Anda di halaman 1dari 106

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN SELF DIRECT LEARNING

DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP BELAJAR


KETERAMPILAN KLINIK PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
ANGKATAN 2016

LAPORAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

Derry Arya Pratama


2015730028

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN SELF DIRECT LEARNING
DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP BELAJAR
KETERAMPILAN KLINIK PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
ANGKATAN 2016

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi


Strata Satu (S1) pada Program Studi Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Oleh :

Derry Arya Pratama

2015730028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018
ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Derry Arya Pratama

NIM : 2015730009

Tanda Tangan :

Tanggal : 17 Desember 2018

Universitas Muhammadiyah Jakarta


iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :
Nama : Derry Arya Pratama
NPM : 2015730028
Program Studi : Kedokteran
Fakultas : Kedokteran dan Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :

“Hubungan Antara Kesiapan Self Direct Learning Persepsi Mahasiswa


terhadap Belajar Keterampilan Klinik pada Mahasiswa Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 17 Desember 2018
Yang Menyatakan

( Derry Arya Pratama )

Universitas Muhammadiyah Jakarta


iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui untuk diajukan pada sidang skripsi di Program Studi Kedokteran


Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Pada hari : Senin

Tanggal : 17 Desember 2018

Pembimbing Utama

( dr.Gladys Dwiani Tinovella Tubarad , M.Pd.Ked )

Universitas Muhammadiyah Jakarta


v

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN SELF DIRECT LEARNING DENGAN


PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KEMAMPUAN BELAJAR
KETERAMPILAN KLINIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA ANGKATAN 2016
Derry Arya Pratama
*Mahasiswa Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
**Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

ABSTRAK
Latar Belakang. Self Direct Learning (SDL) adalah proses belajar yang dilakukan
atas inisiatif individu (mahasiswa itu sendiri) dalam aspek perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani.
Pembelajaran Keterampilan Klinik dengan metode Self Directed Learning dapat
membangun kepercayaan diri pada mahasiswa dan meningkatkan Teknik
Keterampilan Kliniknya.
Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara Kesiapan self direct learning dengan
persepsi mahasiswa terhadap belajar keterampilan klinik pada mahasiswa
kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta Angkatan 2016.
Metode. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif analitik yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel
independen dan variabel dependen dengan menggunakan pendekatan cross-
sectional. Pengambilan data sampel dengan teknik total sampling seluruh
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2016 di kampus Cirendeu dan
Cempaka Putih berjumlah 139 orang. Analisi uji statistik dengan uji korelasi
Gamma (CI = 95% dan α = 5%).
Hasil. Hasil uji statistik korelasi Gamma adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara Kesiapan Self Direct Learning dengan Persepsi mahasiswa terhadap belajar
keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016 (p=0,000), arah
kekuatan hubungan kedua variabel positif dan besar kekuatan korelasi hubungan ke
dua variabel sempurna.
Kesimpulan. Dari uji korelasi Gamma didapatkan hasil terdapat hubungan
signifikan antara Kesiapan Self Direct Learning dengan Persepsi mahasiswa
terhadap belajar keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016.

Kata Kunci. Kesiapan Self Direct Learning, belajar keterampilan klinik

Universitas Muhammadiyah Jakarta


vi

RELATIONSHIP BETWEEN SELF DIRECT LEARNING READINESS


WITH STUDENT PERCEPTION OF LEARNING SKILLS IN CLINICAL
SKILLS IN MEDICAL STUDENTS OF MEDICAL AND HEALTH
FACULTY OF MUHAMMADIYAH UNIVERSITY JAKARTA 2016
CLASS

Derry Arya Pratama


* Students of Medical Study Program, Faculty of Medicine and Health,
Muhammadiyah University Jakarta
** Medical Study Program, Faculty of Medicine and Health, University of
Muhammadiyah Jakarta.

ABSTRACT
Background. Self Direct Learning (SDL) is a learning process that is carried out
at the initiative of individuals (students themselves) in aspects of planning,
implementation, and assessment of the learning experiences that have been
undertaken. Clinical Skills Learning with the Self Directed Learning method can
build confidence in students and improve their Clinical Skills Techniques.
Objective. To find out the relationship between self direct learning readiness and
students' perceptions of learning clinical skills in medical students of the Faculty of
Medicine and Health, Muhammadiyah Jakarta University 2016 class.
Method. This study is a descriptive quantitative analytic, that is research goals to
reveal correlative relationships between the independent variables and the
dependent variable using a cross-sectional approach. Taking sample data with a
total sampling technique of all Medical Students at the Faculty of Medicine and
Health of Muhammadiyah Jakarta University in 2016 class (139 people) at
Cirendeu and Cempaka Putih. Analysis of statistical tests with Gamma correlation
test (CI = 95% and α = 5%).
Results. The results of the Gamma correlation statistical test is that there is a
significant relationship between Self Direct Learning Readiness and Student
Perception of learning clinical skills in medical students of the Faculty of Medicine
and Health of Muhammadiyah University Jakarta 2016 class (p = 0,000), the
strength of the relationship between the two variables is positive and the correlation
strength of two variables is perfect.
Conclusion. From the Gamma correlation test, it was found that there was a
significant relationship between Self Direct Learning Readiness and Student
Perceptions of learning clinical skills in medical students of the Faculty of Medicine
and Health, Muhammadiyah Jakarta University, 2016 class.
Keywords. Self Direct Learning Readiness, learning clinical skill

Universitas Muhammadiyah Jakarta


vii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh : Derry Arya Pratama

NIM : 2015730028

Program Studi : Kedokteran

Judul Skripsi : Hubungan Antara Kesiapan Self Direct Learning


dengan Persepsi Mahasiswa terhadap Belajar
Keterampilan Klinik pada Mahasiswa Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016

Telah berhasil dipertahankan dihadapan sidang penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1)
dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Universitas
Muhammadiyah Jakarta

TIM PENGUJI

Pembimbing : dr.Gladys Dwiani T T, M.Pd.Ked (...............................)

Penguji : dr. (...............................)

Penguji : dr. (...............................)

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : Desember 2018

Cap Institusi

Tanda tangan ka.prodi

(dr. Robiah Khairani Hasibuan, Sp.S)

Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Jakarta

Universitas Muhammadiyah Jakarta


viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta
salam saya curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan skripsi sebagai tugas akhir
dengan judul “Hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan Persepsi
belajar keterampilan Klinik pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016
” skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan pendidikan strata-1
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak motivasi dan bantuan
serta kemudahan yang diberikan secara tulus oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan kelancaran dalam


menyelesaikan skripsi ini
2. Siti Hana S.Pd dan Sastra Rais, orang tua tercinta yang telah memberikan doa,
cinta dan kasih sayang serta semangat dukungan berupa moril dan materil.
3. Nesya Abeliza Sasnanda dan Zulfan Rayhan Adiyatma, adik tersayang yang
selalu memberikan dukungan, serta keluarga tercinta yang memberikan semangat
dalam menempuh Pendidikan ini.
4. Prof. Dr. H. Syaiful Bakhri, S.H., M.H, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Jakarta
5. dr. Muhammad Fachri, Sp.P,.FAPSR,.FISR, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Universitas Muhammadiyah Jakarta


ix

6. dr. Robiah Khairani Hasibuan Sp.S, selaku Ketua Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
7. dr. Gladys Dwiani Tinovella Tubarad, MPd.Ked selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan dengan tulus, sabar, pengertian dan selalu
memberikan dukungan serta bantuan disaat penulis sedang dalam kesulitan
8. dr. Zaira Naftassa, M. Biomed, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan arahan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan dokter dengan tepat waktu
9. dr. Abdul Baktiansyah, MKK,Sp.OK, yang telah membantu memberikan
penjelasan tentang metodelogi penelitian dalam pembuatan skripsi ini
10. Teman-teman Departemen Dewan Dakwah dan Syariah HMPD yang sudah
membantu saya dan bekerjasama dengan baik selama ini
11. Anggota-anggota Lelaki Kulkas (Thymus Boy) dan Teman teman angkatan 2015
(Thymus) yang sudah memberikan dukungan dan kerjasama selama masa pre-
klinik di FKK UMJ.

Penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca agar skripsi ini, supaya skripsi ini nantinya dapat menjadi skripsi yang lebih
baik lagi. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan pada
skripsi ini.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

Universitas Muhammadiyah Jakarta


x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum .............................................................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1.4.1. Bagi Peneliti .................................................................................................. 5
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan............................................................................. 5
1.4.3. Bagi Mahasiswa ............................................................................................ 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6
2.1. Self Directed Learning ..................................................................................... 6
2.1.1. Definisi Self Direct Learning ........................................................................ 6
2.1.2. Karakteristik Self Directed Learning .......................................................... 7
2.1.3. Self Directed Learning Readiness (SDLR) .................................................. 7
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Directed Learning Readiness . 9
2.1.5. Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS).................................... 13
2.1.6. Pembentukan Kemandirian Belajar......................................................... 13

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xi

2.2. Keterampilan Klinik ...................................................................................... 14


2.2.1. Definisi Keterampilan Klinik .................................................................... 14
2.2.2. Tingkat Kemampuan pada Keterampilan Klinis .................................... 15
2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran
Keterampilan Klinik ................................................................................................. 19
2.3. Kerangka Teori............................................................................................... 24
2.4. Kerangka Konsep ........................................................................................... 25
2.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 26
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 26
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 26
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................. 26
3.3.1. Variabel ....................................................................................................... 26
3.3.2. Definisi Operasional ................................................................................... 27
3.4. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 30
3.4.2. Populasi ....................................................................................................... 30
3.4.3. Sampel ......................................................................................................... 31
3.5. Pengujian Instrument Penelitian .................................................................. 32
3.5.1. Validitas....................................................................................................... 34
3.5.2. Reliabilitas................................................................................................... 36
3.6. Langkah-langkah Pengumpulan Data.......................................................... 36
3.7. Pengolahan Data ............................................................................................. 37
3.7.1. Editing ......................................................................................................... 37
3.7.2. Coding ......................................................................................................... 37
3.7.3. Entry ............................................................................................................ 37
3.7.4. Cleaning....................................................................................................... 37
3.8. Pengumpulan Data ......................................................................................... 38
3.9. Analisis Data ................................................................................................... 38
3.9.1. Analisis Univariat ....................................................................................... 38
3.9.2. Analisis Bivariat ......................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 40
4.1. Hasil Penelitian ............................................................................................... 40

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xii

4.1.1. Hasil Analisis Univariat ............................................................................. 40


a. Karakteristik Usia .......................................................................................... 40
b. Karakteristik Jenis Kelamin ......................................................................... 40
c. Kesiapan Self Direct Learning Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 ......................................................................................................................... 41
d. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 Pada Aspek Manajemen Diri ...................................................................... 42
e. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 Pada Aspek Keinginan Untuk Belajar ....................................................... 43
f. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 Pada Aspek Pengendalian Diri.................................................................... 44
g. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 ......................................................................................................................... 45
h. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016.................................................................................. 46
i. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016.................................................................................. 47
j. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016.................................................................................. 48
k. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik Pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016.................................................................................. 49
l. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar Keterampilan
Klinik Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016 ........................................ 50
4.1.2. Hasil Analisis Bivariat .................................................................................... 51
a. Hubungan Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan Persepsi Belajar
Keterampilan Klinik ............................................................................................. 51
4.2. Pembahasan .................................................................................................... 53
4.2.1. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 ........................................................................................................... 53
4.2.2. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 Aspek Manajemen Diri .................................................................. 54
4.2.3. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 Aspek Keinginan Untuk Belajar ................................................... 55
4.2.4. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 Aspek Pengendalian Diri ............................................................... 56

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xiii

4.2.5. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran


Angkatan 2016 ........................................................................................................... 57
4.2.6. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ..................................................................................... 58
4.2.7. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan Klinik
Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016 ................................................................. 59
4.2.8. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ..................................................................................... 60
4.2.9. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ..................................................................................... 61
4.2.10. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar Keterampilan
Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016 ..................................................... 62
4.2.11. Hubungan Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan Persepsi
belajar keterampilan klinik ..................................................................................... 63
4.2.12. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 64
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 64
5.2. Saran ................................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 66

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Piramida Miller16 ...................................................................................... 17


Gambar 2. Peran Dosen Klinik15................................................................................. 22
Gambar 3. Kerangka Teori ......................................................................................... 24
Gambar 4. Kerangka Konsep ...................................................................................... 25
Gambar 5. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 ................................................................................................ 53
Gambar 6. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 Aspek manajemen diri ........................................................ 54
Gambar 7. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 Aspek Keinginan Untuk Belajar ........................................ 55
Gambar 8. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 Aspek Pengendalian Diri .................................................... 56
Gambar 9. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016 ................................................................................................ 57
Gambar 10. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 58
Gambar 11. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan Klinik
Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016....................................................... 59
Gambar 12. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 60
Gambar 13. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 61
Gambar 14. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar Keterampilan
Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016 ........................................... 62

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran dan Metode


Penilaian untuk setiap tingkat kemampuan ................................................ 18
Tabel 2. Definisi Operasional ...................................................................................... 30
Tabel 3.Kisi-kisi Kuesioner Kesiapan Self Direct Learning ...................................... 33
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Faktor-faktor yang mempengaruhi
Persepsi belajar keterampilan klinik ............................................................ 35
Tabel 5. Karakteristik Usia.......................................................................................... 40
Tabel 6. Karakteristik Jenis Kelamin ......................................................................... 41
Tabel 7. Kesiapan Self Direct Learning Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 .................................................................................................................. 42
Tabel 8. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 Pada Aspek Manajemen Diri ............................................................... 43
Tabel 9. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 Pada Aspek Keinginan Untuk Belajar ................................................ 44
Tabel 10. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 Pada Aspek Pengendalian Diri ............................................................. 45
Tabel 11. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan
2016 .................................................................................................................. 46
Tabel 12. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 47
Tabel 13. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan Klinik
Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016....................................................... 48
Tabel 14. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 49
Tabel 15. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 50
Tabel 16. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016 ........................................................................... 51
Tabel 17. Hubungan Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan Persepsi Belajar
Keterampilan Klinik ...................................................................................... 52

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian............................................................................... 69


Lampiran 2. Informed Consent ................................................................................... 70
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik SPSS 25.0 Windows ................................................. 71
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 81
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup ........................................................................... 88

Universitas Muhammadiyah Jakarta


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan kedokteran di Indonesia saat ini menggunakan kurikulum


pendidikan tinggi dengan pendekatan SPICES (Student Centered, Problem-
based, Integrated, Community–based, Elective/Early Clinical Exposure,
Systematic).Pada pendekatan tersebut dinyatakan bahwa pembelajaran yang
awalnya teacher centered learning (TCL) menjadi student centered learning
(SCL). Pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan TCL, pengajar atau
dosen hanya menyampaikan materi secara langsung ke mahasiswa melalui
kuliah (ceramah), sehingga pengetahuan yang diterima mahasiswa bersifat
pasif. Sedangkan ada pembelajaran yang menggunakan pendekatan SCL,
dimana dosen hanya bersifat fasilitator dan motivator dengan menyediakan
beberapa metode belajar yang memungkinkan mahasiswa lebih aktif untuk
memilih, menemukan dan menyusun materi untuk mengembangkan
ketrampilannya.Metode pembelajaran tersebut, di antaranya: Small Group
Discussion,Role-Play & Simulation,Case Study, Discovery Learning (DL),
Cooperative Learning (CL), CollaborativeLearning (CbL),Contextual
Instruction (CI), Project Based Learning (PjBL),Problem Based Learning and
Inquiry (PBL) dan Self-Directed Learning (SDL). 1,2,3,4

Self Direct Learning (SDL) adalah proses belajar yang dilakukan atas
inisiatif individu (mahasiswa itu sendiri) dalam aspek perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani.
Pada metode ini dosen hanya bertindak sebagai fasilitator, yang memberi
arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah
dilakukan individu mahasiswa tersebut. SDL bermanfaat untuk menyadarkan
dan memberdayakan mahasiswa,bahwa belajar adalah tanggungjawab mereka
sendiri. Dengan adanya SDL, mahasiswa didorong untuk bertanggung jawab
terhadap semua fikiran dan tindakan yang dilakukannya .Pada penelitian
Fathilla tentang pengaruh efikasi diri terhadap Self Direct Learning Readiness,

Universitas Muhammadiyah Jakarta


2

disebutkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara SDL dengan prestasi
belajar. Dalam proses pembelajaran tutorial atau problem based learning
(PBL) yang mengoptimalkan Self Directed Learning,mahasiswa secara
mandiri dapat mencari solusi dalam permasalahan klinis yang ada. Pada
penelitian McGrath tentang hasil Objective Structured Clinical Examination
(OSCE) yang berkaitan dengan SDL disebutkan bahwa proses Pembelajaran
Keterampilan Klinik yang mengoptimalkan Self Directed Learning dapat
membangun kepercayaan diri mahasiswa dan meningkatkan Teknik
Keterampilan Kliniknya. 3,5,6

Mahasiswa yang menerapkan Self Direct Learning (SDL) dalam


belajarnya dapat meningkatkan aspek keinginan untuk belajar (desire for
learning), Manajemen diri(self management), dan kontrol diri (self control)
khususnya pada mahasiswa atau pelajar yang sudah menerapkan SDL ditingkat
pendidikan sebelumnya, tetapi pada mahasiswa yang baru menerapkan metode
SDL memerlukan adaptasi terlebih dahulu. Kesiapan belajar mandiri atau yang
disebut dengan Self Directed Learning readiness (SDLR) sangat dibutuhkan
bagi mahasiswa kedokteran karena dengan Kesiapan belajar mandiri yang baik
mahasiswa dapat mengatur waktu belajarnya sesuai dengan metode
pembelajaran pada institusi Pendidikan. Dan kedepannya ketika menjadi
dokter nanti dapat terus belajar, dan selalu mengikuti perkembangan ilmu
kesehatan khususnya ilmu dibidang kedokteran. 2,7,8

Pada Penelitian yang dilakukan oleh McGrath tentang hasil Objective


Structured Clinical Examination (OSCE) yang berkaitan dengan SDL di
Fakultas Kedokteran Universitas Limerick Irlandia, keterampilan klinis
diajarkan dua kali seminggu dan dikaitan dengan kasus Problem Based
Learning(PBL), mahasiswa juga dilatih keterampilan yang bersangkutan
dengan kasus-kasus klinis tertentu. Hasilnya Penerapan SDL dalam
keterampilan klinis dapat meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan
teknik keterampilan klinik. Tetapi,tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara penerapan SDL terhadap nilai ujian keterampilan klinik.6

Universitas Muhammadiyah Jakarta


3

Praktik keterampilan klinik dipraktikkan pada situasi simulasi di


labaratorium keterampilan (Skill Lab). Skill Lab merupakan sarana untuk
mahasiswa dan dapat melatih keterampilan klinis, karena itu skill lab memiliki
peranan yang besar dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa kedokteran
dalam mencapai standar kompetensi selama jejang S1 Pendidikan Dokter. Skill
lab juga memiliki peran penting untuk dapat mempersiapkan mahasiswa
kedokteran sebelum memasuki pendidikan profesi dengan berlatih
keterampilan klinis baik keterampilan berkomunikasi, pemeriksaan fisik,
ataupun tindakan medik dan suatu prosedur yang berisifat invasif.Dalam
pembelajaran keterampilan klinik, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
materi yang diberikan, metode penyampaian materi, keahlian instrukturnya,
fasilitas dan lingkungan pembelajarannya . 9,10

Penelitian terkait Self Direct Learning sudah pernah dilakukan di FKK


UMJ tentang kesiapan Self Direct Learning dan faktor-faktor yang
mempemgaruhinya.Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa mahasiswa
kedokteran FKK UMJ kurang memiliki manajemen waktu yang baik sehingga
dapat mempengaruhi kesiapan belajar mandiri. Selain itu terdapat juga
penelitian lain yaitu tentang hubungan persepsi tutorial dan Self Direct
Learning . Hasil penelitian tersebut menyatakan persepsi mahasiswa FKK
UMJ terhadap tutorial masih kurang, akan tetapi Self Direct Learning pada
mahasiswa FKK UMJ baik .Berdasarkan pentingnya SDL terhadap
pembelajaran dan belum adanya penelitian terkait SDL dengan persepsi
mahasiswa terhadap belajar keterampilan klinik, peneliti ingin meneliti tentang
hubungan antara kesiapan Self Direct Learning dengan persepsi mahasiswa
terhadap belajar keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran fakultas
kedokteran dan kesehatan universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2016.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan suatu instrument untuk


mengukur kesiapan SDLR pada mahasiswa yang telah dikembangkan oleh
Guelielmino, instrument ini dikenal dengan nama Self Directed Learning
Readiness Scale (SDLRS). SDLRS dirancang untuk mengukur sejauh mana
seseorang menilai dirinya memiliki keterampilan dan sikap-sikap yang sering
dikaitkan dengan kemandirian dalam belajar.Sedangkan untuk menilai persepsi

Universitas Muhammadiyah Jakarta


4

mahasiswa terhadap belajar keterampilan klinik, peneliti membuat kesioner


baru yang akan dilakukan uji validitas dan reabilitasnya 11,12

1.2. Rumusan Masalah


Self Direct Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan prestasi belajar. Penelitian terkait Self Direct Learning
dengan persepsi belajar keterampilan klinik belum banyak dan belum pernah
dilakukan di FKK UMJ, oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian
terkait hubungan antara kesipan Self Direct Learning dengan persepsi
mahasiswa terhadap belajar keterampilan klinik.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning (SDL)


dengan Persepsi mahasiswa terhadap Belajar Keterampilan Klinik pada
mahasiswa Program Studi Kedokteran FKK UMJ Angkatan 2016.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui persepsi mahasiswa Program Studi Kedokteran FKK UMJ
Angkatan 2016 terhadap belajar keterampilan klinik
b. Mengetahui gambaran kesiapan Self Direct Learning pada mahasiswa
Program Studi Kedokteran FKK UMJ Angkatan 2016 pada aspek menajemen
diri dalam belajar keterampilan klinik.
c. Mengetahui gambaran kesiapan Self Direct Learning pada mahasiswa
Program Studi Kedokteran FKK UMJ Angkatan 2016 pada aspek keinginan
untuk belajar keterampilan klinik.
d. Mengetahui gambaran kesiapan Self Direct Learning pada mahasiswa
Program Studi Kedokteran FKK UMJ Angkatan 2016 pada aspek
pengendalian diri dalam belajar keterampilan klinik.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


5

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh tambahan ilmu Self Direct Learning (SDL) dan


hubungannya terhadap Persepsi Belajar Keterampilan Klinik. Peneliti
mendapatkan pengalaman melakukan penelitian kuantitatif.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan


rujukan dalam proses pembelajaran, khususnya keterampilan klinik.

1.4.3. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan


terkait SDL dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, khususnya
pembelajaran keterampilan klinik.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa Program
Studi Kedokteran (PSKd) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta angkatan 2016. Penelitian ini mengetahui bagaimana
hubungan SDL terhadap Persepsi belajar keterampilan klinik pada mahasiswa
angkatan 2016. Variabel yang akan diteliti adalah Kesiapan SDL dengan
Persepsi Belajar keterampilan Klinik. Penelitian ini hanya bisa
digeneralisasikan di FKK UMJ karena faktor dari variabel telah dihomogenkan
atau yang berarti tidak dibandingkan ditempat lain. Oleh karena tidak
dibandingkan maka bisa saja terdapat perbedaan antara faktor yang diteliti di
FKK UMJ dengan ditempat lain.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Self Directed Learning


2.1.1. Definisi Self Direct Learning
Self Direct Learning (SDL) adalah proses belajar yang dilakukan atas
inisiatif suatu individu (mahasiswa itu sendiri). Dalam hal ini, perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani,
dilakukan semuanya oleh individu yang bersangkutan. Sementara dosen
hanya bertindak sebagai fasilitator yang memberi arahan, bimbingan, dan
melihat kemajuan belajar yang telah dilakukan mahasiswa. 3
Menuntut ilmu itu penting, karena tanpa ilmu sedikit sekali yang bisa
manusia perbuat di hidupnya. Karena ilmu memiliki sifat berorientasi ke masa
depan. Allah berfirman dalam Qur’an surah Al-Mujadalah : 11

‫ش ُزوا‬ ُ ‫ش ُزوا فَان‬ُ ‫ّللاُ لَ ُكم ۖ َوإِذَا قِي َل ان‬


َّ ‫ح‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا إِذَا قِي َل َل ُكم تَفَ َّس ُحوا فِي ال َم َجا ِل ِس فَاف َس ُحوا يَف َس‬
َّ ‫ّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِمن ُكم َوالَّذِينَ أُوتُوا ال ِعل َم دَ َر َجات ۚ َو‬
‫ّللاُ ِب َما ت َع َملُونَ َخ ِبير‬ َّ ‫يَرفَ ِع‬

Artinya :Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-
Mujadalah : 11)

Menurut Garrison, Self Directed Learning adalah Suatu peningkatan


pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu
menggunakan banyak metode dalam banyak situasi disetiap waktu. Self
Directed Learning diperlukan karena dapat memberikan mahasiswa
kemampuan untuk mengerjakan tugas, mengkombinasikan perkembangan
kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan mahasiswa
untuk mempelajari seluruh kehidupan sehari-hari mereka.13
Menurut Guglielmino Self Directed Learning dapat terjadi dalam
banyak situasi yang bervariasi, mulai dari ruangan kelas yang berfokus pada
guru atau dosen secara langsung (teacher directed) menjadi belajar
perencanaan mahasiswa sendiri (self planned) dan dilakukan sendiri (self

Universitas Muhammadiyah Jakarta


7

conducted). Guglielmino menyatakan tentang karakteristik yang dimiliki oleh


pelajar, yakni sikap, nilai, kepercayaan, dan kemampuan yang akhirnya dapat
menentukan apakah Self Directed Learning terjadi pada suatu situasi belajar
. 13
Self Directed Learning menurut Brockett RG adalah pembelajaran
dimana mahasiswa menentukan sendiri dan bertanggung jawab dalam proses
belajar, termasuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi hasil belajar.
Prinsip yang digunakan di dalam SDL adalah Pengalaman merupakan sumber
belajar yang sangat bermanfaat,Kesiapan belajar merupakan tahap awal
menjadi pembelajar mandiri dan Orang dewasa lebih tertarik belajar dari
suatu permasalahan daripada isi mata kuliah.13
Self Directed Learning dapat diartikan sebagai metode belajar yang
ditentukan oleh seseorang dan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
prestasi belajar seseorang.

2.1.2. Karakteristik Self Directed Learning

Menurut Guglielmino, karakteristik seseorang dapat mempengaruhi


penerapan Self Directed Learning. Seseorang yang memiliki karakteristik self
directed learner sebagai berikut: 12

a. Memiliki inisiatif, independen dan persisten dalam belajarnya.


b. Bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya.
c. Memandang suatu masalah sebagai tantangan, bukan sebagai rintangan.
d. Memiliki disiplin diri.
e. Memiliki hasrat yang kuat untuk berubah.
f. Memiliki keyakinan diri.
g. Senang belajar dan berorientasi pada suatu tujuan

2.1.3. Self Directed Learning Readiness (SDLR)

Self Directed Learning readiness (SDLR) merupakan kesiapan atau


kesediaan seseorang untuk belajar mandiri, yang terdiri dari komponen

Universitas Muhammadiyah Jakarta


8

sikap,kemampuan dan karakteristik personal atau disebut juga kesiapan


belajar mandiri merupakan kebebasan suatu individu dalam mengatur waktu
belajarnya secara mandiri sesuai dengan cara yang dianggapnya mampu
dilakukan dan berhubungan dengan metode pembelajaran pada institusi
Pendidikan.2,8

Readiness dalam self-directed learning dapat diartikan sebagai


tahapan dimana seseorang memiliki sikap,cara berpikir, kemampuan dan
kepribadian khusus yang dibutuhkan untuk menjadi self-directed learner. 10

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi SDLR yaitu keinginan


untuk belajar, kontrol diri dan manajemen diri : 11

a. Manajemen Diri
Dalam menerapkan Self Directed Learning, mahasiswa harus
memiliki kemampuan yang digunakan untuk mendukung Self Directed
Learning, kemampuan yang penting dalam penerapan Self Directed
Learning adalah self management (manajemen diri). Salah satu kunci
untuk menjadi pelajar yang sukses adalah manajemen diri. Pelajar yang
sukses akan mengatur diri sendiri atau mengontrol faktor- aktor yang
mempengaruhi proses belajarnya, menciptakan kondisi yang optimal
untuk belajar, dan menghilangkan rintangan yang dapat menganggu proses
belajarnya. Kemampuan self management adalah kemampuan diri dalam
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, antara lain
pengaturan waktu, lingkungan belajar, emosi, dan hal-hal lainnya yang
berkaitan dengan pembelajaran. 12,13

b. Keinginan Belajar
Keinginan Belajar Merupakan ketertarikan pada suatu pelajaran
sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku pada diri mahasiswa
yang lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang
diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Keinginan untuk belajar dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar. Dorongan untuk belajar timbul dari

Universitas Muhammadiyah Jakarta


9

motivasi belajar yang merupakan daya penggerak atau pendorong untuk


terlibat dalam proses belajar. Motivasi belajar meupakan kondisi
psikologis yang mendorong pembelajar untuk belajar. Motivasi
merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran. mahasiswa yang
tidak mempunyai motivasi tidak akan berusaha keras untuk belajar.
Semakin tinggi motivasi seseorang maka kemauan belajamya juga akan
semakin tinggi.12,13

c. Pengendalian Diri
Menurut Loyens, Pengendalian diri merupakan sikap hati-hati dan
cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijakan yang
terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan
menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.
Mahasiswa yang mampu mengendalikan diri dengan baik maka akan
ccnderung Iebih mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi
permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak
mampu mengendalikan diri dengan baik. Pengendalian diri harus dimiliki
oleh mahasiswa agar mampu menyeimbangkan semangat, ambisi, dan
kemampuan keras mereka dengan kendali diri, sehingga mampu
memadukan kebutuhan pribadi dalam meraih prestasi. 12,13

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Directed Learning Readiness

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan SDLR


seseorang, yaitu faktor di dalam dirinya (internal) dan faktor-faktor yang
terdapat dari luar dirinya (eksternal) : 14

a. Faktor internal
• Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor internal yang dapat


mempengaruhi tingkat kesiapan belajar mandiri bagi individu, terdapat
beberapa perbedaan yang disebabkan dengan adanya perbedaan jenis

Universitas Muhammadiyah Jakarta


10

kelamin dalam proses belajar mandiri, yakni: kemampuan intelektual yang


dimiliki wanita secara konsisten lebih tinggi dari pada pria, dilihat dari
beberapa tes yang menunjukan beberapa kemampuan serta bakti,prestasi
sekolah, perempuan dinilai lebih konsisten daripada pria, secara konsisten
perempuan mengerjakan tugas verbal lebih baik dari pria, sehingga
menempatkan perempuan di posisi teratas dalam prestasi sekolah.

• Metode belajar

Mahasiswa harus mengetahui cara belajar yang cocok untuk


dirinya sendiri, karena mengetahui metode pembelajaran yang tepat untuk
diri sendiri dapat menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan proses
SDLR mahasiswa akan mengetahui kekurangan dalam cara belajar dan
akan mencari tahu metode belajar yang cocok untuk dirinya sendiri.

• Usia

Individu dengan usia lebih tua dinilai lebih berpengalaman,


memiliki kemampuan, dan kemauan dalam menjalani proses belajar
dengan metode self-directed learning readiness (SDLR) dan individu
dengan usia yang lebih muda cenderung lebih bermain-main atau kurang
serius dalam proses belajar sehingga kurang berkonsentrasi dalam
pembelajaran.Self Directed Learning dapat terbentuk melalui empat tahap.
Pertama, siswa berpikir secara mandiri, artinya siswa tidak
menggantungkan pemikirannya pada guru, tetapi pada pemikirannya
sendiri. Kedua, siswa belajar mengatur diri sendiri. Ketiga, siswa belajar
perencanaan diri, bagaimana siswa akan belajar mencapai program dan
tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Keempat, terbentuknya Self Directed
Learning siswa memutuskan sendiri apa yang akan dipelajarinya dan
bagaimana akan mempelajarinya.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


11

• Mood dan Kesehatan

Mood atau suasana hati yang baik dan kesehatan dianggap sangat
berpengaruh dalam keberhasilan proses SDLR karena mood dan kesehatan
yang baik dianggap dapat meningkatkan keinginan mahasiswa dalam
belajar mandiri. Mood adalah salah satu gejala utama dari respon tubuh
yang dapat mempengaruhi fisik hingga psikis seseorang, atau yang biasa
disebut stress, dilihat dari gejala mood, yaitu : kesulitan tidur, mudah
bingung, mudah lupa, bimbang, dan sulit berkonsentrasi.

• Intelegensi

Sikap intelegensi dapat mengembangkan sikap kritis terhadap


sikap-sikap yang datang dari lingkungannya, mampu meningkatkan
adanya kontrol diri terhadap perilakunya terutama unsur-unsur kognitif
dan efektif ikut berperan, dan mampu melakukan segala pekerjaan secara
bebas tanpa pengaruh dari orang lain. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa
intelegensi juga berpengaruh dalam pembentukan belajar pada mahasiswa
kedokteran.

• Pendidikan

Pada mahasiswa tingkat pertama yang menerapkan metode SDLR


dibutuhkan waktu beradaptasi dalam perbedaan penerapan metode belajar
pada saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) yakni teacher-
centre learning, sehingga pada mahasiswa tingkat pertama proses SDLR
kurang maksimal.

• Tingkat Pengetahuan

Seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dan


pengetahuan dasar yang luas akan dapat mengatur proses pembelajarannya
sendiri, karena hal-hal tersebut dapat sangat menunjang keberhasilan
proses SDLR.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


12

• Sosialisasi atau pengalaman sebelumnya

Pengalaman merupakan guru terbaik, begitu pula dalam proses


pembelajaran, seseorang yang pernah memiliki pengalaman gagal pada
proses belajar akan mencoba menemukan cara yang tepat untuk mencapai
suatu keberhasilan, sehingga pengalaman kegagalan tersebut tidak
terulang kembali.

b. Faktor Eksternal
• Waktu belajar

Tidak optimalnya proses belajar mandiri atau SDLR karena


individu tidak dapat mengatur waktunya dan tidak dapat memprioritaskan
hal penting yang akan dikerjakan terlebih dahulu.

• Tempat belajar

Kenyamanan tempat belajar dapat memberikan perasaan yang


lebih baik untuk berkonsentrasi dan dapat menerima ilmu yang dipelajari
lebih mudah.

• Motivasi belajar

Motivasi dalam belajar terbagi menjadi motivasi ekstrinsik dan


motivasi intrinsik .Motivasi ekstrinsik terjadi karena adanya dorongan
dari luar yang mewajibkan seorang mahasiswa belajar yaitu seperti ujian,
nilai, dan penghargaan dari orang lain dan motivasi intrinsik ialah
motivasi belajar karena menyadari akan pentingnya belajar secara
mandiri untuk memperluas pengetahuan.

• Pola asuh orang tua

Dukungan dan pola asuh orang tua yang baik dalam bidang
pendidikan dapat membantu anaknya membiasakan diri dalam belajar
sehari-hari dan mampu mempermudah proses SDLR.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


13

• Aksesibilitas sumber belajar

Terbatasnya akses dalam belajar akan membatasi persentase


keberhasilan proses self-directed learning readiness pada mahasiswa.

• Tahun masuk universitas

Mahasiswa yang memasuki universitas lebih cepat atau tingkat


tinggi diharapkan mempunyai kesiapan SDLR lebih tinggi dibandingkan
mahasiswa yang baru memasuki universitas yang selama menjalankan
proses belajar di sekolah.

Dari faktor yang mempengaruhi SDLR diatas, kemampuan SDLR


dibentuk dari pengalaman pada masa lampau, melalui pengalaman di
sekolah. Model pembelajaran teacher directed learning membatasi
kebebasan individu untuk menjadi SDLR. Dalam penerapan SDLR tidak
semua mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengatur kedalaman dan
keluasan belajarnya sendiri, melainkan menyerahkan tanggung jawab
seluruhnya kepada dosen (teacher-center learning) dan berhubungan
dengan tahun masuk universitas, yang mana semakin cepat mahasiswa
memasuki pendidikan di universitas diharapkan kesiapan SDLR nya juga
akan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang baru masuk universitas.13

2.1.5. Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS)

Salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk mengukur


tingkat Self Directed Learning adalah Self Directed Learning Readiness Scale
(SDLRS), yang telah dikembangkan oleh Lucy M. Guglielmino pada tahun
1977. SDLRS dirancang untuk mengukur sejauh mana seseorang atau
individu menilai dirinya memiliki keterampilan dan sikap-sikap yang sering
dikaitkan dengan belajar mandiri.7

2.1.6. Pembentukan Kemandirian Belajar

Pembentukan kemandirian belajar pada siswa ditentukan oleh : 14

Universitas Muhammadiyah Jakarta


14

a. Sumber sosial
Orang dewasa yang berada di lingkungan mahasiswa seperti orangtua,
pelatih,anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat
mengkomunikasikan nilai kemandirian belajar dengan modelling,
memberikan arah dan mengatur perilaku yang akan dimunculkan.

b. Mempunyai kesempatan untuk melatih kemandirian belajar


Siswa yang secara konstan selalu diatur secara langsung oleh keluarga
atau orangtua dan guru tidak mampu membangun keterampilannya untuk
dapat belajar secara mandiri karena lemahnya kesempatan yang mereka
punya.

2.2. Keterampilan Klinik


2.2.1. Definisi Keterampilan Klinik

Keterampilan klinik adalah salah satu dari 7 kompetensi penting yang


harus dikuasai oleh mahasiswa lulusan fakultas kedokteran di Indonesia.
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), dalam buku Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) tahun 2012 menggariskan bahwa area kompetensi ke-6
merupakan keterampilan klinik. Keterampilan klinik ini meliputi
keterampilan dalam menentukan diagnosis melalui proses anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang serta keterampilan dalam
melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan pasien seperti keterampilan
terapi konseling, pemberian edukasi, dan lain sebagainya.15
Menurut Suryadi, penguasaan keterampilan klinik merupakan elemen
penting dari mutu professional lulusan pendidikan tinggi kedokteran-
kesehatan. Terampil dalam bidang tertentu dapat sebagai bukti nyata
tercapainya kompetensi atau merupakan target dari kurikulumm berbasis
kompetensi (KBK). Pembelajaran keterampilan klinik menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Sayangnya
pembelajaran pada aspek ini tidak semudah seperti layaknya pembelajaran
pada aspek kognitif. Pembelajaran keterampilan klinik memerlukan Sumber

Universitas Muhammadiyah Jakarta


15

Daya Manusia (SDM) yang banyak, memerlukan peralatan serta manekin


(model tiruan anggota tubuh) yang juga cukup mahal.15
Dahulunya, pembelajaran keterampilan klinik dilakukan melalui uji
coba secara langsung (trial and error) pada pasien di rumah sakit, namun
seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan dari masyarakat serta dalam
rangka menjaga mutu pembelajaran terbaik bagi mahasiswa, hampir semua
institusi pendidikan kedokteran di negara maju dan berkembang, termasuk
Indonesia mendirikan program untuk pembelajaran keterampilan klinik yang
dikenal dengan nama laboratorium keterampilan klinik (skills-lab).Saat ini,
skills-lab dijadikan pusat pembelajaran keterampilan klinik khususnya pada
mahasiswa tahap pre-klinik.15

2.2.2. Tingkat Kemampuan pada Keterampilan Klinis

Dalam Piramida Miller, setiap keterampilan klinis ditetapkan tingkat


kemampuan yang harus dicapai di akhir pendidikan dokter yaitu : 16
a. Tingkat kemampuan 1 (Knows) : Mengetahui dan menjelaskan
Mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik
dan psikososial keterampilan klinik tersebut sehingga dapat menjelaskan
kepada pasien/klien, keluarga pasien, teman sejawat, serta profesi
lainnya tentang prinsip,indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul.
Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan,
diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat
menggunakan ujian tulis.
b. Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau
didemonstrasikan
Menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving dan
berkesempatan untuk melihat serta mengamati keterampilan tersebut
dalam bentuk demonstrasi atau mempraktikkan langsung pada
pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2
dengan melakukan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian suatu
kasus secara tertulis dan/atau secara lisan (oral test).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


16

c. Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah


menerapkan dibawah supervise
Menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk
latarbelakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan klinik
tersebut,berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan
tersebut dalam bentuk demonstrasi atau mempraktikkan langsung pada
pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga
dan/atau standardized patient.Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 3 dengan Objective Structured Clinical Examination
(OSCE) atau Objective Structured Assessmentof Technical Skills
(OSATS).
d. Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai
seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah melakukan keterampilan
klinik,komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah
melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 4 dengan Workbased Assessment misalnya mini-CEX,
portfolio, logbook, dan Sebagainya.
• Keterampilan 4A : yang dicapai pada saat lulus dokter
• Keterampilan 4B : Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah
selesai internsip dan/atauPendidikan Kedokteran Berkelanjutan
(PKB)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


17

Work Based-Assessment Eg.


Portofolio, Log book, Multisource
Does feedback, mini-CEX
Clinical and practical assessment
Show Eg. OSCE, Long Case

Written Assessment
Knows How Eg. MCQ, EMI

Written
Knows Assessment

Gambar 1. Piramida Miller16

Tingkat kemampuan menurut Piramida Miller dan alternatif cara


mengujinya pada mahasiswa.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


18

Kriteria Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4A


Tingkat Mampu
Keterampilan Melakukan
Klinis Sendiri
Mampu melakukan di
bawah supervise
Memahami Clinical Reasoning dan
Problem Solving
Mengetahui Teori Keterampilan
Metode Melakukan
Pembelajaran pada pasien
Berlatih dengan alat praga
atau pasien tersandar
Observasi Langsung, demonstrasi
Perkuliahan, diskusi, penugasan, belajar mandiri
Metode Ujian Penyelesa Objective Workbased
Penilaian Tulis ian kasus Structured Assestment
secara Clinical seperti
tertulis Examination mini-CEX,
dan atau (OSCE) portofolio,
lisan (oral logbook,
test) dan
sebagainya.
Tabel 1. Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran dan
Metode Penilaian untuk setiap tingkat kemampuan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


19

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran


Keterampilan Klinik

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan keterampilan


klinik, yaitu :15
a. konten materi
Secara keseluruhan, konten materi yang dikemas dalam kurikulum
harus pas. Kurikulum harus dilakukan secara spiral. Ciri dari kurikulum
yang spiral diantaranya adalah adanya pengulangan (iterative), adanya
penambahan tingkat kesulitan, adanya pembelajaran terhadap hal baru
yang berkaitan dengan pembelajaran sebelumnya serta adanya
peningkatan capaian kompetensi dari mahasiswa terkait dengan topik
tersebut. Sebagai contoh keterampilan asuhan persalinan diberikan secara
bertahap kepada mahasiswa, Kala I, Kala II, Kala I dan Kala IV. Setelah
dipecah-pecah akan ada suatu pengulangan kembali yakni keterampilan
tersebut diberikan secara keseluruhan Kala I-IV ataupun ditambah
skenario kasus yang lebih rumit , sebagainya Contoh lain, misalnya
keterampilan sederhana cuci tangan WHO atau pemasangan handschoen
(sarung tangan steril) yang keterampilan tersebut diulang dan
diintegrasikan dengan keterampilan bedah minor pada tahapan yang lebih
lanjut dari mahasiswa.

b. Metode Penyampaiannya
Sebagaimana yang telah dikemukan dalam Piramida Miller, tentang
tingkatan penilaian keterampilan yang secara berurutan dimulai dari
knows, knows how, shows how, dan does. Ada 7 tahapan dalam
penyampaian latihan keterampilan klinik terutama keterampilan
prosedural yaitu, perencanaan, mendemonstrasikan prosedur, memberikan
mahasiswa kesempatan mencoba dan melakukan observasi, memberikan
feedback, mengajak pembelajar melakukan self-assesment, membolehkan
mahasiswa berlatih walaupun belum sampai kondisi yang ideal serta
memodifikasi pendekatan, mengantisipasi pembelajar yang kurang siap.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


20

Pembelajaran untuk Model lain terkait metode dalam menyampaikan


latihan keterampilan dikenal dengan singkatan S-T-E-P-S, yaitu menggali
dan mengaktifkan pengetahuan yang sudah di pelajari sebelumnya (set the
foundation), demonstrasi oleh instruktur (tutor demonstration), penjelasan
sambil mendemonstrasikan kembali (explanation), mahasiswa
mempraktikkan dibawah supervisi (practice under supervision) dan
melakukan praktik kembali secara keseluruhan dengan baik. Jika
diperjelas, secara sederhana dalam latihan pelaksanaan suatu keterampilan
psikomotor, ada 3 tahapan proses yang harus dilakukan yaitu observasi
suatu demonstrasi keterampilan, melakukan atau mempraktikkan di bawah
supervisi, mempraktikkan secara mandiri sampai mahir. Menurut teori
skillls acquisition, terdapat 3 fase/tahapan dalam proses penguasaan
keterampilan yang ditandai oleh ciri yang berbeda di masing-masing
fasenya yaitu fase kognitif, fase asosiasi, dan fase otomatis. Demonstrasi
penting dalam rangka membangun fase kognitif pada mahasiswa,
memecah keterampilan yang kompleks, disertai dengan explanasi serta
dikaitkan dengan alasan-alasan logis serta clinical reasoning, hal ini dapat
membentuk fase kognisi selain merupakan bagian dari proses konstruksi
ilmu.Lebih jauh dari itu, demonstrasi dapat berperan sebagai contoh nyata
tindakan, menambah pengalaman mahasiswa, memotivasi mahasiswa
untuk bertanya dan berpartisipasi aktif serta dapat memperjelas hal-hal
secara lebih detil dan terperinci.

c. Mahasiswa Pesertanya
Hal-hal yang mempengaruhi peserta didik dalam penguasaan suatu
keterampilan antara lain prior knowledge, yaitu pengetahuan awal atau
kemampuan dasar yang sudah dimiliki sebelumnya; aptitudes atau tingkat
kecerdasan keterampilan / bakat yang dimiliki mahasiswa; umur
mahasiswa; gaya belajar mahasiswa serta sikap dan motivasi
mahasiswa.Pada sebuah setting pembelajaran menggunakan teman sebaya
sebagai pengajar (peer-assisted learning), motivasi mahasiswa peserta
bersifat motivasi eksternal sedangkan motivasi mahasiswa yang berperan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


