Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

DI MAN 1 KOTA SEMARANG

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan


Penyelesaian Mata Kuliah Praktik Pengalaman Lapangan 1
PPG Prajabatan

Oleh :
Arisianto () x

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
2023
PENGESAHAN LAPORAN HASIL OBSERVASI
PROGRAM PPG PRAJABATAN

Oleh :
Arisianto() xx

Semarang, Januari 2023


Telah diperiksa dan disetujui oleh,
Kepala MAN 1 Kota Semarang,

, S.Pd. M.Pd.
NIP.

Guru Pamong Seni Budaya,

NIP. xx

Dosen Pembimbing Lapangan Seni Budaya, Dosen Pembimbing Lapangan IPA,

, M.Sn. xxx. M.Pd.


NIP. xx NIP. xx
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kegiatan observasi PPL 1 PPG Prajabatan di MAN 1 Kota
Semarang dapat terlaksana dan berjalan dengan baik. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya
untuk memenuhi syarat pelaksanaan PPL 1 PPG Prajabatan yaitu dengan menyusun laporan
observasi yang telah kami selesaikan dengan baik. Laporan observasi ini merupakan laporan
awal sebelum melangkah pada kegiatan PPL selanjutnya di MAN 1 Kota Semarang.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa terselesaikannya laporan observasi pada PPL 1 PPG
Prajabatan ini tentu banyak pihak-pihak yang terlibat dan berjasa dalam membantu kelancaran
laporan ini. Dalam kesempatan baik ini, izinkan kami menyampaikan terima kasih kepada
sejumlah pihak sebagai berikut.
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Kepala Pusat Pengembangan Profesi
3. Koordinator dosen pembimbing lapangan
4. Dosen pembimbing lapangan
5. Kepala Sekolah MAN 1 Kota Semarang
6. Koordinator guru pamong
7. Guru pamong MAN 1 Kota Semarang
8. Bapak dan Ibu Guru, karyawan, serta seluruh peserta didik MAN 1 Kota Semarang
9. Teman-teman mahasiswa PPL PPG Prajabatan di MAN 1 Kota Semarang

Selanjutnya sebagai penutup, masukan berupa kritik dan saran kami harapkan untuk
perbaikan laporan selanjutnya. Kami berharap, laporan observasi ini dapat memberikan manfaat
kepada berbagai pihak yang yang bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran. Semoga hasil
penelitian ini dapat diletakkan sebagai dasar berpijak bagi sejumlah kebijakan di sekolah.
Aamiin.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mengacu pada program yang telah disusun, disampaikan, dan kemudian dilaksanakan
oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan berupa PPG Prajabatan merupakan program yang
dimaksudkan untuk menyiapkan guru profesional berdasarkan pengalaman lapangan. Program
tersebut terbagi menjadi dua mata kuliah yaitu, 1) matakuliah teori yang di laksanakan di
kampus; dan 2) matakuliah praktik pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan di sekolah mitra
yang telah ditunjuk oleh kampus. Melihat hal tersebut rupanya dapat dikatakan bahwasanya
mata kuliah lapangan (PPL) merupakan inti atau yang esensi dari kegiatan PPG Prajabatan. PPL
merupakan merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa dalam rangka
memperkuat kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik yang professional
di lingkungan satuan pendidikan sekaligus sebagai sarana uuntuk menerjemahkan teori kampus
dalam lapangan. Prinsip pengajaran yang ditawarkan oleh Ki Hadjar Dewantara dijadikan
sebagai kunci dalam menjalankan pendidikan di sekolah. Inti dari pemikiran Ki Hadjar
Dewantara meliputi niteni (mengamati), nirokke (menirukan), serta nambahi (menambahi). tiga
hal itu yang kemudian diterapkan selama proses pelaksanaan PPL berlangsung. Perkuliahan
dalam sistem PPG Prajabatan dirancang untuk saling terkoneksi antara analisis pembelajaran di
kelas dengan sejumlah mata kuliah di kampus. Pengalaman praktik PPL untuk PPG dirancang
untuk perbaikan keberlanjutan melalui frmat lesson study dan penilaian Tindakan kelas (PTK)
kolaboratif. Guna menjamin terlaksananya program PPG tersedia acuan bagi mahasiswa, dosen
pembimbing lapangan, guru pamong, sekolah mitra, serta kepala sekolah sehingga berlangsung
lancer. Melalui pedoman tersebut tersebut memberikan gambaran umum tentang kegiatan PPL
mulai dari tujuan, prinsip dasar, prosedur kegiatan PPL, hingga evaluasi. Seluruh panduan
tersebut telah dirancang dan disesuaikan dengan konteks sosial-kultural serta akademik tiap
perguruan tinggi yang menyelenggarakan.
Terdapat sejumlah acuan yang menjadi landasan pelaksanaan PPL PPG Prajabatan.
Acuan yang menjadi landasan tersebut antara lain sebagai berikut. UU No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional (1), UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen (2),
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru (3), Permenristekdikti No. 55 Tahun
2017 tentang standar pendidikan guru (4), Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang standar
nasional pendidikan tinggi (5), perdirjen GTK No. 2182/B/PD.00.02/2022 tentang petunjuk
teknis pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
Pengalaman nyata dan kontekstual dalam menerapkan seperangkat pengetahuan sikap
dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi penguasaan materi bidang studi secara utuh.
Merupakan tujuan dari program PPL. Adapula tujuan PPL yang dirumuskan dalam bentuk
capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK). Capaian mata kuliah PPL I tersebut antara lain :
terampil mengidentifikasi karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan pelaksanaan
p;embelajaran di sekolah secara mandiri dan bertanggung jawab (1); mampu mengevaluasi
secara kritis karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah, secara kolaboratif dengan teman sejawat, guru sekolah, kepala sekolah, dan dosen
