DI
Oleh:
Dhenis Clarista Wijayanti, S.Farm 1820364011
Serliandi, S.Farm 1820364063
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Disetujui oleh :
Dra. Pudiastuti, R.S.P, MM., Apt Tiara Ajeng Listyani, S. Farm., Apt.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) serta menyususn Laporan PKPA di Apotek Bouty
Medika dengan baik dan lancar. Praktek Kerja Profesi Apoteker di apotek
dilakukan oleh mahasiswa program profesi sebagai salah satu syarat untuk
Kegiatan PKPA ini terlaksana dengan baik tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini,
kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan bimbingan serta kerja sama
yang telah diberikan selama dan sesudah pelaksanaan Pratek Kerja Profesi
Apoteker kepada :
1. Dr. Djoni Tarigan, MBA., selaku Rektor Universitas Setia Budi Surakarta.
2. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Apoteker Universitas Setia Budi yang telah memberikan izin kepada kami
5. Dra. Pudiastuti, R.S.P, MM., Apt selaku dosen pembimbing PKPA Apotek
Surakarta dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang
dari kata sempurna. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi Apotek Bouty Medika,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
1. Tujuan umum 3
2. Tujuan Khusus 4
A. Pengertian Apotek 6
D. Persyaratan Apotek 9
1. Perizinan Apotek 9
21
J. Penggolongan Obat 37
4. Obat Bebas 37
4. Obat Keras 38
5. Narkotika 40
K. Pengelolaan Resep 42
L. Pengelolaan Narkotika 43
1. Pemesanan Narkotika 44
2. Penyimpanan Narkotika44
3. Pelaporan Narkotika 45
4. Pelayanan Narkotika 46
5. Pemusnahan Narkotika 46
M. Pengelolaan Psikotropika 47
1. Pemesanan Psikotropika 48
2. Penyimpanan Psikotropika 48
3. Pelaporan Psikotropika 48
4. Pemusnahan Psikotropika 49
1. Jamu 50
3. Fitofarmaka 51
R. Perpajakan 54
APOTEKER 57
B. Struktur Organisasi 59
2. Apoteker Pendamping 62
4. Administrasi 63
5. Pembantu Umum 64
D. Jam Kerja 64
F. Denah Apotek 65
1. Perencanaan 66
2. Pengadaan 67
3. Penerimaan 68
4. Penyimpanan Barang 69
5. Penjualan 70
6. Pemusnahan 70
1. Defecta 72
2. Surat Pemesanan 72
3. Penerimaan barang 72
5. Penerimaan Resep 73
6. Map Resep 73
1. Pelayanan Resep 75
2. Pengelolaan Resep 77
6. Bangunan 78
7. Perpajakan 79
BAB V PEMBAHASAN 81
A. Kesimpulan 88
B. Saran 89
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRAN 94
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apoteker. Fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian Apoteker yang telah
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis serta telah
harga yang terjangkau oleh masyarakat luas serta meningkatkan ketepatan dan
oleh sarana kesehatan yang memadai meliputi rumah sakit, apotek, dan lain-lain.
Orientasi pelayanan kefarmasian pada saat ini telah diperluas, yakni dari
drug oriented (paradigma lama) menjadi patient oriented (paradigma baru) yang
perubahan orientasi tersebut maka apotek perlu dipimpin oleh seorang profesional
di bidangnya yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang handal baik dari segi
sebab di dalam usaha bisnis apotek terdapat unsur dagang (bisnis), sosial dan
profesi. Seorang APA juga dituntut untuk dapat memahami segala permasalahan
yang sering timbul dalam suatu apotek serta mampu mengambil tindakan korektif
untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu seorang APA juga dituntut untuk
diapotek.
B. Tujuan Praktek
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
perapotekan yang berlaku hingga sekarang adalah Permenkes No. 9 Tahun 2017,
yaitu :
1. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
2. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli
madya farmasi dan analis farmasi.
3. Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada apoteker
yang telah diregistrasi.
4. Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada apoteker sebagai
izin untuk menyelenggarakan apotek.
5. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada apoteker sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
B. Landasan Hukum Apotek
Prekursor Farmasi.
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
kefarmasian.
a. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran
b. Bangunan
b. instalasi listrik;
d. Ketenagaan
perundang-undangan.
E. Perizinan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 BAB III Pasal 12,
13 dan 14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017 BAB III Pasal
12 menyatakan :
persyaratan.
menyatakan:
1.
b. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani oleh
peta lokasi dan denah bangunan, daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima.
i. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
Formulir 6.
menyatakan :
Permohonan ijin
dengan form APT-1
Kepala Dinas Kesehatan Jika pemeriksaan tidak
dilakukan, apoteker membuat
Kabupaten/Kota surat pernyataan siap
Maksimal 6 hari menugaskan melaukan kegiatan ke Dinkes
Kabupaten/Kota, dengan
dengan form APT-2 tembusan kepada Dinkes
Tim DinKes Kabupaten/Kota Propinsi dengan Form APT-4
dan Kepala Balai Besar POM
Maksimal 6 hari melaporkan
hasil pemeriksaan dengan
form APT-3
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan Apoteker pemegang SIA, atau
Daerah Kabupaten/Kota dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan setempat oleh tim
pemeriksa.
Apabila APA meninggal dunia, maka dalam jangka waktu dua kali dua
puluh empat jam ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara
tertulis kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kotamadya. Apabila pada apotek
F. Penyelenggaraan
1. Apotek wajib memasang papan nama Apotek yang memuat paling sedikit
informasi mengenai nama Apotek, nomor SIA, alamat dan papan nama praktik
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman,
Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang- undang No. 35 tahun
2009 Narkotika dan peraturan lainnya; tidak lagi memenuhi persyaratan apotek;
atau Kota dan disampaikan langsung kepada yang bersangkutan dengan tembusan
Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai Besar
dengan selang waktu 2 bulan atau telah dibekukan minimal 6 bulan. Bila izin
apotek dicabut, APA wajib mengamankan sediaan farmasi yang ada dengan cara :
pendamping dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda
Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Personalia yang mendukung
kriteria:
1. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
mandiri.
bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan obat.
peningkatan keterampilan.
Kefarmasian.
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
perundang-undangan.
c. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama
surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan
2) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan
lainnya.
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
resep
jenis kelamin dan berat badan; nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP),
alamat, nomor telepon dan paraf, dan tanggal penulisan resep. Kajian
ketepatan indikasi dan dosis obat, aturan, cara dan lama penggunaan obat,
efek samping obat, manifestasi klinis lain), kontra indikasi, dan interaksi.
b. Dispensing
berikut:
kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep dan mengambil obat yang
obat dalam atau oral; warna biru untuk obat luar dan suntik:
emulsi.
4) Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang salah.
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep);
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang
dan lain-lain;
keluarganya;
8) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
yang memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan
(PIO)
kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada
efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan
lain-lain.
ditentukan.
1) Topik pertanyaan;
4) Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium);
5) Uraian pertanyaan;
6) Jawaban pertanyaan;
7) Referensi;
d. Konseling
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
a. Apayang disampaikan
Anda?
Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan
penggunaan obat
e. Pelayanan Kefarmasian di
dengan pengobatan
(PTO)
Kriteria pasien:
3) Adanya multidiagnosis.
merugikan.
Kegiatan:
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa
indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis
Obat (MESO)
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
J. Administrasi Umum
apoteker.
a. Buku Defecta
yang habis atau menipis, dengan buku defekta ini persediaan barang yang
menipis atau kosong dapat dikontrol. Buku defekta ini menjadi dasar
b. Surat Pesanan
oleh APA. Rincian perlembaranya yaitu: lembar pertama asli untuk PBF,
lembar kedua untuk bagian gudang apotek, lembar ketiga arsip pembelian.
a. Buku pembelian
dalam buku ini dilakukan setiap hari berdasarkan faktur. Dalam buku ini
tercantum tanggal, nomor urut, nama PBF, nomor faktur, nomor Batch,
nama barang, jumlah, harga satuan, diskon yang diperoleh, total harga dan
dagang dibuat per PBF dalam kartu utang tercantum tanggal faktur, nomor
pembayaran utang, kartu diberi tanda lunas dan diberi tanda pelunasan.
c. Buku Catatan Harian Narkotika Dan Psikotropika
Setiap pengeluaran dan pemasukan obat-obat narkotika dan
psikotropika dicatat dalam buku stok khusus. Satu buku digunakan untuk
a. Daftar Harga
Daftar harga obat tercantum dalam sistem Apotek harus sama dengan
buku daftar harga baik berupa harga-harga obat dengan merk dagang,
dan bentuk sediaan. Harga yang dicantumkan yaitu HNA (Harga Netto
b. Laporan Harian
obat bebas, bebas terbatas, OWA dan penjualan resep setiap hari.
Laporan ini dibuat tiap bulan dan di mana laporan narkotika dan
K. Pajak Apotek
Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban bagi warga
negara berupa pengabdian sebagai peran aktif warga negara dan anggota
PPN adalah pajak yang harus dibayar apotek pada setiap pembelian
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak
Tarif
Lapisan penghasilan Kena pajak Tidak NPWP
Ber NPWP
Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 5% 6%
(5% + 20 % x 5%)
>Rp.500.000.000,00 30 % 36%
atau diperoleh Wajib Pajak dengan Peredaran bruto (omzet) yang tidak
melebihi 4,8 miliar dalam 1 tahun. Pajak yang terutang dan harus dbayar
bersih sehingga SSP (Surat Setoran Pajak) nihil dan untuk SPT (Surat Pajak
setahun.
L. Penggolongan Obat
ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas,
obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, Psikotropik dan Narkotik.
1. Obat Bebas, adalah obat yang tidak dinyatakan sebagai obat Narkotika atau
Psikotropika atau obat keras atau obat bebas terbatas yang dapat diberikan
tanpa resep dokter dalam jumlah terbatas. Tanda peringatan pada obat bebas
terbatas:
P.No.3 Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
3. Obat Keras, yatu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, untuk
dipergunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara
pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan, semua obat
baru yakni semua obat yang tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia dan
Daftar Obat Keras atau obat yang hingga saat dikeluarkannya Surat Keputusan
ini secara resmi belum pernah di impor atau digunakan di I3ndonesia terkecuali
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
5. Narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
golongan-golongan.
6. Obat Wajib Apotek (OWA), adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
PBF sebelum 3 atau 4 bulan sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Untuk obat
rusak atau obat yang telah kadaluarsa dan tidak dapat dikembalikan ke PBF
dikubur untuk yang berbentuk cairan diencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang.
Indonesia hanya dilakukan oleh PBF Kimia Farma. Obat - obat daftar G
(Gevaarlijk=obat keras atau OKT) disalurkan oleh PBF hanya kepada tiga macam
penyalur saja, yaitu PBF lain, apotek, dan IFRS dengan Apoteker. Penyaluran obat
dilakukan oleh Apotek. Obat daftar W (Obat Bebas Terbatas) dan Obat Bebas oleh
PBF dapat disalurkan kepada apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan
Apoteker, dan toko obat. Jalur distribusi obat yang berlaku di Indonesia saat ini
adalah jalur distribusi obat yang ditetapkan dalam Paket Deregulasi Oktober 1993
B W G O
Hanya Obat
Kimia Farma
KONSUMEN/PASIEN
BAB III
TINJAUAN TENTANG
Jalan Brigjen Sudiarto No. 34 Gading, Surakarta Telp/Fax (0271) 631423. Apotek
Bouty Medika pertama kali didirikan oleh Ibu LV. Yulie Andriati yang sebelumnya
didirikan pertama kali dengan nama Apotek Bukti Sehat, kemudian pada tanggal 5
oktober 2010 secara resmi berganti nama menjadi Apotek Bouty Medika.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) pada saat itu adalah Bapak Nur Dwi Panca
Juni Prasetyo, S.Farm, Apt., hingga akhir tahun 2015 kemudian pada bulan april
dilimpahkan kepada Ibu Tiara Ajeng Listyani, M.Farm, Apt., hingga sekarang.
Apotek Bouty Medika juga memiliki dua orang Apoteker Pendamping yaitu Ibu
Rosa Juwita Hesturini, S.Farm., Apt. dan Ibu Hartanti, S.Farm., Apt.
group yang terdiri dari 3 Apotek yaitu Apotek Bouty Medika, Apotek Jati Medika,
dan Apotek Badan Sehat. Manfaat adanya apotek grup akan memberikan
keuntungan yaitu saling menguatkan satu dengan yang lain seperti mengantisipasi
kefarmasian secara terpadu yang meliputi pelayanan obat atas dasar resep dokter
serta memberikan informasi yang diperlukan pasien dalam hal pemberian obat
agar dapat tercapai hasil pengobatan yang diinginkan, pelayanan obat tanpa resep
dokter kepada masyarakat atau pembelian obat bebas juga dapat dilakukan di
serta sebagai tempat Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi calon Apoteker.
Apotek Bouty Medika sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti
adanya tempat parkir, ruang tunggu, ruang apoteker, gudang obat, ruang peracikan
Adapun visi dari Apotek Bouty Medika yaitu Apotek Bouty Medika
masyarakat dari semua kalangan dengan obat yang lengkap, harga terjangkau serta
kepada pasien dengan cepat, tepat, akurat, dengan harga terjangkau dan
informasi obat kepada masyarakat sebagai orientasi non profit dari apotek.
2. Melaksanakan pengelolaan apotek degan baik. Menyediakan obat dan
dapat menjalankan usaha sehingga apotek juga dapat memiliki orientasi profit.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan apotek Bouty Medika.
B. Struktur Organisasi
PSA
APING APA
Struktur organisasi Apotek Bouty Medika terdiri dari seorang PSA yaitu
Ibu L.V. Yulie Andriati, seorang APA yaitu Ibu Tiara Ajeng Listyani, S.Farm.,
Apt., dua APING yaitu Ibu Rosa Juwita Hesturini, S.Farm., Apt. dan Ibu Hertanti
S.Farm., Apt. TTK sebanyak dua orang yaitu, Bapak Badar (Abah) dan Agenta.
Bagian adminitrasi yaitu Ibu Puji dan Bapak Dayan dan pembantu umum, yaitu
Apotek Bouty Medika dapat berjalan dengan baik. Tugas, tanggung jawab dan
jawabnya.
b. Mengatur dan mengawasi penyimpanan obat serta kelengkapan obat
serta pertanggungjawaban.
f. Melakukan strategi perkembangan apotek dan evaluasi kinerja agar dapat
hari.
dan atau resep, laporan rekap faktur pembelian dan stok barang.
i. Mengatur dan mengawasi pengeloaan perbekalan farmasi setiap hari.
j. Mempertimbangkan saran dan pendapat yang diterima dari para
kelancaran.
b. Bidang persediaan barang : pengadaan yang sehat, ketertiban
pengamanannya.
d. Bidang personalia : kenyamanan kerja, efisiensi dan strategi.
e. Bidang umum : kelancaran, penyimpanan dan pengamanan dokumen-
dokumen.
2. Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban. Adapun tugas dan kewajiban TTK adalah melakukan
c. Menyusun buku defecta dan buku harian penerimaan resep dan obat
bebas.
d. Memelihara buku harga dan kalkulasi harga obat yang akan dijual sesuai
dengan rapi.
dan administrasi.
jawabnya.
4. Administrasi
5. Pembantu Umum
B. Jam Kerja
Apotek Bouty Medika dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-22.00 WIB
sedangkan untuk hari minggu dan hari libur nasional, hanya ada shift sore dimulai
dari jam 16.30-22.00 WIB. Jam kerja personalia dirinci sebagai berikut:
Hari senin-sabtu :
Medika sudah berjalan dengan baik yaitu pemilihan obat dan pemberian informasi
yang diperlukan pasien antara lain nama obat, kandungan obat, indikasi, dosis,
khusus.
D. Denah Apotek
1. Pintu Masuk Apotek
15
2. Etalase Susu
11 3. Etalase Alkes
12 13 14
4. Meja
5. Etalase Suplemen
6. Etalase Obat Herbal
7. Etalase Obat Herbal
16
17
9
10
8. Meja Racik
9. Meja Administrasi
10. Penyimpanan
5 6 7 Narkotika
19 18
11. Kulkas Penyimpanan
Obat
3 4
20
Keras
25 24
13. Penyimpanan Obat
21
2 Keras
26 23 14. Penyimpanan Obat
27 22 Keras
15. Westafel
16. Meja
17. Penyimpanan Obat
1 Tetes Dan Prekusor
18. Etalase Obat Generik
19. Etalase Obat Herbal
20. Etalase Obat Sirup
21. Etalase Alat Rumah
Tangga
22. Etalase Alat Rumah
Tangga
23. Etalase Inhaler
(Vicks)
24. Komputer Kasir
25. Meja Kasir
26. Etalase Obat Bebas
27. Meja Konseling
BAB IV
dimulai pada tanggal 01 - 30 April 2019 dan dibagi menjadi 2 shift. Shift pagi
dimulai dari jam 08.00-15.00 WIB dan shift sore jam 14.00-21.00 WIB. Kegiatan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Bouty medika yaitu kegiatan pelayanan
Farmasi yang meliputi: memeriksa kesesuaian barang datang dengan faktur dan
mendapat pengetahuan tentang apotek secara langsung melalui praktek tetapi juga
kualitas, keamanan, dan khasiat obat. Secara umum, petugas yang bekerja
dimulai dengan sapaan dan tawaran bantuan serta diakhiri dengan ucapan terima
kasih sebagai penutup. Petugas juga bersikap santun dan informatif dengan selalu
berbicara dengan bahasa yang baik. Petugas selalu tanggap dan cepat menangani
tidak mampu menebus obat maka dicarikan obat dengan zat aktif atau khasiat
sama dengan harga yang lebih terjangkau atau ditebus sebagian dulu atau ditebus
1. Perencanaan
apotek.
mengecek rak tempat barang yang akan dipesan, dan menulis dibuku defecta.
Buku defecta ditulis berdasarkan sediaan farmasi yang sudah habis atau stok
tinggal sedikit dengan mempertimbangkan fast moving dan slow moving. Sediaan
farmasi yang fast moving adalah obat-obat yang terjual cepat dan distribusinya
berlangsung lancar dimana dilakukan pembelian sering tetapi dalam jumlah yang
wajar dan untuk sediaan farmasi slow moving menunggu apabila stok obat tinggal
sediaan farmasi apa saja yang harus dibeli, hal ini untuk menghindari stok kosong.
2. Pengadaan
defecta, yakni sediaan farmasi yang sering dicari konsumen di sediakan dalam
jumah besar sedangkan untuk obat yang harganya mahal dan jarang dicari
pedagang besar farmasi (PBF) milik apotek grup yaitu Bouti Usabda Farma
(BUF) dan apabila tidak terseda di PBF Bouti Usabda Farma maka dilakukan
pengorderan ke PBF lain, proses order ke PBF lain hanya dilakukan pada hari
senin dan kamis karena harus menulis surat pesanan terlebih dahulu antara obat
umum dengan precursor. Proses order di PBF BUF dapat dilakukan setiap hari
melalui media sosial (whatsApp) dan barang yang di order akan dating hari itu
juga, Jika telah sesuai surat pesanan maka maka surat pesanan asli dan faktur asli
yang tergolong prekursor dipesan dengan Surat Pemesanan rangkap 3, yang terdiri
dari:
3. Penerimaan
Penerimaan barang dilakukan oleh apoteker yang memiliki SIPA atau TTK
yang memiliki STRTTK. Barang atau obat yang baru diterima, diperiksa nama
barang, keadaan fisik (bentuk dan kemasan), nomor batch, tanggal kadaluwarsa
barang atau obat) serta mencocokkan jenis dan jumlah barang yang diterima
dengan faktur dan surat pesanan asli kemudian ditanda tangani oleh TTK/APA
yang menerima disertai nama terang, nomor SIPA/SIPTTK, stempel apotek, dan
tanggal penerimaan. Apabila barang yang diterima rusak atau tidak sesuai maka
untuk penagihan jika dibeli dengan sistem kredit, lembar copy disimpan sebagai
arsip apotek jika sudah lunas maka faktur asli diserahkan ke apotek. Mahasiswa
PKPA diberi kesempatan untuk menerima barang didampingi oleh TTK atau APA.
PBF dilakukan dengan batas waktu 1 sampai 3 bulan sebelum ED. Obat yang
mendekati ED akan dijual terlebih dahulu. Obat yang rusak atau telah
ditanam.
diberi harga sesuai dengan faktur yang sebelumnya sudah dicek. Obat bebas dan
obat bebas terbatas diletakkan di depan untuk penjualan langsung. Obat lainnya
4. Penyimpanan Barang
keadaan aman, mudah diawasi, menjaga stabilitas obat dan menjamin kelancaran
tradisional, generic). Bentuk sediaan obat (tablet, krim, sirup dan suppositoria),
suhu penyimpanan (suppositoria, ovula dan lactobacillus) dan obat fast moving
tersendiri dan disusun secara alfabetis dan berdasarkan bentuk sediaannya. Obat
dengan merk dagang disusun secara alfabetis dan bentuk sediaannya. Pengeluaran
barang dilakukan dengan sistem FIFO (First in First Out), sedangkan obat yang
First Out).
5. Penjualan
6. Pemusnahan
hal terseebut di apotek bouty medika menerapkan sistem cek barang dengan teliti
saat barang pertama kali datang di apotek dan di tanda tangan oleh pihak apotek,
jika barang ED pendek atau tidak sesuai pesanan maka dapat langsung
dikembalikan (retur). Jika obat yang mendekati ED maka disimpan pada rak
uang tetapi akan ditukar dengan barang yang ED nya lebih panjang atau
opname. Obat-obatan yang umum dimusnahkan dapat dengan cara direndam atau
disaksikan oleh pihak Dinas Kesehatan. Resep dimusnahkan setiap 5 tahun sekali
bersamaan.
administrasi keuangan (rekap kasir harian, rekap uang kas bulanan), pembelian
pengeluaran dalam buku kas harian apotek yang berisi jumlah pendapatan dan
antara uang fisik dengan jumlah yang tercantum dikomputer, kemudian di catat
Medika dikelola secara teratur setiap hari, dilakukan oleh TTK di bawah
Medika meliputi:
1. Defecta
2. Surat Pemesanan
dalam surat pemesanan adalah tanggal pemesanan, nama PBF yang dituju, nama
barang, satuan dan jumlah sediaan farmasi, tanda tangan APA dan stampel apotek.
Surat pemesanan dibuat rangkap dua dengan lembar asli diberikan ke PBF dan
3. Penerimaan barang
berdasarkan faktur yang diterima dan tanda terima barang. Data yang diinput
meliputi jenis barang, jumlah barang, harga satuan, diskon, total barang, ED,
nomor batch, nama PBF, harga total dicocokkan dengan yang diinput dan harga
Pembukuan semua faktur yang meliputi : nama PBF, nomor faktur, tanggal
5. Penerimaan Resep
meliputi nomor resep, tanggal resep, nama pasien, alamat pasien, umur pasien,
nama dokter, nama dan jumlah obat, jenis resep racikan atau non racikan, jumlah
harga per obat, per resep dan total harga yang harus dibayar oleh pasien.
6. Map Resep
nomor urut resep masuk dan disusun berdasarkan tanggal resep dibuat dan resep
Map ini untuk menyimpan faktur yang belum dibayar atau hutang.
Map ini digunakan untuk menyimpan faktur yang sudah dibayar lunas.
bebas, obat tradisional, alat kesehatan, kosinyasi, pelayanan obat bebas terbatas,
Pasien dan
obat wajib apotek, pelayanan obat keras, atau keluarga
pelayanan pasien
resep, menyerahkan resep
barang-barang lain
sesuai resep.
Obat disiapkan dan atau diracik oleh TTK dicek
oleh APA
2. Pengelolaan Resep
Resep yang sudah dikaji lengkap secara administrasi sesuai ketentuan yang
berlaku, serta telah dilayani dan diserahkan kepada pasien kemudian resep
penyimpanan resep sementara. Pada akhir bulan resep tersebut dibendel per bulan
diurutkan berdasarkan nomor dan tanggal resep. Resep yang telah disimpan
dilakukan oleh apoteker dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang
3. Penjualan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas dan Obat Wajib Apotek
Pembelian obat bebas dilakukan secara langsung dengan membayar ke kasir, obat
yang keluar di input dikomputer meliputi nama obat, jumlah dan harganya dan
obat langsung diserahkan pada pasien. Penjualan obat wajib apotek merupakan
penjualan obat keras yang dapat diberikan apotek oleh APA kepada pasien tanpa
resep dari dokter. Penjualan OWA harus disertai informasi yang diperlukan pada
pasien.
Pelayanan
Gambar 6. Skema alur penjualan obat bebas dan obat wajib apotek
alat kontrasepsi, pispot, spuit, pipet, kasa pembalut, kapas, plester, sarung tangan,
5. Bangunan
ditetapkan antara lain atap dari genteng dan tidak bocor, dinding kuat dengan
keramik, tidak lembab dan ruangan mempunyai ventilasi dan sistem sanitasi yang
6. Perpajakan
dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jenis pajak yang harus
7.1. Pajak penghasilan. Pajak ini berasal dari usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu (PP nomor 46 tahun
2013). Besarnya pajak adalah 1% dari penghasilan bruto dalam satu tahun.
7.2. Pajak Bumi dan Bangunan. Pajak ini dikenakan setiap tahun dan
besarnya tergantung pada luas tanah dan bangunan serta lokasi usaha.
7.3. Pajak Pertambahan Nilai. Pajak ini dikenakan saat pembelian obat
nama apotek, besarnya berdasarkan jenis, ukuran papan nama apotek, memakai
pencahayaan atau tidak. Pajak ini dibayarkan satu tahun sekali. Bila papan
reklame dibuat oleh sponsor yang bekerjasama dengan apotek, maka pembayar
7.6. Pajak listrik, PAM dan Telepon. Pajak tersebut dibayarkan setiap
besarnya tergantung dari jumlah resep yang masuk. Besarnya gaji pokok
telah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi dan berdasarkan pada jabatan dan lama
kerja (intensif).
BAB V
PEMBAHASAN
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
dari penggunaan obat-obatan yang tidak rasional, dalam hal ini juga apotek dapat
obat yang rasional sehingga angka kejadian medication error dapat diminimalkan.
Apotek juga memiliki fungsi sebagai suatu institusi bisnis dimana apotek dapat
apotek dengan lokasi yang sangat strategis karena terletak dekat dengan pusat
kota, dekat dengan sekolah, tidak terlalu jauh dengan pusat pertokoan, cukup
penduduk dan terdapat beberapa dokter praktek disekitar apotek sehingga menjadi
Medika sehingga Apoteker terjun langsung atau bertatap muka dengan pasien
yang jelas baik mengenai aturan penggunaan obat kepada pasien, memberikan
saran kepada pasien yang berkaitan dengan manfaat dan efek samping atau
bahaya obat yang digunakan. Apotek Bouty Medika menyediakan tempat untuk
dengan adanya konsultasi tersebut pasien dapat memilih dan menggunakan obat
untuk obat-obat bebas, alat-alat rumah tangga, vitamin dan suplemen diletakkan
di rak-rak depan sehingga konsumen dapat melihat jenis-jenis obat dan dapat
karena konsumen dapat mengambil sendiri apa yang mereka butuhkan serta dapat
Pelayanan di Apotek Bouty Medika dibagi menjadi dua shift yakni shift
pagi dan shift sore. Jadwal kerja tiap hari Senin – Sabtu terbagi menjadi shift pagi
mulai pukul 08.00 s/d 15.00 WIB, shift sore mulai pukul 15.00 s/d 22.00 WIB.
Khusus untuk hari minggu dan hari libur nasional buka dari sore jam 16.00-22.00
WIB.
juga merupakan unit bisnis retail yang melakukan pengelolaan perbekalan farmasi
dan menjalankan standar pelayanan farmasi. Pengelolaan apotek tidak lepas dari
pelayanan farmasi yang berorientasi kepada pasien (patient oriented) dan sistem
manajerial yang baik agar bisnis berjalan dengan lancar. Konsep pengelolaan
bisnis dan pelayanan farmasi ini harus berjalan beriringan agar apotek dapat
pegawai / karyawan oleh karena itu pelayanan di Apotek Bouty Medika sangat
ramah, murah senyum, cepat, tepat, berpakaian rapi, bersih, mudah berkomunikasi
dan berinteraksi dengan pasien sehingga pasien merasa nyaman untuk membeli
memiliki tanggung jawab yang hampir sama dengan APA dan dapat menggantikan
peran APA jika APA tidak berada di tempat. TTK bertanggung jawab
disediakan oleh Apotek Bouty Medika seperti menyediakan ruang tunggu yang
nyaman, alat timbangan berat badan, tempat parkir yang gratis dan luas.
diperlukan serta pelayanan yang cepat tanpa mengabaikan ketepatan dan ketelitian
yang lebih beragam dan dengan harga yang dapat dijangakau oleh semua kalangan
masyarakat, apabila obat dalam resep tidak tersedia di Aptek maka Apotek akan
berusaha untuk nempil di Aotek lain sehingga pasien akan merasa sangat terbantu.
peracikan oleh TTK. Setelah itu pemberian etiket dan pemeriksaan ulang
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat disertai dengan
Alur pengelolaan sediaan farmasi, alkes, dan bahan medis habis pakai di
sediaan yang habis setiap harinya dan ditulis di buku defecta untuk selanjutnya
pola penjualan d apotek terutama untuk obat-obat yang banyak dicari konsumen
di pesan dalam jumlah yang banyak akan tetapi untuk obat-obat yang harganya
mahal dan jarang dicari konsumen maka di pesan/disediakan dalam jumlah yang
sedikit hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya expaied date. Apotek Bouty
Medika hanya melakukan pemesanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras,
obat OWA, prekursor, alat kesehatan dan beberapa perlengkapan rumah tangga.
psikotropika.
memesan (order) ke PBF Bouti Usabda Farma (BUF) yang merupakan PBF milik
apotek group dan pemesanan dilakukan ke beberapa PBF lain apabia sedian
tersebut tidak tersedia di PBF Bouti Usabda Farma. Barang yang dipesan hari itu
akan tiba pada hari yang sama. Sehingga tidak terjadi penumpukan barang di
atau SIPTTK serta stempel apotek. Setiap surat pemesan dapat digunakan untuk
satu PBF dan dapat digunakana untuk memesan obat bebas, OWA, obat keras, dan
telah ditandatangani oleh APA dan dibuat rangkap 2, satu untuk PBF dan yang lain
oleh APA dengan mencantumkan nomor SIPA serta stempel apotek. Setiap 1 SP
dapat diisi lebih dari satu item obat yang mengandung prekursor. Perincian SP
rangkap 3 ini yaitu, 1 lembar untuk arsip apotek sedangkan 2 lembar lainnya
dikirimkan ke PBF.
Barang yang sudah di pesan ke PBF Bouti Usabda Farma (BUF) akan
dikirim ke Apotek Bouty Medika saat itu juga, pada saat penerimaan barang
pemeriksaan ini dilakukan oleh APA/TTK. Jika semua persyaratan telah terpenuhi
maka faktur ditandatangani, diberi No. SIPA/SIPTTK, dan diberi stempel apotek.
Faktur asli dan beberapa copy faktur dikembalikan ke PBF, dan apabila pembelian
secara kredit maka itu yang akan digunakan untuk penagihan, sedangkan
penyesuaian harga. Saat jatuh tempo, faktur asli digunakan sebagai bukti
penagihan oleh PBF. Pembayaran faktur dilakukan saat jatuh tempo (28 hari) oleh
Apoteker.
tradisional, generik), bentuk sediaan obat (tablet, krim, sirup dan suppositoria),
suhu penyimpanan (suppositoria, ovula dan lactobacillus) dan obat fast moving
FIFO (First in First Out), sedangkan obat yang mempunyai waktu kadaluarsa
(ED) menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out). Barang yang
pelayanan obat bebas, bebas terbatas, OWA, swamedikasi, dan KIE yang
pasien sangat penting diberikan supaya terapi obat yang diharapkan bisa tercapai
dengan baik. KIE ini meliputi nama obat dan bentuk sediaan, aturan pakai, jangka
waktu penggunaan, efek samping obat, penyimpanan obat, dan hal-hal yang perlu
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Bouti Medika meliputi pelayanan obat
BAB VI
A. Kesimpulan
2. Pengelolaan obat di Apotik Bouty Medika telah dilakukan dengan baik dan
3. Apotek Bouty Medika telah memberikan pelayanan bagi pasien yang ingin
melakukan swamedikasi dan KIE untuk obat wajib apotek (OWA) meliputi
diperlukan pasien antara lain nama obat, kegunaan obat, dosis, cara
Teknis Kefarmasian.
untuk mengetahui ruang lingkup apotek secara langsung untuk bekal para
B. Saran
1. Perlu ditingkatkan monitoring yang lebih baik lagi dalam administrasi obat,
3. Kerjasama yang sudah terjalin dengan baik antara Fakultas Farmasi Profesi
dan dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
L
A
M
PI
R
A
N
449/005/SIA/2016
APA : Tiara AjengListyani, S.Farm, Apt/SIPA : 19900707/SIPA_33.71/2016/2038
KemasanBungkus tablet
ApotekBoutyMedika
Jl. BrigjendSudiarto No. 34 Gading Solo
APA : Tiara AjengListyani, S.Farm., Apt
19900707/SIPA_33.72/2016/2038
KepadaYth :
Apotek _____________________
Terimakasih,
Surakarta,
Hormat Kami
KK
UU
LL
KK
AA
SS
XVI
RAK
II
XV
K
RA
XVI
RAK
XV
K
RA
RAK
RAK
XVII
XVII
R
A RAK
XIV
RAK
XIV
K
X
RA
V
K
XII
I
RAK
RAK
XII
XII
RA
K
X
RAK
XI
RAK
KV
RA
I
RA
R
IX
K
A
K
VI
RAK VII
R
A
K
VI
II
PINTU MASUK
Program Profesi Apoteker Angkatan XXXVI Universitas Setia Budi Surakarta
84
Lampiran 24.
Gambar
Apotek Bouty
Medika
Toilet
Meja kerja
administrasi
Meja apoteker
Penerimaan resep Kasir
Ruang konseling