Qur'an
Qur'an
NIM 0501193177
KELAS EKI – 1E
TUGAS MATEMATIKA EKONOMI 2
BAB 1
ULUMUL QUR’AN DAN SEJARAH
PERKEMBANGANNYA
Sedangkan kata Al-Qur’an, secara etimologis, para ulama berbeda pendapat dalamm
mengartikannya,antara lain:
Al-Qur’an adalah firman-Nya yang mudah dihapal dan dibaca oleh Nabi Muhammad
Shalallahu alaihi wa sallam dan umatnya, sesuai dengan firman-Nya :
Secara bahasa,kata ‘ulum yang disandarkan (idhafah) kepada kata Al-Qur’an (‘ulumul
Qur’an) telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah
ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an,baik dari segi keberadaanya sebagai Al-
Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di
dalamnya.
‘ulumul Qur’an dipahami sebagai semua ilmu yang diambil atau terambil dari Al-
Qur’an, baik yang bersifat syar’i seperti aqidah, fiqih, dan akhlak, maupun yang
bersifat umum seperti ilmu tentang manusia, alam, biologi, tumbuhan, hewan, langit,
astronomi, dan perbintangan.
‘Ulumul Al-Qur’an juga dapat diartikan sebagai ilum-ilmu yang berhubungan dengan
berbagai aspek yang terkait dengan kepeluan membahas Al-Qur’an, seperti ilmu
asbabun nuzul,proses penulisan dan pengkodifikasian,tafsir,i’jaz,dan lain sebagainya.
1. Untuk mengetahui seluk beluk yang terkandung dalam Al-Qur’an mulai dari turunnya
kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Hingga waktu sekarang sampai
bagaimana perhatian umat terhadap penafsiran Al-Qur’an,serta bagaimana cara
mengeluarkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
2. Untuk membantu memahami Al-Qur’an dan mengetahui rahasia dan tujuan
diturunkannya Al-Qur’an.
3. Untuk membentengi diri,menyiapkan bahan,sekaligus melawan serangan musuh-
musuh Islam yang ingin merusak Al-Qur’an.
1. Nuzul. Pembahasan ini menyangkut tempat dan waktu turunnya ayat Al-Qur’an.
Misalnya : makikiyah, madaniyah, hadhariah, safariyah, nahariyah, lailiyah,
shaifiyah, dan firasyiah.
2. Sanad. Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkut sanad yang mutawatir,
ahad, syadz, bentuk-bentuk qira’at (bacaan) Nabi, para periwayat dan penghafal Al-
Qur’an, dam cara tahammul (penerimaan riwayat).
3. Ada’ al-Qira’ah. Pembahasan ini menyangkut tata cara membaca Al-Qur’an seperti
waqaf, ibtida, imalah, madd, takhfif, hamzah, idgham.
4. Pembahasan yang menyangkut lafazh Al-Qur’an, yaitu tentang gharib, mu’rib,
majaz, musytarak, muradif, isti’arah, dan tasybih.
5. Pemabahsan makan Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum yaitu ayat yang
bermakna ‘amm dan tetap dalam keumumannya. ‘amm yang dikhususkan oleh
sunnah, nash, zhahir, mujmal, mufashshal, manghuq, mafhum, muthlaq,muqqayyad,
muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh, muqaddam, mu’akhar, ma’mul pada
waktu tertentu, dan ma’mul oleh seorang saja.
6. Pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafazh, yaitu fashl, washl,
ijaz, ithnab, musawah, dan qashr.
C. Sejarah Perkembangan
‘Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses
pertumbuhandan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk
membenahi Al-Qur’an dan segi keberadaanya dan dari segi pemahamannya.
Sebagaiman rumusan az-Zarqani, dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap, yaitu :
Pada masa Nabi dan Sahabat ‘ulumul Qur’an belum dikodifikasikan karena,
antara lain :
Umumnya para sahabat adalah ummi (tidak dapat membaca dan menulis),bahkan
kurang mengenal bacaan dan tulisan.
Alat-alat tulis tidak banyak terdapat di kalangan mereka sehingga mereka menulis
pada pelepah kurma, tulang belulang, kulit binatang, dan semecamnya.
Mereka dilarang menulis sesuatu selain Al-Qur’an karena dikhawatirkan tercampur
aduk dengannya. Sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa
sallam :
ُ آن فَ ْليَ ْم ُحه
ِ غي َْر ْالقُ ْر
َ عنِِّي َ سلَّ َم قَا َل ََل ت َ ْكتُبُوا
َ َ عنِِّي َو َم ْن َكت
َ ب َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ِ َّ سعِي ٍد ُخد ِْري ِ أ َ َّن َرسُو َل
َ َّللا َ ع ْن أَبِي
َ
Pada era khalifah Ustman bin Affan, islam bertambah luas dengan berbaurnya
orang-orang dan orang yang belum mengetahui bahasa arab. Keadaan demikian
menimbulkan kekhawatiran terhadap Al-Qur’an atas tercemar keistimewahan
bahasa arab dan akan merusakan Al-Qur’an, dengan disalinlah penulisan aslinya Al-
Qur’an yang dikenal dengan mushaf imam. Lalu pada masa khalifah Ali bin Abi
Thalib (kerancuan0 dalam bahasa dan berbahasa arab semakin tajam.
Di antara para sahabat yang memiliki andil besar dalam proses periwayatan ‘ulumul
Qur’an di kalangan khalifah rasyidin ialah Ibnu Abbas, Ibnu Ma’sud, Zaid bin
Tsabit, Abu Musa al-Asy’ari, dan Abdullah bin Zubair. Dari kalangan tabi’in adalah
Mujahid, ‘Atha’ ‘ikrimah, Qatadah, al-Hasan al-Bashri,Sa’id bin Jubair, dan Zaid
bin Aslam.
Mereka semua adalah tokoh peletak batu pertama ilmu tafsir, ilmu asbabun nuzul,
ilmu nasikh mansukh, ilmu gharib al-Qur’an, dan sebagai notabene dari disiplin
ilmu ‘ulumul Qur’an.
3. Masa Kodifikasi
Di masa ini berbagai tentang ‘ulumul Qur’an ditulis dan dikodifikasikan. Prioritaas
para ulama adalah ilmu tafsir, karena fungsinya sangat fital dalam proses
pemahaman dan penjelasan isi Al-Qur’an. Para penulis pertama dalam bidang ilmu
tafsir adalah Syu’bah bi al-Hajjaj (160H), Sufy bin ‘Uyainah (198H), dan Wali bin
al-Jarrah (197H).
Pada abad ke-3 Hijriyah muncul tokoh tafsir pertama yang membentangkan
berbagai pendapat dan mentarjih. Beliau adalah Ibnu Jarir at-Thabari (310H).
Adapun terkait dengan cabang ‘ulumul Qur’an,ada beberapa yang tercatat sebagai
pioneer dalam proses kodifikasi, antaranya :
a) Abad ke-2 Hijriyah, antara lain :
Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (wafat.224H), mengarang kitab yang berkaitan
dengan Nasikh Mansukh.
Ali bin al-Madini (wafat.234H) menulis kitab tentang Ashab an-Nuzul.
Ibnu Qutaibah (wafat.276H) menulis Ta’wil Musykil Al’Qur’an dan Tafsir
Gharib al-Qur’an.
Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Hufi (wafat.430H) menulis tentang I’rab al-Qur’an.
Al-Mawardi (wafat.450H) menulis Amtsal al-Qur’an.
Abu al-Hasan al-Wahidi (wafat.767H) menulis Asbab an-Nuzul.
Ibnu Naqiyah (wafat.485) menulis kitab al-Juman fi Tasybihat al-Qur’an.
Itulah para ulama dan karya-karya yang terkait dengan pembahasan ‘ulumul
Qur’an di masa lampau, yang relative cukup banyak jumlahnya.
Penulisan ‘ulumul Qur’an pada era modern ini sangat gencar dilakukan. Adapun
karya tulis terkait dengan mata kuliah ‘ulumul Qur’an, antara lain :
Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Qur’an, terdiri dari dua jilid, karya Syaikh Muhammad
Abdul Azhim az-Zarqani.
Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur’an al-Karim karya Dr. Muhammad Abu Syuhbah.
Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Subhi al-Shalih.
Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an karya Syaikh Manna’ al-Qaththan .
At-Tibyan li Ba’dhi al-Mabahits al-Muta’alliqah bi al-Qur’an ‘Ala Thariqat al—
Itqan karya Syaikh Thahir al-Jazari.
Lamhat fi ‘Ulum Qur’an karya Syaikh Muhammad as-Shibagh.
‘Ulum Al-Qur’an karya Dr. Adnan Zirzur.
Al-Manar fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Muhammad Ali al-Hasan.
Madkhal fi ‘Ulum al-Qur’an wa at-Tafsir karya Dr. Faruq Humadah.
‘Ulum al-Qur’an wa al-Hadist karya Syaikh Ahmad Muhammad Ali Daud.
Min ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Fuad Ali Ridha.
At-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Al-Qushaibi Mahmud Zalath.
Dirasat fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Amir Abdul Aziz.
Itulah beberapa karya dalam bidang ‘ulumul Qur’an di era ini. Semoga perhatian
umat Islam terhadap Al-Qur’an terus berlanjut, sehingga Al-Qur’an terus terpelihara
hingga akhir zaman sebagaimana janji Allah Azza wa Jalla dalam satu firman-Nya :
Penjelasan : Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran
selama-lamanya.