Anda di halaman 1dari 2

KASPOS INMOOT 2019

Tak dapat disangkal lagi, peran kedua orangtua dalam pengembangan potensi diri
seorang anak sangatlah krusial, terutama dalam porsinya menentukan dan
menyediakan fasilitas pendidikan bagi anaknya. Memiliki anak yang berprestasi dan
membanggakan sudah menjadi impian bagi seluruh orangtua. Sudah sepatutnya segala
upaya dilakukan untuk membantu keberhasilan buah hatinya.

Berbagai dukungan senantiasa diberikan oleh pasangan suami isteri Daniel Glori dan
Windy Agustin pada anak mereka, Inas Audah sejak dini. Berkat konsistensi Daniel
Glori dan Windy Agustin dalam mendidik Inas Audah berhasil mengantarkannya masuk
sekolah-sekolah terbaik di Surabaya. Salah satu prestasi yang membuat orang tua Inas
Audah bangga adalah ketika ia diterima di Universitas Tellington, salah satu universitas
ternama di Surabaya melalui beasiswa penuh. Selain selalu meraih prestasi-prestasi
akademik yang gemilang, tidak sedikit pula piala-piala yang tersimpan di kamar Inas
Audah.
Namun setelah setahun berselang, Windy Agustin kerap kali mendapati kejanggalan
pada perilaku anaknya. Inas Audah, yang selalu menceritakan keseharian nya, berubah
menjadi pendiam. Apabila ditanyai oleh orang tua nya, Inas Audah sering kali marah
atau bereaksi berlebihan. Kecurigaan ini cukup mengusik rasa penasaran Windy
Agustin dan kemudian memutuskan untuk mencari tahu akar dari permasalahan
tersebut. Hingga pada Maret 2017, Windy Agustin menemukan fakta bahwa selama ini
Inas Audah bekerja bersama Dita Elvia dan Ardhiani Chrisnia di cafe milik Erlangga
Prasetya, dan tidak pernah menjadi mahasiswi di Universitas Tellington. Mengetahui hal
tersebut, Windy Agustin dan Daniel Glori memberikan pembinaan pada anak mereka
dengan memaksa Inas Audah berhenti bekerja dan berhubungan dengan Erlangga
Prasetya. Pada bulan Juli 2017, tepat saat Inas Audah berusia 20 tahun, Daniel Glori
mendaftarkan anaknya ke Universitas Hanacaraka.

Seiringan dengan hal tersebut, kedua orang tua Inas Audah semakin memperketat
pengawasan terhadap anak semata wayangnya dengan tidak mengizinkan Inas Audah
mengikuti kegiatan-kegiatan kampus, termasuk membatasi pergaulan Inas Audah
dengan teman-teman di kampusnya. Selain Itu, Daniel Glori dan Windy Agustin juga
mengantarjemput anaknya serta mengawasi aktivitas Inas Audah di media sosialnya.
Tak hanya itu, mereka juga mengatur jadwal kegiatan anaknya setiap hari tak ragu
untuk bersikap tegas jika perintahnya dilanggar. Hal ini mereka lakukan agar Inas
Audah dapat meraih prestai-prestasi gemilang kembali pada masa kuliahnya.

Namun naas, nasib buruk menimpa keluarga Daniel Glori. Senin malam pada tanggal
21 Januari 2019 pukul 23.20 WIB, segerombolan orang tak dikenal memasuki kawasan
pekarangan kediaman Daniel Glori, yang bertempat di Jl. Dukuh Kupang Timur 19 No.
67, Surabaya, setelah berhasil memanjat pagar rumahnya yang tidak terlalu tinggi.
Kelompok tersebut terdiri dari Julianda Rosyadi, Rizky Fernanda, dan Farhan Adin.
Berbekal sebuah linggis, belati, celurit, karung, dan tali tambang, mereka bertiga masuk
kedalam melalui jendela kamar Inas Audah yang tidak terkunci. Inas Audah yang
sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya langsung disergap oleh Rizky Fernanda
agar tidak berteriak. Sementara kedua rekannya yang lain mengikat kedua tangan dan
kedua kaki Inas Audah. Dirasa sudah cukup membuatnya tidak berdaya, ketiga orang
itu segera meninggalkan kamar tersebut.

Seakan sudah terencana, ketiga orang tersebut berpencar menelusuri rumah


korbannya. Rizky Fernanda yang mendapat bagian untuk melewati ruang keluarga
mendapati Windy Agustin sedang menonton televisi tanpa bisa menyadari kehadiran
penjahat di belakang sofa yang ia duduki. Tanpa belas kasihan, Rizky Fernanda
menyekap mulut Windy Agustin dan menghabisi nyawa wanita malang tersebut.

Sementara itu, Julianda Rosyadi yang sedang memasuki gudang bertemu dengan
Daniel Glori. Keduanya berkelahi selama beberapa saat, dan akhirnya Daniel Glori
tergeletak di sudut ruangan. Setelah Julianda Rosyadi cukup yakin Daniel Glori sudah
tidak berdaya, ia akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Lain halnya dengan Farhan Adin yang memasuki kamar Daniel Glori dan Windy
Agustin. Dari hasil penyusurannya, Farhan Adin mengambil sejumlah perhiasan dan
uang tunai sebesar delapan ratus juta rupiah. Mereka bertiga kemudian bertemu
kembali di kamar Inas Audah dan keluar dari jendela yang sama. Tak lama setelah
kejadian itu Inas Audah langsung melaporkan kejadian di rumahnya tersebut ke pihak
yang berwajib. Selang beberapa saat, mobil-mobil polisi mulai berdatangan untuk
merespon laporan Inas Audah. Di sana, mereka menemukan Windy Agustin yang
sudah tidak bernyawa, dan Daniel Glori yang tidak sadarkan diri serta mengalami luka
berat di beberapa titik tubuhnya.

Beberapa minggu berlalu setelah tragedi tersebut. Berkat kerja keras kepolisian,
Julianda Rosyadi, Farhan Adin, dan Rizky Fernanda ditangkap di Madiun bersamaan
dengan barang bukti berupa uang tunai sebesar delapan ratus juta rupiah dan sejumlah
perhiasan. Pihak kepolisian juga memeriksa Inas Audah yang berada dilokasi kejadian
dan juga memeriksa orang-orang di sekitar keluarga Daniel Glori dan Windy Agustin.

Anda mungkin juga menyukai