Anda di halaman 1dari 38

TUGAS KELOMPOK HISTOLOGI

Oleh :
Kelompok A3
ESTI YULIANI 021111033
CENDRANINGSIH 021111034
DEWI FITRA ASLINA 021111035
NANI INDRIANI 021111036
RUSMAWATI 021111037
NORSIANI RAHMAH 021111038
AMIN SULASTRI 021111039

MAHASISWA RPL POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2019
1. JARINGAN SYARAF

Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf. Sistem saraf
mengatur dan mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri dari dua bagian: sistem
saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan percabangan
saraf perifer dari sistem saraf tepi (SST). Jaringan ini terdiri dari neuron atau sel-
sel saraf, yang menerima dan mengirimkan impuls, dan neuroglia, yang juga dikenal
sebagai sel-sel glial atau lebih sering hanya sebagai glia (dari bahasa Yunani, yang
berarti lem), yang membantu penghantaran impuls saraf serta memberikan nutrien bagi
neuron.

Jaringan saraf terdiri dari berbagai jenis sel-sel saraf, yang semuanya memiliki
sebuah akson. Akson adalah bagian sel yang panjang seperti batang yang mengirimkan
sinyal potensial aksi ke sel berikutnya. Kumpulan akson membentuk saraf di SST dan
and tract di CNS.

Fungsi dari sistem saraf mencakup masukan sensorik, integrasi, kontrol dari otot-otot
Struktur

Jaringan saraf terdiri dari neuron, juga disebut sel-sel saraf, dan sel-sel neuroglial. Empat
jenis neuron-glia ditemukan di SSP adalah astrosit, sel-sel mikroglia, sel-sel ependimal
dan oligodendrosit. Dua jenis neuroglia yang ditemukan di SST adalah sel-sel satelit dan
sel Schwann. Dalam sistem saraf pusat (SSP), jenis jaringan yang ditemukan
adalah materi abu-abu dan materi putih. Jaringan ini dikategorikan berdasarkan bagian
saraf dan neuroglia.
Komponen

Neuron adalah sel-sel dengan fitur khusus yang memungkinkan mereka untuk menerima
dan memfasilitasi impuls saraf atau potensial aksi, melalui membrannya ke neuron
berikutnya. Mereka memiliki badan sel yang besar (soma), dengan sel proyeksi yang
disebut dendrit dan akson. Dendrit adalah proyeksi tipis dan bercabang yang menerima
sinyal elektrokimia (neurotransmiter) untuk membuat perubahan dari tegangan dalam
sel. Akson adalah proyeksi panjang yang membawa potensial aksi dari badan sel ke
neuron berikutnya. Ujung akson yang seperti bola, disebut terminal akson, dipisahkan
dari dendrit neuron berikutnya oleh celah kecil yang disebut celah sinaptik. Ketika
potensial aksi berjalan ke terminal akson, neurotransmiter dilepaskan di sinaps dan
berikatan dengan reseptor pasca-sinaptik, melanjutkan impuls saraf
Neuron diklasifikasikan baik secara fungsional dan struktural.
Klasifikasi fungsional:

Neuron sensorik (aferen): Menyalurkan informasi sensorik dalam bentuk potensial


aksi (impuls saraf) dari SST ke SSP

Neuron motorik (eferen): Menyalurkan potensial aksi keluar dari SSP ke efektor yang
tepat (otot, kelenjar)

Interneuron: Sel-sel yang membentuk hubungan antara neuron-neuron dan prosesnya


terbatas pada satu daerah lokal di otak atau sumsum tulang belakang
Klasifikasi struktural:

Neuron multipolar: Memiliki 3 atau lebih proses yang keluar dari soma (badan sel). Ini
adalah jenis neuron utama di SSP dan mencakup interneuron dan neuron motorik.

Neuron bipolar: Neuron sensorik yang memiliki dua proses yang keluar dari soma, satu
dendrit dan satu akson
Neuron pseudounipolar: Neuron sensorik yang memiliki satu proses yang terbagi menjadi
dua cabang, membentuk akson dan dendrit

Sel sikat unipolar: interneuron pengeksitasi glutamatergik yang memiliki satu dendrit
pendek yang berakhir di seberkas dendriol seperti sikat. Ini ditemukan di lapisan granular
dari otak kecil.

Neuroglia meliputi non-syaraf sel-sel pada jaringan saraf yang menyediakan berbagai
penting yang mendukung fungsi untuk neuron. Mereka lebih kecil dari neuron, dan
bervariasi dalam struktur sesuai dengan fungsi mereka.
Sel-sel neuroglia diklasifikasikan sebagai berikut
Sel mikroglia: Mikroglia adalah sel makrofaga yang membentuk sistem kekebalan primer
bagi SSP. Mikroglia adalah sel neuroglia terkecil.

Astrosit: Sel makroglia berbentuk bintang dengan banyak proses yang ada di SSP.
Astrosit adalah jenis sel paling banyak di otak, dan intrinsik pada SSP yang sehat.

Oligodendrosit: Sel SSP dengan proses yang sangat sedikit. Oligodendrosit


membentuk selubung mielin pada akson dari neuron, yaitu insulasi berbasis lipid yang
meningkatkan kecepatan potensial aksi bergerak melalui akson.

Glia NG2: Sel SSP yang berbeda dari astrosit, oligodendrosit, dan mikroglia, dan menjadi
prekursor perkembangan oligodendrosit
Sel Schwann: Padanan SST dari oligodendrosit, sel-sel ini membantu mempertahankan
akson dan membentuk selubung mielin di SST.

Sel glia satelit: Melapisi permukaan badan sel neuron di ganglia (kelompok badan sel
saraf yang tergabung bersama di SST)
Glia enterik: Ditemukan di sistem saraf enterik, di dalam saluran pencernaan
Klasifikasi jaringan
Dalam sistem saraf pusat:

Materi abu-abu terdiri dari badan sel, dendrit, akson yang tidak termielinasi, astrosit
protoplasma (astrocyte subtipe), oligodendrosit satelit (non-myelinating oligodendrocyte
subtipe), mikroglia, dan sangat sedikit akson termielinasi.
Materi putih terdiri dari akson termielinasi, astrosit fibrosa, myelinating oligodendrosit,
dan mikroglia.
Dalam sistem saraf tepi:
Jaringan ganglion terdiri dari badan sel, dendrit, dan sel-sel glia satelit.

Saraf terdiri dari akson termielinasi dan tidak termielinasi, sel-sel Schwann yang dikelilingi
oleh jaringan ikat.
Tiga lapisan jaringan ikat yang mengelilingi masing-masing saraf adalah:

Endoneurium. Masing-masing akson atau serabut saraf dikelilingi oleh endoneurium,


yang juga disebut tabung, saluran atau selubung endoneurial. Lapisan ini merupakan
lapisan pelindung dari jaringan ikat yang tipis dan halus.
Perineurium. Masing-masing fasikel saraf yang berisi satu atau lebih akson, tertutupi oleh
perineurium, jaringan ikat yang memiliki susunan lamelar dalam tujuh atau delapan
lapisan-lapisan konsentris. Perineurium memainkan peran yang sangat penting dalam
perlindungan dan dukungan dari serabut saraf dan juga berfungsi untuk mencegah
lewatnya molekul besar dari epineurium ke fasikel.

Epineurium. Epineurium adalah lapisan terluar dari jaringan ikat padat yang menutupi
saraf (perifer).
Akson termielinasi menghantarkan impuls lebih cepat dari akson yang tidak termielinasi.

Fungsi dari jaringan saraf adalah untuk membentuk jaringan komunikasi dari sistem
saraf dengan menyalurkan sinyal-sinyal listrik di seluruh jaringan. Dalam SSP, materi
abu-abu, yang berisi sinapsis, penting untuk pengolahan informasi. Materi putih,
mengandung akson termielinasi, menghubungkan dan memfasilitasi impuls saraf antara
daerah-daerah materi abu-abu di SSP. Di SST, jaringan ganglion, mengandung badan
sel dan dendrit, mengandung tempat relai untuk impuls jaringan saraf. Jaringan saraf,
yang mengandung bundel akson termielinasi, membawa potensial aksi/impuls saraf.
Signifikansi klinis
Tumor
Neoplasma (tumor) di jaringan saraf meliputi:
Glioma (tumor sel glia)

Gliomatosiscerebri, Oligoastrocytoma, Choroidplexuspapilloma, Ependymoma, Astrocyt


oma (Pilocytic astrocytoma, Glioblastoma multiforme), Dysembryoplastic neuroepithelial
tumor, Oligodendroglioma, Medulloblastoma, Primitive neuroectodermal tumor
Neuroepitheliomatous tumor

Ganglioneuroma, Neuroblastoma, Atypicalteratoid


rhabdoidtumor, Retinoblastoma, Esthesioneuroblastoma
Tumor selubung saraf

Neurofibroma (neurofibrosarkoma, Neurofibromatosis), Schwannoma, Neurinoma, Sch


wannoma vestibular, Neuroma

DAFTAR PUSTAKA

^ Gershon, Michael; Rothman, Taube (1991). "Enteric Glia". Department of Anatomy and
Cell Biology. 4: 195–204. doi:10.1002/glia.440040211.
^ a b "Neurons and Support Cells". SIU Med. Southern Illinois University School of
Medicine.
^ "Cellular Components of Nervous Tissue" (PDF). RMC faculty. Randolph-Macon
College.
^ "Nervous Tissue". Sidwell School. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 June 2016.
^ Robertson, Sally. "What is Grey Matter". News Medical. AZo Network.
2. CAVUM ORIS

Batas-batas cavum oris

- Dinding : mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator


- Atap : palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan
palatum mole
- Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid, lingua, dan kelenjar
saliva
- Depan : labium oris
- Belakang : pharynx
Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus oropharyngeal ( isthmus
faucium). Isthmus ini dapat membuka dan menutup karena diatur pergerakan lidah
dan palatum molle.

Cavum oris dibagi menjadi 2 wilayah :

-Vestibulum oris : merupakan wilayah yang terletak di antara


arcus Dentis,pipi dan bibir
- Cavum oris proper : merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis
Musculus yang terdapat di cavum oris :

 m.orbicularis oris terbagi menjadi pars palpebralis, pars orbitalis, pars lacrimalis
 m.buccinatorius
 m.mentalis
 m.levator labii superioris
 m.levator anguli oris
 m.zygomaticus major
 m.risorius
 m.depressor labii inferioris
 m.hyoglossus
 m.genioglossus
 m.chondroglossus
 m.styloglossus
 m.palatoglossus
 m.pterygoideus lateralis
 m.pterygoideus medialis
Os yang terdapat di cavum oris :

1. os maxillae dapat dibagi menjadi :


 Corpus mandibula.
 Procecessus zygomaticus.
 Processus frontalis.
 Processus palatina.
 Processus alveolaris

2. os mandibulae dapat dibagi menjadi:


 Corpus mandibulae

– Margo superior : arcus alveolaris

– Margo Inferior : basis mandibulae.

– Facies externa: protuberance mentalis, foramen mentalis

– Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus.

 Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan incisura mandibularis


yaitu :

– Processus coronoideus

– Processus Condylaris :

• Capitulum mandibulae.
• Collum mandibulae.
• Foramen mandibularis.
• Lingula mandibularis.
• Angulus andibulae
• Tuberositas masseterica

3. os palatum, terdapat bagian :


 Processus Palatinus
Kecil dan berbentuk L, Membentuk dasar orbita, Kedua processus palatina
bersama-sama membentuk palatum durum

4. os hyoid
 terletak di sebelah inferior cranium dan tidak berhubungan dengan tulang yang
lain
 merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan dengan lidah dan
pharynx
 os hyoid memiliki bagian-bagian :
- Corpus
- Cornu major yang merupakan :
Fiksasi larynx dan Tempat perlekatan otot penggerak lidah.
- Cornu minus yang merupakan :
Tempat perlekatan ligament stylohyoid.

Fungsi cavum oris :

1. Merupakan pintu masuk ke saluran cerna, dan berperan dalam pencernaan


awal makanan yang dibantu kelenjar saliva.
2. Memanipulasi suara yang dihasilkan larynx sehingga bentuk bicara jadi
sempurna.
3. Dapat digunakan sebagai jalan nafas.

Aliran darah pada cavum oris dialirkan melalui a.carotis externa lalu ke
a.maxilla. Dari a.maxilla dicabangkan menjadi dua ke a.alveolaris inferior untuk gigi
bawah dan a.alveolaris superior untuk gigi atas.

Inervasi pada cavum oris dilakukan oleh n.trigeminus (V) yang kemudian
dicabangkan pada

 n.opithalmicus
 n.maxillaris

keluar dari cranium melalui foramen fossa rotundum dan akan melalui fossa
pterygopalatina lalu ke n.maxillaris. Dari n.maxillaris dicabangkan pada n.zygomaticus,
n.aveolar superior, n.sphenopalatina dan n.infraorbitalis

 n.mandibullaris

Dari n.mandibullaris dicabangkan pada n.spinosus, n.buccinators, n.massetericus,


n.temporalis profundus, n.pterygoideus internus, n.lingua, n.alveolaris inferior

Bagian bagian dari cavum oris :

 Vestibulum Oris

 Maxilla dan mandibula

 Gigi
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.

Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology and
Occlusion.

Drake, Richard L, et al. Gray’s Anatomy for Student.

Harshanur, Itjingningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.


3.SARAF KRANIAL (12 SYARAF) KEPALA DAN LEHER

Meski ukurannya kecil, saraf kranial memainkan peran yang besar dalam gerak tubuh
manusia. Hal tersebut dikarenakan saraf kranial memiliki fungsi dalam mengumpulkan
dan menghubungkan informasi dari otak ke bagian tubuh lain, terutama kepala dan leher.
Saraf kranial terdiri dari 12 pasang dengan nama dan fungsinya yang berbeda-beda.
Beberapa saraf terlibat langsung dalam indera khusus, seperti indera penglihatan,
pendengaran, dan perasa, sedangkan saraf lainnya berperan dalam mengendalikan otot
di wajah atau mengatur kelenjar.

Memahami Fungsi 12 Saraf Kranial Serta Gangguannya


Setiap saraf kranial dituliskan dengan angka Romawi yang disusun berdasarkan
lokasinya, yaitu dari bagian depan otak sampai ke bagian belakang.
Berikut nama dan fungsi 12 saraf kranial:
I. Saraf olfaktori
Saraf olfaktori membawa rangsangan bau untuk indera penciuman dari
hidung ke otak.
II. Saraf optic
Saraf urutan kedua ini memiliki peran dalam mengirimkan informasi
penglihatan dari retina ke mata.
III. Saraf oculomotor
Saraf yang berfungsi memberi pasokan saraf ke otot-otot sekitar mata,
termasuk otot kelopak mata bagian atas (membuat kelopak mata bergerak),
otot ekstraokular, dan otot pupil (membuat pupil mengecil).
IV. Saraf troklear
Saraf yang mengendalikan otot oblik superior mata, yaitu salah satu otot
yang menggerakkan mata dan merupakan otot di luar bola mata (otot
ekstraokular). Saraf troklear yang lumpuh dapat mengakibatkan bola mata
rotasi ke arah atas dan sisi luar sehingga menghasilkan pandangan ganda.
V. Saraf trigeminal
Saraf yang berperan dalam mengendalikan sensasi pada sebagian area
kepala dan wajah dan mengontrol otot-otot rahang yang digunakan untuk
mengunyah. Masalah pada saraf kranial kelima ini dapat menyebabkan
rasa sakit atau mati rasa di wajah, rahang yang miring ke arah sisi wajah
yang terkena, atau bahkan kesulitan untuk mengunyah.
VI. Saraf abdusen
Saraf yang bertanggung jawab mengoperasikan otot rektus lateral, yaitu
otot yang menarik mata ke arah sisi kepala. Jika saraf ini terganggu, maka
bisa membuat mata juling.
VII. Saraf fasialis
Saraf yang berfungsi mengontrol ekspresi wajah, lidah, dan informasi dari
telinga. Terganggunya saraf fasialis dapat menyebabkan salah satu sisi
wajah terkulai, mulut tidak bisa bersiul, dahi tidak bisa mengerut, mulut
miring ke salah satu sisi wajah, dan kelopak mata tidak bisa menutup.
Kelumpuhan saraf ini disebut Bell’s palsy.
VIII. Saraf vestibulokoklear
Saraf ini bertanggung jawab atas indera pendengaran, keseimbangan dan
posisi tubuh. Masalah pada saraf kranial ini dapat
mengakibatkan tinitus (telinga berdengung), tuli, pusing, vertigo, dan
muntah.
IX. Saraf glosofaringeal
Saraf ini berhubungan dengan lidah, tenggorokan, dan salah satu dari
kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis. Mencicipi dan menelan makanan atau
minuman bisa sulit dilakukan jika saraf ini bermasalah.
X. Saraf vagus
Saraf ini bertugas memasok serat saraf ke faring, laring di mana terdapat
(pita suara), trakea, kerongkongan, paru-paru, jantung, usus halus, dan
usus besar. Saraf kranial kesepuluh ini juga bertanggung jawab membawa
informasi sensorik dari telinga, lidah, faring, dan laring ke otak. Saraf vagus
yang terganggu akan memengaruhi suara (menjadi serak atau parau),
hidung, dan pita suara, bahkan membuat berbicara dan menelan menjadi
sulit.
XI. Saraf aksesori
Saraf ini memiliki peran dalam mengontrol otot yang digunakan untuk
gerakan kepala. Kerusakan saraf ini dapat membuat otot
sternokleidomastoid (otot leher) dan trapezius (otot punggung) melemah.
Akibatnya, tulang belikat akan menonjol, jika bahu dinaikkan atau diangkat
karena tulang belikat sendiri tidak bisa terangkat.
XII. Saraf hipoglosal
Pada saraf kranial terakhir ini memengaruhi otot-otot di lidah.
DAFTAR PUSTAKA

Rubin, M. MSD Manual (2017). Overview of the Cranial Nerves.


University of Washington. Cranial Nerves.
Yale School of Medicine. Accessory Nerve.
Tidy, C. Patient Info (2014). Cranial Nerve Lesions.
Schulman, J. Healthline (2018). The 12 Cranial Nerves.
4. SISTEM PENCERNAAN

Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan
proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara
fisika maupun secara kimia. System pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan
(alimentar), yaitu tuba muscular panjang yang memrentang dari mulut sampai anus,
dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu
dan pancreas.Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut
saluran grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri
adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaannormal

B. Fungsi Sistem Pencernaan


Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan
elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan
berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.
Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan).
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh
tubuh.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga
bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

C. Saluran Pencernaan
Dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral)
ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia.
a. Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan.
1) Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi.
Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari dari epithelium
skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlinndungan. Lapisan ini terdiri
dari epithelium kolumnar simple dengan sel goblet di area tersebut yang
dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina
ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodular limfe, dan bebrapa jenis
lainnya.
3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot
polos longitudinal luar.

b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta
sel-sel ganglion yang disebut pleksus meissner (pleksus submukosal). Submukosa
mengikat mukosa ke muskularis eksterna.

c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu
lapisan longitudinal luar. Konstraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran
dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran.
Konstraksi ini mengakibatkan gelombang peristalsis yang meenggerakkan isi saluran
kea rah depan.
1). Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esophagus attas,
serta otot polos pada saluran selanjutnya.
2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan ganglion
parasimpatis, terletak diantara lapisan otot sirkular ddalam longitudinal luar.
d. Serosa(adventisia), lapisan keempat dan paling luar yang disebut juga peritoneum
viseral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi
epithelium skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat
epithelium skuamosa dan menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat
di sekitarna area tersebut disebut sebagai adventisia.
Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane erosa
terlebar dalam tubuh.
a. Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
b. Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubungkan ke peritoneum
parietal oleh berbagai lipatan.
c. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara visceral dan peritoneum
parietal.
d. Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda
yang merefleks balik dari peritoneum visceral. Lipatan ini berfungsi untuk
mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke
dinding abdominal belakang. Pembuluh darah limfatik, dan saraf terletak dalam
lipatan peritoneal.
1. Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat
pada duodenum, lambung dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperrti
celemek di atas usus.
2. Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari
hati.
3. Mesokolon melekatnya kolon ke dinding abdominal belakang.
4. Ligamen falsimoris melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan
difragma.
e. Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya
disebut retroperitoneal (di belakang peritoneum). Yang termasuk
retroperitoneal antara lain; pankreas, duodenum, ginjal, rectum, kandung
kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan.(Online).

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gray1045.png. (di akses tanggal 22 Oktober 2013).

Fisiologi Sistem Pencernaan. (Online).

http://medicastore.com/nutracare/isi_enzym.php. (di akses tanggal 22 Oktober 2013).

FisiologiSistemPencernaanManusia. (Online).

http://www.anneahira.com/fisiologi-sistem-pencernaan-manusia.htm. (diaksestanggal 22
Oktober 2013).

P. Evelyn , C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum.

S. Ethel. W. palupi (ed). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Buku Kedokteran.
5. SISTEM PENGUNYAH

Sistem pengunyahan adalah suatu proses menghancurkan partikel makanan di


dalam rongga mulut yang bertujuan untuk mengubah ukuran dan konsistensi makanan
sehingga membentuk bolus yang mudah untuk ditelan. Penghancuran makanan
dilakukan oleh gigi-geligi dengan bantuan otot-otot mastikasi (pengunyahan), yang
didukung oleh pergerakan kondilus mandibula terhadap artikular pada tulang tengkorak.
Gerakan artikulasi temporomandibula adalah gerakan kapitulum mandibula, gerakan
memundurkan mandibula dan kiri dan kanan serta gerakan rotasi dan meluncur.
Mengunyah terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap membuka mandibula, tahap menutup
mandibula dan tahap berkontak gigi antagonis satu sama lain atau kontak gigi dengan
bolus makanan.

Sistem pengunyahan terdiri dari sendi temporomandibular (TMJ), otot-otot


pengunyahan, gigi geligi dalam rongga mulut, suplai darah serta sistam saraf yang
mendukung semua struktur. Kemampuan untuk memahami anatomi dan fungsi dari
sistem pengunyahan serta menafsirkan dengan benar terkait informasi diagnostik
merupakan prasyarat untuk memenuhi standar komprehensif perawatan. Disfungsi
sistem pengunyahan mengakibatkan tekanan nonfungsional yang berlebihan dapat
menyebabkan perubahan patologis dalam sendi temporomandibular, otot-otot
pengunyahan, permukaan oklusal gigi, dan periodontal jaringan pendukung. (Carranza,
2012)

Pada dasarnya otot-otot pengunyahan dikelompokkan menjadi otot elevator dan


otot depressor. Otot yang bertanggung jawab untuk mengangkat mandibula adalah
masseter, pterygoideus medialis, dan beberapa dari otot temporal. Gerakan elevasi
mandibula disebabkan oleh adanya kontraksi otot masseter, otot temporalis dan otot
pterigoideus medialis, sedangkan otot pterigoideus lateralis dalam keadaan relaksasi.
Saat rahang sedang tertutup perlahan, otot temporalis dan otot masseter juga
berkontraksi membantu gigi geligi saling berkontak pada oklusi normal. (Carranza, 2012)

Pengunyahan adalah proses menghamcurkan partikel makanan di dalam mulut,


dibantu dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar ludah sehingga merubah ukuran dan
konsistensi makanan yang akhirnya membentuk bolus yang mudah untuk ditelan.
Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi geligi dengan bantuan otot-otot
pengunyahan dan pergerakan kondilus mandibula melalui artikulasi temporomandibula.
Gerakan artikulasi temporomandibula adalah gerakan kapitulum mandibula yang terjadi
pada waktu mengunyah seperti gerakan memajukan mandibula, gerakan memundurkan
mandibula dan gerakan mandibula ke samping kiri dan kanan. (Tortora, 1987)
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, S. 1986. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes, 3rd
edition. USA: R.R Donnelley and Sons Company. p 233.

Carlsson, Magnuson T. 1999. Management of Temporomandibular Disorders in The


General Dental Practice. Germany: Quintessence Publishing. p. 19-23.

Carranza et al. 2002. Clinical Periodontology 9th ed. Philadelphia : WB. Saunders co. p.
398-402.
Carranza FA, Newman MG. 2012. Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelpia: WB.
Saunders Co. p. 184-191.
Dixon, AD. 1986. Anatomi Untuk Kedokteran Gigi, 5th edition. p 266.
6. SISTEM PERNAFASAN

Pernafasan atau respirasi mempunyai arti :

 proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi yang


dihasilkan oleh tubuh
 pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
 reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim yang memegang
peranan penting yaitu sitokrom (enzim pernafasan)

Sistem Pernapasan Pada Manusia


Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan
bagian pernapasan.

Bagian saluran udara terdiri dari :

1. Hidung (nasus)
2. Tekak (pharynx)
3. Jakun (larynx)
4. Tenggorok (trachea)
5. Cabang tenggorok (bronkhus)
6. Ranting tenggorok (bronkhiolus)

Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan


pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :

 Bronkhioli respiratori
 Kantung alveolus/ dukti alveoli
 Alveolus

Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).

Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan


a. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam
resonansi suara.

Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara,
disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup
masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi
di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.

Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang
langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan
sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke
rongga hidung, disebut conchae.

Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :

 Vestibula.
 Atrium.
 Daerah pembauan.
 Daerah pernapasan.

Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah pembauan
berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua
conchae yang bawah.

Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke
nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis
dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan
kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.

Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah
pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau.
Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak
terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu
maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa
melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.

Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan dengannya,
disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1).
Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga,
seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-
kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan
jelas.

b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah
Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini
yaitu oro-pharynx.

 Daerah mulut (oro-pharynx)


 Daerah jakun (laryngeo-pharynx)

Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat
elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan
dekat ke kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot
lurik sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa itu
berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.

Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis
yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis
banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis
bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis,
banyak terdapat kelenjar lendir.

c. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis,
jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica
mucosa itu memiliki kelenjar lendir.

Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:

1. Tiroid
2. Krikoid tunggal
3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat sepasang
6. Kuneiform

Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara diselaputi epitel berlapis
mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.

Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-
acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis.
Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat elastis dan dibagian
sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica mucosa
yang tipis dari epitel berlapis mengelupas.

d. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding
tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis,
tunica adventitia.

Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis


semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel
banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar
lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian
posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina
propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri
sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.

Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan
jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya.

Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-
cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah
samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh bagian
terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros
tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk
mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali
sempurna.

e. Cabang Tenggorok
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus.
Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini
membentuk banyak ranting.

Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica
mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam
jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang,
digantikan oleh keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang
seluruh keliling saluran.
Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel
bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus
dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria
terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah
lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa.

f. Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan,
terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi
atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di
dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan
berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh
darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang
cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding. Sebelah
luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam pluera.

g. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu
bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk
ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus
pernapasan.

Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel
bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga
menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen
bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan
maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat
dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan
yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi
permukaan dalam saluran.

Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk saluran


alveoli.
Saluran alveoli
Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini
bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran
alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan
otot polos.
Kantung alveoli dan alveolus
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua
atau lebih alveoli.
Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral,
terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis
sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang
bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat
retikulosa dan elastis.

Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel
apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.

Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis.
Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus,
disebut sel sekat atau sel alveolus besar.

2.3 Mekanisme Pernapasan


Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian
melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok
bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher
sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh
beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada,
tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing
cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada


pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-
paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya
dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-
pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang
terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat
pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.

Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :

 pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran
darah (pertukaran O2 dari darah)
 pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari
darah ke sel tubuh
Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang
rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-
paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih besar masuk ke
dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi. Bila otot antartulang rusuk
relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada mengecil.
Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar sehingga udara keluar,
maka terjadilah ekspirasi.

b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil
sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil, akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar maka terjadilah
ekspirasi.

Volume udara pernafasan :

1. Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau keluar
sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah
menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa
2500 cc lagi di paru-paru.
2. Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih
dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah
inspirasi biasa.
3. Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat
dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan
otot perut kuat-kuat.
4. Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak
dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru
5. Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-
kuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
6. Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di
tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas
vital paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).
DAFTAR PUSTAKA

 enzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Universitas Negeri Malang
 Junqueira, C Louise; Carneiro, Jose; diterjemahkan oleh Dearma, Adji. 1982.
Histologi Dasar. Jakarta Utara: EGC Kelapa Muda
 Yatim, Wildan Dr. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: PT Tarsito
7. MUSKULUS KEPALA DAN LEHER

A. Kulit Kepala (SCALP)


Menurut ATLS terdiri dari 5 lapisan yaitu:
1. Skin atau kulit
2. Connective Tissue atau jaringan penyambung

3. Aponeurosis atau galea aponeurotika jaringan ikat berhubungan langsung


dengan tengkorak

4. Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar Merupakan tempat


terjadinya perdarahan subgaleal (hematom subgaleal).

5. Perikranium (periosteum), merupakan periosteum yang melapisi tulang


tengkorak, melekat crat terutama pada sutura karena melalui sutura ini
periosteum akan langsung berhubungan dengan endostium (yang melapisi
permukaan dalam tulang tengkorak).
B. Tulang Tengkorak

Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia dapat dikelompokkan


menjadi 3 bagian, yaitu tulang tengkorak
Tulang Tengkorak

Fungsi utama tulang tengkorak adalah melindungi otak. otak adalah organ
yang lunak dan memiliki fungsi yangsangat penting. Tulang tengkorak terdiri atas
22 tulang pipih yang saling berhubungan dan membentuk rongga.Tulang
tengkorak terdiri atas 2 kelompok, yaitu tulang tengkorak bagian kepala(tulang
tempurung kepala) dan tulangtengkorak bagian wajah.

1. Tulang Tengkorak bagian kepalaTulang tengkorak bagian kepala


mengelilingi dan melindungi organ yang sangat vital yaitu otak

2. Tulang Tengkorak bagian MukaTulang tengkorak bagian muka terletak pada


bagian muka kepala
C. Meningen
Meninges adalah sistem membran yang melapisi sistem saraf pusat. Selaput ini
menutupi seluruh permukaan otak terdiri 3 lapisan :
1. Durameter
Merupakan selaput keras atas jaringan ikat fibrosa melekat dengan tabula
interna atau bagian dalam kranium namun tidak melekat pada selaput
arachnoid dibawahnya, sehingga terdapat ruangan potensial disebut ruang
subdural yang terletak antara durameter dan arachnoid.
2. Arachnoid
Lapisan arachnoid terdiri atas fibrosit berbentuk pipih dan serabut kolagen.
Lapisan arachnoid mempunyai dua komponen, yaitu suatu lapisan yang
berhubungan dengan dura mater dan suatu sistem trabekula yang
menghubungkan lapisan tersebut dengan pia mater.
3. Piameter

Piameter adalah membran yang sangat lembut dan tipis. Lapisan ini melekat
pada otak. Pia mater mengandung sedikit serabut kolagen dan membungkus
seluruh permukaan sistem saraf pusat dan vaskula besar yang menembus
otak.Lapisan ini melekat pada permukaan korteks serebri.
D. Otak

Otak adalah organ badan yang paling utama yang penempatannya di dalam
tengkorak. Otak merupakan organ tubuh paling kompleks. Tidak hanya mengatur
pikiran, bicara, dan emosi, otak juga menjadi pusat kendali semua hal, dari fungsi
sederhana, seperti detak jantung dan kegiatan bernafas, hingga fungsi yang
kompleks, seperti dorongan seks, ingatan, dan suasana hati. Sepanjang hidup, otak
terus sibuk menerima rangsangan, mengolah dan menyimpan informasi,
mengembangkan fikiran dan emosi, serta menyimpan memori.

Otak terdiri dari otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), dan batang otak
(brainstem)
1. OTAK BESAR (SEREBRUM)

Otak besar (bahasa Inggris): telencephalon, cerebrum) adalah bagian


depan yang paling menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua
belahan yang disebut hemisperiumserebri. Kedua hemisperium kanan dan
kiri saling dipisahkan oleh fisura longitudinalis serebri. Falks serebri, suatu
peluasan durameter (lapisan pembungkus otak besar) nampak menonjol
kedalam fisur longitudinalis serebri. Setiap belahan mengatur dan melayani
tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan
sebaliknya. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian
kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap belahan otak
depan terbagi menjadi empat lobus yaitu :
1. Lobus frontalis, berfungsi menstimulasi pergerakan otot, yang bertanggung
jawab untuk proses berfikir.
2. Lobus parientalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan
sensasi perabaan, tekanan, dan sedikit menerima temperatur.
3. Lobus occipitalis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari
mata
4. Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima sensasi dari
telinga.
2. Otak kecil (cerebelum)
Terletak dalam fosa cranial posterior, dibawah tentarium cerebelum
bagian posterior dari pons varoli dan medula oblongata. Cerebelum
mempunyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh fermis. Berat cerebelum
lebih kurang 150 gram(85-9 %) dari berat otak seluruhnya.

Fungsi cerebelum mengembalikan tonus otot diluar kesadaran yang


merupakan suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam pengaturan
dan pengendalian terhadap :
a. Perubahan ketegangan dalam otot untutk mempertahankan
keseimbangan dan siap tubuh

b. Terjadinya kontraksi dengan lancar dan teratur pada pergerakan


dibawah pengendalian kemauan dan mempunyai aspek keterampilan.

Setiap pergerakan memerlukan koordinasi dalam kegiatan


sejumlah otot. Otot antagonis harus mengalami relaksasi secara teratur dan
otot sinergis berusaha memfiksasi sendi sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh bermacam pergerakan.

3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga


kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau
sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia
termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur
proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Batang otak
dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya.
E. Otot bagian kepala
Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi
mata.

b. Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit


belakang.
Otot wajah, yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut

1. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah Muskulus obligus okuli/ otot
bola mata yang terdapat disekelililng mata yang berfungsi memutar mata

a. Muskulus orbikularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat disekeliling


mata, yang berfungsi sebagai penutup mata
b. Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang
fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu
membuka mata
2. Otot mulut/bibir dan pipi yang terbagi atas :

a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut,


yang berfungsi menarik sudut mulut kebawah.

b. Muskulus quadrates labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung

c. Muskulus quadrates terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan pada


otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau membentuk mimik
muka ke bawah
d. Muskulus buksinator, yang membentuk didnding samping rongga mulut,
fungsinya menahan makanan waktu mengunyah

e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkat dagu


mulut keatas waktu senyum
3. Otot pengunyah, yang terdiri atas :

a. Muskulus maseter, yang berfungsi mengangkat rahang bawah pada waktu


mulut terbuka

b. Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah keatas dan


kebelakang

c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik rahang


bawah kedepan.
4. Otot lidah, yang terbagi atas :
a. Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan
b. Muskulus stilogsus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang.
Anatomi Leher

Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thoraks
dan caput. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang
ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus, linea nuchae
suprema sampai ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke
dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni, klavicula, acromion dan suatu garis lurus
yang menghubungkan kedua acromia.

Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior dan


trigonum posterior atau lateral.

1. Trigonum anterior : di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea


mediana leher dan mandibulae, terdiri dari :
• Trigonum muscular : dibentuk oleh linea mediana, musculus omohyoid
venter superior, dan musculus sternokleidomastoideus.
• Trigonum caroticum : dibentuk oleh musculus omohyoid venter
superior, musculus sternokleidomastoideus, musculus digastricus
venter posterior.
 Trigonum submentale : dibentuk oleh venter anterior musculus
digastricus, os. hyoid dan linea mediana.
 Trigonum submandibulare : dibentuk oleh mandibula, venter superior
musulus digastricus, dan venter anterior musculus digastricus
2. Trigonum posterior : dibatasi superior oleh musculus
sternokleidomastoideus, musculus trapezius dan clavicula, terdiri dari :
• Trigonum supraclavicular : dibentuk oleh venter inferior musculus
omohyoid, clavicula dan musculus sternokleidomastoideus.
• Trigonum occipitalis : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid,
musculus trapezius dan musculus sternokleidomastoideus.
Syaraf yang ada pada kepala dan leher
1. Syaraf opticus bersifat sensoris berguna untuk penglihatan
2. Syaraf oculmotorius bersifat motoris berguna untuk menggerakan mata

3. Syaraf trigeminus bersifat motoris, berguna untuk mengurus otot-otot


pengunyah, otot kulit muka, gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah, mokusa
mulut, kelenjar ludah dan hidung
4. Syaraf facialis bersifat majemuk, menerima rangsangan pengecap dari lidah,
mengurus otot-otot muka dan kelenjar ludah
5. Syaraf ocusticus mengurus rangsangan dari telinga ke pusat pendengaran

6. Syaraf glasso bagian glasspharyngius bersifat majemuk, terdiri dari bagian


lidah, pharyng dan telinga. Bagian sensoris khusus untuk pengecapan 1/3
bagian kelenjar lidah, bagian parasympatis untuk sekresi kelenjar parotis
7. Syaraf hipoglosus bersifat untuk mengurus otot-otot lidah

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutiko Ari, Ahyudi A. Anatomi Kepala dan Leher. Makasar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin; 2007.
2. Activasi otak.com/fungsi-otak. Htm
3. Wong 168.wordpress.com/2011-04/12/sistem-saraf-manusia/
4. Google.co.id/imgres=medula+spinalis
5. Biologigonz.blogspot.com/2009/12/otot-lurik-rangka.html
8. SISTEM PEREDARAN DARAH LEHER dan KEPALA

1. SIRKULASI SISTEMIK
• Arteri tidak selalu berakhir menjadi kapiler, tapi dapat saling menyatu
membentuk anastomosis
• .Anastomosis berfungsi: – Dapat membentuk sirkulasi kolateral bila salah
satu arteri tersumbat atau mengalami gangguan – Dapat berdilatasi untuk
memenuhi kebutuhan jaringan bila aliran kurang lancer

2. SIRKULASI SISTEMIKAORTA Adalah arteri utama yang membawa darah yang


mengandung oksigen ke jaringan tubuhAorta berlanjut menjadi Arcus Aorta
(lengkung aorta) kemudian menjadi Aorta desendenArcus aorta bercabang
menjadi: Truncus Brakiocephalica ,A. Karotis komunis kiri A. Subclavia Kiri

3. SIRKULASI LEHER
• A. Karotis komunis mensuplai darah untuk leher dan kepala
• A. Karotis komunis bercabang 2 setinggi kartilago tiroid (jakun), menjadi:
– A. karotis interna mensuplai sebagian besar serebrum dan mata
– A. karotis eksterna mensuplai bagian luar wajah dan kulit kepala

4. SIRKULASI LEHER
• Pada percabangan A. karotis komunis terdapat area dilatasi disebut sinus
karotis
• Didalam sinus karotis berkumpul ujung-ujung saraf glossofaring (Nervus IX),
dimana sinus karotis bereaksi terhadap perubahan tekanan darah dan
memberikan informasi ke otak untuk mengembalikan tekanan darah ke
normal kembali.

5. SIRKULASI LEHER
• Dibelakang sinus karotis terdapat struktur coklat kecil disebut badan karotis,
bagian ini berfungsi sebagai kemoreseptor dimana merupakan reseptor yang
sensitif terhadap kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah
• Apabila kadar oksigen dalam darah menurun, maka badan karotis akan
memberi sinyal ke jantung untuk mempercepat frekuensi denyut untuk
mecukupi kebutuhan jaringan

6. SIRKULASI OTAK
• A. karotis eksterna bercabang menjadi:
– A. Tiroidea superior
– A. Lingualis
– A. faringea asendens
– A. Facialis
– A. Oksipitalis
– A. Aurikularis posterior
– A. Maksilaris
– A. Temporalis

7. SIRKULASI OTAK
karotis interna bercabang menjadi:
o A. Optalmika
o A. serebri anterior
o A. serebri media
o A. komunikans anterior
o A. komunikans posterior  A. serebri posterior
o A. frontalis

8. SIRKULASI OTAK

• Sirkulasi otak diperdarahi melalui suatu anastomosis yang dinamakan sirkulus


arterial serebri (sirkulus willisi) yang dibentuk dari percabangan A. karotis interna

9. SIRKULASI SISTEMIK
• Aliran balik darah otak ditampung dalam pembuluh darah yang berada diantara
dua lapis duramater yang disebut sinus duramatris
• Sinus duramatris merupakan penyalur darah yang berdinding kaku dan tidak
memiliki katup, dan bermuara di V. jugularis interna

DAFTAR PUSTAKA

Sumawarman DKK. 2007. IPA SMP. Jakarta: Erlangga

Daroji-Haryati. 2007. ILMU PENGETAHUAN ALAM 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Saeful Karin DKK. 2008. Belajar IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional

Wahyu Kurniawati. 2008. IPA 1. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta

Nurul hafifah. 2012. SISTEM PEREDARAN DARAH AMANUSIA


Saraf Simpatik & Parasimpatik

Sistem saraf tidak sadar mengatur kerja organ-organ tubuh yang tidak disadari oleh otak
seperti kerja otot polos, otot jantung, kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Sistem
saraf tidak sadar disebut juga sebagai sistem saraf otonom. Sistem saraf tidak sadar
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Kedua sistem saraf ini bekerja secara berlawanan (antagonis) sehingga
menghasilkan suatu sistem pengaturan yang baik. Contohnya seperti sistem saraf
simpatik yang bekerja mempercepat denyut jantung dan sistem saraf parasimpatik
bekerja sebaliknya, yaitu memperlambat denyut jantung

Sistem Saraf Simpatik


Sistem saraf simpatik berupa sel-sel saraf yang terdapat di sepanjang tulang belakang
sebelah depan yang dimulai dari ruas-ruas tulang leher hingga tulang ekor. Sistem saraf
simpatik mempunyai simpul saraf atau ganglion di sepanjang tulang belakang sebelah
depan, mulai ruas leher terbawah sampai dengan tulang ekor. Sistem saraf simpatik
tersusun atas 25 pasang simpul saraf. Tiap simpul saraf saling berhubungan, sehingga
menjadi dua deretan yaitu deretan kiri dan kanan. Tiap simpul dihubungkan oleh sumsum
tulang belakang. Dari tiap simpul terdapat saraf yang menuju ginjal, paru-paru, jantung
dan organ-organ lainnya. Dari setiap simpul saraf keluar serabut-serabut saraf yang
menuju organ-organ tubuh seperti menuju jantung dan pembuluh daraH

Fungsi/kerja sistem saraf simpatik

 Mempercepat denyut jantung


 Meningkatkan tekanan darah
 Menurunkan sekresi ludah dan gerak alat pencernaan
 Meningkatkan sekresi adrenalin
 Menghambat sekresi empedu
 Melebarkan pupil
 Memperbesar bronkus
 Menghambat pembentukan urine
 Mengerutkan kulit rambut
 Memperlebar pembuluh darah
 Menghambat kontraksi pada kandung kemih
 Mengaktivasi kelenjar keringat sehingga mengeluarkan keringat
 Menghambat mekanisme gerak peristaltik usus
 Melebarkan pupil dan melemaskan lensa mata sehingga cahaya akan lebih
banyak masuk
 Meningkatkan aliran darah dengan meningkatkan denyut jantung
 Mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otot rangka dan jantung
 Melebarkan ruang alveolus paru-paru, sehingga volume udara/oksigen yang
bertukar lebih besar

Sistem Saraf Parasimpatik


Sistem saraf parasimpatik merupakan jaringan yang berhubungan dengan
simpul saraf yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik berupa jaring-
jaring yang saling berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Serabut saraf pada sistem saraf parasimpatik menuju ke alat-alat tubuh yang bekerja
di bawah pengaruh sistem saraf simpatik.

Fungsi/kerja sistem saraf parasimpatik

 Memperlambat denyut jantung


 Menurunkan tekanan darah
 Meningkatkan sekresi ludah dan gerak alat pencernaan
 Menurunkan sekresi adrenalin
 Memacu sekresi empedu
 Mengecilkan pupil
 Memperkecil bronkus paru-paru saat tubuh dalam keadaan istirahat
 Merangsang pembentukan urine
 Mengembangkan kulit rambut
 Mempersempit pembuluh darah
 Mempercepat kontraksi pada kandung kemih
 Mempercepat prduksi air liur
 Mendukung sintesis glikogen (hormone pemecah glukosa otot)
 Merangsang aktivitas kelenjar kelamin
 Mempercepat gerakan peristaltik usus
 Memperlebar diameter pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke sistem
pencernaan, sehingga mendukung kerja usus dalam mencerna makanan
 Membatasi aliran darah ke otot rangka dan paru-paru

Perbedaan Sistem Saraf Simpatik Dengan Sistem Saraf Parasimpatik


Sistem saraf simpatik

Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang, sehingga


mempunyai urat pra ganglion pendek. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran
pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran panjang.
Saraf simpatik keluar dari bagian bawah otak
Sistem saraf parasimpatik

Memiliki urat praganglion yang panjang karena ganglion menempel pada


organ yang dibantu. Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan nervus vagus
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung. Dan memiliki serabut pascaganglion yang pendek. Ganglia
neuron parasimpatik terletak di dekat atau di dalam organ target. Saraf parasimpatik
keluar dari bagian tengah dan bawah sumsum tulang belakang.

Apabila dilihat dari cara kerjanya seperti berikut ini :

 Sistem saraf Simpatik merangsang kerja organ


 Sistem saraf parasimpatik menghambat kerja organ

Peranan utama komponen simpatik dan parasimpatik sistem saraf otonom


pada divisi motoris dalam mengatur fungsi tubuh bagian internal. Pada saraf simpatik
dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor
yang dinamakan ganglion.

Cara Kerja Saraf Simpatik Dan Saraf Parasimpatik


1. Saraf Simpatik

Terdapat dua jenis neuron (sel saraf) yang terlibat dalam menyalurkan
sinyal (impuls) dari sistem saraf simpatis, yaitu sel saraf post-ganglionic dan sel saraf
pre-ganglionic. Sistem kerjanya adalah neuron (sel saraf) pre-ganglionik akan
melepaskan senyawa kimia berupa asetilkolin ke dalam neuron post-ganglionik.
Setelah neuron post-ganglionik terangsang, maka ia akan melepaskan norepinephrine
yang akan mengaktifkan reseptor (penerima sinyal) di organ yang dituju.

2. Saraf Parasimpatik

Cara kerja saraf parasimpatik sebenarnya hampir sama dengan saraf simpatis,
tetapi yang menjadi perbedaan adalah sinyal yang dikeluarkan oleh neuron post-
ganglionik adalah bersifat kolinergik (norepinephrine), bukan bersifat adrenergic
(epinephrine). Jadi, sifat kolinergik inilah yang membuat kerja parasimpatik terbalik
dengan simpatik.

Oleh karena sinyal yang dikeluarkan berbeda, maka mekanisme yang dilakukan
oleh sistem saraf parasimpatik sering juga disebut dengan rest and digest. Hal ini
karena pengaturan tubuh oleh saraf parasimpatik berhubungan dengan pengaturan
saat tubuh sedang dalam kondisi istirahat dan membantu dalam mengendalikan
proses pencernaan dan juga proses eksresi.
Jalur Saraf Simpatik Dan Saraf Parasimpatik
Jalur saraf otonom (simpatik dan parasimpatik) melibatkan dua sel saraf yaitu
satu sel terletak di batang otak, sedangkan yang satunya lagi terletak di sumsum
tulang belakang. Sel saraf ini dihubungkan dengan sel saraf yang lain yang terletak di
gugusan sel saraf (ganglion otonom) melalui serabut saraf. Serabut saraf dari ganglion
inilah yang terhubung ke organ-organ di dalam tubuh.

Sebagian besar ganglion pada saraf simpatis berada di sumsum tulang belakang
pada kedua sisinya. Saraf simpatik disebut juga dengan sistem torakolumbar, Karena
saraf nya yang keluar dari sumsum tulang belakang setentang dengan ruas tulang
dada (thoraks) dan pinggang (lumbal). Sistem saraf simpatik memiliki 25 ganglion atau
simpul saraf yang terdapt di sumsum tulang belakang.

Sedangkan sistem saraf parasimpatik berpangkal pada sumsum tulang lanjutan


(medula oblongata) dan dari tulang sacrum, sehingga saraf parasimpatik disebut juga
dengan sistem kraniosakral. Ganglion untuk saraf parasimpatik terletak di dekat organ
yang dipersarafinya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumawarman DKK. 2007. IPA SMP. Jakarta: Erlangga

Daroji-Haryati. 2007. ILMU PENGETAHUAN ALAM 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Saeful Karin DKK. 2008. Belajar IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional

Wahyu Kurniawati. 2008. IPA 1. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta

Nurul hafifah. 2012. SISTEM PEREDARAN DARAH AMANUSIA

Anda mungkin juga menyukai