menjadi ion Na+ dan
OH- :
Sedangkan NH4OH merupakan basa lemah karena hanya sebagian terurai dalam
air menjadi ion NH4+ dan OH- :
Sama halnya dengan asam kuat, maka basa kuat seperti NaOH juga
memiliki tetapan ionisasi (α) mendekati 1. Sedangkan untuk basa lemah
seperti NH4OH yang memiliki tetapan kesetimbangan:
Maka hubungan antara tetapan basa (Kb) dengan α dapat dituliskan menjadi:
II.2.1 Asam Kuat
Jika asam terurai 100% dalam larutan dengan konsentrasi 1,0 M atau
kurang, maka itu disebut asam kuat. Asam sulfat dianggap sebagai asam kuat
hanya pada disosiasi pertama. H2SO4 → H+ + HSO4-
Asam lemah hanya sebagian terurai dalam air untuk memberikan H + dan
anion. Contoh asam lemah termasuk asam fluorida, HF, dan asam asetat,
CH3COOH. Asam lemah meliputi:
Basa ini benar-benar terurai dalam larutan 0,01 M atau kurang. Basa
lainnya dengan konsentrasi sebesar 1,0 M dan terurai 100% pada konsentrasi
itu. Ada basa kuat selain yang tercantum, tetapi mereka jarang dijumpai.
II.3.1 pH
1. pH Asam Kuat
Bagi asam-asam kuat ( a = 1), maka menyatakan nilai pH larutannya dapat
dihitung langsung dari konsentrasi asamnya (dengan melihat valensinya).
Contoh:
1. Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.01 M HCl !
Jawab:
HCl(aq) ® H+(aq) + Cl-(aq)
[H+] = [HCl] = 0.01 = 10-2 M
pH = - log 10-2 = 2
2. Hitunglah pH dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat !
Jawab:
H2SO4(aq) ® 2 H+(aq) + SO42-(aq)
[H+] = 2[H2SO4] = 2 x 0.1 mol/2.0 liter = 2 x 0.05 = 10-1 M
pH = - log 10-1 = 1
2. pH Asam Lemah
Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1 (0 <a < 1) maka
besarnya konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan secara langsung dari
konsentrasi asamnya (seperti halnya asam kuat). Langkah awal yang harus
ditempuh adalah menghitung besarnya [H+] dengan rumus
[H+] = Ö ( Ca . Ka)
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh:
Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika
diketahui Ka = 10-5
Jawab:
Ca = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M
[H+] = Ö (Ca . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10-3 M
pH = -log 10-3 = 3
II.3.2 pOH Basa
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya
(α = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung
nilai pOH dari konsentrasi basanya.
Rumus :
[OH-] = x. [M(OH)] pOH = - log [OH-]
pH = 14 – pOH
Contoh :
v Hitung pH dari :
a. 100 mL larutan KOH 0,1 M ! b. Larutan Ca(OH)2 0,001 !
Jawab :
a. KOH → K+ + OH-
[OH-] = x. [M(OH)]
= 1 . 0,1 M = 10-1 M
pOH = - log 10-1
=1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13
b. Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-
[OH-] = x. [M(OH)]
= 2 . 0,001 = 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 - pOH
= 14 – (3-log 2)
= 11 + log 2
Contoh
Hitung pH dari larutan 500 mL amonia 0,1M (Kb= 4 x 10-5
Jawab
NH4OH → NH4+ + OH-
[OH- ]= √Kb . [M(OH)]
= √ 4x 10-5 . 0,1
= √ 4 x 10-6
= 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 – pOH
= 14 – (3 - l0g 2)
= 11 + log 2
II.4 Kesetimbangan Air Murni
Air murni jika diukur daya hantar listriknya dengan amperemeter yang
peka merupakan zat elektrolit, tapi elektrolit sangat lemah dan memiliki hantaran
listrik. Adanya hantaran ini menunjukkan adanya ion-ion di dalam air murni
sebagai hasil dari swa-ionisasai air.
Oleh karena konsentrasi ion H + dan ion OH - dalam air murni adalah sama
besarnya, maka air bersifat netral. Jika keadaan air ditambah asam, maka asam
+ +
tersebut akan melepaskan ion H yang berakibat konsentrasi ion H akan
bertambah banyak sehingga akan menggangu kesetimbangan air. Karena harga
-
Kw tetap, akibatnya konsentrasi ion OH akan berkurang. Sedangkan jika air
ditambahkan basa kedalamnya, maka basa tersebut akan terionisasi dengan
melepaskan ion OH -, akibatnya konsentrasi ion OH - dalam air akan menjadi lebih
besar dan konsentrasi ion H + akan berkurang.
Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali Kc[H2O] adalah
suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan
kesetimbangan air (Kw).
Pada saat air dalam keadaan netral, pH air = 7, sehingga didapatkan bahwa:
Kw = [H+].[OH-]
= (10-7 )2
= 10-14
II.5 Kesetimbangan Asam dan Basa Kuat
Pada saat kita melarutkan gas hidrogen klorida ke dalam air, HCl tersebut
akan bereaksi dengan molekul air dan memberikan sebuah proton (ion H+) kepada
molekul air.
Ion H3O+ disebut ion hidronium. Reaksi ini terjadi hingga kondisi
sempurna, yang berarti bahwa reaktan tetap berubah menjadi produk sampai
semua habis digunakan. Pada kasus ini, semua HCl terionisasi sempurna menjadi
ion H3O+ dan ion Cl-, sehingga tidak ada lagi HCl-nya. Asam seperti HCl, yang
terionisasi 100% di dalam air, disebut asam kuat. Sebagai catatan, bahwa air
disini, bertindak sebagai basa, menerima proton dari hidrogen klorida.
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, terlihat bahwa setiap mol HCl yang
terionisasi, akan menghasilkan satu mol ion H3O+ dan satu ion mol Cl-. Dengan
demikian, konsentrasi ion dalam larutan HCl 0,1 M adalah :
[H3O+] = 0,1 M
[Cl-] = 0,1 M
Tabel II.3 asam kuat yang paling umum kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
Asam sulfat disebut pula sebagai asam diprotik, sebab asam tersebut dapat
memberikan dua proton, tetapi hanya pada ionisasi pertama yang terjadi 100%
secara sempurna. Asam-asam lain yang ditampilkan dalam tabel merupakan asam
monoprotik, sebab hanya memberikan satu proton.
Saat kita melarutkan asam asetat (CH3COOH) ke dalam air, yang akan
terjadi adalah asam tersebut akan bereaksi dengan molekul-molekul air,
memberikan sebuah proton dan membentuk ion hidronium (ion H3O+). Dalam hal
ini, terjadi kesetimbangan, di mana kita masih tetap memiliki sejumlah asam
asetat yang tidak terionisasi (pada reaksi sempurna, irreversible seluruh reaktan
digunakan untuk membentuk produk). Pada sistem kesetimbangan asam lemah,
ion-ion berkesetimbangan dengan molekul asam.
Reaksi yang terjadi antara asam asetat dengan air adalah sebagai berikut :
Ka = {[H3O+][A-]} / [HA]
Sebagai catatan, [HA] menunjukkan konsentrasi molar HA pada
kesetimbangan, bukan konsentrasi awal. Konsentrasi air tidak ditunjukkan pada
persamaan Ka, sebab konsentrasi air ([H2O]) merupakan konstanta yang akan
tergabung dengan Ka.
Tabel II.4 asam lemah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
[H3O+] = [CH3COO-] = x M
[CH3COOH] = (2 – x) M
Selanjutnya kita dapat menentukan nilai x, yang sama dengan nilai [H3O+].
x2 = 1,8 x 10-5 x 2
[H3O+] = 6 x 10-3 M
Salah satu cara untuk membedakan antara asam kuat dengan asam lemah adalah
dengan mencari nilai konstanta ionisasi asam (Ka). Jika asamnya memiliki nilai
Ka, berarti asam lemah. Jika tidak, berarti asam kuat.
