Anda di halaman 1dari 8

NAMA ARYA FARHAN

NIM 0501193177
KELAS EKI – 1E
TUGAS MATEMATIKA EKONOMI 2

BAB 1
ULUMUL QUR’AN DAN SEJARAH
PERKEMBANGANNYA

A. Pengertian Ulumul Qur’an


Secara etimologi, kata ‘ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri
dua katayaitu ‘ulum dan al-Qur’an. Ulum adalah bentuk jamak dari kata al-‘ilm yang
berarti al-fahm, al-ma’rifah dan al-idrak yakni paham, mengetahui dan menguasai.

Sedangkan kata Al-Qur’an, secara etimologis, para ulama berbeda pendapat dalamm
mengartikannya,antara lain:

1. Menurut al-Farra’,Al-Qur’an diambil dari kata al-qara’in jamak dari kata


qarinah.Dinamakan demikian karena ayat-ayat Al-Qur’an lafalnya banyak yang sama
antara yang satu dengan yang lain dan saling membenarkan satu dengan yang lainnya.
2. Menurut Imam Syafi’i, Al-Qur’an adalah isim ‘alam murtajal, artinya Al-Qur’an
merupakan sebuah nama (sebutan) bagi firman Allah sejak semula, bukan isim
musytaq (derivasi) yang terambil dari kata lain.

Al-Qur’an adalah firman-Nya yang mudah dihapal dan dibaca oleh Nabi Muhammad
Shalallahu alaihi wa sallam dan umatnya, sesuai dengan firman-Nya :

  


  
  

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya
Maka ikutilah bacaannya itu.(QS.Al-Qiyamah [75]:17-18)

Secara bahasa,kata ‘ulum yang disandarkan (idhafah) kepada kata Al-Qur’an (‘ulumul
Qur’an) telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah
ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an,baik dari segi keberadaanya sebagai Al-
Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di
dalamnya.

‘ulumul Qur’an dipahami sebagai semua ilmu yang diambil atau terambil dari Al-
Qur’an, baik yang bersifat syar’i seperti aqidah, fiqih, dan akhlak, maupun yang
bersifat umum seperti ilmu tentang manusia, alam, biologi, tumbuhan, hewan, langit,
astronomi, dan perbintangan.

Berdasarkan pemahaman seperti ini maka ‘ulumul Qur’an adalah :

 Ilmu-ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an


 Membahas aspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an
 Membahas aspek pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk bagi
manusia

‘Ulumul Al-Qur’an juga dapat diartikan sebagai ilum-ilmu yang berhubungan dengan
berbagai aspek yang terkait dengan kepeluan membahas Al-Qur’an, seperti ilmu
asbabun nuzul,proses penulisan dan pengkodifikasian,tafsir,i’jaz,dan lain sebagainya.

B. Tujuan,Ruang Lingkup,dan Pokok Balasan


Tujuan yang ingin dicapai dari mempelajari ulumul Qur’an antara lain adalah :

1. Untuk mengetahui seluk beluk yang terkandung dalam Al-Qur’an mulai dari turunnya
kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Hingga waktu sekarang sampai
bagaimana perhatian umat terhadap penafsiran Al-Qur’an,serta bagaimana cara
mengeluarkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
2. Untuk membantu memahami Al-Qur’an dan mengetahui rahasia dan tujuan
diturunkannya Al-Qur’an.
3. Untuk membentengi diri,menyiapkan bahan,sekaligus melawan serangan musuh-
musuh Islam yang ingin merusak Al-Qur’an.

Menurut Hasbi ash-shidiqie (1904 – 1975),berbagai macam pembahasan ‘ulumul


Qur’an tersebut pada dasarnya dapat dikembalikan kepada beberapa pokok bahasan
saja,antara lain :

1. Nuzul. Pembahasan ini menyangkut tempat dan waktu turunnya ayat Al-Qur’an.
Misalnya : makikiyah, madaniyah, hadhariah, safariyah, nahariyah, lailiyah,
shaifiyah, dan firasyiah.
2. Sanad. Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkut sanad yang mutawatir,
ahad, syadz, bentuk-bentuk qira’at (bacaan) Nabi, para periwayat dan penghafal Al-
Qur’an, dam cara tahammul (penerimaan riwayat).
3. Ada’ al-Qira’ah. Pembahasan ini menyangkut tata cara membaca Al-Qur’an seperti
waqaf, ibtida, imalah, madd, takhfif, hamzah, idgham.
4. Pembahasan yang menyangkut lafazh Al-Qur’an, yaitu tentang gharib, mu’rib,
majaz, musytarak, muradif, isti’arah, dan tasybih.
5. Pemabahsan makan Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum yaitu ayat yang
bermakna ‘amm dan tetap dalam keumumannya. ‘amm yang dikhususkan oleh
sunnah, nash, zhahir, mujmal, mufashshal, manghuq, mafhum, muthlaq,muqqayyad,
muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh, muqaddam, mu’akhar, ma’mul pada
waktu tertentu, dan ma’mul oleh seorang saja.
6. Pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafazh, yaitu fashl, washl,
ijaz, ithnab, musawah, dan qashr.

Pokok pembahasan dari penjelasan di atas memiliki dua poin utama,yaitu :

 Ilmu yang berhubungan dengam riwayat semata-mata, seperti ilmu yang


membahas tentang macam-macam bacaan (qira’at).
 Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan
penelaahan secara mendalam seperti memahami lafazh yang gharib (asing) serta
mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.

C. Sejarah Perkembangan
‘Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses
pertumbuhandan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk
membenahi Al-Qur’an dan segi keberadaanya dan dari segi pemahamannya.
Sebagaiman rumusan az-Zarqani, dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap, yaitu :

1. Sebelum Masa Kodifikasi


Para sahabat adalah orang-orang Arab asli yang dapat merasakan struktur
bahasa Arab yang tinggi dan memahami apa yang diturunkan kepada Rasul,dan bila
menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu, mereka dapat
menanyakkan langsung kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Pada masa Nabi dan Sahabat ‘ulumul Qur’an belum dikodifikasikan karena,
antara lain :
 Umumnya para sahabat adalah ummi (tidak dapat membaca dan menulis),bahkan
kurang mengenal bacaan dan tulisan.
 Alat-alat tulis tidak banyak terdapat di kalangan mereka sehingga mereka menulis
pada pelepah kurma, tulang belulang, kulit binatang, dan semecamnya.
 Mereka dilarang menulis sesuatu selain Al-Qur’an karena dikhawatirkan tercampur
aduk dengannya. Sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa
sallam :
ُ ‫آن فَ ْليَ ْم ُحه‬
ِ ‫غي َْر ْالقُ ْر‬
َ ‫عنِِّي‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل ََل ت َ ْكتُبُوا‬
َ َ ‫عنِِّي َو َم ْن َكت‬
َ ‫ب‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سعِي ٍد ُخد ِْري ِ أ َ َّن َرسُو َل‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬
َ

dari Abu Said Al Khudry,bahwa Rasul shalallahu alaihi wa sallam” Janganlah


kalian menulis (apa pun) dari ku, dan barangsiapa yang telah menulis Al- Qur’an,
maka sebaiknya ia menghapusnya”. (HR. Muslim)

2. Permulaan Masa Kodifikasi

Pada era khalifah Ustman bin Affan, islam bertambah luas dengan berbaurnya
orang-orang dan orang yang belum mengetahui bahasa arab. Keadaan demikian
menimbulkan kekhawatiran terhadap Al-Qur’an atas tercemar keistimewahan
bahasa arab dan akan merusakan Al-Qur’an, dengan disalinlah penulisan aslinya Al-
Qur’an yang dikenal dengan mushaf imam. Lalu pada masa khalifah Ali bin Abi
Thalib (kerancuan0 dalam bahasa dan berbahasa arab semakin tajam.

Di antara para sahabat yang memiliki andil besar dalam proses periwayatan ‘ulumul
Qur’an di kalangan khalifah rasyidin ialah Ibnu Abbas, Ibnu Ma’sud, Zaid bin
Tsabit, Abu Musa al-Asy’ari, dan Abdullah bin Zubair. Dari kalangan tabi’in adalah
Mujahid, ‘Atha’ ‘ikrimah, Qatadah, al-Hasan al-Bashri,Sa’id bin Jubair, dan Zaid
bin Aslam.

Mereka semua adalah tokoh peletak batu pertama ilmu tafsir, ilmu asbabun nuzul,
ilmu nasikh mansukh, ilmu gharib al-Qur’an, dan sebagai notabene dari disiplin
ilmu ‘ulumul Qur’an.

3. Masa Kodifikasi
Di masa ini berbagai tentang ‘ulumul Qur’an ditulis dan dikodifikasikan. Prioritaas
para ulama adalah ilmu tafsir, karena fungsinya sangat fital dalam proses
pemahaman dan penjelasan isi Al-Qur’an. Para penulis pertama dalam bidang ilmu
tafsir adalah Syu’bah bi al-Hajjaj (160H), Sufy bin ‘Uyainah (198H), dan Wali bin
al-Jarrah (197H).

Pada abad ke-3 Hijriyah muncul tokoh tafsir pertama yang membentangkan
berbagai pendapat dan mentarjih. Beliau adalah Ibnu Jarir at-Thabari (310H).

Adapun terkait dengan cabang ‘ulumul Qur’an,ada beberapa yang tercatat sebagai
pioneer dalam proses kodifikasi, antaranya :
a) Abad ke-2 Hijriyah, antara lain :

 Hasan al-Bashri (wafat.110H) mengarang kitab yan berkaitan dengan Qira’at.


 Atha’ bin Abi Rabah (wafat.114H) menyusun kitab Gharib Al-Qur’an.
 Qatadah bin DI’amah as-Sadusi (wafat.117H) menulis kitab berkaitan dengan
Nasikh Mansukh.

b) Abad ke-3 Hijriyah, antara lain :

 Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (wafat.224H), mengarang kitab yang berkaitan
dengan Nasikh Mansukh.
 Ali bin al-Madini (wafat.234H) menulis kitab tentang Ashab an-Nuzul.
 Ibnu Qutaibah (wafat.276H) menulis Ta’wil Musykil Al’Qur’an dan Tafsir
Gharib al-Qur’an.

c) Abad ke-4 Hijriyah, antara lain :

 Abu Ishaq az-Zajjaj (wafat.311H) menulis tentang I’rab al-Qur’an.


 IbnuDarastuwiyah (wafat.330H) menulis tentang I’jaz al-Qur’an.
 Abu Bakar as-Sajistani (wafat.330H) menulis Tafsir Gharib al-Qur’an.
 Abu Bakar al-Baqillani (wafat.303H) menulis tentang I’jaz al-Qur’an.

d) Abad ke-5 Hijriyah, antara lain :

 Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Hufi (wafat.430H) menulis tentang I’rab al-Qur’an.
 Al-Mawardi (wafat.450H) menulis Amtsal al-Qur’an.
 Abu al-Hasan al-Wahidi (wafat.767H) menulis Asbab an-Nuzul.
 Ibnu Naqiyah (wafat.485) menulis kitab al-Juman fi Tasybihat al-Qur’an.

e) Abad ke-6 Hijriyah, antara lain :

 Al-Karmani (wafat sesudah tahun 500H) menyusun kitab al-Burhan fi


Mutasyabih al-Qur’an.
 Ar-Raghib al-Ashfahani (wafat 502H) menyusun kitab al-Mufradat fi Gharib al-
Qur’an.
 Ibnu al-Badzisyi (wafat 540H) menyusun kitab al-Iqna’ fi Qira’at as-Sab’i.
 As-Suhaili ( wafat 581H) menyusun kitab Mubhamat al-Qur’an.

f) Abad ke-7 Hijriyah, antara lain :

 Alam ad-Din as-Sakhawi, menyusun kitab tentang qira’ah.


 Al-‘Iz bin Abdussalam (wafat.660H) menulis Majaz Al-Qur’an.
 Ibnu Abi al-Ashba (wafat.654H) menyusun kitab Bada’i al-Qur’an.
 Muhammad bin Abu Bakar ar-Razi (wafat.660H) menyusun As’ilat al-Qur’an
wa Ajwibatuha.
g) Abad ke-8 Hijriyah, antara lain :

 Ibnu al-Qayyim (wafat.751) menyusun kitab Maurid at-Tibyan fi Aqsam al-


Qur’an.
 Al-Kharraz (wafat.711H) menyusun kitab Maf al-Qur’urid al-zham’an fi Rasm
Ahruf al-Qur’an.
 At-Thufi (wafat.706H) menyusun kitab al-Iksir fi Ilm at-Tafsir.
 Abu Hayyan an-Nabawi (wafat.745H) menyusun kitab kitab Lughat al-Qur’an.
 Ibnu Katsir (wafat.774H) menyusun kitab Fadha’il al-Qur’an.
 Badruddin az-Zarkasyi (wafat.794H) menyusun kitab al-Burhan fi ‘Ulum al-
Qur’an yang terdiri dari 4 jilid.

h) Abad ke-9 Hijriyah, antara lain :

 Ibnu Hajar (wafat.825H) menulis kitab Asbab an-Nuzul.


 Al-Kaffaji (wafat.879H) menulis kitab at-Tafsir fi Qawa’id ‘Ilm at-Tafsir
 As-Suyuthi (wafat.911H) menulis kitab Mufhimat al-Aqran fi Mubhamat al-
Qur’an.

i) Abad ke-10 Hijriyah, antara lain :

 Al-Qasthalani (wafat.923H) menulis kitab Lathaif al-Isyarat fi ‘Ilm al Qira’at.


 Abu Yahya Zakariya al-Anshari (wafat.926H) menulis kitab Fath ar-Rahman bi
Kasyfi ma Yaltabisu fi al-Qur’an.
 Ibnu as-Syahnah (wafat.921H) menulis tentang Gharib al-Qur’an.

j) Abad ke-11 Hijriyah, antara lain :

 Al-Banna’ (wafat.1117H) menyusun Ittihaf Fudhala’i al-Basyar fi Qira’at al-


Arba’-‘Asyar.
 As-Syaikh Mar’i al-Karami (wafat.1033H) menyusun kitab Qala’id al-Marjan fi
an-Nasikh wa al-Mansukh min al-Qur’an.
 Ahmad bin Muhammad al-Maqqari (wafat.1041) menyusun kitab I’rab al-
Qur’an.

k) Abad ke-12 Hijriyah, antara lain :

 Abd al-Ghina an-Nablisi (wafat.1143H) menulis kitab Kifayat al-Mustahid fi


‘Ilm at-Tajwid.
 Al-Jamzuri (wafat.1197H) menulis kitab Tuhfat al-Athfal wa al-Ghilman fi
Tajwid.
 Muhammad bin Abdul Wahhab (wafat.1206H) menulis kitab Fadha’i al-Qur’an.

l) Abad ke-13 Hijriyah, antara lain :

 Ad-Dimyathi (wafat.1287H) menulis kitab Risalat fi Mabadi’i at-Tafsir.


 Al-Harrani (hidup sekitar 1286H) menulis kitab al-Jauhar al-Farid fi Rasm Al-
Qur’an al-Majid
 Ibnu Hamid al-‘Amiri (wafat.1295H) menulis kitab an-Nasikh wa al-Mansukh.
m) Abad ke-14 Hijriyah, antara lain :

 Musthafa Shadiq ar-Rafi’i (wafat.1356H) menulis kitab I’jaz al-Qur’an wa al-


Balaghat al-Nabiwiyyah.
 Dr. Muhammad Abdullah Darraz ( wafat.1377H) menulis kitab An-Naba’ al-
Azhim.
 Sayyid Quthub (wafat.1387H) menulis kitab at-Tashwir al-Fanni fi al-Qur’an
dan Masyahid al-Qiyamah fi al-Qur’an
 Muhammad Husain adz-Dzahabi (wafat.1397H) menulis kitab at-Tafsir wa al-
Mufassirun.

Itulah para ulama dan karya-karya yang terkait dengan pembahasan ‘ulumul
Qur’an di masa lampau, yang relative cukup banyak jumlahnya.

4. Munculnya Istilah ‘Ulumul Qur’an


Sebagian ahli salah satunya az-Zarqani meyakini bahwa permulaan periode
dikenalnya istilah ‘ulumul Qur’an adalah pada abad ke-5 Hijriyah, yaitu ketika Ali
bin Abi Sa’id al-Hufi menulis sebuah kitab bertajuk al-Burha fi ‘ilum al-Qur’an.
Kemudian pada abad ke-6 Hijriyah, Ibnu al-Jauzi mengarang kitab Funun al-Afnan
fi ‘ulum al-Qur’an dan al-Mujtaba fi ‘ulum Tata’allaqu bi al-Qur’an.

D. Karya-Karya ‘Ulumul Qur’an Era Modern

Penulisan ‘ulumul Qur’an pada era modern ini sangat gencar dilakukan. Adapun
karya tulis terkait dengan mata kuliah ‘ulumul Qur’an, antara lain :

 Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Qur’an, terdiri dari dua jilid, karya Syaikh Muhammad
Abdul Azhim az-Zarqani.
 Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur’an al-Karim karya Dr. Muhammad Abu Syuhbah.
 Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Subhi al-Shalih.
 Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an karya Syaikh Manna’ al-Qaththan .
 At-Tibyan li Ba’dhi al-Mabahits al-Muta’alliqah bi al-Qur’an ‘Ala Thariqat al—
Itqan karya Syaikh Thahir al-Jazari.
 Lamhat fi ‘Ulum Qur’an karya Syaikh Muhammad as-Shibagh.
 ‘Ulum Al-Qur’an karya Dr. Adnan Zirzur.
 Al-Manar fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Muhammad Ali al-Hasan.
 Madkhal fi ‘Ulum al-Qur’an wa at-Tafsir karya Dr. Faruq Humadah.
 ‘Ulum al-Qur’an wa al-Hadist karya Syaikh Ahmad Muhammad Ali Daud.
 Min ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Fuad Ali Ridha.
 At-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Al-Qushaibi Mahmud Zalath.
 Dirasat fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Amir Abdul Aziz.
Itulah beberapa karya dalam bidang ‘ulumul Qur’an di era ini. Semoga perhatian
umat Islam terhadap Al-Qur’an terus berlanjut, sehingga Al-Qur’an terus terpelihara
hingga akhir zaman sebagaimana janji Allah Azza wa Jalla dalam satu firman-Nya :

   


   
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya (Q.S Al-Hijr [15]:9)

Penjelasan : Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran
selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai