Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

IDENTIFIKASI CEMARAN MIKROBA PATOGEN

Disusun oleh:
Praktikum Mikrobiologi B – Kelompok 7
Arva Pandya Wazdi 1806185664
Dewi Aryani 1806194630
Nadia Fahira D 1806194624
Qinthara Alifya Pramatiara 1806194536
Retia Centini 1806185696
Thalia Yulian Chandra 1806194183

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
Uji Batas Mikroba
Hari, tanggal praktikum : Kamis, 10 Oktober 2019
Waktu : 13.00 – 15.50
Tempat : L-B.204 (WL-3) Laboratorium Mikrobiologi Rumpun Ilmu
Kesehatan Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN
Makanan dan berbagai sediaan farmasi tidak lepas dari adanya
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat menjadi menguntungkan maupun merugikan
bagi makhluk hidup. Salah satu contoh mikroorganisme yang banyak terdapat di
ekosistem adalah bakteri. Bakteri dapat merugikan jika bersifat patogen, yaitu
menyebabkan penyakit infeksi pada makhluk hidup, terutama pada manusia. Contoh
bakteri patogen adalah Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, dan Escherichia coli.
Untuk mengetahui jenis bakteri yang menjadi kontaminan suatu sediaan,
dilakukan identifikasi cemaran mikroba patogen. Identifikasi ini dilakukan dengan
memanfaatkan prinsip bahwa mikroba hanya dapat hidup dalam medium yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi dari mikroba tersebut dan akan memberikan perubahan
spesifik bergantung pada media pembenihan yang digunakan. Jenis mikroba dapat
diketahui dengan melihat perubahan yang terjadi pada media pembenihan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba tersebut karena setiap mikroba memberikan
reaksi yang berbeda pada media yang berbeda.

II. PRINSIP DASAR


Media yang mengandung bakteri ditanam dalam medium spesifik yaitu,
centrimide, Manithol Salt Agar (MSA), Salmonella Shigella Agar (SSA), dan
EMB. Selanjutnya media tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37o. Pada
praktikum ini bakteri yang dijadikan sample adalah Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Salmonella typhi.
III. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis mikroba yang menjadi kontaminan dalam suatu sediaan
2. Mengetahui cara identifikasi cemaran patogen
3. Mengetahui cara inokulasi bakteri pada medium lempeng agar

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat – alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:
No. Nama Alat Gambar Alat
1 Spiritus Lamp

2 Kawat Ose

3 Alkohol 70%

4 Korek Api
5 Agar SSA

6 Agar EMB

7 Agar CTMD

8 Agar MSA
B. Bahan – bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah:

No. Nama Sampel Gambar Sampel


1 Sampel A

2 Sampel B

3 Sampel C (Sampel Yang


Diberikan)

4 Sampel D
V. PROSEDUR KERJA
No. Prosedur Kerja Gambar Cara Pengerjaan
1 Sebelum melakukan percobaan,
pastikan praktikan telah mencuci
tangan.
2 Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
3 Seka permukaan meja
menggunakan alkohol 70%

4 Sterilisasi ose dengan cara dibakar


dari ujung sampai pangkal, hingga
kawab ose berpijar.
5 Buka tutup tabung reaksi yang
berisi biakan bakteri patogen.
Jangan lupa untuk selalu melewati
tabung di atas api.

6 Ambil bakteri patogen pada tabung


reaksi menggunakan kawat ose.

7 Buka tutup cawan petri yang berisi


media selektif (SSA, EMB, MSA,
dan cetrimide), goreskan kawat ose
ke media tersebut di kuadran
pertama. Panaskan kawat ose
kembali, dan goreskan di kuadran
selanjutnya sampai ke kuadran
empat.
8 Lakukan hal tersebut ke semua
media selektif yang ada.
9 Setelah itu inkubasi media selektif
tersebut selama 24 jam dalam suhu
37o. Setelah itu amati hasil
pertumbuhan mikroba.

VI. HASIL PENGAMATAN


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diamati bahwa bakteri pada sampel
adalah sebagai berikut:
NO. Sampel Media Setelah di Inkubasi Keterangan
1 A SSA Terjadi
pertumbuhan
bakteri pada
medium SSA
dan terjadi
perubahan
warna dari
merah menjadi
oranye. Hal ini
menunjukan
bahwa terjadi
pertumbuhan
bakteri
Salmonella
typhii.
2 B Cetrimide Terdapat
(CTMD) pertumbuhan
bakteri pada
medium
CTMD yaitu
terdapat garis-
garis berwarna
kehijauan yang
menunjukan
bahwa terjadi
pertumbuhan
bakteri
Pseudomonas
aeruginosa.
3 C (Sampel Eosin Terjadi
yang Methylene pertumbuhan
digunakan Blue bakteri dengan
ketika (EMB) ditandai
praktikum) adanya garis-
garis berwarna
metalik
kehijauan yang
berarti bakteri
Escherichia
Coli.

4 D MSA Terjadi
pertumbuhan
bakteri yang
ditandai
dengan
perubahan
warna MSA
dari oranye
menjadi
kuning yang
berarti bakteri
Staphylococcus
aureus.

VII. PEMBAHASAN
Praktikum identifikasi cemaran mikroba pathogen bertujuan untuk mengetahui
mikroorganisme spesifik yang tumbuh di media percobaan, mengetahui jenis mikroba
atau bakteri yang menjadi kontaminan dalam suatu sediaan, dan mengetahui cara
inokulasi bakteri pada media lempeng agar. Media yang digunakan pada praktikum
identifikasi cemaran mikroba merupakan media selektif dan diferensial agar tiap
bakteri yang diidentifikasi bisa diketahui secara spesifik dikarenakan dapat tumbuh
pada media yang berbeda. Hal tersebut terjadi akibat adanya reaksi spesifik antara
bakteri dengan medianya. Media selektif dan diferensial yang digunakan antara lain
adalah Manitol Salt Agar (MSA), Media Cetrimide, Salmonella Shigella Agar (SSA),
dan Eosin Methylene Blue (EMB).
Sampel bakteri yang digunakan merupakan bakteri yang sebelumnya telah
dibiakkan dalam tabung reaksi yang berisi Nutrient Broth. Bakteri biakan tersebut
kemudian digoreskan menggunakan kawat ose secara zigzag sebanyak 4 kuadran pada
tiap media agar yaitu MSA, Cetrimide, SSA, dan EMB. Goresan pertama dilakukan
untuk meletakkan sebagian besar bakteri ke atas media agar. Goresan selanjutnya
dilakukan dengan menggoreskan kawat ose dari kuadran 2 sampai kuadran 4 sehingga
bakteri yang didapatkan tiap kuadran akan berkurang. Hal ini dilakukan agar pada
goresan terakhir menunjukkan jumlah bakteri secara individual atau terpisah satu sama
lain sehingga memudahkan identifikasi. Setelah selesai melakukan penggoresan, media
berisi biakan bakteri kemudian diinkubasi selama 24 jam agar dapat diamati jenis
bakteri yang tumbuh pada media selektif tersebut. Praktikum ini harus dilakukan secara
aseptis dan hati-hati untuk mencegah masuknya kontaminan dan pertumbuhan bakteri
lain yang tidak diinginkan sehingga dapat mengganggu pengidentifikasian bakteri
biakan.
Media Manitol Salt Agar (MSA) akan menumbuhkan bakteri Staphylococcus
aureus yang diindikasikan dengan perubahan warna media dari merah muda sedikit
oranye menjadi kuning. Hal ini dikarenakan koloni pigmen Staphylococcus aureus
berwarna kuning dapat memfermentasi manitol. Kandungan utama dalam media ini
antara lain 1% mannitol, indicator fenol merah, dan 7,5% NaCl. Media MSA ini
memiliki kandungan gula yaitu 1% mannitolMSA memiliki konsentrasi garam yang
jauh lebih tinggi daripada medium lainnya. Hal ini juga menjadi penyebab
pertumbuhan bakteri pada media ini akan terhambat, kecuali bakteri Staphilococcus
karena bakteri Staphilococcus merupakan bakteri yang dapat hidup dan tumbuh pada
lingkungan dengan kadar garam tinggi.
Media Salmonella Shigella Agar (SSA) digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
yang tidak dapat memfermentasi laktosa seperti spesies Salmonella. Jika Salmonella
typhii tumbuh pada media SSA maka bakteri akan teridentifikasi membentuk koloni
tidak berwarna dengan inti hitam.
Media Cetrimide digunakan untuk isolasi Pseudomonas. Pseudomonas aeruginosa
akan membentuk koloni dengan pigmen berwarna kehijauan (piosianin). Media ini
bersifat sebagai detergen kationik yang akan melepaskan nitrogen dan fosfor bila
mengalami kontak dengan sel bakteri, yang kemudian mengakibatkan efek denaturasi
terhadap protein membrane sel bakteri. Hal ini disebabkan karena media ini merupakan
garam amonium kuartener. Akibatnya, media ini menghambat pertumbuhan bakteri-
bakteri lain, kecuali Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan media Eosin Methylene Blue
(EMB) digunakan untuk mengidentifikasi bakteri Eschericia coli yang akan
memberikan warna hijau metalik jika terdapat pertumbuhan koloni pada media agar.
Media Eosin Methylene Blue (EMB) Agar mengandung pepton, laktosa,
dipotassium fosfat, eosin Y, metilen blue dan aquadest. Pepton sebagai sumber protein
untuk pertumbuhan bakteri. Laktosa untuk menyediakan sumber karbohidrat yang akan
difermentasi oleh bakteri. Dipotassium fosfat menyediakan elektrolit dan menjaga
keseimbangan osmotik. Eosin Y dan Metilen Blue digunakan sebagai indikator pH
serta menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Agar digunakan untuk
memadatkan media. EMB mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk membedakan antara bakteri yang memfermentasikan laktosa dengan
yang tidak. Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa menunjukkan koloni tidak
berwarna sedangkan bakteri yang memfermentasikan laktosa akan memberikan warna
gelap dengan kilap hijau metalik.
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perubahan warna pada
media SSA, MSA, dan Cetrimide. Sedangkan pada media EMB terdapat koloni bakteri
dengan warna hijau metalik. Hal ini menunjukkan bahwa sampel biakan bakteri adalah
Eschericia coli dan bukan Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, maupun
Salmonella thypii.

VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan ini adalah setelah kita melakukan
percobaan ini adalah bahwasannya pertumbuhan bakteri dapat dilihat pula dengan
perubahan warna pada media yang kita gunakan, hal itu juga dapat kita jadikan patokan
untuk menilai sifat bakteri yang kita biakkan. Selain itu sampel yang kelompok 7
gunakan positif mengandung E. coli

IX. DAFTAR PUSTAKA


Malik, Amarila. Dkk. 2017. Penuntun Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan
Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Depok : Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
Radji, Maksum. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai