Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN.

2614-7939)
Vol. 2 No. 3, Agustus 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
BEST PRACTICES
PROGRAM DOSEN MASUK SEKOLAH (PDS) BIDANG KIMIA
DI SMAN 2 MATARAM 2018

Jeckson Siahaan1*, Marjan2


1
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Mataram
2
SMA Negeri 2 Mataram
*Email: siahaanjackson251@yahoo.com

Abstrak - Telah dilaksanakan Program Dosen masuk Sekolah di SMAN 2 Mataram dalam bentuk kolaborasi
pelaksanaan pembelajaran Kimia antara Dosen Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Unram, dan
Guru mata pelajaran Kimia, SMAN 2 Mataram selama lebih kurang satu setengah bulan dengan konsep saling
asah, asuh dan asih dalam bentuk kesetaraan in action dan diskusi yang konstruktif dan produktif (sharing
resources) sebagai upaya meningkatkan kualitas proses pelaksanaan pembelajaran baik bagi guru maupun bagi
dosen yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam program ini telah dilaksanakan
pembelajaran dan evaluasi untuk 4 KD, yaitu KD 3.1, KD 3.2, KD 3.3, dan KD 3.4 yang berisi materi ajar;
struktur dan sifat senyawa hidrokarbon, proses pembentukan minyak bumi, reaksi pembakaran hidrokarbon,
dan thermokimia. Dalam pelaksanaannya, berbagai pendekatan pembelajaran diaplikasikan dengan maksud
agar siswa selalu tertarik sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hasil dari program ini bisa
disimpulkan secara umum memenuhi target yang direncanakan: Pertama. (1) dihasilkannya perangkat
pembelajaran kolaboratif antara dosen dan guru mitra, (2) terlaksananya kegiatan pembelajaran kolaboratif
yang ditunjukkan adanya dokumentasi berupa foto-foto dan rekaman audio visual saat berlangsung proses
pembelajaran kolaboratif, dan (3) diperolehnya pengalaman lapangan yang baik dan dilaporkan dalam bentuk
tulisan tentang pengalaman yang baik dari PDS. Kedua. Terlaksananya pendampingan pencapaian kualitas
pembelajaran melalui aktifitas kolaborasi PDS dengan indikator keberhasilan (1) diperolehnya peningkatan
kualitas iklim pembelajaran, (2) dihasilkannya instrumen pembelajaran yang semakin berkualitas, dan (3)
adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Ketiga. Terbentuknya kemitraan sejati antara dosen LPTK dan guru
sekolah mitra, yang ditunjukkan oleh program-program tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam berbagai bentuk sinergitas dan berkesinambungan, serta mengokohkan kemitraan dalam
melaksanakan PLP dan PPL.

Kata kunci: kolaborasi, kualitas pembelajaran, follow up, sinergitas

LATAR BELAKANG teori belajar; sebagai fasilitas atau sarana atau


Program penugasan dosen di sekolah kesempatan baik bagi dosen LPTK untuk bisa
(PDS) adalah suatu program kolaborasi antara merasakan dan menghayati secara langsung
guru dan dosen dalam menjalankan kegiatan menjadi seorang “guru” di sekolah sehingga
pembelajaran di sekolah mitra. Dari kegiatan dapat meningkatkan kualitas “keguruannya”
ini diharapkan dampak positif bagi kedua belah dan bisa memperkuat kemitraan antara LPTK
pihak yaitu bagi LPTK dalam hal ini Fakultas dan sekolah mitra, yang pada akhirnya
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bermuara pada peningkatan kualitas lulusan
Universitas Mataram maupun bagi sekolah (mahasiswa) calon guru. Dengan berkolaborasi
mitra dalam hal ini SMAN 2 Mataram. PDS dalam kegiatan program ini, dosen bisa
dirancang dengan berbagai fungsi dalam rangka menceritakan pengalamannya mengajar di
meningkatkan kualitas calon guru profesional sekolah kepada mahasiswa yang notabene
dan guru di sekolah, yang mana diharapkan adalah calon guru (Pedoman PDS Universitas
terjadi hilirisasi berbagai temuan baru LPTK di Mataram, 2018).
sekolah mitra terkait dengan pesatnya Program ini dilaksanakan dengan
perkembangan ilmu kependidikan dan teori- menekankan pada tiga target yang secara rinci:

328
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 3, Agustus 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
Pertama. Terlaksananya Program dengan melaksanakan kolaborasi pembelajaran.
indikator keberhasilan (1) dihasilkannya Langkah awal yang kami lakukan adalah
perangkat pembelajaran kolaboratif antara perencanaan pembelajaran dalam suatu diskusi
dosen dan guru mitra, (2) terlaksananya untuk menghasilkan instrumen pembelajaran
kegiatan pembelajaran kolaboratif yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
ditunjukkan adanya dokumentasi berupa (RPP). Langkah berikutnya adalah pelaksanaan
rekaman audio visual saat berlangsung proses kolaborasi pembelajaran di kelas (8 kali) yang
pembelajaran kolaboratif, dan (3) diperolehnya diikuti diskusi tentang pelaksanaan tersebut
pengalaman lapangan yang baik dan dilaporkan setelah selesai pembelajaran.
dalam bentuk tulisan tentang pengalaman yang Tulisan ni saya persembahkan sebagai
baik dari PDS. Kedua. Terlaksananya laporan seperti layaknya catatan harian
pendampingan pencapaian kualitas seorang Dosen PDS yang berusaha menggali
pembelajaran melalui aktifitas kolaborasi PDS semua hal yang memberi pengalaman dan
dengan indikator keberhasilan (1) diperolehnya pencerahan bagi kehidupan profesional saya
peningkatan kualitas iklim pembelajaran, (2) sebagai seorang guru juga. Dan semua rekaman
dihasilkannya instrumen pembelajaran yang memori pengalaman saya ini bisa menjadi alat
semakin berkualitas, dan (3) adanya refleksi yang penting dan sangat berguna dalam
peningkatan prestasi belajar siswa. Ketiga. mengantar mahasiswa-mahasiswa saya kelak
Terbentuknya kemitraan sejati antara dosen menjadi guru kimia yang lebih baik dari guru-
LPTK dan guru sekolah mitra, yang guru kimia mereka sewaktu di SMA; dan juga
ditunjukkan oleh program-program tindak dari guru-guru kimia yang ada sekarang.
lanjut untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam berbagai bentuk sinergitas METODE PELAKSANAAN
dan berkesinambungan, serta mengokohkan PDS ini dilaksanakan dalam 3 tahapan
kemitraan dalam melaksanakan PLP dan PPL sejak 30 Juli 2018 hingga 12 September 2018
(Pedoman PDS Universitas Mataram, 2018). di SMAN 2 Mataram dengan saling
Menyadari penting dan urgennya PDS menyesuaikan waktu yang tepat antara Dosen
ini, maka Universitas Mataram (Unram) yang dan Guru pamong.
diinisiasi oleh FKIP, yang selanjutnya ditunjuk Tahap 1: Kunjungan pertama pada
sebagai penyelenggara dimana saya (Drs. tanggal 30 Juli 2018 adalah kunjungan pertama
Jeckson Siahaan, M. Pd.) sebagai salah seorang dari semua anggota tim PDS FKIP Unram (
pelaksana kolaborasi pembelajaran Kimia bidang Kimia dan bidang Fisika) dalam rangka
dengan guru mata pelajaran Kimia SMAN 2 memperkenalkan diri ke pihak sekolah. Kami
Mataram (Ibu Sumarjan, S. Pd.) berkomitmen diterima dengan tangan terbuka dan senang
kuat dalam melaksanakan program ini sebaik- hati.
baiknya walaupun dalam keadaan post meujure Tahap 2: Selanjutnya pada tanggal 31 Juli
(gempa Lombok). Sebagai wujud dari 2018 saya dosen PDS bidang Kimia
komitmen tersebut, maka kami berdua disini mengadakan observasi ke dalam kelas ketika
merasa perlu menuliskan progres dari kegiatan pembelajaran sedang berlangsung yang diampu
ini dengan melampirkan semua instrumen dan oleh guru mitra bidang Kimia, yaitu ibu Marjan,
dokumentasi mulai dari perencanaan, S.Pd. Setelah observasi ini selesai saya dan
pelaksanaan, dan pelaporan yang dibutuhkan. guru mitra mendiskusikan perangkat
Di atas itu semua adalah pengalaman yang pembelajaran yang akan digunakan pada proses
sangat berharga bagi kami berdua dalam pembelajaran selanjutnya. Kami sepakat untuk

329
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 3, Agustus 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
menggunakan perangkat pembelajaran mempresentasikan LKPD yang mereka
berdasarkan Kurikulum 2013 (K-13). kerjakan. Di akhir pembelajaran, kami memberi
Tahap 3: Pelaksanaan Pembelajaran I siswa chemistry challenge yaitu eksistensi,
sifat-sifat, dan kegunaan dari batu bara dan
HASIL DAN PEMBAHASAN mencari sendiri jawabannya . Kenyataannya,
Pada pertemuan pertama dan kedua di (improvisasi pembelajaran) ada 3 siswa yang
kelas XI MIPA 4, pembelajaran dengan KD 3.1. berusaha menjawab tantangan tersebut
(termasuk tata nama senyawa hidrokarbon) walaupun secara konseptual belum tepat persis.
dengan metode diskusi kelompok. Ditemukan Tugas kita membantu mereka dengan memberi
ada siswa yang mengatakan kata koma ketika pengayaan secara komprehensif dan
diminta menyebutkan nama dari senyawa alhamdulillah hal ini memberi semangat baru
organik 2,3 dimetil heksana; disebutkan: dua kepada siswa untuk memunculkan berbagai
koma tiga dimetil heksana) dan hal ini tidaklah pertanyaan, baik yang berkualitas maupun yang
benar, seharusnya cukup dengan mengambil menggelikan.
jeda sesaat setelah mengucapkan dua. Dari Pada pertemuan kelima di kelas XI MIPA
pengamatan setelah diberi penjelasan, terlihat 5 dengan KD 3.2 lanjutan, sebelum masuk ke
para siswa bisa paham dan mahfum tetapi ada pembelajaran inti diketahui bahwa ternyata ada
juga yang membicarakannya dengan siswa yang bisa memberi jawaban chemistry
mengatakan selama ini hal tersebut tidak challenge (improvisasi pembelajaran) yang
masalah (temuan pada pembelajaran). Ada diberi pada pembelajaran sebelumnya dan ada
juga temuan para siswa tidak terlalu paham beberapa siswa yang bisa menjelaskan dengan
akan pengertian/konsep kekhasan atom karbon baik. Selanjutnya, pembelajaran dilanjutkan
secara konseptual, padahal konsep ini dengan tehnik pemisahan fraksi-fraksi minyak
merupakan dasar untuk memahami struktur dan bumi (Chang, 1994). Dari pengamatan banyak
sifat senyawa karbon (Anis et al., 2017). Tapi dari siswa yang tidak mengerti dan tidak
anehnya siswa mampu menyelesaikan LKPD memahami prinsip dasar pemisahan fraksi-
dan soal latihan yang diberikan. Hal ini bisa fraksi tersebut. Setelah diberi penjelasan, para
terjadi kemungkinan karena para siswa melihat siswa tampaknya bisa mengerti dan memahami
contoh yang terdapat dalam buku paket. Satu prinsip dasar pemisahan dengan cara destilasi
hal yang perlu disyukuri adalah siswa mampu bertingkat berdasarkan perbedaan titik didih.
memahami konsep tersebut setelah diberi Namun, ada seorang siswa yang mengajukan
analogi dengan atom lain. pertanyaan: bagaimana kita mengetahui berat
Untuk pertemuan ketiga dan keempat di jenis suatu fraksi tersebut? Dan bagaimana
kelas XI MIPA 5 dengan KD 3.2 berisi materi menentukannya? Pertanyaan ini menggelitik
ajar “proses pembentukan fraksi-fraksi minyak pikiran sehingga sempat terpikir bahwa siswa
bumi, tehnik pemisahan serta kegunaannya” tersebut sangat cerdas dan kritis yang mana dia
(Unggul & Nanik, 2016). Pembelajaran pada bisa menghubungkan berat jenis dan titik didih;
pertemuan kedua ini dilaksanakan dengan ternyata keliru, bahwasanya siswa tersebut
metode presentasi dan kerja kelompok dengan hanya melihat harga-harga berat jenis tersebut
LKPD yang telah disiapkan. Untuk memahami di buku paket yang dia pegang (temuan pada
proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi pembelajaran). Kenyataannya adalah siswa
tampaknya siswa tidak mengalami kesulitan tersebut belum paham akan prinsip dasar
dengan membaca buku paket yang mereka pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dengan
pegang. Siswa secara berkelompok bisa cara destilasi bertingkat. Sebelum pelajaran

330
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 3, Agustus 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
berakhir, kami memberi penekanan untuk Unfortunately, tak satupun dari siswa yang bisa
memahami konsep ini dan tampak bahwa siswa memberi jawaban. Keadaan ini memberi
sudah paham akan prinsip dasar pemisahan pemahaman lebih baik akan cara berpikir siswa.
fraksi-fraksi minyak bumi tersebut dengan Setelah diberi penjelasan suasana menjadi lebih
metode destilasi bertingkat; siswa dapat riuh karena membicarakan “mekanisme
menjelaskan: perbedaan titik didih dari fraksi- kematian yang disebabkan oleh gas CO2 dan
fraksi tersebut adalah prinsip dasar pemisahan gas CO ” dari perspektif kimia. Dan yang paling
fraksi-fraksi minyak bumi pada destilasi penting adalah bahwa mereka bisa mengulang
bertingkat. Seperti biasanya di akhir kembali penjelasan yang kita berikan secara
pembelajaran diberikan chemistry challenge konseptual.
yang berhubungan dengan fraksi-fraksi minyak Dari pengalaman beberapa kali
bumi dan tentang LPG, yaitu: 1. mengapa berkolaborasi dalam membelajarkan kimia
dilarang mengaktifkan HP dan memotret di dengan metode presentasi dan LKPD, maka
SPBU, 2. proporsi senyawa alkana di dalam untuk pertemuan terakhir (kedelapan), kami
tabung gas “melon” (tabung gas 3 kg) dan memutuskan untuk mengaplikasikan metode
hubungannya dengan api yang dihasilkan pembelajaran demonstrasi kimia untuk KD 3.4
kompor gas (improvisasi pembelajaran). Patut di kelas XI MIPA 7 (terlampir). Pada
disyukuri ada beberapa siswa yang mencoba pembelajaran ini, walaupun pada waktu itu ada
menjawab tantangan ini walaupun belum benar pendokumentasian dengan video shooting,
secara konseptual. Disinilah peranan kita tampaknya siswa tidak terpengaruh. Hal ini
memberi pengayaan dan tampaknya mereka kemungkinan karena siswa turut serta
bisa memahami. dilibatkan melakukan demonstrasi kimia dan
Pertemuan keenam dan ketujuh di kelas diberi kesempatan melakukan dan merasakan
XI MIPA 5 dengan KD 3.3 pembelajaran langsung apa yang terjadi dari reaksi kimia
tentang: identifikasi reaksi pembakaran tersebut. Dalam hal ini siswa ternyata lebih
hidrokarbon. Memahamkan arti reaksi mudah memahami konsep reaksi eksoterm dan
pembakaran sempurna dan reaksi tak sempurna reaksi endotherm (Chang, 1994). Dan yang
dari senyawa-senyawa hidrokarbon (Chang, paling penting, siswa paham bahwa tidak ada
1994). Ketika para siswa serius mengerjakan energi bernilai negatif.
LKPD setelah mengikuti presentasi dari Alasan mengapa memilih metode
temannya tentang materi pembelajaran, ada demonstrasi kimia dalam membelajarkan
siswa yang bertanya: apa perbedaan karbon konsep reaksi eksoterm dan endoterm adalah
Anorganik dan karbon Organik. Satu kejutan agar siswa dapat melihat dan merasakan secara
muncul dan tak pernah berharap akan langsung proses kimia yang terjadi, sehingga
pertanyaan seperti ini dari seorang siswa SMA. fakta dari konsep tersebut bisa dipahami oleh
Setelah mendengar dan menyimak penjelasan siswa dan mengacu pada pengertian Ilmu kimia
kami dengan memberi contoh-contoh untuk yaitu ilmu yang berlandaskan percobaan. Dari
pertanyaan tersebut, tampaknya siswa tersebut perspektif pedagogik, perlu dipahami alasan
bisa memahami. Seperti biasa di akhir memilih suatu metode pembelajaran dalam
pembelajaran kami memberi chemistry membelajarkan konsep-konsep kimia (Siahaan,
challenge yang relevan dengan materi 2018.) Dalam hal ini guru harus sudah
pembelajaran, yaitu: 1. Persamaan dan memahami apa yang disebut dengan teori
perbedaan arang dengan berlian, 2. Kematian segita pembelajaran seperti yang digambarkan
yang disebabkan oleh CO2 dan CO. di bawah ini sebagai tuntunan bagi guru dalam

331
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 3, Agustus 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
memilih satu dari model, metode, strategi, dan mengilustrasikan teori yang sudah diajarkan.
pendekatan pembelajaran dan Pengajaran sains (kimia) di sekolah sebaiknya
mempersesuaikannya dengan karakter siswa disertai dengan eksperimen, walaupun dalam
dan materi ajar. pelaksanaannya demonstrasi dilakukan oleh
guru. Hal ini menjadi penekanan karena
Materi
merupakan salah satu cara belajar kimia yang
Ajar
efektif dan menyenangkan (Humphreys, 1983).
Demonstrasi kimia dapat membantu
Pendekatan memusatkan perhatian siswa pada perilaku
Murid
pembelajaran
kimia dan sifat-sifat kimia untuk meningkatkan
pengetahuan siswa dan keyakinannya akan
Gambar 1. Teori segitiga pembelajaran
ilmu kimia. Dalam demonstrasi kimia,
(Siahaan, 2018).
pengetahuan guru tentang perilaku dan sifat
Sebagai pegangan untuk guru, sistem kimia merupakan kunci keberhasilan
pendekatan pembelajaran apapun yang proses belajar-mengajar dan cara memanipulasi
diterapkan oleh guru, haruslah mengacu pada sistem kimia, memberikan suatu model, bukan
active learning dalam student centre yang saja teknik tetapi juga sikap (Humphreys,
merunut pada paradigma pembelajaran 1983).
konstrutivisme. Dalam pelaksanaannya, jangan Demonstrasi tidak boleh dianggap
sampai ada murid yang merasa direndahkan dan sebagai pengganti kegiatan praktikum. Dalam
dianaktirikan. Misalnya, jangan membentuk melaksanakan kegiatan praktikum di
kelompok belajar siswa secara eksklusif laboratorium, siswa bekerja dengan
berdasarkan kecerdasan; hal ini akan tidak menggunakan alat dan bahan-bahan kimia
produktif bagi efektifitas pembelajaran (chemicals) sesuai dengan kecepatan kerjanya,
(Siahaan, 2018). dan menemukan sendiri suatu fenomena. Di
Oleh karena itu, pengajaran kimia di ruang demonstrasi, siswa menyaksikan
sekolah harus disertai dengan kegiatan perubahan kimia dan sistem kimia seperti yang
praktikum di laboratorium (demonstrasi kimia). dikerjakan oleh gurunya. Guru memonitor
Sesungguhnya, eksperimen (demonstrasi kecepatan pengerjaan para siswa dan
kimia) merupakan mata rantai untuk menjelaskan tujuan dari setiap tahap
menghubungkan: (Humphreys, 1983).
● Apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia Demonstrasi kimia harus dilakukan
● Membangkitkan keingin-tahuan terhadap dalam suasana yang menyenangkan baik bagi
ilmu kimia siswa maupun bagi guru. Namun demikian,
● Mengenal dengan baik zat-zat yang umum harus disadari bahwa senang bukanlah satu-
dan reaksinya satu-nya sasaran dalam demonstrasi.
● Siswa aktif berpartisipasi Demonstrasi kimia sebaiknya difungsikan
● Mengembangkan dari keadaan konkrit ke sebagai pemberian ilustrasi atau
keadaan yang abstrak memperkenalkan konsep-konsep kimia yang
Dalam pelajaran kimia, eksperimen, penting. Beberapa hal yang sangat penting
deskripsi, dan teori dipadukan dan saling untuk selalu diingat dalam melakukan
terkait. Dalam hal tertentu, eksperimen juga demonstrasi kimia adalah faktor keamanan,
digunakan untuk melihat persoalan dan biaya, dan ketersediaan bahan kimia
mengembangkan pola, konsep dan teori, bukan merupakan beberapa alasan untuk

332
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 2 No. 3, Agustus 2019 (p-ISSN. 2614-7947)
menggantikan praktikum di laboratorium dibutuhkan. Dan syukur alhamdulillah, hari ini,
dengan demonstrasi kimia. Tetapi, ada alasan guru mitra menghubungi saya melalui WA
lain yang bisa diterima yaitu menghemat waktu menanyakan apakah ada demonstrasi kimia
dan dialog dengan siswa tentang materi sederhana atau animasi untuk pembelajaran
praktikum (Humphreys, 1983). Kesetimbangan Kimia. Diskusipun kami
Demonstrasi harus dilakukan dengan baik lanjutkan melalui WA. Semoga ke depannya
dan cermat. Bahan-bahan kimia harus menjadi lebih baik dari yang sekarang.
disiapkan dan perlu dilakukan latihan tahap-
tahap cara kerja dan apa yang harus dijelaskan KESIMPULAN DAN SARAN
pada waktu demonstrasi. Hal penting lainnya Sebagai kesimpulan yang bisa saya
yang harus diperhatikan adalah bahwa ada utarakan disini adalah bahwa target kedua, poin
beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum 3 yang belum menunjukkan hasil yang
kelas demonstrasi dimulai. Persiapan dan gladi signifikan. Tidak bermaksud membela diri,
resik adalah merupakan dua hal yang penting saya menduga hal ini disebabkan oleh keadaan
meskipun demonstrasi telah dilakukan berulang psikologis siswa yang harus belajar dalam
kali. Yang paling penting adalah bahwa keadaan was-was terhadap gempa. Dari
demonstrasi harus sesuai dengan tujuan pengalaman ini, saya sarankan agar program ini
instruksional pembelajaran sehingga sejalan dilanjutkan guna meningkatkan kualitas
dengan materi pelajaran (Humphreys, 1983). pembelajaran dan hasil belajar siswa. Sebagai
Untuk memahami lebih dalam proses catatan penting yang harus digaris bawahi,
belajar mengajar kimia marilah kita lihat bahwa untuk mengurangi/menghilangkan
sepintas lalu beberapa aspek tentang proses miskonsepsi dalam pembelajaran kimia secara
belajar-mengajar kimia. Ada dua tujuan utama konseptual dan untuk meningkatkan pengayaan
dari ilmu kimia, yaitu: secara kontekstual sebaiknya program ini
1. Mengenal dan mempelajari fakta dari suatu dilanjutkan secara berkesinambungan.
sistem kimia Terimakasih.
2. Mencari dan menyusun teori yang dapat
menjelaskan fakta-fakta kimia DAFTAR PUSTAKA
Dalam proses belajar-mengajar kimia,
Anis D.R., Narum Y.M., Ati Y. 2017. Kimia
siswa dan guru terlibat dalam sederetan
Peminatan MIPA, SMA/MA Kelas XI.
kegiatan intelektual yang rumit dengan urutan: Klaten: Intan Pariwira.
1. Mengamati fenomena dan mempelajari fakta
Chang, R., 1994. Chemistry, 5th Edition,
2. Memahami model dan teori International Edition, McGraw-Hill, Inc.
3. Mengembangkan keterampilan penalaran
Humphreys, D. 1983. Demonstrating
4. Menguji epistemologi kimia (Siahaan, 2018)
Chemistry, Chemistry Department,
Pembelajaran terakhir ini memberi kami McMaster University, Hamilton, Ontario,
harapan dan rasa bangga, karena menurut guru Canada
mitra, kelas ini menanyakan kapan lagi Pedoman PDS Universitas Mataram, 2018.
pembelajaran dengan demonstrasi kimia. Di
Siahaan, Jackson. 2018. Profesi Keguruan (Be
akhir PDS ini juga saya dan guru mitra A Great Teacher), Buku Ajar
berkomitmen untuk saling berdiskusi tentang
Unggul S., Nanik M. 2016. Kimia untuk
pembelajaran-pembelajaran selanjutnya. Saya
SMA/MA Kelas XI, Kurikulum 2013
meyakinkan guru mitra bahwa saya akan yang disempurnakan, Peminatan MIPA,
bersedia dengan senang hati berdiskusi apabila Edisi Revisi. Surakarta: Erlangga.

333

Anda mungkin juga menyukai