NIM : 1704551058 MATKUL : HUKUM KEPEGAWAIAN KELAS :A
RINGKASAN PASAL 1-10 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 30
TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAH
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 yang memiliki 25 poin mengenai penjelasan yang berkaitan dengan Administrasi Pemerintahan. Dalam penjelasan Pasal 1 secara keseluruh sudah cukup jelas dalam hal setiap definisi yang dijabarkan. Misalnya pada Pasal 1 angka 1 menyatakan “Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan”. Dalam Pasal 1 angka 8 dinyatakan juga bahwa “Tindak administrasi pemerintahan yakni perbuatan pejabat pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.” Kata kunci yang muncul adalah penyelenggaraan Pemerintahan, maka dengan apa penyelenggaraaan pemerintahan tersebut ? Tentunya dengan wewenang. Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 dibedakan dua konsep, yaitu wewenang dan kewenangan. Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan. (pasal 1 angka 5) dan Kewenangan adalah kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum publik (pasal 1 nagka 6). Produk dari administrasi Pemerintahan adalah keputusan Adminitrasi Pemerintahan. Yang dimaksud Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Administrasi Negara yang selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan.(pasal 1 angka 7 UU Nomor 30 Tahun 2014). Untuk mengeluarkan Keputusan Administrasi Pmerintahan ada tiga sumber wewenang, yaitu (a) atribusi), (b) Mandat (c) Delegasi. Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang. (Pasal 1 angka 22). Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi. (pasal 1 angka 23). Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat. (Pasal 1 angka 24)
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
Terdiri dari Pasal 2 (Maksud) dan Pasal 3 (Tujuan) yang secara rinci menjelaskan dari maksud dari adanya Undang-Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan dan menjelaskan secara rinci tujuan dari adanya Undang-Undang ini.
BAB III RUANG LINGKUP DAN ASAS
Terdiri dari Pasal 4 (Ruang Lingkup) yang mencakup mengenai ruang lingkup pengaturan administrasi pemerintahan yang meliputi 4 poin aktivitas badan/pejabat pemerintahan dan Pasal 5 (Asas) yang terdapat 3 asas yaitu asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak asasi manusia, dan AUPB (Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik). Yang dimaksud dengan “asas legalitas” adalah bahwa penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan mengedepankan dasar hukum dari sebuah Keputusan dan/atau Tindakan yang dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan. Yang dimaksud dengan “asas perlindungan terhadap hak asasi manusia” adalah bahwa penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak boleh melanggar hak-hak dasar Warga Masyarakat sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang dimaksud dengan AUPB adalah prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan wewenang bagi pejabat pemerintahan dalam mengeluarkan keputusan dan/atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan, yangmana terdiri dari yaitu (a) Kepastian Hukum (b) Kemanfaatan (c) Kecermatan (d) Tidak menyalahgunakan kewenangan (e) Keterbukaan (f) Kepentingan Umum (g) Pelayanan Yang Baik (h) AAUPB lain sepanjang dijadikan dasar penilaian dalam putusan.
BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN PEJABAT PEMERINTAHAN
Terdiri dari Pasal 6 dan Pasal 7. Dalam Pasal 6 ayat (1) dinyatakan “Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan Kewenangan dalam mengambil Keputusan dan/atau Tindakan.” dan didalam Pasal 6 ayat (2) dijabarkan hak dari pejabat pemerintahan. Dalam Pasal 7 ayat (1) dinyatakan “Pejabat Pemerintahan berkewajiban untuk menyelenggarakan Administrasi Pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, kebijakan pemerintahan, dan AUPB.” dan didalam Pasal 7 ayat (2) dijabarkan kewajiban dari pejabat pemerintahan. Untuk poin f dalam Pasal 7 ayat (2) dapat dijelaskan sebagai berikut Warga Masyarakat yang didengar pendapatnya adalah setiap pihak yang terbebani atas Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan. Mekanisme untuk memberikan kesempatan kepada Warga Masyarakat untuk didengar pendapatnya dapat dilakukan melalui tatap muka, sosialisasi, musyawarah, dan bentuk kegiatan lainnya yang bersifat individu dan/atau perwakilan.
BAB V KEWENANGAN PEMERINTAHAN
Terdiri dari 7 bagian. Bagian Kesatu Umum Pasal 8 yang mengatur secara umum kewenangan pemerintah, dasar pejabat pemerintahan menggunakan wewenangnya, dan larangan untuk menyalahgunakan wewenangnya. Bagian Kedua Peraturan Perundang-Undangan Pasal 9 yaitu dapat dianalisa bahwa Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan “menjadi dasar Kewenangan” adalah dasar hukum dalam pengangkatan atau penetapan pejabat yang sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya. Huruf b Yang dimaksud dengan “dasar pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan” adalah dasar hukum baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dalam menjalankan tugas pokoknya. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Pertimbangan kemanfaatan umum atas satu Keputusan dan/atau Tindakan tidak boleh melanggar normanorma agama, sosial, dan kesusilaan. Kemanfaatan umum harus memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan dan kepentingan Warga Masyarakat. Bagian Ketiga Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik Pasal 10, dapat saya analisa sebagai berikut : 1. Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan “asas kepastian hukum” adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan. 2. Huruf b Yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalah manfaat yang harus diperhatikan secara seimbang antara: (1) kepentingan individu yang satu dengan kepentingan individu yang lain; (2) kepentingan individu dengan masyarakat; (3) kepentingan Warga Masyarakat dan masyarakat asing; (4) kepentingan kelompok masyarakat yang satu dan kepentingan kelompok masyarakat yang lain; (5) kepentingan pemerintah dengan Warga Masyarakat; (6) kepentingan generasi yang sekarang dan kepentingan generasi mendatang; (7) kepentingan manusia dan ekosistemnya; (8) kepentingan pria dan wanita. 3. Huruf c Yang dimaksud dengan “asas ketidakberpihakan” adalah asas yang mewajibkan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak secara keseluruhan dan tidak diskriminatif. 4. Huruf d Yang dimaksud dengan “asas kecermatan” adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan dan/atau Tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan Keputusan dan/atau Tindakan sehingga Keputusan dan/atau Tindakan yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan dan/atau dilakukan. 5. Huruf e Yang dimaksud dengan “asas tidak menyalahgunakan kewenangan” adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan yang lain dan tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut, tidak melampaui, tidak menyalahgunakan, dan/atau tidak mencampuradukkan kewenangan. 6. Huruf f Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah asas yang melayani masyarakat untuk mendapatkan akses dan memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. 7. Huruf g Yang dimaksud dengan “asas kepentingan umum” adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan dan kemanfaatan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif. 8. Huruf h Yang dimaksud dengan “asas pelayanan yang baik” adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “asas-asas umum lainnya di luar AUPB” adalah asas umum pemerintahan yang baik yang bersumber dari putusan pengadilan negeri yang tidak dibanding, atau putusan pengadilan tinggi yang tidak dikasasi atau putusan Mahkamah Agung.