(Penghilang Kedhaliman)
Segala puji bagi Allah Dzat yang sempurna. Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa
tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW yang telah diberikan mukjizat oleh Allah
SWT beserta seluruh keluarga dan sahabat yang senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan
dan menjauhi kemungkaran-kemungkaran.
Pensyarah berharap dan berdo’a kepada Allah SWT agar Muhammad Nawawi bin Umar
yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk mengoreksi nadzam milik Syekh
Zainuddin bin Ali bin Ahmad diampuni kesalahan-kesalahannya, dikabulkan cita-cita dan
angan-angannya. Nadzam tersebut berada di dalam buku yang dikenal dengan nama “syu’bul
iman”. Buku tersebut merupakan buku berbahasa Arab yang menjadi ringkasan dari
buku syu’bul iman yang berbahasa Persia yang dikarang oleh Nuruddin Al-Iijaa. Al-Iijaa
merupakan julukan yang dikaitkan dengan Ija, yaitu salah satu kota di Persia.
Nadzam tersebut memakai gaya bahasa bahr kamil dengan rumus enam kali
kata متفاعلنdanmemiliki 26 bait syair yang biasanya bersifat محبونة.Kemudian ketika
mensyarahinya aku ingin menulis di dalamnya penjabaran yang bermanfaat bagi diriku dan
anak-anakku yang termasuk orang-orang yang menginginkan keberuntungan. Di dalamnya
Aku menambahkan tiga bait syair di awal dan 1 bait di akhir yang ditambahkan oleh Abdul
Mun’im, sehingga keseluruhannya berjumlah 30 bait syair.Saya memberikan nama buku ini
“qami’ at-tughyanala mandzumat syu’bil iman”. Dan saya berdo’a kepada Allah SWT
dengan rahmat dan kemuliaan-Nya semoga buku ini bermanfaat. Karena pada-Nya lah segala
sesuatu yang Ia kehendaki dan Ia lah berhak mengabulkan segala do’a, Amin. Maka Saya
katakan:
)شعَبْ فتُتَ َّم ُم
ُ شخص ذا
ٍ َإيمان صي ََّرا
َ (الحمد هلل الذي قد
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan iman seseorang bercabang-cabang kemudian
menyempurnakannya
Ini mengibaratkan pada membiasakan rasa syukur dengan mengucapkan hamdallah, hal ini
berdasarkan bahwa pada dasarnya semua pujian hanyalah milik Allah.Maksud dari bait ini
ialah, bahwa perbuatan-perbuatan iman mempunyai beberapa bagian dan karakteristik. Yang
dimaksud dengan perbuatan-perbuatan iman di sini adalah di mana amal seseorang dapat
bertambah (positif) jika ia melakukannya (perbuatan-perbuatan iman), dan sebaliknya dapat
berkurang jika meninggalkannya.
Adapun asal iman adalah pembenaran atas sesuatu secara seratus persen, tanpa ada kurang
sedikitpun. Karena jika di sana terdapat kekurangan sekecil apapun, maka akan ada rasa ragu-
ragu. Oleh karena itu iman tidaklah sah jika dibarengi dengan karagu-raguan.
Pada bait di atas kata ْش َعب ُ merupakan bentuk jamak dariش ْعبة
ُ . Dan pada
kata فتُتَ َّم ُمtersimpan dlomir yang kembali padaالشعب.
َ ُبعد صالتنا ونyang memakai kata ganti orang pertama jamak adalah
Adapun maksud dari kata س ِل ُم
bahwa yang mengucapkan salawat dan salam bukan hanya penulis saja, namun juga sang
pengarang bait-bait ini syekh Zainuddin.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
ُ ض ٍل يَ ْع
)ظ ُم ْ َيَ ْستَ ْك ِملَ ْنها أه ُل ف ُ ض ٌع و َعي ٌْن
ش ْعبَة ْ ِ(إيمانُنا ب
Iman kita mempunyai tujuh puluh tujuh cabang yang dipakai oleh para orang bijak untuk
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas diri mereka
Cabang-cabang dari iman ada 77, sebagaimana sabda Nabi SAW:
اإليمان بضع وسبعون شعبة فأفضلها قول آل اله اال هللا وأدناها اماطة األذى عن الطريق والحياء شعبة من اإليمان (رواه
)المحدثون
Iman mempunyai 77 cabang, yang paling baik diantaranya adalah mengucapkan kalimat La
Ilaha Illa Allah, sedangkan yang terendah adalah menyingkirkan bahaya dari jalanan, dan
malu termasuk salah satu dari cabang iman.
Perkataan nadhim إيمانُناadalah cabang-cabang dari iman. Dan kata ض ٌع
ْ ( ِبdi-kasrah atau di-
fathah huruf ba’-nya)menurut Al-Khalil yang dimaksud di sini adalah bilangan tujuh ()سبع,
sedangkan pada kata َعي ٌْنyang dimaksud adalah bilangan tujuh puluh ()سبعون, karena
huruf ‘ain mempunyai nilai tujuh puluh sebagaimana huruf hamzah mempunyai nilai
satu, ya’ sepuluh, qaf seratus dan ghain seribu.
ُ adalah kata yang ber-i’rab nashabyang menjadi tamyiz. Dan kata يَ ْستَ ْك ِملَ ْنهاdi
Kata ش ْعبَة
dalamnya terdapat nun taukidkhafifah, sedangkan huruf sin adalah untuk menunjukkan
artijumlah atau keperluan, kata tersebut berbentuk fi’il mudhari’yang fa’il-nya adalah ahlu
fadllin (orang bijak). Maksud dari bait ini adalahbahwa para orang bijak menjadikan ketujuh
puluh tujuh cabang iman ini sebagai sarana untuk menyempurnakan diri mereka, karena
dengannya dapat membuat segala urusan dunia menjadi benar, dan segala urusan akhirat
menjadi baik. Sehingga pada akhirnya mereka mendapatkan kesempurnaan dari 77 cabang
iman tersebut.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)وبيوم َي ْفنَى ال َعالَ ُم
ِ بربكَ وال َمال ِئ ِك وال ُكتُبْ واأل َ ْن ِبيا
ِ ( ِآم ْن
Berimanlah kepada tuhan mu, para malaikat(Nya), kitab-kitab (suci), nabi-nabi(Nya) dan hari
di mana alam akan hancur
Nadhim menyebutkan lima cabang iman pada bait ini. Sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT:
a. Beriman bahwa Allah adalah Dzat yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya
b. Tidak ada yang menyamai-Nya sebagai Dzat tempat semua makhluk bergantung
c. Tidak ada yang menandingi-Nya
d. Tidak ada awal dan akhir keberadaan-Nya, karena Allah mempunyai sifat
abadi,keberadaan-Nya tidak rusak karena keabadian-Nya dan tidak berubah oleh waktu. Akan
tetapi Ia adalah Dzat yang Awal-Akhir, Dhahir-Bathin yang dibersihkan dari
sifat jismiyah (badaniyah), karena tidak ada yang menyamai-Nya.
2. Iman kepada Malaikat:
a. Beriman dan membenarkan keberadaan Malaikat
b. Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan yang tidak pernah membangkang
terhadap apa yangtelah diperintahkan oleh Allah kepadanya. Ia melakukan apa yang telah
diperintahkan Allah kepadanya.
Malaikat adalah jisim (tubuh) yang bersifat lembut yang memiliki ruh. Allah memberikannya
keahlian untuk menyerupai berbagai bentuk yang bagus-bagus.
3. Iman pada Kitab
Yaitu beriman dan membenarkan bahwa kitab yang telah dditurunkan oleh Allah kepada para
Nabi-Nya adalah wahyu dari Allah. Di dalamnya mengandung hukum-hukum
dan khabar (pemberitahuan)-Nya.
4. Iman kepada Nabi:
a. Beriman bahwa para Nabi jujur dalam menyampaikan khabardan wahyu dari Allah
SWT
b. Bahwa di antara para Nabi tersebut terdapat Nabi yang diutus (Allah) kepada para umat
untuk menunjukkan, menyempurnakan penghidupan dan akhirat mereka.
c. Mereka (para Nabi) dibekali (Allah) dengan Mukjizat-mukjizat yang menunjukkan
kejujuranmereka. Oleh karena itu Allah memberikan risalah (wahyu) kepada mereka dan
mereka menjelaskannya kepada orang-orang kafir.
5. Iman pada Hari Hancurnya Dunia:
a. Percaya terhadap kehancuran dunia.
b. Percaya terhadap hari akhir (kiamat) beserta apa yang ada di dalamnya, seperti
pembalasan, penghitungan amal, penimbangan amal, berjalan di jembatan shirath al-
mustaqim, surga dan neraka.
Kata ال َمالئِ ِكdibaca dengan harakatkasrahpada huruf kaf-nya, besertaan dengan pembuangan
huruf ha’ (dhamir). Dan pada kata بيومdibaca
ِ jar besertaan dengan pembuangan harakat
tanwin, inilah dianggap lebih fasih karena kata يومdi-idhafah-kan pada jumlah
fi’liyah (kalimat kerja) yang mu’rab (menerima i’rab), oleh karena itu diperbolehkan untuk
me-mabni-kan fathah(kata )يوم ِ dalam keadaan i’rab jar.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
َ ْفي َمحْ ش ٍَر فيْه الخَالئِ ُق تَح
)ش ُم ث والقَدَ ِر ال َج ِل ْي ِل و َج ْم ِعنا
ِ (والبَ ْع
Dan berimanlah pada pembangkitan (dari kematian), taqdir yang agung dan berkumpulnya
kita dipadang makhsyar, dan di sana semua makhluk akan merasa malu
Dalam bait ini Nadhim menyebutkan tiga cabang iman yang selanjutnya, yaitu:
6. Iman pada pembangkitan:
Yaitu beriman bahwa Allah SWT akan membangkitkan makhluk-makhluk yang mati, baik ia
mati dikubur, mati karena tenggelam di air ataupun yang lainnya.Allah membangkitkan jasad
mereka (bukan ruhnya saja). Allah SWT berfirman:
ٌ َىو َربِيلَت ُ ْبعَثُنَّث ُ َّم َلتُنَ َّب ُؤنَّ ِب َما َع ِم ْلت ُ ْم َوذَ ِل َكعَلَىاللَّ ِهي
)٧( سِير َ َزَ َع َمالَّذِينَ َكفَ ُرواأ َ ْنلَ ْنيُ ْبعَثُواقُ ْلبَل
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. (QS. At-Taghabun: 7).
7. Iman pada taqdir
Yaitu yakin dan percaya bahwa Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nyadisesuaikan
dengan sesuatu(taqdir) yang sudah lampau, dan Allah telah mengetahui sebelumnya.Maka
semua perbuatan dan aktivitas makhluk-makhluk-Nya merupakan taqdir Allah SWT.Oleh
karena itu hendaknya para manusia ikhlas dan menerima segala apa yang sudah
menjadi qadha’Allah.
Diceritakan oleh syekh Afifuddin Az-Zahid, ia sedang berada di negara Mesir. Ia
mengadukan tentang peristiwa yang telah terjadi di Bagdad, peristiwa itu adalah pembunuhan
orang-orang kafir terhadap orang-orang muslim hingga ia porak-poranda mengalami masa
keruntuhan. Selama tiga tahun setengah kota bagdad lengang tanpa seorang khalifah, orang-
orang kafir mengalungkan mushaf-mushaf (Al-Qur’an) dileher binatang anjing dan
membuang buku-buku para imam ke sungai Tigris, sehingga tumpukan-tumpukan buku
tersebut menjadi sebuah jembatan yang dilewati oleh kuda-kuda. Ia pun sangat geram dan
mengutuk keras hal peristiwa itu, ia berkata: “Ya Tuhan, bagaimana hal ini bisa terjadi,
sedangkan di dalamnya terdapat banyak anak-anak dan orang-orang yang tak berdosa”.
Kemudian ia bermimpi ada seorang laki-laki yang membawa sebuah buku, ia pun mengambil
buku itu dari tangan laki-laki tersebut. Ia pun menemui isi yang ada di dalamnya,
sebagaimana yang ada pada dua bait nadhamyang menggunakan bahr al-mutaqaribberikut:
وال الحكم في حركات الفلك دع اإلعتراض فما األمر لك
فمن خاض لجة بحر هلك وال تسأل هللا عن فعله
Tinggalkanlah (kebiasaan suka) berkomentar atau membantah, niscaya kamu tidak akan
menemui masalah pada dirimu dan tidak akan pernah ada hukum yang menjerat perjalanan
lintasan hidup mu
Dan janganlah sekali-kali kamu bertanya kepada Allahmengenai apa yang telah Allah
kerjakan (tetapkan), oleh karena itu barang siapa masuk ke dalam palung lautan yang dalam,
maka ia akan rusak (tenggelam)
8. Iman pada hari dikumpulkannya manusia di padang makhsyar
Yaitu beriman dan percaya bahwa kelak setelah proses pembangkitan (dari mati) semua
makhluk akan digiring dan dikumpulkan di tanah makhsyar, yaitu tempat pemberhentianakhir
para makhluk setelah digiring. Tempat ini berupa hamparan tanah datar yang berwarna putih,
di tanah lapang ini berbentuk rata tanpa ada bagian yang berstruktur cembung (tinggi
tanahnya) yang bisa dipakai untuk bersembunyi, dan juga tidak ada yang berbentuk cekung
(rendah tanahnya) yang bisa dipakai untuk berlindung dari pengawasan-pengawasan yang
ada.Mereka digiring dengan berkelompok-kelompok dengan rapi. Di antaranya yaitu:
a. Golongan yang menaiki kendaraan, yaitu orang-orang yang bertakwa
b. Golongan yang berjalan kaki, yaitu orang-orang yang mempunyai amal baik sedikit
c. Golongan yang berjalan menggunakan wajahnya sebagai alas, itu adalah orang-orang
kafir.
