Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT.SINAR MAHASURYA ELECTRINDO merupakan perusahaan

yang memproduksi sebuah kabel Listrik , yang berlokasi di Jl Benda Raya 3 RT

010/09,Tegal Alur,Kalideres, Jakarta. dalam menjalankan proses bisnisnya di

tahun 2015 PT.SINAR MAHASURYA ELECTRINDO dengan kurang lebih 52

karyawan dan tenaga ahli tidak pernah terlepas dari penggunaan teknologi dan

manusia atau karyawan sebagai pendukung untuk dapan melakukan kegiatan

operasional sehari-hari, PT. SINAR MAHASURYA ELECTRINDO dalam

proses bisnisnya melibatkan SI/TI dalam pengelolaan proses produksi,

penjualan , stok barang produksi , pembelian , bahan baku . Saat ini kebutuhan

tenaga kerja terampil berbagai bidang sudah merupakan tuntutan dunia global,

dalam kinerja karyawan disemua bagian yang menyangkut proses bisnis hampir

semua karyawan tidak pernah melakukan pergantian pekerjaan (rolling) karena

terlalu sibuk dengan pekerjaannya masing - masing sehingga menjadi tidak

terlalu peduli dalam melakukan dokumentasi ataupun berbagi pengetahuan

yang mereka dapatkan. pada saat menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya jika suatu saat karyawan menghadapi kasus serupa maka tidak

mempunyai referensi mengenai solusi apa yang pernah diterapkannya

akibatnya harus melakukan analisa dari awal dan terkadang penyampaiannya


tidak semua dapat terserap dan terdokumentasi dengan baik yang menyebabkan

hilangnnya pengetahuan perusahaan.

Disinilah fungsinya suatu knowledge management untuk menjaga

agar pengetahuan yang berharga dari suatu perusahaan dapat digunakan

kembali ataupun tidak hilang dikarenakan beberapa hal seperti pergantian

karyawan, Knowledge Management itu sendiri merupakan sebuah proses dalam

mengidentifikasi, memilihi, mengatur, menyebarkan informasi penting dan

keahlihan yang merupakan bagian dari pengetahuan organisasi dan biasanya

berada dalam organisasi secara tidak terstruktur (Tuban dan Volonino

2010:392) Pengetahuan dalam suatu perusahaan merupakan asset tak

berwujud (tacit knowledge) yang jika dimanfaatkan dengan baik dan benar

oleh setiap karyawan, maka akan memiliki daya saing bagi perusahaan

tersebut. Namun terkadang pengetahuan dalam perusahaan hanyalah dimiliki

oleh beberapa individu saja. Pengetahuan yang hanya dimiliki oleh beberapa

individu, seringkali tidak terdokumentasi dengan baik, sehingga karyawan

lain sering tergantung pada beberapa individu tersebut, karena tidak adanya

referensi atau dokumentasi yang baik untuk dipelajari.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, didapatkan suatu

perumusan masalah yaitu “Bagaiamana merancang knowledge management

system pada PT.MAHASURYA ELECTRINDO sebagai asset pengetahuan

perusahaan”

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu Hasil

penelitian masih berupa perancangan model knowledge management system

saja.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Merancang Knowledge

Management System sehingga pengetahuan perusahaan tersebut bisa

memfasilitasi perusahaan dalam mengelola dan mengkonversikan pengetahuan

yang ada sehingga mengurangi kemungkinan kehilangan asset pengetahuan

perusahaan.
E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Menambah informasi dalam upaya pelaksanaan proses bisnis SI/TI.

b. Menambah pustaka untuk penelitian – penelitian selanjutnya mengenai

Knowledge management System.

2. Manfaat Aplikatif

a. Membantu meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan

efisien.

b. Menjadi bahan acuan bagian peneliti selanjutnya berkaitan dengan

perancangan Knowledge management system


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Perancangan

Perancangan Menurut John Burch dan Gary Grudnitski yang

telah terjemahkan oleh Jogiyanto (2005:196) dalam bukunya yang

berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menyebutkan bahwa:

“desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan,

dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah

dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Definisi perancangan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin

(2005:51) yang terdapat dalam buku yang berjudul Analisis dan Desain

Sistem Informasi, menjelaskan bahwa: “perancangan adalah kemampuan

untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah”. Azhar Susanto

(2004:331) menjelaskan dalam buku berjudul Sistem Informasi

Manajemen Konsep dan Pengembangannya yaitu: “perancangan adalah

spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer

yang telah dipilih selama tahap analisis”.

Berdasarkan dua definisi perancangan tersebut, maka dapat

menyimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu alternatif untuk

memecahkan masalah dan yang dipilih selama tahap analisis dalam

pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan.


2. Pengertian Knowledge Management System

Menurut Tiwana (2010), knowledge management system adalah

suatu sistem yang mendukung pengelolaan serta pengorganisasian

pengetahuan yang tersimpan. Knowledge Management System dibangun

menggunakan Tiga kompenen dalam teknologi adalah sebagai berikut :

a. Communication

Teknologi-teknologi dalam berkomunikasi menyediakan

fasilitas dan media bagi pengguna untuk mengakses pengetahuan

yang dibutuhkan dan saling berkomunikasi antara pengguna

terutama dengan orang ahli dibidangnnya. Contoh media

komunikasi yang digunakan adalah : internet , e-mail, corporate

intranet, dan media komunikasi web-based lainnya.

b. Collaboration

Teknologi-teknologi yang berkolaborasi merupakan salah

satu cara untuk menyelenggarakan kerja kelompok pada suatu

organisasi. Kelompok dapat bekerja menggunakan data-data dan

dokumen pada waktu bersamaan maupun berbeda, dalam tempat

yang sama ataupun tempat berbeda. Sistem komputerisasi yang

berkolaborasi memberikan ruang gerak yang luas kepada individu

untuk bekerja secara online kapan saja dan dimana saja.

c. Storage dan Retrieval

Pengetahuan adalah modal intelektual yang dimiliki dan

harus di kelola oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan


manfaat yang berarti untuk perkembangan perusahaan tersebut.

Proses menangkap, menempatkan, dan mengelola pengetahuan

menggunakan Database Management System (DBMS) dibutuhkan

untuk mengubah tacit knowledge menjadi knowledge yang mudah

di komunikasikan dan mudah di dokumentasikan yang di sebut

explicit knowledge. Dokumentasi menjadi sangan penting dalam

knowledge management agar pengetahuan itu mudah untuk di akses

oleh siapapun dan kapanpun dalam perusahaan.

3. Teknologi yang Mendukung Knowledge Management System

Beberapa teknologi telah memberikan kontribusi dalam

perkembangan dari penerapan knowledge management system selama ini.

Teknologi-teknologi seperti Artificial Intelligence, Intelligent Agents,

Knowledge Discovery in Databases (KDD), dan Extensible Markup

Language (XML) adalah contoh dari teknologi-teknologi yang mampu

mengimplementasikan knowledge management system modern dan

merupakan dasar teknologi untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam

bidang knowledge management.

a. Artificial Intelligence (Al)

sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas

buatan, sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan

diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin agar dapat

melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.


Beberapa metode berdasarkan kecerdasan buatan yang digunakan

untuk knowledge management system antara lain sistem pakar

(expert system), intelligent agent, logikafuzzy, dan jaringan syaraf

tiruan (neutral networks).

b. Intelligence Agents (IA)

sistem software yang mempelajari bagaimana user bekerja

dan menyediakan prantara (agent) untuk mengerjakan tugas-tugas

user. Sebagai contoh, pada saat software intelligence agent

mendapat perintah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan

oleh user, perantara pasif akan mengamati informasi-informasi apa

saja yang cocok dengan kemamuan atau kepentingan user,

sedangkan perantara aktif akan mencari informasi-informasi yang

berkaitan dengan pilihan-pilihan user. Dalam knowledge

management system, software ini dapat difungsikan untuk

mengidentifikasikan dan memperoleh berbagai pengetahuan.

c. Knowledge Discovery in Database (KDD)

suatu proses untuk mencari dan menggali informasi-

informasi yang berguna dari beraneka ragam hanya data-data dan

dokumen. Banyak sekali data – data lama dan dokumen penting

yang terpendam di dalam database pada media penyimpanan yang

berkapasitas besar sehingga dibutuhkan proses data mining yang

ideal untuk memperoleh kembali data – data penting tersebut.


d. Extensible Markup Language (XML)

bahasa mark up serba guna yang menjadi standar dari World

Wide Web Consortium (W3C) untuk mendeskripsikan berbagai

macam struktur data sehingga data dapat terproses sacara tepat oleh

sistem yang berbeda tanpa harus melakukan proses programming

lagi. XML tidak hanya dapat mengautomatisasi berbagai proses dan

mengurangi pekerjaan tulis-menulis tetapi juga dapat berkolaborasi

dan mendristribusikan pengetahuan yang lebih baik antar partner-

partner bisnis.

4. Siklus Knowledge Management System

Menurut Turban dan Volonino (2010:394) KM memiliki suatu

siklus yang terdiri dari enam langkah fungsi (Iihat Gambar 1.1). Alasan

sistem tersebut berada dalam siklus karena knowledge secara dinamik

disempurnakan dari waktu ke waktu. Knowledge dalam suatu sistem KM

yang baik tidak akan pernah sempurna, karena seiring berjalannnya waktu

keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus selalu update untuk

merepresentasikan perubahan tersebut.

Fungsi siklus KM menurut Turban dan Volonino (2010) meliputi :

a. Create Knowledge : knowledge tercipta sebagai suatu cara baru

dalam melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how,

terkadang external knowledge termasuk di dalamnya.


b. Capture Knowledge. knowledge baru harus diidentifikasi

sebagai sesuatu yang bernilai dan dapat direpresentasikan

dengan beralasan.

c. Refine Knowledge. knowledge baru harus ditempatkan dalam

suat makna sehingga dapat ditindak lanjuti.

d. Store Knowledge: knowledge yang berguna harus disimpan

dalam knowledge repository dengan format sistematis, sehingga

semua bagian dalam organisasi dapat mengaksesnya.

e. Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di

review untuk memastikan knowledge tersebut relevan dan

akurat

f. Disseminate knowledge: knowledge harus tersedia dalam format

yang berguna bagi organisasi kapan dan dimana saat

dibutuhkannya.

Gambar 2.1 Siklus Knowledge Management menurut Turban Dan Volonino

(2010).

Tobing menjelaskan bahwa (2007) siklus utama dalam KM yaitu

proses knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing,

knowledge utilization. Dimana salah satu proses utamanya adalah


knowledge sharing/transfer, maksudnya adalah penciptaan kesempatan

yang luas untuk pembelajaran seluruh anggota organisasi sehingga dapat

meningkatkan kompetensinya secara mandiri.

5. Proses Inti Knowledge Management

a. Knowledge Goal

Knowledge goals merupakan salah satu elemen mendasar

dari KM. Hal ini berasal dari tujuan organisasi dan menentukan

tujuan dalam penerapan KM didalam organisasi tersebut. Tanpa

penggunaan, pembuatan dan verifikasi tujuan ini, KM yang efektif

tidak dapat terpikirkan, Pada suatu waktu, hal ini biasanya tidak

didukung oleh suatu teknologi informasi. Ada beberapa tingkatan

yang berbeda yang terdapat pada Knowledge Goals:

1) Normative Knowledge Goal

Merupakan Knowledge Goal yang memiliki suatu target

secara norma - norma ataupun budaya yang ada di organisasi atau

perusahaan yang ingin dicapai. KM disini bukan hanya untuk

disimpan oleh masing – masing individu didalamnya saja, tetapi

perlu di sharingkan ke seluruh bagian - bagian yang ada di dalam

organisasi atau perusahaan.Normative Knowledge Goalmemiliki

beberapa tujuan, yaitu :

a) Menciptakan suatu kondisi untuk orientasi strategic dan

operational knowledge goals.


b) Menciptakan sebuah kesadaran pengetahuan terhadap budaya

perusahaan.

c) Membutuhkan komitmen dan kepastian dari manajemen

tingkat atas.

2) Strategic Knowledge Goal

Merupakan Knowledege Goal yang memiliki suatu target

untuk mengarah pada suatu pencapaian organisasi atau perusahaan

didalam pasar dan kompetitif dalam periode yang cukup panjang.

Untuk mencapai target pada periode yang cukup panjang tersebut,

pada strategic knowledge goaltujuan nya akan dipecah menjadi

beberapa target jangka pendek. target jangka pendek ini terdapat

pada operasional knowledge goal. Adapun beberapa hal yang

menjadi fokus organisasi atau perusahaan pada Strategic Knowledge

Goal, yaitu :Inovasi, Customer Service, Efisiensi Operational

3) Operational Knowledge Goal

Merupakan Knowledege Goal yang memiliki target jangka

pendek yang telah dipecah berdasarkan Strategic Knowledge Goal.

Tingkat pencapaian dari hal ini biasanya lebih mudah untuk diukur

karena sifatnya yang praktis, nyata dan jelas. Sasaran secara

operasional menggambarkan tentang optimalisasi atau

pemaksimalan penggunaan pada infrastruktur yang ada khususnya

dalam dukungan ke KM. Operational Knowledge Goalmempunyai

beberapa tujuan didalamnya, seperti:


a) Memastikan bahwa dengan adanya KM ini mampu untuk

diimplementasikan ke dalam tingkat operasional.

b) Mengubah atau menerjemahkan tujuan normative knowledge

goal dan strategic knowledge goal menjadi obyektif yang

lebih konkrit dan nyata.

c) Memaksimalkan infrastruktur dari KM.

d) Meyakinkan bahwa interfensi sangat diperlukan pada tingkat

dimana interfensi tersebut dibuat.

b. Knowledge Assessment

Knowledge Assessment merupakan suatu penilaian terhadap

kapasitas dari suatu organisasi dalam mengatur pengetahuan

didalamnya pada bagian utama seperti proses pengetahuan,

kepemimpinan, budaya, dan teknologi.Tujuannya untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari perspektif

organisasi atau perusahaan didalam memanfaatkan kemampuan dari

pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi untuk mencari,

membangun, menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan

organisasi secara strategis.Pada Knowledge Assessment, ini

digunakan untuk mengidentifikasi :

1) Kesenjangan

2) Penyebab atau faktor yang berkontribusi terhadap kesenjangan

3) Dampak dari setiap kesenjangan yang ada terhadap organisasi

4) Ukuran efektivitas dan prioritas untuk mengatasi kesenjangan


5) Rekomendasi strategi dan pendekatan untuk mengurangi

kesenjangan

c. Knowledge Identification

Knowledge Identification merupakan suatu tahap untuk

mengidentifikasi sebuah knowledge yang memiliki sifat tacit atau

explicit.Di dalam pengidentifikasian knowledge ini, maka dilakukan

suatu analisis dan gambaran untuk knowledge di lingkungan

organisasi atau perusahaan. Agar suatu KM dapat digunakan secara

efektif maka harus dipastikan kejelasan antara internal dan eksternal

nya serta untuk menentukan apa yang dibutuhkan oleh sebuah

organisasi atau perusahaan.

d. Knowledge Acquisition

Knowledge Acquisition merupakan suatu tahap

pengumpulan data - data yang didapatkan dari seorang pakar ke

dalam suatu sistem. Untuk sumber pengetahuan dapat diperoleh

melalui buku, jurnal ilmiah, literatur, seorang pakar, browsing

internet, laporan– laporan, dan lainnya. Sumber – sumber itu yang

dijadikan menjadi suatu dokumentasi yang digunakan untuk

dipelajari, diolah dan dikumpulkan dengan terstruktur menjadi

knowledge base.

e. Knowledge Development

Knowledge Development merupakan suatu tahap dimana

setelah sumber–sumber pengetahuan didapatkan pada tahap


knowledge acquisition, selanjutnya setiap manajemen pada suatu

organisasi atau perusahaan berusaha untuk membuat ataupun

mengembangkan setiap kemampuan atau pengetahuan yang belum

ada di dalam organisasi atau perusahaan serta yang belum ada

keberadaannya di dalam atau di luar perusahaan. Pada knowledge

development ini difokuskan terhadap pembangunan kemampuan

serta pengetahuan baru, produk - produk baru, serta ide – ide yang

belum terpikirkan sebelumnya dan banyak melakukuan proses

efisiensi lainnya

f. Knowledge Sharing dan Distribution

Knowledge Sharing and Distribution merupakan tahapan

untuk membagikan dan menyebarkan pengetahuan yang sudah

dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.Pada tahap ini mempunyai

suatu tujuan untuk mengubah informasi dan pengalaman yang hanya

dimiliki oleh masing–masing individu didalam lingkungan

organisasi atau perusahaan menjadi suatu pengetahuan yang dapat

dimiliki oleh semua individu didalamnya yang nantinya

pengetahuan ini dapat dimanfaatkan untuk kemajuan serta

perkembangan organisasi atau perusahaan.Langkah yang penting

dalam pendistribusian pengetahuan ini adalah dengan menganalisis

peralihan pengetahuan dari individual ke individu, individu ke

kelompok dan individu ke organisasi atau perusahaan.


g. Knowledge Utilization

Knowledge Utilization merupakan tahap dimana suatu

pengetahuan harus dipastikan disimpan sebaik mungkin, untuk

mendukung aktivitas atau proses bisnis yang berlangsung di dalam

organisasi atau perusahaan. Pada proses Knowledge Sharing and

Distributionyang berhasil dilakukan, masih belum dapat untuk

menjamin penggunaan produktifitas yang dihasilkan dalam proses

bisnisnya. Oleh karena itu, pada tahap ini untuk memastikan

pengetahuan yang ada di dalam organisasi atau perusahaan dipakai

secara produktif untuk keuntungan organisasi atau perusahaan

tersebut.

h. Knowledge Retention

Knowledge Retention merupakan suatu tahap dimana suatu

pengetahuan yang baru dibentuk ataupun dikembangkan didalam

suatu organisasi atau perusahaan, dilakukan sebuah kegiatan untuk

memilih, menyimpan dan meng-update pengetahuan tersebut.

Dimana tahap ini akan memiliki banyak nilai serta kemampuan yang

sangat berharga bagi organisasi atau perusahaan kedepannya, yang

mampu melakukannya secara maksimal.


B. Penelitian Sebelumnnya

Penelitian yang dilakukan oleh Winda Kurnia Sari (2014) , Penerapan

Knowledge Management System (KMS) berbasis Web Studi Kasus Bagian

Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Sriwijaya. fakultas Ilmu

Komputer Universitas Sriwijaya adalah salah satu perguruan tinggi yang

menyadari pentingnya sebuah pendokumentasian dari data dan informasi

bagi keberlangsungan kegiatan perguruan tinggi. Saat ini pendokumentasian

pengetahuan tentang teknis komputer dan jaringan yang ada di

FASILKOM belum terstruktur sehingga berdampak pada kegiatan fakultas

yang terasa tidak efektif. Berdasarkan hasil analisa, terdapat banyak

knowledge penting dibagian teknisi komputer dan jaringan yang fungsinya

untuk menunjang kegiatan perguruan tinggi. Metodologi yang digunakan

pada penelitian ini merujuk ke metodologi knowledge management yang

dikembangkan oleh Amrit Tiwana. Pada metodologi ini terdapat 4 tahap

utama, yaitu: persiapan dan evaluasi infrastruktur, analisis dan desain

knowledge management, pengembangan knowledge management dan

evaluasi. Knowledge management terasa sangat dibutuhkan pada saat ini

untuk memfasilitasi masalah pendokumentasian dan penggunaannya serta

meningkatkan kualitas kerja bagi pegawai Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Sriwijaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Natalia Kosasih (2014) , Pengaruh

Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan:Studi Kasus

Departement Front Office Surabaya Plazza Hotel . Pada era persaingan bebas
saat ini diharapkan knowledge management dapat memberikan kontribusi yang

baik bagi sumber daya manusia khususnya pada dunia hospitality. Penelitian

ini bertujuan mengukur pengaruh dari knowledge management terhadap

kinerja karyawan dengan studi kasus pada departemen front office di Surabaya

Plaza Hotel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa knowledge management

secara tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan, ada pengaruh yang

signifikan antara personal knowledge terhadap job procedure, dan faktor yang

paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah technology.

Penelitian yang dilakukan oleh Tony Darmanto (2012) Sistem

Informasi Knowledge Management Padaperguruan Tinggi Stmik Widya

Dharma Pontianak. Knowledge sharing merupakan salah satu hal yang

penting di tingkat perusahaan, karena knowledge sharing merupakan

pendekatan yang diperlukan untuk memfasilitasi pencatatan knowledge dan

mendorong efektivitas dalam berbagi dengan rekan. Dengan adanya

KnowledgeSharing akan terjadi percepatan pada Knowledge Transfer.

