Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini, industri hijab berkembang sangat pesat. Kita bisa

dengan mudah menemukan toko jilbab diberbagai tempat di seluruh

wilayah yang ada di Indonesia. Mulai jilbab dengan harga murah sampai

harga yang sangat mahal. Bahkan pilihan corak warna, model dan

desainnya pun sangat beragam. Bukan hanya model dan harganya yang

beragam tetapi konsumennya juga sangat beragam misalnya:mulai dari

kalangan bawah, menengah hingga kalangan kelas atas. Dengan

banyaknya para produsen hijab, persaingan pun menjadi tinggi. Para

produsen berlomba-lomba untuk menarik perhatian para pelanggan agar

usahanya semakin maju dan berkembang.1

Banyaknya persaingan dalam dunia bisnis pada zaman modern ini,

perusahaan berusaha untuk bisa menciptakan berbagai produk yang lebih

unggul dan lebih baik di banding dengan pesaing lain untuk dapat

memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini dapat menjadikan sebagai salah

satu strategi perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Sebuah

perusahaan harus mempunyai nama produk atau merek yang berbeda

dengan nama produk lain. Merek adalah suatu tanda atau simbol yang

1
Jaza Siti Masita, Jurnal Manajemen Dakwah, hal 4 dari http;//digilib.uinsby.ac.id 2016.

1
memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa

kata-kata, gambar atau gabungan antara keduanya.2

Semakin tinggi merek atau semakin terkenal merek tersebut maka

semakin tinggi permintaan, dan sebaliknya. Dengan demikian, merek

menjadi tanda pengenal penjual atau pembuat. Menurut undang-undang

merek dagang, penjual diberikan hak eksklusif untuk menggunakan

mereknya untuk selamanya. Merek berbeda dari asset lainnya seperti

paten dan hak cipta, yang mempunyai batas waktu kepemilikan. 3 Merek

sangatlah penting bagi konsumen, karena dengan merek konsumen dapat

mengidentifikasi produk atau jasa. Penentuan merek dengan nama

ataupun simbol merupakan keputusan yang harus di pikirkan dengan

matang, agar merek tersebut mudah di kenal oleh konsumen. Merek juga

berupa simbolisasi dan imajinasi yang diciptakan dan ditanamkan dalam

benak konsumen.4

Pengusaha berusaha menciptakan suatu produk untuk memenuhi

keperluan dan kebutuhan konsumen misalkan jilbab bagi seorang

perempuan muslim. Kerudung atau jilbab adalah sebuah pakaian untuk

menutup aurat, jilbab yang baik yaitu yang nyaman untuk di pakai,

dengan bahan yang tebal tidak tipis dan tidak menerawang. Saat ini

banyak sekali terdapat merek-merek jilbab yang di tawarkan kepada

konsumen. Seperti Zoya, El-Zatta, Dauqy, Umama, Saudia Dan Rabbani.

2
Danang sunyoto, Dasar-Dasar Manajmen Pemasaran (Konsep, Strategi Dan Kasus).Yogyakarta :
CAPS. 2014. Hal 147.
3
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks. 2005. Hal. 28.
4
Firmansyah, Marketing Politik-Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), hal.141.

2
Dimana masing-masing merek jilbab tersebut berusaha untuk membuat

produknya lebih unggul dibandingkan dengan merek lain. Dengan kata

lain produsen harus mampu menarik minat konsumen agar dapat terjual

dengan laris dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan konsumennya,

seperti menciptakan produk yang berkualitas dan penetapan harga yang

jitu. Harga adalah ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan

seseorang terhadap produk yang dibelinya.5

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang

atau barang lain untuk manfaat yang di peroleh dari suatu barang atau jasa

bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

Istilah harga di gunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu

produk barang atau jasa. Bisanya penggunaan kata harga berupa digit

nominal besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan

tinggi rendahnya nilai suatu kualitas barang dan jasa. Seseorang akan

berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila dia

menilai kualitas yang diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya

itu tinggi. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai kualitasnya terhadap

suatu produk itu rendah maka dia tidak akan bersedia untuk membayar

atau membeli produk itu dengan harga yang mahal. Harga menjadi faktor

yang berpengaruh secara nyata dan kuat pada keputusan konsumen untuk

melakukan pembelian.6

5
Indriyo gitosudarmo.Manajmen pemasara.Yogyakarta : IKAPI. 2014. Hal. 272.
6
Danang sunyoto, Dasar-Dasar Manajmen Pemasaran .(Yogyakarta : CAPS. 2013). Hal 130.

3
Dalam pemasaran pada umumnya berkaitan langsung dengan

masalah harga suatu produk. Apakah harga barang sudah sesuai dengan

kualitas produk dan berapakah harga yang sesuai dengan produk tersebut.

Jika penentuan atau penetapan harga tidak sesuai dengan kondisi produk,

tentu saja akan menjadi masalah bagi produsen. Misalnya harga yang

ditetapkan terlalu mahal atau terlalu murah untuk produk dengan kualitas

tertentu. Jika penetapan harga terlalu mahal tidak sesuai dengan

kualitasnya, konsumen akan cenderung meninggalkannya dan mencari

produk sejenis lainnya. Sebaliknya jika harga produk terlalu murah, ada

kemungkinan konsumen akan membeli dalam jumlah relatif banyak. Pada

akhirnya kedua kesalahan penetapan harga produk diatas sama-sama akan

menimbulkan kerugian bagi produsen.

Dengan demikian maka perlu penetapan harga jual atau dasar yang

lain yaitu atas dasar kondisi selera konsumen atau permintaan konsumen.

Apabila selera atau permintaan konsumen menghendaki rendah sebaiknya

harga jual juga harus ditetapkan rendah dan sebaliknya apabila konsumen

menghendaki harga jual tinggi maka sebaiknya harga jualnya harus tinggi.

Penetapan harga seperti diatas merupakan penetapan harga atas dasar

selera atau permintaan konsumen. Dengan menetapkan harga tertentu

maka akan terbentuklah image dari konsumen kepada perusahaan.7

Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya

disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu


7
Wafa Lu’lu’atul Maemanah “Pengaruh Harga Dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Pada Santri Pondok Pesantren Roudlatul Qur’an”, Skripsi Universitas Islam Negeri
Walisongo, 2017.

4
konsumen dapat memilih alternatif-alternatif produk sebelum menentukan

keputusan pembelian dari produk yang ditawarkan. Kualitas dari produk

itu sendiri dapat menarik konsumen untuk mencoba dan kemudian akan

mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut. Kotler menyatakan

kualitas adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan. Konsumen akan melihat suatu

produk berdasarkan pada karakteristik atau ciri, atau atribut produk dari

produk tersebut. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan

pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.8

Keputusan pembelian adalah proses integresi yang digunakan

untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau

lebih perilaku alternatif dan memilih satu di antaranya.9 Keputusan

pembelian merupakan proses dimana konsumen membuat keputusan

untuk membeli berbagai produk dan merek yang dimulai dengan

pengenalan kebutuhan atau masalah, pencarian informasi, evaluasi

informasi, membuat pembeliyan dan kemudian mengevaluasi keputusan

setelah membeli.10

Di pondok pesantren Annuqayah lubangsa putri banyak santri yang

menggunakan berbagai macam merek kerudung atau jilbab salah satunya

yaitu merek Rabbani. Hampir setiap santri mempunyai kerudung atau

8
Meithina Indrasari, Pemasaran Dan Kepuasan Pelanggan, (Surabaya: Unitomo Press,2019), Hal
70.
9
Ibid.
10
Setyo Ferry Wibowo dan Maya Puspita Karimah, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia 2012
Vol 3 No 1 2.

5
jilbab merek Rabbani mulai dari MTS, MA, dan Mahasiswa. Di pondok

Pesantren Annuqayah Lubangsa putri kerudung merek Rabbani mampu

mengalahkan merek-merek kerudung lain seperti Zoya, El-Zatta, Dauqy,

Umama, Saudia dan lain sebagainya. Rabbani merupakan jilbab yang

mempunyai ciri-ciri khusus, salah satunya modelnya selalu elegan,

bordiran yang terlihat bagus dan bahannya juga tidak Menerawang. Harga

produk Rabbani di asumsikan sebagai produk yang mahal dan bermerek.

Meskipun merek Rabbani terkenal dengan harga yang mahal, akan

tetapi santri tetap membelinya. Dengan uang saku rata-rata Rp.300.000-

Rp.400.000 perbulan para santri tetap membeli jilbab Rabbani dengan

metode pembayaran seperti Cash atau Cicilan.

Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut proposal dengan judul “PENGARUH MEREK,

HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN JILBAB RABBANI DI PONDOK PESANTREN

ANNUQAYAH LUBANGSA PUTRI”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diajukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana pengaruh merek terhadap keputusan pembelian jilbab

Rabbani oleh para santri di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa

Putri?

6
1.2.2. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian jilbab

Rabbani oleh para santri di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa

Putri?

1.2.3. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian jilbab Rabbani oleh para santri di Pondok Pesantren

Annuqayah Lubangsa Putri?

1.2.4. Bagaimana pengaruh merek, harga dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian jilbab Rabbani oleh para santri di Pondok

Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas,

maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh merek terhadap keputusan pembelian

jilbab Rabbani oleh santri di Pondok Pesantren Annuqayah

Lubangsa Putri.

1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian

jilbab Rabbani oleh santri di Pondok Pesantren Annuqayah

Lubangsa Putri.

1.3.3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian jilbab Rabbani oleh santri di Pondok Pesantren

Annuqayah Lubangsa Putri.

7
1.3.4. Untuk mengetahui pengaruh merek, harga dan kualitas produk

terhadap keputusan pembelian jilbab Rabbani oleh santri di Pondok

Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari harapan penulis yaitu

agar dapat memberikan kegunaan. Oleh sebab itu, penulis membagi

kegunaan penelitian ini secara teoritis dan praktis:

1.4.1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan ilmu pengetahuan

yang akan memperluas wawasan dan pemahaman terhadap

mahasiswa INSTIKA sebagai tambahan referensi dan wacana

khususnya yang berkaitan dengan masalah harga, merek, dan

kualitas terhadap keputusan pembelian produk jilbab Rabbani.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Bagi pondok pesantren lubangsa putri, hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai masukan pihak pengelola dalam

pengelolahan harga merek, dan kualitas produk, kelengkapan

produk dan lokasi untuk menciptakan keputusan membeli di

ponduk pesantren lubangsa putri, serta dapat memberikan

kontribusi pada pengembangan teori yang berkaitan dengan

keputusan pembelian.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Merek

Merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan

produk atau jasa dan menimbulkan arti psikolog atau asosiasi.

Merek juga berarti sebuah nama dan simbol yang bersifat

membedakan seperti sebuah (logo, cap atau kemasan) Untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual tertentu

serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan

pesaing.11

Merek juga dapat diasosiasikan sebagai nama, terminologi,

simbol, warna khas, tipografi atau logo spesifik atau juga

kombinasi dari beberapa elemen tersebut, yang bisa digunakan

sebagai identitas suatu produk atau jasa. Merek juga berupa

simbolisasi dan imajinasi yang diciptakan dan ditanamkan dalam

benak konsumen.12 Menurut Kotler merek (brand image) adalah

“the set of held about a particular brand is know as the brand

image”. Yang memiliki arti merek adalah sekumpulan nilai

mengenai merek-merek. Sedangkan merek menurut Kotler dan

Keller adalah presepsi yang dimiliki oleh konsumen saat pertama


11
A.B Susanto Dan Himawan Wijanarko, Power Branding-Membangun Merek Unggul Dan
Organisasi Pendukungnya, (jakarta: mizan publika, 2004), hal. 5-6.
12
Firmansyah, Marketing Politik-Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), hal.141.

9
kali mendengar slogan yang diingat dan tertanam dibenak

konsumen.13

Menurut Tjiptono yang dimaksud merek (brand image)

adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen

terhadap merek tertentu. Kertajaya mengemukakan pendapatnya

bahwa yang dimaksud dengan merek adalah gebyar dari seluruh

asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada di benak

konsumen.14 Merek adalah janji penjual untuk menyampaikan

kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada

pembeli. Merek terbaik menjadi jaminan mutu.15

Secara legal formal, merek diatur secara tersendiri dalam

perundang-undangan hak atas kekayaan intelektual atau HAKI,

khususnya undang-undang republik indonesia No. 15 tahun 2001.

Karena didalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-

konvensi internasional yang telah diratifikasi indonesia, peranan

merek menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan

usaha yang sehat.16

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Merek adalah

simbol atau tanda pengenal terhadap barang atau jasa tersebut yang

dapat dikenal oleh para konsumen.

13
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017
14
Fandy Tjipno, “Strategi Pemasaran”, (Yogyakarta: Andi Offset. 2008), hal
15
Thamrin Abdullah & Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (jakarta: rajawali pers, 2012),
hal.161.
16
Danang Sunyoto, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran: konsep, strategi dan kasus, (yogyakarta:
CAPS, 2014), h. 99.

10
2.1.1.1. Indikator tentang merek menurut Thamrin Abdullah dan

Francis Tantri yaitu:

2.1.1.1.1. Atribut Produk

Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan

merek tersebut sendiri, seperti kemasan, rasa,

harga dan lain-lain.

2.1.1.1.2. Keuntungan Konsumen

Merupakan keuntungan produk dari merek

tersebut.

2.1.1.1.3. Kepribadian Merek

Merupakan asosiasi yang mengenai kepribadian

sebuah merek apabila merek tersebut adalah

manusia.17

2.1.2. Harga

Harga adalah jumlah rupiah yang bisa dibayar oleh pasar,

dari sudut pandang pemasaran merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh

hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga

memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli yaitu paranan alokasi dan peranan informasi. Harga

adalah jumlah uang yang dibebankan atau yang dikenakan atas

sebuah produk atau jasa. Dengan kata lain harga merupakan sebuah

17
Thamrin Abdullah & Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (jakarta: rajawali pers, 2012),
hal.161.

11
nilai yang harus ditukarkan dengan produk yang dikehendaki

konsumen.18

Menurut Sutojo, harga adalah bagian penting tidak bisa

terpisahkan dari the marketing mix. Karena juga tidak dapat

dipisahkan dari ketiga komponen the marketing mix yang lain yaitu

produk, distribusi, dan promosi penjualan.19 Harga adalah jumlah

uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk

dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan

dengan bermacam-macam barang dan atau perayanan yang

akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.20

Harga diartikan sebagai jumlah uang tertentu yang

diserahkan pembeli kepada penjual untuk memperoleh sejumlah

barang atau jasa tertentu.21 Salah satu dari kriteria evaluasi yang

lebih penting adalah harga. Sebenarnya kita semua pernah

mengalami situasi dimana pilihan kita akan membeli produk

sangat dipengaruhi oleh pentingnya harga. Meskipun begitu ada

variasi yang luas dalam kepentingan harga antar konsumen

maupun produk. Akibatnya, kepekaan harga konsumen kerap

digunakan sebagai dasar untuk pemangsaan pasar.22


18
Anggitan Rizana Aulia Rizki “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Pomosi
Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta”, Skripsi Universitas PGRI
Yogyakarta, 2010.
19
Sutoju, Penyunting Tri Widodo, “Pengaruh Lebelisasi Halal dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie” , Skripsi, 2015. Hal, 1-59
20
Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), Hal. 105.
21
Frans M. Royhan, “Smart Launching New Product Strategi Jitub Memasarkan Produk Baru
Agar Meledak di Pasar”, (Jakarta: PT Eles Media Komputindo, 2004), Hlm.85
22
James F. Engel dkk, Perilaku Konsumen, (Gedung Karisms, Jl. Moh. Toha No.2 2002).176.

12
Harga merupakan keputusan yang paling mendasar diantara

program-program pemasaran yang lain, karena dalam setiap

produk maupun jasa mempunyai harga. Harga juga merupakan

sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah

dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat karena memiliki

atau menggunakan produk.23

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan harga adalah

jumlah yang harus di dibayar ketika membeli suatu produk, karena

kalau tidak ada harga maka tidak akan bisa melakukan penjualan

dan pembelian pada umumnya.

2.1.2.1. Indikator tentang harga menurut Kotler dan Amstrong

yaitu:

2.1.2.1.1. Keterjangkauan harga

Yaitu harga yang ditawarkan oleh perusahaan

dapat dijangkau oleh konsumen atau pasar

sasaran.

2.1.2.1.2. Kesesuaian harga dengan produk atau jasa

Yaitu harga yang ditawarkan oleh perusahaan

sesuai dengan kualitas produk atau jasa tersebut,

biasanya semakin baik kualitas produk atau jasa

maka harga yang ditawarkan semakin tinggi.

2.1.2.1.3. Kesesuaian harga dengan manfaat produk

23
Ibid, 32.

13
Yaitu harga yang ditawarkan oleh perusahaan

tersebut sesuai dengan apa yang diperlukan oleh

konsumen.

2.1.2.1.4. Daya saing harga

Perusahaan menawarkan harga pada konsumen

atau pasar sasaran yang mampu bersaing dengan

harga pesaingnya.24

2.1.3. Kualitas Produk

Kotler menyatakan kualitas adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau

keinginan. Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan pada

karakteristik atau ciri, atau atribut produk dari produk tersebut.25

Kualitas secara umum dapat diartikan sebagai jumlah karakter

terukur yang menunjukkan derajat kebaikan suatu produk, ataupun

dapat diartikan sebagai suatu keadaan terbaik dalam batas-batas

kondisi tertentu sesuai dengan keinginan, dan juga merupakan

sesuatu yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.26

Kualitas Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan

atau dikonsumsi yang meliputi mutu/kualitas, pilihan yang ada

24
Kotler,P., & Armstrong, G, “Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1&2. Edisi 12”. (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008)
25
Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta, Pt. Grafindo Persada, 1999), hal.127.
26
Riau Rahmat Hidayat, “Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra
Utara,(2018).

14
(options), merek (brand names), pengemasan (packaging), macam

(product items), ukuran (sizes), jenis (product lines), dan jaminan.27

Kualitas Produk adalah sebuah benda atau pelayanan yang

ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen,

baik kebutuhan primer seperti rasa lapar dan haus, atau kebutuhan

sekunder seperti hiburan. Menurut M. Taufiq Amir, kualitas produk

adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan mereka.28

Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah

mutu atau kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merek,

pengemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan. Dalam

berbisnis, para pembisnis harus memiliki sebuah kualitas produk

baik itu barang ataupun jasa yang akan dijual kepada

pembeli/konsumen. kualitas produk yang baik tentu saja akan

memberikan kepuasan kepada para pelanggan.29

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

produk merupakan suatu bentuk barang atau jasa yang di produksi

oleh seseorang maupun perusahaan yang memiliki nilai manfaat

untuk dapat dipasarkan guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. perusahaan harus cerdas memilih produk yang

bermerek, tren dimasa terkini agar konsumen yang berkunjung


27
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), 67.
28
M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.08.
29
Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta, Pt. Grafindo Persada, 1999), hal. 127.

15
puas membeli produk yang ada di toko rabbani, dan supaya

konsumen tersebut tidak berfikir terlalu lama untuk membeli

produk Rabbani tersebut.

2.1.3.1. Indikator tentang kualitas produk menurut Tjiptono yaitu:

2.1.3.1.1. Kinerja (Performance)

Berhubungan dengan karakteristik operasi dasar

sebuah produk.

2.1.3.1.2. Daya Tahan (Durability)

Yang berarti berapa lama atau umur produk

yang bersangkutan bertahan sebelum produk

tersebut harus diganti.

2.1.3.1.3. Fitur (Features)

Adalah karakteristik produk yang dirancang

untuk menyempurnakan fungsi produk atau

menambah ketertarikan konsumen terhadap

produk.

2.1.3.1.4. Reliabilitas (Reliability)

Adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja

dengan memuaskan atau tidak dalam periode

waktu tertentu.

2.1.3.1.5. Estetika (Aesthetics)

16
Berhubungan dengan bagaimana penampilan

produk, misalnya: bentuk fisik, model, desain

yang artistik dan sebagainya.

2.1.3.1.6. Kesan Kualitas (Perceived Quality)

Merupakan hasil dari penggunaan pengukuran

yang dilakukan secara tidak langsung karena

terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak

mengerti atau kekurangan informasi atas produk

yang bersangkutan.30

2.1.4. Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk Keputusan pembelian

adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memiliki salah satu

dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Dengan adanya berbagai

pilihan yang ditawarkan konsumen dapat mengambil keputusan

yang terbaik dari yang ditawarkan.31 Menurut Amirullah

pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses

penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan

kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan

yang dianggap paling menguntungkan.32

Menurut Kotler dan Garry, keputusan pembelian

merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan, yaitu

30
Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Volume 13, (2), 2016, hal, 102-103.
31
Schiffman Leon Dan Kanuk Leslie Lazar, Perilaku Konsumen Edisi 7, Terj. Zoelkifli Kasip
(Jakarta: PT Indeks, 2008), hlm. 485.
32
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Voleme 16, no 04, Tahun 2016, Hal, 378.

17
ketika konsumen benar-benar membeli produk. Pengambilan

keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

yang ditawarkan oleh produsen.33

Menurut Handoko mendefenisikan keputusan pembelian

sebagai sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan

manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan

kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap

alternatif pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian.34

2.1.4.1. Menurut Sunyoto setiap keputusan pembeli mempunyai

suatu struktur sebanyak tujuh, komponen-komponen

tersebut adalah:

2.1.4.1.1. Keputusan tentang jenis produk

2.1.4.1.2. Keputusan tentang bentuk produk

2.1.4.1.3. Keputusan tentang merek

2.1.4.1.4. Keputusan tentang jumlah produk

2.1.4.1.5. Keputusan tentang waktu pembelian

2.1.4.1.6. Keputusan tentang cara pembayaran.35

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian merupakan tindakan dimana konsumen telah

menentukan keputusannya dalam pembelian sebuah produk.


33
Philip Kotler Dan Garry Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1, Hlm. 165.
34
Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen, hal. 15.
35
Jurnal AJIE – Vol 04, Issue 01, Januari 2019, Hal 45-46.

18
2.1.4.2. Indikator tentang keputusan pembelian menurut Philip

Kotler yaitu:

2.1.4.2.1. Pengenalan Masalah

Konsumen mengenali adanya suatu masalah

atau kebutuhan.

2.1.4.2.2. Pencarian Informasi

Konsumen telah tertarik untuk mencari lebih

banyak informasi, dilakukan dengan cara

meningkatkan perhatian atau aktif mencari

informasi.

2.1.4.2.3. Evaluasi Alternatif

Konsumen menggunakan informasi yang telah

didapat untuk mengevaluasi merek-merek

alternative.

2.1.4.2.4. Keputusan Pembelian

Konsumen benar-benar melakukan pembelian.

2.1.4.2.5. Perilaku Pasca Pembelian

Tindakan lebih lanjut setelah melakukan

pembelian berdasarkan kepuasaan atau

ketidakpuasan.36

2.2. Tinjauan Empiris

Penelitian terdahulu yang digunakan untuk membandingkan antara

penelitian yang sedang dilakukan dengan penelitian sebelumnya.


36
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, edisi 2, PT Indeks, New Jersey, 2007, h. 235.

19
2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Hangga Supangkat, Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Dalam

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September

2017. Dengan Judul “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk,

Harga Terhadap Keputusan Pembelian Tas Di Intako”. Tujuan yang

ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui citra merek, kualitas

produk, dan harga terhadap keputusan pembelian tas di intako.

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. hasil signifikan

uji t X1 sebesar 0,05 < α = 0,05 maka citra merek

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tas di

Intako. Pandangan konsumen saat ini tentang citra Koperasi Intako

pastilah positif.

Hasil signifikan uji t X2 sebesar 0,04 < α = 0,05 maka kualitas

produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tas

di Intako. hasil signifikan uji t X3 sebesar 0,00 < α = 0,05 maka

harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tas di

Intako. Pada penelitian ini menggunakan Variabel Citra Merek

(X1), Kualitas Produk (X2), Harga (X3) dan Keputusan Pembelian

(Y). Perbedaan dengan peneliti ini adalah dari waktu dan obyek

peneliti, sedangkan persamaannya sama-sama meneliti tentang

pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian

tas di intako.

20
2.2.2. Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Buyung, Sekolah Tinggi

Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia, Dalam

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016.

Dengan judul “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Semen Tiga Roda Di Toko

Lico”. Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah untuk megetahui

pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk metode yang digunakan

adalah mrtode kuantitatif. Berdasarkan hasil Dari penelitian ini ialah

Berdasarkan statistik linear berganda daapat dilihat bahwa nilai

signifikan variabel citra merek (X1) 0.015. < 0.05 maka dapat

disimpulkan H0 ditolak menyatakan ada pengaruh variabel citra

merek terhadap keputusan pembelian dan Ha diterima yang

menyatakan ada pengaruh citra merek terhadap keputusan

pembelian.

Berdasarkan statistik linear berganda dapat dilihat bahwa nilai

signifikan variabel kualitas produk (X2) 0.00 < 0.05 maka dapat

disimpulkan H0 ditolak menyatakan ada pengaruh kualitas

terhadap keputusan pembelian dan Ha diterima yang menyatakan

ada pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan statistik linear berganda dapat dilihat bahwa nilai

signifikan variabel harga (X3) 0.248 >0.05 maka dapat

disimpulkan H0 diterima menyatakan tidak ada pengaruh variabel

harga terhadap keputusan pembelian dan Ha ditolak yang

21
menyatakan ada pengaruh citra merek terhadap keputusan

pembelian. Pada penelitian ini menggunakan variabel Citra Merek

(X1), Kualitas Produk (X2), Harga (X3) dan Keputusan Pembelian

(Y). Perbedaan dengan peneliti ini adalah dari waktu dan obyek

peneliti, sedangkan persamaannya sama-sama meneliti tentang

pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Produk.

2.2.3. Penelitian yang dilakukan oleh Novera Kasanti, Sekolah Tinggi

Manajemen Fakultan Ekonomi Universitas Prima Indonesia Jl,

Sekip Simpang Sikambing, Medan 2013. Dengan judul “Pengaruh

Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Safety Merek Proguard Pada PT AIM Safety Indonesia”. Tujuan

yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui Pengaruh

Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Safety Merek Proguard Pada PT AIM Safety Indonesia. Metode

yang digunakan adalah metode kuntitatif. Berdasarkan Hasil dari

perhitungan hipotesis secara parsial bahwa nilai thitung (5,726) ≥

t tabel(1,981) dan nilai signifikan 0,000 ≤ dari 0,05. Hasil ini

menyatakan bahwa harga secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian produk safety merek

Proguard pada PT AIM Safety Indonesia.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial bahwa nilai thitung (2,578)

≥ ttabel(1,981) dan nilai signifikan 0,01 ≤ dari 0,05. Dapat

22
disimpulkan bahwa kualitas produk secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk safety

merekProguard pada PT AIM Safety Indonesia.

Hasil pengujian hipotesis secara simultan bahwa nilai F hitung

(20,378) ≥ F tabel sebesar (3,08) dengan tingkat signifikansi

0,000 ≤ 0,05. Dari hasil tersebut bahwa dapat disimpulkan harga

dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian produk safety merek

Proguard PT AIM Safety Indonesia besarnya koefisien determinasi

dapat dilihat dari nilai Adjusted R S q u a r e s e b e s a r 0,254.

Hal ini berarti 25,4% bahwa keputusan pembelian yang dapat

dijelaskan oleh variabel bebas harga dan kualitas produk

sedangkan sisanya sebesar 74,6% dijelaskan oleh variabel lain di

luar dari penelitian ini, seperti kualitas pelayanan, promosi

penjualan, citra merek dan sebagainya. Pada penelitian ini

menggunakan variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan

Keputusan Pembelian (Y). Perbedaan dengan peneliti ini adalah

dari waktu dan obyek peneliti, sedangkan persamaannya sama-

sama meneliti tentang Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Pembelian.

2.2.4. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Adi Virawan Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2013. Dengan

Judul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Citra Merek

23
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta Pengguna Helm Merek INK”.

Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui

Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta Pengguna Helm Merek INK.

Metode yang digunakan adalah metode kuntitatif. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung < t

tabel (4,866> 2,000) dan nilai signifikan sebesar 0,000 (sig < 0,05).

Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian,

dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,486 > 2,000) dengan

nilai signifikan sebesar 0,015. Citra merek berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian, dengan nilai t hitung lebih besar dari t

tabel (3,411 > 2,000) dengan nilai signifikan sebesar 0,004. Harga,

kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan dengan nilai F hitung

lebih besar dari F tabel (36,658 > 2,70) dan nilai signifikan F hitung

sebesar 0,000. Pada penelitian ini menggunakan variabel Harga

(X1), Kualitas Produk (X2), citra merek (X3) dan Keputusan

Pembelian variabel (Y). Perbedaan dengan peneliti ini adalah dari

waktu dan obyek peneliti, sedangkan persamaannya sama-sama

24
meneliti tentang harga dan kualitas produk Terhadap Keputusan

Pembelian.

2.2.5. Penelitian yang dilakukan oleh Riau Rahmat Hidayat Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Sumatra Utara, 2018. Dengan judul “Pengaruh Harga Dan Kualitas

Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pembeli Gula Aren

Sawit di Desa Simpang Empat Kecamatan Sei Rampah Kabupaten

Sergai Provinsi Sumut”. Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah

untuk mengetahui Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Pembeli Gula Aren Sawit di Desa

Simpang Empat Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Sergai

Provinsi Sumut. Metode yang digunakan adalah metode kuntitatif.

Berdasarkan Hasil dari perhitungan hipotesis secara parsial bahwa

nilai t hitung variabel harga sebesar 2,445 > 1,690 ttabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha diterima dan H0 ditolak,

artinya variabel harga berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan keputusan pembelian pada pembeli gula aren sawit di

Desa Simpang Empat.

Hasil dari pengujian hipotesis secara parsial bahwa nilai t hitung

variabel kualitas produk sebesar 4,037 > 1,690 ttabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha diterima dan H0 ditolak,

artinya variabel kualitas produk berpengaruh secara parsial

25
terhadap keputusan pembelian pada pembeli gula aren sawit di

Desa Simpang Empat

Hasil pengujian hipotesis secara simultan bahwa Nilai F hitung =

13,127 dan F tabel = 3,30, jadi F hitung > F tabel, artinya variabel

harga dan variabel kualitas sama-sama berpengaruh terhadap

keputusan pembelian pada pembeli gula aren sawit di Desa

Simpang Empat. Nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, artinya

secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

pembeli gula aren sawit di Desa Simpang Empat. Pada penelitian

ini menggunakan Variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan

Keputusan Pembelian (Y). Perbedaan dengan peneliti ini adalah

dari waktu dan obyek peneliti, sedangkan persamaannya sama-

sama meneliti tentang Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Pembelian.

2.3. Kerangka Konseptual

Pada umumnya variabel penelitian merupakan suatu hal yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dijadikan sebagai objek penelitian yang

dipelajari secara menyeluruh, kemudian dapat diperoleh kesimpulannya.

Secara teoritis variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek

yang mempunyai “Variasi” antara satu dengan yang lain atau objek yang

satu dengan objek yang lain.37

37
Sugiyono. “Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D”,(Bandung: Alfabeta 2017).

26
Apabila tiga variabel X dan Y mempunyai hubungan sebab akibat,

maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk

menduga atau meramalkan Y. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan

mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai suatu variabel) untuk waktu

yang akan datang. Nilai Y yang nilainya akan diramalkan disebut variabel

tidak bebas/variabel terikat (dependent variable), sedangkan variabel X

yang lainnya dipergunakan untuk meramalkan nilai Y disebut variabel

bebas/ variabel tidak terikat (independent variable).38

Adapun kerangka yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kerangka konseptual sederhana, yang menjelaskan hubungan antara

variabel yang digunakan dalam penelitian, yakni antara (independent

variable) variabel bebas/variabel tidak terikat (X) dengan (dependent

variable) variabel tidak bebas/variabel terikat (Y)39

sesuai dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Merek

(X1)

Harga
Keputusan
(X2) Pembelian (Y)

Kualitas Produk

38 (X3)
Firdaus Muhammad, “Ekonomitrika: Suatu Pendekatan Aplikatif”, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), 29-30
39
Ali Maulidi, Statistik 1 (Jakatra: P3EI, 2006), 26.

27
Keterangan: Parsial

Simultan.

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan sementara, suatu dugaan. Sementara

yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah. Namun

perlu di garis bawahi bahwa apa yang dikemukakan dalam hipotesis

adalah dugaan sementara yang dianggap besar kemungkinannya untuk

menjadi jawaban yang benar.40 Untuk melakukan penelitian hal ini perlu

mengambil sample dari populasi yang dijadikan objek penelitian, cara ini

lebih efesien untuk dilakukan dari pada harus menghitung seluruh

populasi untuk dijadikan sebagai uji coba penelitian. setelah menentukan

hasil statistik berupa jumlah rata rata dari populasi yang diambil, maka

hasil tersebut dapat digunakan untuk menguji pernyataan populasi.

Apakah bukti empiris dari sampel menerima atau menolak pernyataan

populasi. Hal tersebut dinyatakan dikenal dengan istilah hipotesis.

Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan kepada bukti

sampel yang dipakai untuk menentukana apakah hipotesis merupakan

suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenya tidak ditolak, atau hipotesis

40
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta:Kencana, 2017), 130.

28
tidak wajar sehingga harus ditolak.41 Bardasarkan kerangka konseptual

diatas, maka ditarik hipotesis sementara yaitu:

Hipotesis 1: Pengaruh Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau

gabungan diantaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu

perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang

dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek

yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam

masyarakat.42 Semakin terkenal merek tersebut maka konsumen

tidak akan ragu untuk melakukan keputusan pembelian.

Hasil penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Romadhoni

pada tahun 2015 tentang “Pengaruh Merek (Brand) Terhadap

Pengambilan Keputusan Pembelian Sepatu Nike Pada Mahasiswa

Fik UNY” dan hasilnya adalah merek berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian Sepatu Nike.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dirumuskan:

H1: Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian Jilbab Robbani.

Hipotesis 2: Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

41
Suharyadi dkk., Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, edisi ke-2 (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), 82.
42
M. Anang firmansyah, pemasaran produk dan merek (planning % strategy), (surabaya: CV.
Penerbit Qiara Media, 2019), hal, 23.

29
Harga menurut Kotler adalah jumlah yang ditagihkan atas

suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi harga adalah jumlah semua

nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan

keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau

jasa. Harga merupakan salah satu aspek penting dari produk yang

dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusan

membeli atau tidak membeli. Pada umumnya, konsumen akan

mencari produk dengan harga terendah tetapi paling dapat

memenuhi kebutuhannya.43

Hasil penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yunita Mandagie pada

tahun 2018 tentang “Analisis Citra Merek, Harga Produk Dan

Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Handpone Samsung Pada

Seluruh Gerai-Gerai Seluller Di IT Central Manado” dan hasilnya

adalah harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian Smartpone Samsung.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dirumuskan:

H2: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian Jilbab Robbani.

Hipotesis 3: Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat

perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas

suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan konsumen, yang


43
Leonita Siwiyanti dkk, Manajemen Pemasaran, (Sukabumi: Samudra Biru, 2021), Hal, 103.

30
merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan

perusahaan. Kualitas menyatakan tingkat kemampuan dari suatu

merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi tertentu. 44

Konsumen memilih barang yang kualitasnnya terjamin akan apa

yang telah di dapatkanya dari produk tersebut.

Hasil penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suri amilia pada tahun

2017 tentang “pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk

terhadap keputusan pemebelian handpone merek xiaomi di kota

langsa” dan hasilnya adalah kualitas produk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian handpone merek xiaomi di kota

langsa.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dirumuskan:

H3: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian Jilbab Robbani.

Hipotesis 4: Pengaruh Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian

Merek menurut Yusran Isanaini adalah tanda yang berupa

gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,

atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa. Menurut H.M.N Purwo Sutjipto Merek dapat diartikan suatu

44
Rosnaini daga. citra, kualitas produk dan kepuasan pelanggan, (makassar: global RCI, 2018), hal,
33.

31
tanda dengan mana suatu benda tertentu di pribadikan sehingga

dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis.45

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu

perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan

yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik

berupa barang maupun jasa. Dari sejak dahulu hingga sekarang

harga merupakan salah satu komponen penting dalam

perdagangan.46

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk

yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang

tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan

berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan

membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh produk

yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi suatu

produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan

lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi

jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

pasar.47

Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan

keputusan konsumen akan pembelian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk memilih dua atau lebih alternatif produk yang


45
Muhammad Djumhana & R. Djubaidillah, , Hak Milik Intelektual, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 1993), hal. 121.
46
M. Anang Firmansyah, Perilaku Konsumen (Sikap Dan Pemasaran), (Surabaya: Deepublish
Publisher, 2018), Hal, 180.
47
Jefry Romdony, Maskarto Lucky, NR. “Pengaruh Merek, Promosi Dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Bola Sepak”, jurnal STIE STIMY Majalengka, 2010.

32
tersedia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas,

harga, lokasi, promosi, kemudahan, pelayanan dan lain-lain.

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.48

Konsumen tertarik untuk mendapatkan harga yang pantas.

Harga yang pantas berarti nilai yang pantas diterima saat transaksi

dilakukan. Suatu produk memiliki nilai yang berkualitas bukan dari

produsen, melainkan oleh konsumen dan suatu produk akan

memiliki nilai yang baik jika merek tersebut semakin dikenal oleh

masyarakat. Dalam membeli suatu produk, konsumen

membutuhkan proses membeli tidak hanya dengan

mempertimbangkan merek dan kualitas saja tetapi juga

memikirkan kelayakan harganya. Karena harga sering kali

dikaitkan dengan merek dan kualitas.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muhammad

Romadhoni yang menyatakan bahwa merek berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang

dilakukan oleh Yenni Remita Fitrianty yang menyatakan bahwa

harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Mentari Kasih Labiro

yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dirumuskan:


48
Rudy Irwansyah Dkk, Perilaku Konsumen, (Bandung: Widina Bakti Persada,2021), Hal 13.

33
H4: Merek, harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian Jilbab Robbani

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis

penelitian survei yang merupakan penelitian dengan menggunakan

pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang,

untuk kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah,

dan dianalisis.49 Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif yaitu merupakan


49
Julianto DKK, Metode Penelitian Praktis, (Sidoarjo:Zifatama Jawara,2018), 146

34
penelitian yang menitik beratkan pada pengukuran dan analisis hubungan

sebab akibat antara bermacam-macam variabel, bukan prosesnya,

penyelidikan dipandang berada dalam kerangka bebas nilai.50

Jadi penelitian disini menggunakan penelitian survei dan

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yaitu data yang berupa keterangan yang berhubungan dengan

pengaruh merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

jilbab rabbani di pondok pesantren annuqayah lubangsa putri. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh data yang tepat dan akurat.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih peneliti adalah di Pondok Pesantren

Annuqayah Lubangsa Putri yang terletak di desa Guluk-Guluk,

Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jawa

Timur.

3.3. Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-

orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian

atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.51

50
Hardani DKK, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta:Pustaka Ilmu
Group,2020),254.
51
Suharyadi dan Purwanto, Statistik:Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, (Jakarta Selatan:
Selemba Empat,2013), 7.

35
Populasi dari penelitian ini diambil dari sebagian santri

lubangsa putri kecamatan guluk-guluk Kabupaten Sumenep yang

berjumlah 1.386 santri putri.52

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah

Sebagian yang diambil dari populasi.53

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan

menggunakan teknik convenience sampling, convenience sampling

adalah prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau

unit yang paling mudah di jumpai atau diakses.54

Untuk menentukan ukuran sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan Teknik Slovin dengan rumus

sebagai berikut:

N
n= 2
1+ Ne

Keterangan:

n: ukuran sampel

N: ukuran populasi

52
Wawancara Dengan Lailatul Karimah, Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri
guluk-guluk, sumenep, tanggal 11 Maret 2022.
53
Usman dan Setiady, “Metodelogi Penelitian Sosial”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 44.
54
Sarjita, “Pengaruh Pelayanan, Harga Dan Promosi Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada
Pengguna Go-Jek Di Daerah Istimewa Yogyakarta”, JBMA – Vol. V, No. 1, Maret 2018. Hal, 86.

36
e: persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel masih ditolerir.

Penelitian ini menggunakan tingkat keandalan 95% karena

menggunakan tingkat kelonggaran ketidak telitian sebesar 5%.

Menurut sugiyono, pembulatan keatas dilakukan karena

berdasarkan tabel ukuran sampel dan batas kesalahan untuk tingkat

kelonggaran 0penelitian.55 Apabila dilakukan perhitungan

menggunakan rumus, maka jumlah minimum yang diperoleh

adalah:

N 1.386 1.386

n= = =

1 = + Ne2 1 + 1.386 (0,05)2 14,86

= 93, 270 dibulatkan menjadi 94 responden.

Semua responden merupakan pembeli produk Jilbab Rabbani.

3.4. Jenis Dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Data Kuantitatif

Data dalam bentuk angka dan dapat dihitung apa yang

diperoleh dari hasil koesioner yang akan dilakukan yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.56

55
Sugiyono, 2010, Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta), 138.
56
Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja
Karyawan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), 13.

37
3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari peneliti ini adalah:

Data primer

Data yang diperoleh dari sumber asli atau tidak melalui

perantara. Dengan kata lain data yang diperoleh peneliti secara

langsung melalui tanggapan secara tertulis dari jawaban koesioner

yag diberikan terhadap responden.57

3.5. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai macam cara,

sesuai dengan jenis penelitian yang diambil. Metode pengumpulan data

yang umum digunakan dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan,

diantaranya: observasi, wawancara dan kuesioner. Beberapa metode

tersebut secara sederhana dapat dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu

metode yang berusaha mendapatkan respon dari responden (metode

respon), dan metode yang tidak berusaha untuk mendapatkan respon dari

responden (metode non-respon).

Metode yang berusaha untuk mendapatkan respon dari responden

adalah metode wawancara dan pengisian kuesioner. Sedangkan metode

yang tidak berusaha untuk mendapatkan respon dari responden adalah

metode observasi atau monitoring.58

3.5.1. Observasi Atau Pengamatan Langsung


57
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif (Jakarta:Raja Wali
Pers,2013), 45.
58
Zulganef, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 161.

38
Teknik pengambilan data yang tidak dimaksudkan untuk

mendapatkan respon dari responden adalah teknik observasional.

Dalam kondisi ini peneliti mengamati kegiatan-kegiatan subjek

atau kondisi alamiah suatu objek tanpa berusaha untuk

memunculkan respon dari siapapun. Atau ketika peneliti

melakukan pengambilan data melalui cara-cara yang tidak

mengajak responden berkomunikasi atau membicarakan mengenai

masalah yang diteliti, misalkan dengan cara menelaah perilaku

membeli responden di pasar, di toko atau di jalanan sekalipun,

tetapi tidak membicarakan mengenai pembelian tersebut dengan

responden atau sumber informasi.59

3.5.2. Penyebaran Kuesioner (Angket)

Angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain agar bersedia memberikan respon

sesuai dengan permintaan penggunaan.60

Koesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.61

Mengenai pengaruh merek, harga dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian.

59
Ibid, 169.
60
Boedi Abdullah dk., Metode Penelitian.....,214.
61
Suharsimi Arinkuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2002), 30.

39
Dalam pengambilan data yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan penyebaran

koesioner atau angket.

3.6. Operasionalisasi Konsep Dan Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan

atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata

yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dapat diuji

dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Dengan kata lain, definisi

operasional variabel penelitian dalam penelitian merupakan bentuk dari

variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual,

indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara

mengukur) dan penilaian alat ukur.62

Dengan judul penelitian “Pengaruh Merek, Harga dan Kualitas

Produk Terhadap Keputusan Pembelian Jilbab Rabbani di Pondok

Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri”.

Dari judul tersebut penulis mengambil tiga variabel yang dapat

mempengaruhi keputusan pembelian di antaranya: merek, harga dan

kualitas produk. Bagi peneliti ketiga variabel tersebut dapat

mempengaruhi terhadap keputusan pembelian jilbab rabbani. Sehingga

dalam penelitian ini terdapat empat variabel. Yaitu keputusan pembelian

sebagai variabel terikat (Y), merek sebagai variabel bebas pertama (X1),

62
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2018), 111.

40
harga sebagai variabel bebas kedua (X2), dan kualitas produk sebagai

variabel bebas terakhir (X3). Dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Item

Merek Merek adalah janji 1. Atribut Produk 1. Merek Rabbani sangat

(X1) penjual untuk (product attribute) berkesan terhadap

menyampaikan merupakan hal-hal konsumen.

kumpulan sifat, yang berkaitan dengan 2. Merek yang di hasilkan

manfaat dan jasa merek tersebut sendiri, Rabbani sangat

spesifik secara seperti kemasan, rasa, menguntungkan bagi

konsisten kepada harga, dan lain-lain. konsumen.

pembeli. Merek 2.Keuntungan 3. Merek rabbani yang ada

terbaik menjadi konsumen (consumer sangatlah bagus.

jaminan mutu.63 benefits), merupakan 4. Merek Rabbani

keuntungan produk sangatlah bagus.65

dari merek tersebut.

3. kepribadian merek

(Brand personality),

merupakan asosiasi

yang mengenai

kepribadian sebuah

merek apabila merek

tersebut adalah

63
Thamrin Abdullah & Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (jakarta: rajawali pers, 2012),
hal.161.

41
manusia.64

Harga Sebagai jumlah uang 1.Keterjangkauan 1. Harga Jilbab Rabbani

(X2) (satuan moneter) dan harga. terjangkau dengan

atau aspek lain (non 2.Kesesuaian harga pendapatan konsumen.

moneter) yang dengan produk atau 2. Harga Jilbab Rabbani

mengandung utilitas jasa. tergapai oleh pelanggan

atau kegunaan tertentu 3.Kesesuaian dengan 3. Harga Jilbab Rabbani

yang diperlukan untuk manfaat produk. sesuai dengan kualitas

mendapatkan suatu 4.Daya saing harga.67 produk.

produk.66 4. Harga Jilbab Rabbani

sangat terjangkau

dengan produk yang

dimanfaatkan

konsumen.

5. Harga produk sesuai

dengan manfaat yang

diharapkan.

6. Harga produk Jilbab

Rabbani bersaing dengan

produk sejenis lainnya.68

Kualitas Kualitas produk 1.Kinerja 1. Kualitas Produk Jilbab

Produk adalah pemahaman (performance) Rabbani spesifikasinya

(X3) bahwa produk yang 2. Daya tahan sesuai dengan yang

ditawarkan oleh

64
Ibid, 662.
65
Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol 6, No 1, Mei 2017, Hal 661-662.
66
Tjipno, F. “Strategi Pemasaran”. (Yogyakarta: Andi Offset, 2008).
67
Kotler,P., & Armstrong, G, “Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1&2. Edisi 12”. (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008)
68
Andri Winata, “Pengaruh Harga Dan Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Hotel
Emersia Di Bandar Lampung”, Jurnal Manajemen Magister, Vol 03. No.02, Juli 2017.

42
penjual mempunyai (durability) dijelaskan.

nilai jual lebih yang 3. Fitur (features) 2. Kualitas Produk Jilbab

tidak dimiliki oleh 4. Reliabilitas Rabbani sangatlah

produk pesaing.69 (reliability) bermanfaat terhadap

5. estetika (aesthetics) pelanggan.

6. Kesan kualitas 3. Kualitas Produk Jilbab

(perceived quality).70 Rabbani sesuai dengan

kebutuhan pelanggan.

4. Kualitas Produk Jilbab

Rabbani kualitasnya selalu

terjaga, konsisten dan

tidak berubah.

5. Kualitas Produk Jilbab

Rabbani sesuai dengan apa

yang sangat dibutuhkan.

6. Pelanggan puas dengan

produk Jilbab Rabbani.71

Keputusan Keputusan pembelian 1.Pengenalan masalah. 1. konsumen membanding-

Pembelian adalah tahap proses 2.Pencarian Informasi. bandingkan produk yang

(Y) dimana secara aktual 3. Evaluasi Alternatif. ada.

melakukan pembelian 4.Keputusan 2. konsumen akan memilih

produk.72 Pembelian. produk dan merek yang

5.Perilaku Pasca berkualitas.

Pembelian.73 3. konsumen akan membeli

69
Jefry Romdonny, Maskarto Lucky NR, “Pengaruh Merek, Promosi Dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Bola Sepak”, Jurnal STIE STIMY Majalengka, 2010.
70
Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Volume 13, (2), 2016, hal, 102-103.
71
Riyono, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, promosi dan brand image terhadap keputusan
pembelian produk aqua di kota pati”, hal, 99-100. 2016.
72
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi 9, jilid 1, PT. Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta, 2003, h.227.

43
barang tersebut Ketika

sudah mempunyai

keputusan.

4. konsumen berlaku baik

Ketika hendak membeli

produk tersebut.74

3.7. Validitas Dan Realiabilitas

Pengujian validitas dan Reabilitas adalah sebuah pengujian untuk

mengukur sejauh mana kemampuan alat ukur dalam mengukur apa yang

akan diukur serta untuk mengetahui kepastian, cocok dan konsisten

tidaknya alat ukur.75

3.7.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.76Uji validitas ini

dilakukan untuk menemukan kebenaran atau tidak kebiasaan

penelitian, dan melihat bagaimana ketepatan atau kecermatan suatu

alat ukur yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur menunjuk

pada variabel yang akan diteliti. Kriteria penilaian uji validitas

adalah:

73
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, edisi 2, PT Indeks, New Jersey, 2007, h. 235.
74
Ibid, 235.
75
Suharsimi Ariokunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), 143.
76
Ibid, 144.

44
Jika rhitung ˃ rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat

dikatakan item kuisioner tersebut valid.

Sebaliknya jika rhitung ˂ rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka

dapat dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

pengukur yang sama pula.77 Metode uji reliabilitas yang akan

digunakan adalah metode Alpha Cronbach. Dalam melakukan

penghitungan alpha, digunakan alat bantu program SPSS 21 for

windows 10. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas,

suatu instrument dikatakan reliabel jika α >0 , 6.78

3.8. Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu teknik yang digunakan untuk

mengelola data atau hasil menelitian guna untuk memperoleh kesimpulan.

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti

atau untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan

sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif. Metede

analisis yang akan dipakai adalah menggunakan regresi linier berganda

analisis data yang digunakan adalah:

3.8.1. Analisis Deskriptif


77
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana, 2018), 55.
78
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 3 (Semarang BP
UNDIP,t.t), 42.

45
Pengukuran statistik deskriptif variable dilakukan untuk

memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran

actual, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing

variable yaitu Segmenting, Targeting, Positioning dan keputusan

pembelian. Secara umum penelitian deskriptif kuantitatif memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

Cenderung menggunakan satu variable dalam operasionalnya.

3.8.1.1. Tidak menutup kemungkinan menggunakan tiga variable

atau lebih tetapi tidak untuk dihubungkan, dibandingkan,

atau dicari sebab akibat.

3.8.1.2. Analisis data diarahkan pada pencarian mean, Presentase,

dan modus.

3.8.1.3. Kegiatan data kemungkinan untuk dikumpulkan.79

3.9. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik murupakan cara untuk mengetahui apakah data

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data linier terbaik dan

tidak biasa yang bersifat BLUE (Best LinierUnbiased Estimator) Uji

asumsi klasik terdiri dari:

3.9.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diambil berasal dari populasi normal atau tidak. Salah satu

Teknik yang mudah dilakukan dalam pengujian normalitas ini

79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hal,
148

46
adalah dengan menggunakan Teknik Kolmogorov-Smirnov.

Normalitas terpenuhi jika nilai signifikasi yang diperoleh adalah >

0.05, itu artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Sebaliknya jika nilai signifikasi yang diperoleh adalah <

0.05 maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak

normal.80

3.9.2. Uji Hetoroskedastisitas

Uji Hetoroskedastisitas adalah pengujian yang dilakukan

untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variable dari residual yang ada. Dalam penelitian ini, pengujian

yang dilakukan untuk memastikan apakah terdapat

Hetoroskedastisitas atau tidak adalah dengan uji korelasi Rank-

Spearman. Uji korelasi rankspearman dilakukan dengan cara

mengkorelasikan nilai residual dengan variable bebas

menggunakan Rankspearman. Dari data yang diperoleh, dikatakan

tidak terjadi gejala Hetoroskedastisitas apabila signifikansi > 0.05

sebaliknya jika signifikansi < 0.05 maka terjadi gejala

Hetoroskedastisitas dapat dilihat dari Grafik Scatter Plot antar

rediksi variable dependen dengan residunya, model regresi yang

baik adalah yang tidak mengalami Hetoroskedastisitas.81

3.9.3. Uji Multikonilieritas

Uji Multikolinieritas Tujuan dilakukannya uji

80
Tajus Subqi, Ekonomitrika, (tnp,tt), 113.
81
V. Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, 186.

47
multikolinearitas adalah untuk memastikan adanya korelasi yang

kuat antar variabel bebasnya. Model regresi yang baik adalah

model yang tidak terdapat korelasi antar variabel bebasnya.

Pengujian pertama, apabila terdapat korelasi yang tinggi

( ≤ 0 . 1 ) antar variabel bebas, maka data dikatakan terdapat

multikolinier. Namun apabila koefisien korelasinya ≥ 0.1, maka

dikatakan tidak terdapat mpengujian yang kedua selain dengan

melihat koefisien korelasinya, yaitu dengan melihat nilai VIF

(Variabel Infloating Factor) yang terdapat pada output SPSS.

Apabila nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinier.82

3.9.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang

terbebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat

dilakukan uji statistic Durbin-Waston (DW test). Suatu penelitian

dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai dU < DW < (4-dU).

Nilai DU didapat dari table Durbin-Waston (DW), dengan taraf

signifikan 0,05 (5%), dengan derajat bebas sesuai jumlah

responden sedangkan nilai DW diperoleh dari tabel model

Summary.83

82
Ibid.
83
Tim Penyusun Modul Praktikum FEBI INSTIKA Modul Praktikum Statistical., hal 19.

48
3.10. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda pada dasarnya merupakan

perluasan dari regresi linier sederhana, yaitu menambah jumlah variabel

bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel bebas.

Analisis regresi linier berganda yaitu pengelolaan data yang dilakukan

untuk mengetahui data yang ada dalam populasi melalui analisis data

sampel. Agar data yang diperoleh tidak bisa maka terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi model.84

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis

pengaruh antara variabel independen (merek, harga dan kualitas produk)

terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian konsumen. Rumus

matematis dari regresi linier berganda yang umum digunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + E

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian ( Y )

a = Konstanta

b = Koefisien dari variabel bebas ( X )

X1 = Merek

X2 = Harga

X3 = Kualitas Produk

b1 = koefisien regresi dari merek

84
Anwar dan Sanusi, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 134-135

49
b2 = koefisien regresi dari harga

b3 = koefisien regresi dari kualitas Produk

E = Eror term85

3.11. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis

yang telah disusun berdasarkan data penelitian. Uji hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji F dan uji t:

3.11.1. Uji Parsial (uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel independent secara parsial berpengaruh terhadap

variabel dependen atau tidak. Langkah-langkah pengujian

dilakukan sebagai berikut:

3.11.1.1. Perumusan Hipotesis

Ho = variabel independent secara parsial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.

Ha = Variabel independent secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

3.11.1.2. Menentukan t hitung dan t tabel

thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel jadi Ho diterima.

thitung ≥ ttabel atau - thitung ≤ - ttabel jadi Ho ditolak.

3.11.1.3. Pengujian bisa dilihat dari tingkat signifikansi:

85
Algifari, Analisis Regresi: Teori Kasus dan solusi (Yogyakarta: BPFE, 2000), 32.

50
Jika tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho diterima Ha

ditolak. Artinya variabel independent secara parsial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.

Jika tingkat signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak Ha

diterima. Yang berarti variabel independent secara parsial

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.86

3.11.2. Uji Simultan (uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

rata-rata atau nilai tengah suatu data. Kelompok data yang diuji

pada F terdiri dari dua kelompok.

Langkah-langkah uji F adalah:

3.11.2.1. Perumusan Hipotesis

Ho = Variabel independent secara Bersama-sama tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.

Ha = Variabel independent secara Bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

dependen.

3.11.2.2. Menentukan F hitung dab Ftabel

Fhitung ≤ F tabel jadi Ho diterima.

86
Ibid, 35.

51
F hitung ≥ F tabel jadi Ho ditolak

3.11.2.3. Menggunakan tingkat signifikansi digunakan probability

sebesar 5% (α =0.05 ) jika signifikansi > 0.05, maka Ho

diterima Ha ditolak. Yang berarti variabel independen

secara Bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen.

Jika signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima. Itu

artinya variabel independent secara Bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.87

3.11.3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui

beberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu (0,R2<1). Koefisien determinasi yang diperoleh dari

pengolahan IBM SPSS Statistics 21 dapat dilihat pada tabel model

summary.

Uji koefisien determinasi (R 2) digunakan untuk mengatur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan


87
Ibid, 93.

52
hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel terikat.88

3.12. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, penulis

membuat sistematika pembahasan atau kerangka berfikir dalam penulisan

sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori-teori

yang digunakan peneliti sebagai landasan atau dasar dari penulisan

skripsi, dan merumuskan dugaan sementara terhadap permasalahan.

BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode

yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data maupun metode untuk

merancang sistem yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang

hasil dari penelitian dan pembahasan penelitian.

88
Imam Ghazali, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi Ketiga (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2007). 65.

53
BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran

dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

54

Anda mungkin juga menyukai