pembimbing (2); terampil memecahkan pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran (3); terampil menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran / RPP sesuai dengan standart kompetensi yang akan dicapai dengan mengadaptasi
karakteristik (3); peserta didik, lingkungan belajar serta tahap belajar yang sesuai dengan
karakteristik bidang ilmu dan teknologi yang dilakukan secara kolaboratif dengan teman
sejawat, guru pamong, dan dosen pembimbing (4); terampil melakukan praktik pembelajaran
secara terbimbing sesuai dengan RPP yang disusun secara bertanggung jawab dengan
mengedepankan nilai etika profesi guru (5); terampil melakukan penilaian hasil belajar peserta
didik sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian (6).
Pelaksanaan PPL dapat dikembangkan secara mandiri oleh masing-masing
penyelenggara PPG dengan berpijak pada 6 prinsip berikut ini : PPL dikembangkan secara
bertahap yakni observasi terhadap peserta didik dan lingkungan belajar, praktik pembelajaran
terbimbing, praktik pengajaran mandiri, dan studi kasus terhadap seorang / kelompok peserta
didik yang bermasalah dalam pembelajaran (1); praktik pembelajaran dilakukan dengan siklus
yaitu menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi dan
refleksi pelaksanaan pembelajaran dan menyusun rencana tindak lanjut untuk pembelajaran
berikutnya (2); pelaksanaan praktik pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan
inkuiri yang sesuai dengan konteks belajar siswa (3); PPL dilakukan dengan menggunakan
pendekatan reflektif terhadap seluruh tahapan PPL (4); beban belajar PPL I dilakukan dengan
tahap observasi, asistensi mengajar, dan 3 siklus pembelajaran terbimbing. Berdasarkan uraian
di atas, maka laporan observasi PPL I memiliki tujuan sebagai berikut.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Praktik Pengalaman Lapangan PPG Prajabatan dapat memberi pengalaman sekaligus
bekal awal mahasiswa calon guru agar menjadi pendidik yang memilik seperangkat
pengetahuan, sikap, dan professional secara utuh.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan dari observasi PPL I supaya memberi gambaran awal terkait jati diri pendidik dan
menetapkan kompetensi akademik melalui pengamatan langsung kultur sekolah,
pemahaman peserta didik, dan lingkungan belajar sekolah. Selain itu kegiatan ini juga
bertujuan untuk memantapkan kemampuan awal calon guru dalam mengembangkan
pembelajaran di sekolah.
1.2.3. Manfaat
1.2.3.1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman manajemen dan kultur sekolah.
b. Mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan sekolah.
c. Mendapatkan pengetahuan tentang kondisi sikologis pesetra didik.
d. Mendapatkan pengetahuan tentang karakteristik peserta didik.
e. Mendapatkan pengetahuan perangkat pembelajaran.
1.2.3.2. Bagi MAN 1 Kota Semarang
a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara Universitas Negeri
Semarang dengan MAN 1 Kota Semarang.
b. Mendapatkan pengalaman untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru
professional.
c. Mendapatkan pemahaman baru terkait pengetahuan, teknik, dan teknologi baru
dalam pendidikan
1.2.3.3. Bagi Universitas Negeri Semarang
a. Mendapatkan informasi tentang manajemen dan kultur sekolah.
b. Mendapatkan informasi tentang proses membangun kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan professional sekolah.
c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk menyempurnakan kegiatan kampus
supaya sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
d. Membangun kerjasama antara MAN 1 Kota Semarang dengan Universitas Negeri
Semarang dalam menciptakan lulusan yang bermutu.
1.3. Sasaran Observasi
a. Karakteristik Peserta Didik
b. Perangkat Pembelajaran
c. Pelaksanaan Pembelajaran
d. Manajemen Sekolah
e. Lingkungan Belajar
BAB II

Hasil obserfasi lapangan

2.1. Karakteristik Peserta Didik


Berdasarkan hasil obsevasi yang kami peroleh secara garis besar suasana sekolah cukup
mendukung terhadap terselenggaranya proses belajar mengajar di sekolah. Namun masih
terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi agar diperoleh hasil yang maksimal.
Contohnya sarana prasarana olahraga yang kurang lengkap untuk mendukung pembelajaran,
laboratorium seni rupa, dan prasarana lainnya yang kurang sesuai dengan rasio siswa
dengan ketersediaan sarana prasarana.
Penerapan profil pancasila secara umum sudah berjalan dengan baik contohnya pad
kegiatan PMR yang di dalamya terdapat gotong royong, Kegiatan kepramukaan untuk
menumbuhkan sikap peduli terhadap manusia dan alam sekitarnya, Kegiatan keagamaan
sebagai upaya untuk meningkatkan ketaqwaan, dan budaya senyum, sapa, dan salam dipagi
hari pada waktu guru piket. Secara keseluruhan penerapan profil pelajar pancasila dapat
terlihat implementasinya meskipun tidak secara gamblang disampaikan namun hal tersebut
terintegrasi dengan kegiatan yang telah disampaikan.
Suasana kelas yang kondusif dibangun dengan membuat kesepakatan antara guru dan
peserta didik. Seringkali setiap guru memiliki cara masing-masing dalam membuat
kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas dibuat awal pertemuan dalam pembelajaran.
Kesepakatan ini dilakukan bersama antara guru dengan peserta didik melalui musyawarah.
Ditawarkan beberapa konsep dari peserta didik tugas guru kemudian memberikan penguatan
dan melakukan penguatan agar tidak keluar dari aturan sekolah. Melalui kesepakatan kelas
kegiatan belajar berjalan dengan kondusif dan penerapan nilai-nilai profil pelajar pancasila
dalam kegiatan kelas melalui diskusi, kerjasama, dan kegiatan dalam kelas lainnya.
Didalamkelas keterlibatan peserta didik dapat terlihat dari sejauhmana peserta didik
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ada yang bersikap aktif dan ada yang pasif.
Aktif bertanya dan menjawab beberapa pertanyaan dari guru termasuk aktif mencari apa
yang mereka butuhkan dalam belajar. Peserta didik yang pasif memerlukan dorongan
motifasi dari guru. Motifasi tersebut dapat diberikan melalui stimulus dan pendekatan
terhadap peserta didik. Kegiatan tersebut berupa pancingan dan pendekatan tertentu dengan
menyesuaikan karakteristik peserta didik.
Antusias peserta didik dalam kegiatan belaja relatif berfariatif namun secara
keseluruhan terlibat aktif. Hal ini dapat dilihat pada saat peserta didik bertanya ataupun
menjawab pertanyaan. Keterlibatan aktif peserta didik diikuti dengan bagaimana guru
kreatif dan inovatif dalam melakukan pengajaran dikelas. Melalui cek kesiapan,
kompetensi, dan pendampingan siswa. Tiga hal ini dapat dilakukan untuk mengidentifikasi
kesiapan peserta didik. Cek kesiapan dapat memberikan gambaran awal baaimana antusias
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi daftar
hadir peserta didik dan kemudian memberikan ice breaking. Kompetensi awal dilakukan
untuk memberikan gambaran pengetahuan awal peserta didik melalui asesmen awal untuk
melakukan pembelajaran yang berdifrensiasi. Terakhir memberikan pendampingan melalui
memberikan arahan kepada peserta didik selama proses pembelajaran.
Kelas menjadi ruang ekspresi dengan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk
mengekspresikan ide dan pengetahuannya melalui pembelajaran kelas. Bebas yang
dimaksud tetap bebas sesuai norma atau aturan yang berlaku di sekolah. Ruang ekspresi
tentu harus diterima dengan baik oleh guru, meskipun ekspresinya kurang sesuai dengan
yang dimaksud guru. Langkah yang dilakukan melalui pendampingan wali kelas bisa juga
guru BK.
Kelas meskinya harus menja tempat untuk menumbuhkan kesadaran sosial bagi peserta
didik. Sosial dapat diwujudkan melalui beragam kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan
belajar dikelas. Sebagai contoh, kegiatan kelompok, diskusi, dan kegiatan lain yang
melibatkan lebih dari satu peserta didik. Guru dalam hal ini menjadi fasilitator untuk
merancang pembelajaran yang melibatkan banyak peserta didik untuk bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah. Terakhir sikap spiritual meski dibiasakan supaya menjadi
kebiasaan yang harus peserta didik lakukan. kegiatan ini dilakukan padasaat pembelajaran
berlangsung dengan menyelipkan muatan-muatan nilai spiritual serta dilakukan pada saat
mengawali kegiatan dengan berdoa dan mengakhirinya juga dengan berdoa.
2.2. Modul Ajar/ RPP
2.3. Pelaksanaan Pembelajaran
2.4. Manajemen Sekolah
a. Kesiswaan
Didasarkan pada wawancara bersama Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan MAN 1
Kota Semarang yakni bapak Rosidi, S.Psi., M.Pd. yang telah dilaksanakan pada tanggal 9-
11 Bulan Januari tahun 2023, kami mendapat informasi dan menyimpulkan bahwa
kebutuhan prioritas dari MAN 1 Kota Semarang yaitu Pendidikan yang berkarakter untuk
mengarahkan siswa ke pembelajaran dan mengoptimalkan potensi, bakat dan minat peserta
didik serta fokus pada penerapan nilai-nilai religius. Berpijak pada ideologi dari sekolah ini
sendiri yang merupakan sekolah bernafaskan islami maka dari itu nilai religiulitas lebih
ditekankan dalam pemebuhan kebutuhan peserta didik baik dalam keseharian disekolah
maupun dalam pembelajaran.

MAN 1 Kota Semarang sangat mampu dalam menganalisis dan memenuhi kebutuhan
prioritas siswa dan hal terlihat dari budaya yang berlangsung di lingkungan sekolah. Dalam
membentuk suatu budaya yang baik sesuai dengan visi yang ingin dicapai MAN 1 Kota
Semarang, sekolah berupaya penuh untuk mewujudkan hal tersebut diantaranya ;
a. menyiapkan tenaga pendidik yang berkualitas
b. menyiapkan kesempatan bagi peserta didik seperti ekstrakurikuler dan intrakurikuler
sehingga peserta didik dapat menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki
c. memberikan fasilitas asrama putra dan putri untuk peserta didik. Hal tersebut sudah
diupayakan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan peserta didik terbukti dengan aksi
sekolah dalam membentuk tenaga pendidik profesional dan memberikan fasilitas pada
peserta didik untuk mengembangkan potensi.
Karakteristik dari MAN 1 Kota Semarang sendiri yaitu beriman, bertaqwa, berprestasi,
berakhlaqul karimah. Sehingga kebutuhan peserta didik berupa pendidikan yang berkualitas
tercermin dalam karakteristik MAN 1 Kota Semarang. Kebutuhan peserta didik sudah
tercermin dengan baik di dalam MAN 1 Kota Semarang terbukti dengan interpretasi nyata
melalui karakter dan prestasi unggul peserta didiknya. Kebutuhan peserta didik juga
tercermin dalam tujuan sekolah, diantaranya :

d. Menjadikan MAN 1 Kota Semarang sebagai madrasah yang mengembangkan


pengajaran IPTEK dan IMTAK
e. Menjadikan MAN 1 Kota Semarang sebagai lingkungan pendidikan yang islami penuh
ukhuwah, sederhana, disiplin dan berkreasi
f. Membiasakan peserta didik dengan ajaran agama melalui kebiasaan beribadah, baik
mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh
g. Meningkatkan kemampuan profesionalisme tenaga pendidik sesuai perkembangan
zaman
h. Menyiapkan lulusan MAN 1 Kota Semarang agar dapat diterima di perguruan tinggi
favorit, baik negeri maupun swasta, dengan memiliki prestasi akadmeik yang
membanggakan
i. Mencetak generasi yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, nusa, bangsa dan
agama
j. Menyiapkan calon pemimpin dan mubalghul islam yang kreatif, inovatif dan aspiratif
dengan bekal IPTEK berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT.
MAN 1 Kota Semarang sudah mencerminkan kebutuhan peserta didik melalui tujuan,
visi dan misi sekolah, dimana tujuan tersebut di implementasikan melalui berbagai
program sekolah.

2.5. Lingkungan Belajar


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa pendidik maupun
tenaga kependidikan, serta peserta didik MAN 1 Kota Semarang, sebagian besar
peserta didik berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah (petani/kuli
bangunan) akan tetapi tidak sedikit pula dari peserta didik yang memiliki latar belakang
ekonomi menengah ke atas namun seluruh peserta didik tetap mendapatkan layanan
pendidikan yang setara. Kualitas pembelajaran di kelas. Seluruh kegiatan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam
menyusun skenario pembelajaran guru sudah berpedoman dengan kurkilum, yang
mencangkup mencakup indikator manajemen kelas, dukungan afektif, pembelajaran
interaktif dan penyesuaian cara mengajar dengan tingkat kemampuan murid. Hal ini
diperoleh dari hasil obersevasi kami dimana pembelajaran dalam kelas sudah sangat baik
karena keaktifan peserta didik dalam megikuti kegiatan pembelajaran seperti bertanya,
menjawab, berdiskusi dan lain-lain. Beberapa ruang kelas yang terdapat di MAN 1
Kota Semarang memiliki kondisi yang sangat memadai seperti papan tulis, bangku,
smarttv, kipas angin, dan fasilitas penunjang lainnya. Namun, terdapat pula kelas lain
yang belum memiliki fasilitas penunjang seperti LCD Proyektor maupun smarttv.
Sebagian guru masih menggunakan metode ceramah. Namun ada juga pembagian
LKPD saat pembelajaran agar anak dapat aktif mencari informasi. Pembelajaran
paradigma baru sudah mulai diterapkan.
Pihak sekolah telah melakukan kegiatan refleksi guna meningkatkan
pengembangan guru dan perbaikan pembelajaran guru. Guru satu mata pelajaran sering
berkumpul di ruang guru guna membahas bahan ajar , perangkat pembelajaran dan
metode pengajaran yang digunakan. Mereka juga sering membahas perkembangan
peserta didik. Guru juga mendapatkan giliran pelatihan dalam meningkatkan
kemampuan dan kualitas guru. Bahkan sekarang, guru sedang menjalankan
pelatihan guru penggerak. Guru mampu merefleksikan dan memperbaiki
pembelajaran mereka melalui ilmu yang diperoleh dari pelatihan. Kepemimpinan
instruksional dilaksanakan pada awal semester sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai. MAN 1 Kota Semarang masih menerapkan kurikulum 2013 (K13). Kepala
sekolah selalu mendukung dan menginformasikan kegiatan yang mendukung
peningkatan mutu pembelajaran.
MAN 1 Kota Semarang mengadakan program perlindungan dan keamanan di
satuan pendidikan dengan cara mengadakan program perlindungan yang dilaksanakan
oleh kepolisian, babinsa serta komite sekolah. Pada dasarnya sekolah MAN 1 Kota
Semarang merupakan sekolah berbasis ilmu agama islam dibawah naungan Departemen
Kementrian Agama, jadi seluruh warga sekolah merupakan pemeluk agama islam. Akan
tetapi, seluruh warga sekolah khususnya peserta didik tetap menjunjung tinggi
keberagaman suku, ras, dan budaya. Selain itu wujud toleransi juga sangat diberlakukan
terbukti dengan adanya ekstrakurikuler penunjang kegiatan non-akademis peserta didik
untuk mencintai budaya yang dimiliki.
Sekolah berlaku adil dalam hal kesetaraan gender seperti tidak adanya
perbedaan khusus dalam belajar terhadapa gender tertentu. Dalam berpakaian,
siswa-siswi dituntut berpakaian sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa adanya
kesenjangan aturan yang memberatkan satu gender tertentu. Serta, fasilitas WC
juga dipisah antara perempuan dan laki-laki. Lingkungan satuan pendidikan
berperilaku adil, memberikan kesempatan yang sama bagi warga satuan pendidikan.
Namun, memang lebih banyak peserta didik perempuan daripada laki-laki. Selain itu
terdapat pula asrama di dalam sekolah yakni asrama putra maupun asrama putri. MAN 1
Kota semarang juga bukan merupakan sekolah inklusi Orang tua sangat mendukung
program yang ada di MAN 1 Kota Semarang seperti mengikuti rapat dengan pihak
sekolah, pengambilan rapor dan menghadiri panggilan sekolah dalam hal apapun
selama membutuhkan partisipasi mereka.

Lampiran

Lampiran 5: Contoh Format Lembar Observasi - Lingkungan Belajar di Sekolah

LEMBAR OBSERVASI
LINGKUNGAN BELAJAR
Nama Mahasiswa ……………………………………………………………………………
………
NIM ……………………………………………………………………………
………
Prodi/Bidang Studi ……………………………………………………………………………
………

Tangg Sasaran Observasi*) Hasil Observasi Interpretasi Hasil


al Observasi
9/01/23 1. Latar belakang sosial-ekonomi murid sebagian besar seluruh peserta didik
peserta didik tetap mendapatkan
berasal dari layanan pendidikan
Murid dengan kondisi sosial-ekonomi
keluarga ekonomi yang setara terlepas
yang berbeda memiliki hak yang sama
menengah ke dari bagaimana latar
dalam mengakses dan memperoleh
bawah (petani/kuli belakang ekonomi
layanan pendidikan yang berkualitas,
bangunan) akan mereka.
seperti tingkat pendidikan orang tua dan
tetapi tidak sedikit
fasilitas belajar yang tersedia di rumah.
pula dari peserta
didik yang
memiliki latar
belakang ekonomi
menengah ke atas
9/01/23 2. Kualitas pembelajaran di kelas  Dilaksanakan Seluruh kegiatan
sesuai dengan pembelajaran
skenario dilaksanakan sesuai
Seluruh kegiatan belajar mengajar di pembelajaran dengan skenario
kelas, mencakup indikator manajemen yang telah pembelajaran yang
kelas, dukungan afektif, pembelajaran direncanakan telah direncanakan.
interaktif dan penyesuaian cara  Dalam Dalam menyusun
mengajar dengan tingkat kemampuan menyusun skenario
murid. skenario
pembelajaran guru
pembelajaran
sudah berpedoman
guru sudah
berpedoman dengan kurkilum,
dengan yang mencangkup
kurkilum mencakup indikator
 Pembelajaran manajemen kelas,
interaktif dan dukungan afektif,
penyesuaian pembelajaran
cara mengajar interaktif dan
dengan tingkat penyesuaian cara
kemampuan mengajar dengan
murid. tingkat kemampuan
murid. pembelajaran
dalam kelas sudah
sangat baik karena
keaktifan peserta
didik dalam
megikuti kegiatan
pembelajaran seperti
bertanya,
menjawab,
berdiskusi dan lain-
lain
9/01/23 3. Refleksi dan perbaikan pembelajaran  Pihak sekolah Pihak sekolah telah
oleh guru telah melakukan kegiatan
melakukan refleksi guna
kegiatan meningkatkan
Kemampuan pengembangan guru untuk refleksi guna pengembangan guru
terus meningkatkan kompetensi melalui meningkatkan dan perbaikan
belajar mandiri dengan merefleksi pengembangan pembelajaran guru.
praktik pengajaran yang telah diterapkan guru dan Guru satu mata
dan juga belajar dari rekan guru. perbaikan
pelajaran sering
pembelajaran
berkumpul di ruang
guru.
 Guru berkumpul guru guna
dalam membahas bahan
pembahasan ajar , perangkat
perangkat pembelajaran dan
mengajar, bahan metode pengajaran
ajar, dan metode yang digunakan.
pengajaran Mereka juga sering
membahas
perkembangan
peserta didik.
9/01/23 4. Kepemimpinan instruksional  Kepala sekolah Kepemimpinan
selalu instruksional
mendukung dan dilaksanakan pada
Kemampuan kepala satuan pendidikan menginformasik awal semester
dalam menyusun dan an kegiatan yang sebelum kegiatan
mengkomunikasikan visi, misi, mendukung belajar mengajar
program, dan kebijakan yang peningkatan dimulai. MAN 1
mendukung guru dalam meningkatkan mutu Kota Semarang
mutu pembelajaran di satuan pembelajaran.
masih menerapkan
pendidikan.  Guru
kurikulum 2013
mendapatkan
giliran pelatihan (K13). Kepala
dalam sekolah selalu
meningkatkan mendukung dan
kemampuan menginformasikan
dan kualitas kegiatan yang
guru. mendukung
peningkatan mutu
pembelajaran. Guru
juga mendapatkan
giliran pelatihan
dalam
meningkatkan
kemampuan dan
kualitas guru.
10/01/2  program MAN 1 Kota
3 perlindungan Semarang
5. Iklim keamanan di satuan pendidikan dan keamanan di mengadakan
satuan program
Satuan pendidikan yang memiliki pendidikan perlindungan dan
kebijakan, pemahaman, dan program bersama keamanan di satuan
terkait perundungan, hukuman fisik, kepolisian, pendidikan dengan
babinsa serta cara mengadakan
kekerasan seksual dan narkotika
komite sekolah
sehingga memberikan perlindungan dan program
rasa aman bagi warga satuan perlindungan yang
pendidikan, baik secara fisik maupun dilaksanakan oleh
psikologis. kepolisian, babinsa
serta komite
sekolah.

10/01/2 6. Iklim kebinekaan di satuan seluruh warga Pada dasarnya


3 pendidikan sekolah merupakan sekolah MAN 1
pemeluk agama Kota Semarang
Llingkungan satuan pendidikan yang islam. merupakan sekolah
menghargai keragaman agama maupun berbasis ilmu agama
sosial-budaya dan dukungan kesetaraan islam dibawah
hak. naungan
Departemen
Kementrian Agama,
jadi seluruh warga
sekolah merupakan
pemeluk agama
islam. Akan tetapi,
seluruh warga
sekolah khususnya
peserta didik tetap
menjunjung tinggi
keberagaman suku,
ras, dan budaya.
Selain itu wujud
toleransi juga sangat
diberlakukan
terbukti dengan
adanya
ekstrakurikuler
penunjang kegiatan
non-akademis
peserta didik untuk
mencintai budaya
yang dimiliki.
10/01/2 7. Iklim kesetaraan gender Sekolah berlaku Sekolah berlaku
3 adil dalam hal adil dalam hal
kesetaraan gender kesetaraan gender
Bagaimana lingkungan satuan
seperti tidak seperti tidak
pendidikan berperilaku adil,
adanya perbedaan adanya perbedaan
memberikan kesempatan yang sama
khusus dalam khusus dalam
bagi warga satuan pendidikan, baik laki-
belajar terhadapa belajar terhadapa
laki maupun perempuan dalam
menjalankan peran publik.seperti gender tertentu gender tertentu.
dukungan kepala satuan pendidikan dan Dalam berpakaian,
guru atas kesetaraan gender. siswa-siswi dituntut
berpakaian sesuai
dengan aturan yang
berlaku tanpa
adanya kesenjangan
aturan yang
memberatkan satu
gender tertentu.
Serta, fasilitas WC
juga dipisah antara
perempuan dan
laki-laki.
Lingkungan satuan
pendidikan
berperilaku adil,
memberikan
kesempatan yang
sama bagi warga
satuan pendidikan.
Namun, memang
lebih banyak peserta
didik perempuan
daripada laki-laki.
Selain itu terdapat
pula asrama di
dalam sekolah yakni
asrama putra
maupun asrama
putri
10/01/2 8. Iklim inklusivitas bukan merupakan bukan merupakan
3 sekolah inklusi sekolah inklusi
Pengetahuan, penerimaan dan dukungan
guru terhadap murid dengan disabilitas
serta murid cerdas istimewa dan murid
bakat istimewa.
10/01/2 9. Dukungan orangtua dan murid Orang tua sangat Orang tua sangat
3 terhadap program satuan pendidikan mendukung demi mendukung
kemajuan program yang ada
pendidikan peserta di MAN 1 Kota
Partisipasi orangtua dalam kegiatan
didik Semarang seperti
satuan pendidikan, dan partisipasi murid
mengikuti rapat
dalam penyusunan program satuan
dengan pihak
pendidikan.
sekolah,
pengambilan rapor
dan menghadiri
panggilan sekolah
dalam hal apapun
selama
membutuhkan
partisipasi mereka.
Kesimpulan:
Seluruh peserta didik MAN 1 Kota Semarang tetap mendapatkan layanan pendidikan yang
setara terlepas dari bagaimana latar belakang ekonomi mereka. Seluruh kegiatan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam menyusun
skenario pembelajaran guru sudah berpedoman dengan kurkilum, yang mencangkup mencakup
indikator manajemen kelas, dukungan afektif, pembelajaran interaktif dan penyesuaian cara
mengajar dengan tingkat kemampuan murid. pembelajaran dalam kelas sudah sangat baik
karena keaktifan peserta didik dalam megikuti kegiatan pembelajaran seperti bertanya,
menjawab, berdiskusi dan lain-lain. Pihak sekolah telah melakukan kegiatan refleksi guna
meningkatkan pengembangan guru dan perbaikan pembelajaran guru. Kepemimpinan
instruksional dilaksanakan pada awal semester sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
MAN 1 Kota Semarang masih menerapkan kurikulum 2013 (K13). MAN 1 Kota Semarang
mengadakan program perlindungan dan keamanan di satuan pendidikan dengan cara
mengadakan program perlindungan yang dilaksanakan oleh kepolisian, babinsa serta komite
sekolah. seluruh warga sekolah khususnya peserta didik tetap menjunjung tinggi keberagaman
suku, ras, dan budaya meskipun keseluruhan dari mereka merupakan pemeluk agama islam.
Sekolah berlaku adil dalam hal kesetaraan gender seperti tidak adanya perbedaan khusus
dalam belajar terhadapa gender tertentu. Orang tua sangat mendukung program yang ada
di MAN 1 Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai