Oleh :
GLOSARIUM_________________________________________________ 4
P a g e 2 | 69
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan modul yang berjudul Manajemen Sumber Daya
Manusia 1. Penyusunan modul ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia 1 di Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Semarang
Dalam Penyusunan modul ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan
modul ini sebagai bahan untuk melakukan peningkatan kualitas modul.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
mahasiswa dan mahasiswi STIE Semarang untuk mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Tim Penyusun
P a g e 3 | 69
GLOSARIUM
BAB I
PENDAHULUAN
P a g e 4 | 69
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui definisi manajemen dan manajemen sumber daya
manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat detil
info tugas di pertemuan pertama ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konsep manajemen.
2. Mahasiswa dapat memahami tentang konsep manajemen sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) mempunyai arti sangat penting (signifikan),
bukan saja dilihat dalam kontek manusia sebagai faktor terpenting dalam manajeman pada
setiap organisasi atau lembaga (pemerintah, swasta atau LSM) melainkan dan terutama
dilihat pada penegasan kualifikasi daya (energi) yang melekat pada manusia tersebut yang
memiliki kemampuan untuk membangun ke arah kemajuan yang positif (maju-positif).
A. KONSEP MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
a. Menurut G.R. Terry adalah melakukan pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah
ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain.
b. Menurut Stoner dan Freeman adalah proses perencanaan pengorganisasian,
pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan
semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditentukan.
c. Menurut Mary Parker Follet, mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah
sebuah seni atau management is an art. Setiap pekerjaan mampu diselesaikan oleh
orang lain.
d. Menurut Lawrence A. Appley adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain.
3. Dasar-dasar Manajemen
a. Adanya kerja sama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal
b. Adanya tujusn bersama serts kepentingan yang sama yang akan dicapai
c. Adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab yang teratur
d. Adanya hubungan formal dan katan tata tertib yang teratur
e. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan
f. Adanya human organization
4. Bidang-bidang Manajemen
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Manajemen Pembelanjaan
c. Manajemen Produksi
d. Manajemen Biaya
e. Manajemen Pemasaran
f. Manajemen Perkantoran
g. Manajemen Risiko
h. Manajemen Berdasarkan Sasaran
i. Manajemen Mutu (TQC & QCC)
5. Sistem-sistem Manajemen
a. Manajemen Bapak
b. Manajemen Tertutup
c. Manajemen Terbuka (Partisipasi)
d. Manajemen Demokrasi
2. Komponen MSDM
a. Pengusaha
Pengusaha adalah setiap orang yang menginestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan dan besarnya pedapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang
dicapai perusaan tersebut.
b. Karyawan
Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenanganya) dan mendapat kompensasi
yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.
1. Karyawan operasional, yakni setiap orang yang secara langsung harus
mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan
2. Karyawan manajerial, yakni setiap orang yang berhak memerintah
bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai
dengan perintah.
2.1. Manajer Lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai wewenang lini
(line authority), berhak dan bertanggung jawab langsung merealisasi
tujuan perusahaan.
2.2. Manajer Staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf (staff
authority) yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk
memperlancar penyelesaian tugas-tugas manajer lini.
3. Peranan MSDM
a. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai
dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job
requirement dan job eavluation
b. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan atas the
right man in the right place and the right man in the right job
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang
akan datang
e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
P a g e 7 | 69
f. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan
pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis
g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh
h. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan
i. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal
j. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya
5. Sasaran MSDM
a. Sasaran Perusahaan
b. Sasaran Fungsional
c. Sasaran Pribadi Karyawan
6. Aktivitas MSDM
a. Kunci aktivitas SDM Kalangan perusahaan kecil sekalipun bisa jadi tidak memiliki
departemen SDM, dan mereka yang memiiki departemen pun, kemungkinan
mengalami kekurangan anggaran dalam jumlah yang besar dan jumlah staff yang
tidak memadai.
b. Tanggung jawab atas aktivitas MSDM Tanggung jawab atas aktivitas manajemen
SDM berada di pundak masing-masing manajer.
7. Fungsi MSDM
a. Fungsi Manajerial
1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pengarahan (directing)
4) Pengendalian (controlling)
b. Fungsi Operasional
1) Pengadaan tenaga kerja (SDM)
2) Pengembangan
3) Kompensasi
4) Pengintegrasian
5) Pemeliharaan
6) Pemutusan hubungan kerja
8. Tantangan MSDM
P a g e 8 | 69
a. Tantangan eksternal
Lingkungan eksternal yang sering di hadapi manajemen sumber daya manusia
mencakup: perubahan tekhnologi, pengaturan pemerintah, faktor sosial budaya,
pasar tenaga kerja, faktor politik, kondisi perekonomian, faktor geografi, faktor
demografi, kegiatan mitra, pesaing
b. Tantangan internal
Tantangan internal muncul karena adanya SDM yang mengejar pertimbangan di
antaranya adalah : financial, penjualan, keuangan, service, produksi, dan lain-lain.
Bahan Diskusi
1. Bagaimana hubungan antara manajemen dengan MSDM?
2. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara manajemen dengan MSDM?
3. Jelaskan dimana letak perbedaan antara pengusaha dan karyawan?
BAB II
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
P a g e 9 | 69
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan sumber daya
manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat detil
info tugas di pertemuan kedua ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang perencanaan sumber daya manusia.
Materi Pembelajaran
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) dirancang untuk menjamin bahwa kebutuhan
organisasi akan pegawai akan terpenuhi secara tetap dan tepat.
P a g e 11 | 69
7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal) dan
pensiun karyawan.
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.
Bahan Diskusi
P a g e 12 | 69
BAB III
PENGADAAN KARYAWAN
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pengadaan karyawan atau
sumber daya manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah
mendapat detil info tugas di pertemuan ketiga ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pengadaan karyawan atau sumber daya manusia
2. Mahasiswa dapat memahami proses pengadaan karyawan atau sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pentingnya Pengadaan Karyawan
Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan
karyawan ini merupakan masalah penting, sulit dan kompleks. Sedangkan pengertian
pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan.
P a g e 13 | 69
Pengadaan harus mendapat perhatian yang serius serta berdasarkan pada analisis
pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan (job
specification), evaluasi pekerjaan (job evaluation), dan bahkan perlu mempertimbangkan
pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) persyaratan pekerjaan (job requirement).
d. Perkembangan teknologi
Perencanaan tenaker dipengaruhi oleh perkembangan teknologi maka
perusahaan akan membutuhkan tenaker yang banyak
P a g e 14 | 69
f. Perencanaan karier pegawai
Kemungkinan promosi di kemudian hari ikut mempengaruhi kebutuhan tenaga
kerja.Jika promosi dilakukan dikemudian hari, calon karyawan yang dibutuhkan
harus dengan spesifikasi yang lebih banyak
2. Penarikan (recruitment)
a. Alasan Mengadakan Rekrutmen
1. berdirinya organisasi baru
2. adanya perluasan kegiatan organisasi
3. terciptanya pegawai-pegawai dan kegiatan-kegiatan baru
4. adanya pegawai yang pindah ke organisasi lainnya.
5. adanya pegawai yang berhenti
6. adanya pegawai yang usia pensiun
7. adanya pegawai yang meninggal dunia
b. Menentukan Metode Rekrutmen
1. Metode Tertutup/Internal
Informasi hanya disampaikan pada karyawan atau orang-orang tertentu saja.
Kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang lebih baik kecil
2. Metode Terbuka/Eksternal
Informasi dibuka secara luas dengan memasang iklan pada media massa,
cetak maupun elektronik. Kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang
qualified lebih besar
3. Seleksi
a. Pengertian Seleksi
1. Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak unt menjadi karyawan perusahaan. (Malayu Hasibuan)
2. Seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian,
yaitu yang akan diterima dan yang ditolak. (Dale Yoder)
P a g e 15 | 69
2. Peran karyawan sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai sasaran dan tujuannya.
e. Cara Seleksi
1. Metode Non ilmiah atau Tradisional
Yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria atau standar
atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan/ jabatan, tetapi hanya didasarkan
kepada perkiraan dan pengalaman kerja.
Unsur-unsur yang diseleksi yaitu :
a) Surat lamaran bermaterai
b) Ijasah sekolah dan daftar nilainya
c) Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman
d) Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya
e) Wawancara langsung dengan pelamar bersangkutan
f) Penampilan dan keadaan fisik pelamar
g) Keturunan dari pelamar bersangkutan
h) Tulisan pelamar
2. Metode Imilah
Yaitu seleksi yang didasarkan kepada job specification (ilmu pengetahuan) dan
kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi, serta berpedoman kepada kriteria dan
standar-standar tertentu.
Seleksi ilmiah hendaknya dilaksanakan dengan cara :
a) Metode kerja yang jelas dan sistematis
P a g e 16 | 69
b) Berorientasi kepada prestasi kerja
c) Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan
d) Berdasarkan kepada job analysis, dan ilmu sosial lainnya
e) Berpedoman kepada UU Perburuhan
f. Kualifikasi-kualifikasi seleksi
1. Umur
2. Keahlian
3. Kesehatan fisik
4. Pendidikan
5. Jenis kelamin
6. Tampang
7. Bakat
8. Temperamen
9. Karakter
10. Pengalaman kerja
11. Kerjasama
12. Kejujuran
13. Kedisiplinan
14. Inisiatif dan kreatif
i. Tingkat-tingkat Seleksi
1. Seleksi tingkat pertama
P a g e 17 | 69
Meliputi semua prosedur seleksi sejak dari surat lamaran sampai
dengan pelamar dinyatakan diterima menjadi calon karyawan dengan
status masa percobaan.
2. Seleksi tingkat kedua
Dilakukan atas calon karyawan yang berstatus masa percobaan, dengan
cara mengamati dan menilai mental, perilaku dan kemampuan nyata si
calon dalam menyelesaikan pekerjaan serta disiplinnya.
3. Seleksi tingkat ketiga
Dilakukan dengan mengikuti pra jabatan atau latihan yang diakhiri
dengan ujian-ujian. Jika tahap ini lulus maka mereka akan diangkat/
dipromosikan menjadi karyawan tetap serta haknya akan diterima
sepenuhnya.
j. Kendala-kendala Seleksi
1. Tolok ukur
2. Penyeleksi
3. Pelamar
Contoh :
CV. Firman Jaya akan memproduksi 700 unit buku setiap hari. Standar prestasi , per
orang, per hari (7 jam) 10 unit. Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan CV. Firman
Jaya?
Jika karyawan yang 70 orang ini betul-betul efektif bekerja setiap hari, maka
pekerjaan akan selesai tepat pada waktunya.
Kenyataannya mereka tidak dapat bekerja efektif, karena absen, makan, sholat, ke
kamar kecil, menerima telpon dan lain-lain.
Bagaimana usaha yang harus dilakukan agar pekerjaan tepat selesai pada waktunya dan
jumlah karyawan mendekati kebutuhan yang sebenarnya? Jadi disini harus memperkirakan
tingkat rata-rata absensi atau ketidakhadiran. Akibatnya pekerjaan tidak dapat diselesaikan
pada waktunya.
Absen =
Jumlah hari absen per bulan x 100%
Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja per bulan
Contoh:
20/10 x 25 x 100% = 8%
Bahan Diskusi
1. Jelaskan pentingnya fungsi pengadaan (procurement) karyawan!
2. Jelaskan dasar penarikan calon karyawan!
3. Apa saja pokok bahasan utama dalam seleksi!
P a g e 19 | 69
BAB IV
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pengembangan sumber
daya manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat
detil info tugas di pertemuan keempat ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang pengembangan sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pentingnya Pengembangan SDM
Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan
pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis.
P a g e 20 | 69
Adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan kenis, teoritis, konseptual dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan
dan pelatihan.( H.Malayu S.P. Hasibuan, 2009:69 )
P a g e 21 | 69
ketrampilan (skill). Peningkatan kemampuan ini akan mendapat perhatian dan
penghargaan dari suatu lembaga.
c. Sebagai suatu komitmen lembaga dalam melakukan komunikasi kepada pekerja
untuk mengidentifikasi fakta yang sebenarnya atas nilai-nilai lembaga, misalnya
tingkat kualitas produk, tingkat pelayanan untuk pelanggan dan lain-lain.
Komunikasi ini merupakan satu kesempatan membuka komunikasi dua arah.
d. Mengidentifikasi persepsi segenap sumber daya manusia yang ada tentang visi.
misi, tujuan perusahaan dan kebijakan. Ini penting bagi perusahaan dalam
memahami perilaku pekerja (human behavior).
e. Secara umum, setiap pekerja mempunyai kebutuhan akan rasa puas dalam
bekerja. Pelatihan dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai tingkat
kepuasan kerja tersebut.Hal ini akan membantu seseorang untuk memahami
kenapa diperlukan perubahan serta manfaat yang akan diperolehnya.
4. Metode Simulasi
Metode ini merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk
realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap sebagai
teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Metode simulasi
yang popular adalah permainan bisnis (bussiness games). Metode ini
merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat bermanfaat
dan diperlukan dalam pelatihan.
5. Metode Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan (skill) pengrajin atau
pertukangan. Metode ini tidak mempunyai standar format. Pegawai peserta
mendapatkan bimbingan umum dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.
H. Tahap Pengembangan
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelakasnaan pendidikan dan
pelatihan menitikberatkan pada :
1. Membantu pegawai dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan.
2. Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat erat hubungannya dengan pekerjaan
sekarang ataupun masa yang akan datang.
3. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan haruslah direncanakan dan diorganisasikan
untuk mendapatkan efektivitas dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan itu sendiri.
P a g e 24 | 69
Bahan Diskusi
P a g e 25 | 69
BAB V
PERENCANAAN KARIER
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan karier dan
mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat detil info tugas di
pertemuan kelima ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang perencanaan karier
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Perencanaan Karier
Karier adalah semua pekerjaan (atau jabatan) yang dipunyai (dipegang selama
kehidupan kerja seseorang. Perencanaan karier adalah suatu perencanaan tentang
kemungkinan seorang karyawan suatu organisasi atau perusahaan sebagai individu
meniti proses kenaikan pangkat atau jabatan sesuai persyaratan dan kemampuan.
Perencanaan karier diperlukan bagi para karyawan untuk selalu siap menggunakan
kesempatan karier yang ada meskipun perencanaan karier kadang-kadang tidak
menjamin keberhasilan karier. Sikap atasan, pengalaman pendidikan, juga nasib
memainkan peranan penting dalam perencanaan karier.
4. Mengurangi penimbunan
Tanpa perencanaan karier, para manajer akan mudah menimbun bawahan-
bawahan kunci yang berketerampilan dan berprestasi kerja tinggi. Perencanaan
karier menyebabkan karyawan, manajer dan departemen personalia menjadi sadar
akan kualifikasi karyawan.
5. Memuaskan kebutuhan karyawan
Dengan sedikit penimbunan dan meningkatnya kesempatan untuk tumbuh bagi
karyawan, kebutuhan-kebutuhan dan penghargaan individual, seperti
penghargaan dan prestasi, akan lebih terpuaskan.
6. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
P a g e 27 | 69
Perencanaan karier dapat membantu para anggota kelompok agar siap untuk
jabatan-jabatan yang lebih penting. Persiapan ini akan membantu pencapaian
rancana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
7. Menurunkan perputaran karyawan
Perencanaan terhadap karier individual akan meningkatkan kesetiaan organisasi
dan oleh karena itu menurunkan perputaran karyawan.
P a g e 28 | 69
Perencanaan karier adalah proses melalui mana seseorang memilih sasaran karier
dan jalur ke sasaran tersebut.
5. Pengembangan karier (Carrer Development)
Pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan
seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.
Bahan Diskusi
BAB VI
PENILAIAN PRESTASI KERJA
P a g e 29 | 69
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian prestasi kerja
dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan keenam ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang penilaian prestasi kerjakaryawan atau sumber
daya manusia
2. Mahasiswa dapat memahami proses penilaian prestasi kerja karyawan atau sumber
daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja (Performance Appraisal)
1. Proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah
ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan
deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode
tertentu, menurutUtomo, Tri Widodo W.
Standar kerja tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
2. Suatu sistem formal yang secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja
individu dalam menjalankan tugas-tugasnya,menurut Mondy dan Noe (1993:394)
3. Menurut Mejia, dkk (2004:222-223), Proses yang terdiri dari:
a. Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh terhadap
kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengacu pada hasil
analisa jabatan.
b. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada proses ini,
pihak manajemen menentukan kinerja pegawai yang bagaimana yang termasuk
baik dan buruk. Manajemen dalam suatu organisasi harus melakukan
perbandingan dengan nilai-nilai standar atau memperbandingkan kinerja antar
pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
c. Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak
manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan potensi
pegawai di organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemberian umpan balik dan pembinaan untuk meningkatkan kinerja pegawainya,
P a g e 30 | 69
Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan
balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Kegunaan-kegunaan
penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut :
1. Perbaikan prestasi kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan manajer dan departemen
personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.
2. Penyesuaian dan kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan
kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya
3. Keputusan dan penempatan
Promosi, transfer dan promosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau
antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja
masa lalu.
4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga,
prestasi kerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
5. Perencanaan dan pengembangan karier
Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur
karier tertentu yang harus diteliti.
6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur
staffing departemen personalia
7. Ketidak akuratan informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi
analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia atau komponen-komponen
lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi
yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia yang diambil
tidak tepat.
8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9. Kesempatan kerja yang adil
P a g e 31 | 69
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa diskriminasi
10. Tantangan-tantangan eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja,
seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya.
Dengan penilaian prestasi departemen personalia mungkin dapat menawarkan
bantuan.
P a g e 32 | 69
Dengan metode rating scale (skala penilaian) ini, para karyawan dinilai berdasarkan
faktor-faktor yang telah ditetapkan sebelumnya (salah satu sumber utamanya
adalah job description, yang akan dibahas pada kesempatan lain dalam blog ini).
Selanjutnya, para evaluator akan menilai kinerja menurut sebuah skala yang meliputi
beberapa kategori, biasanya dalam angka 5 sampai 7, yang didefinisikan dengan kata
sifat seperti luar biasa, memenuhi harapan, atau butuh perbaikan.
Faktor-faktor yang dipilih untuk evaluasi biasanya ada dua macam:
(1) Faktor-faktor yang berhubungan dengan jabatan (job-related)
(2) Karakteristik-karakteristik pribadi.
Skor
Faktor/Karakteristik
1 2 3 4 5
Pencapaian Sasaran Kerja
Kualitas Kerja
Kedisiplinan
Inisiatif
Tanggung Jawab
Skor Kinerja (Rata-rata)
Dalam contoh di atas digunakan skala penilaian 1 sampai 5, di mana 1 = buruk, 2 =
kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = istimewa.
Kelebihan metode ini adalah kemudahan dalam proses penilaian. Rater hanya tinggal
memberikan tanda silang (x) atau contreng (v) pada kolom yang sesuai untuk masing-
masing faktor atau karakteristik yang dinilai.
Kelemahan contoh di atas adalah tidak jelasnya deskripsi dari faktor/karakteristik
serta skala nilai itu sendiri. Hal ini mengakibatkan rater cenderung menggunakan
perspektifnya sendiri dalam menilai. Akibatnya hasil penilaian menjadi tidak reliabel
dan lemah untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Untuk itu perlu dijelaskan secara lebih detail apa yang dimaksud dengan kualitas
kerja, kedisiplinan, dan seterusnya. Kriteria pemberian nilai untuk masing-masing
faktor/karakteristik juga harus dideskripsikan dengan jelas. Misalnya saja, seperti apa
perilaku yang harus ditunjukkan seorang karyawan untuk mendapat skor 5 dalam
faktor kedisiplinan.
2. Checklist
Metode penilaian checklist dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai, penilai
tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja
dan karakteristik-karakteristik karyawan. Penilai biasanya adalah atasan langsung
(sama halnya dengan metode Rating Scale). Metode checklist bisa memberikan suatu
gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang
memadai. Meskipun metode ini praktis dan terstandarisasi, penggunaan kalimat-
kalimat yang umum mengurangi keterkaitan dengan pekerjaan. Metode checklist pada
item-item diberikan bobot penilaian.
P a g e 34 | 69
PERUSAHAAN PARAMITA
Performance Checklist
P a g e 35 | 69
Metode peristiwa kritis sangat berguna dalam memberikan umpan balik kepada
karyawan dan mengurangi kesalahan kesan terakhir. Kelemahan metode ini adalah
bahwa para atasan sering tidak berminat mencatat peristiwa-peristiwa kritis atau
cenderung mengada-ada dan bersifat subyektif
P a g e 36 | 69
4. Teknik pusat penilaian
Untuk membantu identifikasi “talenta” manajemen di waktu yang akan datang,
banyak perusahaan besar mempunyai pusat-pusat penilaian.
Assessment centers adalah suatu bentuk penilaian karyawan yang distandarisasikan
dimana tergantung pada berbagai tipe penilaian dan penilai.
P a g e 37 | 69
BAB VII
PEMBERIAN KOMPENSASI
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberian kompensasi
dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan ketujuh ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pemberian kompensasiterhadap karyawan atau
sumber daya manusia
2. Mahasiswa dapat memahami proses pemberian kompensasi terhadap karyawan atau
sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
Perusahaan dapat memberi penghargaan kepada karyawan dalam bentuk finansial maupun
non finansial, penghargaan finansial meliputi pemberian gaji/ upah, tunjangan, jaminan
asuransi, pembagian keuntungan, bonus dan pensiun. Sedangkan penghargaan non finansial
meliputi kondisi kerja yang baik, penghargaan atas prestasi.
Kompensasi dapat memiliki arti berlainan, tergantung pada perspektif masing-masing.
Sebagian karyawan mengidentifikasikan kompensasi sebagai imbalan bagi pekerjaan yang
telah diselesaikan karyawan tersebut dan karyawan lain mungkin menganggap kompensasi
sebagai nilai yang diletakkan perusahaan pada keahlian atau kemampuan karyawan. Dalam
hal ini arti kompensasi memang lebih luas daripada pengertian gaji/ upah.
Kompensasi dapat diartikan sebagai semua bentuk pengembalian (return) finansial dan
tunjangan-tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian dari sebuah hubungan
kepegawaian. Kompensasi meliputi imbalan monetee (ekstrinsik) dan imbalan intrinsik
organisasi (pengakuan, pemberian kesempatan untuk promosi, tantangan kesempatan kerja).
Sedangkan arti upah menurut Edwin B. Flippo adalah harga untuk jasa-jasa yang telah
diberikan oleh seseorang kepada orang lain.
P a g e 38 | 69
A. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk uang,
artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang
bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang.
Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat penunai padi
upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial
(financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian
mereka dengan sebuah organisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi berupa
finansial karena pengeluaran moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi
bisa langsung diberikan kepada karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan
menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter.
B. Terminologi Kompensasi
C. Jenis-jenis Kompensasi
P a g e 39 | 69
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokkan
kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan non finansial.
1. Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah),
bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan
dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas
pembelian saham)
2. Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi
(asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar
jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas
seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
3. Kompensasi non finansial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik,
tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja
(kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat yang
menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
5. Pengendalian biaya
6. Memenuhi peraturan-peraturan.
P a g e 40 | 69
1. Mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi
2. Sesuai dengan dan mendukung strategi dan struktur organisasi.
4. Menetapkan spektrum yang lebih luas atas perilaku tugas (task behavior) yang
diinginkan dari seluruh anggota organisasi.
7. Dapat mencapai ke-enam kreteria tersebut dengan biaya yang proposional sesuai
dengan kondisi keuangan internal.
2. Serikat karyawan
Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan organisasi
karyawan tersebut untuk menggunakan pengaruh mereka pada penentuan tingkat
kompensasi. Semakin kuat kekuatan serikat berarti semakin kuat posisi perundingan
karyawan dalam penetapan tingkat upah mereka.
3. Produktivitas
Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup dan tumbuh.
Tanpa hal ini perusahaan tidak dapat membayar para karyawannya melebihi
kontribusi mereka kepada perusahaan melalui produktivitas.
P a g e 42 | 69
Semua organisasi mempunyai kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi pengupahan
dan penggajian. Salah satu kebijakan umum adalah memberikan kenaikan upah yang
sama besarnya kepada karyawan anggota serikat buruh atau bukan anggota serikat,
kebijakan pembayaran bonus (premi) di atas upah dasar, menetapkan kenaikan
kompensasi secara otomatis bila indeks biaya bidup naik.
6. Kendala-Kendala Pemerintah
Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya
mempengaruhi penetapan kompensasi perusahaan. Peraturan upah minimum, upah
kerja, kerja lembur dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak merupakan
beberapa contoh kendala kompensasi yang berasal dari pemerintah.
H. Tingkatan Upah dan Gaji Karyawan
Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2001 dan keputusan Menteri
Keuangan tentang PPh pasal 21 tahun 2003, ada dijelaskan mengenai tingkat upah
yang diterima karyawan. Upah yang diterima karyawan dibagi atas beberapa
golongan yaitu:
1. Upah Harian Lepas
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam
perkerjaan yang telah ditentukan. Orang yang bekerja dengan upah harian
lepas biasanya tidak terikat kerja kepada majikan.
3. Upah Borongan
Upah yang diperoleh seseorang sesuai kesepakatan antara pekerja dengan
penyuruh (penyewa) dan besarnya upah yang diterima juga terhantung
kesepekatan diantara dua belah pihak, jenis perkerjaan yang telah disepakati
ini harus selesai dilakukan tanpa turut campur tangan dari pihak penyewa.
4. Upah Honorarium
P a g e 43 | 69
Upah yang diterima jika perkerjaan dilakukan dan sedangkan jumlahnya
tergantung dari kesepakatan pekerja dengan majikan. Orang yang menerima
upah honorium biasanya tidak terikat kerja dengan majikan.
Berdasarkan Teori Upah Ekonomi masalah pengupahan ini terdapat tiga macam yaitu:
1. Teori pasar
Konsep ini menganggap bahwa upah ditentukan oleh hasil proses perundingan
antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya.
Jadi tingkat upah yang diterima ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan tenaga kerja. Dalam teori ini buruh diperlakukan sebagai barang.
2. Standar hidup
Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh
untuk menikmati hidup dengan layak, dan pengusaha harus memberikan upah
cukup tinggi, memberikan pelayanan lain seperti jaminan hari tua, pendidikan,
tabungan, dan hiburan.
3. Teori kemampuan untuk membayar
Teori ini menganggap bahwa tingkat pembayaran harus didasarkan pada
kemampuan perusahaan untuk membayar. Disini, besar kecilnya upah
dipengaruhi oleh laba yang diterima oleh perusahaan. Apabila perusahaan
memperoleh laba besar maka karyawan harus menerima tambahan upah dari
keuntungan tersebut. (Swastha dan Sukotjo 2000, 268).
Besar kecilnya tingkat upah untuk buruh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
terdiri dari (Swastha dan Sukotjo 2000, 271).
1. Pasar tenaga kerja
2. Tingkat upah yang berlaku didaerah yang bersangkutan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
4. Situasi laba perusahaan
5. Peraturan Pemerintah
P a g e 44 | 69
BAB VIII
PEMELIHARAAN TENAGA KERJA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeliharaan tenaga kerja
dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kedelapan ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang pemeliharaan tenaga kerja
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Pemeliharaan Karyawan
Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian
manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap
pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.
P a g e 45 | 69
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dana atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif
untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
B. Tujuan Pemeliharaan
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
P a g e 46 | 69
kerjanya meningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberian pemeliharaan akan
tercapai.
P a g e 47 | 69
d) Faktor ketidak-serasian kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelola dalam
perusahaan.
Pada masa ini, seluruh kejadian/ kecelakaan di perusahaan menjad tanggung
jawab manajemen, sehingga cara mengatasi lebih bersifat preventif dengan
mengelola program keselamatan dan kesehatan kerja serta program pelayanan
secara terpadu.
Dengan melihat permasalahan keselamatan kerja melalui pendekatan sistem, maka dapat
diterima bahwa yang menjadi penyebab kecelakaan adalah karena adanya kelemahan dan
ketidak serasian dalam sistem manajemen. Dengan berubahnya pandangan yang
diarahkan pada sifat preventif atau pencegahan, maka fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan
diperlukan untuk mencapai tujuan.
P a g e 48 | 69
BAB IX
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemutusan hubungan
kerja dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kesembilan ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang pemutusan hubungan kerjakaryawan atau
sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Penyebab Pemutusan Hubungan Kerja
Pada hakikatnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat terjadi karena beberapa hal
diantaranya :
1. Pengunduran diri dari pihak karyawan
Karyawan dapat mengajukan pengunduran diri dari pekerjaannya karena alasan
pribadi, tidak cocok dengan pimpinan atau manjemen maupun tidak menyenangi
lingkungan kerja. Pengunduran diri ini dapat juga dikarenakan karyawan merasa
mempunyai kesalahan dan daripada dipecat dari jabatannya maka secara sukarela
dia mengajukan diri.
b. Pemecatan (fired)
Tindakan ini sebenarnya dilakukan perusahaan sudah merupakan pilihan
terakhir dan sebelumnya harus telah didahului dengan peraturan-peraturan yang
harus ditaati, sanksi-sanksi yang akan diberikan jika melanggar, seperti misalnya
skorsing dan karyawan juga telah diberi peringatan-peringatan. Pelanggaran-
pelanggaran yang pada umumnya dilakukan karyawan diantaranya :
1. Lalai dalam melaksanakan tugas (sering tidak hadir tanpa ijin)
2. Inefisiensi dalam bekerja
3. Suka membuat keributan di tempat kerja
4. Melakukan kecurangan, manipulasi, pencurian
Hal-hal tersebut yang akhirnya dapat menyebabkan adanya tindakan pemecatan
dari perusahan
P a g e 50 | 69
pengurangan karyawan dan bukan karena karyawan tersebut melakukan
kesalahan atau kurang cakap dalam bekerja.
e. Pemensiunan
Karyawan yang telah memasuki usia tertentu akan berhenti bekerja atau
meninggalkan perusahaan karena pensiun. Memasuki masa pensiun ini
karyawan akan mendapatkan tunjangan pensiun yang dibayarkan setiap bulan
maupun berupa pesangon sekaligus. Karyawan dapat pula mengajukan pensiun
sebelum waktunya (pensiun muda) karena alasan pribadi atau perusahaan
menghendaki karyawan dipensiunkan lebih awal karena ada pengurangan staf.
B. Perhitungan Uang Penghargaan Masa Kerja Atas Pemutus Hubungan Kerja dari
Perusahaan
Berdasarkan pasal 156 UU Ketenegakerjaan mengatur bahwa apabila terjadi PHK
pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon atau uang penghargaan masa kerja
dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima oleh pekerja/buruh. Perhitungan
uang pesangon yang seharusnya diterima ditetapkan sebagai berikut:
1. Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah
2. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah
3. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah
4. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah
5. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah
6. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah
7. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah
8. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah
9. Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 upah
10. Masa kerja 24 tahun lebih, 10 bulan upah
P a g e 51 | 69
BAB X
KEPUASAN KERJA, STRES, DAN DISIPLIN
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja, stres dan
disiplin dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan
baik setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kesepuluh ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang kepuasan kerja, stres dan disiplin padakaryawan
atau sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan
hidup, karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Berikut ini
beberapa pengertian kepuasan kerja yang diambil dari beberapa sumber:
1. Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian
seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya (Setiawan dan Ghozali,
2006:159).
2. Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah
evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge, 2008:107).
3. Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya (Handoko, 2001:193).
4. Hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan
hal yang dinilai penting (Luthans, 2006:243).
P a g e 52 | 69
B. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum (1956) dalam As'ad (1999)
adalah:
1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan;
2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan
bereaksi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan
kemasyarakatan;
Ada dua faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri
pegawai dan faktor pekerjaannya (Mangkunegara, 2009:120).
1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin,
kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara
berfikir, persepsi, dan sikap kerja.
2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan),
kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan,
interaksi sosial, dan hubungan kerja.
P a g e 53 | 69
3. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4. Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang
mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
5. Pengawasan. Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan
turnover.
6. Faktor Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan
keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
7. Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran, kantin dan
tempat parkir.
8. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan
tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
C. Stres Karyawan
1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungan, sebagai hasilnya pada diri para karyawan berkembang
berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Orang-
orang yang mengalami stress bisa menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis.
Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau
menunjukkan sikap yang tidak kooperatif. Lebih lanjut, mereka melarikan diri dengan
P a g e 54 | 69
minum alkohol (minuman keras) atau merokok secara berlebihan. Disamping itu
mereka bahkan bisa terkena berbagai penyakit fisik seperti masalah pencernaan dan
atau tekanan darah tinggi serta sulit tidur.
2. Penyebab-penyebab Stres
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres
dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stres
karena kombinasi stressors. Ada dua ketegori penyebab stress yaitu on the job dan off
the job.
Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress, tergantung pada reaksi
karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan
mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan
menolaknya. Bagaimanapun juga ada sejumlah kondisi kerja yang sering
menyebabkan stress bagi para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Beban kerja yang berlebihan
2. Tekanan atau desakan waktu
3. Kualitas supervisi yang jelek
4. Iklim politis yang tidak aman
5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7. Kemenduaan peranan (role ombiguity)
8. Frustasi
9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11. Berbagai bentuk perubahan
Di lain pihak stress karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi
diluar perusahaan. Penyebab-penyebab stress “off the job” antara lain :
1. Kekuatiran finansial
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3. Masalah-masalah fisik
4. Masalah-masalah perkawinan (misal : perceraian)
P a g e 55 | 69
5. Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
D. Disiplin
P a g e 56 | 69
mengetahui standar-standar apa yang harus dicapai, mereka cenderung menjadi salah
arah atau gratik. Disamping itu, manajemen hendaknya menetapkan standar-standar
secara positif dan bukan secara negatif seperti “jaga keamanan” bukan “jangan
ceroboh”. Mereka biasanya juga perlu mengetahui alasan-alasan yang melatar
belakangi suatu standar agar mereka dapat memahaminya.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan pendisiplinan (disciplinary action) sebagai contoh, tindakan pendisiplinan
bisa berupa peringatan atau skorsing.
Sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan
mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menajtuhkan karyawan yang berbuat salah.
Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan datang
bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Pendekatan negatif yang bersifat
menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan,
seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, kelesuan, dan ketakutan
pada atasan. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan secara ringkas adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memperbaiki pelanggar
2. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan-kegiatan yang
serupa
3. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif
Bentuk tindakan pendisiplinan yang terakhir adalah pemecatan. Tindakan ini sering
dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan departemen personalia, tetapi pandangan
tersebut tidak realistik. Tidak ada manajemen maupun karyawan yang sempurna,
sehingga hampir pasti ada berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan. Kadang-
kadang lebih baik bagi seorang karyawan untuk pindah bekerja di perusahaan lain.
Bagaimanapun juga, organisasi mempunyai batas kemampuan yang dapat dicurahkan
untuk mempertahankan seorang karyawan jelek.
P a g e 57 | 69
BAB XI
PRODUKTIVITAS
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan produktiitas dalam sebuah
perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat
detil info tugas di pertemuan kesebelas ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang produktivitas karyawan atau sumber daya
manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Produktivitas
Adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebihbanyak daripada ukuran biasa
yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3).
B. Pengukuran Produktivitas
Adapun alasan perusahaan untuk mengadakan pengukuran produktivitas adalah :
1. Digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa efisien dan efektifitas
produksi sehingga memotivasi proses tersebut.
2. Digunakan sebagai sarana manajemen untuk menentukan target/ sasaran tujuan
dan digunakan sebagai pertukaran informasi antara tenaga kerja serta
manajemen secara periodik terhadap suatu masalah yang terkait.
3. Digunakan sebagai sarana pengamatan dan kontrol atas perubahan. Perubahan
dari gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnoliknya menunjukkan
kemacetan dan rintangan dalam peningkatan kredibilitas perusahaan
P a g e 59 | 69
2. Input turun dan output naik
3. Input naik dan output naik dengan kenaikan yang lebih besar dari kenaikan input
4. Input turun dan output dengan jumlah penurunannya lebih kecil dari turunnya
input
C. Manfaat Produktivitas
Arti penting produktivitas bagi individu antara lain ;
1. Meningkatnya pendapatan dan jaminan sosial, hal tersebut dapat memperbesar
kemampuan atau daya untuk memberi barang dan jasa demi keperluan sehari-hari
sehingga kesejahteraannya akan lebih baik.
2. Dapat meningkatkan harkat martabat serta pengakuan terhadap potensi yang
dimiliki oleh individu yang bersangkutan.
3. Dapat meningkatkan motivasi kerja dan insentif untuk meningkatkan prestasi
P a g e 60 | 69
d. Dapat menambah perluasan kesempatan kerja, hal ini terjadi karena
keuntungan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk eksport sehingga
dapat meningkatkan standar hidup dan citra karyawan.
e. Pada umumnya dapat mencapai landasan ekonomi yang kuat bagi
peningkatan standar hidup dan kesejahteraan manusia.
P a g e 62 | 69
BAB XII
HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan hubungan industrial
Pancasila dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan
baik setelah mendapat detil info tugas di pertemuan keduabelas ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang hubungan industrial Pancasila
terhadapkaryawan atau sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian
Hubungan Industrial Pancasila adalah hubungan antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan jasa (pekerja, pengusaha dan pemerintah) didasarkan atas nilai
yang merupakan manisfestasi dari keseluruhan sila-sila dari pancasila dan Undang-
undang 1945 yang tumbuh dan berkembang diatas kepribadian bangsa dan kebudayaan
nasional Indonesia.
P a g e 63 | 69
5. Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajadnya sesuai dengan martabatnya
manusia.
C. Landasan HIP
1. Hubungan Industrial Pancasila mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan
konstitusional adalah UUD’45. secara operasional berlandaskan GBHN serta
ketentuan-ketentuan pelaksanaannya yang diatur oleh pemerintah.
2. Hubungan industrial pancasila juga berlandaskan kepada kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah untuk menciptakan keamanan nasional dan stabilitas
nasional.
P a g e 64 | 69
2. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
a. Melalui kesepakatan kerja bersama dapat diwujudkan suatu proses musyawarah
dan mufakat dalam mewujudkan kesepakatan kerja bersama.
b. Dalam kesepakatan kerja bersama semangat hubungan industrial pancasila perlu
mendapat perhatian.
c. Setiap kesepakatan kerja bersama supaya paling sedikit harus memiliki suatu
pendahuluan/mukadimah yang mencerminkan falsafah hubungan industrial
pancasila.
3. Kelembagaan Penyelesaian Perselisihan Industrial
a. Lembaga yang diserahi tugas penyelesaian perselisihan industrial perlu
ditingkatkan peranannya melalui peningkatan kemampuan serta integritas
personilnya.
b. Kelembagaan penyelesaian perselisihan baik pegawai perantara, arbitrase
P4D/P4P yang berfungsi dengan baik akan dapat menyelesaikan perselisihan
dengan cepat, adil, terarah dan murah.
4. Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan
a. Peraturan perundangan berfungsi melindungi pihak yang lemah terhadap pihak
yang kuat dan memberi kepastian terhadap hak dan kewajibannya masing-
masing.
b. Setiap peraturan perundangan ketenagakerjaan harus dijiwai oleh falsafah
hubungan industrial pancasila. Karena itu kalau perlu diciptakan peraturan
perundangan yang baru yang dapat mendorong pelaksanaan hubungan industrial
pancasila.
5. Pendidikan Hubungan Industrial
a. Agar falsafah hubungan industrial pancasila dipahami oleh masyarakat, maka
falsafah itu disebarluaskan baik melalui penyuluhan maupun melalui pendidikan.
b. Penyuluhan dan pendidikan mengenai hubungan industrial pancasila ini perlu
dilakukan baik kepada pekerja/serikat pekerja maupun pengusaha dan juga aparat
pemerintah.
P a g e 65 | 69
F. Beberapa Masalah Khusus yang Harus Dupecahkan dalam Hubungan Industrial
Pancasila
1. Masalah pengupahan
Apabila di dalam perusahaan dapat diciptakan suatu sistem pengupahan yang baik
maka dapat menciptakan ketenagakerjaan, ketenangan usaha serta peningkatan
produktivitas kerja. Apabila di dalam perusahaan tidak dapat diciptakan suatu sistem
pengupahan yang baik, maka upah akan selalu menjadi sumber perselisihan di dalam
perusahaan.
2. Pemogokan
Pemogokan akan dapat merusak hubungan antara pekerja dengan pengusaha. Hak
mogok diakui dan diatur penggunaannya. Oleh sebab itu walaupun secara yuridis
dibenarkan tetapi secara filosofis harus dihindari.
Dalam pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila berdasarkan kepada dua azas kerja
yaitu :
1. azas Kekeluargaan dan gotong royong
2. azas Musyawarah untuk mufakat
Sedangkan sebagai manifestasi dari kedua azas di atas, maka HIP mendasarkan diri
kepada 3 (tiga) azas kerja sama, yaitu bahwa pekerja dan pengusaha merupakan teman
seperjuangan dalam :
1. Proses produksi, berarti mereka wajib bekerja serta membantu kelancaran usaha
P a g e 66 | 69
2. Dalam pemerataan menikmati hasil perusahaan, berarti hasil usahanya dinikmati
bersama dengan bagian layak/ sesuai dengan prestasinya.
3. Dalam bertanggung jawab, kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara,
masyarakat sekeliling, pekerja dan keluarganya dan kepada pengusaha dimana
mereka bekerja.
P a g e 67 | 69
a. Karyawan perlu diajak berperan serta di dalam memecahkan persoalan-
persoalan perusahaan.
b. Karyawan menghendaki agar pengusaha dapat memberikan upah yang layak
c. Karyawan menghendaki diberi tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan
diberi kesempatan untuk berkembang
d. Karyawan menginginkan adanya ketenangan, kepastian kerja dan diberi
kesempatan untuk mengutarakan keluhan-keluhannya serta memperoleh
tanggapan yang wajar dari pengusaha
7. Di pihak karyawan dan Serikat Pekerja harus menyadari dan mau menerima
keadaan, bahwa :
a. Fungsi memimpin dan mengendalikan perusahaan berada di tangan pengusaha
yang perlu dukungan dari karyawan atau Serikat Pekerja.
b. Di samping memberikan upah/ gaji dan kesejahteraan bagi karyawan,
pengusaha masih harus menjamin keperluan-keperluan lain, seperti; perluasan
usaha, penggantian barang-barang modal, pemberian deviden untuk para
pemilih modal dan pembayaran pajak.
c. Pengusaha mempunyai wewenang untuk memilih dan mengangkat karyawan
untuk suatu pekerjaan tertentu
d. Keanggotaan karyawan dalam Serikat Pekerja tidaklah berarti mengurangi
kesetiaan
DAFTAR PUSTAKA
P a g e 68 | 69
Edwin B, Flippo, 1995, Principles of Personal Management, Mc. Graw Hill Book co inc.
Gary Dester 1995, Manajemen Personalia, Teknik dan Konsep Modern, Erlangga, Jakarta
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk bisnis yang kompetitif, 2000,
Gadjah Mada University Press.
Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE Jogja.
Henry Simamora, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta
Payment J. Simanjutak, 1980, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, FE-UI, Jakarta
Luthans, Fred. 2006. Prilaku Organisasi edisi 10. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 2006 Edisi Revisi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Robins, Stepent P. dan Timoty A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:Salemba Empat.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
P a g e 69 | 69