Anda di halaman 1dari 2

Aspek Resiko

1. Masalah penjualan online

Resiko bisnis tas kulit dengan cara online adalah tentang risiko saat pengiriman. Bisnis
dengan menggunakan online erat kaitannya dengan pengiriman barang. Jika terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan saat pengiriman, harga dari tas Hermes tidak bisa tergantikan oleh pihak manapun.
Bahaya lainnya adalah faktor penipuan. Berdasarkan informasi mulut ke mulut yang
diperoleh dari teman-teman sesama penjual tas branded, banyak penipuan yang dilakukan oleh
calon pembeli. Misalnya saat tas sudah sampai di tangan pembeli, tas malah ditukar dengan tas
palsu model yang sama lalu ia komplain karena tas yang diterima ternyata palsu. Adapula yang
meminta dikirimkan dulu tasnya, namun setelah barang sampai, ia malah kabur dan tidak
membayar.
Jadi untuk tas kulit Weedo, menurut kami sebagai pemilik bisnis ini sebaiknya
transaksi dilakukan secara tatap muka. Pembeli dan penjual bertemu, saling melihat tas dan
kondisinya. Jika tertarik, langsung transfer saat itu juga dan barang baru bisa berpindah tangan. Jika
memiliki toko lebih bagus, karena pembeli bisa melihat dan membayar langsung.

2. Perubahan permintaan di pasar

Permintaan akan produk tas kulit yang mengikuti zaman dan perkembangan gaya
hidup tentu nya membuat bisnis ini selalu berinovasi dalam membuat desain dari tas-tas
kulit yang akan di produksi agar tetap menjadi tas yang menjadi pilihan utama bagi
konsumen.

3. Perbandingan harga dengan pesaing


Perbandingan harga dapat terjadi antar produsen suatu produk sejenis oleh beberapa sebab,
seperti:
 Dampak dari kapasitas produksi
 Kegiatan inovasi yang rendah di pasar.
 Satu perusahaan melakukan promosi yang agresif.
 Membuat produk berkualitas yang dapat memikat konsumen
4. Kualitas produk yang rendah
Hambatan mempromosikan suatu produk justru dapat muncul dari kinerja produk yang
ternyata rendah. Hal ini sangat berbahaya karena konsumen hanya akan membeli produk yang
dapat memuaskan kebutuhannya, sehingga hanya produk dengan kinerja terbaik saja yang akan
menjadi pemimpin pasar (seperti; kekuatan, kemudahan operasional, dapat dipercaya dan
bagaimana layanan purna jualnya).
5. Masalah strategi promosi yang Kurang Baik
Dalam strategi melakukan promosi hendaknya dilakukan secara berencana dan kontinyu
agar efektif sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Perlu diingat konsumen potensial agar mau
melakukan action pembelian perlu mendapat informasi, sedangkan konsumen yang telah
melakukan pembelian perlu terus dibina agar melakukan pembelian ualang atau bahkan bisa
menjadi pemasar tidak langsung.
6. Masalah Brand atau Merk

Perusahaan yang mempromosikan merk produk yang tidak sesuai dengan kenyataannya
akan merugikan produk itu sendiri. Sebaliknya produk-produk yang kualitasnya sesuai dengan isi
pesan dari promosi yang dilakukan, atau merk produk yang merupakan produk perintis (pertama
kali muncul), akan kuat berada dalam benak konsumen sebagai merk yang paling diingat dan
menjadi pilihan utama untuk dilakukan.

7. Masalah Distribusi
Perusahaan yang memproduksi merk terkenal mengetahui seluruh outlet yang
menyediakan barang-barangnya, sedangkan sebagian perusahaan lagi tidak begitu
memperhatikan outlet ini. Selain itu, banyak perusahaan hanya berfikir menjual produk secara
lokal pada hal produknya berpotensi bagus kalau dijual untuk skala nasional atau ekspor.

Anda mungkin juga menyukai