Anda di halaman 1dari 143

SKRIPSI

PERBANDINGAN RERATA NILAI UJIAN IDENTIFIKASI ANATOMI


BERDASARKAN KESESUAIAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL
FELDER-SILVERMAN DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PADA
DIMENSI VISUAL-VERBAL
Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Angkatan 2017

Oleh:
Akhmad Faizal Aziz
G1A015081

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2019
SKRIPSI

PERBANDINGAN RERATA NILAI UJIAN IDENTIFIKASI ANATOMI


BERDASARKAN KESESUAIAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL
FELDER-SILVERMAN DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PADA
DIMENSI VISUAL-VERBAL
Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Angkatan 2017

Oleh:
Akhmad Faizal Aziz
G1A015081

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2019
ii

HALAMAN PENGESAHAN
PERBANDINGAN RERATA NILAI UJIAN IDENTIFIKASI ANATOMI
BERDASARKAN KESESUAIAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL
FELDER-SILVERMAN DENGAN KEBIASAAN BELAJAR PADA
DIMENSI VISUAL-VERBAL

Oleh:
Akhmad Faizal Aziz
G1A015081

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar


Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Disetujui dan disahkan


Pada tanggal 23 Januari 2019

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed RR. Diyah Woro Dwi Lestari, S.Psi.,M.A
NIP. 19790404 200501 2 002 NIP. 19780716 200604 2 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Ketua Jurusan Kedokteran

Dr. dr. Fitranto Arjadi, M.Kes Dr. dr. Eman Sutrisna, M.Kes
NIP. 197111222000121001 NIP. 197502272002121003
iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Akhmad Faizal Aziz
NIM : G1A015081
Judul Skripsi :
Perbandingan Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi
Berdasarkan Kesesuaian antara Gaya Belajar Model
Felder-Silverman dengan Kebiasaan Belajar pada Dimensi
Visual-Verbal
Pembimbing Skripsi :
I. dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed.
II. RR. Diyah Woro Dwi Lestari, S.Psi.,M.A

Menyatakan bahwa :
1. Penelitian ini merupakan hasil penelitian sendiri, bukan jiplakan/plagiasi.
2. Hak kekayaan intelektual penelitian ini menjadi milik institusi, dalam hal
ini Universitas Jenderal Soedirman.
3. Hak publikasi penelitian ini ada pada peneliti.
Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dan
tekanan dari siapa pun. Saya bersedia dan bertanggung jawab secara
hukum apabila terdapat hal-hal yang tidak benar dalam pernyataan ini.

Purwokerto, 23 Januari 2019

Akhmad Faizal Aziz


G1A015081
iv

Perbandingan Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Berdasarkan


Kesesuaian Antara Gaya Belajar Model Felder-Silverman dengan Kebiasaan
Belajar Pada Dimensi Visual-Verbal

ABSTRAK
Latar Belakang: Anatomi merupakan satu ilmu esensial dalam pendidikan
kedokteran. Parameter hasil belajar Anatomi di antaranya berupa nilai ujian
identifikasi . Dalam model presage-process-product (3P) dalam proses belajar-
mengajar, kesesuaian gaya belajar dengan kebiasaan belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar. Dimensi gaya belajar model Felder-Silverman yang dapat
diperbandingkan dengan gaya belajar model VARK adalah dimensi visual-verbal.
Tujuan: Untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna dalam rerata nilai ujian
identifikasi Anatomi berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar model Felder-
Silverman dengan kebiasaan belajar pada mahasiswa Jurusan Kedokteran Fakultas
Kedokteran Unsoed Angkatan 2017.
Metode: Rancangan cross sectional yang dilakukan pada 34 mahasiswa Jurusan
Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 yang terpilih melalui random sampling.
Gaya belajar pada dimensi visual-verbal diidentifikasi dengan kuesioner Index of
Learning Styles. Kebiasaan belajar diidentifikasi dengan kuesioner yang
dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan model gaya belajar VARK, dengan tidak
menyertakan modalitas kinestetik. Data nilai ujian identifikasi Anatomi diambil
dari database Departemen Anatomi. Uji hipotesis menggunakan independent t
test.
Hasil: Mayoritas subjek memiliki gaya belajar visual (82,35%), kebiasaan belajar
trimodal VAR (26,47%), dan rerata nilai ujian identifikasi Anatomi pada rentang
C sampai D (35,25%). Kelompok mahasiswa dengan kesesuaian (23,52%)
memiliki rerata nilai 70 ± 10,84, lebih tinggi secara bermakna dibandingkan
kelompok mahasiswa tanpa kesesuaian (56,94 ± 8,66) (p=0,01).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna dalam rerata nilai ujian identifikasi
Anatomi antara kedua kelompok yang diamati.

Kata kunci: Anatomi, gaya belajar, kebiasaan belajar, kesesuaian, nilai ujian
identifikasi, Felder-Silverman
v

The Comparison of Anatomy Identification Test Mean Score Based Felder


Silverman Learning Style Model and Learning Habit on Visual-Verbal
Dimension

ABSTRACT
Background: Anatomy is one of essential subject studied in medical education.
One of the learning outcome parameter in Anatomy is identification test score. In
presage-process-product (3P) model of teaching and learning, style and learning
habit influences learning outcome. Learning style dimension of Felder-Silverman
model that can be compared with VARK model is visual-verbal dimension.
Objective: to investigate significant difference in Anatomy identification test score
based on Felder Silverman learning style with learning habit of the first year
Unsoed medical students.
Methods: cross sectional design is conducted to randomly sampled 34 medical
students of Unsoed (2017). Learning style in visual-verbal dimension was
identified by Index of Learning Style questionnaire. Learning habit was identified
by self-developed learning habit questionnaire based on VARK Learning Style
model, with exclusion of kinaesthetic modality. Anatomy identification test scores
were obtained from Anatomy Department’s database. The hypothesis was
assessed with independent t test.
Results: Majority of subjects had visual learning style (82,35%), VAR learning
habit (26,47%), and Anatomy identification score at the range C until D
(35,25%). The conformed group (23,5%) had mean score 70 ± 10,84,
significantly higher than non-conformed group (56,94 ± 8,66) (p=0,01).
Conclusion: There was significant difference in Anatomy identification test score
between two grups studied.

Keywords: Anatomy, conformity, Felder-Silverman, identification test score,


learning habit, learning style
vi

PRAKATA

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan

Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Berdasarkan Kesesuaian Antara

Gaya Belajar Model Felder-Silverman dengan Kebiasaan Belajar Pada

Dimensi Visual-Verbal” yang merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman.

Penulisan skripsi ini tidaklah terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Dr. dr. Fitranto Arjadi.,M,Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Jenderal Soedirman.

2. Dr. dr. Eman Sutrisna, M. Kes. selaku Ketua Jurusan Kedokteran Umum

Universitas Jenderal Soedirman.

3. dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed selaku Dosen Pembimbing I yang telah

dengan sangat sabar dan baik membimbing ditengah kesibukannya, dari awal

pengajuan judul hingga skripsi ini terselesaikan.

4. RR. Diyah Woro Dwi Lestari, S.Psi.,M.A selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan terhadap

penyusunan skripsi ini hingga akhirnya terselesaikan.

5. dr. Miko Ferine, M.Med.Ed selaku penelaah yang telah bersedia untuk

mengoreksi, memberi petunjuk, dan memeberi saran mengenai penyusunan

skripsi ini sehingga dapat tersusun dengan baik.


vii

6. Keluarga tercinta, Ayahanda Akhmad Kusoyi dan Ibunda Winarti, adik

penulis Nisrina Rifdatun Notarisa, dan Akhmad Dzaki Baihaqi yang selalu

mendoakan, menenangkan, memberikan dukungan fisik, materiil, dan moril.

Terimakasih setulus hati.

7. Bapak KH. Chariri Shofa M.Ag dan Ibu Ny. Hj. Umi Afifah selaku pengasuh

Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh Purwokerto yang selalu

memberikan dukungan, motivasi, serta do`a kepada penulis. Terimakasih

setulus hati.

8. Bapak Tri Sarjono selaku pembimbing dan penasihat dalam perjalanan hidup,

yang selalu mendoakan, memberikan dukungan fisik, materiil, dan moril.

Terimakasih setulus hati.

9. Sahabat terkasih “Project Rumah”, Agustia Arjuna Wiwaha Andika Sapto Aji,

Dian Ayu Febrianti, Dinda Wighra A, Elma Williandini, Haidar Adi Nugroho,

Layalia Azka Fatharani, Muhammad Iqbal Syifaurrahman, Radian Dipta

Prasetya, Rauf Syahidna Alhaq, Ruth Deanita, Sinta Tri Agustina, Trian Nur

Endah Fajrin terimakasih telah memberikan dukungan penuh kepada penulis.

10. Sahabat bermain “game online“, Habib Laksmana Prima, Muhammad Iqbal

Syifaurrahman, Muhammad Zulfikar Rizki Aditya, Ovan Ramadha Tyasta,

Reza Muhamad Nugraha, Sang Aji Samudra Anugrah, dan Timotius Pratama

terimakasih telah memberikan dukungan penuh kepada penulis.

11. Asisten Dosen Anatomi 2015, Dhuhita Ghassanizada, Diah Ayu Novitasari,

Katarina Frenka Nadya Wijaya, Layalia Azka Fatharani, Lutfia Nur Azizah,

Sonia Capirosi Ayuningtyas, Talitha Apta Nitisara, Tiara Asri Nurillah, dan

Timotius Pratama terimakasih telah memberi dukungan penuh kepada penulis.


viii

12. Sahabat Jono Army, Ade Wiranata, Ahmed Joko Susilo, Andre Yehan

Hapsari, Arvian Naufal Wardhani, Daniel Eka Renata, Fauzan Rudy

Kurniawan, Krisnu Gilang Pamungkas, Stefanus Setya Aji, Ujang Sugara,

Windu Ganata, dan Wisnu Alkapano Tri Wayan Saputra. Terimakasih telah

memberikan semangat.

13. Teman-teman DPO HMMK, KACANG GORENG 80-90, KKN-PM Salem

2018 dan teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Terimakasih telah memberikan semangat.

14. Seluruh adik-adik “Limfos17”, terima kasih atas kesediaan dan kerjasamanya

sebagai subjek penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna dan pasti

terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu Penulis mengharap kritik

dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan skripsi

ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan

menambah pengetahuan bagi pembaca.

Purwokerto, 23 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 5

D. Keaslian Penelitian ...................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Materi Pustaka ............................................................................................. 10

B. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 40

C. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................................... 41

D. Hipotesis ...................................................................................................... 41

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .................................................................................. 42

B. Populasi dan Sampel.................................................................................... 42

C. Variabel Penelitian ...................................................................................... 44

D. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 45

E. Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data ........................................................................ 48

2. Uji Coba Alat Pengumpulan Data......................................................... 56

3. Cara Pengumpulan Data........................................................................ 58

ix
x

F. Tata Urutan Kerja ........................................................................................ 62

G. Analisis Data ............................................................................................... 63

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ........................................................................................................... 66

B. Pembahasan ................................................................................................ 76

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 85

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 86

B. Saran ........................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89

LAMPIRAN .................................................................................................... 95
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 7

Tabel 2.1 Faktor-faktor dalam faktor hasil ILS ............................................... 30

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 45

Tabel 3.2 Komponen Kuesioner Kebiasaan Belajar ....................................... 53

Tabel 3.3 Cetak Biru Kuesioner Kebiasaan Belajar........................................ 54

Tabel 4.1 Gambaran Jenis Kelamin Subjek Penelitian .................................. 67

Tabel 4.2 Distribusi Gaya Belajar Model Felder-Silverman Dimensi Visual-

Verbal ............................................................................................................... 67

Tabel 4.3 Distribusi Kebiasaan Belajar Model VARK .................................... 68

Tabel 4.4 Kesesuaian antara Gaya Belajar dengan Kebiasaan Belajar ........... 70

Tabel 4.5 Karakteristik Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi .................... 71

Tabel 4.6 Distribusi Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi ......................... 71

Tabel 4.7 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Gaya Belajar

Model Felder-Silverman Pada Dimensi Visual-Verbal ................................. 72

Tabel 4.8 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Kebiasaan Belajar

Model VARK ................................................................................................... 73

Tabel 4.9 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Kesesuaian antara

Gaya Belajar Model Felder-Silverman Pada Dimensi Visual-Verbal dengan

Kebiasaan Belajar Model VARK ..................................................................... 74


xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................... 40


Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 41
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi
Berdasarkan Kebiasaan Belajar Model VAR .................................................. 74
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Kuesioner ILS web-based

Lampiran 3 Panduan Bahasa Indonesia Kuesioner ILS

Lampiran 4 Kuesioner Kebiasaan Belajar

Lampiran 5 Tabel Kunci Strategi Kuesioner Kebiasaan Belajar

Lampiran 6 Tabel Rekapitulasi Tabulasi Data Kuesioner Kebiasaan Belajar .

Lampiran 7 Uji Validitas Kuesioner Kebiasaan Belajar

Lampiran 8 Uji Reliabilitas Kuesioner Kebiasaan Belajar

Lampiran 9 Data Interpretasi Kebiasaan Belajar Model VARK

Lampiran 10 Hasil Analisis Bivariat

Lampiran 11 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi

Lampiran 12 Ethical Clearance


I. Pendahuluan

A. Latar belakang

Berbagai faktor saling berinteraksi dalam proses belajar mengajar.

Terkait hal ini, Biggs (2001) mengemukakan teori Presage-Process-Product

atau yang dikenal dengan model 3P dalam belajar dan mengajar. Faktor

presage merupakan apa yang telah ada sebelum proses belajar-mengajar

berlangsung. Faktor process merupakan aktivitas yang dilakukan dalam

menyelesaikan suatu tugas belajar. Faktor product merupakan hasil dari

kegiatan belajar tersebut. Gaya belajar merupakan salah satu faktor dalam

model 3P tersebut. Menurut O’Neale dan Harrison (2013) gaya belajar adalah

suatu perolehan, pemrosesan, dan pemanggilan informasi oleh individu

melalui pengalaman belajar tertentu yang berbeda pada tiap individu.

Coffield et al (2012) melaporkan bahwa terdapat sedikitnya 71 model

gaya belajar, dan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu model gaya

belajar Felder-Silverman dan VARK. Model Felder-Silverman memandang

gaya belajar sebagai kekuatan dan preferensi karakteristik dari seseorang

dalam mendapatan dan memproses informasi melalui 5 dimensi belajar.

Kelima dimensi tersebut meliputi: pilihan terhadap tipe informasi yang ingin

diterima (yaitu sensing dan intuitive), modalitas melalui apa informasi

sensorik ditangkap dengan paling efektif (yaitu visual dan verbal),

pengorganisasian informasi yang paling sesuai (yaitu inductive dan

deductive), pilihan cara pengolahan informasi (yaitu active dan reflective),

serta karakteristik progresi menuju pemahaman (yaitu sequential dan global)

(Hall dan Moseley, 2005 dalam Litzinger et al., 2007). Model gaya belajar

1
2

VARK akan digunakan sebagai dasar penyusunan kuseioner kebiasaan

belajar dengan menggunakan aspek yang sesuai dengan dimensi kebiasaan

belajar yang akan diukur (Cakiroglu, 2014).

Salah satu faktor process yang juga mempengaruhi hasil belajar

adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar adalah pengulangan keterampilan

belajar yang dilakukan setiap waktu belajar (O’Neale & Harrison, 2013).

Rana & Kausar (2011) berpendapat bahwa kebiasaan belajar memiliki

hubungan langsung dengan hasil belajar, dengan demikian, informasi

mengenai gaya belajar dapat menjadi dasar penyusunan atau modifikasi

kebiasaan belajar. Carbonel (2013) dan Cakiroglu (2014) menemukan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan kebiasaan

belajar terhadap hasil belajar dalam konteks pembelajaran dalam jaringan

(online). Alattas (2017) mendapatkan adanya korelasi antara kesesuaian gaya

belajar dengan kebiasaan belajar dan prestasi akademik mahasiswa Jurusan

Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2016. Dalam penelitian tersebut, disarankan

untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan parameter penilaian

hasil belajar yang sifatnya berulang, seperti ujian identifikasi Anatomi serta

menggunakan model gaya belajar yang lain, seperti gaya belajar model Felder-

Silverman.

Anatomi merupakan ilmu tentang sistem tubuh manusia yang harus

dipelajari di tahun pertama Program Pendidikan Dokter Tahap Sarjana

(PPDTS) FK Unsoed. Salah satu metode yang digunakan dalam

pembelajaran Anatomi di FK Unsoed yaitu dengan metode praktikum yang

dilaksanakan di laboatorium Anatomi. Proses pembelajaran di laboratorium


3

Anatomi menggunakan metode peer-assisted learning model vertikal. Peer-

assisted learning adalah sebuah metode pembelajaran di mana ilmu diperoleh

dari rekan pada tingkat pendidikan yang sederajat (Topping, 1998). Peer-

assisted learning memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berdiskusi

secara aktif dan kooperatif. Model vertikal yang dimaksud adalah bahwa

mahasiswa yang lebih senior berperan sebagai tutor (Green, 2011). Bentuk

penilaian hasil belajar dari metode praktikum yaitu ujian identifikasi Anatomi

(UPK FK Unsoed,2015). Ujian identifikasi bertujuan menilai kemampuan

mahasiswa dalam mengidentifikasi struktur anatomis manusia serta aplikasi

klinisnya (Hanna et al., 2015).

Dalam penelitian ini, Peneliti berfokus pada dimensi reseptif atau

melalui apa informasi sensorik ditangkap dengan paling efektif, yaitu visual

atau verbal. Menurut Flemming (2001), dalam model VARK merupakan

model yang mengukur modalitas informasi sensorik yang diterima yang

berupa visual, aural, read/write, dan kinesthetic. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Flemming (2001), bahwa meskipun intervensi atau perubahan

pada dimensi belajar yang lain akan mempengaruhi proses belajar, tetapi

intervensi terhadap dimensi reseptif atau preferensi terhadap modalitas

penerimaan, pengolahan dan penyampaian informasilah yang paling

mempunyai aplikasi langsung untuk proses belajar yang lebih efektif. Melalui

intervensi pada dimensi reseptif ini, pendidik dapat membantu siswa dalam

proses belajarnya.

Gaya belajar Felder-Silverman akan diukur menggunakan Index of

Learning Styles (ILS) yang memiliki kelebihan yaitu lebih praktis dalam
4

penggunaannya karena memiliki sistem yang terkomputerisasi (Romanelli, et

al., 2008). Pengukuran gaya belajar model Felder-Silverman juga memiliki

koefisien realibilitas dan validasi konstruksi yang baik (Litzinger et al.,

2007). Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa ILS memiliki koefisien

reliabilitas yang baik, yaitu di atas 0,5 untuk assessment perilaku dan

preferensi (Litzinger et al., 2005; 2007).

Penulis telah melakukan studi pendahuluan terkait distribusi nilai

ujian identifikasi Anatomi pada mahasiswa jurusan Kedokteran FK Unsoed

angkatan 2016, yaitu membandingkan nilai ujian identifikasi Anatomi

mereka dengan kesesuaian gaya belajar dengan kebiasaan belajar, data

kesesuaian gaya belajar dengan kebiasaan belajar diambil dari penelitian

Alattas (2017). Hasil yang diperoleh yaitu kelompok mahasiswa dengan gaya

belajar sesuai dengan kebiasaan belajar (n 1=20) memiliki rerata nilai ujian

identifikasi Anatomi sebesar 73,86±8,38 sedangkan kelompok tidak sesuai

(n2=10) memiliki rerata nilai sebesar 63,60±22,08. Dapat disimpulkan bahwa

siswa yang memiliki kesesuaian gaya belajar dengan kebiasaan belajar

memiliki rerata nilai yang tinggi.

Belum ada penelitian mengenai studi yang secara spesifik

mempelajari tentang kesesuaian antara gaya belajar dengan kebiasaan

belajarnya dan hasil belajar mata kuliah Anatomi. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bermakna pada rerata

nilai ujian identifikasi Anatomi berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar

model Felder-Silverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual-

verbal. Penelitian akan dilakukan pada mahasiswa Jurusan Kedokteran FK


5

Unsoed angkatan 2017. Hal ini mengingat bahwa sebagai angkatan termuda,

mahasiswa angkatan 2017 masih dapat menerapkan manfaat dari hasil penelitian

ini dalam mengikuti pembelajaran di tahap selanjutnya.

B. Perumusan masalah

Apakah terdapat perbedaan bermakna rerata nilai ujian identifikasi

Anatomi mahasiswa jurusan kedokteran FK Unsoed angkatan 2017

berdasarkan kesesuaian gaya belajar model Felder-Silverman dengan

kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbal ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan rerata nilai ujian identifikasi

Anatomi mahasiswa jurusan kedokteran FK Unsoed angkatan 2017

berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar model Felder-Silverman

dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbal.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

1) Mengetahui distribusi gaya belajar model Felder-Silverman pada

mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017.

2) Mengetahui distribusi kebiasaan belajar pada mahasiswa Jurusan

Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017.

3) Mengetahui distribusi kelompok yang memiliki kesesuaian antara

gaya belajar model Felder-Silverman dengan kebiasaan belajar

pada mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017.


6

4) Mengetahui distribusi kelompok yang tidak memiliki kesesuaian

antara gaya belajar model Felder-Silverman dengan kebiasaan

belajar pada mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan

2017.

5) Mengetahui rerata nilai ujian identifikasi Anatomi pada kelompok

dengan dan tanpa kesesuaian antara gaya belajar dan kebiasaan

belajar diatas.

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat melengkapi ilmu pengetahuan

mengenai hubungan gaya belajar dengan kebiasaan belajar, dan

bagaimana perbandingan kesesuaian antara keduanya jika

dihubungkan dengan hasil belajar.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017

Diharapkan mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan

2017 dapat memperoleh informasi guna mengevaluasi diri

mengenai potensi pengembangan dan memodifikasi kebiasaan

belajarnya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

2) Bagi Institusi Pendidik dan Pengajar

a. Diharapkan penelitian ini dapat mengevaluasi ketercukupan

atau keseimbangan pemajanan siswa dengan variasi

pengalaman belajar.
7

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

institusi dalam penyusunan dan evaluasi desain kurikulum

proses pembelajaran Anatomi untuk mengantisipasi dan

membantu mengatasi kesulitan yang akan dialami mahasiswa

dengan gaya belajar yang kurang diuntungkan sehingga mudah

beradaptasi dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

c. Diharapkan institusi dapat mengembangkan program

pembimbingan untuk membantu mahasiswa dengan gaya

belajar yang kurang diuntungkan sehingga lebih mudah

beradaptasi dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

D. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan peneliti pada database

PubMed, Litbang Depkes RI, serta dengan mesin pencari Google Scholar,

tidak ditemukan penelitian mengenai perbandingan pada rerata nilai ujian

identifikasi anatomi mahasiswa FK Unsoed berdasarkan kesesuaian antara

gaya belajar model Felder-Silverman dengan kebiasaan belajar dimensi visual

verbal pada mahasiswa jurusan kedokteran FK Unsoed angkatan 2017.

Tabel 1.1 Penelitian Lain dengan Tema Perbandingan Kesesuaian Gaya


Belajar dan Kebiasaan Belajar terhadap Hasil Belajar
No Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Penulis: Muhammad Jenis penelitian: Sampel: berbeda


Mahdi Alattas Cross sectional angkatan pada fakultas
Tahun: 2017 Uji validitas: yang sama.
Judul:Hubungan bivariate Pearson Teknik sampling:
Antara Kesesuaian Alattas menggunakan
Gaya Belajar Dengan total sampling
Kebiasaan Belajar Dan sedangkan penelitian
Prestasi Akademik ini random sampling
Mahasiswa Jurusan Variabel bebas
8

Kedokteran Universitas :Kesesuaian gaya


Jenderal Soedirman belajar model Felder-
Angkatan 2016. Silverman dengan
Purwokerto: Fakultas kebiasaan belajar pada
Kedokteran Universitas dimensi visual-verbal.
Jenderal Soedirman. Variabel terikat:
Hasil penelitian: Penelitian Alattas
Terdapat hubungan adalah prestasi
antara kesesuaian gaya akademik kategori
belajar dengan ordinal sedangkan
kebiasaan belajar dan penelitian ini adalah
prestasi akademik rerata nilai identifikasi
mahasiswa Jurusan anatomi kategori
Kedokteran Universitas numerik
Jenderal Soedirman Uji hipotesis:
angkatan 2016 Penelitian Alattas
menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov
sedangkan penelitian
menggunakan uji
independent t-test
2. Penulis: Hubungan utama Sampel: Sampel
Cakiroglu, U. yang diteliti: penelitian Cakiroglu
Tahun: 2014 gaya belajar dan adalah 66 mahasiswa
Judul: Analyzing the kebiasaan belajar, program pelatihan
Effect of Learning serta penilaian hasil guru komputer
Styles and Study Habits belajar. Fakultas Pendidikan
of Distance Learners di Turki sedangkan
on Learning penelitian ini adalah
Performances: A Case 34 mahasiswa Jurusan
of an Introductory Kedokteran FK
Programming Course. Unsoed Angkatan
Turki. 2017.
Hasil penelitian: ada Instrumen penelitian:
hubungan signifikan Penelitian Cakiroglu
antara gaya belajar, menggunakan Kolb’s
kebiasaan belajar, dan Learning Style
performa belajar. Inventory (LSI-T),
Study Habits Inventory
(SHI), and Achievement
Test (AT) sedangkan
penelitian ini
menggunakan
kuesioner Index of
learning styles (ILS)
Uji hipotesis:
penelitian Cakiroglu
dengan one way anova
9

sedangkan penelitian
ini dengan
independent t-test
3. Penulis: O’Neale, Hubungan utama Jenis penelitian:
L.D.G. dan S. yang diteliti: Penelitian O’Neale dan
Harrison. gaya belajar dan Harrison adalah desain
Tahun: 2013 kebiasaan belajar, observasional deskriptif
Judul:An Investigation serta penilaian hasil sedangkan penelitian ini
of the Learning styles belajar. adalah observasional
and Study Habits of Uji reliabilitas: cross sectional.
Chemistry menggunakan uji Sampel: Sampel
Undergraduates in Alpha Cronbach penelitian O’Neale dan
Barbados and their Harrison adalah 59
Effect as Predictors of mahasiswa Jurusan
Academic Achievement Kimia UWI sedangkan
in Chemical Group penelitian ini adalah 34
Theory. mahasiswa Jurusan
Barbados: The Kedokteran FK Unsoed
University of the West Angkatan 2017.
Indies Cave Hill Instrumen penelitian:
Campus. O’Neale dan
Hasil penelitian: Harrison
hubungan antara gaya menggunakan
belajar dan kebiasaan Paragon Learning
belajar terhadap Style
pencapaian kurang InventorydanStudy
signifikan. Habits Inventory
sedangkan penelitian
ini menggunakan
gaya belajar Index of
learning styles (ILS)
dan kebiasaan belajar
yang disusun peneliti.
Uji hipotesis:
O’Neale dan Harrison
menggunakan uji t,
anova, dan regresi
linier sedangkan
dalam penelitian ini
digunakan
independent t-test.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Matei Pustaka

1. Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar dan Mengajar

Proses kegiatan belajar dan mengajar terjadi karena terdapat

interaksi antara siswa dengan lingkungannya (Halim, 2012). Berbagai

faktor saling berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Terkait hal ini,

Biggs (2001) mengemukakan teori Presage-Process-Product (3P) dalam

belajar dan mengajar. Faktor presage merupakan apa yang telah ada

sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Faktor process merupakan

aktivitas yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu tugas belajar. Faktor

product merupakan hasil dari kegiatan belajar tersebut. Gaya belajar

merupakan salah satu faktor dalam model 3P tersebut.

a. Faktor Presage

Faktor ini mencakup karakteristik mahasiswa dan aspek konteks

pengajar, antara lain :

1) Konsepsi terhadap pembelajaran.

2) Pengetahuan sebelumnya.

3) Motivasi.

4) Kebiasaan kerja.

5) Locus of control (kemampuan individu mengontrol dirinya

sendiri).

6) Perasaan keberhasilan.

7) Gaya belajar.

8) Faktor budaya dan sosial.

10
11

Terdapat dua komponen dalam faktor presage, yaitu konteks

belajar dan institusi. Konteks belajar disini membahas tentang konsep

belajar dan mengajar, metode dan gaya belajar, dan waktu yang

tersedia. Dan yang termasuk faktor presage lain adalah institusi,

dimana peran institusi disini yang membuat mengenai organisasi

kurikulum, kesulitan tugas-tugas, prosedur penilaian, bahan sumber

daya, iklim kelas, dan lain-lain.

b. Faktor process

Dalam hal ini faktor process merupakan hasil dari interaksi

antara siswa dan pengajar dalam faktor presage dan mengacu kepada

cara siswa untuk menangani tugas belajar secara mendalam,

permukaan, atau mencapai pendekatan untuk belajar. Hal ini merujuk

pada pendekatan belajar siswa dalam menghadapi tugas-tugas

pembelajaran, yaitu deep-approach (pendekatan belajar secara

mendalam), surface-approach (pendekatan belajar superfisial), dan

achieving/ strategic approach (pendekatan belajar untuk mencapai

prestasi yang tinggi). Penjelasan ketiga pendekatan tersebut adalah

sebagai berikut (Biggs, 1993; Biggs et al., 2001) :

1) Surface Approach (Pendekatan yang Dangkal)

Pendekatan ini menunjukkan bahwa tujuan siswa hanya

sekedar lulus sehingga memperoleh syarat untuk mendapatkan

pekerjaan. Dalam konteks ini siswa tidak akan berusaha untuk

memahami keterkaitan antar komponen subjek yang dipelajari


12

dan tidak tertarik untuk menggali lebih dalam apa yang telah

dipelajari.

2) Deep Approach (Pendekatan yang Mendalam)

Pelajar dalam hal ini akan termotivasi oleh ketertarikannya

pada subjek yang dipelajari. Tujuan belajar dipengaruhi oleh

kepuasan untuk memahami subjek tersebut secara dalam.

Pendekatan yang akan diambil secara konkrit adalah pelajar akan

mendalami materi secara rinci dengan cara berdiskusi, bahkan

mengeksperimenkan materi yang diinginkan sehingga mampu

menyusun kesimpulan yang holistik.

3) Achieving Approaach

Pendekatan ini lebih dimotivasi pada keinginan siswa

memperoleh hasil belajar yang terlihat atau terukur, yaitu nilai

ujian tinggi atau nilai kuantitatif. Pendekatan yang akan dilakukan

pelajar ini sangat sistematis, mereka akan menyusun strategi

dengan rapi untuk mencapai tujuannya. Pelajar ini cenderung

memiliki lingkup kerja rapi, manajemen waktu, serta silabus.

c. Faktor product

Merupakan hasil dari belajar dan ditentukan terutama oleh

pendekatan untuk belajar pada siswa. Hasil belajar dapat dinyatakan

dalam bentuk nilai ujian, indeks prestasi, maupun tingkat kepuasan

(Biggs, 1993; Biggs et al., 2001).


13

2. Model 3P dalam pembelajaran anatomi di FK Unsoed

Seorang dokter harus menguasai landasan ilmiah ilmu Kedokteran,

salah satunya adalah ilmu yang membahas tentang struktur dan fungsi

organ tubuh pada manusia atau lebih dikenal dengan ilmu Anatomi (KKI,

2012). Ilmu Anatomi dalam Kedokteran merupakan ilmu yang

mempelajari tentang struktur tubuh manusia yang bertujuan untuk

diagnosis dan pengobatan (Dorland, 2015).

Anatomi merupakan salah satu materi yang wajib diberikan selama

menempuh program pendidikan sarjana di fakultas Kedokteran, Anatomi

dapat menjadikan seorang dokter mampu memahami kondisi penyakit

pasien sehingga dapat mendiagnosa dengan baik (Munawaroh, 2015).

Metode pembelajaran Anatomi dilaksanakan dengan dua cara yaitu dengan

perkuliahan dimana materi akan diberikan oleh dosen Anatomi di ruang

perkuliahan, dan metode praktikum yang akan diberikan oleh asisten dosen

Anatomi. Sistem praktikum di laboratorium Anatomi yaitu sebelum

mahasiswa mengikuti praktikum diwajibkan untuk mengerjakan tugas pra

praktikum yang dikumpulkan 1 hari sebelum praktikum dimulai sebagai

syarat untuk dapat mengikuti praktikum, kemudian di awal praktikum akan

dilaksanakan pre test yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan para

mahasiswa untuk mengikuti praktikum, apabila mahasiswa tidak lulus pre

test akan diberikan tugas tambahan sebagai syarat mengikuti praktikum

selanjutnya. Di akhir praktikum mahasiswa akan diberikan post test yang

bertujuan untuk mengevaluasi materi yang telah diterima selama

praktikum.
14

Berikut adalah deskripsi pembelajaran Anatomi di FK Unsoed dalam

kerangka pikir model 3P proses belajar-mengajar dari Biggs (Biggs.,

2001).

a. Faktor presage

Terdapat dua komponen faktor presage yaitu student presage

factor dan learning context (teaching presage factor dan institutional

presage factor)

1) Student presage factor

Mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK

Unsoed angkatan 2017. Data diperoleh dari Tabel Registrasi dan

Identitas Mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan

2017. Hasil penelitian pendahuluan oleh penulis mendapati bahwa

rerata usia mahasiswa angkatan 2017 adalah 18 hingga 19 tahun.

Mahasiswa angkatan 2017 berasal dari Sekolah Menengah Atas

(SMA) dengan jurusan IPA, dengan demikian pada saat SMA

mereka sudah mendapatkan ilmu dasar mengenai ilmu Anatomi.

Selain gaya belajar, sampai saat ini belum pernah dilakukan

pengukuran terhadap berbagai komponen presage siswa lain pada

mahasiswa FK Unsoed Angkatan 2017. Berdasarkan pengampu

blok yang bersangkutan, pengukuran gaya belajar yang dimaksud

adalah pengukuran gaya belajar dengan Index of Learning Styles

Felder-Silverman pada Blok 1.3 Basic Sciences of Human Body

di semester pertama tahun 2017 silam.


15

2) Learning context (teaching presage factor dan institutional

presage factor)

Pembelajaran anatomi di FK Unsoed dilaksanakan pada

semester 1 dan semester 2, yang terdiri dari 6 blok yaitu pada

semester 1 terdiri dari (blok 1.3, 1.4, dan 1.5) serta semester 2

terdiri dari blok (2.1, 2.2, dan 2.3).Rincian dari blok diatas adalah

sebagai berikut (Widiartini et al., 2018) :

a) 1.3 Basic Sciences of Human Body berbeban 3 sks yang di

dalamnya dibahas Anatomi tubuh manusia secara

keseluruhan dan superfisial.

b) 1.4 Basic Sciences of Neuroendocrine Systems berbeban 4 sks

yang di dalamnya dibahas Anatomi sistem saraf pusat, saraf

tepi, dan sistem endokrin.

c) 1.5 Basic Sciences of Blood, Support, and Movement Systems

berbeban 4 sks yang di dalamnya dibahas Anatomi sistem

tulang, otot, dan jaringan penyokongnya.

d) 2.1 Basic Sciences of Cardiovascular and Respiratory

Systems berbeban 3 sks yang di dalamnya dibahas Anatomi

jantung, sirkulasi, dan sistem pernapasan.

e) 2.2 Basic Sciences of Digestive and Nephrourinary Systems

berbeban 4 sks yang di dalamnya dibahas Anatomi sistem

pencernaan dan sistem kemih.


16

f) 2.3 Continuity of Life Cycles berbeban 3 sks yang di

dalamnya dibahas Anatomi sistem reproduksi dan

embriologi.

Blok-blok yang telah dijelaskan di atas akan dimulai dengan

diawali kontrak Anatomi yang dipandu oleh dr. Catharina

Widiartini, M.Med.Ed dan asisten dosen Anatomi kepada

mahasiswa FK Unsoed angkatan 2017 pada 4 Oktober 2017.

Metode pembelajaran yakni dengan perkuliahan di kelas besar,

praktikum di laboratorium Anatomi, dan asistensi. Pengajar yang

berperan dalam pembelajaran Anatomi di FK Unsoed adalah

dosen yang mengampu perkuliahan dan asisten dosen yang

terutama berperan pada kegiatan praktikum. Laboratorium

Anatomi menggunakan metode peer-assisted learning model

vertikal dalam proses pembelajarannya. Peer-assisted learning

adalah sebuah metode pembelajaran di mana ilmu diperoleh dari

rekan sederajat (Topping, 1998). Peer-assisted learning

memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk berdiskusi

dengan aktif dan kooperatif. Model vertikal adalah mahasiswa

senior yang akan memberikan materi kepada mahasiswa junior

(Green, 2011). Mahasiswa senior disini merupakan asisten dosen

laboratorium Anatomi yang telah melewati serangkaian seleksi

baik secara tertulis maupun wawancara sehingga dapat dianggap

kompeten dalam memberikan materi kepada mahasiswa junior.


17

Proses untuk menilai keberhasilan dalam proses belajar

dinyatakan dalam nilai ujian CBT dan nilai Laboratorium

Anatomi. Nilai ujian CBT Anatomi merupakan bagian dari nilai

CBT blok yang bersangkutan. Nilai akhir Laboratorium Anatomi

pada suatu blok terdiri atas komponen nilai proses (tugas pra-

praktikum 20%, pre test 20%, post test 20%) yang berkontribusi

pada 60% nilai akhir dan nilai ujian identifikasi yang

berkontribusi pada 40% nilai akhir (Widiartini, 2018 dalam

komunikasi personal, 24 Mei).

Ujian identifikasi berlangsung ketika materi telah selesai

diberikan, teknis ujian ini yaitu dengan cara mahasiswa secara

individual mengidentifikasi struktur anatomis yang ada di meja

dalam batas waktu tertentu yang ditandai dengan bunyi bel (UPK

FK Unsoed, 2015). Waktu untuk mengerjakan satu soal adalah 30

detik dengan variasi jumlah soal tiap idennya adalah 30-50 soal.

Jawaban yang dikehendaki dalam ujian identifikasi adalah

jawaban singkat bertuliskan struktur atau aplikasi klinis anatomi

yang paling tepat dari soal yang diberikan, bukan berupa soal esai

atau pilihan ganda (Widiartini, 2018 dalam komunikasi personal,

24 Mei).

b. Faktor process

a) Aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan

Pelaksanaan perkuliahan dilakukan didalam kelas besar dan

diampu oleh seorang dosen Anatomi. Dosen akan menjelaskan


18

anatomi secara aktif menggunakan power point yang dipaparkan

sehingga mahasiswa dapat menyimak apa yang telah disampaikan

dosen. Dalam menyerap informasi, mahasiswa menggunakan

strategi belajar dengan caranya sendiri-sendiri, ada yang mencatat,

fokus mendengarkan, fokus melihat, dan lain sebagainya sesuai

dengan kebiasaan belajar yang disukai oleh mahasiswa tersebut

(Widiartini, 2018 dalam komunikasi personal, 24 Mei).

Strategi belajar yang paling sering dilakukan mahasiswa

yaitu meminta presentasi dosen untuk dibaca lagi diluar jam

perkuliahan dan mencatat apa yang dibicarakan dosen selama

perkuliahan. Dengan demikian strategi belajar yang sering

digunakan adalah modalitas visual dan verbal, karena verbal

mencakup aural dan read/write (Widiartini, 2018 dalam

komunikasi personal, 24 Mei).

b) Aktivitas mahasiswa dalam praktikum

Praktikum Anatomi diajarkan dengan metode presentasi oleh

asisten dosen Anatomi menggunakan media atlas, manekin,

preparat lepas, dan cadaver (Widiartini et al., 2018) sehingga dapat

membantu mahasiswa dengan modalitas visual, aural, dan

kinestetik. Terdapat berbagai strategi belajar dalam proses belajar

selama praktikum, tetapi mahasiswa lebih sering menggunakan

metode mencatat di modul anatomi mereka masing-masing.

(Widiartini, 2018 dalam komunikasi personal, 24 Mei).


19

Sistem praktikum di laboratorium Anatomi yaitu sebelum

mahasiswa mengikuti praktikum diwajibkan untuk menyelesikan

tugas pra praktikum yang dikumpulkan 1 hari sebelum praktikum

dimulai sebagai syarat untuk dapat mengikuti praktikum, kemudian

di awal praktikum akan dilaksanakan pre test yang bertujuan untuk

meningkatkan kesiapan para mahasiswa untuk mengkuti

praktikum, apabila mahasiswa tidak lulus pre test akan diberikan

tugas tambahan sebagai syarat mengikuti praktikum selanjutnya.

Di akhir praktikum mahasiswa akan diberikan post test yang

bertujuan untuk mengevaluasi materi yang telah diterima selama

praktikum. Kegiatan praktikum akan dibimbing oleh beberapa

asisten dosen Anatomi, dimana asisten dosen akan memberikan

materi Anatomi menggunakan bahan ajar yang tersedia berupa

cadaver, manekuin, dan beberapa buku anatomi (Lab. Anatomi FK

Unsoed, 2017).

Setelah semua praktikum Anatomi selesai dalam blok yang

sedang berlangsung, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan

berdiskusi dengan asisten dosen diluar jam perkuliahan dan jam

praktikum, kegiatan ini lebih sering dikenal sebagai asistensi.

c) Aktivitas Mahasiswa Dalam Asistensi

Kegiatan asistensi merupakan kegiatan belajar diluar waktu

praktikum dan perkuliahan, dimana mahasiswa akan dibagi dalam

beberapa kelompok yang terdiri dari 11-12 mahasiswa dengan


20

didampingi oleh 1 asisten dosen sebagai pengampu (Widiartini,

2018 dalam komunikasi personal, 24 Mei).

Dalam pelaksanaan asistensi mahasiswa diharapkan dapat

memperdalam ilmu Anatomi yang telah diberikan selama

praktikum dan perkuliahan, dan mahasiswa dapat bertanya kepada

asisten dosen mengenai materi yang belum sepenuhnya dimengerti

oleh mahasiswa. Kegiatan ini tidak bersifat wajib seperti

perkuliahan dan praktikum, sehingga asistensi tidak masuk

kedalam komponen penilaian pada ujian identifikasi Anatomi

(Widiartini, 2018 dalam komunikasi personal, 24 Mei).

c. Faktor product

Pembelajaran Anatomi di FK Unsoed diukur dengan hasil

berupa nilai kuantitatif. Nilai kuantitatif Anatomi yang digunakan

untuk penelitian merupakan data rahasia Jurusan Kedokteran dan

departemen Anatomi FK Unsoed yang diperoleh dengan izin dari

bagian akademik FK Unsoed. Adapun nilai kuantitatif Anatomi yang

diteliti oleh penulis secara mandiri dan sah diperoleh melalui

penelitian pendahuluan.

Penelitian ini dilakukan secara acak pada mahasiswa Jurusan

Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2016 (n=30). Tujuan penelitian

pendahuluan ini adalah untuk membandingkan rerata nilai ujian

identifikasi Anatomi berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar dan

kebiasaan belajar model VARK dan belum pernah ada studi yang

menghubungkan kesesuaian gaya belajar model Felder-Silverman dan


21

kebiasaan belajarnya. Hasil yang diperoleh yaitu kelompok mahasiswa

dengan gaya belajar sesuai dengan kebiasaan belajar (n 1=20) memiliki

rerata nilai ujian identifikasi Anatomi sebesar 73,86±8,38 sedangkan

kelompok tidak sesuai (n2=10) memiliki rerata nilai sebesar

63,60±22,08.

3. Gaya belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar adalah bagaimana seseorang mengombinasikan

cara-cara yang digunakan dalam belajar seperti menyerap informasi,

kemudian mengatur informasi, dan mengolah informasi tersebut

menjadi bermakna (Halim, 2012). Menurut Felder dan Silverman

(1988) gaya belajar merupakan sebuah cara individu dalam menerima

dan memproses informasi. Sedangkan menurut Hartati (2015), gaya

belajar seseorang dapat bervariasi, ada seseorang yang dalam

mengolah informasi lebih menyukai merespon informasi tersebut

secara mandiri dan ada juga seseorang yang dalam mengolah informasi

membutuhkan orang lain atau berkelompok.

Menurut Smith dan Dalton (2005), gaya belajar dianggap sebagai

perilaku yang unik dalam kebiasaan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan melalui pengalaman belajar. Gaya belajar yang tepat

pasti akan memudahkan seseorang dalam proses belajar, dimana proses

belajar yang baik akan berpengaruh terhadap hasil penilaian belajar

(Biggs et al., 2001).


22

b. Sifat Gaya Belajar

Menurut Hall dan Moseley (2005), ada setidaknya 71 model

gaya belajar dan instrument gaya belajar,sehingga terbentuk dua

kelompok yang menganut dua sifat gaya belajar berbeda, yaitu gaya

belajar yang bersifat fixed trait dan fluid trait.

Gaya belajar yang bersifat fixed trait ini dapat dimaknai sebagai

gaya belajar yang tetap dan stabil. Sedangkan gaya belajar yang

bersifat fluid trait berkebalikan dengan fixed trait, yaitu gaya belajar

dapat berubah-ubah sewaktu-waktu bergantung terhadap tugas dan

konteks belajar.

Menurut Cuthbert (2005), sifat gaya belajar yang paling banyak

digunakan adalah fixed trait atau gaya belajar yang tetap dan stabil. Ini

disebabkan karena gaya belajar tidak dapat berubah dalam waktu yang

singkat. Meskipun relatif stabil, gaya belajar juga dapat dipengaruhi

oleh lingkungan belajar dan pengalaman belajar (Desmedt dan Valcke,

2004). Dan sebaliknya, interaksi antara gaya belajar dengan

lingkungan menghasilkan seleksi individu tertentu (Entwistle, 1988;

Lindemann et al., 2001).

c. Gaya Belajar dalam Kerangka Pikir Model 3P

Gaya belajar merupakan dispotitional trait atau faktor turunan

yang bersifat tetap yang mencerminkan kepribadian individu

(McAdams dan Pals, 2006). Menurut Biggs theory (Biggs, 1993) gaya

belajar termasuk sebagai salah satu faktor presage. Disisi lain, faktor

process juga dapat mempengaruhi gaya belajar. Berdasarkan


23

pengertian faktor process, gaya belajar dapat juga berperan sebagai

hasil interaksi antara faktor presage karakteristik siswa dan konteks

belajar, yang mengarah kepada bagaimana siswa menyelesaikan tugas

(Biggs, 1993), sehingga gaya belajar dapat dimasukkan sebagai salah

satu dari faktor process. Dengan demikian, gaya belajar termasuk

kedalam characteristic adaptations atau suatu bentuk adaptasi siswa

selama proses pembelajaran (McAdams dan Pals, 2006). Berdasarkan

penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan

salah satu komponen faktor presage dan sekaligus process.

Gaya belajar memiliki peranan penting dalam model 3P. Ketiga

faktor tersebut dapat saling berhubungan satu sama lain, seperti faktor

presage dapat langsung berpengaruh tehadap faktor process, dan

berpengaruh tidak langsung pada faktor product. Gaya belajar dalam

faktor process dapat langsung berpengaruh terhadap prestasi akademik

atau faktor product (Biggs, 1993; Biggs et al., 2001).

d. Manfaat Mengidentifikasi Gaya Belajar

Manfaat mengidentifikasi gaya belajar seseorang dapat diperoleh

menggunakan instrumen gaya belajar. Hal ini bermanfaat terhadap

siswa, pengajar, dan institusi untuk mencari faktor-faktor yang

memengaruhi belajar serta mencari pendekatan belajar untuk

mendorong pembelajaran yang lebih efektif. Dengan mengetahui gaya

belajar dapat membantu meningkatkan kepuasan siswa akan proses

belajarnya, performa akademik, dan kedalaman proses belajar (Hawk

dan Shah, 2007).


24

Menurut Hawk dan Shah (2007), penggunaan informasi gaya

belajar dari beberapa dimensi belajar akan lebih bermanfaat dalam

meningkatkan performa akademik daripada informasi mengenai satu

dimensi belajar saja. Manfaat gaya belajar di atas terhadap

pembelajaran harus diselaraskan oleh instrumen pengukuran gaya

belajar yang reliabel dan valid. Selain berfungsi mengidentifikasi gaya

belajar individu, instrumen ini juga dapat memotivasi terhadap

pengembangan dalam belajar (Hall dan Moseley, 2005).

4. Gaya Belajar Model “Felder-Silverman”

a. Pengertian

Coffield et al., (2012) melaporkan hingga saat ini sedikitnya

terdapat 71 model gaya belajar. Salah satu yang terkenal yaitu model

Felder-Silverman. Model gaya belajar yang dikembangkan oleh Felder

dan Silverman (1988) pertama muncul dalam bidang pendidikan

teknik. Model gaya belajar ini tidak menganggap gaya belajar

merupakan sesuatu yang konstan. Menurut mereka, preferensi belajar

dapat berubah karena waktu dan situasi (Felder&Silverman, 1988).

Sehingga model gaya belajar ini menurut Hall dan Moseley (2005,

dalam Litzinger, 2007) bersifat fluid trait.

Model ini memandang gaya belajar sebagai kekuatan dan

preferensi karakteristik dari seseorang dalam mendapatkan dan

memproses informasi melalui 5 dimensi belajar. Pada tiap dimensi,

kekuatan dan preferensi seseorang berada pada suatu posisi tertentu,


25

pada suatu kontinuum di antara 2 kutub gaya belajar yang berbeda

(Felder & Silverman, 1988 dalam Hawk & Shah, 2007).

b. Model Gaya Belajar Felder-Silverman

Gaya belajar menurut model Felder-Silverman dapat dibagi

menjadi beberapa dimensi, yaitu : dimensi pilihan terhadap tipe

informasi yang ingin diterima (dimensi persepsi), modalitas melalui

apa informasi sensorik yang ditangkap dengan paling efektif (dimensi

resepsi), dimensi pilihan cara pengolahan informasi (dimensi

pemrosesan), dan dimensi karakteristik progresi menuju pemahaman

(dimensi pemahaman).

Penejelasan dimensi pada model gaya belajar menurut Felder-

Silverman adalah sebagai berikut :

1) Dimensi pilihan cara pengolahan informasi

Berdasarkan dimensi ini, gaya belajar digolongkan menjadi

gaya belajar aktif dan reflektif (active and reflective). Siswa aktif

cenderung memahami informasi dengan cara terbaiknya, yaitu

dengan melakukan sesuatu yang aktif, seperti mendiskusikan atau

mengaplikasikan dengan cara menjelaskan kepada orang lain.

Peserta didik aktif lebih menyukai kerja kelompok daripada pelajar

yang reflektif. Siswa dengan gaya belajar reflektif lebih suka

belajar sendiri atau dengan satu orang yang mereka kenal lebih

dekat. Setiap orang yang aktif atau reflektif memiliki preferensi

masing-masing yang mungkin lemah, sedang atau kuat.

(Felder&Silverman, 1988).
26

Namun keseimbangan dari keduanya sangat diharapkan

karena gaya belajar yang demikian sangat baik untuk diterapkan

(Felder&Silverman, 1988).

2) Dimensi pilihan terhadap tipe informasi yang ingin diterima

Berdasarkan dimensi ini, gaya belajar akan dibedakan

menjadi gaya belajar sensing atau menangkap dengan indera dan

intuitif (sensing and intuitive). Sensing atau merasakan merupakan

gaya belajar dengan cara lebih cenderung melihat fakta, sedangkan

pembelajar dengan tipe intuitive sering memilih untuk menemukan

suatu hubungan. Tipe sensor lebih suka untuk memecahkan

masalah dengan metode yang mapan dan tidak menyukai

komplikasi, sedangkan tipe intuitif lebih suka dengan inovasi dan

tidak menyukai pengulangan (Felder&Silverman, 1988).

3) Dimensi karakteristik progresi menuju pemahaman

Berdasarkan dimensi ini, gaya belajar dibedakan menjadi

gaya belajar global dan urutan atau sekuensial (global and

sequential). Sekuensial merupakan tipe gaya belajar dengan

pemahaman yang lebih mudah jika pemahaman yang didapat

berupa langkah-langkah linier, dimana setiap langkah tersebut

bersifat logis dari langkah sebelumnya. Sedangkan gaya belajar

tipe global cenderung belajar dalam lompatan besar, menyerap dan

mengolah informasi hampir secara acak tanpa melihat keterkaitan

antara satu dengan yang lain, dan kemudian tiba-tiba mampu

mendapatkannya (Felder&SIlverman, 1988).


27

Siswa dengan gaya belajar sekuensial lebih dapat menerima

informasi secara runtut, dan metode ini paling sering digunakan

dalam metode perkuliahan. Berbeda dengan gaya belajar global,

siswa dengan gaya belajar ini memiliki kelemahan dalam efisiensi

waktu, dimana siswa diharuskan untuk membaca secara cepat

untuk mengetahui gambaran umum terlebih dahulu pada materi

tersebut (Felder&SIlverman, 1988).

4) Dimensi modalitas informasi sensorik yang ditangkap dengan

paling efektif

Berdasarkan dimensi ini, gaya belajar dibedakan menjadi

gaya belajar visual dan verbal (visual and verbal). Mahasiswa

dengan gaya belajar visual akan lebih mudah menangkap informasi

melalui apa yang dilihat, sedangkan mahasiswa dengan gaya

belajar verbal menangkap dengan paling efektif materi yang

disampaikan secara tertulis atau pun lisan.

Gaya belajar dengan visual dapat memaksimalkan

kemampuan mereka dengan melihat gambar, diagram, timeline,

film, demonstrasi, dan lain-lain. Sedangkan gaya verbal lebih

mampu untuk mencerna lebih banyak kata-kata dari penjelasan

secara tertulis dan lisan. Kata-kata dalam tulisan diterjemahkan

otak sebagai sebuah suara (lisan) (Felder&Silverman, 1988).

Setiap orang yang memiliki gangguan pada penglihatan atau

pendengarannya mungkin akan kesulitan dalam belajar dengan

model visual atau verbal sesuai kelainannya. Sedangkan orang


28

yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran ringan,

dapat belajar secara visual dan verbal dengan preferensi ringan,

sedang, atau kuat terhadap salah satu modalitas

(Felder&Silverman, 1988).

c. Index of Learning Style (ILS)

1) Pengertian

Instrumen yang digunakan dalam mengidentifikasi dimensi

gaya belajar model Felder-Silverman adalah Index of Learning

Styles (ILS). ILS digunakan untuk menilai preferensi seseorang

dalam keempat dimensi gaya belajar model Felder-Silverman

yang dirancang oleh Richard M. Felder dan Linda K. Silverman.

Instrumen ini dapat diakses secara online dan gratis. Instrumen ini

dikembangkan dan divalidasi oleh Richard M. Felder dan Barbara

A. Soloman (Litzinger, 2007).

2) Struktur ILS

Semua dimensi gaya belajar Felder-Silverman akan diukur

kecuali dimensi pengorganisasian informasi (deductive vs

inductive) (Litzinger, 2007). Setiap dimensi memiliki 11 item

pertanyaan, sehingga mahasiswa pengguna kuesioner akan

mengisi 44 butir soal. Dalam penggunaannya, mahasiswa

melengkapi kalimat dengan memilih satu dari dua pilihan (a dan

b). Pilihan a dan b mewakili 2 kutub yang saling berlawanan

dalam satu dimensi. Struktur dikotomi ini dimaksudkan untuk

menghindari situasi “fence sitting” atau memilih bagian tengah


29

(Tuckman, 1999 dalam Litzinger , 2007), sehingga meningkatkan

kemungkinan respon instrumen akan mendeteksi suatu preferensi.

Banyaknya nomor soal pada tiap skala atau dimensi gaya belajar

dan metode skoring dibuat sedemikian rupa hingga terdapat skor

0, yang berarti tidak terdapat preferensi terhadap dimensi dengan

skor terendah.

3) Kelebihan dan reliabilitas ILS

Kelebihan instrument ILS dibanding instrumen lain yaitu

ringkas dan mudah dalam penggunaannnya karena menggunakan

format terkomputerisasi (Romanelli et al., 2008). Dewasa ini, ILS

merupakan satu-satunya instrumen yang tervalidasi untuk

mendeteksi gaya belajar seseorang menurut Felder-Silverman

(Graf, 2006). Hasil dari beberapa studi menunjukkan bahwa ILS

memiliki koefisien reliabilitas yang baik, yaitu di atas 0,5 untuk

assessment perilaku dan preferensi (Litzinger et al., 2005; 2007).

4) Studi psikometrik: validitas ILS

Dalam studi oleh Litzinger et al., (2005 dalam Litzinger et

al., 2007) disimpulkan bahwa hasil uji analisis faktor

menunjukkan bahwa faktor multipel ditemukan dalam 3 dimensi

atau skala gaya belajar (yaitu Visual-Verbal, Sequential-Global

dan Active-Reflective). Untuk Sensing-Intuitive hanya terdapat 1

faktor. Faktor-faktor tersebut berkorespondensi dengan aspek-

aspek yang didapatkan dalam definisi dimensi belajar yang

bersangkutan.
30

Tabel 2.1 Faktor-faktor dalam faktor hasil ILS

Litzinger et al., (2007) dalam studinya mendapati bahwa

hasil uji analisis faktor dan umpan balik langsung dari mahasiswa

memberikan bukti validitas konstruksi dari ILS. Mahasiswa

responden merasakan bahwa skor ILS terbukti dapat

mempresentasikan gaya belajar secara akurat. Dengan demikian,

Litzinger et al., (2007) berargumentasi bahwa revisi ILS tidak

disarankan. Hal ini karena ILS bukanlah instrumen yang baru dan

telah banyak digunakan. Berdasarkan data mengenai reliabilitas

konsistensi internal dan validitas yang kuat. Perubahan instrumen

sangat tidak sarankan, meskipun untuk meningkatkannya.

5) Interpretasi ILS

Pada setiap skala atau dimensi gaya belajar, skor yang

ditunjukkan yaitu 1, 3, 5, 7, 9 dan 11. Skor 1 dan 3 menunjukkan

keseimbangan pada kontinuum, skor 5 dan 7 menunjukkan

preferensi moderat terhadap salah satu ujung kontinuum, dan skor


31

9 dan 11 menunjukkan preferensi yang kuat terhadap satu ujung

kontinuum yang sesuai.

Hasil ILS tidak selalu menunjukkan kesesuaian atau pun

ketidaksesuaian terhadap suatu mata kuliah, disiplin ilmu, atau

pun profesi. Namun tiap orang dengan preferensi atau gaya belajar

apa pun mempunyai kesempatan untuk berhasil dalam bidang apa

pun (Litzinger, 2007).

5. Kebiasaan belajar

a. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015), kebiasaan adalah

sesuatu yang biasa dilakukan, kebiasaan dapat berarti pola untuk

melakukan kegiatan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh

seorang individu dan dilakukan secara berulang-ulang dan konsisten.

Menurut Wolman dalam (Yusuf, 2010) kebiasaan belajar

merupakan suatu pola tingkah laku belajar yang menetap dan

dilakukan secara berulang. Menurut Gie (1995) kebiasaan belajar

adalah segenap perilaku yang ditunjukkan secara konsisten dari waktu

ke waktu dalam rangka pelaksanaan belajar. Kebiasaan belajar

bukanlah bakat alamiah atau bawaan, melainkan perilaku yang

dipelajari secara sengaja ataupun tidak disengaja dari waktu ke waktu

secara berulang-ulang.

Kebiasaan belajar tiap individu sangat beragam dan khas yang

disesuaikan oleh kesukaan maupun kondisi individu itu sendiri.

Kebiasaan belajar dapat mengarah pada pola pengembangan belajar,


32

yaitu dapat berpengaruh positif apabila dilakukan secara rutin dan

teratur, dan berpengaruh negatif jika kebiasaan belajar dilakukan

secara tidak teratur (Arifin, 2012).

Kebiasaan belajar yang sesuai sangat penting untuk dimiliki,

karena sebuah kebiasaan yang melibatkan sikap, keterampilan, atau

perilaku dalam belajar dapat menentukan hasil apa yang ingin dicapai

dari proses belajar (Kiblasan, 2016). Kebiasaan belajar mencakup

berbagai kegiatan seperti manajemen waktu, menetapkan tujuan yang

tepat, memilih lingkungan belajar yang tepat, menggunakan strategi

mencatat yang tepat, memilih ide utama, dan organisasi (Proctor et al.,

2006).

b. Kebiasaan Belajar sebagai faktor process dalam Kerangka Model 3P

Kebiasaan belajar merupakan kecenderungan siswa untuk

menggunakan perhatiannya dalam memperoleh pengetahuan melalui

rutinitas yang sistematis (Crede dan Kuncel, 2008; Khursid et al., 2012

dalam O’Neale dan Harrison, 2013). Dengan kata lain, kebiasaan

belajar merupakan latihan berulang-ulang mengenai keterampilan

belajar.

Keterampilan belajar berhubungan dengan strategi belajar yang

efektif dan teknik manajemen waktu, dan berbagai sumber daya lain

untuk mencapai keberhasilan proses belajar (Crede dan Kuncel, 2008

dalam O’Neale dan Harrison, 2013). Strategi belajar dipandang

sebagai pemilihan opsi, baik secara sadar maupun tidak sadar tentang
33

bagaimana memproses informasi yang diberikan dan memproses

kebutuhan dalam aktivitas belajar (Fitkov-Norris, 2013).

Faktor process adalah proses menangani suatu tugas belajar

tertentu (Biggs, 1934) atau penggunaan pendekatan belajar tertentu

(Biggs et al., 2001). Pendekatan belajar dapat didefinisikan sebagai

sebuah strategi mencapai hasil belajar yang memuaskan (Biggs, 1934).

Hal ini memperkuat posisi kebiasaan belajar di dalam faktor process

model 3P.

c. Instrumen Pengukuran Kebiasaan Belajar

Instrumen pengukuran kebiasaan belajar merupakan alat untuk

mengidentifikasi kebiasaan belajar seseorang. Beberapa instrumen ini

memiliki penilaian pada aspek yang sama, namun masing-masing

disusun berbeda satu sama lain tergantung pada dimensi atau faktor

yang ingin diukur (Cakiroglu, 2014). Berikut daftar komponen atau

faktor dari tiap instrumen pengukuran kebiasaan belajar yang pernah

dibuat dan hasilnya dipublikasikan:

1) Patel (1976 dalam Karnataka, 2009) menyatakan bahwa kebiasaan

belajar meliputi lingkungan rumah, rencana kerja, kebiasaan

membaca dan membuat catatan, perencanaan materi belajar,

kebiasaan berkonsentrasi, persiapan ujian, kebiasaan umum dan

sikap, serta lingkungan sekolah.

2) Proctol et al., (2006 dalam Cakiroglu, 2014) menyatakan bahwa

kebiasaan belajar meliputi variasi aktivitas seperti manajemen

waktu, penetapan tujuan yang tepat, pemilihan lingkungan belajar


34

yang tepat, penggunakan strategi membuat catatan yang tepat,

pemilihan ide-ide utama, dan organisasi.

3) Dimensi kebiasaan belajar dalam inventori Dennis Congos

meliputi ujian dan persiapannya, konsentrasi, manajemen waktu,

buku teks, membuat catatan, dan ingatan (Khursid et al., 2012

dalam O’Neale dan Harrison, 2013).

4) O’Neale dan Harrison (2013) mengadaptasi Study Habit Inventory

(SHI) milik C. Gilbert Wrenn yang diciptakan tahun 1933 dan

direvisi tahun 1941. Fokus instrumen ini adalah keterampilan siswa

mencatat pelajaran, kosentrasi, dan persiapan serta pelaksanaan

ujian. Faktor lainnya yaitu manajemen waktu, membaca

komprehensif, kecepatan membaca, kemampuan menulis, dan

manajemen menghadapi kecemasan saat ujian.

Dalam penelitian ini kebiasaan belajar diukur menggunakan

instrumen kebiasaan belajar VARK tanpa modalitas Kinesthetic,

karena dalam di dalam model Felder-Silverman tidak mengenal adanya

dimensi Kinesthetic sehingga komponen yang digunakan hanya VAR

saja.

6. Kesesuaian Gaya Belajar Felder-Silverman dengan Kebiasaan Belajar

Gaya belajar seseorang dapat berpengaruh pada kebiasaan belajar

(Cakiroglu, 2014). Kebiasaan belajar berfungsi untuk mengarahkan proses

kognitif dalam belajar melalui gaya belajar yang sesuai (Proctor et al.,

2006). Menurut O`Neale dan Harrison (2013), gaya belajar yang sesuai
35

dengan kebiasaan belajar akan membantu para siswa untuk menghindari

hasil penilaian belajar yang rendah.

Kebiasaan belajar memiliki penekanan pada kegiatan belajar

berulang. Kebiasaan belajar pada kenyataannya tidak selalu berkesesuaian

dengan gaya belajar (O’Neale dan Harrison, 2013). Untuk melihat

kesesuaian antara gaya belajar dan kebiasaan belajar dengan mencocokan

gaya belajar model Felder-Silverman pada dimensi visual-verbal dengan

kebiasaan belajar model VAR.

7. Penilaian Hasil Belajar (PHB)

a. Pengertian dan Posisi PHB dalam model 3P

Penilaian hasil belajar merupakan komponen yang penting dalam

penyelenggaraan pendidikan (Arif, 2016). Dengan adanya penilaian

hasil belajar maka dapat mencerminkan apakah tujuan dari proses

belajar tercapai atau tidak (Arif, 2016).

Metode penilaian dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,

diantaranya yaitu dalam bentuk tes, tugas, dan hasil ujian akhir dan

semua ini bergantung terhadap standar yang diberlakukan oleh

lembaga pendidikan (Nuthana &Yenagi, 2009 dalam O`Neale &

Harrison, 2013).

PHB merupakan sarana untuk menilai apakah proses belajar

mengajar telah tercapai tujuannya sehingga dapat menghasilkan luaran

yang diinginkan (Biggs, 1991). Dalam model 3P, metode penilaian

merupakan salah satu dari faktor institutional presage (Biggs, 1993;

Biggs et al., 2001). Dengan demikian, metode penilaian sebagai


36

konteks belajar akan saling mempengaruhi dengan faktor presage yang

lain (student dan teacher presage), faktor process, dan faktor outcome.

b. Penilaian Hasil Belajar (PHB) dalam Pendidikan Kedokteran FK

Unsoed

FK Unsoed menerapkan sistem Satuan Kredit dalam blok. Di

dalam sistem tersebut, PHB digunakan menjadi acuan dalam

keberhasilan mahasiswa dalam menjalani blok (UPK FK Unsoed,

2015).

1) Satuan Kredit dalam Blok

Sistem blok adalah sistem penyelenggaraan program

pendidikan dalam jangka waktu tertentu (beberapa minggu), yang

dilakukan setiap hari dan sepanjang hari hingga tujuan

pembelajaran telah tercapai (UPK FK Unsoed, 2015). Durasi kapan

mulai dan berakhirnya blok bergantung pada topik pembelajaran

yang sedang berlangsung, serta melihat kondisi saat blok tersebut

berlangsung. Blok merupakan satuan terkecil untuk menyatakan

kegiatan pendidikan yang dapat dilaksanakan selama 2-8 minggu

dan sudah termasuk kegiatan pembelajaran dan ujian (UPK FK

Unsoed, 2015).

2) Penilaian Hasil Belajar dalam Blok

Setelah mahasiswa menerima semua pembelajaran di dalam

blok maka penyelenggara program pendidikan akan melakukan

berbagai bentuk penilaian baik secara formatif maupun sumatif

(UPK FK Unsoed, 2015).


37

Penilaian formatif merupakan sistem penilaian yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dengan

memberikan umpan balik berkelanjutan mengenai kesuksesan dan

kegagalan yang terjadi selama proses belajar. Penilaian semacam

ini akan diberikan secara deskriptif baik secara lisan maupun

tertulis, dan tidak menentukan nilai akhir blok (UPK FK Unseod,

2015).

Penilaian sumatif merupakan penilaian secara kuantitatif

untuk mengetahui hasil dari proses belajar atau pencapaian

kompetensi mahasiswa pada akhir proses pembelajaran. Penilaian

sumatif dapat berupa (UPK FK Unsoed, 2015) :

a) Ujian tulis, yaitu ujian yang dilakukan secara tertulis (Paper

Based Test/PBT) maupun dengan komputer (Computer Based

Test/CBT).

b) Ujian lisan, yaitu ujian yang dilakukan secara lisan, dapat

berupa Structured Oral Case Analysis (SOCA) maupun

Structured Debate/Deliberation Case Analysis (DCA).

c) Ujian praktikum, yaitu ujian yang dilakukan secara aktif di

laboratorium dalam bentuk ujian identifikasi maupun di skill

lab berupa Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

d) Penilaian tugas terstruktur, yaitu penilaian dari tugas-tugas

yang dilakukan mahasiswa baik secara individu maupun

berkelompok berupa karya ilmiah, karya seni, atau karya

nyata/magang.
38

Penghargaan terhadap hasil belajar mahasiswa akan diberikan

dengan memberikan predikat kompetensi berupa kompeten,

borderline, atau tidak kompeten. Kompeten apabila nilai ≥80 (A) atau

66,00-79,00 (B). Sedangkan kategori borderline dimana ini

merupakan standar kelulusan di dalam penilaian blok yaitu apabila

nilai 56,00-65,99 (C). Dan untuk kategori tidak kompeten apabila

nilai yang didapat 46,00-55,99 (D) atau <46 (E). Nilai angka ini

kemudian akan dikonversi ke dalam bentuk huruf. Setiap huruf

mengandung interval angkanya sendiri-sendiri yang sifatnya

bertingkat/ordinal. Setelah terdefinisi dalam huruf, nilai blok akan

dikonversi kembali menjadi bentuk angka penyusun indeks prestasi

(IP). IP merupakan bentuk deklaratif penghargaan hasil belajar

persemester dalam bentuk angka yang berkisar dari 0,01-4,00. Maka,

kelulusan blok akan mempengaruhi pencapaian Indeks Prestasi (IP).

c. Ujian Identifikasi Anatomi di FK Unsoed

Ujian identifikasi merupakan salah satu komponen penilaian

blok yang diselenggarakan untuk mengevaluasi hasi belajar selama

praktikum. Ujian identifikasi diselenggarakan guna melengkapi

penilaian terhadap tingkatan kognitif, psikomotor, dan sikap

mahasiswa yang tidak dapat dinilai dengan ujian tulis atau lisan (UPK

FK Unsoed, 2015).

Setelah semua praktikum berakhir mahasiswa akan menghadapi

ujian identifikasi Anatomi untuk memenuhi kriteria kelulusan blok

(Lab. Anatomi FK Unsoed. 2017)


39

B. Kerangka Pemikiran Penelitian

PRESAGE PROCESS PRODUCT


Karakteristik Aktivitas Terfokus Hasil
Siswa Belajar Belajar
Dispotitional trait  Adaptasi  Kuantitatif
konsep belajar, Mahasiswa dalam - Nilai Ujian
pengetahuan Proses Belajarnya Identifikasi
sebelumnya,  Pendekatan Anatomi
motivasi, kebiasaan Belajar  Kualitatif
kerja, lokus  Insitusional
kontrol, dan faktor  Afektif
sosial serta kultural
siswa

Dimensi Belajar:
 Tipe Informasi
 Organisasi Informasi
 Proses Pengolahan Informasi
 Modalitas Informasi Sensorik:
- Visual
- Verbal (aural & read/write)
- Kinestetik

Gaya Kebiasaan
Belajar Belajar

Konteks Belajar
Keterangan :
 Faktor Mengajar
 Faktor Institusional
o Metode Belajar : Membentuk
- Kuliah
- Praktikum : Memberi efek secara umum
Anatomi
o Metode PHB : Memengaruhi
- Ujian Cetak tebal: Komponen yang diteliti
Identifikasi
Anatomi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian


40

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gaya Kebiasaan Belajar Rerata


Belajar Sesuai Gaya Belajar Nilai Ujian
Identifikasi
Anatomi
Kebiasaan Kebiasaan Belajar Tidak
Belajar Sesuai Gaya Belajar

 Faktor Presage Karakteristik Siswa yang lain


 Faktor Presage Konteks Belajar yang lain

Keterangan :

: Variabel perancu

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian.

D. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka teori dan kerangka konsep yang telah disusun

diatas, peneliti memiliki hipotesis: Terdapat perbedaan bermakna

rerata nilai ujian identifikasi Anatomi mahasiswa Jurusan Kedokteran

FK Unsoed angkatan 2017 berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar

model Felder-Silverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi

visual-verbal.
III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

rancangan belah lintang (cross sectional).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi Target

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.

b. Populasi terjangkau

Mahasiswa angkatan 2017 Jurusan Kedokteran FK Unsoed.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau

yang besarnya diketahui. Dengan demikian, besar sampel minimal dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sastroasmoro dan Ismael, 2016).

n=2

n=2

n = 33,07 = 34 subyek

Keterangan:

n : Besar sample minimum

s : Simpang baku dua kelompok

x1-x2 : perbedaan klinis yang diinginkan

Zα : Nilai standar alpha 5%, yaitu 1,96

Zβ : Nilai standar beta 20%, yaitu 0,842

41
42

Berdasarkan perhitungan di atas, dibutuhkan minimal 34

mahasiswa sebagai subjek penelitian.

3. Cara Sampling

Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.

Menurut Nurhayati (2008) simple random sampling (SRS) adalah metode

pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Seluruh anggota

populasi menjadi anggota kerangka sampel. SRS biasa digunakan pada

populasi yang bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Jurusan

Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2017 sebanyak

minimal 34 mahasiswa. Mahasiswa tersebut harus memenuhi kriteria-

kriteria berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa FK Unsoed angkatan 2017 yang telah mengikuti

keseluruhan proses pembelajaran dan ujian identifikasi Anatomi

Blok 1.3, 1.4, 1.5, 2.1, 2.2, dan 2.3..

2) Mahasiswa FK Unsoed angkatan 2017 yang bersedia menjadi

subjek penelitian dengan menandatangani lembar informasi dan

kesediaan.

b. Kriteria Eksklusi

1) Mahasiswa yang tidak menyelesaikan pengisian kuesioner.

2) Mahasiswa yang tidak mengumpulkan hasil pengisian kuesioner

ILS.
43

3) Mahasiswa dengan hasil interpretasi kebiasaan belajar unimodal

kinestetik (mempunyai skor tertinggi pada strategi kinestetik).

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent variable): Kesesuaian gaya belajar model

Felder-Silverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbal.

2. Variabel Terikat (Dependent variable): Nilai ujian identifikasi Anatomi.


44

D. Definisi Operasional Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Alat Jenis dan
No. Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Skala Data
1. Kesesuaian Kesesuaian hasil kuesioner a. Gaya Jenis: data
gaya gaya belajar Felder- Belajar: primer
belajar Silverman dimensi visual- kuesioner Skala:
dengan verbal dengan hasil web-based Kategorik
kebiasaan kuesioner kebiasaan belajar, Index of nominal
belajar yang dinyatakan sebagai Learning dikotom:
“sesuai” dan “tidak sesuai” Style (ILS), a. Gaya
a. sesuai: apabila gaya yaitu pada belajar
belajar sampel laman sesuai
berdasarkan hasil http://www4. dengan
kuesioner gaya belajar ncsu.edu/uni kebiasaan
“Felder-Silverman” ty/lockers/us belajar
sama dengan kebiasaan ers/f/felder/p b. Gaya
belajar berdasarkan hasil ublic/ILSpag belajar
kuesioner kebiasaan e.html tidak
belajar, yaitu visual b. Kebiasaan sesuai
dengan visual, verbal Belajar: dengan
dengan aural atau kuesioner kebiasaan
read/write, dan seimbang kebiasaan belajar
dengan seimbang belajar
b. tidak sesuai: apabila Visual-
gaya belajar sampel Aural-
berdasarkan hasil Read/Write
kuesioner gaya belajar
“Felder-Silverman”
berbeda dengan
kebiasaan belajar
berdasarkan hasil
kuesioner kebiasaan
belajar , yaitu visual
dengan aural atau
read/write , verbal
dengan visual, visual
dengan seimbang, dan
verbal dengan seimbang

Gaya belajar adalah gaya


belajar menurut model
Gaya Belajar Felder-
Silverman yang
diinterpretasikan
berdasarkan hasil
pengisian kuesioner web-
45

based Index of Learning


Style (ILS), yaitu pada
laman
http://www4.ncsu.edu/unit
y/lockers/users/f/felder/pu
blic/ILSpage.html, yang
dilakukan pada akhir
semester II T.A
2017/2018. Dimensi gaya
belajar yang digunakan
hanyalah dimensi visual-
verbal,
a. Gaya belajar visual,
yaitu apabila mendapatkan
skor 4-11 pada preferensi
visual
b. Gaya belajar verbal,
yaitu apabila mendapatkan
skor 4-11 pada preferensi
verbal
c. Gaya belajar seimbang,
yaitu apabila mendapatkan
skor 1-3 pada preverensi
visual atau verbal

Kebiasaan belajar adalah


interpretasi hasil pengisian
kuesioner kebiasaan
belajar Visual-Aural-
Read/Write (VAR), yaitu
kuesioner kebiasaan
belajar VARK yang
disusun sendiri oleh
peneliti berdasarkan studi
literatur mengenai
komponen kebiasaan
belajar dan konsep
kuesioner VARK yang
disertai parameter
frekuensi
selalu/sering/kadang-
kadang/tidak pernah.
Kemudian dari kuesioner
VARK ini mahasiswa
dengan kebiasaan belajar
unimodal kinestetik
dieksklusi. Pada
mahasiswa dengan
46

kebiasaan belajar
multimodal yang memuat
modalitas kinestetik (K),
maka komponen K
tersebut diabaikan.

Pengambilan data
kuesioner dilakukan pada
akhir semester II T.A
2017/2018.
Interpretasi kuesioner
kebiasaan belajar VARK
setelah proses eksklusi:
a. Kebiasaan belajar visual,
yatu apabila skor
terbanyak dari total
strategi belajar
berfrekuensi “sering”
dan “selalu” adalah pada
komponen visual (V)
b. Kebiasaan belajar
verbal, yaitu apabila
skor terbanyak dari total
strategi belajar
berfrekuensi “sering”
dan “selalu” adalah pada
komponen aural atau
read/write (A, R, AR)
c. Kebiasaan belajar
seimbang, yaitu apabila
interpretasi kebiasaan
belajar adalah
multimodal VA, VR,
dan VAR
2. Rerata Rerata nilai identifikasi Data digital Jenis: data
nilai anatomi mahasiswa FK rerata nilai sekunder
iden- Unsoed angkatan 2017 ujian Skala:
tifikasi sebelum perbaikan (pra- Identifikasi Numerik
anatomi remedial I) pada Blok 1.3, anatomi dalam rasio
1.4, 1.5, 2.1, 2.2, dan 2.3 format excel (berupa
yang diambil dari database bilangan
bagian akademik Fakultas dari 0,00-
Kedokteran Universitas 100,00)
Jenderal Soedirman; yang
dinyatakan dalam angka,
dengan ketelitian 2 angka
dibelakang koma.
47

E. Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

a. Kuesioner gaya belajar

Kuesioner gaya belajar menggunakan kuesioner Felder-

Silverman atau biasa disebut Index of Learning Styles (ILS). ILS

merupakan rangkuman pertanyaan dari keempat dimensi model gaya

belajar Felder-Silverman yang terdiri atas 44 pertanyaan dan memiliki

rentang nilai dari +11 sampai -11 untuk masing-masing dimensinya.

Setiap pertanyaan memiliki dua pilihan jawaban yang nantinya akan

menentukan kecenderungan pada salah satu gaya belajar. Hasil

jawaban dari ILS akan ditampung dalam ILS Scoring Sheet kemudian

ditentukan posisinya dengan menempatkan pada ILS Report Form.

Nilai ILS terbagi menjadi 3 skala yaitu rentang nilai 1-3 berarti bahwa

gaya belajar berimbang dalam suatu dimensi gaya belajar, nilai 5-7

berarti bahwa mahasiswa nyaman dengan satu gaya belajar pada

dimensi, dan nilai 9-11 berarti bahwa mahasiswa hanya dapat belajar

dengan 1 gaya belajar saja. Hasil dari ILS Scoring Sheet dipetakan

pada ILS Report Form sehingga diketahui mahasiswa yang memiliki

preferensi gaya belajar Active and Reflective, Sensing and intuitive,

Visual and verbal, dan Sequential and global. (Cahyani, 2014)

Sebelum mengisi kuesioner ILS Felder-Silverman, terlebih

dahulu mahasiswa diberi penjelasan mengenai tujuan pemberian

kuesioner, manfaat serta tata cara pengisian kuesioner. Tujuan

pemberian kuesioner yang utama yaitu untuk mengidentifikasi gaya


48

belajar mahasiswa dengan harapan mampu diterapkan di kehidupan

sehari-hari sebagai kebiasaan belajar. Tujuan kedua yang tidak kalah

pentingnya yaitu sebagai bagian dari penelitian yang dilaksanakan

peneliti dalam rangka menyelesaikan studi di jurusan pendidikan

kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.

Model gaya belajar Felder-Silverman digunakan sebagai basis

penelitian karena beberapa alasan sebagai berikut : model ini banyak

berhasil diimplementasikan sehingga individu atau mahasiswa dapat

beradaptasi pada gaya belajarnya masing-masing, telah mendapatkan

pengesahan oleh spesialis pedagogi, sangat user-friendly dan hasilnya

mudah diinterpretasikan untuk analisis, jumlah diemensi dikendalikan

dan dapat benar-benar diimplementasikan, dan implementasi fokus

pada Engineering Student (Suteja, 2016).

b. Kuesioner kebiasaan belajar

ILS sebagai instrumen pengukuran gaya belajar model Felder-

Silverman mencakup 4 dimensi belajar yang berbeda. Dengan

demikian, untuk melihat kesesuaian antara gaya belajar dan kebiasaan

belajar, instrumen pengukuran kebiasaan belajar pun harus mencakup

keempat dimensi belajar yang berkaitan. Dari keempat dimensi belajar

dalam ILS, peneliti berfokus pada dimensi modalitas informasi

sensorik yang ditangkap dengan paling efektif (dimensi input), yaitu

visual-verbal. Dengan demikian, instrumen pengukuran kebiasaan

belajar yang sesuai adalah yang memuat strategi belajar secara visual

dan verbal , baik secara lisan (aural) maupun tertulis (read/write).


49

Kuesioner kebiasaan belajar yang digunakan adalah kuesioner

kebiasaan belajar Visual-Aural-Read/Write-Kinaesthetic (VARK)

(keterangan pada paragraf berikutnya). Uji coba dan pengambilan data

sampel dengan menggunakan kuesioner kebiasaan belajar VARK ini

akan dilaksanakan bersamaan dengan penelitian lain terhadap populasi

terjangkau yang sama. Meskipun demikian, mengingat penelitian ini

hanya berfokus pada dimensi visual dan verbal (aural dan read/write),

maka sebelum pengolahan data hasil uji coba maupun data sampel,

peneliti terlebih dahulu menyingkirkan data terkait komponen

kinestetik (K).

Kuesioner kebiasaan belajar VARK disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan studi literatur mengenai komponen kebiasaan belajar dan

konsep kuesioner VARK dari Flemming (2001). Kuesioner ini disertai

parameter frekuensi selalu/ sering/ kadang-kadang/ tidak pernah.

Kuesioner kebiasaan belajar VARK ini disusun peneliti sesuai

langkah-langkah berikut:

1) Melakukan studi literatur mengenai instrumen pengukuran

kebiasaan belajar dalam literatur yang sudah dipublikasikan.

2) Membuat daftar komponen atau faktor dari tiap instrumen

pengukuran kebiasaan belajar dalam literatur yaitu berdasarkan

Patel (1976, dalam Karnataka, 2009), Proctor, et al. (2006 dalam

Cakiroglu, 2014), Khursid, et al. (2012 dalam O’Neale dan

Harrison, 2013) dan Wrenn (1974 dalam O’Neale dan Harrison,

2013).
50

3) Merangkum dari daftar tersebut komponen kebiasaan belajar yang

umum atau saling berkesesuaian. Hasilnya berupa kebiasaan

terpilih yang bisa dijabarkan berdasarkan modalitas Visual-Aural-

Read/Write (VAR).

a) Kebiasaan membaca, seperti membaca (Patel, 1976,

Karnataka, 2009), membaca cepat, dan membaca

komprehensif (Wrenn, 1974, dalam O`Neale dan Harrison,

2013).

b) Kebiasaan membuat catatan, seperti kebiasaan penulis catatan

(Patel, 1976, dalam Karnataka, 2009), menggukanan strategi

mencatat yang tepat (Proctor, et al., 2006 dalam Cakiroglu,

2014), membuat catatan (Khursid, et al., 2012 dan Wrenn,

1947 dalam O’Neale dan Harrison, 2013).

c) Kebiasaan menghadapi ujian, seperti mengikuti ujian dan

persiapan ujian (Patel, 1976 dalam Karnataka; Khursid, et al.,

2012 dalam O’Neale dan Harrison, 2013; O’Neale dan

Harrison, 2013).

d) Kebiasaan mempertahankan konsentrasi, seperti kebiasaan

konsentrasi (Patel, 1976 dalam Karnataka, 2009) dan

konsentrasi (Khursid, et al., 2012 dan Wrenn, 1947 dalam

O’Neale dan Harrison, 2013).

e) Kebiasaan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,

seperti lingkungan rumah, lingkungan sekolah (Patel, 1976


51

dalam Karnataka, 2009), dan memilih lingkungan belajar yang

tepat (Proctor, et al., 2006 dalam Cakiroglu, 2014).

f) Kebiasaan lain-lain, seperti kebiasaan umum dan sikap (Patel,

1976 dalam Karnataka, 2009), buku teks (Khursid, et al.,2012

dalam O’Neale dan Harrison, 2013), memilih ide-ide utama,

dan organisasi (Proctor, et al., 2006 dalam Cakiroglu, 2014).

4) Menyusun daftar strategi belajar untuk tiap komponen kebiasaan

belajar dengan merujuk pada karakteristik dan strategi belajar tiap

kelompok modalitas VAR, yang terdapat pada laman: http://vark-

learn.com/the-vark-questionnaire/. Konteks yang digunakan

adalah metode pembelajaran Anatomi di FK Unsoed yaitu kuliah,

praktikum, asistensi praktikum, dan PHB berupa nilai ujian

identifikasi Anatomi.

5) Apabila komponen kebiasaan belajar tidak dapat dikembangkan

lebih lanjut karena tidak ada pernyataan karakteristik dan strategi

belajar yang dapat dirujuk, maka komponen kebiasaan belajar

tersebut tidak digunakan.

6) Peneliti juga memasukkan tiga konsep atau faktor dalam kuesioner

VARK, yaitu konsep terkait penerimaan informasi (receiveng

information), pengiriman informasi (sending information) dan

pemrosesan kognitif untuk pengambilan keputusan (cognitive

processing for decision making) (Fleming, 2018). mengingat

dalam literatur kebiasaan belajar terbuka untuk ruang

pengembangan berupa “kebiasaan belajar lain-lain”


52

Hasil akhir komponen kebiasaan belajar dalam kuesioner yang

disusun peneliti (sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas) dapat

dilihat pada Tabel 3.2.

Delapan komponen kebiasaan belajar terpilih di atas dapat

dijabarkan berdasarkan modalitas VARK sehingga disusunlah

kuesioner kebiasaan belajar VARK yang terlampir pada Lampiran 4

beserta dengan kunci strateginya pada Lampiran 5. Kuesioner kebiasaan

belajar ini dinamakan “Kuesioner Kebiasaan Belajar: berdasarkan

Model VARK dalam Pembelajaran Anatomi di FK Unsoed”. Distribusi

delapan komponen kebiasaan belajar di atas akan dijabarkan dalam

cetak biru (blueprint) kuesioner kebiasaan belajar.


53

Tabel 3.2 Komponen Kuesioner Kebiasaan Belajar


No. Komponen Komponen dalam Literatur
1. Kebiasaan Membaca (Patel, 1976 dalam Nuthana
membaca dan Yenagi, 2009)
Kecepatan membaca (Wrenn, 1974
dalam O’Neale dan Harrison, 2013)
Membaca komprehensif (Wrenn, 1974
dalam O’Neale dan Harrison, 2013)
Memilih ide-ide utama (Proctor et al.,
2006 dalam Cakiroglu, 2014)
2. Kebiasaan Kebiasaan membuat catatan (Patel, 1976
membuat dalam Nuthana dan Yenagi, 2009)
catatan Menggunakan strategi mencatat yang
tepat (Proctor et al., 2006 dalam
Cakiroglu, 2014)
Membuat catatan (Khurshidet al., 2012
dalam O’Neale dan Harrison, 2013)
Membuat catatan (Wrenn, 1974 dalam
O’Neale dan Harrison, 2013)
Keterampilan menulis (Wrenn, 1974
dalam O’Neale dan Harrison, 2013)
3. Kebiasaan
Rencana kerja(Patel, 1976 dalam
mengerjakan
Nuthana dan Yenagi, 2009)
tugas
4. Kebiasaan Persiapan ujian (Patel, 1976 dalam
menghadapi Nuthana dan Yenagi, 2009)
ujian Ujian dan persiapannya (Khurshidet al.,
2012 dalam O’Neale dan Harrison, 2013)
Persiapan dan mengikuti ujian (Wrenn,
1974 dalam O’Neale dan Harrison, 2013)
organization (Proctor et al. , 2006 in
Cakiroglu, 2014)
5. Kebiasaan
Ingatan (Khurshidet al., 2012 dalam
meningkatkan
O’Neale dan Harrison, 2013)
daya ingat
6. Konsep
Tiga konsep dalam Kuesioner VARK
penerimaan
(Fleming, 2001)
informasi
7. Konsep
Tiga konsep dalam Kuesioner VARK
pengiriman
(Fleming, 2001)
informasi
8. Konsep Tiga konsep dalam Kuesioner VARK
pemrosesan (Fleming, 2001)
kognitif untuk Kebiasaan umum dan sikap (Patel, 1976
pengambilan dalam Nuthana dan Yenagi, 2009)
keputusan Buku teks (Khurshidet al., 2012 dalam
O’Neale dan Harrison, 2013)
54

Tabel 3.3 Cetak Biru Kuesioner Kebiasaan Belajar (Nitem=15)


Komponen Nomor Faktor yang Diukur
dan Jumlah Butir
1 (∑=2) A (1-4) Kebiasaan membaca modul
praktikum
B (5-8) Kebiasaan membaca materi kuliah
2 (∑=3) C (9-12) Membuat catatan untuk belajar
materi praktikum
D (13-16) Membuat catatan/rangkuman
kuliah
E (17-20) Membuat catatan/rangkuman
asistensi
3 (∑=2) F (21-24) Kebiasaan mengerjakan tugas
prepraktikum
G (25-28) Kebiasaan mengerjakan tugas
mandiri
4 (∑=3) H (29-32) Persiapan ujian identifikasi
anatomi
I (33-36) Teknik belajar untuk ujian
identifikasi Anatomi (1)
J (37-40) Teknik belajar untuk ujian
identifikasi Anatomi (2)
5 (∑=1) K (41-44) Cara membuat jembatan keledai
6 (∑=1) L (45-48) Cara terbaik informasi diterima
7 (∑=1) M (49-52) Cara membuat presentasi
8 (∑=2) N (53-56) Pertimbangan memilih sumber
belajar Anatomi
O (57- 60) Pertimbangan memilih buku cetak

Data kebiasaan belajar individual akan dihitung dalam tabel

rekapitulasi tabulasi data (Lampiran 7) dari kuesioner kebiasaan

belajar setiap responden. Interpretasi kuesioner hanya

memperhitungkan skor paling dominan tanpa melihat nilainya,

yaitu:

1) Kebiasaan belajar responden disebut unimodal (V/A/R/K)

sesuai dengan skor terbanyak dari total strategi belajar

berfrekuensi “sering” dan “selalu”.


55

2) Kebiasaan belajar responden disebut multimodal

(kombinasi dari V/A/R/K) apabila skor terbanyak dari

total strategi belajar yang berfrekuensi “sering” dan

“selalu” lebih dari 1 (bimodal bila skor tertinggi ada 2,

trimodal bila 3, dan quadmodal bila 4)

Data sampel kemudian direkapitulasi dalam tabel (lampiran 6). Setelah

didapatkan data interpretasi di atas, untuk kepentingan penelitian ini

dilakukan proses eksklusi terhadap responden dengan hasil interpretasi

kebiasaan belajar unimodal kinestetik. Pada mahasiswa dengan

kebiasaan multimodal dengan komponen kinestetik, maka komponen

tersebut diabaikan. Dengan demikian, yang disertakan dalam penelitian

ini adalah responden dengan kebiasaan belajar unimodal V/A/R,

bimodal VA/VR/AR, dan trimodal VAR. Dengan tidak disertakannya

modalitas kinestetik, maka selanjutnya kuesioner kebiasaan belajar ini

disebut kuesioner kebiasaan belajar model VAR.

Interpretasi kuesioner kebiasaan belajar VAR setelah proses

eksklusi adalah sebagai berikut:

1) Kebiasaan belajar visual, yatu apabila skor terbanyak dari total

strategi belajar berfrekuensi “sering” dan “selalu” adalah pada

komponen visual (V).

2) Kebiasaan belajar verbal, yaitu apabila skor terbanyak dari total

strategi belajar berfrekuensi “sering” dan “selalu” adalah pada

komponen aural atau read/write (AR).


56

3) Kebiasaan belajar seimbang, yaitu apabila interpretasi kebiasaan

belajar adalah multimodal VA, VR, dan VAR.

2. Uji Coba Alat Pengumpulan Data

a. Uji coba kusioner ILS

Kuesioner ILS merupakan kuesioner baku untuk mengukur

gaya belajar model Felder-Silverman yang telah tervalidasi sehingga

tidak dilakukan uji coba alat pengumpulan data.

b. Uji coba kuesioner kebiasaan belajar

Uji coba dilakukan untuk kuesioner kebiasaan belajar pada

mahasiswa FK Unsoed Angkatan 2016 dengan besar sampel n=30.

Kuesioner di atas akan disusun membentuk 15 pertanyaan utama

(lead in). Format lead in dipilih untuk penyederhanaan soal dan

mencegah bentuk pertanyaaan monoton. Sebelum dilakukan

pengolahan data secara statistik, peneliti menyingkirkan terlebih

dahulu data terkait komponen kinestetik (K). Untuk uji validitas dan

reliabilitas, tiap nomor pada strategi di atas (total 45 nomor)

dianggap sebagai suatu butir pernyataan sendiri. Apabila hasil uji

statistik menunjukkan bahwa suatu butir pernyataan harus

dikeluarkan/direduksi, maka keseluruhan butir pernyatakan dalam

satu lead in harus dihilangkan.

1) Uji Validitas Kuesioner Kebiasaan Belajar Visual Verbal

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya (Azwar,

2012). Uji validitas ini bertujuan untuk untuk mengetahui


57

kesahihan kuesioner kebiasaan belajar dalam mengumpulkan

data dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan

dengan total skor kuesioner. Uji yang digunakan adalah uji

korelasi bivariate Pearson’s product moment dengan alat bantu

program komputer SPSS. Butir kuesioner dalam uji validitas

dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabelpada nilai signifikansi 5%

untuk degree of freedom (df) = n-2, dengan n adalah jumlah

sampel. Sebaliknya, butir dikatakan tidak valid jika nilai

rhitung<rtabel pada nilai signifikansi 5% (Dahlan, 2013).

Nilai df pada uji ini adalah n-2=28 sehingga nilai rtabel

adalah 0,3610. Nilai ini dinyatakan amat tinggi, sehingga butir

masih dinyatakan valid bila rhitung > 0,3. Jumlah butir kuesioner

dengan rhitung > 0,3610 didapatkan 27 butir valid. Jumlah butir

kuesioner dengan rhitung > 0,3 didapatkan 40 butir valid. Hasil uji

validitas kuesioner kebiasaan belajar dapat dilihat pada Lampiran

7.

Butir yang tidak valid berjumlah 20 yaitu pada nomor 1,

4, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 16, 21, 22, 24, 26, 39, 44, 45, 49, 51, 53,

dan 56. Adanya butir tidak valid dapat disebabkan karena

peneliti tidak melibatkan validitas secara kualitatif, yang dapat

ditempuh dengan validitas muka, yaitu penilaian kelayakan alat

ukur oleh responden atau validitas legal, yaitu penilaian

kelayakan oleh pakar (Hendryadi, 2017). Upaya

yang dilakukan pada penelitian ini untuk membuat butir kuesioner


58

tidak valid menjadi valid adalah dengan memperbaiki konstruksi

kalimat pernyataan-pernyataan tersebut (Lestari, 2018 dalam

komunikasi personal, 12 Juli) dan hasilnya disetujui melalui

konsultasi dengan R.R. Diyah Woro D. L., S.Psi, MA.

2) Uji Reliabilitas Kuesioner Kebiasaan Belajar Visual Verbal

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha

Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS. Instrumen

penelitian dikatakan reliabel jika memberikan nilai α> 0.70 (Azwar,

2012). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai α adalah 0,876

(Lampiran 8) sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Data Gaya Belajar

1) Responden dan peneliti berkumpul di ruang Laboratorium

Komputer FK Unsoed

2) Tiap responden telah menghadapi 1 komputer dengan koneksi

internet dan telah terbuka halaman pengisian kuesioner web-based

ILS, yaitu laman

http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public/ILSpage.h

tml.

3) Peneliti memberikan penjelasan ringkas tentang apa yang perlu

dilakukan responden.

4) Peneliti menyampaikan bahwa kuesioner web-based ILS dalam

bahasa Inggris, yang setiap nomer akan dipandu oleh peneliti dalam

penyamaan persepsi makna.


59

5) Peneliti menjelaskan bahwa responden harus memilih salah satu

dari 2 pilihan jawaban, sesuai dengan apa yang selama ini paling

sering dilakukan oleh responden atau paling sesuai dengan kondisi

atau preferensi responden.

6) Responden mengisi kuesioner web-based ILS, dengan dipandu

peneliti.

7) Diharapkan pengisian dapat dimulai dan diselesaikan secara

bersama-sama.

8) Setiap kali sebelum memencet tombol “next”, responden

menyimpan lembar/halaman tersebut, sampai dengan responden

tiba pada halaman hasil ILS.

9) Responden kemudian mengirimkan semua file yang telah tersimpan

(4 halaman kuesioner ILS dan 1 halaman hasil ILS) ke email

peneliti.

10) Peneliti menyarankan agar responden dapat menyimpan hasil

tersebut untuk dirinya sendiri, termasuk menyimpan keterangan

lebih lanjut tentang gaya belajarnya, yang bisa didapatkan pada

laman tersebut.

b. Data Kebiasaan Belajar

1) Responden dan peneliti berkumpul di ruang kelas FK Unsoed

untuk melakukan pengisian kuesioner kebiasaan belajar berbahasa

Indonesia pada minimal satu hari setelah pengisian kuesioner ILS.

2) Tiap responden telah diberikan satu lembar kuesioner kebiasaan

belajar berbahasa Indonesia.


60

3) Peneliti memberikan penjelasan ringkas tentang apa yang perlu

dilakukan responden, yaitu mengisi kuesioner yang telah

diberikan.

4) Peneliti menyampaikan bahwa pengisian kuesioner akan

dilaksanakan secara terpandu dan bersama-sama, dari nomor

pertama hingga terakhir.

5) Peneliti menjelaskan bahwa responden harus memilih frekuensi

strategi belajar (tidak pernah, kadang-kadang, sering, selalu) dari

tiap butir pernyataan yang paling sesuai menggambarkan

kebiasaan responden.

6) Diharapkan pengisian dapat dimulai dan diselesaikan secara

bersama-sama.

7) Setelah menjawab keseluruhan pertanyaan, responden

mengumpulkan kuesioner kepada peneliti.

8) Peneliti kemudian menghitung hasil pengisian kuesioner

berdasarkan kunci kode strategi belajar yang tertera pada

Lampiran 5 dengan metode rekapitulasi tabulasi data sehingga

didapatkan data kebiasaan belajar mahasiswa.

9) Hasil tersebut akan diberitahukan pada responden dan peneliti

menyarankan agar responden dapat menyimpan hasil tersebut

untuk dirinya sendiri.


61

c. Data Kesesuaian Gaya Belajar dan Kebiasaan Belajar

Masing-masing data gaya belajar dan kebiasaan belajar

dicocokkan untuk menentukan apakah ada kesesuaian atau tidak.

Interpretasi didasarkan pada definisi operasional kesesuaian gaya

belajar dengan kebiasaan belajar.

d. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi

Data sekunder berupa rerata nilai ujian identifikasi Anatomi

didapatkan dari database Departemen Laboratorium Anatomi setelah

mengajukan dan telah mendapatkan izin tertulis dari Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman. Data yang didapatkan

hanya berupa NIM mahasiswa berikut nilai ujian identifikasi blok 1.3,

1.4, 1.5, 2.1, 2.2, dan 2.3 preremedial pertama.

Data-data yang sudah terkumpul kemudian disimpan dan

dimasukkan ke dalam program komputer untuk dilanjutkan pelaksanaan

analisis data.
62

F. Tata Urutan Kerja

Menyusun panduan pengisian Menyusun kuesioner


kuesioner ILS online (penerjemahan kebiasaan belajar VARK
dengan pembimbing) dalam mempelajari Anatomi

Informed Consent kepada


Uji validitas dan reliabilitas
mahasiswa FK Unsoed Angkatan
2017
Kuesioner kebiasaan
Seluruh mahasiswa yang memenuhi belajar pasca uji
kriteria inklusi mengisi kuesioner validitas dan reliabilitas

Pengumpulan ILS Seluruh mahasiswa yang


memenuhi kriteria inklusi
mengisi kuesioner kebiasaan
Tabulasi data hasil ILS pada belajar VARK secara terpadu
mahasiswa yang memenuhi
kriteria inklusi
Pengumpulan hasil kuesioner
kebiasaan belajar VARK
Ekstraksi data hanya pada
dimensi visual-verbal
Tabulasi data hasil kuesioner
kebiasaan belajar VARK
Data gaya belajar berupa
hanya pada mahasiswa yang
visual, verbal, dan seimbang memenuhi kriteria inklusi

Menentukan teknik Simple Penyesuaian kebiasaan belajar


Random Sampling pada modalitas K sehingga
didapatkan data kebiasaan belajar
Data gaya belajar Felder- unimodal (V,A,R), bimodal ( VA,
Silverman (n=34) VR,AR), dan trimodal (VAR)

Pencocokan data gaya belajar


Pengumpulan dengan kebiaaan belajar
data berupa nilai
ujian identifikasi
Anatomi dari Tabulasi hasil penyesuaian yang terdiri
database atas: sesuai dan tidak sesuai
Departemen
Anatomi FK Analisis data dan penyusunan laporan
Unsoed penelitian

Gambar 3.1 Tata Urutan Kerja


63

G. Analisis Data
Data yang terkumpul sebelum dianalisis diperiksa kelengkapan

kebenaran dan kelengkapan datanya. Data selanjutnya dimasukkan ke dalam

program. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan angka atau nilai

karakteristik deskriptif responden. Data deskriptif responden tersebut

berupa jenis kelamin (n laki-laki dan n perempuan), gaya belajar

(distribusi preferensi, jumlah, dan proporsi), kebiasan belajar (distribusi

preferensi, jumlah, dan proporsi), kesesuaian gaya belajar dengan

kebiasaan belajar (dikelompokkan menjadi sesuai dan tidak sesuai), dan

rerata nilai ujian identifikasi Anatomi (mean dan standar deviasi). Data

univariat disajikan dalam diagram lingkaran.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan yaitu melihat adanya perbedaan bermakna antara rerata nilai

ujian identifikasi Anatomi dengan kesesuaian gaya belajar model Felder-

Siverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbal. Sebelum

menentukan uji hipotesis, yang perlu dilakukan terlebih dahulu, yaitu

(Dahlan, 2013) :

a. Menentukan variabel yang dihubungkan, yaitu kesesuaian gaya

belajar dengan kebiasaan belajar (kategorik nominal) dan rerata nilai

ujian identifikasi Anatomi (numerik rasio).

b. Menentukan jenis hipotesis, yaitu hipotesis komparatif.

c. Menentukan masalah skala variabel, yaitu skala numerik.


64

d. Menentukan berpasangan atau tidak berpasangan, yaitu tidak

berpasangan karena tidak melakukan pretest dan post test, matching

atau cross over.

e. Menentukan jumlah kelompok, yaitu dua kelompok berupa

kelompok gaya belajar dan kebiasaan belajar sesuai dengan

kelompok gaya belajar dan kebiasaan belajar tidak sesuai.

Setelah melakukan langkah-langkah diatas, menurut Dahlan (2013)

dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis uji hipotesis penelitian ini adalah

uji komparatif variabel numerik dua kelompok tidak berpasangan. Maka

uji yang akan digunakan adalah uji independent t-test dengan bantuan

program komputer SPSS yang memiliki interval kepercayaan 95% dan

nilai signifikansi α 0,05.

Langkah-langkah melakukan uji independent t-test adalah sebagai

berikut (Dahlan, 2013):

a. Menguji normalitas data dengan tes Saphiro-Wilk sebab n<50 (n=34).

1) Jika data terdistribusi normal (p>0,05), maka dilanjutkan dengan

uji independent t-test.

2) Jika data tidak terdistribusi normal (p<0,05), maka akan dilakukan

transformasi data dengan fungsi log (log 10).

3) Jika data masih tidak terdistribusi normal, uji Mann Whitney akan

dipilih sebagai alternatif.


65

b. Melakukan uji independent t-test, dengan hasil interpretasi :

1) Apabila hasil Levene’s Test menunjukkan varians data kedua

kelompok sama (p>0,05), maka hasil uji independet t-test yang

dibaca adalah pada baris pertama (equal variance assumed).

2) Apabila hasil Levene’s Test menunjukkan varians data kedua

kelompok tidak sama (p<0,05), maka hasil uji independet t-test

yang dibaca adalah pada baris pertama (equal variance not

assumed).

c. Merumuskan hipotesis statistik, dengan teknik pengambilan keputusan

berdasarkan probabilitas (p/signifikansi) adalah sebagai berikut:

1) Jika p > 0,05, maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan rerata

nilai ujian identifikasi Anatomi pada mahasiswa FK Unsoed

Angkatan 2017 dengan dan tanpa kesesuaian antara gaya belajar

model Felder-Siverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi

visual verbal.

2) Jika p < 0.05, maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan rerata nilai

ujian identifikasi Anatomi pada mahasiswa FK Unsoed Angkatan

2017 dengan dan tanpa kesesuaian antara gaya belajar model

Felder-Siverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual

verbal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pengambilan data penelitian telah dilakukan sesuai dengan rancangan

observasional analitik berdesain cross sectional. Subjek penelitian adalah 34

mahasiswa Jurusan Kedokteran Unsoed angkatan 2017 yang terpilih melalui

teknik random sampling dengan memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Data

gaya belajar diambil pada Senin, 2 Juli 2018 di Laboratorium Komputer FK

Unsoed mengggunakan kuesioner Index of Learning Styles berbasis online.

Data kebiasaan belajar diambil pada Selasa, 17 Juli 2018 di gedung B FK

Unsoed yang telah didahului uji validitas dan realibilitas kuesioner.

Analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah penelitian

mengenai ada/tidaknya perbedaan bermakna dalam rerata nilai ujian

identifikasi Anatomi berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar model Felder-

Silverman dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbal. Harapan

penelitian atas analisis data adalah terbuktinya hipotesis penelitian bahwa

terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok yang diteliti.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat meliputi karakteristik deskriptif subjek yaitu jenis

kelamin (Tabel 4.1), gaya belajar (Tabel 4.2), kebiasaan belajar (Tabel 4.3),

kesesuaian antara gaya belajar dengan kebiasaan belajar (Tabel 4.4), rerata

nilai ujian identifikasi Anatomi (Tabel 4.5), dan rerata nilai ujian

identifikasi Anatomi berdasarkan gaya belajar (Tabel 4.6), kebiasaan belajar

(Tabel 4.7), serta kesesuaian antara gaya belajar dengan kebiasaan belajar

(Tabel 4.8).
67

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah subjek perempuan lebih

banyak dari laki-laki dengan rasio 26:8.

Tabel 4.1 Gambaran Jenis Kelamin Subjek Penelitian (n=34)


Jenis kelamin Jumlah (Orang) %
Laki-laki 8 23,53
Perempuan 26 76,47
Total 34 100
Sumber data: data primer
b. Distribusi Gaya Belajar Felder-Silverman

Gaya belajar model Felder-Silverman diukur dengan

menggunakan kuesioner ILS (Index of Learning Styles) berbahasa

Inggris pada 34 subjek mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed

angkatan 2017 yang diambil secara acak dan dinyatakan dalam Tabel

4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Gaya Belajar Model Felder-Silverman Dimensi


Visual-Verbal pada Mahasiswa Jurusan Kedokteran Angkatan 2017

Dimensi Gaya Belajar Preferensi Jumlah %


Visual 28 82,35%
Dimensi Input
Verbal 2 5,89%
Seimbang 4 11,76%
Total 34 100%
Sumber data : data primer

Dari data pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FK

Unsoed dengan preferensi gaya belajar visual lebih dominan

dibandingkan dengan preferensi verbal maupun seimbang pada dimensi

input atau visual-verbal.


68

c. Distribusi Kebiasaan Belajar Model VAR

Kebiasaan belajar model VARK diukur dengan menggunakan

“Kuesioner Kebiasaan Belajar: berdasarkan Model VARK dalam

Pembelajaran Anatomi di FK Unsoed” (lihat Lampiran 4) pada 34

subjek mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed angkatan 2017

diambil secara acak. Interpretasi kuesioner kebiasaan belajar model

VARK disini mengabaikan kebiasaan kinestetik sehingga dinyatakan

dalam tabel 4.3 berupa kebiasaan Visual, Aural, dan Read/Write .

Tabel 4.3 Distribusi Kebiasaan Belajar Model VAR Mahasiswa


Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 (n=34)
Rincian
Kebiasaan Jumlah
% Strategi Jumlah
Belajar (Orang) %
Belajar (Orang)
Unimodal 16 47,05 V 7 20,58
A 6 17,64
R 3 8,82
Bimodal 9 26,47 VA 1 2,94
VR 6 14,70
AR 2 5,88
Trimodal 9 26,47 VAR 9 26,47
Total 34 100,00 34 100,00
Sumber data: data primer
Keterangan singkatan: V, visual; A, aural; R, read/write; VA, visual-
aural; VR, visual-read/write; AR, aural-read/write; VAR, visual-aural-
read/write.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kebiasaan belajar terbanyak subjek

adalah unimodal. Strategi belajar terbanyak yang digunakan adalah

VAR, disusul V sebagai strategi belajar terbanyak kedua. Strategi

belajar terbanyak pada kebiasaan belajar unimodal adalah V, pada

bimodal adalah VR, pada trimodal adalah VAR.


69

d. Kesesuaian antara Gaya Belajar Felder-Silverman dengan Kebiasaan

Belajar Model VAR

Data kesesuaian gaya belajar Felder-Silverman pada dimensi

visual-verbal dengan kebiasaan belajar model VAR mahasiswa Jurusan

Kedokteran FK Unsoed angkatan 2017 didapatkan dengan

mencocokkan data gaya belajar dan data kebiasaan belajar. Data

kemudian dikelompokkan sesuai definisi operasional kesesuaian gaya

belajar dengan kebiasaan belajar yaitu “sesuai” apabila gaya belajar

preferensi visual sama dengan kebiasaan belajar visual, gaya belajar

preferensi verbal sama dengan kebiasaan belajar aural atau read / write,

dan gaya belajar preferensi seimbang pada dimensi visual-verbal sama

dengan kebiasaan belajar visual-aural, visual-read/write, atau visual-

aural-read/write. Dikatakan “tidak sesuai” apabila gaya belajar

preferensi visual tidak sama dengan kebiasaan visual, gaya belajar

preferensi verbal tidak sama dengan kebiasaan belajar aural atau read /

write, dan gaya belajar preferensi seimbang pada dimensi visual-verbal

tidak sama dengan kebiasaan belajar visual-aural, visual-read/write,

atau visual-aural-read/write.
70

Tabel 4.4 Kesesuaian antara Gaya Belajar dengan Kebiasaan Belajar


Model VAR Mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan
2017 (n=34)
Kesesuaian gaya belajar FS dan kebiasaan belajar VAR Frekuensi
Gaya belajar dan kebiasaan belajar “sesuai” n %
Gaya belajar preferensi visual sama Vi = v 6 17,64
dengan kebiasaan belajar visual
Gaya belajar preferensi verbal sama Ve = a 2 5,88
dengan kebiasaan belajar aural atau Ve = r
read / write Ve = ar
Gaya belajar preferensi seimbang pada ViVe = va 0 0
dimensi visual-verbal sama dengan ViVe = vr
kebiasaan belajar visual-aural atau ViVe = var
visual-read/write
Sub total 8 23,52
Gaya belajar dan kebiasaan belajar “tidak sesuai”
Gaya belajar preferensi visual tidak Vi ≠ v 22 64,70
sama dengan kebiasaan visual
Gaya belajar preferensi verbal tidak Ve ≠ a 0 0
sama dengan kebiasaan belajar aural Ve ≠ r
atau read / write Ve ≠ ar
Gaya belajar preferensi seimbang pada ViVe ≠ va 4 11,76
dimensi visual-verbal tidak sama ViVe ≠ vr
dengan kebiasaan belajar visual-aural ViVe ≠ var
atau visual-read/write.
Subtotal 26 76,47
Total 34 100
Sumber data: data primer
Keterangan:
1) Vi : Gaya belajar model Felder-Silverman pada dimensi visual-
verbal dengan skor visual lebih dari 3
2) Ve : Gaya belajar model Felder-Silverman pada dimensi visual-
verbal dengan skor verbal lebih dari 3
3) ViVe : Gaya belajar model Felder-Silverman pada dimensi visual-
verbal dengan skor visual atau verbal 1 dan 3 (seimbang)
4) v : kebiasaan belajar model VAR = visual
5) a : kebiasaan belajar model VAR = auditorik
6) r : kebiasaan belajar model VAR = read/write

Berdasarkan Tabel 4.2, 4.3 dan 4.4, dapat dilihat bahwa sebagian

besar sampel mempunyai kebiasaan belajar yang tidak sesuai dengan

gaya belajarnya. Semua mahasiswa dengan gaya belajar yang seimbang


71

cenderung menggunakan salah satu satu modalitas dalam kebiasaan

belajarnya.

Dari 22 mahasiswa dengan gaya belajar visual, ternyata hanya 6

mahasiswa yang tetap visual. Sebagian besar mempunyai kebiasaan

belajar verbal karena metode pembelajar Anatomi di FK Unsoed

banyak mengandalkan asisten dosen Anatomi yang banyak menjelaskan

materi secara lisan.

Terdapat 2 mahasiswa dengan gaya belajar verbal yang tetap

memiliki kebiasaan belajar verbal karena sudah sesuai dengan metode

pembelajaran Anatomi di FK Unsoed yang sudah dijelaskan di paragraf

sebelumnya. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 27

mahasiswa yang menjadi verbal.

Banyaknya mahasiswa dengan gaya belajar visual yang kemudian

mengadopsi modalitas verbal dalam kebiasaan belajarnya kemungkinan

disebabkan pengaruh faktor lingkungan. Dalam kegiatan belajar

mengajar Anatomi di FK Unsoed, kesempatan tatap muka antara

mahasiswa dengan pengajar lebih banyak terjadi dengan asisten dosen

daripada dosen. Kegiatan perkuliahan dengan dosen hanya berlangsung

1 sampai 3 kali 100 menit, sedangkan kegiatan praktikum berlangsung

jauh lebih banyak. Selama praktikum, mahasiswa lebih banyak

mendengarkan penjelasan lisan oleh asisten dosen. Kesempatan

pelaksanaan praktikum mandiri, di mana mahasiswa aktif

mengeksplorasi preparat atau peraga praktikum pada umumnya hanya

terlaksana pada 1 kali pertemuan menjelang ujian identifikasi. Dengan


72

kondisi lingkungan yang dominan verbal ini, mahasiswa dengan gaya

belajar visual dan seimbang akan beradaptasi menggunakan modalitas

verbal dalam kebiasaan belajarnya. Hasil belajar yang didapatkan

mencerminkan keberhasilan proses adaptasi ini.

e. Data Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi

Data rerata nilai ujian identifikasi Anatomi merupakan data

sekunder berskala numerik rasio dengan ketelitian dua angka di

belakang koma. Data diambil dari database departemen Anatomi FK

Unsoed berdasarkan nilai ujian identifikasi Anatomi mahasiswa FK

Unsoed Angkatan 2017 preremedial pada Blok 1.3, 1.4, 1.5, 2.1, 2.2,

dan 2.3 dan disajikan dalam Tabel 4.5 dan 4.6.

Tabel 4.5 Karakteristik Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi


Mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 (n=34)
Rerata
Standar Deviasi Nilai Maksimum Nilai Minimum
Nilai
60,01 10,65 86,31 36,17
Sumber data: data sekunder terolah

Berdasarkan Tabel 4.5, terdapat rentang rerata nilai identifikasi

Anatomi dari A sampai E. Data tersebut kemudian dapat dilihat

distribusinya pada Tabel 4.6.


73

Tabel 4.6 Distribusi Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi


Mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 (n=34)

Jumlah
Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi %
(Orang)
A (≥80,00) 2 5,88
B (66,00-79,99) 6 17,64
C (56,00-65,99) 12 35,29
D (46,00-55,99) 12 35,29
E (≤45,99) 2 5,88
Total 34 100,00
Sumber data: data sekunder

Tabel 4.6 menjelaskan distribusi rerata nilai ujian identifikasi

Anatomi subjek penelitian berdasarkan nilai huruf, yaitu dalam bentuk

ordinal (interval yang dikelompokkan berurutan). Kelompok nilai C

memiliki jumlah sampel terbanyak yaitu lebih dari 1/3 dari keseluruhan

sampel dan kelompok nilai A memiliki jumlah sampel terkecil yaitu

kurang lebih 1/20 dari keseluruhan sampel.

f. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Gaya Belajar

Model Felder Felder-Silverman Pada Dimensi Visual-Verbal

Tabel 4.7 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Mahasiswa


Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 berdasarkan Gaya
Belajar Model Felder-Silverman Pada Dimensi Visual-Verbal (n=34)
Data Rerata Nilai Ujian Identifikasi Selisih
Preferensi Anatomi (mean ± SD) nilai
Gaya tertinggi
Rerata Nilai Nilai
Belajar dan
Nilai Tertinggi Terendah
terendah
Visual 60,15 86,31 36,17 50,14
±10,74
65,48 67,33 63,64 3,69
Verbal
±2,61
56,32 66,78 38,27 28,51
Seimbang
±12,96
Sumber data: data primer dan sekunder terolah
74

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa rerata nilai tertinggi dan terendah

dimiliki kelompok gaya belajar visual dengan selisih di antara keduanya

sebesar 50,14 poin. Nilai tertinggi dan terendah pada gaya belajar visual

merupakan nilai tertinggi dan terendah dari semua kelompok gaya

belajar. Berdasarkan penggolongan nilai huruf, rerata nilai gaya belajar

visual memiliki rentang nilai dari A sampai E, sedangkan rerata nilai

pada gaya belajar verbal adalah C .

g. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Kebiasaan Belajar

Model VAR

Tabel 4.8 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Mahasiswa Jurusan


Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 berdasarkan Kebiasaan
Belajar Model VAR (n=34)
Data Rerata Nilai Ujian Identifikasi
Strategi Anatomi
Rentang
Kebiasaan (mean ± SD)
Nilai
Belajar Rerata Nilai Nilai
Nilai Tertinggi Terendah
Visual 70,83 86,31 55,18 31,13
±11,40
51,11 67,33 36,17 31,16
Aural
±13,88
58,02 63,44 54,97 8,47
Read/write
±4,70
Bimodal 59,81 71,06 49,77 21,29
±8,08
Trimodal 57,43 68,56 49,87 18, 69
±5,81
Sumber data: data primer dan sekunder terolah

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa rerata nilai tertinggi seluruh sampel

dimiliki pengguna strategi belajar visual dan nilai terendah dimiliki

pengguna strategi belajar aural. Rerata nilai kebiasaan belajar visual

memiliki rentang nilai dari A sampai D, aural B sampai E, read/write, C

sampai D, serta bimodal dan trimodal B sampai D. Selisih nilai terbesar


75

dan terkecil yang terbanyak dimiliki oleh kelompok aural dan yang paling

sedikit oleh kelompok read/write. Gambar 4.1 berikut menunjukkan

bahwa distribusi nilai pada kelompok kebiasaan belajar

3
Frekuensi

0
A (≥80,00) B (66,00-79,99) C (56,00-65,99) D (46,00-55,99) E (≤45,99)

Kategori Nilai Ordinal

visual aural read/write bimodal trimodal

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Rerata Nilai Ujian


Identifikasi Anatomi Mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed
Angkatan 2017 berdasarkan Kebiasaan Belajar Model VAR (n=34)

h. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Kesesuaian antara

Gaya Belajar Model Felder-Silverman Dimensi Visual-Verbal dengan

Kebiasaan Belajar Model VAR

Tabel 4.9 Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Mahasiswa


Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 berdasarkan
Kesesuaian antara Gaya Belajar Model Felder-Silverman Pada
Dimensi Visual-Verbal dengan Kebiasaan Belajar Model VAR
(n=34)
Data Rerata Nilai Identifikasi Anatomi
Kesesuaian antara Gaya
(mean ± SD)
Belajar dengan Kebiasaan
Nilai Nilai
Belajar Rerata Nilai
Tertinggi Terendah
Kebiasaan Belajar 70,00 86,31 55,18
Sesuai Gaya Belajar ±10,84
Kebiasaan Belajar 56,94 71,06 36,17
Tidak Sesuai Gaya Belajar ±8,66
Sumber data: data primer dan sekunder terolah
76

Tabel 4.9 mendeskripsikan rerata dan standar deviasi, serta nilai

tertinggi dan terendah nilai ujian identifikasi Anatomi berdasarkan

kesesuaian antara gaya belajar model Felder-Silverman dengan

kebiasaan belajar model VAR. Rerata nilai ujian identifikasi Anatomi

kelompok “sesuai” lebih tinggi dari kelompok “tidak sesuai” dengan

selisih 13,06 poin. Rerata nilai pada kelompok sesuai memiliki rentang

nilai dari A sampai D. Rerata nilai pada kelompok tidak sesuai memiliki

rentang nilai dari B sampai E.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat meliputi tahap-tahap uji analisis statistik berupa uji

normalitas data, uji homogenitas data, dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas Data

Tahap pertama yang dilakukan adalah uji normalitas distribusi

data menggunakan uji Saphiro-Wilk dengan hasil pada kebiasaan

belajar sesuai dengan gaya belajar nilai p 0,594 dan kebiasaan belajar

tidak sesuai dengan gaya belajar nilai p 0,257. Data tersebut

menunjukkan bahwa nilai p pada masing-masing kelompok >0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa data setiap kelompok terdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas Data

Tahap selanjutnya yaitu uji homogenitas variansi data dengan

hasil nilai p 0,287. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai p>0,05

sehingga variansi data pada kedua kelompok adalah homogen.


77

c. Uji Hipotesis

Kedua langkah di atas telah memenuhi syarat agar independent t-

test dapat dilakukan. Uji yang selanjutnya dilakukan adalah

independent t-test dengan hasil nilai p = 0,01, yang berarti p<0,05,

sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan bermakna rerata nilai ujian identifikasi Anatomi

mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed angkatan 2017 berdasarkan

kesesuaian antara gaya belajar model Felder-Silverman pada dimensi

visual-verbal dengan kebiasaan belajar Model VAR.

B. Pembahasan

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 jenis kelamin subjek penelitian didominasi

oleh perempuan yaitu 76,47%. Hal ini sejalan dengan penelitian Alattas

(2017), bahwa subjek perempuan mendominasi total jumlah sampel yaitu

44 orang (63,77%) dari 69 mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed

Angkatan 2016. Hal ini juga sesuai dengan karakteristik populasi

terjangkau penelitian yaitu jumlah mahasiswi pada total 114 mahasiswa

Jurusan Kedokteran FK Unsoed Angkatan 2017 adalah 85 orang (73,91%).

2. Distribusi Gaya Belajar Model Felder-Silverman Dimensi Visual-Verbal

Berdasarkan kelompok preferensi pada Tabel 4.2, preferensi gaya

belajar yang paling tinggi dari dimensi input adalah preferensi visual

(82,35%), diikuti preferensi seimbang (11,76%), dan preferensi verbal

sebagai preferensi terendah (5,89%). Hal ini sejalan dengan penelitian


78

Torano et al. (2017) yang meneliti gaya belajar Felder-Silverman pada 52

mahasiswa kedokteran tahun pertama di sebuah universitas di Asia

Tengah. Pada penelitian Torano et al. (2017) gaya belajar yang dominan

salah satunya adalah preferensi visual. Penelitian lain oleh Quinn (2015)

pada 505 mahasiswa ilmu kesehatan Universitas Ohio juga menunjukkan

hasil kecenderungan gaya belajar yang dominan pada dimensi input yaitu

preferensi visual. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan beberapa

penelitian, mahasiswa kedokteran cenderung lebih menyukai modalitas

visual dibandingkan verbal dalam pembelajaran.

Mahasiswa dengan gaya belajar visual menangkap informasi lebih

efektif apabila materi yang disampaikan ditampilkan dalam bentuk

gambar, diagram, dan flow-chart (Felder, 2002). Pembelajaran Anatomi

dengan metode perkuliahan di FK Unsoed disajikan dengan bantuan power

point yang menampilkan gambar-gambar Anatomi tubuh manusia. Pada

kegiatan praktikum dan asistensi, penggunaan alat bantu seperti poster,

atlas, manikin, preparat basah, dan kadaver dapat memfasilitasi mahasiswa

yang memiliki preferensi visual.

Selain gambar-gambar, pembelajaran Anatomi juga dilakukan

dengan menjelaskan struktur-struktur yang harus dikuasai mahasiswa pada

kegiatan perkuliahan, praktikum, dan asistensi. Dosen akan memberikan

penjelasan lisan didepan kelas mengenai struktur-struktur Anatomi dan

aplikasi klinis dari setiap strukturnya. Dalam kegiatan praktikum maupun

asistensi, asisten dosen juga akan menjelaskan struktur-struktur Anatomi

dan aplikasi klinisnya agar mahasiswa lebih mudah dalam memahami


79

materi. Hal ini memudahkan mahasiswa yang memiliki gaya belajar

preferensi verbal yang menangkap informasi lebih efektif dengan

membaca informasi tertulis ataupun mendengar penjelasan verbal (Felder,

2002).

3. Distribusi Kebiasaan Belajar Model VAR

Pada penjelasan berikut, dipaparkan bukti-bukti bahwa keseluruhan

pembelajaran Anatomi di FK Unsoed melibatkan semua modalitas VAR.

Dalam proses perkuliahan, materi disajikan secara lisan sehingga

memerlukan modalitas aural (Malik et al., 2017) dan disampaikan melalui

powerpoint yang memuat banyak gambar Anatomi sehingga memerlukan

modalitas visual (Widiartini, 2018 dalam komunikasi personal, 24 Mei

2018). Dalam praktikum Anatomi dan asistensi, proses penyampaian

materi mengandalkan presentasi melalui atlas, manekin, preparat lepas,

dan kadaver (Widiartini et al., 2018) sehingga dapat membantu mahasiswa

dengan modalitas visual dan aural. Dalam belajar mandiri, sumber belajar

menjadi lebih terbatas sehingga mahasiswa lebih memanfaatkan catatan

yang berasal dari penjelasan saat kuliah, praktikum, dan asistensi serta

atlas sehingga modalitas read/write serta visual dominan dipakai.

Penelitian dengan komponen strategi penyusun kebiasaan belajar

yang didasarkan pada penjabaran modalitas VARK belum banyak

dilakukan. Penelitian yang melibatkan modalitas VARK sebagai

komponen strategi dalam kebiasaan belajar adalah penelitian Alattas

(2017) di FK Unsoed. Namun demikian, dalam penyusunan kuesioner

kebiasaan belajar dalam penelitian ini hanya menggunakan kebiasaan


80

belajar terhadap materi kuliah Anatomi, berbeda dengan Alattas (2017)

yang menggunakan kebiasaan belajar secara umum terhadap berbagai mata

kuliah dan metode belajar di Jurusan Kedokteran FK Unsoed.

Pada penelitian ini, kebiasaan belajar yang paling banyak dimiliki

subjek adalah unimodal (47,05%) serta kebiasaan belajar bimodal dan

trimodal memiliki jumlah yang sama (26,47%). Hal ini sejalan dengan

penelitian Alattas (2017) dengan kebiasaan belajar tertinggi yaitu

unimodal (81,17%), diikuti bimodal (13,05%), dan trimodal (4,35%).

Strategi belajar yang paling banyak dimiliki subjek dalam penelitian ini

yaitu trimodal VAR (26,47%), unimodal V (20,58%), dan bimodal VR

(14,70%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Alattas (2017) yang

mendapati bahwa mahasiswa yang menggunakan strategi belajar VAR

adalah sebesar (1,44%) unimodal V sebesar (4,35%) dan bimodal VR

sebesar (2,89%)

4. Kesesuaian antara Gaya Belajar Model Felder-Silverman dengan

Kebiasaan Belajar Model VAR

Pada penelitian ini, jumlah subjek pada kelompok gaya belajar

sesuai dengan kebiasaan belajar (23,52%) lebih kecil dibandingkan dengan

kelompok tidak sesuai (76,47%). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian

Alattas (2017) yang memiliki hasil jumlah subjek pada kelompok gaya

belajar sesuai kebiasaan belajar (65,22%) lebih besar dibandingkan dengan

kelompok yang tidak sesuai (34,78%). Namun hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian O’Neale dan Harrison (2013) bahwa kebiasaan belajar

pada kenyataannya tidak selalu berkesesuaian dengan gaya belajar.


81

5. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi

Hasil rerata nilai ujian identifikasi Anatomi pada penelitian tidak

sesuai dengan penelitian Alattas (2017), bahwa didapatkan mayoritas

mahasiswa memiliki nilai ujian pilihan ganda pada rentang nilai D

(37,68%) dan C (30,43%) sedangkan pada penelitian ini, mayoritas nilai

ujian identifikasi Anatomi pada rentang nilai C (38,24%). Namun kedua

penelitian ini memiliki kesamaan yaitu jumlah mahasiswa pada rentang

nilai B, C, dan D masing-masing jumlahnya lebih banyak daripada

mahasiswa pada rentang nilai A dan E. Sedangkan pada penelitian Demak

et al. (2018) di FK Untad dan Kuniya et al. (2018) di FK Unila, nilai ujian

identifikasi Anatomi mayoritas mahasiswa adalah tidak lulus. Batas

kelulusan ujian di FK Untad adalah ≥60,00 dengan persentase jumlah

mahasiswa yang lulus sebesar 40%, sedangkan pada FK Unila adalah

≥56,00 sebanyak 25,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

mahasiswa pada kedua FK tersebut memiliki nilai di bawah rentang C

(≥56,00).

6. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Berdasarkan Gaya Belajar Model

Felder-Silverman Pada Dimensi Visual-Verbal

Penelitian lain yang menggunakan model gaya belajar Felder-

Silverman antara lain Torano et al. (2017) yang meneliti hubungan gaya

belajar Felder-Silverman dengan performa akademik dalam berbagai

bidang kedokteran pada 52 mahasiswa kedokteran tahun pertama di sebuah

universitas di Asia Tengah. Penelitian Quinn (2015) pada 505 mahasiswa

ilmu kesehatan Universitas Ohio. Penelitian Rezainejad et al. (2015) pada


82

360 siswa sekolah menengah atas di Iran yang meneliti hubungan gaya

belajar Felder-Silverman dengan prestasi akademik, dengan demikian

peneliti tidak dapat membuat perbandingan berdasarkan nilai ujian

identifikasi Anatomi.

Penelitian yang menggunakan parameter nilai ujian identifikasi

Anatomi pada mahasiswa kedokteran, diantaranya oleh Pratama (2018).

Dalam penelitian pada mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unseod

angkatan 2017 tersebut, Pratama (2018) menggunakan gaya belajar

VARK, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam rerata

nilai ujian identifikasi Anatomi antar kelompok gaya belajar VARK.

Penelitian lain oleh Azizah (2018) pada mahasiswa Jurusan Kedokteran

FK Unsoed angkatan 2017 yang membandingkan rerata nilai ujian

identifikasi Anatomi gaya belajar model Felder-Silverman, mendapati

bahwa terdapat perbedaan bermakna rerata nilai ujian identifikasi Anatomi

hanya pada dimensi persepsi antara gaya belajar sensing dan intuitif,

sedangkan pada dimensi yang lain tidak terdapat perbedaan bermakna

termasuk dimensi input visual-verbal.

7. Rerata nilai Ujian Identifikasi Anatomi Berdasarkan Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar berdasarkan penggunaan modalitas VAR tidak

banyak dijumpai. Salah satunya adalah penelitian Alattas (2017) pada

mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed angkatan 2016 yang meneliti

mengenai kebiasaan belajar dalam menjalani berbagai mata kuliah dan

metode belajar di FK Unsoed. Dasar penyusunan kuesioner kebiasaan

belajar dalam penelitian ini berbeda dengan Alattas (2017). Penelitian ini
83

hanya menggunakan kebiasaan belajar terhadap materi kuliah Anatomi,

sedangkan Alattas (2017) menggunakan kebiasaan belajar secara umum

terhadap berbagai mata kuliah dan metode belajar di FK Unsoed dengan

menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Penelitian lain

oleh Wijaya (2018) yang meneliti mengenai kebiasaan belajar dalam

menjalani mata kuliah Anatomi di FK Unsoed, dengan menggunakan

kuesioner VARK yang disusun sendiri oleh peneliti.

Berdasarkan penelitian Alattas (2017) didapati masing masing rerata

nilai pada tiap kelompok kebiasaan belajar dalam penelitian ini lebih

tinggi daripada penelitian Alattas. Kelompok yang memiliki kesamaan

rerata yaitu trimodal, dengan rerata nilai pada rentang nilai C. Kelompok

unimodal dan multimodal pada penelitian Alattas memiliki rerata pada

rentang nilai D sedangkan pada penelitian ini pada rentang C. Berdasarkan

penelitian Wijaya (2018) didapati dengan penggolongan nilai huruf, rerata

nilai kebiasaan belajar visual memiliki rentang nilai dari A sampai C,

aural, read/write, dan trimodal dari B sampai D, dan bimodal dari B

sampai E, sehingga tidak terdapat persamaan rerata nilai dengan penelitian

ini.

Perbedaan rerata ini dapat disebabkan karena strategi yang

digunakan mahasiswa untuk menghadapi ujian pilihan ganda akan lebih

kompleks dan mendalam dibandingkan persiapan menghadapi ujian

identifikasi Anatomi. Persiapan ujian pilihan ganda akan melibatkan

proses-proses perkuliahan, praktikum, asistensi, belajar mandiri, dan

diskusi kelompok yang melibatkan tidak hanya pembelajaran Anatomi


84

tetapi juga ilmu-ilmu kedokteran yang lain (Widiartini, 2018 dalam

komunikasi personal 24 Mei).

8. Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi berdasarkan Kesesuaian antara

Gaya Belajar dengan Kebiasaan Belajar

Subjek dengan nilai tertinggi pada penelitian ini memiliki gaya

belajar dengan preferensi visual dan memiliki kebiasaan belajar yang

sesuai, yaitu visual. Subjek dengan nilai rerata terendah memiliki gaya

belajar dengan preferensi verbal dan kebiasaan belajar visual sehingga

antara gaya belajar dan kebiasaan belajar tidak memiliki kesesuaian. Pada

tabel 4.9 tampak bahwa kebiasaan belajar yang sesuai dengan gaya belajar

mendapatkan rerata nilai yang lebih tinggi (70,00) dan yang tidak

berkesesuaian memiliki rerata nilai lebih rendah (56,94).

Berdasarkan hasil pengolahan data dan uji statistik pada bagian hasil

di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok mahasiswa yang memiliki

kesesuaian antara gaya belajar dengan kebiasaan belajarnya mempunyai

rerata nilai ujian identifikasi Anatomi yang lebih tinggi secara bermakna

dibandingkan kelompok mahasiswa yang tidak memiliki kesesuaian.

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini sesuai dengan

penelitian Radha dan Mathukumar (2015) bahwa gaya belajar yang sesuai

dengan kebiasaan belajar akan bermanfaat terhadap efektivitas

pembelajaran sehingga meningkatkan penilaian hasil belajar. Pendapat

serupa juga disetujui oleh O’Neale dan Harisson (2013) dan dibuktikan

benar oleh Cakiroglu (2014).


85

Dalam penelitian terdahulu oleh Wijaya (2018) yang meneliti

mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed angkatan 2017 dengan

membandingan rerata nilai ujian identifikasi Anatomi dengan kesesuaian

antara gaya belajar dengan kebiasaan belajar model VAR dan dipatkan

hasil yang tidak bermakna. Penelitian yang dilakukan oleh Fatharani

(2018) serupa dengan penelitian Wijaya (2018) hanya berbeda variabel

produk yaitu menggunakan nilai ujian pilihan ganda dan mendapatkan

hasil yang tidak bermakna.

Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian

Rezainejad et al. (2015) pada 360 siswa Sekolah Menengah Atas di Iran

yang meneliti hubungan gaya belajar Felder-Silverman dengan prestasi

akademik. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan

antara gaya belajar dimensi visual-verbal dengan prestasi akademik.

Secara teoritis, banyak penelitian yang mendukung bahwa

kesesuaian antara gaya belajar dengan kebiasaan belajar berpengaruh

positif terhadap hasil belajar. Kebiasaan belajar yang sesuai sangat penting

untuk dimiliki, karena sebuah kebiasaan yang melibatkan sikap,

keterampilan, atau perilaku dalam belajar dapat menentukan hasil apa yang

ingin dicapai dari proses belajar (Kiblasan, 2016). Hoeffner (2010)

menyatakan bahwa siswa yang memodifikasi kebiasaan belajar sesuai

gaya belajarnya mengakui bahwa modifikasi ini menguntungkan bagi

mereka. Carbonel (2013) di Filipina dan Cakiroglu (2014) melalui

pembelajaran online (dalam jaringan/daring) mendapati adanya


86

hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan kebiasaan belajar

terhadap hasil belajar.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Tidak mengendalikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil nilai

ujian identifikasi Anatomi yang meliputi faktor student presage lain

(seperti pengetahuan sebelumnya, konsep belajar, motivasi belajar), dan

teacher presage factor. Hal ini dikarenakan kuesioner ILS tidak mencakup

hal-hal tersebut. Hal lain yang menyebabkan tidak dikendalikannya faktor-

faktor diatas adalah terbatasnya populasi terjangkau yang ada sehingga

peneliti tidak dapat memberikan kriteria inklusi yang sangat ketat untuk

menciptakan populasi yang benar-benar homogen.

2. Panduan terjemahan ILS dalam Bahasa Indonesia tidak dilakukan uji

validitas dan reliabilitas, sehingga pada saat pengisian kuesioner beberapa

mahasiswa kesulitan memahami beberapa pertanyaan. Tidak dilakukannya

uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner ini karena kuesioner ILS

bukanlah instrumen yang baru dan telah banyak digunakan, sehingga

perubahan instrumen tidak disarankan walaupun untuk meningkatkannya

(Litzinger et al., 2007).

3. Definisi operasional mengenai kesesuaian gaya belajar dengan kebiasaan

belajar disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori 3P dan kesimpulan

penelitian terdahulu terkait kesesuaian gaya belajar dan kebiasaan belajar.

Secara teoritis, yakni menurut teori 3P dalam proses belajar-mengajar,

gaya belajar yang membentuk kebiasaan belajar sebagai salah satu

komponen faktor process berpengaruh secara langsung pada komponen


87

faktor product (hasil belajar). Beberapa penelitian terdahulu, yaitu oleh

Carbonel (2013) menyimpulkan bahwa gaya belajar dan kebiasaan belajar

yang berkesesuaian akan mendukung pencapaian hasil belajar yang baik.

Meskipun demikian, dalam beberpa penelitian terdahulu tersebut, peneliti

tidak menemukan pernyataan definisi operasional yang eksplisit mengenai

kriteria kesesuaian dalam pernyataan “gaya belajar yang berkesesuaian

dengan kebiasaan belajar”. Penelitian oleh Wijaya (2018) menggunakan

kriteria kesesuaian yaitu dikatakan “sesuai” apabila minimal satu

komponen interpretasi modalitas gaya belajar (V/A/R/K) sama dengan

komponen interpretasi kebiasaan belajarnya dan “tidak sesuai” apabila

tidak ada komponen interpretasi modalitas gaya belajar (V/A/R/K) sama

dengan komponen interpretasi kebiasaan belajarnya.

Meskipun masih banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam

menginterpretasi kesimpulan yang didapatkan, hasil penelitian ini dapat

memberikan gambaran bahwa kurikulum pembelajaran Anatomi di Jurusan

Kedokteran FK Unsoed selama tahun ajaran 2017-2018 telah memberikan

sarana dan metode pembelajaran, baik bagi mahasiswa dengan gaya belajar

visual maupun verbal.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan bermakna rerata nilai ujian identifikasi Anatomi

berdasarkan kesesuaian antara gaya belajar model Felder-Silverman

dengan kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbal dengan uji

independent t test.

2. Distribusi gaya belajar model Felder-Silverman dimensi input atau

visual-verbal pada mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed

angkatan 2017 yang paling banyak dimiliki adalah preferensi visual,

diikuti preferensi seimbang, dan preferensi verbal.

3. Distribusi kebiasaan belajar model VARK pada mahasiswa Jurusan

Kedokteran FK Unsoed angkatan 2017 yang mendominasi yaitu :

trimodal VAR, unimodal V, dan bimodal VR. Kebiasaan belajar

paling sedikit yaitu pada bimodal VA.

4. Distribusi kelompok gaya belajar sesuai dengan kebiasaan belajar

pada mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed angkatan 2017 lebih

rendah daripada kelompok yang tidak sesuai.

5. Rerata nilai ujian identifikasi Anatomi mahasiswa Jurusan Kedokteran

FK Unsoed angkatan 2017 terdistribusi paling banyak pada rentang

nilai C sampai D, dan distribusi paling sedikit pada nilai A dan E.

6. Rerata nilai ujian identifikasi Anatomi pada kelompok gaya belajar

sesuai dengan kebiasaan belajar mahasiswa Jurusan Kedokteran FK


89

Unsoed angkatan 2017 lebih tinggi daripada kelompok yang tidak

sesuai.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Dari penelitian ini, mahasiswa Jurusan Kedokteran FK Unsoed

dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi gaya belajar

menurut model Felder-Silverman dan kebiasaan belajar menurut

model VAR dalam mempelajari mata kuliah Anatomi. Info gaya

belajar dapat digunakan untuk menyesuaikan kebiasaan belajarnya.

Gaya belajar dan kebiasaan belajar dalam mempelajari mata kuliah

Anatomi dapat diterapkan dalam mempelajari mata kuliah yang lain.

2. Bagi Institusi

Ada kemungkinan bahwa mahasiswa yang tidak menyesuaikan

gaya belajar dengan kebiasaan belajarnya disebabkan kurangnya

modalitas atau alat bantu pembelajaran dan metode pembelajaran yang

sesuai preferensinya. Dengan demikian, institusi perlu meningkatkan

ketersediaan secara kualitas dan kuantitas dari berbagai sarana

pembelajaran yang mendukung berkembangnya kebiasaan belajar

dengan gaya belajar mahasiswa yang bervariasi.

3. Bagi Peneliti

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain

yang memengaruhi hasil nilai ujian identifikasi Anatomi sehingga

dapat menyempurnakan kurikulum Anatomi.


90

b. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dimensi lain

pada gaya belajar model Felder-Silverman seperti dimensi

persepsi, dimensi pemrosesan, dan dimensi pemahaman yang

dibandingkan dengan kesesuaian antara gaya belajar dengan

kebiasaan belajar.

c. Perlu dilakukan penelitian kualitatif mengenai:

1) Persepsi mahasiswa mengenai hasil interpretasi gaya belajar

berdasarkan kuesioner ILS untuk mengetahui apakah sudah

sesuai/tidak dengan persepsi diri mengenai gaya belajarnya.

2) Alasan atau faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa

mengembangkan kebiasaan belajar yang sesuai/tidak sesuai

dengan gaya belajarnya.

d. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan perbaikan metode, di

antaranya terkait penggunaan ILS yang berbahasa asing dan

pengembangan kuesioner kebiasaan belajar berdasarkan dimensi

visual-verbal yang lebih valid dan reilabel.


DAFTAR PUSTAKA

Alattas, M M. 2017. Hubungan Antara Kesesuaian Gaya Belajar Dengan


Kebiasaan Belajar Dan Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman Angkatan 2016. Skripsi. Purwokerto :
Fakultas Kedokteran Unsoed. 98 Halaman (Tidak dipublikasikan).

Arif, M. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Mata Pelajaran Sains Melalui


Pendekatan Keterampilan Proses Sains SD/MI. TA`ALLUM. (4): 123-147

Arifin, P. 2012. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
VII B SMP Negeri 13 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraam,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

Azizah, L N. 2018. Perbandingan Rerata nilai Ujian Identifikasi Anatomi


Mahasiswa FK Unsoed Antar Gaya Belajar Pada Tiap Dimensi Gaya
Belajar Menurut Felder-Silverman. Skripsi. Purwokerto : Fakultas
Kedokteran Unsoed. 109 Halaman (Tidak dipublikasikan)

Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Biggs, J.B. 1991. Approaches to Learning in Secondary and Tertiary Students in


ong Kong: Some Comparative Studies. Educational Research Journal.6:
27-39

Biggs, J.B. 1993. What do inventories of students’ learning processes really


measure? A theoretical review ve clarification.British Journal of
Educational Psychology. 63: 1-17.

Biggs, J.B., D. Kember, dan D.Y.P. Leung. 2001. The revised two factor study
process questionnaire: R-SPQ-2F. British Journal of Educational
Psychology, 71: 133-149.

Cahyani, A D. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Pengelompokan Siswa


Berdasarkan Gaya Belajar Felder-Silverman.Jurnal Sistem Komputer.
4(1): 7-11

Cakiroglu, U. 2014.Analyzing the Effect of Learning Styles and Study Habits of


Distance Learners on Learning Performances: A Case of an Introductory
Programming Course (online).The International Review of Research in
Open and Distributed Learning.15(4). Diakses 24 September 2017

Carbonel, L.G. 2013. Learning Styles, Study Habits, and Academic Performance
of College Students at Kalinga-Apayao State College, Philippines.
International Journal of Advanced Research in Management and Social
Sciences. 2(8): 245-258.
92

Coffield, F. Moseley, D. Hall, E. & Ecclestone, K. 2012.Learning Styles and


Pedagogy in Post 16 Learning: A Systematic and Critical Review.
Learning and Skills Research Centre: London.

Crede, M. dan N.R. Kuncel. 2008. Study habits, skills, and attitudes: The third
pillar supporting collegiate academic performance. Perspectives on
Psychological Science, 3(6):425-453.

Cuthbert, P. F. 2005. The student learning process: Learning styles or learning


approaches? Teaching in Higher Education, 10 (2), 235-249.

Dahlan, M.S. 2013. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam
Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Demak, I.K.P., M. Irsan, G.A. Hutasoit, dan Asriadi. 2018. Hubungan Gaya
Belajar dengan Nilai Tentamen Anatomi pada Mahasiswa Kedokteran
Universitas Tadulako. Jurnal Kesehatan Tadulako. 4(2): 12-18

Desmedt, E., Valcke, M. 2004. Mapping the Learning Styles “Jungle”. An


Overview of The Literature Based on Citation Analysis. Educational
Psychology, 24, 445-464.

Dorland, W.A. Newman. 2015. Kamus Kedokteran Dorland: Edisi 31. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Entwistle, N. J. 1988. Motivational Factors in Students Approaches to Learning.


In R. R. Schmedk (Ed.), Learning Strategies and Learning Styles. New
York: Plenum Press.

Fatharani, L.A. 2018. Perbandingan Rerata Nilai Ujian Pilihan Ganda Semester
Pertama Mahasiswa FK Unsoed Berdasarkan Kesesuaian Gaya Belajar
dan Kebiasaan Belajar Model VARK. Skripsi. Purwokerto: Fakultas
Kedokteran Unsoed. 188 Halaman. (Tidak dipublikasikan).

Felder, R.M., 2002, Learning And Teaching Styles In Engineering


Education,
http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public/Papers/LS-
1988.pdf, diakses 26 September 2017.

Felder, R M. 1988. Learning and Teaching Styles In Engineering Education.


Engr.Education. 78(7): 674-681

Felder, R M. &Soloman, B A. 1997. Index of learning styles. Retrieved from


http://www.ncsu.edu/felder-public/ILSpage.html

Fitkov-Norris, E.D., A. Yeghiazarian. 2013. Measuring Study Habits in


Higher Education: The Way Forward? Journal of Physics: Conference
Series. 459: 12-22.
93

Fleming, N., Baume, D. 2006. Learning Styles Again: VARKing up the right
tree!.Educational Developments. 7: 4-7.

Gie, T.L. 1995, Cara Belajar Yang Efisien II, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Graf S., Kinshuk. 2006. “An Approach for Detecting Learning Styles in Learning
Management Systems”, Proc. of 6 th IEEE Int. Conf . on Advanced
Learning Technologies (ICALT), IEEE Computer Society Press, Los
Alamitos, CA, USA, pp. 161-163

Green P. 2011. In and Beyond The Classroom : A Literature Review of Peer


Assisted Learning ( PAL ). National HE STEM Programme. p. 1–8.

Halim, A. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap


Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten
Langkat.Jurnal Tabularasa. 9(2): 141-158

Hall, E. dan D. Moseley. 2005. Is There A Role For Learning Styles In


Personalised Education and Training. International Journal of Lifelong
Education. 24(3): 243-255.

Hanna, J., R.S. Kelso, A. Thompson, P. Ward, dan K. Wines. 2015.


Assessment Driven Learning: The Use of Clinically Integrated Questions
in the Anatomy Laboratory Practical Exam. The FASEB Journal. 29(1).

Hartati, L. 2015. Pengaruh Gaya Belajar Dan Sikap SIswa Pada Pelajaran
MatematikaTerhadap Hasil Belajar Matematika.Jurnal Formatif. 3(3):
224-235

Hawk, T.F., Amit, J.S. 2007. Using Learning Style Instruments to Enhance
Student Learning.Decision Sciences Journal of Innovative Education.
(5)1: 1-19.

Hendryadi, H. 2017. Validitas Isi: Tahap Awal Pengembangan Kuesioner.


Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis FE-UNIAT. 2(2): 169-178.

Hoeffner, K.A. 2010. The effects of learning-styles information on the


achievement of community college developmental math students.
Florida: University of South Florida.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia


(online). Edisi V. Diakses pada 27 September 2017.
94

Khurshid, D.F., A. Tanveer, dan F.N. Qasmi. 2012. Relationship between


Study Habits and Academic Achievement among Hostel Living and Day
Scholars’ University Students. British Journal of Humanities and Social
Sciences. 3(2): 34-42.

Kiblasan, J.A, B.F.A Abufayed, A.A. Sehari, F.U. Madamba, dan K.H. Mhanna.
2016. Analyzing the learning style and study habit of students in the faculty
of nursing of Al Jabal Al Gharbi University, Gharyan, Libya. Clinical
Nursing Studies.4(2): 48-56.

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).2012. Standar Pendidikan Profesi Dokter


Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia : Jakarta

Kuniya, K., D. Oktaria, G. Setiawan, dan R. Lisiswanti. 2018. Hubungan


Gaya Belajar dan Pendekatan Belajar terhadap Hasil Ujian Praktikum
Anatomi pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Majority. 7(2):1-6.

Laboratorium Anatomi FK Unsoed. 2017. Buku Panduan Praktikum Anatomi.


Departemen Anatomi FK Unsoed : Purwokerto

Litzinger, T A., Sang Ha Lee, John C.Wise, Richard M. Felder. 2007. A


Psychometric Study of the Index of Learning Styles. Journal of Engineering
Education, 96(4), 309-319

Malik, U.K., O. Emilia, R.G. Rahayu, dan J. Ibrahim. 2017. Aplikasi Gaya
Belajar pada Kegiatan Belajar Mandiri Mahasiswa Tahun Pertama
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. 1(4): 26-32.

McAdams, D. P.,&Pals, J. L. (2006).A new big five: Fundamental principles for


an integrative science of personality. American Psychologist, 61(3), 204–
217

Munawaroh, S. 2015. Penggunaan AC/ID dan Active Learning Dalam


Pembelajaran Anatomi Dalam Large Group.Jurnal Pendidikan Kedokteran
Indonesia.4(1): 7-14

Nuthana, P., G.V. Yenagi. 2009. Influence Of Study Habits, Self-Concept


On Academic Achievement Of Boys And Girls. Karnataka J. Agric. Sci.
22(5): 1135-1138.

Nurhayati. 2008. Studi Perbandingan Metode Sampling Antara Simple Random


Dengan Stratified Random. Jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS
Vol.3 No.1 : 18-32
95

O’Neale, L.D.G dan S. Harrison. 2013. An Investigation of the Learning styles


and Study Habits of Chemistry Undergraduates in Barbados and their Effect
as Predictors of Academic Achievement in Chemical Group Theory.
Journal of Educational and Social Research.3(2): 107-122.

Pratama, T. 2018. Perbandingan Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi


Mahasiswa FK Unsoed Antar Kelompok Gaya Belajar Model VARK.
Skripsi. Purwokerto. Fakultas Kedokteran Unsoed. 89 Halaman. (Tidak
dipublikasikan)

Proctor, B. E. Prevatt, F. Adams, K. Reaser, A. & Petscher, Y. 2006. Study Skills


Profiles of Normal Achieving and Academically Struggling Collage
Students. The Journal of Collage Student Development.47: 37-51

Quinn, M.M. 2015. Learning Styles of Undergraduate Students and Its Influence
on the Preference of Lecture Delivery Method in a Large Enrollment
Undergraduate Gross Anatomy Course. Disertasi. The Ohio State
University. 157 hal. (Tidak dipublikasikan).

Radha, N. dan C. Muthukumar. 2015. Analysis of study habits of college


students in Villapuram district. International Journal of Applied Research.
1(13): 353-356.

Rana, S.A. dan R. Kausar. 2011. Comparison of Study Habits and


Academic Performance of Pakistani British and White British
Students. Pakistan Journal of Social and Clinical Psychology. 9: 21-26.

Rezainejad, M. Akbar A. Habib G. 2015. The study of Learning and Its


Relationship with Educational Achievment Among Iranian High School
Students. Social and Behavioral Science. 199 (218-224).

Romanelli, Frank, Eleanora Bird, and Melody Ryan. 2008. Learning Styles: A
Review of Theory, Application, and Best Practices. American Journal of
Pharmaceutical Education 2009; 73 (1) : Kentucky.

Smith, P. J. dan J. Dalton. 2005. Getting to grips with learning styles. NCVER,
Australia.

Suteja, B R. 2016. Personalisasi Konten Pendukung Pembelajaran Online


Berbasis Model Gaya Belajar Felder Silverman.Seminar Nasional
Teknologi Informasi dan Multimedia 2016.43-48

Topping, K. J. 1998.Peer-Assisted Learning. NJ: Lawrence Erlbaum.

Torano, D.H., Ali, S., Chan, C.K. 2017. First Year Medical Students’ Learning
Style Preferences And Their Correlation With Performance In Different
Subjects Within The Medical Course. BMC Medical Education. Vol 17 : 7
pages.
96

UPK FK Unsoed. 2015. Buku Pedoman Sistem Pendidikan Tahap Sarjana


Jurusan Kedokteran Umum Fakultas kedokteran Universitas Jenderal
Soedirman. UPK FK Unsoed : Purwokerto

Widiartini, C, M. Mulyana, A. Hariyanto, M. Ikbal, S. Silawani, N. Fatahan, et


al. 2018. Buku Panduan Praktikum Anatomi: Blok 2.1 Basic
Sciences of Cardiovascular and Respiratory System. Departemen
Anatomi FK Unsoed, Purwokerto, 90 halaman.

Wijaya, K.F.N. 2018. Perbandingan Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi


Mahasiswa FK Unsoed Berdasarkan Kesesuaian Antara Gaya Belajar
Dengan Kebiasaan Belajar Model VARK. Skripsi. Purwokerto. Fakultas
Kedokteran Unsoed. 162 Halaman (Tidak dipublikasikan).

Yusuf, M., Legowo, E., Djatun, R., Gunarhadi. 2010. Pengembangan Model
Modifikasi Perilaku melalui “Continuous Reinforcement” dan “Partial
Reinforcement” untuk Mengatasi Kebiasaan “Buruk” Anak dalam Belajar.
Jassi Jurnal. 9(1): 35-46.
97

LAMPIRAN
98

Lampiran 1

LEMBAR INFORMASI DAN KESEDIAAN


(Information and Consent Form)

Saya Akhmad Faizal Aziz dari Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran


Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2015.Saya ingin mengajak Anda untuk
berpartisipasi dalam penelitian saya yang berjudul “Perbandingan Rerata Nilai
Ujian Identifikasi Anatomi Berdasarkan Kesesuaian Antara Gaya Belajar Model
Felder-Silvermandengan Kebiasaan Belajar pada Dimensi Visual-Verbal”.

1. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian


Anatomi merupakan salah satu ilmu dasar yang esensial dalam pendidikan
dokter. Kesenjangan nilai ujian identifikasi yang signifikan antar mahasiswa
mendasari perlunya evaluasi pembelajaran Anatomi. Salah satu sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan yaitu mengenai gaya belajar dan
perbedaan luaran (nilai ujian) antar kelompok gaya belajar pada berbagai
dimensi belajar. Tujuan yang ingin dicapai antara lain :
a. Untuk membandingkan rerata nilai ujian identifikasiAnatomiantar
kelompok mahasiswa Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2017 berdasarkan gaya belajar
menurut model Felder-Silverman.
b. Untuk mengetahui jenis gaya belajar mahasiswa jurusan kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2017 menurut model gaya
belajar Felder-Silverman, khususnya pada dimensi visual-verbal.
c. Untuk mengetahui jenis kebiasaan belajar mahasiswa jurusan kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2017, khususnya pada dimensi
visual-verbal.
d. Untuk mengetahui kesesuaian gaya belajar model Felder-Silvermandengan
kebiasaan belajar pada dimensi visual-verbaldari mahasiswa kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2017.

2. Durasi (lama) penelitian, prosedur penelitian, dan tanggungjawab


partisipan
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji coba
instrumen yaitu kuesioner ILS (Index of Learning Styles) dalam Bahasa
Indonesia, pengambilan data gaya belajar, pengambilan data sekunder nilai
ujian identifikasi Anatomi, dan melakukan perbadingan antara keduanya.
Anda harus melakukan pengisian kuesioner ILS sebanyak satu kali. Pengisian
kuesioner membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit. Prosedur
pengisian kuesioner adalah sebagai berikut :
99

a. Responden dan peneliti berkumpul di ruang Laboratorium Komputer FK


Unsoed
b. Tiap responden telah menghadapi 1 komputer dengan koneksi internet dan
telah terbuka halaman pengisian kuesioner web-based ILS, yaitu laman
http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public/ILSpage.html
c. Peneliti memberikan penjelasan ringkas tentang apa yang perlu dilakukan
responden.
d. Peneliti menyampaikan bahwa kuesioner web-based ILS dalam bahasa
Inggris, yang setiap nomer akan dipandu oleh peneliti dalam penyamaan
persepsi makna
e. Peneliti menjelaskan bahwa responden harus memilih salah satu dari 2
pilihan jawaban, sesuai dengan apa yang selama ini paling sering
dilakukan oleh responden atau paling sesuai dengan kondisi atau
preferensi responden.
f. Responden mengisi kuesioner web-based ILS, dengan dipandu peneliti
g. Diharapkan pengisian dapat dimulai dan diselesaikan secara bersama-
sama.
h. Setiap kali sebelum memencet tombol “next”, responden menyimpan
lembar/halaman tersebut, sampai dengan responden tiba pada halaman
hasil ILS.
i. Responden kemudian mengirimkan semua file yang telah tersimpan (4
halaman kuesioner ILS dan 1 halaman hasil ILS) ke email peneliti.
j. Peneliti menyarankan agar responden dapat menyimpan hasil tersebut
untuk dirinya sendiri, termasuk menyimpan keterangan lebih lanjut
tentang gaya belajarnya, yang bisa didapatkan pada laman tersebut.

3. Manfaat Penelitian
Partisipasi Anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk Anda
maupun orang lain berupa :
a. Manfaat bagi subjek penelitian: Anda dapat memanfaatkan informasi
mengenai gaya belajarnya berdasarkan model Felder-Silverman sebagai
bentuk evaluasi diri terhadap proses belajar. Anda dapat mengetahui
tentang kelebihan dan kekurangan diri, kesesuaian antara gaya belajar
dengan kebiasaan belajarnya, serta potensi kesulitan yang akan dihadapi
dalam belajar.
b. Manfaat bagi institusi:
1) Sebagai bentuk evaluasi diri terhadap proses belajar-mengajar yang
telah berlangsung, khususnya dalam hal ketercukupan atau
keseimbangan pemberian pajanan pengalaman belajar bagi seluruh
mahasiswa dengan berbagai jenis gaya belajar.
2) Menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan/perencanaan/tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi
100

dan mengatasi kesulitan yang akan dihadapi mahasiswa/dosen guna


mencapai luaran proses belajar-mengajar yang maksimal.

4. Risiko dan Ketidaknyamanan


Dalam penelitian ini terdapat beberapa risiko dan ketidaknyamanan yang
mungkin akan Anda rasakan, antara lain :
a. Anda harus meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ILS hingga
mengirimkan hasilnya.
b. Anda mungkin akan merasa tidak nyaman ketika data nilai ujian
identifikasi Anatomi Anda diketahui oleh peneliti.

5. Kompensasi
Tidak ada kompensasi apapun yang akan diberikan oleh peneliti.

6. Kerahasiaan
Akses dan pemanfaatan data nilai telah melalui prosedur yang benar sehingga
telah diketahui dan mendapat izin dari pimpinan Fakultas Kedokteran
Unsoed. Kami menjamin kerahasiaan seluruh data selama proses penelitian
dan publikasi hasilnya melalui anonimitas. Pengolahan data gaya belajar akan
disamarkan identitasnya dengan menggunakan kode yang telah disesuaikan
dengan rerata nilai ujian identifikasi anatomi. Hanya peneliti dan dosen
pembimbing yang dapat mengakses data penelitian ini.Data mentah tercetak
maupun digital akan dilenyapkan tidak lebih dari 2 minggu pasca
penyelesaian penelitian.

7. Keikutsertaan Sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan.Anda
berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan
diri dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk
berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun yang akan Anda
alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan
untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda
dapat melakukannya kapan pun.
101

8. Klarifikasi
Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau
membutuhkan klarifikasi serta tambahan informasi tentang penelitian ini,
Anda dapat menghubungi:
Akhmad Faizal Aziz
087719969529 (SMS/Whats App)
faizalazizz (LINE)

9. Kesediaan
Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu
salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tandatangan Anda pada
lembar ini menunjukkan kesediaan Anda untuk menjadi partisipan dalam
penelitian.

Tanggal: ……………………………..

Tandatangan Partisipan atau Wali*,

…………………………………….......
(Nama lengkap dengan huruf balok)

*Yang bertandatangan adalah orangtua atau wali dari partisipan:


Nama : ……………………………………………………….
Usia : ……………………………………………………….
Alamat :
…………………………………………………………………….....
No. telp. :
………………………………………………………………………..

Yang menyampaikan informasi:

………………………………………
(Nama lengkap dengan huruf balok)
102

Lampiran 2

Index of Learning Styles Questionnaire


Barbara A. Soloman
Richard M. Felder
North Carolina State University

Directions :

Please provide us with your full name. Your name will be printed on the
information that is returned to you.

Full Name : ……………………….

For each of the 44 questions below select either "a" or "b" to indicate your answer.
Please choose only one answer for each question. If both "a" and "b" seem
to apply to you, choose the one that applies more frequently. When you are
finished selecting answers to each question please select the submit button
at the end of the form.

1. I understand something better after I


(a) try it out.
(b) think it through.

2. I would rather be considered


(a) realistic.
(b) innovative.

3. When I think about what I did yesterday, I am most likely to get


(a) a picture.
(b) words.

4. I tend to
(a) understand details of a subject but may be fuzzy about its overall structure.
(b) understand the overall structure but may be fuzzy about details.

5. When I am learning something new, it helps me to


(a) talk about it.
(b) think about it.
103

6. If I were a teacher, I would rather teach a course


(a) that deals with facts and real life situations.
(b) that deals with ideas and theories.

7. I prefer to get new information in


(a) pictures, diagrams, graphs, or maps.
(b) written directions or verbal information.

8. Once I understand
(a) all the parts, I understand the whole thing.
(b) the whole thing, I see how the parts fit.

9. In a study group working on difficult material, I am more likely to


(a) jump in and contribute ideas.
(b) sit back and listen.

10. I find it easier


(a) to learn facts.
(b) to learn concepts.

11. In a book with lots of pictures and charts, I am likely to


(a) look over the pictures and charts carefully.
(b) focus on the written text.

12. When I solve math problems


(a) I usually work my way to the solutions one step at a time.
(b) I often just see the solutions but then have to struggle to figure out the steps
to get to them.

13. In classes I have taken


(a) I have usually gotten to know many of the students.
(b) I have rarely gotten to know many of the students.

14. In reading nonfiction, I prefer


(a) something that teaches me new facts or tells me how to do something.
(b) something that gives me new ideas to think about.

15. I like teachers


(a) who put a lot of diagrams on the board.
(b) who spend a lot of time explaining.
104

16. When I'm analyzing a story or a novel


(a) I think of the incidents and try to put them together to figure out the
themes.
(b) I just know what the themes are when I finish reading and then I have to
go back and find the incidents that demonstrate them.

17. When I start a homework problem, I am more likely to


(a)start working on the solution immediately.
(b)try to fully understand the problem first.

18. I prefer the idea of


(a) certainty.
(b) theory.

19. I remember best


(a) what I see.
(b) what I hear.

20. It is more important to me that an instructor


(a) lay out the material in clear sequential steps
(b) give me an overall picture and relate the material to other subjects.

21. I prefer to study


(a) in a study group.
(b) alone.

22. I am more likely to be considered


(a) careful about the details of my work.
(b) creative about how to do my work.

23.When I get directions to a new place, I prefer


(a) a map.
(b) written instructions.

24. I learn
(a) at a fairly regular pace. If I study hard, I'll "get it."
(b) in fits and starts. I'll be totally confused and then suddenly it all "clicks."

25. I would rather first


(a) try things out.
(b) think about how I'm going to do it.
105

26. When I am reading for enjoyment, I like writers to


(a) clearly say what they mean.
(b) say things in creative, interesting ways.

27. When I see a diagram or sketch in class, I am most likely to remember


(a) the picture.
(b) what the instructor said about it.

28. When considering a body of information, I am more likely to


(a) focus on details and miss the big picture.
(b) try to understand the big picture before getting into the details.

29. I more easily remember


(a) something I have done.
(b) something I have thought a lot about.

30. When I have to perform a task, I prefer to


(a) master one way of doing it.
(b) come up with new ways of doing it.

31. When someone is showing me data, I prefer


(a) charts or graphs.
(b) text summarizing the results.

32. When writing a paper, I am more likely to


(a) work on (think about or write) the beginning of the paper and progress
forward.
(b) work on (think about or write) different parts of the paper and then order
them.

33. When I have to work on a group project, I first want to


(a) have "group brainstorming" where everyone contributes ideas.
(b) brainstorm individually and then come together as a group to

34. I consider it higher praise to call someone


(a) sensible.
(b) imaginative.

35.When I meet people at a party, I am more likely to remember


(a) what they looked like.
(b) what they said about themselves.
106

36. When I am learning a new subject, I prefer to


(a) stay focused on that subject, learning as much about it as I can.
(b) try to make connections between that subject and related subjects.

37.I am more likely to be considered


(a) outgoing.
(b) reserved.

38. I prefer courses that emphasize


(a) concrete material (facts, data).
(b) abstract material (concepts, theories).

39. For entertainment, I would rather


(a) watch television.
(b) read a book.

40.Some teachers start their lectures with an outline of what they will cover. Such
outlines are
(a) somewhat helpful to me.
(b) very helpful to me.

41. The idea of doing homework in groups, with one grade for the entire group,
(a) appeals to me.
(b) does not appeal to me.

42. When I am doing long calculations,


(a) I tend to repeat all my steps and check my work carefully.
(b) I find checking my work tiresome and have to force myself to do it.

43. I tend to picture places I have been


(a) easily and fairly accurately.
(b) with difficulty and without much detail.

44. When solving problems in a group, I would be more likely to


(a) think of the steps in the solution process.
(b) think of possible consequences or applications of the solution in a wide
range of areas.

When you have completed filling out the above form please click on the Submit
button below. Your results will be returned to you. If you are not satisified
with your answers above please click on Reset to clear the form.
107

Lampiran 3

PANDUAN BAHASA INDONESIA KUESIONER ILS

1. Saya lebih mengerti sesuatu setelah saya …


a. Mencoba
b. Memikirkan
2. Saya lebih suka dianggap …
a. Realistis
b. Inovatif
3. Ketika saya memikirkan apa yang telah saya kerjakan, saya akan
mendapatkan …
a. Suatu gambaran
b. Kata-kata
4. Saya cenderung …
a. Mengetahui suatu objek secara detail tetapi mungkin agak kabur
terhadap susunan keseluruhannya
b. Mengetahui susunan objek keseluruhan tetapi mungkin agak kabur
mengenai detail susunannya
5. Ketika saya sedang mempelajari hal baru, hal tersebut membantu saya
untuk …
a. Membicarakannya
b. Memikirkannya
6. Jika saya seorang guru, saya lebih suka mengajar sebuah perkuliahan …
a. Yang berhubungan dengan fakta dan kehidupan nyata
b. Yang berhubungan dengan ide-ide dan teori
7. Saya lebih suka mendapat informasi baru tentang…
a. Gambar, diagram, grafik, atau peta
b. Penulisan petunjuk atau informasi verbal
8. Saya mengerti …
a. Semua bagian-bagian, kemudian secara keseluruhan
b. Keseluruhan, kemudian melihat bagian lain yang cocok dengan
keseluruhannya
9. Di sebuah kerja kelompok tentang materi yang rumit, saya lebih suka …
a. Memberi gagasan
b. Duduk diam dan mendengarkan
10. Saya menemukan hal yang lebih mudah dalam …
a. Memperlajari fakta
b. Mempelajari konsep
11. Dalam sebuah buku terdapat sejumlah gambar diagram, saya lebih …
a. Mengamati gambar-gambar, diagram-diagram secara teliti
b. Fokus pada teks tertulis
108

12. Ketika saya memecahkan soal matematika …


a. Saya selalu mengerjakan menurut cara saya sekaligus dalam satu
langkah
b. Saya sering hanya melihat solusi-solusi tersebut tetapi saya harus
berusaha menghitung dengan langkah-langkah untuk
menemukannya
13. Dalam kelas saya …
a. Selalu mengenal banyak siswa
b. Jarang mengenal banyak siswa
14. Dalam bacaan non fiksi, saya lebih suka…
a. Sesuatu yang mengajari saya fakta-fakta baru atau cara melakukan
sesuatu
b. Sesuatu yang memberi saya ide-ide baru untuk dipikirkan
15. Saya suka guru-guru yang …
a. Menggunakan gambar-gambar pada papan
b. Menghabiskan waktu dengan menjelaskan
16. Ketika saya sedang menganalisa sebuah cerita atau novel …
a. Saya memikirkan kejaidan-kejadian dan mencoba menggambarkan
temanya
b. Saya hanya mengetahui temanya ketika saya selesai membaca dan
saya harus kembali dan menemukan kejadian-kejadian yang
mendemonstrasikannya
17. Ketika ada masalah tentang PR, saya lebih suka …
a. Segera memulai mengerjakan solusi
b. Mencoba memahami permasalahannya
18. Saya lebih suka …
a. Kepastian
b. Teori
19. Saya mengingat dengan baik hal yang …
a. Saya lihat
b. Saya dengar
20. Suatu hal yang penting bagi saya adalah bahwa pengajar …
a. Melengkapi materi-materi dengan langkah-langkah yang jelas
b. Membri gambaran secara keseluruhan dan menghubungkan dengan
hal-hal yang lain
21. Saya lebih suka belajar …
a. Kelompok
b. Sendiri
22. Saya lebih suka dianggap …
a. Berhati-hati dengan rincian pekerjaan saya
b. Kreatif dalam cara mengerjakan pekerjaan saya
23. Ketika saya mendapatkan petunjuk suatu tempat baru, saya suka
menggunakan …
a. Sebuah peta
b. Instruksi tertulis
109

24. Saya mempelajari …


a. Pada langkah teratur secara jelas. Jika saya belajar giat, saya akan
mendapatkannya
b. Dalam permulaan dan kebetulan
25. Seya lebih suka pertama-tama …
a. Mencoba sesuatu
b. Berfikir bagaimana saya akan melakukannya
26. Ketika saya membaca untuk hiburan, saya suka penulis untuk …
a. Mengatakan apa yang mereka maksudkan secara jelas
b. Mengatakan sesuatu yang kreatif, cara-cara yang menarik
27. Ketika saya melihat sebuah diagram atau bagan di kelas, saya lebih suka
untuk mengingat …
a. Gambar tersebut
b. Apa yang guru katakana tentang gambar tersebut
28. Ketika mempertimbangkan pokok sebuah informasi, saya lebih menyukai
untuk …
a. Fokus pada hal rinci dan melewati gambar
b. Mencoba untuk memahami gambar sebelum memulai hal yang
rinci
29. Saya lebih mudah mengingat …
a. Sesuatu yang telah saya lakukan
b. Sesuatu yang telah saya fikirkan
30. Ketika saya harus mengerjakan tugas, saya lebih suka …
a. Menguasai 1 cara dalam melakukannya
b. Timbul cara baru dalam melakukannya
31. Ketika seseorang menunjukan data/keterangan, saya lebih suka …
a. Diagram atau grafik
b. Meringkas hasilnya
32. Ketika menulis sebuah dokumen/artikel, saya lebih suka untuk …
a. Menulis tentang pendahuluan artikel dan perkembangan
selanjutnya
b. Menulis perbedaan bagian dari artikel, kemudian mengaturnya
33. Ketika saya harus bekerja pada tugas kelompok, hal yang pertama kali
saya inginkan adalah untuk …
a. Mempunyai grup yang bersama-sama dalam berfikir di mana
semua orang menyumbangkan idenya
b. Masing-masing saling berfikir kemudian bersama-sama dalam
kelompok
34. Saya mempertimbangkan/memutuskan pujian kepada seseorang yang …
a. Bijaksana
b. Imaginative/khayal
35. Ketika saya bertemu dengan orang di pesta, saya lebih menyukai untuk
mengingat …
a. Tampilan mereka
b. Apa yang mereka katakan
110

36. Ketika saya mempelajari persoalan baru, saya lebih suka …


a. Tetap fokus pada persoalan tersebut, banyak mempelajari hal yang
saya bisa
b. Mencoba unntuk membuat hubungan antara persoalan tersebut
dengan persoalan yang terkait
37. Saya lebih suka dianggap …
a. Ramah
b. Pendiam
38. Saya lebih menyukai kuliah yang menekankan pada …
a. Materi yang kongkrit (fakta, data)
b. Materi yang abstrak (konteks, teori)
39. Untuk hiburan saya lebih suka …
a. Menonton tevisi
b. Membaca buku
40. Beberapa guru memulai pembelajaran dengan menggambarkan garis besar
yang akan dibahas. Garis besar tersebut …
a. Sesuatu yang dapat membantu saya
b. Sangat membantu saya
41. Ide-ide dalam mengerjakan tugas kelompok, dengan 1 tingkatan dalam
keseluruhan kelompok …
a. Menarik bagi saya
b. Tidak menarik bagi saya
42. Ketika saya melakukan pertimbangan panjang …
a. Saya cenderung untuk mengulangi semua langkah dan memeriksa
pekerjaan dengan hati-hati
b. Saya menganggap memeriksa pekerjaan adalah melelahkan dan
saya harus memaksa diri untuk melakukannya
43. Saya cenderung menggambarkan tempat yang telah saya kunjungi …
a. Dengan mudah, jelas, dan benar
b. Dengan kesulitan dan tanpa rinci yang detail
44. Ketika menyelesaikan masalah di dalam suatu grup, saya lebih suka …
a. Berfikir pada langkah penemuan solusi
b. Berfikir pada konsekuensi yang mungkin atau penerapan solusi
dalam lingkup yang luas
111

Lampiran 4
KUESIONER KEBIASAAN BELAJAR:
Berdasarkan dimensi VisualVerbal dalam Pembelajaran Anatomi di FK

Unsoed

Catatan : Kuesioner ini merupakan bagian dari kuesioner kebiasaan belajar VARK

yang merupakan variabel yang akan digunakan oleh rekan peneliti dalam waktu

yang bersamaan. Dan peneliti hanya menggunakan VAR (Visual dan

Verbal(Aural&Read/Write), sehingga ketika kuesioner ini telah terisi dan

terkumpul, peneliti akan membuang kinestetik pada VARK agar sesuai dengan

judul penelitian.

Isilah Identitas dengan Lengkap


Nama :
Nim :

Instruksi Pengisian Kuesioner:


Kuesioner kebiasaan belajar disusun atas 15 lead in (pertanyaan utama)
dimulai dari lead A sampai dengan lead O. Setiap lead akan diawali oleh satu
situasi dan diikuti empat jenis strategi belajar yang dijabarkan dari modalitas
visual, aural, read/write, dan kinesthetic (VARK).
Anda diminta untuk membaca secara seksama kalimat yang ada di setiap
lead. Kemudian, bacalah empat nomor di bawahnya. Setiap nomor mewakili satu
strategi belajar. Tentukan seberapa sering Anda menggunakan strategi
tersebut dan centang ( √ ) pada kolom yang sesuai.
a. Centanglah pada kolom “selalu” jika Anda memang selalu menggunakan
strategi belajar tersebut apa pun kondisinya.
b. Centanglah pada kolom “sering” jika pada sebagian besar waktu, Anda
menggunakan strategi belajar tersebut.
c. Centanglah pada kolom “kadang” jika pada sebagian kecil waktu, Anda
menggunakan strategi belajar tersebut.
d. Centanglah pada kolom “tidak pernah” jika Anda benar-benar tidak
pernah menggunakan strategi belajar tersebut.
112

Contoh pengisian kuesioner kebiasaan belajar:


Frekuensi Penggunaan
Lead Strategi Belajar
Strategi Belajar yang Digunakan
In Tidak
Selalu Sering Kadang
Pernah
Apabila saya sedang membaca materi
A
fisiologi, saya akan terlebih dahulu:
1. Melihat bagan mekanisme fisiologinya √
2. Mendengarkan penjelasan teman √
Membaca dengan teliti kalimat- √
3.
kalimat penjelasan di dalamnya
4. Membaca bagian ilustrasi kasus √

-Selamat Mengerjakan-
113

Frekuensi Penggunaan
Lead Strategi Belajar
Strategi Belajar yang Digunakan
In Kada Tidak
Selalu Sering
ng Pernah
Apabila saya harus mempelajari materi dari
A
modul praktikum, saya akan:
mendengarkan teman yang sudah atau sedang
1. mempelajari modul itu dengan membacakan
keras-keras.
terlebih dahulu membaca bagian yang ada
visualisasinya, seperti: flowchart, mind map,
2. peta konsep (concept map), infografik (poster
dominan gambar daripada tulisan), tabel,
diagram, grafik, atau peta.
membaca dengan teliti kalimat-kalimat
3.
penjelasan di dalamnya.
terlebih dahulu membaca bagian aplikasi
4. klinis atau ilustrasi kasus nyata atau contoh
soal latihan.
Apabila saya harus mempelajari materi dari
B powerpoint kuliah, atau buku referensi, saya
akan:
lebih mudah membaca bagian yang sudah
terlebih dahulu saya beri lambang warna dan
5.
gambar, atau variasi bentuk tulisan untuk
menandai hal yang dianggap penting.

membaca dengan berbagai aktivitas, seperti:


mencoret-coret, menggunakan gerakan
6. tangan, bergantian antara membaca dalam hati
dan membaca keras-keras, berjalan-jalan,
mengubah posisi badan saat membaca.

membaca dengan keras (tidak membaca dalam


7.
hati).
114

memilih membaca penjelasan yang panjang,


meskipun tanpa visualisasi karena mudah
8. saya pahami.

Saya membuat catatan untuk belajar materi


C
praktikum anatomi dengan:
hanya menuliskan hal-hal yang nyata atau
9. relevan dengan aplikasi klinis

mendengarkan kembali (sambil mencatat)


10. hasil rekaman penjelasan lisan dari
dosen/teman/asisten dosen saat itu
membuat lambang gambar (icon) untuk
11. menggambarkan suatu
konsep/prinsip/klasifikasi struktur anatomis.
menuliskan kembali penjelasan
12. dosen/tutor/teman/asisten dosen secara
lengkap
Frekuensi Penggunaan
Lead Strategi Belajar
Strategi Belajar yang Digunakan
In Kada Tidak
Selalu Sering
ng Pernah
Saya membuat catatan/rangkuman kuliah
D
dengan cara:
membuat judul-subjudul atau point-point
yang sistematis atau berurutan atau punya
13.
tingkatan (misal A dilanjut poin 1 dilanjut
poin a, dst).
membuat lambang atau variasi warna untuk
14. menandai struktur yang penting/ suatu kata
kunci/ konsep/prinsip.
memasukkan contoh/cerita/analogi/lelucon
15.
yang disampaikan secara lisan.
Jarang atau tidak pernah menulis hal yang
16.
hanya teori atau hanya bersifat nice to know.
Saya membuat catatan/rangkuman
E
asistensi dengan cara:
membuat penjabaran atau deskripsi (misal
17. ciri-ciri dan topografi struktur Anatomis)
secara tertulis
18. Menandai materi di modul yang sedang
115

dijelaskan asisten atau menuliskan tambahan


catatan.
membuat diagram alir (flowchart)/peta pikir
19. (mind map)/ peta konsep (concept map)/
tabel/diagram/ grafik/peta terkait materi ujian.
menyertakan contoh soal kasus aplikasi klinis
dan tatalaksananya
20.

Apabila saya harus mengerjakan tugas


F prepraktikum, saya akan meluangkan
waktu:
di kampus/kos/rumah untuk berdiskusi
21.
dengan teman
di perpustakaan atau mengakses internet di
22. kamar untuk mencari inspirasi melalui
gambar/ilustrasi
di perpustakaan atau di kamar untuk membaca
23.
atau menuliskan draft.
di laboratorium untuk mempelajari peraga
24. praktikum (manekin, preparat, atau kadaver,
dan lain-lain)
Lead Frekuensi Penggunaan
In Strategi Belajar
Strategi Belajar yang Digunakan
Kada Tidak
Selalu Sering
ng Pernah
Apabila saya harus mengerjakan tugas
G
individual, saya akan meluangkan waktu:
Mengakses internet untuk mencari inspirasi
25. melalui video yang didominasi suara (misal:
fasilitas google search videos atau youtube)
mengakses internet untuk mencari inspirasi
26. melalui gambar animasi/ilustrasi (misal:
fasilitas google search images/maps)
mengakses internet untuk mencari inspirasi
melalui video kejadian atau aktivitas nyata
27.
(misal: fasilitas googlesearch videos atau
youtube)
mengakses internet untuk mencari inspirasi
28. melalui halaman web (misal: fasilitas google
search all atau news)
H Untuk mempersiapkan ujian identifikasi
116

anatomi, hal yang saya persiapkan adalah:


membuat diagram alir (flowchart)/peta pikir
(mind map)/ peta konsep (concept map)/ tabel
29.
terkait materi ujian atau struktur yang akan
diujikan.
menuliskan deskripsi struktur anatomis (misal
30. ciri-ciri dan topografi) dengan kata-kata

mendeskripsikan struktur anatomis (misal


31. ciri-ciri dan topografi) dengan kata-kata
secara tertulis, kemudian dibaca keras-keras
menggunakan variasi aktivitas selama belajar,
seperti membaca sambil mencoret-coret,
menggunakan gerakan tangan, bergantian antara
32.
membaca dalam hati dan membaca keras-keras,
berjalan-jalan, mengubah posisi badan saat
membaca
Untuk mempersiapkan ujian identifikasi Anatomi,
I
teknik belajar yang saya lakukan adalah:
menuliskan kembali materi belajar secara
33.
berulang-ulang
berlatih menjawab pertanyaan secara lisan
34.
seorang diri
banyak mempelajari atlas atau buku referensi
atau modul atau ppt kuliah Anatomi yang
35. memuat ilustrasi atau sketsa tangan atau animasi
yang tidak riil (bukan berupa foto cadaver/orang
hidup)
36. membaca contoh soal latihan
Frekuensi Penggunaan
Lead Strategi Belajar
Strategi Belajar yang Digunakan
In Kada Tidak
Selalu Sering
ng Pernah
Saya lebih sering dan memilih cara
J persiapan ujian identifikasi Anatomi
dengan:
berlatih membuat sendiri pertanyaan secara
37.
tertulis dari materi yang telah dipelajari
mempelajari struktur pada manekin yang
38.
sudah difoto.
meminta teman (terutama yang senang
39.
mendengarkan penjelasan orang lain) untuk
117

mendengarkan penjelasan saya, apakah


penjelasan saya benar atau dapat dipahami
dengan baik.
berlatih menebak suatu struktur Anatomis
40.
dengan flash card gambar/ ilustrasi Anatomis
Untuk meningkatkan daya ingat, saya
K
membuat jembatan keledai berupa:
41. rangkaian foto atau kejadian riil
42. rangkaian gambar animasi/ilustrasi tidak riil
rangkaian kata dengan asosiasi huruf atau kata
43.
(hanya menghapal kata-kata atau angka)
rangkaian kata dengan asosiasi bunyi (misal
44.
diberi nada seperti lagu)
Saya bisa memahami materi kuliah/tutorial/ praktikum/asistensi dengan lebih
L
baik apabila informasi disampaikan melalui:
penjelasan tertulis (misal: print out/modul
45.
yang telah disiapkan sebelumnya)
visualisasi, yaitu memuat diagram alir
(flowchart)/peta pikir (mind map)/ peta
46. konsep (concept map)/ infografik (poster
dominan gambar daripada tulisan)/ tabel/
diagram/ grafik/ peta
praktik langsung (misal: dengan peraga atau
47.
preparat)

48. penjelasan lisan


Frekuensi Penggunaan
Lead Strategi Belajar
Strategi Belajar yang Digunakan
In Kada Tidak
Selalu Sering
ng Pernah
Apabila Saya harus membuat presentasi,
M
saya akan menyusun powerpoint yang:
didominasi suara perpindahan slide atau latar
49.
musik yang relevan
didominasi foto dan/atau suara nyata (video
50.
nyata, bukan animasi atau ilustrasi)
didominasi kata atau kalimat penjelasan, atau
51.
penomoran (bullet and numbering)
memiliki tampilan yang menarik, misal dalam
52. pemilihan warna background; warna tulisan;
pengaturan layout; pemilihan desain; disertai
118

animasi gerakan/perpindahan slide; kombinasi


tulisan dengan gambar atau video ilustrasi.

Saya dihadapkan pada suatu kondisi harus memilih sumber belajar Anatomi
(softfile atau hardfile: misal atlas Anatomi, buku referensi Anatomi, CD
N
interaktif Anatomi, tayangan youtube Anatomi, dll. Saya memilih berdasakan
pertimbangan bahwa sumber belajar itu harus berisi:
gambar struktur tubuh manusia yang berupa
53. ilustrasi atau lukisan (bukan berupa foto
kadaver/ orang hidup)
gambar struktur tubuh manusia yang berupa
54.
foto cadaver/orang hidup
penjelasan atau deskripsi struktur tubuh
55. manusia secara lisan (di dalam video atau
tautan internet)
penjelasan atau deskripsi struktur tubuh
56.
manusia yang lengkap/detil
Apabila saya dihadapkan pada suatu
O kondisi harus memilih buku cetak (text
book), maka buku itu harus memuat:
di dalamnya memuat rubrik tambahan bagi
57.
yang ingin membaca penjelasan lebih detil.
dilengkapi dengan CD interaktif atau link
58.
untuk mendengarkan penjelasan secara lisan.
di dalamnya memuat visualisasi, seperti:
diagram alir (flowchart), peta pikir (mind
59. map), peta konsep (concept map), infografik
(poster dominan gambar daripada tulisan),
tabel, diagram, grafik, peta.
di dalamnya memuat aplikasi klinis atau
60.
ilustrasi kasus nyata atau contoh soal latihan
-Terima kasih atas partisipasi Anda-
119

Lampiran 5
Tabel Kunci Strategi Kuesioner Kebiasaan Belajar
Urutan Kunci Strategi
Lead In
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
A A V R K
B V K A R
C K A V R
D R V A K
E R A V K
F A V R K
G A V K R
H V R A K
I R A V K
J R K A V
K K V R A
L R V K A
M A K R V
N V K A R
O R A V K
120

Lampiran 6

Tabel Rekapitulasi Tabulasi Data Kuesioner Kebiasaan Belajar

Frekuensi Total
Penggunaan Modalitas Frekuensi
Strategi (V+A+R)
Belajar V A R
Tidak Pernah
Total TP
(TP)
Kadang-
Total K
kadang (K)
Sering (S) Total S

Selalu (Sl) Total Sl


TOTAL KESE-
Total strategi
Total V Total A Total R LURUHAN
(TP+K+S+Sl)
STRATEGI
Kebiasaan
Total V Total A Total R
belajar
pada S dan pada S pada S
(lingkari skor
Sl dan Sl dan Sl
terbanyak)
121

Lampiran 7
122

Lampiran 8
UJI RELIABILITAS KUESIONER KEBIASAAN BELAJAR
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Cronbach`s Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,876 60

Nilai α > 0,70, kuesioner dinyatakan reliabel


Tabel Hasil Ujia Reliabilitas pada Pengurangan Tiap Item

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

BUTIR_1 157,2333 345,771 ,152 ,876


BUTIR_2 156,3667 337,964 ,297 ,874
BUTIR_3 156,0333 341,895 ,275 ,874
BUTIR_4 157,1333 348,120 ,059 ,877
BUTIR_5 156,6000 343,559 ,155 ,876
BUTIR_6 156,2000 343,752 ,172 ,876
BUTIR_7 156,9333 343,789 ,147 ,876
BUTIR_8 156,9667 342,654 ,228 ,875
BUTIR_9 156,9000 348,093 ,052 ,877
BUTIR_10 157,4333 349,220 ,014 ,878
BUTIR_11 156,9333 331,237 ,484 ,871
BUTIR_12 156,8000 337,407 ,354 ,873
BUTIR_13 156,1333 340,051 ,272 ,874
BUTIR_14 156,7333 334,478 ,355 ,873
BUTIR_15 156,7667 328,461 ,536 ,870
BUTIR_16 157,2000 351,269 -,047 ,878
BUTIR_17 156,7000 331,666 ,488 ,871
BUTIR_18 155,8333 341,730 ,329 ,874
BUTIR_19 157,2667 338,961 ,328 ,873
BUTIR_20 157,1333 340,533 ,320 ,874
BUTIR_21 156,7667 339,013 ,294 ,874
BUTIR_22 156,4333 349,357 ,005 ,878
BUTIR_23 156,6667 340,230 ,288 ,874
BUTIR_24 157,4667 341,292 ,180 ,876
BUTIR_25 156,5333 335,568 ,476 ,872
123

BUTIR_26 156,3000 331,321 ,647 ,870

BUTIR_27 156,7000 339,390 ,298 ,874

BUTIR_28 156,1667 341,799 ,250 ,875

BUTIR_29 157,4000 340,455 ,338 ,873

BUTIR_30 156,5667 338,875 ,308 ,874

BUTIR_31 156,8333 319,247 ,633 ,868

BUTIR_32 156,2000 335,959 ,387 ,873

BUTIR_33 157,6000 340,455 ,286 ,874

BUTIR_34 156,9000 335,817 ,372 ,873

BUTIR_35 155,8333 341,109 ,306 ,874

BUTIR_36 156,2333 339,013 ,319 ,874

BUTIR_37 157,3667 331,275 ,512 ,871

BUTIR_38 155,8000 339,683 ,449 ,873

BUTIR_39 157,0000 343,034 ,169 ,876

BUTIR_40 156,0333 340,516 ,273 ,874

BUTIR_41 157,0000 328,345 ,500 ,870

BUTIR_42 156,8667 340,051 ,291 ,874

BUTIR_43 156,5000 341,293 ,244 ,875

BUTIR_44 157,8667 345,154 ,213 ,875

BUTIR_45 156,0667 345,030 ,148 ,876

BUTIR_46 156,3333 330,575 ,542 ,870

BUTIR_47 155,7667 340,392 ,355 ,873

BUTIR_48 156,0000 340,897 ,471 ,873

BUTIR_49 157,8000 347,752 ,113 ,876

BUTIR_50 156,7000 339,666 ,290 ,874

BUTIR_51 156,4333 349,564 ,011 ,877

BUTIR_52 155,8667 337,499 ,436 ,872

BUTIR_53 156,1000 349,610 ,008 ,877

BUTIR_54 156,1667 333,316 ,552 ,871

BUTIR_55 156,5333 339,430 ,345 ,873

BUTIR_56 156,3667 342,930 ,239 ,875

BUTIR_57 156,4333 336,599 ,396 ,873

BUTIR_58 157,1667 334,420 ,408 ,872

BUTIR_59 156,2000 334,579 ,427 ,872

BUTIR_60 156,4333 336,185 ,482


,872
124

Lampiran 9
Data Interpretasi Kebiasaan Belajar Model VARK
Mahasiswa FK Unsoed Angkatan 2017
Selasa, 17 Juli 2018
07.00-08.00 WIB
Ruang Semester 2
NO V A R K TOTAL KESIMPULAN SETELAH (K) DI TENDENSI
KB EKSKLUSI
1 12 9 4 10 35 VK V visual
2 17 7 4 12 40 V V visual
3 19 16 16 17 68 VARK VAR seimbang
4 19 17 15 17 68 VARK VAR seimbang
5 10 3 3 9 25 VK V visual
6 14 12 11 10 45 VAR VAR seimbang
7 15 7 2 11 35 V V visual
8 9 11 12 9 41 VARK VAR seimbang
9 10 8 15 7 40 R R verbal
10 16 9 11 9 45 R R verbal
11 14 13 16 11 54 VAR VAR seimbang
12 17 12 16 14 49 VRK VR seimbang
13 9 12 4 10 35 AK A verbal
14 17 18 6 17 58 VAK VA seimbang
15 17 16 18 12 63 VAR VAR seimbang
16 16 8 15 13 52 VRK VR seimbang
17 5 10 11 8 34 AR AR verbal
18 6 7 6 8 27 VARK VAR seimbang
19 14 6 11 4 35 AR AR verbal
20 10 3 5 7 25 V V visual
21 14 12 13 12 51 VARK VAR seimbang
22 16 5 11 10 42 V V visual
23 14 14 4 10 42 VR VR seimbang
24 15 7 13 13 48 VRK VR seimbang
25 7 17 1 13 38 A A verbal
26 14 11 3 13 41 VRK VR seimbang
27 15 11 7 11 44 K V visual
28 6 2 17 10 35 R R verbal
29 8 11 11 9 39 ARK AR seimbang
30 17 11 15 7 50 VR VR seimbang
31 13 11 12 11 47 VARK VAR seimbang
32 10 14 9 10 43 A A verbal
33 4 12 5 8 29 A A verbal
34 15 6 6 12 39 AK A verbal
125

Lampiran 10
HASIL ANALISIS BIVARIAT

Tests of Normality

Kesesuaian Gaya a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Belajar dengan
Kebiasaan Belajar Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Rerata Sesuai .222 8 .200 .938 8 .594
Nilai
*
Ujian Tidak Sesuai .127 26 .200 .952 26 .257

Identifika
si
*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

Rerata Nilai Ujian Identifikasi

Levene Statistic df1 df2 Sig.


1.170 1 32 .287

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Rerata Equal variances 1.170 .287 3.518 32 .001 13.05981 3.71243 5.49783 20.62178
Nilai Ujian assumed
Identifikasi Equal variances 3.115 9.911 .011 13.05981 4.19275 3.70646 22.41315
not assumed
126

Lampiran 11
Rerata Nilai Ujian Identifikasi Anatomi Mahasiswa Jurusan Kedokteran FK
Unsoed Angkatan 2017 (n=34)

No 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 Rerata Huruf


1. 71 73,93 47,77 75 92 41 66,78 B
2. 68 74,64 60,55 72 80 40,5 65,95 C
3. 66 62,85 37,22 79 69 45,5 59,93 C
4. 63 67,85 36,11 65 82 33,5 57,91 C
5. 48 57,14 39,44 70 66 50,5 55,18 D
6. 65 51,42 31,11 62 81 42 55,42 D
7. 77 55,71 32,77 73 78 53,5 61,67 C
8. 59 68,92 48,88 79 72 43,5 61,89 C
9. 54 53,92 33,88 55 82 51 54,97 D
10. 54 72,5 46,11 72 86 50 63,44 C
11. 63 57,85 30,55 56 64 28 49,9 D
12. 64 69,28 48,33 71 86 52 65,1 C
13. 73 70,71 46,11 67 74 41,5 62,05 C
14. 43 47,5 39,44 64 68 40 50,32 D
15. 36 58,21 36,66 67 87 51 55,98 D
16. 61 67,14 48,88 82 93 52 67,34 B
17. 63 71,07 37,77 73 84 53 63,64 C
18. 55 67,5 58,33 84 83 63,5 68,56 B
19. 74 61,07 44,44 71 89 48 64,59 C
20. 84 88,57 62,77 88 91 75 81,56 A
21. 52 49,64 25,55 54 80 38 49,87 D
22. 74 80,35 69,44 88 94 64,5 78,38 B
23. 52 62,5 58,88 75 76 54 63,06 C
24. 56 57,14 33,88 37 75 43 50,34 D
25. 71 70,71 32,77 75 90 64,5 67,33 B
26. 74 74,28 55,55 81 76 65,5 71,06 B
27. 96 87,14 72,22 95 94 73,5 86,31 A
28. 36 67,14 38,33 67 82 43,5 55,66 D
29. 44,5 57,14 42,77 68 71 34 52,9 D
30. 24 53,21 43,88 65 75 37,5 49,77 D
31. 66 61,78 30,55 64 84 38,5 57,47 C
32. 36 49,28 22,77 70 81 51,5 51,76 D
33. 44 29,28 12,22 62 46 23,5 36,17 E
34. 38 38,92 11,66 45 72 24 38,27 E
127

Lampiran 12

ETHICAL CLEARANCE
128

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama Lengkap : Akhmad Faizal Aziz
NIM : G1A015081
Tempat dan Tanggal Lahir : Sleman, 23 Maret 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Lengkap : Jl. Sakura no.135 RT 04/RW 04, Mulyasari,
Majenang, Cilacap, Jawa Tengah
Judul Penelitian : Perbandingan Rerata Nilai Ujian Identifikasi
Anatomi Berdasarkan Kesesuaian Antara Gaya
Belajar Model Felder-Silverman dengan Kebiasaan
Belajar Pada Dimensi Visual-Verbal
E-mail : faizalaziz68@gmail.com
No. Handphone : 087719969529

Riwayat Pendidikan
2001-2003 : TK Masithoh 1 Majenang
2003-2009 : SD Negeri Jenang 04 Majenang
2009-2012 : SMP Negeri 1 Majenang
2012-2015 : SMA Negeri 5 Purwokerto
2015-sekarang : S1 Pendidikan Dokter, Universitas Jenderal
Soedirman
129

Pengalaman Organisasi
2015-2016 : Staff Kementerian Media Informasi dan
Propaganda BEM FK UNSOED
2016-2017 : Ketua Bidang AMANI HMMK FK UNSOED
2017-sekarang : Asisten Dosen Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman
Riwayat Kegiatan Ilmiah
2018 : Seminar Nasional 3rd Suprema “Recent Update on
Diabetes Melitus :A Comprehensive Approach and
Management to Increase The Quality of Life”,
UNSOED

Anda mungkin juga menyukai