Penerapan Knowledge Sharing dengan sebuah sistem berbasis web,

diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan organisasi. Tidak adanya

kebijakan dan budaya para dosen untuk melaksanakan Knowledge

Management(Knowledge Sharing) berbasis web, menyebabkan knowledge

yang dimiliki oleh para dosen tidak dapat dibagi (sharing) dengan baik.

Keadaan tersebut menyebabkan lambatnya transfer knowledge,baik di antara

dosen sendiri maupun dosen dengan mahasiswa, terlebih lagi pada jangka

panjang akan mengakibatkan hal yang tidak baik karena menyebabkan


kemungkinan hilangnya knowledgeitu sendiri. Penelitian ini menganalisis

penerapan Knowledge Management berbasis Web untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di STMIK Widya Dharma.


20

Tabel 2.1 Penlitian Sebelumnya

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun)

1 Natalia Kosasih Pengaruh Knowledge Pada pengaruh langsung personal Faktor yang paling Implementasi
(2014) Management knowledge, job Procedure dan technology dominan Knowledge
Terhadap Kinerja tidak berpengaruh secara signifikan mempengaruhi management sudah
Karyawan:Studi Kasus terhadap kinerja karyawan. Namun pada kinerja adalah cukup baik dari
Departemen Front pengaruh tidak langsung personal technology.Hal ini program yang sudah
Office Surabaya Plaza knowledge dan job procedure berpengaruh dikarenakan pada ada seperti training.
Hotel secara signifikan terhadap kinerja departemen front
karyawan. office banyak
menggunakan
fasilitas technology
untuk mendukung
proses Kerja.
Tabel 2.1 Penlitian Sebelumnya (Lanjutan)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun)

2 Winda Kurnia Penerapan Penelitian ini telah berhasil membangun sebuah Hasil Akhir Implementasinya
Sari (2014) Knowledge Knowledge Management System pada Fakultas berupa berhasil memfasilitasi
Management Ilmu Komputer, sebagai bentuk penerapan implementasi seluruh proses
System (KMS) KMS untuk komponen teknologi. KMS ini perencanaan pengetahuan delam
berbasis Web berhasil memfasilitasi terjadinya seluruh proses KMS website model SECL.
Studi Kasus pengelolaan pengetahuan SECI, serta menjamin
Bagian Teknisi keberlangsungan pengelolaan pengetahuan dan
dan Jaringan kelayakan pengetahuan yang dipublikasikan.
Fakultas Ilmu
Komputer
Sriwijaya

3 Tony Darmanto Sistem Informasi Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan Perusahaan perlu Knowledge Tacit
(2012) Knowledge bahwa penerapan Knowledge Management lebih maupun exsplisit
Management System berbasis Web pada STMIK Widya mengembangkan sudah terdokumentasi
Padaperguruan Dharma merupakan salah satu 21ystem21ure21 teknologinnya dengan baik tetapi
Tinggi Stmik untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan untuk penerapan mediannya tidak ada.
Widya Dharma kualitas dosen di lingkungan STMIK Widya knowledge
Pontianak Dharma. Hal ini dapat terjadi disebabkan adanya management baik
Knowledge Sharing berbasis Web sehingga peralatan
terjadi proses transfer knowledge di antara dosen hardware, website
dan dosen dengan mahasiswa. dan jaringan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Waktu dan Penelitian

1. Tempat Penelitian dilakukan di ruang lingkup kerja perusahaan

PT.SINAR MAHASURYA ELECTRINDO , Kalideres, Jakarta.

2. Waktu Penelitian ini dilakukan bulan desember 2015 sampai januari

2016.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Metode kepustakaan

Menurut Sugiyono (2012), studi kepustakaan berkaitan dengan

kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang berkembang pada situasi 22ystem yang diteliti, selain itu studi

kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini

dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari 22ystem22ure-literatur ilmiah.

Teknik pengumpulan studi pustaka dalam penelitian ini dengan cara

membaca beberapa 22ystem22ure/buku-buku yang mendukung dan

berhubungan dengan penelitian. (Sugiyono, 2012)

2. Metode Observasi

Terdapat beberapa macam observasi yang dapat dilakukan oleh

peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan salah satu metode
observasi yaitu observasi tidak berstruktur. Hal ini dilakukan karena peneliti

tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati, dan dalam melakukan

pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrument baku, tetapi hanya

berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiyono, 2012).

3. Metode Wawancara

Menurut Estenberg, wawancara merupakan pertemuan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2012).

Seperti halnya observasi, wawancara juga memiliki beberapa macam jenis.

Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semiterstruktur, yang

merupakan jenis wawancara in-depth interview. Hal ini dikarenakan,

wawancara ini bertujuan untuk menemukan masalah secara lebih terbuka,

di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya

(Sugiyono, 2012).

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi Sering dicontohkan dengan foto – foto baik dalam

acara tertentu maupun penelitian. Namun perlu dicermati bahwa yang

dimaksud dokumentasi tidak hanya foto – foto saja. Contoh dokumentasi

yang dimaksud dalam penulisan ini adalan gambar , tulisan, buku,

monografi dan lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2011:329) dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen 23yst berbentuk

tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. (Sugiyono,

2012)
C. Alat dan Bahan Penelitian

Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang di gunakan

adalah sebagai berikut :

1. Perangkat Keras yang digunakan ( Hardware)

a. IntelI CoreI i3 CPU 2,3GHz

b. RAM 4GB

c. 640GB HDD

d. VGA Nvdia 610m

e. DVD superMulti

f. 14”WXGA

2. Perangkat Lunak yang digunakan (Software)

a. Microsoft Word 2013

b. Microsoft Visio 2016

c. Chrome

d. Foxit Reader
D. Konsep Penelitian

Dalam membangun System knowledge Management system ini, penulis

menguraikan tahapan – tahapan dalam perancangan dan pembuatan sistem

yang dituangkan dalam sebuah kerangka berpikir.

Tahap Perancangan Pembuatan Aplikasi


Knowledge Management System

Merumuskan masalah
Metode Pengumpulan
Identifikasi masalah dan menganalisis
Data
kebutuhan penelitian

Kepustakaan ,
Obeservasi , Komunikasi
Wawancara ,
Dokumentasi Analisis,
Kebutuhan
SIstem

Perancangan Menentukan
Analisis Software dan
hardware

Pemetaan
Tahap Fitur aplikasi
Pemodelan
Konteks
Diagram ,
DFD

Perancangan
desain
Database

Perancangan
Antar muka

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

1. Tahap Metode Pengumpulan Data

Pada tahap ini bagaiman cara mendapatkan informasi,

permasalahan apa saja yang terjadi di perusahaan penulis telusuri dengan

teknik / cara pengumpulan data Kepustakaan, Observasi, Wawancara,

Dokumentasi.

2. Tahap Merumuskan masalah dan menganalisis kebutuhan penelitian


Pada tahap ini membuat rumusan masalah dari permasalahan yang

terjadi di perusahaan pada saat menjalankan proses bisnisnya yang telah di

peroleh dari pengumpulan data dan apa saja perlengkapan dan peralatan

penelitian yang dibutuhkan selama penilitian ini berlangsung.

3. Tahap Komunikasi

Pada tahap ini penting untuk mendapatkan syarat – syarat

kebutuhan / permasalahan yang ada di perusahaan dimana didalam aplikasi

tersebut dapat dapat membuat mengenai informasi Knowledge

Management System. Kemudian objek – objek apa saja yang ada dan akan

di tambahkan aplikasi knowledge management ini.

4. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini membuat perancanaan Penelitian ini seperti

mengatur penjadwalan.

5. Tahap Pemodelan

Tahap ini bertujuan untuk mendesain aplikasi yang akan dibuat.

Setelah fitur tersebut diformulasikan secara lengkap, kemudian di

implementasikan dengan membuat perancangan aplikasi yang akan di

bangun. Target dari tahapan ini, yaitu :

a. Menganalisis kebutuhan aplikasi yang dibuat.

b. Menganalisis tahapan prosesnya.

c. Merancang ERD , DFD , flowchart.

d. Perencanaan User Interface.


Jadwal Pelaksanaan

No Bulan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
11. Studi Literatur
Persiapan dan
2.
Perencanaan Audit
3. Observasi Prosedur
Kerja, Mempelajari
Identifikasi Kendali dan
Dokumen, Wawancara
4.
Perkiraan Resiko
Pelaksanaan Audit dan
5.
Pengumpulan
Pengumpulan Data
Bukti
6. Evaluasi temuan
Laporan Akhir dan
7.
Tindak Lanjut

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai