Anda di halaman 1dari 17

LEADERSHIP

FINAL ASSIGNMENT
MOTIVATION AND EMPOWERMENT

Disusun Oleh

Florencia Irene 01311171165


Jason Rich Darmawan Onggo Putra 01311171084
Mahendra Zaini 01311171206
Michael Yeung 01311171378

UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA


S1 BUSINESS
2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB 1 Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Profil Perusahaan 4
1.3 Biografi Narasumber 5
1.4 Problem Identification 5

BAB 2 Error! Bookmark not defined.

ISI 7
2.1 Problem Analysis 7
2.1.2 Theory Implementation 8
Reinforcement Theory of Motivation 8
Two Factor Theory of Motivation 10
Maslow Hierarchy of Needs 11
Empowerment 12

BAB 3 14

PENUTUP 14
3.1 Summary 14
3.2 Lesson Learned 15
References
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemimpin merupakan suatu peranan yang sangat penting dalam


sebuah perusahaan, komunitas, kelompok, masyarakat ataupun organisasi.
Tanpa hadirnya seorang pemimpin maka visi, arahan, tujuan, motivasi kerja,
maupun koordinasi dalam kelompok dapat menjadi kabur. Menjadi seorang
pemimpin berarti memiliki tanggung jawab yang lebih, karena seorang leader
tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya namun juga bertanggung jawab
pada anggotanya dan performa kelompok. Pemimpin yang baik dan ideal
memiliki kecakapan dan kelebihan sehingga mampu mempengaruhi orang-
orang lain untuk dapat bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi
pencapaian suatu tujuan dan performa yang diinginkan.
Dengan tujuan untuk meraih pencapaian tersebut, pemimpin harus
memiliki karakter dan sikap tertentu. Setiap pemimpin, nyatanya memiliki
karakter, sikap, tipe dan cara memimpin yang berbeda. Namun, sudah
menjadi suatu hal mendasar yang jelas bagi pemimpin untuk memiliki
kapabilitas dalam mendorong anggota / tim-nya agar dapat antusias dan
tekun dalam meraih suatu tujuan atau tindakan tertentu. Dorongan terhadap
followers yang dilakukan oleh seorang leader, disebut juga dengan istilah
motivation. Motivasi yang diberikan oleh seorang leader sangat
mempengaruhi produktivitas organisasi, sehingga kesalahan dalam
memberikan motivasi kepada followers akan berdampak terhadap kinerja dan
performa followers dalam melakukan pekerjaan. Suatu studi menemukan
bahwa dalam suatu perusahaan, motivasi pekerja, performa organisasi, dan
profit, saling berhubungan satu dengan yang lainnya1. Oleh karena itu,
motivasi merupakan elemen penting yang harus seorang leader kuasai untuk
meningkatkan kualitas anggota-nya, performa dan kemajuan
perusahaan/organisasi itu sendiri.

1
https://economictimes.indiatimes.com/news/politics-and-nation/gallup-international-survey-pm-
narendra-modi-at-no-3-ahead-of-trump-xi-jinping-putin/articleshow/62467725.cms
Motivasi terhadap follower dapat ditempuh dengan berbagi cara dan
metode, dan salah satunya ialah dengan empowerment. Empowerment ialah
pembagian atau pendelegasian kekuasaan kepada subordinat di organisasi.
Melalui empowerment, leader dapat memotivasi followers dengan cara
memenuhi higher level needs sebagai berikut: memberikan kesempatan
kepada seseorang untuk lebih berpendapat, bertindak dan mengambil
keputusan dalam pekerjaan. Konsep empowerment dilatar belakangi dengan
self-efficacy. Dengan kata lain, rasa percaya diri seseorang dalam mencapai
tujuan dan merefleksikannya secara efektif.
Elemen motivation dan empowerment dalam suatu kepemimpinan
sangat penting, karena tolak ukur performa yang baik berasal dari motivasi
follower-nya. Oleh karena itu, melalui laporan ini, penulis akan mengulas
penerapan motivation dan empowerment dalam praktek kepemimpinan dalam
industri nyata, dan bagaimana theory tersebut dapat digunakan untuk
menganalisa sebuah masalah.

1.2 Profil Perusahaan

Dalam 20 tahun, Country Garden telah menjadi praktisi dalam


urbanisasi Tiongkok di lebih dari 300 kota, membawa modernisasi dalam
lanskap, meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Setiap tempat Country Garden yang dibuat telah menjadi
pemandangan spektakuler dan kartu pos kota, dengan lingkungan berkebun
yang tak terlupakan dan manajemen properti kelas satu yang membuat orang
merasa nyaman dan aman.
Arsitektur dan manajemen setiap komunitas baru harus bertahan
dalam ujian sejarah. Ke mana pun Country Garden pergi, ia bertujuan untuk
membangun komunitas kelas satu. Oleh karena itu, lebih dari 3 juta orang
memilih Country Garden sebagai rumah mereka.
Country Garden adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham
Hong Kong pada tahun 2007, sebuah perusahaan dengan lebih dari 140
miliar RMB dalam penjualan dan lebih dari 12 miliar pembayaran pajak RMB
pada tahun 2015, dan perusahaan yang mematuhi hukum dan peraturan.
Country Garden memiliki lebih dari 70.000 karyawan, menjual properti
dengan sentuhan akhir yang bagus dan dekorasi dengan harga rata-rata
hanya 6000 RMB / m², yang merupakan yang terendah di antara 10
pengembang properti top di China. Country Garden berupaya menyediakan
perumahan dengan rasio harga-ke-harga tertinggi untuk seluruh dunia. Sky
House BSD+ menciptakan lingkup kerja yang terintergrasi dengan sistem
digital dan menerapkan konsep Big Data. Hal ini mencapai dua hal sebagai
berikut:
1. Laporan objektif mengenai performa seorang sales. Hal ini bermanfaat
bagi perusahaan dan leader dalam mengambil keputusan. Dalam hal
ini, leader dapat memberikan reward dan punishment secara tepat dan
terukur.
2. Pencegahan perilaku buruk seorang sales, yaitu melakukan price
markup dan menyembunyikan hak klien Sky House BSD+ seperti
diskon, cashback, dan lain sebagainya.

1.3 Biografi Narasumber

Bapak Kono Harmoko Kwok lahir di Medan dan kuliah di Malaysia. Beliau
sebelum-nya mempunyai usaha namun mengalami penurunan. Pada tahun, 2016
beliau bergabung dengan PT. Country Garden Indonesia menjadi seorang sales
kemudian mendapat penghargaan sebagai top sales selama 6 bulan berturut-turut
sehingga dipercaya sebagai sales manager di Sky House BSD+
Beliau saat ini menanam modal dalam usaha (perkebunan lada dan vanili)
yang sedang dirintis bersama - sama dengan mitra orang tua-nya, yaitu di Belitung.
Beliau juga mempunyai usaha rumah makan di Ruko Golden Boulevard dan beliau
menitipkan makanan-nya di KM Shop untuk dikirim dengan Go-Food.

1.4 Problem Identification

Melalui wawancara dengan salah satu Sales Manager di Sky House BSD+,
penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat dipetakan menggunakan
konsep Leadership dengan menggunakan theory motivation dan empowerment.
Masalah yang ditemukan ialah mengenai bagaimana konsep pandangan dan definisi
seorang leader yang ideal dalam suatu manajemen perusahaan, sehingga dapat
memotivasi followers. Tidak hanya bertolak pada sebuah definisi saja, melainkan
cara serta proses yang dapat memotivasi followers dengan kapabilitas dan
kemampuan yang berbeda-beda, dalam mengembangkan diri sekaligus di satu sisi
mencapai goal perusahaan serta target penjualan. Penulis juga mengidentifikasi
masalah, yaitu pentingnya culture dalam memotivasi followers. Terakhir, penulis
menemukan permasalahan dalam pentingnya empowerment kepada sales manager
untuk mengolah sales dalam team.
BAB 2

ISI

2.1 Problem Analysis

Definisi seorang leader (lawan dari seorang hero dalam suatu tim)
yang penulis temukan dalam proses interview dengan sales manager Sky
House BSD+, yaitu seseorang yang dapat memotivasi followers-nya sehingga
willingness untuk berkembang dan output seorang followers serta tercapainya
goal perusahaan. Menurut Pak Kono, setiap leader harus tegas dan dapat
mengarahkan followers-nya agar mengembangkan diri. Untuk mencapai
peran tersebut, leader hadir dalam dua mata sisi, yaitu pada satu sisi, sebagai
seorang motivator dan di sisi lain tampil sebagai seorang pengawas. Dalam
hal melaksanakan motivasi dan pengawasan ini, manajemen dalam sales
team Pak Kono menekankan implementasi reinforcement theory of motivation
dan two factory theory.
2.1.2 Theory Implementation

2.1.2.1 Reinforcement Theory of Motivation

Gambar : https://www.tutorialspoint.com/employee_motivation/employee_motivation_reinforcement_theory.htm

Reinforcement theory of motivation menjelaskan metode yang


digunakan seorang leader untuk mempengaruhi kebiasaan individu.
Pandangan mereka menyatakan bahwa perilaku individu merupakan fungsi
dari konsekuensi-konsekuensinya (rangsangan – respons — konsekuensi).
Teori ini didasarkan atas semacam hukum pengaruh dimana tingkah laku
dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku
dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang.
Reinforcement theory of motivation dibagi menjadi empat bagian
sebagai berikut:
1. Positive reinforcement atau reinforcement positif adalah
behavior reinforcement yang dilakukan dengan memberikan
reward untuk kebiasaan followers yang baik. Sky House BSD+
memberikan komisi 1,5% dalam setiap closing deal.
2. Negative reinforcement atau reinforcement negatif adalah
behavior reinforcement yang dilakukan dengan mengurangi atau
menghentikan konsekuensi yang tidak disukai followers seperti
pemotongan gaji maupun leader yang mencari perkara dengan
followers.
3. Extinction adalah suatu upaya peredaan atau pembiaran
sehingga suatu kebiasaan dapat hilang dengan sendirinya.
Bapak Kono menekankan bahwa kunci pengembangan diri
seorang sales selalu kembali kepada diri sendiri sehingga jika
motivasi seorang sales hanya menerima gaji / kebiasaan buruk
(gaji seorang sales di Sky House BSD+ tertinggi di industri-nya,
yaitu Rp7.000.000,- “tujuh juta rupiah”). Dengan kata lain,
metode yang digunakan Bapak Kono untuk menghilangkan
kebiasaan buruk adalah dengan mendorong tim sales-nya untuk
berpikir tentang motivasi diri mengapa berada di Sky House
BSD+.
4. Punishment adalah cara leader menghilangkan kebiasaan
followers dengan konsekuensi negatif yang merupakan imbas
dari suatu kebiasaan yang dianggap buruk. Bapak Kono
melakukan filtering informasi yang disampaikan kepada klien-
nya dengan mengadakan ujian setiap 2 (dua) minggu. Dengan
kata lain, seorang sales diminta untuk membayar Rp2,000,000,-
(dua juta rupiah) jika gagal.

Berdasarkan wawancara yang kita lakukan dengan sales manager dari


BSD Sky House Bapak Kono Harmoko Kwok, kami menganalisa bahwa
Bapak Kono Harmoko Kwok menerapkan reinforcement theory of motivation
dengan tepat yang disesuaikan dengan karakteristik dari followers-nya. Bapak
Kono Harmoko Kwok dalam menjadi sales manager bertindak sebagai
pengawas bagi followers-nya sehingga target yang sudah ditentukan dapat
tercapai dengan maksimal dan on the track. Selain itu, Bapak Kono Harmoko
Kwok juga menekankan kepada followers-nya bahwa Sky House BSD+
merupakan perusahaan yang tepat bagi mereka yang memiliki komitmen
tinggi dan ingin mencari jenjang karier, insentif tambahan yang dapat melebihi
gaji pokok, dan pengalaman kerja selevel dengan perusahaan luar negeri.
Tentu semakin besar reward yang didapatkan pastinya terdapat punishment
yang diberikan kepada followers yang tidak sesuai dengan culture
perusahaan.

2.1.2.2 Two Factor Theory of Motivation

https://expertprogrammanagement.com/2018/04/hertzbergs-two-factor-theory/

Two factor theory menjelaskan bahwa perilaku followers dalam lingkup


pekerjaan dipengaruhi oleh dua dimensi yang berbeda. Dimensi yang
pertama, hygiene factors terdiri dari komponen yang mengeliminasi
ketidakpuasan dalam bekerja, seperti gaji, lingkungan dan suasana
bekerja,dan hubungan interpersonal. Komponen-komponen ini bekerja pada
area pemenuhan lower-needs. Ketika faktor ini tidak dapat terpenuhi, maka
followers dapat menjadi tidak puas. Sedangkan dimensi yang lain, motivators
memenuhi higher-needs, seperti achievement, perkembangan diri, dan
tanggung jawab. Ketika faktor ini terpenuhi/ hadir maka pekerja akan menjadi
termotivasi dan merasa puas.
Sebagai seorang leader dalam tim sales, Bapak Kono tentu berperan
dan hadir sebagai seorang motivator di antara followers-nya. Motivasi yang
dilakukan Bapak Kono terhadap anggota timnya dimulai dari mengidentifikasi
jenis, tipe, ataupun karakter follower-nya seperti apa. Pak Kono meng-
kategori-kan followers-nya kedalam 2 (dua) kategori, yaitu lower-needs (gaji
tetap) atau higher-needs (pengembangan diri). Dengan meng-identifikasi tipe
followers ini, Bapak Kono dapat menyesuaikan cara motivasi followers-nya
sesuai dengan tipe kebutuhan followers.
Berdasarkan analisa konseptual hygiene factor, Bapak Kono, berusaha
untuk menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang saling mendukung,
dengan mengadakan meeting dan evaluasi setiap minggu, serta arahan yang
jelas dalam approach klien. Dengan kata lain, Bapak Kono menekankan
untuk berpikir bagaimana cara mendapatkan sales namun bagaimana cara
membangun hubungan dengan klien karena umum-nya klien mencari produk
yang belum ada sehingga seorang sales dapat follow up di kemudian hari.
Sedangkan, berdasarkan analisa konseptual motivators, Bapak Kono dalam
memotivasi higher-needs followers, termotivasi dengan memberikan
tanggung jawab, tantangan mengundang minimal 4 tamu dan konsekuensi
jika tamu tidak hadir, pengembangan diri seperti cara duduk, cara berbicara,
cara memberikan kartu nama yang baik.

2.1.2.3 Maslow Hierarchy of Needs

https://www.simplypsychology.org

Dengan analisa teori Maslow hierarchy of needs, cara kepemimpinan


Bapak Kono mempunyai kelemahan, yaitu kurang-nya perhatian untuk lower-
needs seorang followers. Bapak Kono tidak berusaha mendorong lower
needs followers untuk dapat berkembang dan termotivasi kedepannya agar
tidak hanya mengedepankan lower-needs tetapi mengaktivasi kebutuhan-
kebutuhan pada tingkat / level berikut-nya seperti psychological needs dan
self-fulfillment.
Berdasarkan teori Maslow, untuk dapat mengaktivasi kebutuhan pada
level atas, maka kebutuhan tingkat sebelumnya harus dipenuhi terlebih
dahulu. Menurut Bapak Kono, apabila tujuan followers dari awal adalah hanya
untuk memenuhi kebutuhan lower needs, maka followers tersebut akan
merasa puas pada level itu saja atau tidak dapat berkembang. Dengan kata
lain, Bapak Kono merasa followers yang hanya di-motivasi oleh gaji pokok
tidak berkembang dan melakukan extinction (perilaku buruk ini tidak
ditanggapi oleh Bapak Kono).

2.1.2.4 Empowerment

Empowerment adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh


seorang leader untuk dapat memotivasi follower dengan cara pendelegasian
kekuasaan( power sharing) kepada follower. Melalui empowerment, follower
dapat termotivasi dalam mengaktivasi serta merealisasikan higher level
needs. Follower mendapat autoritas dan kebebasan dalam menentukan
bagaimana mengembangkan proses dalam bekerja dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal ini berujung pada personal
growth, kepuasaan dalam menghadapi tantangan dan juga bekerja.
Bapak Kono setiap minggu-nya memberikan briefing arahan dengan
tim sales-nya. Dengan kata lain, Bapak Kono memberikan tanggung jawab
kepada tim sales-nya dengan cara sebagai berikut:
1. Bapak Kono mempercayakan tim sales-nya, salah satu-nya, yaitu Bapak
Indra Santosa untuk pergi melakukan presentasi di kantor PT. Huawei
Tech Indonesia. Hal ini mencapai dua hal sebagai berikut:
a. Bapak Indra Santoso merasa dipercaya untuk mengambil
keputusan dalam membangun hubungan dengan PT. Huawei
Indonesia.
b. Bapak Kono sebagai sales manager dapat turun membantu Bapak
Indra Santoso jika ada kendala (Bapak Kono menggambarkan tim
sales-nya sebagai anak-nya dan percaya bahwa seorang sales
yang pernah bekerja di Sky House BSD+ pasti dicari oleh developer
lain.)
https://slideplayer.com/slide/5677716/

Melalui analisis degree of empowerment, tingkat empowerment yang


Pak Kono berikan dapat dikategorikan High pada dimensi Determining How to
Achieve Outcomes, dan low pada kategori Defining Outcomes. Bapak Kono
memberikan autoritas kepada follower-nya dalam menentukan bagaimana
proses sales dapat berlangsung, namun target sales dan goal, serta
outcomes yang harus tim raih, tetap Bapak Kono yang menentukan.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Summary

Peran seorang leader dalam suatu struktur manajemen perusahaan


sangatlah penting. Seorang pemimpin hadir, tidak hanya sebagai seseorang yang
menetapkan visi dan tujuan dalam tim, namun juga sebagai motivator serta
pengawas. Konsep pemimpin sebagai motivator ini merupakan elemen penting
dalam mencapai tujuan, merealisasikan target perusahaan, dan membantu follower
untuk terus mengembangkan dirinya.
Melalui interview yang dilakukan dengan Bapak Kono, selaku sales manager
Sky House BSD+, penulis melakukan analisis mengenai kepemimpinan Bapak Kono
pada tim sales-nya berdasarkan konsep Motivation theory dan Empowerment.
Dalam konteks implementasi reinforcement theory, Pak Kono menerapkan reward
dan punishment dengan tujuan untuk memotivasi follower-nya dalam mencapai
target penjualan. Sedangkan pada konteks implementasi Two factory theory, Bapak
Kono mengidentifikasi tipe followernya terlebih dahulu dan kemudian baru
memotivasi followernya, menggunakan faktor-faktor yang sesuai dengan tipe
follower tersebut. Sedangkan, dalam cakupan konsep Maslow needs, ditemukan
kekurangan pada tipe kepemimpinan Pak Kono. Pak Kono masih kurang peduli
untuk memotivasi follower-nya yang condong pada pemenuhan lower-need untuk
berusaha mengaktivasi need pada level yang lebih tinggi. Terakhir, melalui analisis
empowerment , Bapak Kono sudah berhasil untuk menerapkan pendelegasian
kekuasaan pada timnya untuk menentukan bagaimana mencapai outcomes. Namun,
outcomes itu sendiri tetap Bapak Kono yang menentukan.
3.2 Lesson Learned

Berdasarkan interview yang kami lakukan dengan sales manager Sky House
BSD+, Bapak Kwok Harmoko kami mendapatkan pelajaran bahwa leader adalah
suatu posisi dalam perusahaan yang menuntut kesempurnaan sebagai pribadi.
Dalam menjadi leader kita harus dapat menjalankan fungsi sebagai motivator dan
pengawas apabila ingin sukses dalam suatu perusahaan, selain itu dalam menjadi
leader juga diperlukan sensitivitas yang tinggi terhadap karakteristik dari
followersnya. Dengan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap karakteristik
followersnya seorang leader dapat mengetahui bagaimana cara memotivasi
followersnya dengan tepat sehingga berimbas terhadap tercapainya target
perusahaan. Kami juga belajar bahwa untuk dapat menjadi leader kita harus
memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat seperti ketegasan. Ketegasan sangat
bermanfaat untuk dapat mengarahkan followers untuk dapat terus mengembangkan
diri
Kami juga belajar untuk dapat menjadi leader yang baik diperlukan suatu
kemampuan untuk dapat menjaga kepuasan pengalaman bekerja dengan
menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung dan menerapkan strategi
empowerment atau melakukan power sharing. Menciptakan lingkungan kerja yang
saling mendukung dan strategi empowerment atau power sharing sangat penting
karena followers akan merasa mendapatkan kepercayaan lebih dari leadernya
sehingga akan tercipta suatu loyalitas yang tinggi dan tanggung jawab terhadap
perusahaan yang merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam perusahaan.
References
Economictimes.2013.<https://economictimes.indiatimes.com/news/politics-and-
nation/gallup-international-survey-pm-narendra-modi-at-no-3-ahead-of-trump-xi-jinping-
putin/articleshow/62467725.cms>

Expertprogram.2016.<https://expertprogrammanagement.com/2018/04/hertzbergs-
two-factor-theory>

Tutorialspoint.2017.<https://www.tutorialspoint.com/employee_motivation/employee_
motivation_reinforcement_theory.htm>

Simplypsychology.org.2007.<https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://www.si
mplypsychology.org/maslow5.jpg&imgrefurl=https://www.simplypsychology.org/maslow.html
&h=670&w=900&tbnid=laf3fDL0LJp9tM:&q=need+maslow&tbnh=149&tbnw=200&usg=AI4_
kS6GGAoy6rRTda7IuPh2zfxLW6_RQ&vet=12ahUKEwjGhpyZyYLfAhUMq48KHcJwBGsQ_
B0wHHoECAEQBg..i&docid=QfRGk3IYD817sM&itg=1&sa=X&ved=2ahUKEwjGhpyZyYLfAh
UMq48KHcJwBGsQ_B0wHHoECAEQBg>.

Slideplayer.com.2016.< https://slideplayer.com/slide/5677716/>.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai