Disusun Oleh :
Kelompok 6B
Silvia Octaviani 220110166098
Siti Rahmawati 220110166039
Sri rahayu 220110166005
Sopia marlina 220110166034
Taufiq Ginanjar 220110166102
Tina lestari 220110166048
Toni Arisandi 220110166020
Trisna Rosanti 220110166120
Via komalasari 220110166052
Vini Yogasari 220110166063
Widia ayu novianti 220110166062
Yolanda 220110166017
Yulpiyana Arunita 220110166065
ABSTRAK
Peritonitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada rongga peritonium
atau lapisan membran serosa abdomen (Muttaqin, 2011). Menurut Jutowiyono dan
Kristiyanasari (2012), peritonitis adalah peradangan peritonium, suatu lapisan
endotelial tipis yang kaya akan vaskularisasi dan aliran limpa. Menurut survei
WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka
kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita penyakit ini
adalah Amerika Serikat dengan penderita sebanyak 1.661 penderita. Dalam kasus
peritonitis yang sering terjadi, sebagian besar disebabkan karena bakteri atau yang
biasa disebut peritonitis bakterial spontan (Khan, 2009).
Di Indonesia sampai saat ini peritonitis masih menjadi masalah yang besar
dengan angka mortalitas dan morbidilitas yang tinggi. Saat ini pendekatan
multimodalitas dengan melakukan tindakan pembedahan dilakukan untuk
mengetahui penyebab utamanya. Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus
segera diambil karena setiap keterlambatan akan menimbulkan komplikasi yang
semakin berat. Pemberian antibiotik dan terapi penunjang lainnya diberikan guna
mencegah komplikasi sekunder yang mungkin terjadi. Tujuan dari penanganan nyeri
luka operasi laparatomy untuk mengurangi skala nyeri yang dirasakan pasien dan
memepercepat penyembuhan luka dengan perawatan yang diberikan perawat.
Metolodologi menggunakan pencarian di internet menggunakan google Commented [A1]: TAMBAHKAN YA
scholar, proquest, dan ebsco. Dengan menggunakan kata kunci treatment, nyeri,
laparatomy. Tindakan pembedahan atau yang sering disebut laparatomi sering kali
membuat pasien mengeluh nyeri akibat adanya luka operasi. Nyeri akut timbul
karena adanya trauma atau luka pembedahan. Nyeri akut biasanya berlangsung
secara singkat yaitu kurang dari 6 bulan. Nyeri akut biasanya terjadi pada nyeri
pembedahan abdomen. Nyeri akut mengidentifikasi bahwa kerusakan atau cidera
telah terjadi dan akan menurun kualitasnya seiring dengan adanya penyembuhan.
Nyeri akut biasanya akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area
yang rusak kembali pulih (Potter&Perry). Commented [A2]: HANYA TEORI SEBAGAI PENDUKUNG
DALAM PEMBAHASAN
ABSTRACT
Peritonitis is an inflammation that occurs in the peritonium cavity or the
lining of the abdominal serous membrane (Muttaqin, 2011). According to Jutowiyono
and Kristiyanasari (2012), peritonitis is inflammation of the peritonium, a thin
endothelial layer that is rich in vascularity and splenic flow. According to a WHO
survey, the mortality rate of peritonitis reached 5.9 million per year with a mortality
rate of 9661 thousand people died. The highest country suffering from this disease is
the United States with 1,661 sufferers. In the case of peritonitis that often occurs,
mostly due to bacteria or what is commonly called spontaneous bacterial peritonitis
(Khan, 2009).
Until now, peritonitis is still a big problem with high mortality and morbidity.
At present the multimodality approach by performing surgery is done to find out the
main cause. The decision to undergo surgery must be taken immediately because any
delay will cause increasingly severe complications. Provision of antibiotics and other
supporting therapies are given to prevent secondary complications that may occur.
The goal of handling wound pain is Laparatomy surgery to reduce the scale of pain
felt by patients and accelerate wound healing with care given by nurses.
The methodology uses internet searches using Google Scholar, Proquest, and
EBSCO. By using the keywords treatment, pain, laparatomy. Surgery or often called
Laparatomi often makes patients complain of pain due to surgical wounds. Acute
pain arises from trauma or surgery. Acute pain usually lasts briefly ie less than 6
months. Acute pain usually occurs in painful abdominal surgery. Acute pain identifies
that damage or injury has occurred and will decrease in quality with healing. Acute
pain will usually disappear with or without treatment after the damaged area has
recovered (Potter & Perry).
TUJUAN
Tujuan penulisan tinjauan literatur ini adalah untuk memperjwlas cara
penangan kegawatdaruratan peritonitis infeksi akut.
METODE
Metode yang digunakan untuk melakukan tinjauan literatur ini yaitu dengan
pencarian melalui internet. Pencarian literatur menggunakan kata kunci yang telah
ditetapkan dan melihat abstrak yang dicantumkan dari berbagai literatur yang
didapat. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur yaitu peritonitis
infeksi akut, penanganan, kegawatdaruratan melalui google scholar. Hasil artikel
yang didapat sebanyak 8 artikel yang sesuai dengan kriteria penulis dan relevan
dengan tema yang akan diambil.
Kriteria Inklusi
Tinjauan literatur dilakukan berdasarkan da empiris yang dipublikasikan
secara umum dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019. Artikel yang didapat
berbahasa indonesia.
HASIL
Hasil dari tinjauan literatur yang dibuat penulis, dari 8 artikel yang sesuai
dengan kriteria penulis yaitu mengenai penanganan kegawatdaruratan dengan
peritonitis infeksi akut. Hasil penulis dituangkan dalam tabel 1. Sebagai berikut.
Metode Jumlah
No Judul Penulis Tahun Hasil
Penelitian Responden
1 The Effect of Melti Suriya, 2019 Kuasi Responden: 30 Berdasarkan
Rose S. Zuriati Eksperimen Orang hasil penelitian,
Aromatherapy on skala nyeri
Reducing The post-op pada
Post-Operative pasien
Pain Scale in berkurang
Aisyiyah Padang setelah
Hospital, West diberikan terapi
Sumatera, aromaterapi,
Indonesia dari rata-rata
sebelumnya
5,87 menjadi
3,76. Peneliti
menyimpulkan
bahwa ada efek
potensial
aromaterapi
mawar dalam
mengurangi
intensitas nyeri
post-op pada
pasien.
PEMBAHASAN
Penetapan kriteria pencarian sangat mempengaruhi jumlah artikel yang didapat.
Penentuan artikel yang diambil awalnya hanya berfokus pada artikel yang
menjelaskan tentang peritonitis infeksi akut, penanganan, kegawatdaruratan saja
dengan rentang tahun 2019. Setelah dilihat bahwa jumlah artikel yang didapatkan
terbatas, kriteria pencarian artikel selanjutnya dirubah untuk mendapatkan lebih
banyak artikel yang sesuai. Artikel dengan peritonitis infeksi akut, penanganan,
kegawatdaruratan dan tahun penelitian dirubah menjadi rentang antara tahun 2010
sampai dengan tahun 2019 akhirnya artikel yang didapat menjadi bertambah
mengenai penanganan kegawatdaruratan dengan peritonitis infeksi akut. Setelah
merubah kriteria pencarian penelitaan, akhirnya artikel yang didapatkan berjumlah 8
artikel. Hasil yang ditunjukkan pada penelitian di artikel tersebut, secara umum
menyebutkan bahwa dengan distraksi dan terapi relaksasi memang terbukti
signifikan mampu membantu proses penurunan intensitas nyeri. Penurunan nyeri
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah gaya koping (Ekowati,201).
Distraksi adalah salah satu cara untuk menurunkan nyeri dimana distraksi yang
memfokuskan perhatian pasien pada selain rasa nyeri dapat menjadi strategi yang
sangat berhasil dan merupakan mekanisme terhadap teknik kognitif efektif lainya.
Distraksi juga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi system control
desenden, dengan mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang di transmisikan ke
otak (Smeltzer and Bare, 2002). Artikel mengenai pelaksanaan distraksi ataupun
terapi refleksi terhadap penurunan nyeri yang terpublikasi sudah banyak, sehingga
evidence yang ditemukan dari artikel sudah cukup kuat karena artikel yang
ditampilkan merupakan artikel yang terpublikasi dari literature yang baik, resmi serta
sudah dilakukan peer review sebelum dipublikasikan. Kualitas dan bukti yang
ditampilkan pada artikel sudah cukup kuat, hanya saja masih dibutuhkan penelitian
lanjutan dengan sampel lebih banyak lagi. Penelitian dengan metode distraksi dan
relaksasi sudah di kembangkan di Negara-negara yang berbeda sehingga mampu
mendukung generalisasi hasil penelitian kedepannya.
Montori, G., Allievi, N., Coccolini, F., Solaini, L., Campanati, L., Ceresoli, M., ... &
Ansaloni, L. (2017). Negative Pressure Wound Therapy versus modified Barker
Vacuum Pack as temporary abdominal closure technique for Open Abdomen
management: a four-year experience. BMC surgery, 17(1), 86.
Suriya, M., & Zuriati, S. (2019). The Effect of Rose Aromatherapy on Reducing The
Post-Operative Pain Scale in Aisyiyah Padang Hospital, West Sumatera, Indonesia.
International Journal of Advancement in Life Sciences Research, 11-15.
Lampiran
PERITONITIS
A. Definisi Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi atau
kondisi aseptic pada selaput organ perut (peritoneum). Peritoneum adalah
selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut
bagian dalam. Peritonitis juga menjadi salah satu penyebab tersering dari akut
abdomen (Japanesa et al., 2016).
B. Anatomi Peritoneum
1. Anatomi Besar Peritoneum
Peritoneum adalah sebuah membran yang dilapisi oleh selapis sel
mesotelial, diperkirakan luas arenya sekitar 1,7 m2, hampir sama dengan
luas total permukaan tubuh. Umumnya rongga peritoneal mengandung
beberapa milliliter cairan peritoneal yang steril yang berperan sebagai
pertahanan lokal terhadap bakteri, dan sebagai lubrikan. Peritoneum dapat
terbagi menjadi dua komponen yaitu peritoneum parietal dan peritoneum
visceral. Peritoneum parietal melapisi bagian anterior, lateral, dan
posterior dinding abdominal; permukaan inferior diafragma; dan juga
pelvis. Sebagian besar permukaan dari organ intraperitoneal (lambung,
jejunum, ileum, kolon transversum, hati, dan limpa) dilapisi oleh
peritoneum visceral, dimana hanya bagian anterior dari organ
retroperitoneal (duodenum, kolon asendens, kolon desendens, pankreas,
ginjal, dan kelenjar adrenal) yang dilapisi oleh peritoneum visceral.
Organ-organ intraperitoneal digantung oleh bagian peritoneum yang
menebal atau ligamen abdominal. Menurut Meyer terdapat 9 ligamen dan
2 mesenterika yang memfiksasi organ-organ intraperitoneal. Sembilan
ligamen tersebut antara lain ligamentum koronaria, gastrohepatika,
hepatoduodenal, falciforme, gastrocolica,duodenocolica, gastrosplenica,
splenorenalis, dan ligamentum phrenicocolica. Dua mesenterika tersebut
yaitu mesenterica mesocolon transversus dan mesenterika bowel kecil.
Struktur-struktur ligamen ini, yang terlihat pada saat laparotomi, begitu
pula dengan CT-scan, membagi abdomen menjadi beberapa kompartmen
yang saling berhubungan (Wyers & Matthews, 2016).
2. Anatomi Mikroskopik Peritoneum
Peritoneum berasal dari bahasa Yunani “peri” yang berarti sekitar dan
“tonos” yang berarti peregangan yang apabila digabungkan keduanya
memiliki arti membentang di sekitar. Mesothelium berasal dari mesoderm.
Sel-sel mesothelial berbentuk pipih, seperti sel skuamus dan memiliki
diameter kira-kira 25 µm. Selsel mesothelial terletak diatas membran basal
yang tipis dan stroma jaringan ikat. Sel-sel mesothelial dilapisi oleh
mikrovili dan kadang-kdang terdapat beberapa silia tambahan di
permukaan luminal dan mereka tergabung dengan baik oleh intercellular
junctional comp lexes yang terdiri atas tight junctions, adherens junctions,
gap junctions, dan desmosome yang membentuk dan mempertahankan
barrier yang semipermeable untuk cairan, zat-zat terlarut, dan partikel
(Wyers & Matthews, 2016).