Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan
refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina
pada mata istirahat (tanpa akomodasi).1-3
David A. Goss mengklasifikasikan miopia yaitu myopia simpel,
pseudomyopia, myopia nocturnal, myopia sekunder, dan myopia patologis atau
degenerative. 4
Myopia patologis (MP) atau myopia degenerative atau makulopati myopia
merupakan konsekuensi yang sering terjadi pada penderita myopia, khususnya
dengan myopia yang tinggi (0,6 D). Myopia ini dapat meningkat cepat (4,00 D tiap
tahun) dan terkait dengan perubahan patologi di segmen posterior bola mata.
Dilaporkan 5% hingga 11 % individu dengan MP akan menjadi miopia CNV.
Miopia Choroidal Neovascularization (CNV) merupakan komplikasi yang paling
umum yang mengancam penglihatan dari MP dengan prognosis buruk jika tidak
dilakukan pengobatan. 5,6
Pasien dengan myopia tinggi yang mengalami kehilangan penglihatan
sentral secara mendadak dan harus dirujuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah
diagnosis myopia CNV dan telah dikonfirmasi, setelah angiografi fluorescein,
inisiasi pengobatan harus segera dan agen anti-VEGF dianggap sebagai terapi lini
pertama, kecuali dikontraindikasikan. Pemantauan pasien yang berkelanjutan
diperlukan untuk menilai progresivitas atau kekambuhan pasien kondisi. Penting
dalam manajemen pasien adalah pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip-
prinsip angiografi mata untuk menegakkan diagnosis, mengkategorikan proses
penyakit yang mendasari, dan strategi manajemen. Baru-baru ini, terapi
fotodinamik (PDT) menggunakan verteporfin telah efektif untuk beberapa jenis
CNV dalam uji klinis acak. 6-8

Penyelidikan lebih lanjut dari teknik pengobatan termasuk studi pilot


menggunakan photocoagulation laser, terapi fotodinamik (PDT), operasi dan terapi
farmakologi. Semua penelitian ini masih dalam tahap awal dan untuk menangani
pasien mengikut standar profesi adalah penting untuk menguasai kompetensi yang
tersedia.7,8
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit Mata, FKUI, hal: 77-9, 2014.
2. Vaughan, Daniel G dkk. Oftalmologi umum. Penerbit EGC. edisi 14, hal:
45-9, 2014.
3. Rahayu T. Miop. Buku ajar oftalmologi edisi pertama BPFKUI. hal 183.
2017
4. david A. Goss, et al, Myopia In: Jhon F Amos , OD ed. Diagnosis and
Management in Vision Care Butterwort, USA. 1987. p.121-62
5. Widodo A. Prilia T. Miopia Patologi. Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol 5.
2007. Hal 19-26
6. Wong TY, Ferreira A, Hughes R, et al. Epidemiology and disease burden of
pathologic myopia and myopic choroidal neovascularization: an evidence-
based systematic review. AmJ Ophthalmol. 2014;157:9-25.e12
7. American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and Principals of
Ophtalmology. Singapore. 2011-2012. p. 64-67
8. Elaine N Marieb. Human Anatomy and Physiology. USA: Pearson. 2010.
p551,554

Anda mungkin juga menyukai