Setelah mereka berkumpul di padang makhsyar, kemudian mereka bubar menuju surga atau
pun neraka dan melewati jembatan shirath al-mustaqim. Adapun untuk umat dari Nabi
Muhammad SAW akan terbagi menjadi tujuh macam golongan, yaitu; orang-orang yang
jujur, orang-orang yang berilmu agama, para wali pengganti, para syuhada’(yang berjihad
dan mati di jalan Allah), para haji (mabrur), orang-orang yang taat (pada perintah dan hukum
Allah) dan orang-orang yang suka melakukan maksiat.
a. Untuk orang-orang jujur akan melewati jembatan shirath al-mustaqim seperti kilat yang
menyambar
b. Untuk para ilmuan agama akan melewati jembatan shirath al-mustaqimseperti angin
yang bertiup
c. Untuk para wali pengganti akan melewati jembatan shirath al-mustaqim seperti burung
yang terbang dalam jangka waktu beberapa jam saja.
d. Untuk para syuhada’ akan melewati jembatan shirath al-mustaqimseperti kuda pacuan
yang berlari di tengah hari.
e. Untuk para haji (mabrur) akan melewati jembatan shirath al-mustaqimhanya dalam
jangka waktu satu hari saja.
f. Untuk orang-orang yang bertakwa akan melewati jembatan shirath al-mustaqimdalam
waktu satu bulan saja.
g. Sedangkan untuk orang-orang yang suka melakukan maksiat, kaki-kai merekaakan
diletakkan di atas jembatan shirath al-mustaqim, diletakkanlah dosa-dosa mereka di atas
punggung mereka dan mereka pun menyeberang. Besertaan dengan itu di bawah mereka
panasnya api neraka menyala-nyala menyambar mereka. Dan ketika itu mereka melihat
cahaya iman di dalam hati mereka, seraya berkata: “Silahkan engkau berjalan lebih dulu
wahai orang yang beriman! Karena cahaya iman mu bisa meredam panasnya api
neraka”.Sebagaimana yang disebutkan oleh Muhammad Al-Hamdaniy
Dalam bait ini, kata القدرdibaca dengan harakat fathahhuruf dal-nya. Dan kata تحشمtermasuk
dalam bab تَ ِعب َيتْ َعبyang mempunyai arti malu untuk diperlihatkan dan dibeberkan perihalnya
ketika diadukan kepada Allah Dzat Yang Maha Memaksa.
َ ْفيْه الخَال ِئ ُق تَحyaitubahwa setiap orangakan sibuk mengurus dirinya sendiri saat
Maksud dari ش ُم
dipadang makhsyardan semua orang akan berdesak-desakan dan bertumpuk-tumpukan
layaknya hewan belalang yang tersebar di tanah. Di sana orang-orang akan saling
melihatantarsanak saudara mereka dan mengenalinya.Mereka tak bicara sedikit pun dan
berjalan tanpa alas kaki dalam keadaan telanjang. Nabi Muhammad SAW bersabda:
يبعث الناس حفاة عراة غرال قد ألجمهم العرق وبلغ شحوم اآلذان
Manusia akan dibangkitkan (dari kematian) dalam keadaan telanjang, tak beralas kaki dan
dalam keadaan belum dikhitanbenar-benar tersumbat keringatnya dan sampai rusaknya
telinga
Kata حفاةartinya adalah tidak memakai sandal (alas kaki). Kata عراةartinya adalah tidak
tertutupi (telanjang). Dan kata غرالartinya adalah tidak di-khitan.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)وبأ َ َّن َم ْر ِج َع كافِ ٍر ِل َج َهنَّ ُم َّ
(وبأن َم ْر ِج َع ُمس ٍْلم ِل ِجنانِه
Beriman bahwa tempat kembali orang Islam adalah di surga dan tempat kembali orang kafir
adalah neraka jahanam
9. Beriman bahwa surga adalah tempat bagi orang Islam dan neraka adalah tempat
bagi orang kafir
Bait ini bermaksud memberitahukan bahwa cabang iman yang ke-sembilan yaitu beriman
bahwa surga adalah tempat tinggal kekal (tetap) untuk orang Islam.Yang dimaksud orang
Islam di sini adalah orang yang meninggal dalam keadaan memeluk agama Islam, walaupun
sebelumnya iaadalah kafir dan kemudian ia berpaling untuk memeluk agama
Islam.Untukjenis orang yang kedua ini iatidak akan kekal ditempatkan di neraka, melainkan
setelah itu ia akan ditempatkan di surga sebagai tempat tinggal tetapnya. Oleh karena itu ia
tidak di siksa selamanya di neraka, karena ia mati ketikasudah memeluk agama Islam.Ketika
ia dimasukkan ke dalam neraka, ia dalam keadaan mati dalam jangka waktu yang hanya
diketahui oleh Allah SWT, maka ia tidak akan dihidupkan sampai ia keluar dari neraka. Yang
dimaksud mati di sini bukanlah mati yang sebenarnya, yaitu mati dengan keluarnya ruh dari
badan, melainkan sebuah kiasan di mana ia dalam keadaan tidak merasakan siksa neraka.
Kata َج َهنَّ ُمmerupakan kata benda jamak dari kata نيران, yaitutempat tinggal kekal (tetap) untuk
orang-orang kafir. Orang kafir di sini adalah orang yang mati dalam keadaan kafir, atau orang
yang hidup lama dalam keadaan Islam, namun kemudian ia berpaling menjadi kafir.Barang
siapa yang bersikeras berangan-angan namun tidak menemukan yang haq (kebenaran), dan
meninggalkan taqlid (mengikuti orang lain dalam melakukan syari’at agama, tanpa
mengetahui dasar-dasar hukumnya), dan anak-anak orang musyrik yang tidak masuk dalam
ke kafiran, menurut pendapat yang shahih maka tempat mereka kelak adalah di surga.
Label kafir dan muslim di sini tidak hanya diperuntukkan bagi manusia saja, melainkan jin
juga.
Kata ِل َج َهنَّ ُمdalam bait ini dibaca dengan harakat dhammah pada huruf mim-nya, karena untuk
menyesuaikan bentuk akhir bait (dalam sastra Indonesia disebut rima).
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)ار ُج ت ََو َّكلَ ْن يا ُم ْس ِل ُم
ْ و ِل َرحْ َم ِة َف أَ ِلي َْم ِعقا ِبه
ْ (واحْ بُبْ إلَ َهكَ خ
Cintailah Tuhan mu, takutlah akan sakitnya siksa-Nya, harapkanlah rahmat-Nya dan
bertawakallah kepada-Nya wahai orang Islam!
Dalam bait ini nadhim menyebutkan empat macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:
10. Mencintai Allah SWT
Sahl mengatakan beberapa hal sebagai berikut:
a. Ciri-ciri orang cinta kepada Allah adalah cinta pada Al-Qur’an
b. Ciri-ciri orang yang yang cinta Al-Qur’an adalah cinta kepada Nabi Muhammad SAW
c. Ciri-ciri cinta Nabi SAW adalah cinta pada sunah-nya, ciri-ciri cinta pada sunah Nabi
adalah cinta pada akhirat
d. Ciri-ciri cinta akhirat adalah benci terhadap (kehidupan) dunia
e. Ciri-ciri benci dunia adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang berbau duniawi
sebagai bekal untuk menuju akhirat.
Hatim bin Alwan mengatakan bahwa barang siapa yang mengaku-ngaku atas tiga hal tanpa
adanya tiga hal yang lain, maka ia dinilai berbohong. Ketiga hal tersebut yaitu:
a. Barang siapa yang mengaku-ngaku cinta kepada Allah SWT tanpa menjaga dirinya dari
hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka ia telah berbohong.
b. Barang siapa yang mengaku-ngaku mencintai Nabi SAW tanpa mencintai orang-orang
fakir, maka ia telah berbohong.
c. Barang siapa mengaku-ngaku mencintai surga tanpa menginfakkan hartanya, maka ia
telah berbohong.
Sebagian orang-orang bijak mengatakan bahwa ketikasebuah iman berada pada kulit hati,
maka iman itu adalah cinta kepada Allah yang hanya berukuran sedang. Namun ketika iman
itu berada di dalam hati, maka iman tersebut adalah benar-benar sangat mencintai Allah dan
meninggalkan kemaksiatan.
Ada beberapa dakwaan cinta yang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu Al-Fadhil
mengatakan; “Ketika dikatakan kepada mu: Apakah kamu mencintai Allah? Maka hendaklah
engkau diam, karena jika kamu mengatakan “tidak”, maka kamu telah kufur. Namun jika
kamu mengatakan “iya”, maka kamu bukan termasuk orang-orang yang cinta (kepada
Allah)”.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-
Zumar: 53).
Dan Nabi Muhammad SAW bersabda:
الفاجر الراجي لرحمة هللا تعالى أقرب إلى هللا تعالى من العابد القنط
Orang ceroboh yang mengharapkan rahmat Allah SWT lebih dekat dengan-Nya, dari pada
ahli ibadah yang putus asa(terhadap rahmat-Nya).
روى عن عمر عن زيد بن أسلم أن رجال كان في األمم الماضية يجتهد في العبادة ويشدد على نفسه ويقنط الناس من رحمة
هللا تعالى ثم مات فقال يا رب مالي عندك فقال لك النار فقال يا رب فأين عبادتي واجتهادي فقال انك تقنط الناس من رحمتي
في الدنيا فأنا أقنطك اليوم من رحمتي
Diriwayatkan dari Umar dari Zaid bin Aslam: “Di masyarakat jaman dahulu terdapat seorang
laki-laki yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dansangat menjaga nafsunya, namun ia
membuat orang lain menjadi putus asa dari rahmat Allah SWT. Kemudian ia mati, lalu
berkata: “Ya Tuhan, hartaku ada padamu”. Lalu Allah menjawab: “Bagi mu lah neraka”. Ia
berkata: “Lalu di manakah ibadah dan kesungguh-sungguhanku dahulu?”. Allah menjawab:
“Saat di dunia kamu sudah membuat orang lain putus asa terhadap rahmat-Ku, maka Aku pun
membuat mu putus asa dari rahmat-Ku””.
Hakikat dari sebuah harapan adalah membuat hati menjadi senang karena mengharapkan
apayang dicintai menjadi milik hati.Pada hal ini apa yang dicintai tersebut haruslah realistis
dan mempunyai sebab atau alasan. Jika alasan yang melandasinyaberlubang atau mengalami
kebocoran, maka harapan tersebut dinilai sebagaibujuk rayuan dan kebodohan saja. Namun
apabila alasan yang melandasi harapan tersebutdiketahui keberadaannya dan tidak diketahui
ketidak beradaannya, maka harapan tersebut dinilai sebagai sebuah pengharapan.
Apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu yang ada pada masa lalu, maka harapan
tersebut disebut dengan pengingat-ingat. Apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu
yang ada pada masa sekarang, maka harapan tersebut disebut dengan penemuan
dan kesempatan merasakan.Namun apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu yang
ada pada masa mendatang, maka harapan tersebut disebut dengan penantian. Jika yang
dinanti-nanti adalah sesuatu yang dikhawatirkan atau tidak diinginkan terjadinya, maka akan
menimbulkan sakit hati,dan kehendak hati itu disebut kekhawatiran. Namun jika yang
dinanti-nanti adalah sesuatu yang disukai atau diharapkan terjadinya, maka akan membuat
kenyamanan, ketenangan dan kebahagiaan di dalam hati, dan kehendak hati itu disebut
kebahagiaan.
13. Tawakal kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman:
)٢٣( َقَالَ َر ُجالنِ ِمنَالَّذِينَ َيخَافُونَأ َ ْن َع َماللَّ ُه َعلَ ْي ِه َماادْ ُخلُوا َعلَ ْي ِه ُم ْال َبا َبفَإِذَادَخ َْلت ُ ُمو ُهفَإِ َّن ُك ْمغَا ِلبُون ََو َعلَىاللَّ ِهفَت ََو َّكلُوا ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمنِين
Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah
memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu,
Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah
hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. Al-Maidah:
23).
Tawakal mempunyai tiga tingkatan sebagai berikut:
a. Tingkatan di mana keadaan seseorang yang tawakal beradapada tanggungan Allah dan
bergantung pada naungan dan perlindungan-Nya, sebagaimana keadaan di mana iapercaya
untuk tawakal.
b. Tingkatan di mana keadaan orang yang tawakal bersama dengan Allah, sebagaimana
keadaan seorang anak kecil yang masih berada pada penjagaan ibunya, di mana anak kecil
tersebut hanya mengenal, takut dan berpegang pada ibunya saja.Jika ia melihat ibunya, maka
bergantunglah semua keperluaannya kepada ibunya. Jika terjadi sesuatu terhadap dirinya,
sedangkan ibunya tidak ada disampingnya, maka satu kata yang akan keluar dari mulut anak
itu adalah kata “Ibu…”, dan yang pertama ia khawatirkan adalah ibunya. Hal ini diseababkan
karena anak kecil tersebut sangat bergantung pada naungan, penjagaan dan kasih sayang
ibunya.
c. Tingkatan di mana seseorang yang tawakal berada di bawah kendali Allah, baik ketika
ia bergerak ataupun diam. Orang yang tawakal tidak bisa memberontak dan mengelak dari
Allah, kecuali ia hanya bisa melihat bahwa dirinya adalah jasad yang sudah mati dan
digerakkan ataskuasa-Nya. Jadi orang yang tawakal di sini adalah ibarat orang mati yang
pasrah di bawah kendali orang yang memandikannya, dan ia pun tidak dapat memberontak
ketika tubuhnya digerakkan oleh tangan orang yang memandikannya.Pada tingkatan yang
ketiga ini berlaku bagi seseorang yang benar-benar kuat imannya, bahwa Allah SWT adalah
Dzat yang mengerakkan.
Tawakal yang ketiga merupakan tawakal tingkatan tertinggi. Tawakal yang pertama adalah
tingkatan tawakal yang paling rendah. Sedangkan tawakal yang kedua adalah tingkatan
tawakal yang sedang atau di atas jenis tawakal yang pertama.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)(واحْ بُبْ َن ِبيُّكَ ثُم َع ِظ ْم قَد َْرهُ َوا ْب َخ َل ِب ِد ْينِكَ ما ي َُرى ِبكَ َمأْثَ ُم
َ
Cintailah Nabi mu kemudian tinggikanlah derajat beliau dan jadilah bakhil bagi agama mu
jika apa yang ada pada dirimu adalah dosa
Dalam bait ini Nadhimmenuturkan tiga macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:
14. Mencintai Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW bersabda:
ال يؤمن أحدكم حتى أكون أحب اليه من نفسه وماله وولده ووالده والناس أجمعين
Tidaklah beriman salah satu di antara kalian hingga ia lebih mencintai ku dari pada dirinya
sendiri, hartanya, anaknya, orang tuanya dan semua orang.
Yang dimaksud dari kata الناسadalahselain orang-orang yang telah disebutkan sebelumnya,
yaitu seperti kerabat, kenalan, tetangga, sahabat dan lainnya.
Cinta kepada Rasulullah SAW adalah cinta kepada Allah SWT, begitu juga cinta kepada
ulama dan kekasih-kekasih Allah yang bertakwa.Mengapa bisa demikian?Karena Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah, dan pada hakikatnya tidak ada yang
berhak untuk dicintai kecuali Allah semata.
15. Menjunjung dan memuliakan derajat Nabi Muhammad SAW
Dalam hal ini hendaklah seseorang mengetahuiakan tingginya derajat Nabi SAW, sopan
santun ketika menyebut nama beliau, senang mendengar nama dan hadis-hadis Nabi,
memperbanyak membaca shalawat dan salam untuk Nabi SAW, dan bersungguh-sungguh
dalam mengikuti sunnah Nabi SAW. Allah SWT berfirman:
)٢( َطأ َ ْع َمالُ ُك ْم َوأ َ ْنت ُ ْمالتَ ْشعُ ُرون
َ ضأ َ ْنتَحْ َب ِ ص ْوتِالنَّبِيِ َوالتَجْ َه ُروالَ ُهبِ ْالقَ ْو ِل َك َج ْه ِربَ ْع
ٍ ض ُك ْم ِل َب ْع ْ َ يَاأَيُّ َهاالَّذِينَآ َمنُواالت َْرفَعُواأ
َ َص َوات َ ُك ْم َف ْوق
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi,
dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya
suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak menghapus (pahala)
amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. Al-Hujuraat: 2).
16. Bakhil terhadap agama Islam
Dalam hal ini dicontohkan ketika seseorang lebih memilih dibunuh dan dimasukkan ke dalam
api dari pada ia menjadi kufur, karena ia mengetahui bahwa agamanya lebih mulia dari pada
harta dan anak-anaknya.
Diceritakan bahwa Umar ibn Abdul Aziz semasa kekhalifahannya ia pernah mengutus
pasukan ke daerah Romawi untuk keperluan perang. Saat perang terjadi, para pasukan
tersebut dapat ditaklukkan, dan 20 orang dari mereka dijadikan tawanan.Saat kedua puluh
orang tersebut ditawan, kaisar Romawi menawarkan kepada salah satu di antara mereka
untuk masuk dalam agamanya dan menyembah berhala. Kaisar Romawi berkata kepadanya:
“Jika kamu masuk ke dalam agama ku dan bersujud pada berhala, maka aku akan menjadikan
mu seorang pemimpin di sebuah kota besar dan aku akan memberikan mu ilmu, kebebasan,
gelas, terompet dari perunggu. Namun jika kamu tidak mau masuk ke dalam agama ku, maka
akau akan memenggal leher mu”. Tawanan tersebut menjawab: “Aku tidak menjual agama
ku dengan perkara duniawi”. Sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal
leher tawanan tersebut. Kemudian dipenggallah leher tawanan tersebut di tengah alun-alun
dan kepalanya diarak mengelilingi alun-alun, namun seketika itu kepala tawanan yang sudah
terpenggal itu membaca ayat:
)٣٠( )وادْ ُخ ِلي َجنَّتِي
َ ٢٩( )فَادْ ُخ ِلي ِفي ِعبَادِي٢٨( ضيَّة
ِ اضيَة َم ْر َ َ)ار ِج ِعيإِل
ِ ىربِ ِك َر ْ س ْال ُم
ْ ٢٧( ُط َم ِئنَّة ُ يَاأَيَّت ُ َهاالنَّ ْف
Hai jiwa yang tenang (27).Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-
Nya (28).Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku (29),masuklah ke dalam surga-
Ku (30). (QS. Al-Fajr: 27-30).
Sang kaisar pun marah mendengarnya.
Kemudian sang kaisar memanggil tawanan yang kedua dan berkata padanya: “Masuklah ke
dalam agama ku! Aku akan menjadikan mu seorang pemimpin di Mesir. Jika tidak, aku akan
memenggal leher mu seperti teman mu itu”. Tawanan itu pun menjawab: “Aku tidak menjual
agama ku dengan perkara duniawi. Kamu memang mempunyai kekuasaan untuk memotong
leher orang, namun kamu tidak mempunyai kekuasaan untuk memotong iman seseorang”.
Kemudian sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal leher tawanan itu.
Sebagaimana perlakuan yang diberikan kepada tawanan yang pertama, kepala tawanan yang
kedua juga diarak mengelilingi alun-alun tiga kali putaran. Seketika itu kepala tawanan yang
kedua itu membaca ayat:
)٢٣( ٌطوفُ َهادَانِيَة
ُ ُ)ق٢٢( )فِي َجنَّ ٍة َعا ِليَ ٍة٢١( اضيَ ٍة َ فَ ُه َوفِي ِعي
ِ شة ٍَر
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai(21),dalam surga yang
tinggi (22),buah-buahannya dekat (23).(QS. Al-Haqqah: 21-23).
Sang kaisar pun sangat marah sekali.Diletakkanlah kepala tawanan kedua tersebut di tempat
kepala tawanan yang pertama.
Kemudian sang kaisar memanggil tawanan yang ketiga dan berkata kepadanya: “Janganlah
berbicara! Apakah kamu bersedia masuk ke dalam agama ku?Aku akan menjadikan mu
seorang pemimpin”.Celakalah tawanan yang ketiga ini, ia berkata: “Baiklah, aku mau masuk
ke dalam agama mu”. Ia lebih memilih perkara dunia dari pada perkara akhirat.Sang kaisar
berkata kepada mentrinya: “Catatlah dia! Berikan dia kebebasan, gelas dan terompet dari
perunggu!”.Sang mentri berkata: “Wahai rajaku!Bagaimana aku dapat memberinyajika tanpa
tes”. Sang kaisar berkata: “Katakan padanya: “Jika perkataan mu memang benar, maka
bunuhlah satu orang teman mu””. Tawanan ketiga itu berkata: “Aku berkata benar”,
kemudian ia menarik satu temannya lalu membunuhnya. Lalu sang kaisar memerintahkan
mentrinya untuk mencatatnya. Sang mentri berkata kepada kaisar: “Ini sungguh tidak masuk
akal, anda mempercayai perkataannya.Dia tidak memperdulikan hak temannya sendiri yang
telah lahir dan tumbuh besar bersamanya.Lalu bagaimana dia bisa perduli dengan hak
kita”.Sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal leher tawanan
tersebut.Dan diaraklah kepala tawanan ketiga tersebut keliling alun-alun tiga kali putaran.
Kemudian seketika itu kepala tersebut membaca ayat:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakitatau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuhperempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maidah: 6).
Nabi Muhammad SAW bersabda:
الطهور شطر اإليمان
Kesucian adalah sebagian dari (pahala)iman
As-Sahimiy membaca kata الطهورdengan huruf tha’ yang ber-harakatdhammah yang
mempunyai arti wudlu secara dhahir dan batin mempunyai setengah pahalanya iman.
Al-Hatim berkata kepada Ashim bin Yusuf:“Ketika waktu dhuhur tibaNabi berwudhu dua
kali, yaitu wudhu dhahir dan batin”. Kamudian Ashim berkata: “Bagaimana bisa demikian?”.
Al-Hatim menjawab: “Untuk wudhu dhahir anda sudah mengetahuinya, adapun wudhu batin
adalah taubat dengan penyesalan, meninggalkan dendam, menipu, keragu-raguan, sombong,
meninggalkan cinta akan perkara duniawi, meninggalkan cinta akan pujianmakhluk
(manusia) dan meninggalkan kebiasaan senang menjadi pengharapan orang lain.
Demikianlah”.
Nadhim mengatakanbahwa kata ص ُم َ ت ُ ْعpada bait ini dibaca dengan huruf mim yang ber-harakat
dhammah dan kata ini mempunyai mubtada’ yang tersimpan dengan posisi i’rabjazmkarena
menjadi jawab dari amr (perintah), bentuk selengkapnya adalah sebagai berikut:
َ فأنتَ ت ُ ْع
ص ُم ِمن البالء
Maka kamu akan terjaga dari musibah
Yang demikian memang benar, karena bersuci dapat menghindarkan dari musibah.
Demikianlah sebagaimana yang diriwayatkan dari sebagian ulama.
Sahabat Umar r.a. berkata:
إن الوضوء الصالح يطرد عنك الشيطان
Wudhu yang benar dapat menghindarkan mu dari setan.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)ف و ُح َّج وجا ِهدَ َّن فت ُ ْك َر ُم
ْ وا ْع ُك ُ صالة َ وزَ ِك مالَكَ ثم
ص ْم َّ ص ِل ال
َ (
Di dalam bait ini nadhim menyebutkan enam macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah
sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi
dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?". (QS. Al-
Baqarah: 40).
)١( ُص ْيد َِوأَ ْنت ُ ْم ُح ُر ٌمإِنَّاللَّ َه َيحْ ُك ُم َماي ُِريد ِ َياأَيُّ َهاالَّذِينَآ َمنُواأ َ ْوفُوا ِب ْالعُقُودِأ ُ ِحلَّتْلَ ُك ْم َب ِهي َمةُاأل ْن َع
َّ امإِال َمايُتْلَى َعلَ ْي ُك ْمغَي َْر ُم ِح ِليال
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak,
kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-Maidah:1).
Rasulullah SAW bersabda:
العدةعطية
Janji adalah pemberian
العدةدين
Janji adalah hutang
اذاحدثكذبواذاوعدأخلفواذاائتمنخان:ثالثفيالمنافق
Tiga hal yang ada pada orang-orang munafiq, yaitu ketika berbicara ia berbohong, ketika
berjanji ia mengingkari dan ketika dipercaya ia berkhianat
Artinya jika ketiga hal ini ada pada diri seorang muslim, maka ia sama seperti dengan orang
munafiq, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Aziziy.
33. Bersyukur
Allah SWT berfirman:
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. (QS. Al-Isra’: 26).
Maksudnya yaitu janganlah menghambur-hamburkan harta dengan cara infaq secara boros
dalam hal maksiat.
َ ش ْي
)٢٧( طانُ ِل َر ِب ِه َكفُورا َّ اطينِ َوكَانَال َّ ِإنَّ ْال ُمبَ ِذ ِرينَكَانُوا ِإ ْخ َوانَال
ِ َشي
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra’: 27).
Maksudnya adalah menyerupai syaitan dalam hal berbuat kejelekan.
Rasulullah SAW bersabda:
ماخابمناستحاروالندممناستشاروالافتقرمناقتصد
Tidak akanmenjadi miskinorang yang diam, tidak akan menyesal orang yang mengenakan
pakaian dan tidaka akan miskin orang yang berhemat.
Maksudnya adalah bersikap biasa-biasa saja dalam berinfaq.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)ض ْال ُم ْس ِل ِم ْينَفَتَ ْسلَ ُم َ (اُتْ ُر ْك َوأ َ ْم ِس ْك ُكلَّ ِغل ٍَو ْال َح
ِ سدْ َح ِر ْم ِل ِع ْر
Tinggalkanlah dan jagalah setiap dendam dan hasud, dan jagalah kehormatan orang-orang
muslim! Niscaya kamu akan selamat dari kerusakan
Dalam bait ini nadhim memberitahukan dua macam cabang iman yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
43. Tidak dendam dan dengki
Dendam adalah kebencian yang timbul sebagai buah dari kemarahan. Dendam merupakan
keadaan di mana hati seseorang sangatlah marah, artinya pada saat itu temperatur darah yang
ada di hati sedang berada pada titik tertinggi untuk melakukan pembalasan dendam. Dalam
keadaan dendam, hati akan terasa sangat berat dan ini akan terus berlanjut selama dendam
yang diharapkan belum terlampiaskan.
Rasulullah SAW bersabda:
المؤمنليسبحقود
Tidaklah orang yang beriman merasa dendam.
Ciri-ciri orang yang dengkiadalah tidak suka (melihat orang lain) mendapatkan nikmat,
namun ia senang jika orang lain dicabut nikmatnya oleh Allah.Dengki adalah buah dari sikap
dendam, dendam adalah buah dari marah. Dengki merupakan cabang dari cabang yang lain,
sedangkan marah merupakansumber dari sumber yang lain.
التحاسدواوالتناجشواوالتباغضواوالتدابرواواليبعبعضكمعلىبيعبعضوكونواعباداللهاخواناالمسلمأخوالمسلم
Janganlah kalian saling berbuat dengki, fitnah, marah, bermusuhan dan janganlah kalian
membeli barang yang sudah dibeli orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang saling
bersaudara, karena seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain
Janganlahberharap akan hilangnya nikmat yang dimiliki orang lain.Janganlah menambah
harga barang dagangan tidak karena senang atas pembeliannya, melainkan karena untuk
menipu. Janganlah saling memarahi antara satu sama lain. Janganlah menununjukkan sikap
kebencian antara satu sama lain. Ketika dalam masa khiyar (memilih meneruskan akad jual
beli atau tidak) janganlah menipu pembeli (pertama) dengan mengatakan: “Jual beli ini batal
(dilontarkan pada pembeli pertama). Aku akan menjual barang yang sama kepada mu
(pembeli yang kedua)” dengan memberikan harga yang lebih murah dari harga pembeli
pertama atau bahkan menggratiskannya.
Wahai hamba-hamba Allah, kerjakanlah hal-hal yang telah disebutkan tadi layaknya kalian
adalah anak dari satu orang laki-laki, sebagaimana kalian adalah hamba-hamba Tuhan Yang
Maha Esa.Bahwasanya seorang muslimadalah saudara bagi muslim yang lain dalam hal
agama.
الغلوالحسديأكالنالحسناتكماتأكاللنارالحطب:عنالحسنبنعليعنرسوالللهصلىاللهعليهوسلمقال
Diriwayarkan dari Al-Hasan bin Ali dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Dendam dan
hasud akan memakan (pahala amal-amal) baik seperti api yang melalap kayu”
Diceritakan bahwasanya Iblis dating di depan pintu kerajaan Fir’aun, lalu iamengetuknya.
Fir’aun pun berkata: “Siapa itu?”. Iblis menjawab: “Jika memang kamu adalah tuhan,
mengapa kamu tidak mengetahui siapa aku!”.Ketika Iblis itu masuk kedalam istana, ia
berkata kepada Fir’aun: “Apakah kamu tahu di dalam bumi terdapat orang yang lebih buruk
dari kamu?”. Fir’aun menjawab: “Siapa dia?”. Iblis menjawab: “Orang yang dengki. Karena
dengki itulah ia merasakan kesengsaraan ini”.
44. Tidak mencela orang muslim
Maksudnya adalah tidak mencela orang muslim, baik ketika ia ada (dihadapan) atau tidak.
Rasulullah SAW bersabda:
بحسبامرئمنالشرأنيحقرأخاهالمسلمكاللمسلمعلىالمسلمحرامدمهومالهوعرضه
Menjaga seseorang dari keburukan mencela saudaranya yang beragama Islam. Setiap muslim
terhadap muslim yang lainnya diharamkan darah, harta dan kehormatannya.
Adapun maksudnya yaitu menjaga orang lain dari keburukan mencela saudaranya yang
muslim sebab kefaqirannya atau yang lain.Namun sebaliknya, yang harus dilakukan adalah
memuliakan dan menghormatinya.
Setiap sesuatu yang menyakiti orang muslim adalah haram, seperti menumpahkan darahnya
(membunuh),mengambil hartanya (dengan cara tidak baik) dan mencelanya baik ketika ia ada
dihadapannya ataupun tidak. Di dalam sebuah hadis dikatakan:
منماتتائبامنالغيبةفهوآخرمنيدخاللجنةومنماتمصراعليهافهوأولمنيدخاللناروهويبكي
Barang siapa yang mati dalam keadaan bertaubat dari umpat (menggosip atau membicarakan
orang lain), maka ia adalah orang yang terakhir kali masuk surga. Dan barang siapa yang
terus-menus melakukan umpat, maka ia adalah orang yang pertama kali masuk neraka
dengan menangis.
منحمىعرضأخيهالمسلمفيالدنيابعثاللهتعالىلهملكايحميهيومالقيامةمنالنار
Barang siapa yang menjaga kehormatan saudaranya yang muslim di dunia, maka Allah akan
membangkitkannya denganMalaikat yang akan melindunginya dari neraka besok di hari
kiamat.
منذكرعندهأخوهالمسلموهويستطيعنصرهفلمينصرهأدركهاللهبهافيالدنياواآلخرةومنذكرعندهأخوهالمسلمفنصرهنصرهاللهفيا
لدنياواآلخرة
Barang siapa yang mengatakan ia mempunyai saudara muslim (yang sedang mempunyai
masalah) dan dia dalam keadaan mampu untuk menolongnya, namun ia tidak menolongnya,
maka Allah akan memberikan masalah yang serupakepadanya di dunia dan di akhirat. Dan
barang siapa yang mengatakan ia mempunyai saudara muslim (yang sedang mempunyai
masalah) kemudiania menolongnya, maka Allah akan menolongnya di dunia dan di akhirat.
ْ أَ ْمسpada bait ini artinya adalah mencegah atau meninggalkan. Kata ini merupakan
Kata ِك
bentuk athaf kepada sinonimnya, yaitu kata .اُتْ ُر ْك
Kataض ِ ِل ِع ْرpada bait ini dibaca kasrah huruf ‘ain-nya. Maksud dari kata العرضadalah harga diri
atau sesuatu yang tergolong sebagai kemuliaan bagi yang punya.
Kata فَتَ ْسلَ ُمdalam bait ini maksudnya yaitu; Jika kamu menghindari sikap mencela orang-orang
muslim, maka kamu akan selamat dari kerusakan atau kejelekan yang sama yang ada
padamereka.Sebagai perumpamaan,barang siapa yang mencari-cariaib dan kelemahanorang
lain, maka sebaliknyamereka juga akanmencari-cari kesalahannya.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)س ْوءٍ تُب َْوأَ ْنتَالنَّا ِد ُم َ ِس َّرب
ُ ِطا َعة ٍَواحْ زَ ْنب ْ (أَ ْخ ِل
ُ ص ِل َربِكَثم
Ikhlaslah kepada Tuhan mu! Lalu senanglah taat kepada Allah dan sedihlah karena berbuat
kejelekan! Dan bertaubatlah! Jika tidak, maka kamu termasuk orang yang akan menyesal.
Dalam bait ini nadhim memberitahukan tiga macam cabang iman yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
45. Ikhlas dalam beramal karena Allah
Al-Ghazali mengatakan bahwa ikhlas adalah keadaan di mana tujuan (beramal) seseorang
murni karena untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai contoh jika seseorang
tidursehingga badannya menjadi terasa bugar dan rileks untuk kemudiania melakukan ibadah,
maka tidurnya tersebut termasuk ibadah dan ia pun termasukke dalam golongan orang-orang
yang ikhlas. Dan bagia siapa yang tidak mampu mengerjakan hal tersebut, maka pintu ikhlas
dalam beramal dapat iakerjakan, kecuali jika ia mengerjakannya jarang-jarang saja.
Lawan dari ikhlas adalah isyrak(beramal karena selain Allah SWT). Disebutkan dalam
sebuah khabar: “Bahwa orang-orang munafik akan dipanggil kelak di hari kiamat dengan
empat macam nama panggilan, yaituya mura’i! (Hai orang munafik!), ya mukhadi’!(Hai
Penipu!), ya musyrik!(Hai orang musyrik!), dan ya kafir! (Hai orang kafir!).
Pengarang buku syarh al-washiyah wa kamal mengatakanbahwa derajat ikhlas dapat diraih
seseorang dengan adanya kesaksian dari seorang hamba, bahwa amal baik yang ia kerjakan
benar-benar karena Allah SWT atas dasar yakin.Amal baik yang ia kerjakan tersebut adalah
amalyang berhubungan dengan taklif(pembebanan tanggung jawab bagi orang yang sudah
baligh) saja.Dan barang siapa yang menyaksikan amal baik yang ia kerjakan benar-benar
karena Allah SWT atas dasar yakin, maka ia tidak akan meminta imbalan kepadanya dan ia
tidak akan menuju pada tiga hal yang dapat merusak (pahala) amal, yaitu;pamer, sombong
danberbangga diri.
46. Senang dalam taat kepada Allah, sedih karena tidak bisa melakukannya (taat
kepada-Nya), dan menyesal mengerjakan kemaksiatan karena ini adalah sebuah
keharusan.
Kesenangan seseorang akan taat kepada Allah merupakan kemurahan dan bimbinganyang
diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT:
)٥٨( َقُ ْلبِفَض ِْالللَّ ِه َوبِ َرحْ َمتِ ِهفَبِذَ ِل َكفَ ْل َي ْف َر ُحواه َُو َخي ٌْر ِم َّمايَجْ َمعُون
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan". (QS. Yunus: 58).
Oleh karena itu, tidak sepatutnya apabila ia mengatakan bahwa kesenangannya akan taat
kepada Allahadalah karena muncul dari dirinya sendiri, maka hal yang seperti itu sangatlah
tercela.
Hendaklah kesedihan seseorangkarena kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada
Allahdibarengi dengan niat bahwa iabertekad untuk mengerjakannyapada kesempatan yang
selanjutnya, jika tidak demikian, maka hal itu termasuk membohongi diri sendiri.Dan barang
siapa yang tidak sedih karena kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada Allah dan
tidak menyesal mengerjakan kemaksiatan, maka yang demikian termasuk tanda-tanda
matinya hati. Rasulullah SAW bersabda:
منسرتهحسنتهوساءتهسيئتهفهومؤمن
Barang siapa yang kebaikannya membuat dirinya bahagia dan keburukannya membuat
dirinya sedih, maka ia adalah seorang mukmin.
47. Taubat
Allah SWT berfirman:
ُار َي ْو َمالي ُْخ ِزياللَّ ُهالنَّ ِبي ََّوالَّذِينَآ َمن َ ىربُّ ُك ْمأ َ ْنيُ َك ِف َر َع ْن ُك ْم
ِ س ِيئ َاتِ ُك ْم َويُد ِْخلَ ُك ْم َجنَّا ٍتتَجْ ِر
ُ يم ْنتَحْ تِ َهااأل ْن َه َ س ُ َيَاأَيُّ َهاالَّذِينَآ َمنُواتُوبُوا ِإلَىاللَّ ِهت َْوبَةن
َ صوحا َع
)٨( ِير ٌ ش ْيءٍ قَد َ َ
َ ورن ََاوا ْغ ِف ْرلنَاإِ َّن َكعَلى ُك ِل َ ْ َ ُ ُ َ َ
َ ُوره ُْميَ ْسعَىبَ ْينَأ ْيدِي ِه ْم َوبِأ ْي َمانِ ِه ْميَقولون ََربَّنَاأت ِم ْملنَان ُ ُوا َمعَ ُهن
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang
cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim: 8).
Adapun makna dari صوح
ُ َنadalah orang yang murni karena Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda:
التائبحبيباللهوالتائبمنالذنبكمنالذنبله
Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah.Orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang
yang tidak mempunyai dosa.
Dari berbagai pengertian tentang taubat, terdapat satu pengertian yang mengatakan bahwa
taubat adalah meninggal kemaksiatan dengan cara menjaga diri dari hal-hal maksiat dan
berkomitmen untuk meninggalkannyadi masa mendatang atau pun memperbaiki
kelalaian(berbuat maksiat) yang dulu pernah dilakukan. Dan tidak diragukan lagi bahwa
halini sangatlah diwajibkan.
Adapun menyesal dan sedih atas kemaksiatanyang pernahdilakukan adalah wajib hukumnya,
karena inilah yang menjadi inti pokok dari taubat. Begitulah yang dikatakan oleh Al-Ghazali,
danpenjelasan ini terdapat dalam salah satu kalimat yang ada pada bait ini, yaitu .َوأَ ْنت َالنَّا ِد ُم
Abu Bakar pernah mendengarkan Rasulullah SAW berkata:
مامنعبديذنبذنبافيحسنالطهورويصلىثميستغفراللهاالغفرله
Seorang hamba yang berbuat dosa akan diampuni dosanya oleh Allah jikakemudian ia mau
bersuci dansalat, kemudian meminta ampun kepada Allah SWT.
منقالعشراحينيصبحوحينيمسيأستغفراللهالعظيمالذيالالهاالهوالحيالقيوموأتوباليهوأسألهالتوبةوالمغفرةمنجميعالذنوبغفرتذنوبهول
وكانتمثلرملعالجومنقالسبحانكظلمتنفسيوعلمتسوءافاغفرليذنوبيفإنهاليغفرالذنوباالأنتغفرتذنوبهولوكانتمثلدبيبالنمل
Barang siapa di waktu pagi dan sore hari sepuluh kali membaca istighfar “Aku meminta
ampun kepada Allah Dzat Yang Agung, tidak ada Tuhan selain Dia Dzat Yang Maha Hidup
dan Yang Maha Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya dan meminta taubat beserta
amapunan dari semua dosa”, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah, walaupun dosa-
dosanya seperti sekumpulanpasir. Dan barang siapa yang membaca “Maha Suci Engkau, aku
telah berbuat keji terhadap diriku sendiri dan aku juga telah berbuat kejelekan, ampuni dosa-
dosaku, karena hanya Engkaulah Dzat yang dapat mengampuni Dosa”, maka dosa-dosanya
akan diampuni oleh Allah, walaupun dosa-dosanya seperti deretan semut.
Abu Abdullah Al-Waraq mengatakan bahwa jika kamu mempunyai dosa yang seperti tetesan
air hujan dan buih air laut, maka dosa tersebut dapat hilang dari diri mu jika kamu memohon
ampun kepada Allahdengan membaca bacaanistighfar seperti berikut:
اللهمانيأسألكوأستغفركمنكلذنبتبتاليكمنهثمعدتفيهوأستغفركمنكلماوعدتكمننفسيثملمأوفلكبهوأستغفركمنكلعمألردتبهوجهكفخالطه
غيركوأستغفركمنكلنعمةأنعمتبهاعليفاستعنتبهاعلىمعصيتك
Ya Allah, aku memohon kepada Mu dan aku memohon ampun ampun kepada Mu atas semua
dosayang mana aku telah bertaubat kepada Mu, namun kemudian aku mengulangi dosa
tersebut lagi.Aku memohon ampun kepada Mu dari semua yang pernah aku janjikan kepada
Mu tentang diriku,namunkemudian aku tidak menepatinya kepada Mu.Aku memohon ampun
kepada Mu dari semua amal yang aku tujukan kepada diri Mu, namun kemudian aku
menyampurinya (tujuan amal tersebut) dengan (makhluk) selain Mu.Aku memohon ampun
kepada Mu dari semua nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku, namun kemudian aku
memakainya untuk berbuat maksiat.
Di dalam buku yang bernama lubabu ath-thalibin As-Sahimiy menyebutkan sebuah hadis
yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Abu Darda’:
مناستغفرللمؤمنينوالمؤمناتكليومسبعاوعشرينمرةكانمنالذينيستجابلهمويرزق
Barang siapa yang memohonkan ampun untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan
setiap hari dua puluh tujuh kali, maka ia termasuk orang-orang yang dikabulkan do’anya dan
diberikan rejekinya.
Abu Al-Hasan Al-Syadzili mengatakan bahwa jika kamu menginginkan hatimu tidak
berkarat, keropos,keruh, tidak kemasukan kesusahan dan tidak ditinggali oleh dosa,
makaperbanyaklah membaca:
سبحاناللهوبحمدهسبحاناللهالعظيمالالهاالاللهثبتعلمهافيقلبيواغفرليذنبيواغفرللمؤمنينوالمؤمنات
Maha Suci Allah dengan memuji-Nya; Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung tidak ada
tuhan selain Allah tetapkan ilmunya (mengetahui kalimat subhanallah wa bihamdih
subhanallahil adhim la ilaha illallah)di dalam hati ku, dan ampunilah dosa-dosaku dan orang-
orang mukmin baik yang laki-laki maupun yang perempuan.
Dan bacalah juga:
الحمدللهوسالمعلىعبادهالذيناصطفى
Segala puji bagi Allah dan semoga keselamatan senantiasa terlimpah kepada hamba-hamba-
Nya yang terpilih.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
ِ ياأل ُ ُم
)ورأَ ِط ْع ُه ُمالَتَجْ ِر ُم ْ (وائْتِالض َِّحيَّةَ َو ْالعَ ِق ْيقَةَ َوا ْه ِديَ ْن َوأُو ِل
َ
Tunaikanlah berkurban (saat hari raya),aqiqah dan hadiah! Taatlah kepada pemerintah yang
telah memberikan perintah! Jika kamu menaatinya, niscaya kamu tidak akan mendapat dosa.