21

sebagai pengajar lebih bersifat motivasi internal Motivasi internal


membuat mahasiswa belajar dan berlatih keterampilan secara lebih
mendalam. Hal ini yang juga mempengaruhi keberhasilan mahasiswa
dalam menguasai suatu keterampilan klinik.
Selain itu, jumlah mahasiswa dalam kelompok pembelajaran
keterampilan juga menentukan keberhasilan latihan keterampilan klinik.
Pada sistem Problem-Based Learning (PBL), salah satu cirinya adalah
pembelajaran dilakukan pada kelompok kecil (small group learning).
Jumlah ideal dalam pembelajaran pada kelompok kecil antara 5-8 orang
peserta didik. Jika lebih dari 10 orang akan terjadi perubahan pada
dinamika kelompok pembelajaran klinik seperti bedside teaching jumlah
mahasiswanya sekitar 2-4 orang, sedangkan untuk diskusi tutorial antara
4-12 orang, seminar 10-25 orang, PBL 8-12 orang mahasiswa.

d. Instruktur Kliniknya
Instruktur adalah sebutan yang lazim digunakan untuk dosen yang
mengajarkan keterampilan klinik. Seorang instruktur atau dosen
memegang peranan sangat penting dalam pembelajaran klinik. Praktek
klinisi yang baik merupakan pusatnya pembelajaran klinik. Terdapat 12
peran seorang dosen klinik. Kedua belas peran tersebut mencakup 6 area
aktivitas dosen klinik diantaranya sebagai penyedia informasi bagi
mahasiswa, dosen sebagai role model, dosen sebagai fasilitator, dosen
sebagai asesor, dosen sebagai perencana serta dosen sebagai pengembang
materi dan bahan pembelajaran.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


22

Mentor Learning
Facilitator
Student On-the-job
Assessor role model

Curriculum Teaching
Evaluator role model

Curriculum
Planner Lecture

Clinical or
Course practical
Organiser teacher
resource
Study guide material
producer creator

Gambar 2. Peran Dosen Klinik15

Peran lain yang juga disandang oleh seorang instruktur atau dosen
klinik yang dapat menciptakan proses pembelajaran klinik yang baik
diantaranya, Dosen klinik berperan sebagai seorang ahli (medical expert)
komunikator, kolaborator, manajer, advokat kesehatan, pembelajar
(scholar) serta sebagai seorang yang professional. Selain itu instruktur
juga hendaknya memahami tentang proses pembelajaran pada kelompok
kecil. Dosen klinik ketika bertindak sebagai instruktur latihan
keterampilan hendaknya mampu mengaktivasi prior knowledge
mahasiswa, memvariasikan proses pembelajaran untuk mengakomodir
gaya-gaya belajar pada mahasiswa, senantiasa bersikap baik dan menjaga
sikap professionalnya karena tanpa disadari instruktur dianggap sebagai
role-model bagi mahasiswa. Instruktur juga harus mampu membangkitkan
motivasi internal dari mahasiswa sehingga proses pembelajaran yang
terjadi lebih mendalam (deep-learning).

e. Peralatan Serta Lingkungan Pembelajarannya.


Peralatan memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan
pembelajaran keterampilan klinik. Jumlah dan jenis peralatan sebaiknya

Universitas Muhammadiyah Jakarta


23

harus memadai. Peralatan tersebut berupa manikin serta bahan habis pakai
yang biasa digunakan. Kekurangan jumlah peralatan akan berimbas pada
kurangnya kesempatan mahasiswa untuk beratih keterampilan. Padahal
berlatih keterampilan di bawah supervisi tersebut merupakan salah satu
fase dalam teori akuisisi keterampilan yaitu pada fase asosiasi. Mahasiswa
sulit untuk bisa menjadi mahir jika tidak diberikan kesempatan untuk
berlatih. Mahasiswa juga harus diberikan feedback bagaimana cara
melakukan keterampilan yang dipelajari secara benar. Feedback dapat
membuat mahasiswa makin memperbaiki kesalahannya menuju
kemahiran. Lingkungan pembelajaran dapat berupa lingkungan fisik dan
lingkungan non-fisilk (sosial). Lingkungan fisik seperti ruangan, sarana
dan prasarana, pencahayaan ruangan, suhu ruangan, dan ventilasi udara.
Jika lingkungan fisik ini nyaman dan memenuhi kebutuhan fisiologis
mahasiswa maka proses latihan keterampilan akan berjalan dengan baik
serta akan meningkatkan motivasi mahasiswa dalam berlatih keterampilan
dan bersungguh-sungguh kemampuan dirinya dengan segenap.
Lingkungan pembelajaran yang lain adalah lingkungan non-fisik
atau lingkungarn sosial. Faktor lingkungan sosial yang lain seperti sikap
dan cara instruktur membawakan materi menarik, pasien simulasi yang
cukup baik dan atraktif, antusiasme dari teman- teman anggota kelompok,
interaksi antar sesama teman anggota kelompok, dan lain- lain.
Kesemuanya dapat membangun motivasi dari peserta didik serta membuat
proses pembelajaran keterampilan menjadi lebih kondusif.

2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Klinik


Pembelajaran keterampilan laboratorium klinik mempunyai kelebihan
dan kekurangan yaitu :17
a. Kelebihan
• Melibatkan semua panca indera
• Mendekati kondisi yang Lebih nyata
• Jadwal bisa diatur sesuai kebutuhan
• Membangun ranah (kognitif,psikomotor,attitude)
• Materi dapat diatur lebih spesifik

Universitas Muhammadiyah Jakarta


24

• Perbedaan antara ahli dan pemula terlihat jelas

b. Kekurangan
• Membutuhkan banyak waktu ,biaya dan tenaga
• Membutuhkan alat dan sarana
• Harus merancang fakta kepengaturan laboratorium
• Pembelajarannya dengan kelompok kecil
• Keterampilan itu harus diulang

2.3. Kerangka Teori

- Konten Materi
- Metode
Penyampaian - Menajemen diri
Materi - Keinginan untuk
- Mahasiswa belajar
- Instruktur Klinik - Pengendalian
- Peralatan dan diri
Lingkungan
belajar

Persepsi Belajar
Kesiapan Self
Keterampilan
Direct Learning
Klinik

Gambar 3. Kerangka Teori

Universitas Muhammadiyah Jakarta


25

2.4. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Persepsi Belajar Keterampilan Kesiapan Self


Klinik Direct Learning

Gambar 4. Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Terdapat hubungan Kesiapan Self Direct Learning Dengan Persepsi


Mahasiswa terhadap Belajar Keterampilan Klinik pada mahasiswa program
studi kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan angkatan 2016.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
korelatif antara variabel independen dan variabel dependen dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional. Cross-sectional adalah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
dengan efek,dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sehaligus pada suatu saat (Point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variable subjek saat penelitian.18

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dilakukannya penelitian ini di kampus A dan B FKK UMJ.
Karena tempat tersebut merupakan tempat kuliah peneliti. Dan penelitian ini
dilakukan pada bulan November 2018 pada mahasiswa kedokteran angkatan
2016.

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.3.1. Variabel
a. Variabel Dependen Variabel Dependen yang diteliti adalah Kesiapan Self
Direct Learning pada Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan UMJ angkatan 2016.
b. Variabel Independen Variabel Independen yang diteliti adalah Persepsi
Mahasiswa terhadap Belajar Keterampilan Klinik pada mahasiswa
Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ angkatan 2016.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


27

3.3.2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Kesiapan Self Menggunakan SDLRS Kuesioer - ≥ 208 = Ordinal
1
Direct (Self Directed Learning Baik
Learning Readiness Scale). - < 208 =
Kuesioner terdiri dari 52 Kurang
pemyataan pemberian
skor menggunakan skala
Likert
• Tidak pernah = 1
.
• Sangat jarang=2
• Kadang
kadang=3 .
• Hampir selalu= 4
• Selalu=5

yang didalamnya
terdapat tiga kategori
yang terdiri dari:

a. Manajemen diri - ≥ 56 =
• Kemampuan diri Baik
dalam mengatur - < 56 =
hal-hal yang Kurang
berkaitan dengan
pembelajaran,
antara lain:

Universitas Muhammadiyah Jakarta


28

pengaturan
waktu,
lingkungan
belajar, emosi,
dan hal-hal
lainnya yang
berkaitan dengan
pembelajaran.
• Manajemen diri
yang terdiri dari
14 pernyataan
b. Keinginan - ≥ 76 =
Untuk Belajar Baik
• Ketertarikan atau - < 76 =
kesenangan Kurang
dalam belajar dan
mempelajari hal-
hal baru serta
mencarı fakta-
fakta, menerima
saran & bantuan
orang lain untuk
meningkatkan
kualitas
pencapaian hasil
belajar .
• Keinginan untuk
belajar terdiri
dari 19 pernyataa
c. Pengendalian - ≥ 76 =
diri Baik

Universitas Muhammadiyah Jakarta


29

• Kemampuan - < 76 =
memahami diri Kurang
sendiri,
mengendalikan
perilaku dan
bertanggung
Jawab.
• Pengendalian diri
terdiri dari 19
pernyataan

Faktor-faktor Kuesioner - ≥ 96 = Ordinal


2 Menggunakan kuesioner
Baik
yang yang dilakukan uji
- < 96 =
mempengaruhi validitas, Kuesioner
Kurang
Persepsi terdiri dari 25 pernyataan
belajar pemberian skor
keterampilan menggunakan skala
klinik Likert
• STS = Sangat
tidak Setuju
• TS =Tidak setuju
• KS =Kurang
Setuju
• S=Setuju
• SS=Sangat
setuju.

terdiri dari :

a. konten materi
- ≥ 20 = Baik
terdiri dari 5 - < 20 =
pernyataan Kurang

Universitas Muhammadiyah Jakarta


30

b. Metode - ≥ 20 = Baik
Penyampaiannya < 20 =
terdiri dari 5 Kurang
pernyataan
c. Mahasiswa - ≥ 20 = Baik
Pesertanya < 20 =

terdiri dari 5 Kurang

pernyataan
d. Instruktur - ≥ 20 = Baik

Kliniknya < 20 =

terdiri dari 5 Kurang

pernyataan
e. Peralatan Serta
Lingkungan - ≥ 16 = Baik

Pembelajarannya. < 16 =

terdiri dari 4 Kurang

pernyataan

Tabel 2. Definisi Operasional

3.4. Populasi dan Sampel


3.4.2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan
diduga. Anggota (unit) populasi disebut elemen populasi.19
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah mahasiswa
Kedokteran Fakultas Keokteran dan Kesehatan UMJ angkatan 2016 yang
berjumlah 139 orang mahasiswa.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


31

3.4.3. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau
diukur. Unit sampel dapat sama dengan unit populasi, tetapi dapat juga
berbeda.19
Pemilihan sampel menggunakan total sampling dari seluruh
mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan 2016 yang berjumlah 139
responden. Artinya, sampel yang digunakan adalah total populasi. Alasan
peneliti mengambil sampel ini karena mahasiswa angkatan 2016 merupakan
mahasiswa yang masih aktif perkuliahan dan telah banyak melakukan
pelatihan Keterampilan Klinik di Sistem atau Blok Kedokteran tahun ajaran
2018/2019 .
Karena populasi dalam penelitian ini diketahui maka dalam
pengambilan jumlah sampel peneiliti menggunakan rumus Slovin:20
𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐

Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir.

Penelitian ini menggunakan tingkat keandalan 95% karena


menggunakan tingkat kelonggaran ketidak telitian sebesar 5%. Pembulatan
ke atas dilakukan karena berdasarkan tabel ukuran sampel dan batas
kesalahan untuk tingkat kelonggaran penelitian 5%. Apabila dilakukan
perhitungan menggunakan rumus, maka jumlah minimum yang di peroleh
adalah :

Universitas Muhammadiyah Jakarta


32

𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐

𝟏𝟑𝟗
𝒏= = 103,153989 responden/103 responden
𝟏+𝟏𝟑𝟗 (𝟎,𝟎𝟓)𝟐

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. 18
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kedokteran
UMJ tahap akademik angkatan 2016 yang berstatus aktif kuliah. Sedangkan
kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang tidak bersedia
mengisi informed consent dan tidak hadir kuliah. Dalam penelitian ini tidak
ada subjek yang drop out.

3.5. Pengujian Instrument Penelitian


Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang
dibuat sendiri oleh peneliti untuk mengukur Hubungan Kesiapan Self Direct
Learning terhadap Persepsi belajar keterampilan Klinik pada mahasiswa
kedokteran FKK UMJ Angkatan 2016. Jenis skala pengukuran yang digunakan
Peneliti menggunakan instrumen yang paling sering digunakan untuk
mengukur tingkat Self Direct Learning adalah Self Direct Learning Readiness
Scale (SDLRS) yang dikembangkan oleh Lucy M. Guglielmino pada tahun
1977.7
Kuesioner ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah
dilakukan uji validitas dan reliabilitas Jenis skala pengukuran yang digunakan
adalah skala Likert, dimana skala Likert merupakan skala yang dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang terhadap sesuatu. Skala ini memiliki lima jenjang penilaian mulai dari
yang paling tinggi sampai paling rendah yaitu (selalu 5), (hampir selalu 4).
(kadang-kadang-3). (sangat jarang-2), dan (tidak pernah 1), Kuesioner ini
dibagi menjadi tiga kategori yang terdiri dari(i) manajemen diri yang terdiri

Universitas Muhammadiyah Jakarta


33

dari 14 item, (ii) keinginan untuk belajar yang terdiri dari 19 item, dan (iii)
pengendalian diri yang terdiri dari 1 item, berdasarkan 5 skala penilaian yaitu
(selalu-5), (hampir selalu 4). (kadang-kadang-3). (sangat jarang-2), dan (tidak
pernah1).13

No Keterangan Nomor Pernyataan Jumlah


Pernyataan
1 Manajemen Diri 1,2,4,5,6,7,10,31,37, 14
38,41,42,46,48
2 Keinginan 3,12,13,14,16,17,18, 19
Untuk Belajar 19,20,21,22,23,25,32
,33,34,35,36,39
3 Pengendalian 8,9,11,15,24,26,27,2 19
Diri 8,29,30,40,43,44,45,
47,49,50,51,52

Tabel 3.Kisi-kisi Kuesioner Kesiapan Self Direct Learning

Pada Faktor yang mempengaruhi Persepsi belajar keterampilan klinik


dilakukan uji validitas dan reliabilitas Jenis skala pengukuran yang digunakan
adalah skala Likert.Skala ini memiliki lima jenjang penilaian mulai dari yang
paling tinggi sampai paling rendah yaitu (Sangat Setuju-5), (Setuju-4). (Kurang
Setuju-3). (Tidak Setuju-2), dan (Sangat Tidak Setuju-1). Kuesioner terdiri dari
25 pernyataan yang mencakup 5 kategori yaitu konten materi terdiri dari 5
pernyataan,Metode Penyampaiannya terdiri dari 5 pernyataan,
Mahasiswa/Pesertanya terdiri dari 5 pernyataan,Instruktur Kliniknya terdiri
dari 5 pernyataan, Peralatan Serta Lingkungan Pembelajarannya, dengan total
keseluruhan terdiri dari 25 pernyataan .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


34

3.5.1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu


instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Untuk
menguji validitas kuesioner sering menggunakan bantuan software Microsoft
Office Excel dan Statistical Product and Service Solution (SPSS). Uji
validitas kuesioner Persepsi belajar keterampilan klinik dilakukan pada 30
mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap akademik angkatan 2015.

Di teliti pada 25 Oktober 2018 yang dijaga identitasnya guna


mengantisipasi tercampurnya responden uji validitas dan responden
penelitian. Penelitian ini menggunakan software statistic komputer yang
disebut Statistical Product and Service Solution (SPSS), untuk membantu
analisis dan perhitungan. Hasil dari uji validitas pada penelitian ini tercantum
pada lampiran Dalam menentukan uji validitas kuesioner dilakukan dengan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Jumlah responden dalam
uji validitas ini sebanyak 30 orang.

No. Pernyataan Nilai r hitung Keterangan

Pernyataan 1 0,474 Valid

Pernyataan 2 0,375 Valid

Pernyataan 3 0,403 Valid

Pernyataan 4 0,430 Valid

Pernyataan 5 0,376 Valid

Pernyataan 6 0,387 Valid

Pernyataan 7 0,721 Valid

Universitas Muhammadiyah Jakarta


35

Pernyataan 8 0,683 Valid

Pernyataan 9 0,612 Valid

Pernyataan 10 0,606 Valid

Pernyataan 11 0,558 Valid

Pernyataan 12 0,488 Valid

Pernyataan 13 0,221 Tidak Valid

Pernyataan 14 0,423 Valid

Pernyataan 15 0,402 Valid

Pernyataan 16 0,376 Valid

Pernyataan 17 0,421 Valid

Pernyataan 18 0,255 Tidak Valid

Pernyataan 19 0,509 Valid

Pernyataan 20 0,419 Valid

Pernyataan 21 0,301 Tidak Valid

Pernyataan 22 0,293 Tidak Valid

Pernyataan 23 0,412 Valid

Pernyataan 24 0,556 Valid

Pernyataan 25 -0,012 Tidak Valid

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Faktor-faktor yang mempengaruhi


Persepsi belajar keterampilan klinik

Dalam Menentukan uji validitas kuesioner faktor-faktor yang


mempengaruhi Persepsi belajar keterampilan klinik dilakukan dengan
membandingkan nilai r table dengan nilai r hitung, jumlah responden pada uji
validitas ini sebanyak 30 orang, maka didapat r table sebesar 0,361. Pada

Universitas Muhammadiyah Jakarta


36

kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi belajar keterampilan


klinik terdapat 25 pernyataan, terdapat 20 pernyataan yang valid, dan 5
pernyataan yang tidak valid, hal tersebut bisa dikarenakan Bahasa yang
kurang jelas sehingga penulis mengubah Bahasa. Pada hasil yang tidak valid,
peneliti melakukan perubahan pada 4 pernyataan, dan menghapus 1
pernyataan, untuk menghilangkan keraguan pada responden.

3.5.2. Reliabilitas
Reliabilitas terkait dengan keandalan atau keterpercayaan alat ukur.
Maksudnya sejauh mana alat ukur itu memberikan hasil yang kurang lebih
sama ketika diterapkan pada subjek penelitian yang sama dalam waktu yang
berbeda Suatu instrument dikatakan cukup konsisten/ reliable apabila
memiliki nilai Cronbach's Alpha ≥0,6. Penelitian ini menggunakan software
statistic komputer. Nilai reabilitas kuesioner ini sebesar 0,780 yang lebih
besar disbanding nilai Cronbach’s Alpha 0,6 maka pernyataan dinyatakan
reliabel.

3.6. Langkah-langkah Pengumpulan Data


1. Peneiliti telah melakukan uji validitas, uji reliabiitas, dan uji normalitas
instrumen kepada 30 mahasiswa Program Studi Kedokteran (PSKD) FKK
UMJ angkatan 2015. Uji ini dilakukan untuk mengantisipasi kevalid dan
reliabelnya sebuah instrumen.
2. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing, peneliti mengajukan
persetujuan etik pada komisi etik penelitan FKK UMJ untuk dilakukan
pengecekan plagiatrisme.
3. Setelah disetujui oleh komisi etik, peneliti mengajukan permohonan izin
penelitian di kampus FKK UMJ
4. Jawaban persetujuan izin penelitian disampaikan oleh Bagian Bidang
Akademik
5. Setelah izin peneliian disetujui, peneliti menentukan jumlah responde yang
akan diteliti, yaitu total dari seluruh mahasiswa Kedokteran angkatan 2016.
6. Peneliti membagikan kuesioner penelitian kepada responden yaitu seluruh
mahasiswa angkatan 2016.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


37

7. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 10 menit untuk masing-


masing responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 1
hari
8. Kuesioner yang telah disi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.

3.7. Pengolahan Data

Menurut Hastanto, ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus
dilalui yaitu: 10

3.7.1. Editing

Pemeriksaan data merupakan tahap dimana data yang didapat


diperiksa terlebih dahulu, antara lain dengan memeriksa apakah lembar
persetujuan sudah ditanda tangani, apakah kuesioner telah dijawab secara
lengkap, dan apakah jawaban sesuai dengan yang ditanya.

3.7.2. Coding

Dilakukan dengan memberi kode pada tiap jawaban responden.


pemberian kode dimaksudkan untuk memudahkan dalam memasukan data.

3.7.3. Entry

Setelah dilakukan penyuntingan data, kemudian memasukkan data


dari hasil kuesioner yang sudah diberikan kode pada masing-masing variabel.
Setelah itu dilakukan analisis data dengen memasukkan data data tersebut
dengan software statistic yaitu Statistical Product and Service Solution
(SPSS), untuk dilakukan analisis univariat (untuk mengetahui gambaran
secara umum) dan analisis bivariat (untuk mengetahui variabel yang
berhubungan).

3.7.4. Cleaning

Universitas Muhammadiyah Jakarta


38

Tahap terakhir yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan


untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan
demikian data tersebut telah siap untuk dianalisis.

3.8. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, cara mengumpulkan data dengan melakukan


penelitian secara langsung (data primer). Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari sampel penelitian. Jenis data yang dikumpulkan
dengan cara menyebar kuesioner kepada responden dan memintanya untuk
mengisi kuesioner tersebut.

3.9. Analisis Data


3.9.1. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan pada setiap variable penelitian untuk melihat


deskripsi data. Hasil dari analisis berupa distribusi frekuensi, presentase,
mean (nilai rerata) dan standar deviasi (SD) setiap variabel.

3.9.2. Analisis Bivariat

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini analisis bivariat


korelatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis korelatif. Kedua variabel
dalam penelitian memiliki skala kategorik ordinal. Korelasi antara variabel
ordinal dengan ordinal dilakukan dengan Uji Korelasi Gamma. Analisa
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 25.0 for Windows.
Keluaran dari uji korelasi adalah Pvalue dan arah korelasi. Pvalue dinyatakan
secara statistik bermakna apabila Pvalue < . Pada umumnya, Nilai yang
digunakan adalah 0.05. Arah korelasi bisa bernilai positif atau negatif. Positif
artinya semakin besar nilai variabel pertama, maka semakin besar pula nilai
variable yang kedua. Negatif artinya semakin besar nilai variabel pertama,
maka semakin kecil nilai variable yang kedua. Besarnya korelasi secara

Universitas Muhammadiyah Jakarta


39

statistik yaitu Tidak terdapat korelasi (|𝑟| = 0), Sangat rendah atau lemah
sekali (0,00 < |𝑟| ≤ 0,20), Rendah atau lemah tapi pasti (0,20 < |𝑟| ≤ 0,40),
Cukup berarti atau sedang (0,40 < |𝑟| ≤ 0,70), Tinggi atau Kuat (0,70 < |𝑟| ≤
0,90), Sangat tinggi atau kuat sekali (0,90 < |𝑟| ≤ 1,00), Sempurna ( |𝑟| =
1,00).21,22

Keputusan Uji gamma, H0 ditolak jika nilai dari Pvalue < α (005),
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan
variabel independen. Sedangkan H0 diterima apabila nilai Pvalue > α (0,05),
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan
variabel independen.23,24

Adapun rumus untuk uji korelasi gamma : 23,24

Gamma (Υ) = P – Q
P+Q

Ket :
P = Pasangan concordant
Q = Pasangan discordant

Untuk rumus uji signifikan pada korelasi gamma yaitu : 23

𝑃 + 𝑄2
z=Y√
𝑁 (1 − 𝑌 )

Ket :
Y = Gamma
P = Pasangan concordant
Q = Pasangan Discordant
N = Total Sampel

Universitas Muhammadiyah Jakarta


40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran FKK UMJ
angkatan 2016 yang berjumlah 109 orang dari 139 orang populasi. Sebanyak
30 orang tidak ikut dalam penelitian dikarenakan tidak hadir dan tidak bersedia
berpartisipasi dalam penelitian.

4.1.1. Hasil Analisis Univariat


a. Karakteristik Usia

Karakteristik usia pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap


akademik angkatan 2016 yang berusia < 20 tahun sebanyak 19 orang (17,43%)
dan yang berusia ≥ 20 tahun sebanyak 90 orang (82,57%).

Usia Jumlah (n) Presentase (%)


Responden
< 20 tahun 19 17,43%

≥ 20 tahun 90 82,57%

Total 109 100.0

Tabel 5. Karakteristik Usia

b. Karakteristik Jenis Kelamin

Gambaran jenis kelamin pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap


akademik angkatan 2016 yang berjenis kelamin laki laki sebanyak 32 orang
(29,4%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 77 orang ( 70,6 % )
.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


41

Jenis kelamin Jumlah (n) Presentase (%)


Responden
Laki-laki 32 29,4

Perempuan 77 70.6

Total 109 100.0

Tabel 6. Karakteristik Jenis Kelamin

c. Kesiapan Self Direct Learning Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan


2016

Pada kesiapan Self Direct Learning (SDL) peneliti melakukan


pengitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan hasilnya
menunjukan Mean (M) sebesar 206.4587 dan Standar Deviasi (SD) sebesar
21.671594. Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat dengan
menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p 0.200
ha, bahwa distribusi pada kesiapan Self Directed Learning (SDL) normal.
Peneliti melakukan pengkategorian pada instrument kesiapan Self Directed
Learning (SDL) dimana terdapat 52 butir pernyataan, pengkategorian sendiri
menggunakan skor 4 dikalikan jumlah pernyataan. Dengan demikian batas
nilai pengkategorian adalah 208. Responden dikategorikan baik apabila nilai
responden total ≥ 208 dan responden dikategorikan kurang apabila nilai <208.
Dengan kategori diatas terdapat gambaran hasil dari kesiapan SDL pada
mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap akademik angkatan 2016 yang
berada dalam kategori baik sebanyak 55 orang ( 50,5 % ) dan yang berada
dalam kategori kurang 54 ( 49,5 % ).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


42

Kesiapan SDL Jumlah (n) Presentase (%)

Baik 55 50,5

Kurang 54 49.5

Total 109 100.0

Tabel 7. Kesiapan Self Direct Learning Pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

d. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan


2016 Pada Aspek Manajemen Diri

Pada kesiapan Self Direct Learning (SDL) aspek manajemen diri


peneliti dilakukan pengitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-
25 dan hasil menunjukan Mean (M) sebesar 52.275229 dan Standar Deviasi
(SD) sebesar 7.442211. Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat
dengan menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p
0.200 ha, bahwa distribusi pada kesiapan Self Directed Learning (SDL) aspek
manajemen diri normal. Peneliti melakukan pengkategorian pada instrument
kesiapan Self Directed Learning (SDL) aspek manajemen diri yang terdiri
dari 14 pernyataan, pengkategorian menggunakan Skor 4 dikalikan jumlah
pernyataan. Dengan demikian batas nilai pengkategorian adalah 56
,Responden dikategorikan baik apabila nilai responden total ≥ 56 dan
responden dikategorikan kurang apabila nilai < 52. Dengan kategori tersebut
terdapat gambaran hasil dari kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada
aspek manajemen diri mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan 2016.Pada
aspek manajemen diri yang berada dalam kategori baik sebanyak 37 orang (
33,9 % ) , sedangkan yang berada dalam kategori kurang sebanyak 72 orang
( 66,1 % ).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


43

Manajemen Jumlah (n) Presentase (%)


Diri
Baik 37 33,9

Kurang 72 66,1

Total 109 100.0

Tabel 8. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016 Pada Aspek Manajemen Diri

e. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan


2016 Pada Aspek Keinginan Untuk Belajar

Pada kesiapan Self Direct Learning (SDL) aspek keinginan untuk


belajar peneliti melakukan perhitungan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-
25 dan hasil menunjukan Mean (M) sebesar 77.348624 dan Standar Deviasi
(SD) sebesar 7.728466 . Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat
dengan menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p
0.200 ha, bahwa distribusi distribusi pada kesiapan Self Direct Learning
(SDL) aspek keinginan untuk belajar normal.Peneliti melakukan
pengkategorian pada instrumen kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada
aspek keinginan untuk belajar dimana terdapat 19 pernyataan,
pengkategoriannya menggunakan skor 4 dikalikan jumlah pernyataan.
Dengan demikian batas nilai pengkategorian adalah 76. Responden
dikategorikan baik apabila nilai respondern total ≥ 76 dan responden
dikategorikan kurang apabila nilai <76. Berdasarkan kategori tersebut
terdapat gambaran hasil dari kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada
aspek keinginan untuk belajar mahasiswa kedokteran FKK UMJ angkatan
2016 aspek keinginan untuk belajar yang berada dalam kategori baik
sebanyak 61 orang ( 56 % ) dan yang berada dalam kategori kurang sebanyak
48 orang ( 44 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


44

Keinginan Jumlah (n) Presentase (%)


Untuk Belajar
Baik 61 56

Kurang 48 44

Total 109 100.0

Tabel 9. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016 Pada Aspek Keinginan Untuk
Belajar

f. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa Kedokteran Angkatan


2016 Pada Aspek Pengendalian Diri

Pada kesiapan Self Direct Learning (SDL) aspek pengendalian diri


peneliti melakukan perhitungan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan
hasil menunjukan Mean (M) sebesar 76.834862 dan Strandar Deviasi (SD)
sebesar 8.535887. Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat dengan
menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p 0.200
ha, bahwa distribusi pada kesiapan Self Direct Learning (SDL) aspek
pengendalian diri normal.Peneliti melakukan pengkategorian pada instrumen
kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada aspek pengendalian diri dimana
terdapat 19 pernyataan, pengkategoriannya menggunakan skor 4 dikalikan
jumlah pernyataan. Dengan demikian batas nilai pengkategorian adalah 76.
Responden dikategorikan baik apabila nilai responden total ≥ 76 dan
responden dikategorikan kurang apabila nilai <76. Berdasarkan kategori
tersebut terdapat gambaran hasi dari kesiapan Self Directed Learning (SDL)
pada aspek pengendalian diri mahasiswa kedokteran FKK UMJ angkatan
2016 pada aspek pengendalian diri yang berada dalanm kategori baik
sebanyak 62 orang ( 56,9 % ) dan yang berada dalam kategori kurang hanya
47 orang ( 43,1 % ).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


45

Pengendalian Jumlah (n) Presentase (%)


Diri
Baik 62 56,9

Kurang 47 43,1

Total 109 100.0

Tabel 10. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016 Pada Aspek Pengendalian Diri

g. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan


2016

Pada Persepsi belajar keterampilan klinik, peneliti melakukan


pengitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan hasilnya
menunjukan Mean (M) sebesar 94.6789 dan Standar Deviasi (SD) sebesar
8,792759 . Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat dengan
menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p 0.056
ha, bahwa distribusi pada Persepsi belajar keterampilan klinik normal.
Peneliti melakukan pengkategorian pada instrumen Persepsi belajar
keterampilan klinik dimana terdapat 24 butir pernyataan, pengkategoriannya
menggunakan skor 4 dikalikan jumlah pernyataan.Dengan demikian batas
nilai pengkategorian adalah 96. Responden dikategorikan baik apabila nilai
responden total ≥ 96 dan responden dikategorikan kurang apabila nilai <
96.Dengan kategori diatas terdapat gambaran hasil dari Persepsi belajar
keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap akademik
angkatan 2016 yang berada dalam kategori baik sebanyak 49 orang (45 % )
dan yang berada dalam kategori kurang 60 orang ( 55 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


46

Persepsi Belajar
Keterampilan Jumlah (n) Presentase (%)

Klinik
Baik 49 45

Kurang 60 55

Total 109 100.0

Tabel 11. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

h. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016
Pada persepsi terhadap konten materi keterampilan klinik mahasiswa
kedokteran angkatan 2016 , peneliti melakukan pengitungan dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan hasilnya menunjukan Median
(Me) sebesar 20, Minimum (X Min) sebesar 13 dan Maksimum (X Mak)
sebesar 25. Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat dengan
menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p 0.000
ha, bahwa distribusi pada Persepsi terhadap konten materi keterampilan klinik
tidak normal. Peneliti melakukan pengkategorian pada instrumen Persepsi
belajar keterampilan klinik dimana terdapat 5 butir pernyataan konten materi,
pengkategoriannya menggunakan skor 4 dikalikan jumlah
pernyataan.Dengan demikian batas nilai pengkategorian adalah 20.
Responden dikategorikan baik apabila nilai responden total ≥ 20 dan
responden dikategorikan kurang apabila nilai < 20.Dengan kategori diatas
terdapat gambaran hasil dari persepsi terhadap konten materi keterampilan
klinik mahasiswa kedokteran angkatan 2016 yang berada dalam kategori baik
sebanyak 75 orang (68,8 % ) dan yang berada dalam kategori kurang 34 orang
( 31,2 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


47

Persepsi Terhadap
Konten Materi Jumlah (n) Presentase (%)

Keterampilan Klinik
Baik 75 68,8

Kurang 34 31,2

Total 109 100.0

Tabel 12. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan


Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

i. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan Klinik


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Pada persepsi terhadap metode penyampaian keterampilan klinik


mahasiswa kedokteran angkatan 2016, peneliti melakukan pengitungan
dengan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan hasilnya menunjukan
Median (Me) sebesar 20, Minimum (X Min) sebesar 15 dan Maksimum (X
Mak) sebesar 25. Distribusi menunjukan ketidak normalan di lihat dengan
menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov test dengan hasil p 0.000
ha, bahwa distribusi pada Persepsi terhadap metode penyampaian
keterampilan klinik tidak normal. Peneliti melakukan pengkategorian pada
instrumen Persepsi belajar keterampilan klinik dimana terdapat 5 butir
pernyataan pada metode penyampaian, pengkategoriannya menggunakan
skor 4 dikalikan jumlah pernyataan.Dengan demikian batas nilai
pengkategorian adalah 20. Responden dikategorikan baik apabila nilai
responden total ≥ 20 dan responden dikategorikan kurang apabila nilai <
20.Dengan kategori diatas terdapat gambaran hasil dari persepsi terhadap
metode penyampaian keterampilan klinik mahasiswa kedokteran angkatan
2016 yang berada dalam kategori baik sebanyak 76 orang (69,7 % ) dan yang
berada dalam kategori kurang 33 orang ( 30,3 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


48

Persepsi Terhadap
Metode Penyampaian Jumlah (n) Presentase (%)

Keterampilan Klinik
Baik 76 69,7

Kurang 33 30,3

Total 109 100.0

Tabel 13. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian


Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

j. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Pada persepsi terhadap mahasiswa keterampilan klinik, peneliti


melakukan pengitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan
hasilnya menunjukan Median (Me) sebesar 20, Minimum (X Min) sebesar 14
dan Maksimum (X Mak) sebesar 25. Distribusi menunjukan ketidak
normalan di lihat dengan menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov
test dengan hasil p 0.000 ha, bahwa distribusi pada Persepsi terhadap
mahasiswa keterampilan klinik tidak normal. Peneliti melakukan
pengkategorian pada instrumen Persepsi belajar keterampilan klinik dimana
terdapat 5 butir pernyataan terhadap mahasiswa, pengkategoriannya
menggunakan skor 4 dikalikan jumlah pernyataan.Dengan demikian batas
nilai pengkategorian adalah 20. Responden dikategorikan baik apabila nilai
responden total ≥ 20 dan responden dikategorikan kurang apabila nilai <
20.Dengan kategori diatas terdapat gambaran hasil dari persepsi terhadap
mahasiswa keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap
akademik angkatan 2016 yang berada dalam kategori baik sebanyak 75 orang
(68,8 % ) dan yang berada dalam kategori kurang 34 orang ( 31,2 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


49

Persepsi Terhadap
Mahasiswa Jumlah (n) Presentase (%)

Keterampilan Klinik
Baik 75 68,8

Kurang 34 31,2

Total 109 100.0

Tabel 14. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

k. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik Pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Pada persepsi terhadap Instruktur keterampilan klinik, peneliti


melakukan pengitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi ke-25 dan
hasilnya menunjukan Median (Me) sebesar 19, Minimum (X Min) sebesar 13
dan Maksimum (X Mak) sebesar 25. Distribusi menunjukan ketidak
normalan di lihat dengan menggunakan One-sample Kolmogorov-smirnov
test dengan hasil p 0.000 ha, bahwa distribusi pada Persepsi terhadap
Instruktur keterampilan klinik tidak normal. Peneliti melakukan
pengkategorian pada instrumen Persepsi belajar keterampilan klinik dimana
terdapat 5 butir pernyataan tentang instruktur keterampilan klinik,
pengkategoriannya menggunakan skor 4 dikalikan jumlah
pernyataan.Dengan demikian batas nilai pengkategorian adalah 20.
Responden dikategorikan baik apabila nilai responden total ≥ 20 dan
responden dikategorikan kurang apabila nilai < 20.Dengan kategori diatas
terdapat gambaran hasil dari Pada persepsi terhadap Instruktur keterampilan
klinik pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ tahap akademik angkatan 2016
yang berada dalam kategori baik sebanyak 52orang (47,7 % ) dan yang berada
dalam kategori kurang 57 orang ( 52,3 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


50

Persepsi Terhadap
Instruktur Jumlah (n) Presentase (%)

Keterampilan Klinik
Baik 52 47,7

Kurang 57 52,3

Total 109 100.0

Tabel 15. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik


pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

l. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar Keterampilan


Klinik Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Pada persepsi terhadap peralatan dan lingkungan belajar keterampilan


klinik, peneliti melakukan pengitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi ke-25 dan hasilnya menunjukan Median (Me) sebesar 14, Minimum (X
Min) sebesar 4 dan Maksimum (X Mak) sebesar 20. Distribusi menunjukan
ketidak normalan di lihat dengan menggunakan One-sample Kolmogorov-
smirnov test dengan hasil p 0.000 ha, bahwa distribusi pada Persepsi terhadap
peralatan dan lingkungan belajar keterampilan klinik tidak normal. Peneliti
melakukan pengkategorian pada instrumen Persepsi belajar keterampilan
klinik dimana terdapat 4 butir pernyataan berkaitan dengan peralatan dan
lingkungan belajar keterampilan klinik, pengkategoriannya menggunakan
skor 4 dikalikan jumlah pernyataan. Dengan demikian batas nilai
pengkategorian adalah 16. Responden dikategorikan baik apabila nilai
responden total ≥ 16 dan responden dikategorikan kurang apabila nilai <
16.Dengan kategori diatas terdapat gambaran hasil dari persepsi terhadap
peralatan dan lingkungan belajar keterampilan klinik pada mahasiswa
kedokteran FKK UMJ tahap akademik angkatan 2016 yang berada dalam
kategori baik sebanyak 32 orang (29,4 % ) dan yang berada dalam kategori
kurang 77 orang ( 70,6 % ) .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


51

Persepsi Terhadap
Peralatan dan Jumlah
Presentase (%)
Lingkungan Belajar (n)
Keterampilan Klinik
Baik 32 29,4

Kurang 77 70,6

Total 109 100.0

Tabel 16. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar


pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

4.1.2. Hasil Analisis Bivariat


a. Hubungan Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan Persepsi Belajar
Keterampilan Klinik

Berdasarkan dari hasil uji normalitas dengan nilai 0.200 pada


Hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan persepsi
belajar keterampilan klinik, jika nilai signifikansi >0.05 maka data
berdistribusi normal.Peneliti memilih uji parametrik yaitu korelasi gamma.
Dengan hasil penelitian terhadap 109 responden mengenai Kesiapan Self
Direct Learning (SDL) dengan persepsi belajar keterampilan klinik pada
mahasiswa kedokteran FKK UMJ, diketahui bahwa sebanyak 109 mahasiswa
yang memiliki persepsi belajar keterampilan klinik dan memiliki kesiapan
Self Direct Learning (SDL) baik 49 orang. Sedangkan mahasiswa memiliki
persepsi belajar keterampilan klinik dan kesiapan SDL kurang sebanyak 54
orang, dan sisanya sebanyak 6 orang memiliki persepsi belajar keterampilan
klinik yang kurang dan kesiapan SDL baik.25

Universitas Muhammadiyah Jakarta


52

Kesiapan Self Direct Learning Nilai P


Total
Baik Kurang Korelasi value

Persepsi Baik 49 89,1% 0 0% 49 45%


Belajar
Keterampilan
Klinik Kurang 6 10,9% 54 100% 60 55% 1,00 0,00

Total 55 100% 54 100% 109 100%

Tabel 17. Hubungan Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan


Persepsi Belajar Keterampilan Klinik

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue = 0,00 dengan nilai
α = 0,05. Hasilnya Pvalue lebih kecil dari nilai α maka hasil uji H0 ditolak, maka
terdapat hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan
Persepsi belajar keterampilan klinik dan untuk nilai korelasi Gamma adalah
1,00 berarti kedua hubungan variabel memiliki korelasi yang sempurna dan
arah korelasi bernilai positif artinya semakin besar nilai Kesiapan Self Direct
Learning, maka semakin besar pula nilai Persepsi Belajar Keterampilan
Klinik.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


53

4.2. Pembahasan
4.2.1. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran
Angkatan 2016

Kesiapan Self Direct Learning


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Baik
50% 50%
Kurang

Gambar 5. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Pada penelitian ini ditemukan kesiapan Self Directed Learning (SDL)


pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ 2016 dengan hasil yang baik Hal ini
bisa disebabkan karena mahasiswa kedoteran FKK UMJ 2016 sudah terbiasa
belajar mandiri dan mengikuti metode pembelajaran yang ada di FKK UMJ.
Hasil penelitian yang memiliki kesiapan Self Directed Learning (SDL) yang
kurang mungkin saja dipengaruhi oleh faktor internal dan ektsernal, dimana
faktor internal yang terdiri dari kesehatan fisik, waktu luang, hobi atau
kegemaran yang dimiliki,kematangan diri, dan tingkat kecerdasan.Faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi kurangnya sesiapan SDL terdiri dari
dukungan keluarga, fasilitas Kampus,masalah yang sedang dihadapi individu,
hubungan antar teman sebaya, dan pengaruh orang tua atau temannya.2,14

Universitas Muhammadiyah Jakarta


54

4.2.2. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran


Angkatan 2016 Aspek Manajemen Diri

Kesiapan Self Direct Learning pada


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016
Aspek Manajemen Diri

34%
Baik
Kurang
66%

Gambar 6. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016 Aspek manajemen diri

Kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada aspek manajemen diri


merupakan hasil terendah dari pada aspek keinginan belajar dan pengendalian
diri. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa mahasiswa Kedokteran FKK UMJ
angkatan 2016 memiliki manajemen diri yang kurang, kemungkinan besar hal
yang mempengaruhi kuarangnya aspek manajemen diri yaitu sedikitnya
waktu luang yang nantinya akan berdampak pada manajemen waktu dan
kedisiplinan mahasiswa. Tetapi ada juga hasil kemampuan manajemen diri
yang baik pada mahasiswa kedokteran FKK UMJ angkatan 2016 bisa saja
disebabkan karena mereka dapat mengatur waktu dengan baik walaupun
mereka merupakan mahasiswa aktif tahap preklinik dan aktif juga dalam
organisasi kemahasiswaan serta mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga.2,26

Universitas Muhammadiyah Jakarta


55

4.2.3. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran


Angkatan 2016 Aspek Keinginan Untuk Belajar

Kesiapan Self Direct Learning pada


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016
Aspek Keinginan Untuk Belajar

44% Baik
56% Kurang

Gambar 7. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016 Aspek Keinginan Untuk Belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek keinginan untuk


belajar menunjukkan bahwa mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan
2016 memiliki keinginan belajar yang baik,hal ini bias saja disebabkan oleh
motivasi dalam diri sendiri dan menganggap bahwa belajar merupakan
kegiatan yang bermakna. Pada kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada
aspek keinginan belajar yang kurang ada faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keinginan untuk belajar antara lain kecerdasan yang dimiliki
individu, kondisi kesehatan fisik, adanya hobi atau kegemaran dibidang lain,
dukungan keluarga, dan fasilitas yang dimiliki kampus juga dapat
mempengaruhi keinginan belajar mahasiswa.2,26

Universitas Muhammadiyah Jakarta


56

4.2.4. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran


Angkatan 2016 Aspek Pengendalian Diri

Kesiapan Self Direct Learning pada


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016
Aspek Pengendalian Diri

43% Baik
57% Kurang

Gambar 8. Kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016 Aspek Pengendalian Diri

Dalam penelitian ini mahasiswa yang memiliki pengendalian diri baik


dapat bertanggung jawab terhadap dirinya dan mengontrol proses belajarnya
dengan baik. Dapat dilihat dari hasil penelitian ,bahwa mahasiswa kedokteran
FKK UMJ Angkatan 2016 memiliki kesiapan Self Directed Learning (SDL)
aspek pengendalian diri yang baik, tetapi masih ada yang memiliki kurangnya
kesiapan Self Directed Learning (SDL) pada aspek pengendalian diri, hal ini
dimungkinkan karena beberapa faktor seperti pengaruh teman sebaya,
pengaruh orang tua, dan kurangnya kesadaran dari dalam dirinya sendiri
bahwa belajar itu suatu hal yang sangat penting.2,26

Universitas Muhammadiyah Jakarta


57

4.2.5. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan


2016

Persepsi Belajar Keterampilan Klinik


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

45% Baik
55% Kurang

Gambar 9. Persepsi Belajar Keterampilan Klinik Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi belajar keterampilan


klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan 2016 kurang, bisa
saja disebabkan oleh instruktur yang yang datang tidak tepat waktu,
perbedaan persepsi instruktur dan peralatan yang kurang. Pada persepsi
belajar keterampilan klinik yang baik bisa saja disebabkan oleh faktor dari
mahasiswanya yaitu tingkat kecerdasan dan gaya belajarnya, tetapi ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi juga seperti , metode penyampaian
materi keterampilan klinik dan lingkungan pembelajarannya keterampilan
klinik.15,27

Universitas Muhammadiyah Jakarta


58

4.2.6. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Persepsi Terhadap Konten Materi


Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016

31%
Baik
Kurang
69%

Gambar 10. Persepsi Terhadap Konten Materi Keterampilan Klinik


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi terhadap konten


materi keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ
angkatan 2016 baik, bisa saja karena mahasiswa sudah memahami materi
keterampilan klinik dan merasa bahwa petunjuk keterampilan klinik jelas .
Pada persepsi terhadap konten materi keterampilan klinik yang kurang, bisa
saja disebabkan oleh mahasiswa yang kesulitan memahami materi
keterampilan klinik.15,27

Universitas Muhammadiyah Jakarta


59

4.2.7. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan Klinik


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Persepsi Terhadap Metode Penyampaian


Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016

30%
Baik
Kurang
70%

Gambar 11. Persepsi Terhadap Metode Penyampaian Keterampilan


Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi terhadap metode


penyampaian keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ
angkatan 2016 baik, bisa saja karena demonstrasi yang dilaukan pada saat
keterampilan klinik jelas . Pada persepsi terhadap metode penyampaian
materi keterampilan klinik yang kurang, bisa saja disebabkan oleh
kurangnya gambar penuntun atau video penuntun dalam penyampaian
materi.15,27

Universitas Muhammadiyah Jakarta


60

4.2.8. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik pada Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Persepsi Terhadap Mahasiswa


Keterampilan Klinik pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016

31%
Baik
Kurang
69%

Gambar 12. Persepsi Terhadap Mahasiswa Keterampilan Klinik pada


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi terhadap mahasiswa


keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan 2016
baik, bisa saja karena motivasi mahasiswa dalam belajar, dan kemampuan
dasar yang sudah dimiliki sebelumnya. Pada persepsi terhadap mahasiswa
keterampilan klinik yang kurang, bisa saja dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasan.15,17,27

Universitas Muhammadiyah Jakarta


61

4.2.9. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik Mahasiswa


Kedokteran Angkatan 2016

Persepsi Terhadap Instruktur


Keterampilan Klinik Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2016

Baik
52% 48%
Kurang

Gambar 13. Persepsi Terhadap Instruktur Keterampilan Klinik


Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi terhadap instruktur


keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan 2016
kurang, bisa saja karena instruktur tidak tepat waktu dan perbedaan persepsi
instruktur. Pada persepsi terhadap instruktur yang baik, bisa saja disebabkan
karena instruktur yang sudah menguasai pengetahuan dan materi
keterampilan klinik .15,17,27

Universitas Muhammadiyah Jakarta


62

4.2.10. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar Keterampilan


Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Persepsi Terhadap Peralatan dan


Lingkungan Belajar Keterampilan Klinik
Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

29%
Baik
Kurang
71%

Gambar 14. Persepsi Terhadap Peralatan dan Lingkungan Belajar


Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi terhadap peralatan dan


lingkungan belajar keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK
UMJ angkatan 2016 kurang, bisa saja karena peralatan keterampilan klinik
yang kurang. Pada persepsi terhadap peralatan dan lingkungan belajar yang
baik, bisa saja disebabkan karena lingkungan pembelajaran keterampilan
klinik nyaman digunakan dalam proses pembelajaran.15,17,27

Universitas Muhammadiyah Jakarta


63

4.2.11. Hubungan Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan Persepsi


belajar keterampilan klinik

Hasil hasil analisis hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning


(SDL) dengan Persepsi belajar keterampilan klinik , diperoleh nilai Pvalue =
0,00 dengan nilai α = 0,05. Hasilnya P value lebih kecil dari nilai α maka
terdapat hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning (SDL) dengan
persepsi belajar keterampilan klinik dan untuk nilai korelasi Gamma adalah
1,00 berarti kedua hubungan variabel berkorelasi sempurna serta memiliki
arah korelasi yang bernilai positif artinya semakin besar nilai Kesiapan Self
Direct Learning, maka semakin besar pula nilai Persepsi Belajar
Keterampilan Klinik.

Self Directed Learning Readiness merupakan suatu kesiapan dari


dalam diri seseorang individu untuk belajar secara mandiri. Kondisi ini terkait
dengan beberapa komponen berupa manajemen diri, keinginan untuk belajar
dan kontrol diri.Semua hal tersebut akan mempengaruhi hasil skor
SDLR.Sedangkan persepsi belajar keterampilan klinik dipengaruhi oleh
faktor seperti konten materi, metode penyampaian, instrukturnya, mahasiswa,
dan peralatan serta lingkungan belajarnya . Self Directed Learning dalam
keterampilan klinis dapat membangun kepercayaan diri dan meningkatkan
Teknik keterampilan klinis mahasiswa.6,11,15

4.2.12. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya dapat mengetahui sebatas persepsi pada


mahasiswa, sehingga tidak dapat mengetahui penyebab pasti dari persepsi
mahasiswa tersebut. Penggunaan kuesioner pada penelitian ini mungkin
memiliki kelemahan seperti, responden yang terburu-buru saat memberikan
jawaban.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesiapan Self Direct Learning pada mahasiswa Program Studi


kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta angkatan 2016 lebih banyak pada kategori baik dibandingkan kategori
kurang. Kesiapan SDL dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu manajemen diri,
keinginan untuk belajar, dan pengendalian diri. .Pada aspek manajemen diri
merupakan hasil terendah dari pada aspek keinginan belajar dan pengendalian
diri.

Pada Persepsi belajar keterampilan klinik dipengaruhi oleh faktor-


faktor seperti konten materi, metode penyampaian, mahasiswa, intruktur, dan
peralatan serta lingkungan pembelajarannya. Faktor Peralatan dan lingkungan
pembelajaran merupakan faktor terendah yang mempengaruhi persepsi belajar
keterampilan klinik

Hubungan antara kesiapan Self Directed Learning (SDL) dengan


persepsi belajar keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ
angkatan 2016 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara kesiapan Self Directed Learning (SDL) dengan persepsi belajar
keterampilan klinik pada mahasiswa Kedokteran FKK UMJ angkatan 2016
dengan korelasi yang sempurna dan arah korelasi bernilai positif artinya
semakin besar nilai Kesiapan Self Direct Learning, maka semakin besar pula
nilai Persepsi Belajar Keterampilan Klinik .

Universitas Muhammadiyah Jakarta


65

5.2. Saran

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa Kedokteran FKK UMJ diharapkan dapat meningkatkan
kesiapan Self Directed Learning mahasiswa, karena Self Directed
Learning terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan dapat
membangun kepercayaan diri serta meningkatkan Teknik keterampilan
klinis mahasiswa.

2. Bagi Institusi
Institusi diharapkan dapat mensosialisasikan metode belajar Self Directed
Learning, Karena metode ini terbukti memiliki dampak yang baik bagi
mahasiswa.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


66

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Universitas Syiah


Kuala Darussalam Banda Aceh.Buku Panduan Penyusunan Kurikulum
Universitas Syiah Kuala;2016
2. Nyambe H, Harsono, Rahayu G R. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self
Direct Learning Readiness Pada Mahasiswa Tahun Pertama, Kedua,
Ketiga di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dalam PBL.Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2016 Juli;5(2):68,76
3. Sub Direktorat KPS. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Tinggi.Jakarta:Direktorat Akademik Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi;2008
4. Ramadhani M A, Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered
Learning dengan Student Centered Learning Terhadap Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4
Surakarta.Naskah Artikel Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
5. Fathilla F. Hubungan Efikasi Diri terhadap Self Directed Learning
Readiness Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Skripsi. Universitas Lampung
6. McGrath D, Crowley L, Rao S, et al. Outcomes of Irish graduate entry
medical student engagement with self-directed learning of clinical
skills.BMC Medical Education.2015 Februari19;15(21):6
7. Aruan N.2013. Gambaran Kesiapan Self Direct Learning pada Mahasiswa
Tahap Pendidikan Klinik UIN Syarif Hidayatullah dan Faktor-faktor yang
berhubungan. Skripsi . UIN Syarif Hidayatullah
8. Fathilla F, Sari M I, Oktaria D, Susianti. Hubungan Efikasi Diri terhadap
Self Directed Learning Readiness Mahasiswa Tingkat Pertama. J
Agromedicine. 2018 Juni ;5(1):390
9. Aryanty N, Puspasari A, Purwakanthi A. Perbandingan Efektivitas
Pembelajaran Clinical Skill Lab (CSL) dengan Menggunakan Video Ajar

Universitas Muhammadiyah Jakarta


67

Keterampilan Klinik Neurologi terhadap Demonstrasi oleh Instruktur.


JMJ. 2014 November;2(2):190
10. Panggabean A F, Natasha N. Gambaran Performa Instruktur Skill Lab
Program Studi Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi. JMJ. 2016 Mei;4(1):16
11. Saputra O, Lisiswanti R, Aftria M P. Korelasi Self-Directed Learning
Readiness (SDLR) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
Prosiding Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies Natalis FK Unila ke 13.
2015 Oktober:32
12. Nuroh L H . 2017. Hubungan antara Persepsi terhadap Tutorial dengan
kesiapan Self Direct Learning (SDL) pada Mahasiswa Kedokteran Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan
2017. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Jakarta
13. Samiyanti E R. 2016. Gambaran Kesiapan Self Direct Learning (SDL)
pada Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016 dan Faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Skripsi.Universitas Muhammadiyah Jakarta
14. Sugiyanto I M, Lisiswanti R. Tingkat Self Directed Learning Readiness
(SDLR) pada Mahasiswa Kedokteran.Majority. 2016 Desember ;5(5) :28-
29
15. Saputra O, Lisiswanti R. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pembelajaran Keterampilan Klinik di Institusi Pendidikan Kedokteran.
Juke Unila. 2015 Oktober;5(9):104-105
16. Konsil Kedokteran Indonesia.Standar Kompetensi Dokter
Indonesia.Jakarta:Konsil Kedokteran Indonesia;2012
17. Lisiswanti Rika, Saputra O. Refleksi dari Pembelajaran Laboratorium
Keterampilan Klinik. Prosiding Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies
Natalis FK Unila ke 13. 2015 Oktober:65
18. Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. 2nd rev,ed. Jakarta : PT
Rineka Cipta. 2012 November. 60p

Universitas Muhammadiyah Jakarta


68

19. Sabri L, Hastono S P. Statistik Kesehatan.1st ed, 7th Cet. Jakarta : Rajawali
Pers.2014 Maret. 177p
20. Pradana M, Reventiary A. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Merek Customade.Jurnal Manajemen. 2016 Juni ;6(1):4
21. Kriesniati P, Yuniarti D, Nohe DH. Analisis Korelasi Somers’d Pada Data
Tingkat Kenyamanan Siswa-siswi SMP Plus Melati Samarinda.Jurnal
Barekeng. 2013;7(2):31-40
22. Vusvitasari R, Nugroho S, Akbar S. Kajian Hubungan Koefisien Korelasi
Pearson (ρ), Spearman-Rho (r), Kendall-Tau (τ), Gamma (G) , dan
Somers(dyx). E-jurnal Statistika
23. Ritchey FJ, Hill MG. Chapter Extensions to Chapter 13 of The Statistical
Imagination: Elementary Statistics for the Social Sciences. Chapter 13 Web
Site Extensions to The Statistical Imagination, 2nd Edition
24. Göktaş A, İşçi O. A Comparison of the Most Commonly Used Measures of
Association for Doubly Ordered Square Contingency Tables via Simulation.
Metodološki zvezki. 2011;8(1) : 17-37
25. Herawati O, Siroj R, Basir D. Pengaruh Pembelajar Problem Posing
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 6 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika. 2010 Juni ;
4(1) : 75-76
26. Inastyarikusuma T. 2017. Perbedaan Skor Self Direct Learning Readinness
(SDLR) Antara Tahun Pertama dan Tahun Ketiga Mahasiswa Angkatan
2014 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.Skripsi.Universitas
Lampung
27. Hardisman, Yulistini. Pandangan Mahasiswa terhadap Hambatan pada
Pelaksanaan Skill Lab di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2013 November;2(3): 180-187

Universitas Muhammadiyah Jakarta


69

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Universitas Muhammadiyah Jakarta


70

Lampiran 2. Informed Consent

Lembar Pernyataan dan Persetujuan Menjadi Responden


(Informed Consent)
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin :

Dengan ini menyatakan menyetujui bahwa saya bersedia menjadi


responden dalam penelitian “Hubungan antara Kesiapan Self Direct Learning
(SDL) dengan Persepsi Mahasiswa Terhadap Belajar Keterampilan Klinik pada
mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2016.”
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya .

Peneliti Responden Jakarta, November 2018

Derry Arya Pratama Responden

Universitas Muhammadiyah Jakarta


71

Lampiran 3. Hasil Uji Statistik SPSS 25.0 Windows


1. Hasil Validasi Kuesioner Persepsi belajar keterampilan Klinik

Correlations
Total_Skor
p1 Pearson Correlation ,472
Sig. (2-tailed) ,008
N 30
p2 Pearson Correlation ,375
Sig. (2-tailed) ,041
N 30
p3 Pearson Correlation ,403
Sig. (2-tailed) ,027
N 30
p4 Pearson Correlation ,430
Sig. (2-tailed) ,018
N 30
p5 Pearson Correlation ,376
Sig. (2-tailed) ,040
N 30
p6 Pearson Correlation ,387
Sig. (2-tailed) ,035
N 30
p7 Pearson Correlation ,721
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
p8 Pearson Correlation ,643
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
p9 Pearson Correlation ,612
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
p10 Pearson Correlation ,606
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
p11 Pearson Correlation ,558
Sig. (2-tailed) ,001
N 30

Universitas Muhammadiyah Jakarta


72

p12 Pearson Correlation ,488


Sig. (2-tailed) ,006
N 30
p13 Pearson Correlation ,220
Sig. (2-tailed) ,243
N 30
p14 Pearson Correlation ,423
Sig. (2-tailed) ,020
N 30
p15 Pearson Correlation ,402
Sig. (2-tailed) ,027
N 30
p16 Pearson Correlation ,376
Sig. (2-tailed) ,041
N 30
p17 Pearson Correlation ,421
Sig. (2-tailed) ,020
N 30
p18 Pearson Correlation ,255
Sig. (2-tailed) ,174
N 30
p19 Pearson Correlation ,509
Sig. (2-tailed) ,004
N 30
p20 Pearson Correlation ,419
Sig. (2-tailed) ,021
N 30
p21 Pearson Correlation ,301
Sig. (2-tailed) ,106
N 30
p22 Pearson Correlation ,293
Sig. (2-tailed) ,117
N 30
p23 Pearson Correlation ,412
Sig. (2-tailed) ,024
N 30
p24 Pearson Correlation ,556
Sig. (2-tailed) ,001
N 30

Universitas Muhammadiyah Jakarta


73

p25 Pearson Correlation -,012


Sig. (2-tailed) ,951
N 30
Total_Skor Pearson Correlation 1
N 30

2. Karakteristik Usia

Frequencies

Statistics
Usia
N Valid 109
Missing 0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 17 15,6 15,6 15,6
≥ 20 tahun 92 84,4 84,4 100,0
Total 109 100,0 100,0

3. Karakteristik Jenis Kelamin

Frequencies

Statistics
JenisKelamin
N Valid 109
Missing 0

Universitas Muhammadiyah Jakarta


74

JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 32 29,4 29,4 29,4
Perempuan 77 70,6 70,6 100,0
Total 109 100,0 100,0

4. Kesiapan Self Direct Learning, Aspek Manajemen Diri, Aspek Kontrol


Diri, Aspek Keinginan Untuk Belajar, dan Persepsi Belajar Keterampilan
Klinik

Frequencies

Statistics
PersepsiBelajar
PengendalianDir KeinginanBelaja KeterampilanKli
SDLR ManajemenDiri i r nik
N Valid 109 109 109 109 109
Missing 0 0 0 0 0

Statistics
MetodePenyam PeralatanLingku
KontenMateri paian Mahasiswa Instruktur nganBelajar
N Valid 109 109 109 109 109
Missing 0 0 0 0 0

Universitas Muhammadiyah Jakarta


75

Statistics
MetodePenyam PeralatanLingku
KontenMateri paian Mahasiswa Instruktur nganBelajar
N Valid 109 109 109 109 109
Missing 0 0 0 0 0
Median 20,00 20,00 20,00 19,00 14,00
Minimum 13 15 14 13 4
Maximum 25 25 25 25 20

Frequency Table

SDLR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 54 49,5 49,5 49,5
Baik 55 50,5 50,5 100,0
Total 109 100,0 100,0

ManajemenDiri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 72 66,1 66,1 66,1
Baik 37 33,9 33,9 100,0
Total 109 100,0 100,0

PengendalianDiri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 47 43,1 43,1 43,1
Baik 62 56,9 56,9 100,0
Total 109 100,0 100,0

Universitas Muhammadiyah Jakarta


76

KeinginanBelajar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 48 44,0 44,0 44,0
Baik 61 56,0 56,0 100,0
Total 109 100,0 100,0

PersepsiBelajarKeterampilanKlinik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 60 55,0 55,0 55,0
Baik 49 45,0 45,0 100,0
Total 109 100,0 100,0

KontenMateri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 34 31,2 31,2 31,2
Baik 75 68,8 68,8 100,0
Total 109 100,0 100,0

MetodePenyampaian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 33 30,3 30,3 30,3
Baik 76 69,7 69,7 100,0
Total 109 100,0 100,0

Universitas Muhammadiyah Jakarta


77

Mahasiswa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 34 31,2 31,2 31,2
Baik 75 68,8 68,8 100,0
Total 109 100,0 100,0

Instruktur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 57 52,3 52,3 52,3
Baik 52 47,7 47,7 100,0
Total 109 100,0 100,0

PeralatanLingkunganBelajar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 77 70,6 70,6 70,6
Baik 32 29,4 29,4 100,0
Total 109 100,0 100,0

5. Uji Normalitas Data

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


PengendalianDir KeinginanBelaja
SDL ManajemenDiri i r
N 109 109 109 109
Normal Parametersa,b Mean 206,4587 52,2752 76,8349 77,3486
Std. Deviation 21,67159 7,44221 8,53589 7,72847
Most Extreme Differences Absolute ,044 ,063 ,057 ,065
Positive ,038 ,056 ,031 ,060
Negative -,044 -,063 -,057 -,065

Universitas Muhammadiyah Jakarta


78

Test Statistic ,044 ,063 ,057 ,065


Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


PersepsiBelajar
KeterampilanKli
nik
N 109
Normal Parametersa,b Mean 94,6789
Std. Deviation 8,79276
Most Extreme Differences Absolute ,084
Positive ,084
Negative -,066
Test Statistic ,084
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 109
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 21,51910391
Most Extreme Differences Absolute ,047
Positive ,047
Negative -,044
Test Statistic ,047
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


79

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


MetodePenyamp PeralatanLingku
KontenMateri aian Mahasiswa Instruktur nganBelajar
N 109 109 109 109 109
Normal Parametersa,b Mean 20,48 20,83 20,02 19,50 13,86
Std. Deviation 2,394 2,534 2,301 2,406 2,879
Most Extreme Differences Absolute ,184 ,178 ,200 ,160 ,128
Positive ,184 ,178 ,200 ,160 ,128
Negative -,131 -,106 -,185 -,125 -,103
Test Statistic ,184 ,178 ,200 ,160 ,128
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c ,000c ,000c ,000c ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

6. Hubungan antara Self Direct Learning dengan Persepsi belajar


keterampilan Klinik

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SDLR * 109 100,0% 0 0,0% 109 100,0%
PersepsiBelajarKeterampilanKlinik

Universitas Muhammadiyah Jakarta


80

SDLR * PersepsiBelajarKeterampilanKlinik Crosstabulation


PersepsiBelajarKeterampilanKlinik
Kurang Baik Total
SDLR Kurang Count 54 0 54
% within SDLR 100,0% 0,0% 100,0%
% within 90,0% 0,0% 49,5%
PersepsiBelajarKeterampilanKlini
k
% of Total 49,5% 0,0% 49,5%
Baik Count 6 49 55
% within SDLR 10,9% 89,1% 100,0%
% within 10,0% 100,0% 50,5%
PersepsiBelajarKeterampilanKlini
k
% of Total 5,5% 45,0% 50,5%
Total Count 60 49 109
% within SDLR 55,0% 45,0% 100,0%
% within 100,0% 100,0% 100,0%
PersepsiBelajarKeterampilanKlini
k
% of Total 55,0% 45,0% 100,0%

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Errora Approximate Tb Significance
Ordinal by Ordinal Gamma 1,000 ,000 21,179 ,000
Spearman Correlation ,895 ,039 20,806 ,000c
Interval by Interval Pearson's R ,895 ,039 20,806 ,000c
N of Valid Cases 109
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


81

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian

Kuesioner Kesiapan Self Direct Learning


Pilih satu jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan yang sesuai dengan
diri anda. Beri tanda ceklis (✓) pada jawaban yang anda pilih. Jangan khawatir
dengan proyeksi timbulnya kesan gambaran yang baik atau buruk. Jawaban anda
adalah RAHASIA. Terimakasih atas kerjasama anda.
Ket :
1) Sangat tidak sesuai dengan kondisi saya. Saya tidak pernah merasakan
hal seperti itu.
2) Tidak sesuai dengan kondisi saya. Saya pernah merasakannya tetapi
sangat jarang.
3) Saya kadang merasakannya dan kadang tidak.
4) Sesuai dengan kondisi saya saat ini. Saya hampir selalu merasa
demikian.
5) Sangat sesuai dengan kondisi saya. Saya selalu merasa demikian.
Saya menyelesaikan masalah
1. dengan menggunakan 1 2 3 4 5
perencanaan
Saya memprioritaskan belajar
2. 1 2 3 4 5
saya
Saya merasa tertantang dalam
3. menyelesaikan teka-teki 1 2 3 4 5
pertanyaan
Saya mengatur waktu dengan
4. 1 2 3 4 5
baik
Saya memiliki keterampilan
5. manajemen/ pengelolaan yang 1 2 3 4 5
baik
Saya mengatur waktu dengan
6. 1 2 3 4 5
tegas

Universitas Muhammadiyah Jakarta


82

Saya lebih suka merencanakan


7. 1 2 3 4 5
apa yang akan saya pelajari
Saya lebih memilih untuk
8. 1 2 3 4 5
mengarahkan proses belajar saya
Saya menganggap bahwa dosen
9. berperan sebagai 1 2 3 4 5
narasumber/pemberi ilmu
10. Saya belajar secara sistematis 1 2 3 4 5
Saya mampu fokus pada
11. 1 2 3 4 5
permasalahan
Saya memperhatikan bagaimana
12. 1 2 3 4 5
dokter bekerja
Saya butuh mengetahui
13. 1 2 3 4 5
"mengapa"
Saya sangat kritis terhadap ide-
14. 1 2 3 4 5
ide baru
Saya lebih suka menentukan
15. 1 2 3 4 5
sendiri tujuan belajar saya
Saya bersedia menerima saran
16. 1 2 3 4 5
dari orang lain
Saya akan meminta bantuan
17. 1 2 3 4 5
pada saat belajar jika diperlukan
Saya belajar dari kesalahan-
18. 1 2 3 4 5
kesalahan saya
Saya bersedia untuk mengubah
19. 1 2 3 4 5
ide-ide saya
Saya akan mengubah tindakan
20. saya jika ditunjang dengan fakta- 1 2 3 4 5
fakta
Saya terbuka jika ada
21. 1 2 3 4 5
kesempatan belajar yang baru

Universitas Muhammadiyah Jakarta


83

Saya terbuka terhadap ide-ide


22. 1 2 3 4 5
baru
Bila ada masalah yang tidak
23. dapat diselesaikan, saya akan 1 2 3 4 5
meminta bantuan
Saya seorang yang bertanggung
24. 1 2 3 4 5
jawab
saya suka mengevaluasi apa
25. 1 2 3 4 5
yang saya lakukan
Saya memiliki pengharapan
26. 1 2 3 4 5
pribadi yang tinggi
Saya mempunyai standar pribadi
27. 1 2 3 4 5
yang tinggi
Saya yakin akan kemampuan
28. 1 2 3 4 5
saya
Saya menyadari keterbatasan
29. 1 2 3 4 5
saya
30. Saya seorang yang tegas 1 2 3 4 5
Saya merasa yakin dengan
31. kemampuan saya untuk mencari 1 2 3 4 5
informasi
32. Saya merasa senang belajar 1 2 3 4 5
33. Saya merasa butuh belajar 1 2 3 4 5
Saya menyukai tantangan dalam
34. 1 2 3 4 5
belajar
Saya ingin belajar hal-hal yang
35. 1 2 3 4 5
baru
Saya senang pempelajari hal-hal
36. 1 2 3 4 5
baru
Saya menyediakan waktu khusus
37. 1 2 3 4 5
untuk belajar
38. Saya seorang yang disiplin 1 2 3 4 5

Universitas Muhammadiyah Jakarta


84

Saya suka mencari bukti-bukti


39. sebelum saya membuat 1 2 3 4 5
keputusan
40. Saya seorang yang berpikir logis 1 2 3 4 5
Saya seorang yang menggunakan
41. 1 2 3 4 5
metode
42. Saya seorang yang terorganisir 1 2 3 4 5
Saya suka mengevaluasi apa
43. 1 2 3 4 5
yang saya kerjakan
Saya menentapkan kriteria
44. sendiri untuk mengevaluasi 1 2 3 4 5
kinerja saya sendiri
Saya bertanggung jawab
45. terhadap keputusan yang saya 1 2 3 4 5
buat
Saya merasa yakin dalam
46. 1 2 3 4 5
mencapai tujuan belajar saya
Saya dapat mencari informasi
47. 1 2 3 4 5
sendiri
Saya hanya membutuhkan
48. sedikit bantuan dalam mencari 1 2 3 4 5
informasi
Saya suka membuat keputusan
49. 1 2 3 4 5
untuk diri sendiri
Saya lebih suka menentukan
50. 1 2 3 4 5
sendiri tujuan belajar saya
Saya mengendalikan kehidupan
51. 1 2 3 4 5
saya
Saya perlu mengendalikan apa
52. 1 2 3 4 5
yang saya pelajari.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


85

Kuesioner Persepsi Belajar Keterampilan Klinik


Pilih satu jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan yang sesuai dengan
diri anda. Beri tanda ceklis (✓) pada jawaban yang anda pilih. Jangan khawatir
dengan proyeksi timbulnya kesan gambaran yang baik atau buruk. Jawaban anda
adalah RAHASIA. Terimakasih atas kerjasama anda.
Ket :
1) STS = Sangat tidak Setuju
2) TS =Tidak setuju
3) KS =Kurang Setuju
4) S=Setuju
5) SS=Sangat setuju.
Faktor-faktor yang
NO mempengaruhi Persepsi STS TS KS S SS
Belajar keterampilan klinik
Konten Materi
1. Materi Keterampilan Klinik
diberikan beberapa hari sebelum
kegiatan keterampilan klinik
2. Isi Materi Keterampilan Klinik
sesuai dengan jenis keterampilan
yang diajarkan.
3. Tujuan Pembelajaran
Keterampilan Klinik Jelas
4. Materi keterampilan klinik dapat
mudah dipahami oleh mahasiswa
5. Beberapa materi keterampilan
klinik sudah disampaikan di
Kuliah besar
Metode Penyampaian Materi

Universitas Muhammadiyah Jakarta


86

1. Penyampaian materi
menggunakan alat peraga
2. Materi yang belum dipahami
mahasiswa akan diulangi lagi
oleh instruktur
3. Penyampaian materi
menggunakan video yang
berkaitan dengan keterampilan
klinik
4. Dalam mempraktikkan
keterampilan klinik, mahasiswa
di amati langsung oleh instruktur
5. Penyampaian materi
Keterampilan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami
Mahasiswa/Peserta
1. Saya Selalu Belajar sebelum
dimulai kegiatan Keterampilan
Klinik
2. Saya selalu datang lebih awal
sebelum kegiatan keterampilan
klinik dimulai
3. Belajar kelompok membantu
saya memahami keterampilan
klinik yang diajarkan
4. Setiap mahasiswa dalam satu
kelompok memiliki persiapan
yang baik sebelum memulai
keterampilan klinik .
5. Saya selalu menanyakan materi
keterampilan klinik yang belum
jelas.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


87

Instruktur Klinik
1. Intruktur menguasai Materi
Keterampilan Klinik.
2. Instruktur Selalu memberikan
kesempatan kepada mahasiswa
yang ingin mencoba
mendemonstrasikan
keterampilan klinik
3. Instruktur datang tepat waktu
4. Instruktur memberikan motivasi
untuk terus mengulang
keterampilan klinik diluar
kegiatan keterampilan klinik
5. Instruktur mengajukan
pertanyaan yang berkaitan
dengan materi kepada
mahasiswa di kegiatan
keterampilan klinik
Peralatan dan Lingkungan
Belajar
Kualitas dan kuantitas peralatan
1.
dan manekin cukup
Ruangan pembelajaran
2. keterampilan klinik sejuk ,
nyaman, dan kondusif
Kualitas dan kuantitas peralatan
atau manekin dapat
3.
meningkatkan kemampuan
keterampilan klinik
Ruang Pembelajaran
4. keterampilan klinik cukup untuk
satu kelompok (10-12 orang)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


88

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

DATA PRIBADI

Nama : Derry Arya Pratama

NIM : 2015730028

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/tgl lahir : Kota Bumi, 26 Mei 1997

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Jl. Negara No.29 Tiuh Balak Pasar, Baradatu, Way Kanan,
Lampung

Nomor Telepon : 082113626314

Email : derryarya_pratama@yahoo.co.id

KELUARGA

Ayah : Sastra Rais

Ibu : Siti Hana S.Pd

Saudara Kandung 1 : Nesya Abeliza Sasnanda

Saudara Kandung 2 : Zulfan Rayhan Adiyatma

Universitas Muhammadiyah Jakarta


89

PENDIDIKAN FORMAL

2001 - 2003 : TK Muslimin Tiuh Balak Pasar Way Kanan, Lampung

2003 - 2009 : SDN Tiuh Balak Pasar Way Kanan, Lampung

2009 - 2012 : SMPN 1 Baradatu Way Kanan, Lampung

2012 - 2015 : SMAN 1 Bukit Kemuning Lampung Utara, Lampung

2016 - 2018 :Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Jakarta

PENDIDIKAN NON FORMAL

2007 - 2009 : Pelatihan Kursus Bahasa Inggris Tiuh Balak Pasar

2015 : Bimbingan Belajar Ganesha Operation, Bandar Lampung

PENGALAMAN ORGANISASI

2007 - 2009 : Anggota Drum Band SDN Tiuh Balak Pasar

2009 - 2010 : Anggota Olimpiade SAINS SMPN 1 Baradatu

2010 - 2011 : Angoota Tim Sepak Bola SMPN 1 Baradatu

2011 - 2012 : Anggota Tim Futsal SMPN 1 Baradatu

2015 - 2017 : Anggota Paduan Suara FKK UMJ

2015 - 2018 : Anggota CD4B FKK UMJ

2016 - 2017 : Staff Ahli HMPD Departemen Dewan Dakwah dan Syariah

2017 - 2018 : Kepala Departemen Dewan Dakwah dan Syariah HMPD

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai