Anda di halaman 1dari 18

PEMBAHASAN

Manajemen Pemeliharaan
Identifikasi Ternak
Pengembangan peternakan babi saat ini mengalami kemajuan yang sangat
signifikan untuk memenuhi kebutuhan daging maupun yang lainnya bagi
masyarakat yang membutuhkan. Saat ini pengembangan ternak babi dengan jenis
atau breed tertentu sudah sangat bervariasi dimulai dari jenis babi lokal hingga
jenis babi ras (impor). PT. Mabar Feed Indonesia Pig Farm menjalankan aktivitas
peternakan dengan mengembangkan jenis-jenis babi yang berasal dari luar
Indonesia seperti jenis Yorkshire, Landrace, Duroc, dan Hampshire. Jenis-jenis
tersebut berasal dari beberapa Negara dengan karakteristik atau ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Yorkshire
Babi Yorkshire atau Large White merupakan bangsa babi yang berasal dari
Inggris dengan ciri-ciri: Tubuh besar dengan bentuk yang lebar dan dalam, telinga
tegak mengarah kedepan, seluruh tubuhnya berwarna putih, serta bersifat keibuan
dan kemampuan memproduksi air susu dalam jumlah yang besar.

Gambar 1. Babi Yorkshire


Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

4
b. Duroc
Babi Duroc merupakan bangsa babi unggul asal Amerika Serikat. Babi
Duroc termasuk babi tipe daging dengan ciri-ciri berikut: Tubuh panjang dan
besar, warna merah kecoklatan sampai dengan merah tua, punggung dari mulai
leher sampai dengan ekor membentuk busur, kepala sedang dan muka agak
cekung, telinga terkulai dengan posisi daun telinga rebah kedepan, produksi susu
cukup baik, serta daya asuh anak tinggi.

Gambar 2. Babi Duroc


Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

c. Hampshire
Hampshire merupakan bangsa babi unggul asal Inggris dengan ciri-ciri
berikut :Kepala berukuran sedang dan halus, rahang rata, telinga tegak, punggung
berbentuk busur, warna tubuh hitam tetapi pada bagian bahu berwarna putih
sampai ke kakinya.

5
Gambar 3. Babi Hampshire
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

d. Landrace
Babi Landrace berasal dari Denmark dan merupakan hasil persilangan dari
Babi Large White (Yorkshire) dengan Babi Lokal Denmark. Landrace termasuk
dalam babi tipe bacon yang berkualitas tinggi. Ciri-ciri babi Landrace antara lain:
Warna putih halus, ukuran tubuh panjang, besar dan dalam, kepala kecil agak
panjang dengan telinga terkulai, punggung berbentuk busur lebar dan panjang,
bahu rata dan lurus dengan ukuran leher panjang, posisi keempat kaki baik dan
kuat serta memiliki 12-14 puting susu pada ambing.

Gambar 4. Babi Landrace


Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

6
Dalam manajemen pengembangan babi dipeternakan ini, fase pertumbuhan
babi dibagi menjadi tiga fase utama yakni fase starter, grower,dan finisher. Tetapi
dalam fase tersebut tidak terlepas dari penentuan kualitas bibit babi yang
pelaksanaannya dilakukan dikandang Breeding dan Persalinan hingga
dipindahkan dan dimulai untuk dikembangkan dikandang starter sampai finisher.
a. Pemeliharaan Fase Breeding
Fase breeding adalah fase pembiakan untuk mendapatkan bibit yang
berkualitas sehingga mampu menghasilkan nilai jual yang tinggi. Fase ini
dilakukan dikandang khusus breeding yang terlebih dahulu mempersiapkan calon
indukan maupun pejantan yang memiliki kualitas keturunan yang baik, dari hasil
pembiakan indukan dan pejantan inilah kemudian dikembangkan untuk
mendapatkan keturunan yang berkualitas.
Dalam kegiatan magang dikandang breeding ada beberapa hal yang
dilaksanakan yang dimulai dari penampungan semen pejantan unggul, evaluasi
kualitas semen, pengenceran semen, penyimpanan semen dan melakukan
inseminasi buatan.
 Penampungan Semen Pejantan Unggul
Untuk mempermudah proses penampungan semen pada ternak babi maka
harus menggunakan Dummy (Pemancing Buatan/Besi Pemancing). Umur
pejantan yang akan ditampung semennya mulai dari umur 1 tahun. Adapun
langkah kerja penampungan semen sebagai berikut:
 Dummy diarahkan ke dalam kandang pejantan.
 Dummy digunakan untuk pejantan yang sudah pernah kawin. Sedangkan
pejantan yang belum pernah kawin biasanya dipancing dengan memasukan
betina secara langsung kedalam kandang pejantan. Setelah dummy berada
dalam kandang pejantan diarahkan atau dengan sendirinya menaiki dummy.

7
Gambar 5. Dummy
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

 Apabila pejantan lama menaiki dummy maka dilakukan rangsangan tubuh


terutama pada daerah scrotum dan penis dengan cara massage sampai penis
keluar.
 Penis yang keluar tersebut ditangkap dan ditarik secara perlahan.
 Penis dipegang dengan kuat sehingga tidak terlepas dan pada waktu bersamaan
dilakukan rangsangan menggunakan jari kelingking pada ujung penis.
 Pada proses penampungan, cairan pertama yang keluar dibuang karena tidak
mengandung sperma, apabila cairan sudah berwarna putih maka baru
ditampung dengan gelas beaker (gelas penampungan yang dilapisi bagian atas
dengan penyaring).
 Penampungan semen berlangsung sekitar 5-10 menit dengan volume semen
yang dihasilkan berkisar 200-300cc sekali ejakulasi.
 Semen yang telah ditampung kemudian diproses lebih lanjut.
 Evaluasi Kualitas Semen
Semen yang ditampung selanjutnya dilakukan pemeriksaan
secara makroskopis maupun mikroskopis untuk mengamati semen
yang ditampung dapat digunakan atau tidak.
 Evaluasi semen secara makroskopis

8
Semen yang telah ditampung diamati warna,bau dan volume
sebelum dimasukkan kedalam gelas ukur untuk mengukur semen
murni yang didapat.
 Evaluasi semen secara mikroskopis
Pemeriksaan semen secara mikroskopis yaitu dengan melihat
gerakan massa dan motilitas/gerakan individu semen. Cara menilai
motilitas semen yang dilakukan adalah dengan mengambil satu tetes
semen menggunakan pipet tetes kemudian diteteskan diatas objek
glass dan ditutup dengan cover glass lalu diamati dibawah mikroskop.

 Pengenceran Semen
Pengenceran semen dilakukan untuk mempertahankan semen sehingga
sperma yang ada memiliki daya hidup yang relative panjang dan juga untuk
memperbanyak volume semen. Tujuan pengenceran semen adalah sebagai
penyedia nutrisi dan memberi perlindungan terhadap spermatozoa. Sebelum
melakukan pengenceran semen terlebuh dahulu disiapkan bahan pengencer.
Bahan pengencer yang digunakan di PT. Mabar Feed Indonesia Pig Farm bahan
pengencer instan yaitu Krusse Durasperm yang ditambahkan akuades. Adapun
langkah-langkah pembuatan pengenceranyaitu :
 Akuades yang sudah disuling dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer
sebanyak 1000 ml
 Krussa Durasperm dicampurkan dan dihomogenkan dengan semen yang
akan diencerkan
 Lakukan pengukuran suhu pada akuades yang telah dimasukkan ke
waterbath dengan menggunakan termometer hingga suhu akuades dan
semen setara pada angka 37oC
 Semen dihomogenkan dengan larutan pengencer di dalam.
 Selanjutnya dilakukan pengisian semen kedalam tube IB.

9
Gambar 6. Semen yang terlah diencerkan
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

 Penyimpanan Semen
Semen yang telah diencerkan harus disimpan pada ruangan yang memiliki
suhu sekitar 10-20oC (dalam lemari es). Semen cair dengan bahan pengencer BTS
dapat disimpan selama 3 hari tanpa terjadi penurunan kualitas semen dan setelah 3
hari maka semen tersebut tidak dapat digunakan lagi.

