Peran Dokter Keluarga
Peran Dokter Keluarga
Dokter keluarga memiliki peran yang unik dalam pelayanan pasien. Dalam hal ini
seorang dokter keluarga dalam pelayanannya terampil dalam menggabungkan keahlian
biomedisnya dengan keahlian dalam menangani bagian psikososial pasien yang
berhubungan dengan masalah biomedisnya. Karena pelayanan dokter keluarga tidak
dibatasi oleh umur, jenis kelamin, dan jenis penyakit yang dihadapinya maka seorang
dokter keluarga dapat memberi pelayanan kesehatan bagi seluruh anggota keluarga.
Konsep keluarga sebagai suatu sistem membatu kita dalam pelayanan pasien. Konsep
tersebut membantu ita untuk menjelaskan cara para anggota keluarga dalam sebuah
keluarga saling berinteraksi. Ada beberapa teori dalam keluarga sebagai suatu sistem :
Interaksi keluarga cenderung diulangi (repetisi) yang akan membentuk pola dari
keluarga tersebut. Keluarga mempunyai aturan-aturan yang akan mendukung
terbentuknya pola ini. Umumnya ini adalah peraturan tak tertulis, yang tidak boleh
dipertanyakan, oleh sebab itu yang akan membentuk pola tersebut.
Bagi dokter keluarga, keberhasilan kita dalam mencoba merubah keluarga tersebut
sangat tergantung kepada kemampuan kita dalam melihat interdependence ini. Jauh lebih
efektif apabila kita langsung pada interaksi ini dan peraturan yang mengikat mereka.
Ikatan (Boundaries)
Boundaries didefenisikan sebagai hal-hal atau kebiasaan dari para anggota keluarga,
yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam keluarga tersebut. Boundaries seperti
pagar yang akan melindungi para anggota keluarga dari pihak lain.
Triangulasi
Sebagai dokter keluarga penting sekali mengetahui adanya triangulasi dalam keluarga.
Kebanyakan interaksi dalam keluarga melibatkan 2 individu. Pada saat stress atau
masalah muncul pada kedua orang tersebut biasanya ada kecenderungan keterlibatan
pihak ketiga. Peran dari orang ketiga ini adalah untuk menyelamatkan pasangan tersebut.
Karena triangulasi muncul untuk menenangkan masalah maka biasanya triangulasi ini
terjadi berulang-ulang dengan harapan ini akan membuat keluarga tersebut tetap bersatu.
Padahal triangulasi ini bukanlah hal efektif dalam menghilangkan masalah sesungguhnya
yang tidak terselesaikan.
Untuk memberikan pelayanan yang komphrensif, sebagai dokter keluarga kita akan
memandang masalah pasien dalam konteks sosialnya juga, dan keterlibatan dokter
keluarga sangat bervariasi.
3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pendekatan ini yakni agar meningkatkan kemampuan keluarga
pasien untuk memahami diagnosis masalah kesehatan keluarga dan merumuskan
upaya penanggulangannya, serta mampu mengatasi masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan sumber daya keluarga.
4. Kekuatan Keluarga
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam tingkat keluarga, maka
kelangsungan dari proses tersebut bergantung pada kekuatan sebuah keluarga
tersebut. Faktor-faktor yang terdapat dalam kekuatan sebuah keluarga antara lain:
1. Kemampuan pemenuhan kebutuhan keluarga, baik kebutuhan fisik, emosi, spiritual
maupun kultural
2. Kemampuan membesarkan anak dan mengajarkan disiplin
3. Kemampuan dalam berkomunikasi dan mengekspresikan emosi dan perasan baik
verbal maupun non verbal
4. Kemampuan dalam memberikan dukungan dan perasaan aman bagi anggota keluarga
5. Kemampuan dalam menjalin hubungan dan persahabatan dengan para tetanga
6. Kemampuan dalam tanggung jawab terhadap masyarakat
7. Kemampuan dalam menolong diri, mencari dan menerima pertolongan
8. Kemampuan fleksibilitas dalam melakukan fungsi dan peran dalam keluarga
9. Kemampuan untuk saling bersatu dan saling mendukung dalam mengatasi masalah
10. Tingkat persatuan dan loyalitas anggota keluarga
5. Fungsi Keluarga
Peran dokter keluarga dalam memahami fungsi keluarga dapat dinilai dari APGAR
keluarga, yang menunjukkan lima fungsi dasar keluarga, yaitu:
1. Peran keluarga dalam pemberian dukungan satu sama lain, dimana dukungan dapat
berupa bantuan moril, materil, sosial maupun emosional, yang akhirnya akan
mewujudkan kebersamaan dan rasa saling memiliki satu sama lain.
2. Peran keluarga dalam memberikan kebebasan bagi setiap anggota keluarga yang akan
membantu perkembangan pribadi dari setiap anggota keluarga.
3. Peran keluarga dalam membuat peraturan yang melibatkan seluruh anggota keluarga
dan orang-orang yang ada dalam keluarga tersebut.
4. Peran keluarga dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkunganya.
5. Peran keluarga dalam berkomunikasi satu sama lain.