NIM : 11170970000039
Kelas : Fisika / 3A
Kucing Schrödinger: seekor kucing, sebotol racun, dan sebuah sumber radioaktif ditempatkan
dalam kotak tertutup. Jika monitor internal (misalnya pencacah Geiger) mendeteksi radioaktivitas (ada
atom yang meluruh), labu tersebut akan hancur, melepaskan racun, yang membunuh kucing itu.
Interpretasi Kopenhagen tentang mekanika kuantum menyiratkan bahwa setelah beberapa saat, kucing itu
berada dalam keadaan hidup dan mati secara serentak. Namun, ketika seseorang melihat ke dalam kotak,
orang tersebut akan melihat kucing itu antara hidup atau mati bukan keduanya sekaligus, hidup dan mati.
Hal ini menimbulkan pertanyaan kapan tepatnya superposisi kuantum berakhir dan realitas kolaps atau
runtuh menjadi satu kemungkinan atau kemungkinan lainnya.
Kucing Schrödinger adalah suatu eksperimen pikiran, terkadang digambarkan juga sebagai
paradoks, yang dirancang oleh fisikawan Austria Erwin Schrödinger pada tahun 1935. Eksperimen ini
menggambarkan apa yang dilihatnya sebagai masalah interpretasi Kopenhagen mekanika kuantum yang
diterapkan pada objek sehari-hari. Skenario ini menyajikan kucing yang mungkin secara simultan berada
baik dalam keadaan hidup maupun mati, sebuah kondisi yang dikenal sebagai superposisi kuantum,
sebagai akibat dari hubungan dengan peristiwa subatomik acak yang mungkin terjadi atau mungkin tidak
terjadi. Eksperimen pemikiran ini juga sering ditampilkan dalam diskusi teoretis tentang interpretasi
mekanika kuantum. Schrödinger menciptakan istilah Verschränkung (belitan) untuk mengembangkan
eksperimen pikiran.