 Inseminasi Buatan
 Sebelum inseminasi alat dan bahan seperti gunting, gun IB, aquades, dan
semen dipersiapkan.
 Vulva babi betina di beri aquades dengan tujuan untuk membersihkan dan
mempermudah pada saat memasukan gun IB.
 Gun IB dimasukan secara perlahan kedalam alat kelamin betina dan diputar
berlawan arah jarum jam.
 Setelah gun IB masuk ke serviks maka ujung penutup botol tube di gunting
dan dimasukan ke ujung luar gun IB
 Lalu gun IB sedikit diangkat keatas agar semen dapat mengalir kedalam alat
kelamin betina.
 Proses inseminasi berlangsung selama 1-5 menit.

10
Gambar 7. Pemasangan gun IB
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

b. Pemeliharaan Fase Persalinan


Kandang persalinan ini diisi oleh induk babi yang telah mencapai
estimasi waktu partus sehingga waktu persalinan juga dilakukan ditempat ini.
Dikandang ini indukan betina siap partus diisi dari induk dengan umur
kebuntingan tua (>100 hari) dan induk menyusui hingga nantinya waktu untuk
sapih tiba (biasanya umur anak berkisar 30-35 hari). Kegiatan yang dilakukan
dikandang ini diantaranya : membantu proses kelahiran pada umur kebuntingan
± 114 hari. Pada umunya anak babi dilahirkan dengan jarak waktu kurang dari
20 menit. Bantuan harus diberikan apabila terjadi indikasi distokia baik
penundaan atau ketika terjadi ketidakmampuan kontraksi dari otot uterus
sehingga tidak ada seekor anak babi yang dilahirkan. Selain itu tindakan
pengobatan dan pemotongan ekor akan dijelaskan dibagian sub kesehatan
didalam laporan ini.

c. Fase Starter
Fase starter adalah fase pemeliharaan awal bagi anakanyang baru lepas
sapih (± 4 minggu). Pemindahan babi lepas sapih berasal dari kandang
persalinan

11
d. Fase Grower
Fase grower adalah fase lanjutan dari starter, ternak babi yang berusia ±
2,5-3 bulan dipindahkan dari kandang starter ke kandang grower. Kegiatan di
kandang ini difokuskan untuk penggemukan babi (fattening) yang selanjutnya
akan dijual.

e. Fase Finisher
Fase finisher adalah fase dimana babi yang telah mencapai usia sekitar 5-
6 bulan dan siap untuk dipasarkan.

Manajemen Perkandangan
Kandang merupakan tempat tinggal untuk Babiyang harus memberikan rasa
aman dan nyaman. Peternakan Babi juga harus memiliki lahan untuk gudang
pakan, gudang perlengkapan, gudang produksi untuk memudahkan dalam
manajemen. Tipe kandang babi yang biasa digunakan adalah kandang tunggal dan
kandang ganda.Peralatan kandang meliputi tempat pakan, keran minum,
termometer, dan alat kebersihan.
Berikut beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang
sebagai berikut :
a. Tersedianya sumber air (utamanya untuk penyediaan air minum)
b. Akses transportasi mudah (terutama untuk pembagian pakan dan
penjualan ternak)
c. Dekat dengan sumber pakan.
Terdapat 17 unit bangunan kandang di PT. Mabar Feed Indonesia Pig
Farm, dengan tipe kandang yang dilihat dari segi bentuk dan fungsinya,
antara lain kandang indukan bersalin sebanyak 3 kandang, kandang iduk
perkawinan sebanyak 5 kandang, 2 kandang starter, 6 kandang grower-
fattening dan 1 kandang keswan.

Tipe Kandang

12
Berdasarkan hasil observasi selama magang ada beberapa tipe kandang yang
digunakan di PT. Mabar Feed Indonesia Farm dalam pemeliharaan Babi mulai dari
tahap pemeliharaan breeding, persalinan/partus, starter, grower dan finisher.
Beberapa tipe-tipe kandang yang digunakan yaitu kandang open house dan close
house.
 Kandang Open House
Kandang open house merupakan kandang dengan dinding setengah
terbuka sehingga udara dapat masuk dalam kandang dan bisa
memanfaatkan sinar matahari.
Kandang open house di PT. Mabar Feed Indonesia Pig Farm dibagi
untuk 4 fase pemeliharaan yaitu open house breeding, partus, starter, grower
dan finisher. Kandang open house breeding dengan bentuk 2 dimensi dengan
kapasitas 120 ekor, open house partus dengan bentuk 2 dimensi dengan
kapasitas 80 ekor, open house starter dengan bentuk 3 dimensi dengan
kapasitas 3000 ekor untuk setiap 1 sekat berisi 25 ekor piglet, dan open house
grower dan finisher dengan bentuk 2 dimensi dengan kapasitas 500 ekor
untuk setiap 1 sekat berisi 10 ekor.

a b
. .

c
.

13
Gambar 8. a) Kandang starter, b) kandang breeding, c) kandang partus
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

 Kandang Close House


Kandang close house merupakan kandang tertutup yang dapat
menjamin keamanan secara biologis dengan pengaturan ventilasi yang
baik sehingga penyebab stress lebih rendah, suhu, kelembaban, kecepatan
angin, pencahayaan dan lainnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga
tercipta kondisi yang nyaman bagi ternak babi. Kandang close house
mampu mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas
berbahaya (CO, CO2, NH2) yang ada dalam kandang, dan dapat
menyediakan kebutuhan oksigen bagi babi. Dalam hal ventilasi, close
house mampu meminimalkan pengaruh lingkungan yang buruk terhadap
babi dan mengendalikan ventilasi mikro dan makro.
Kandang close house di PT. Mabar Feed Indonesia Pig Farm dibagi
untuk 3 fase pemeliharaan yaitu close house yaitu close house partus, starter,
grower dan finisher. Kandang close house partus dengan bentuk 2 dimensi
dengan kapasitas 20 ekor, close house starter dengan bentuk 2 dimensi
dengan kapasitas 340 ekor untuk setiap 1 sekat berisi 17 ekor piglet, dan
close house grower dan finisher dengan bentuk 2 dimensi dengan kapasitas
600 ekor untuk setiap 1 sekat berisi 16 ekor.

 Kandang Keswan
Kandang Keswan atau kandang isolasi adalah kandang yang
digunakan untuk mengisolasi ternak yang sakit dikandang pemeliharaan,
dengan tujuan untuk memudahkan dalam pengobatan agar penyakit tidak
semakin parah dan mencegah penularan penyakit pada ternak lainnya.

14
Gambar 9. Kandang Isolasi
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

Kelengkapan Kandang
Perlengkapan kandang-kandang berupa tempat pakan dan minum
sebaiknya dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor seperti tempat dibuat
lebih tinggi dari permukaan lantai agar pakan yang diberikan tidak di injak atau
tercampur dengan kotoran. Kelengkapan kandang secara umum yang digunakan
dan harus ada adalah sebagai berikut:
a. Tempat penyediaan air
Air sangat mutlak dibutuhkan setiap makhluk hidup. Dalam
peternakan, ketersediaan air diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air
minum. Pembersihan kandang atau halaman, dan untuk memandikan
ternak babi. Kebutuhan air minum dapat berasal dari air minum khusus
yang sengaja disediakan pada penampungan air. Oleh karena itu, cara
penyediaan, cara pengaliran, maupun pemberiannya memerlukan
penataan yang baik. Pada peternakan ini sumber air minum disediakan
dengan menggunakan pipa khusus yang dialirkan pada tiap kandang dan
menggunakan sistem pemberian air minum dengan kran air khusus untuk
ternak babi sehingga air dikeluarkan saat disentuh langsung oleh ternak
babi.

15
b. Tempat Pakan
Tempat makan dan minum merupakan kelengkapan yang harus
ada. Penempatan yang tepat dapat memperlancar ternak dalam
memanfaatkannya. Tempat pakan sebaiknya tidak mudah dimasuki
ternak, tidak terinjak oleh ternak, mudah dibersihkan, dan dibuat dari
bahan yang tidak berbahaya. Sebaiknya tempat pakan dan minum satu
dengan lainnya dibuat bersekat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Tempat pakan yang digunakan dipeternakan ini berbeda tiap kandang
misalnya dikandang starter menggunakan tempat pakan berbentuk
kerucut yang mampu menampung pakan dengan volume yang besar
sedangkan dikandang breeding menggunakan tempat pakan permanen
terbuat dari beton dan keramik yang berada dibagian bawah sejajar
dengan lantai kandang.

Gambar 10 . Tempat pakan dan minum


Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

c. Saluran Pembuangan/ Parit


Parit digunakan untuk mengalirkan air kencing dan air dari
pembersihan kandang. Parit harus didesain sedemikian rupa agar dapat
mengalir dengan lancar pada suatu tempat yang telah ditentukan sebagai
pembuangan atau penampungan akhir. Parit kandangdi PT. Mabar Feed
Indonesia Pig Farm terletak dibagian dalam dan tepi kandang (kandang 3
dimensi), terletak di tepi kandang kiri dan kanan (kandang 2 dimensi).

16
d. Tempat Penampungan Limbah Kotoran
Tempat penampungan limbah kotoran terdapat dibagian lain yang
jauh dari bangunan perkandangan. Limbah tersebut setiap hari teralirkan
dari kandang ke muara parit dan kemudian diolah menjadi pupuk
kompos.

e. Peralatan Kandang
 Gerobak atau kereta dorong untuk mengangkut pakan.
 Sekop kecil untuk menuangkan pakan.
 Selang air untuk mengalirkan air dalam membersihkan kandang
maupun ternak babi.

Perawatan Sanitasi
Kebersihan babi dan tempat hidupnya harus diperhatikan karena kotoran
dan tempat kotoran merupakan sumber penyakit. Kebersihan kandang harus selalu
dilakukan minimal sekali dalam setiap hari untuk meminimalisir kejadian
penyakit pada ternak itu sendiri.
a. Sanitasi Kandang
Kandang ternak babi dipeternakan ini dibersihkan dari kotoran
secara rutin setiap pagi setelah pemberian pakan. Kotoran umumnya
terdiri dari sisa pakan yang tercampur fesesdan urin babi itu sendiri.
Kotoran tersebut dibersihkan menggunakan aliran air yang diarahkan
kebagian tepi kandang atau kebagian saluran pembuangan (parit).Sanitasi
kandang (sprayer) pada kandang starter dan grower menggunakan jenis
obat sanitasi : Istam yang di berikan secara bergantian setiap hari pada
jam 14.30 WIB.

17
Gambar 11 . Alat sanitasi kandang
Sumber : (Dokumentasi Penulis, 2018)

b. Sanitasi Ternak
Selain kandang, sanitasi ternak juga perlu diperhatikan agar penyakit
mampu diminimalisir dari tubuh ternak itu sendiri. Sanitasi ternak
biasanya dila kukan dikandang breeding dengan menggunakan aliran air,
sembari membersihkan kandang juga sekaligus membersihkan tubuh
ternak dari kotoran yang menempel. Untuk kandang partus/persalinan
dan starter pembersihan ternak tidak dilakukan karena dikhawatirkan
anak-anak babi (piglet) dikandang tersebut terserang diare atau
mengalami penurunan imunitas tubuh.

Manajemen Pakan
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ternak,
karena pakan diperlukan untuk pertumbuhan kehidupan, menghasilkan daging,
susu, kulit, dan tenaga yang berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan
kesehatan. Oleh karena itu, kebutuhan pakan perlu diperhatikan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Sistem pakan atau minum untuk starter dan grower diberikan secara ad
libitum. Untuk Babi induk yang ada di breeding dan partus diberi makan 2x
sehari.

Tabel 2. Jenis pakanyang diberikan berdasarkan umur babi

18
Kebutuhan pakan Masa pemberian
Umur (hari) Jenis Pakan Kode Pakan
per ekor pakan
30 A771 PF 2 0,3 Kg 12 hari
42 – 72 B772 PF 2 0,7 Kg 30 hari
72 – 117 C773 PF 2 1,5 Kg 45 hari
PF 3 dan PF
117 - 147 D774 2,5 Kg 30 hari
4
PF 3,
147 - 177 E775 3-3,5 Kg 30 hari
PF 4 – PF 5
Induk Kering
F776 PF 6 - Tak terbatas
dan Breeding
Induk Bunting
G777 PF 7 - Tak terbatas
dan Partus

Beberapa kandang grower baik close house maupun open house


menggunakan sistem pemberian pakan otomatis. Pemberian pakan otomatis dapat
memudahkan pemberian pakan secara ad libitum. Pemberian pakan pada fase
grower sangat penting karena proses penggemukan tergantung pada fase ini.

Manajemen Kesehatan Hewan


Proses pemeriksaan kesehatan hewan di PT. Mabar Feed Indonesia Pig
Farm meliputi jadwal vaksinasi, pengobatan pada anakan serta terapi dilakukan
untuk mengobati babi yang telah terpapar penyakit.
a. Pengobatan dikandang persalinan
Tabel 3. Jadwal pemberian obat pada piglet
Usia (Hari) Jenis Obat Pemberian Obat
1 Mamimun (1 pump = 2-3 cc) Oral
3 Mamimun (1 pump) + Iron (1 cc) Oral + IM
4 Baycox (1 pump) Oral
7 Catasol (1 cc) IM
10 Iron (1 cc) IM

19
 Mamimune
Mamimune merupakan suplemen yang alami dalam bentuk
emulsi untuk meningkatkan daya tahan dan daya hidup pada anak babi
yang baru lahir. Mamimune diberikan pada anak babi umur 1 dan 3
hari.
 Iron
Iron diindikasikan untuk mencegah dan mengobati kekurangan
zat besi pada anak babi, iron diberikan pada hari ke 3 dan ke 10 pada
anak babi dengan dosis 1 cc.
 Catosal
Catosal diindikasikan untuk merangsang metabolisme pada babi.
Pada anak babi catosal diberikan dosis 1 cc dan pada induk babi
diberikan dengan dosis 10 cc. Pada induk babi juga diberi Betamox
sebanyak 10 cc secara IM.
 Multivitamin
Multivitamin diberikan pada anak babi 1 cc dan induk babi 10
cc.
 Baycox
Baycox diberikan untuk indikasi diare karna koksidiosis.
Diberikan pada anak babi pada umur 4 hari dengan dosis sekali
pompa.
 Pemotongan ekor pada umur 3 hari
Pemotongan ekor berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan
dan agar ekor babi tidak terlalu panjang untuk mencegah babi
menggigit ekor. Pemotongan ekor biasanya cukup untuk memotong
dua pertiga hinga tiga perempat dari ekor.
 Kastrasi pada umur 7 hari
Kastrasi berfungsi untuk penggemukan. Kastrasi dilakukan
secara normal ataupun secara operasi.

 Ear noch

20
Tiap anak babi dalam seperindukan harus diberi tanda atau
nomor dalam waktu 24 jam setelah lahir guna untuk menentukan umur
pada anak-anak babi. Pembuatan tanda atau nomor dapat dilakukan
dengan cara memotong daun telinga dan tato.

b. Kesehatan di kandang starter


Pada kandang starter tidak memiliki program pemberian
multivitamin ataupun antibiotik. Pemberian multivitamin, antibiotik dan
obat dilakukan apabila babi menunjukan gejala sakit diiringi perubahan
lainnya. Obat dan antibiotik yang diberikan pada babi yaitu tylosin,
neomycin dan amoxicilin.
Program vaksinasi:
 Mycoplasma Pneumonia : Umur 4 minggu
 Hog cholera 1 : Umur 5 minggu
 Hog cholera 2 : Umur 8 minggu
 Hog cholera 3 : Umur 11 minggu

21

Anda mungkin juga menyukai