II.6.2 Basa Lemah
Berikut ini adalah tabel beberapa contoh basa lemah yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari beserta nilai Kb masing-masing basa lemah :
Tabel II.5 basa lemah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan
meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH
karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH-. Penambahan air pada
larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau
basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam,
basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut
dengan larutan penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar). Larutan buffer
memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa
yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari
asam basa lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan
penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi
ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Keenan et al., 1980)
1. Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat asam.
2. Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat basa. (Purba, 1994)
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran
akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah
yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium
hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-
lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun
cara lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat
dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
1. Mempunyai pH tertentu
Ka = [H+][A-] / [HA]
Kb = [L+][OH-] / [LOH]
2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
Sebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutan buffer yang
mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan.
Prosesnya sebagai berikut:
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan
bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi,
penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH),
bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH
membentuk ion CH3COO- dan air.
Sebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutan buffer yang
mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai
berikut:
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion
OH- dapat dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan
berkurangnya komponen basa (NH3), bukan ion OH-. Asam yang ditambahkan
bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan
air.
1. Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan
S2–) atau ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+, Fe2+, dan Al3+)
akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air inilah yang disebut
hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya kecenderungan ion-ion
tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.
Contoh:
2. Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–, dan SO42–)
atau ion-ion yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak
bereaksi dengan air atau tidak terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion
tersebut tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam atau basa
asalnya. (Ingat kembali tentang kekuatan asam-basa!)
Jika suatu garam dari asam lemah dan basa kuat dilarutkan dalam air,
maka kation dari basa kuat tidak terhidrolisis sedangkan anion dari asam lemah
akan mengalami hidrolisis. Jadi garam dari asam lemah dan basa kuat jika
dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.
Contoh:
dengan:
pH larutan garam:
Contoh
Jawab:
II.8.2 Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air juga akan
mengalami hidrolisis sebagian. Hal ini disebabkan karena kation dari basa lemah
dapat terhidrolisis, sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidtrolisis.
Contoh:
dengan:
Jawab:
II.8.3 Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Berbeda dengan kedua jenis garam di atas, garam yang berasal dari asam
lemah dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis total.
Hal ini terjadi karena kation dari basa lemah maupun anion dari asam lemah dapat
mengalami hidrolisis.
Contoh:
Jawab:
pKa= 4
pKb= 6
pH = ½ (14 + 4 – 6)
pH = 6
II.8.4 Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Tanaman dapat tumbuh pada suatu batasan pH tertentu. Oleh karena itu,
pH tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Para
petani menyebar pelet padat (NH4)2SO4 untuk menurunkan pH tanah. Garam
(NH4)2SO4 dalam bentuk padatan akan larut dan terhidrolisis dalam air di tanah.
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
http://devyntha-purwandari.blogspot.com/2012/04/teori-
arrhenius.htmldiakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 15:20 Wita
http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/11/asam-basa-brownsted-
lowry.html diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 15:34 Wita
http://daddysunsek.com/kimia-kelas-xi/teori-asam-basa-lewis-kimia-sma-
kelas-xi-semester-2 diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 15:41 Wita
http://devyntha-purwandari.blogspot.com/2012/04/kekuatan-asam-
basa.html diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 15:51 Wita
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/04/ph-asam-kuat-dan-asam-
lemah.html diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 16:26 Wita
http://ratiffany.blogspot.com/2013/04/menghitung-ph-asam-dan-
basa_6084.html diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 16:37 Wita
http://sahri.ohlog.com/tetapan-kesetimbangan-air.oh80867.html diakses
pada tanggal 29 september 2014 pukul 16:44 Wita
http://andykimia03.wordpress.com/tag/kesetimbangan-asam-basa-lemah/
diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 17:04 Wita
https://hidayatullahahmad.wordpress.com/tag/larutan-penyangga/ diakses
pada tanggal 29 september 2014 pukul 17:25 Wita
http://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/hidrolisis-
garam/ diakses pada tanggal 29 september 2014 pukul 17:29 Wita