SKRIPSI
Oleh :
AZWAR FADLI
NIM. 5151111011
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Pada kesempatan ini,
tulusnya kepada:
2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
3. Dr. Ernesto M.R Silitonga, ST., DEA , selaku Ketua Jurusan Pendidikan
4. Ir. Syahreza Alvan, M.Si., IPM , selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
i
5. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik
6. Prof. Zainuddin ST., M.Pd. selaku penguji dan dosen Pembimbing Akademik
8. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Dodi Wismar dan Ibu Almh. Maslan
Pane yang sangat Penulis sayangi dan cintai, Ayah dan Ibu yang tak pernah
nasihat, dorongan, baik moral dan material, serta selalu menjadi motivasi
9. Buat keluarga yang saya sayangi, Ibu Juli Arianti dan adik-adikku tercinta
Rifki Dimas, Rizky Salsabila, Zahra Hanifah dan Abangda Jefri Affandi yang
Teknik Bangunan, PTB`15 Reg B seperti Yogi, Ami, Nurul dan semua teman-
11. Abang serta Kakak stambuk Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan yang telah
ii
Akhirnya, hanya doa yang dapat penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT,
semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan
balasan yang setimpal, dan semoga skripsi ini akan bermanfaat kepada pembaca.
Azwar Fadli
NIM. 5151111011
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 11
iv
c. Hasil Belajar ............................................................................ 16
C. Kerangka Konseptual…………………………………………...…. 52
v
1. Penerapan Model Pembelajaran SAVI dalam upaya
vi
2. Penyusunan Angket Motivasi Belajar .......................................... 74
2. Reliabilitas Angket....................................................................... 76
1. Siklus I ......................................................................................... 86
a. Perencanaan (Planning)........................................................... 86
d. Refleksi.................................................................................... 90
2. Siklus II ....................................................................................... 92
a. Perencanaan (Planning)........................................................... 93
vii
b. Pelaksanaan (Acting) ............................................................... 93
d. Refleksi.................................................................................... 97
B. Saran................................................................................................. 105
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Lampiran 22 Uji Hipotesis ............................................................................... 201
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
kompetensi global dan ekonomi pasar bebas, yang menuntut daya saing tinggi.
pesat. Hal ini disebabkan oleh perubahan tatanan kehidupan yang terjadi di dalam
negeri maupun luar negeri. Tentunya perubahan tersebut juga dialami oleh negara
lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi, sosial, politik serta budaya. Oleh
karena itu, masyarakat Indonesia perlu mempersiapkan diri agar tidak tertinggal oleh
1999: 17)
menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) pasal
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
1
2
setiap Warga Negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban didalam pengembangan
formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal menurut peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 13 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 3
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
Pendidikan yang menyatakan bahwa SMK adalah salah satu bentuk pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs).
menghasilkan lulusan yang siap bekerja sesuai bidang keahliannya. Tujuan SMK ini
sesuai dengan definisi Unesco (2005) yang menyatakan, “Technical and Vocational
Education and Training (TVET) is concern with the acquisition of knowledge and
3
skills for the word of work.” (Pendidikan Teknikal dan Vokasional dan Pelatihan
dunia kerja. Sesuai dengan namanya dimana siswa SMK tidak hanya dibekali
pengetahuan tetapi juga keterampilan lulusan yang siap pakai dunia kerja. Hal ini
juga bekaitan dengan Spektrum Sekolah Menengah Kejuruan (2008), SMK memiliki
tujuan untuk: 1) menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai kompetensi dan program keahlian yang
dipilihnya, 2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet, gigih dalam
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian
hari baik secara mandiri mamupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4)
Lulusan SMK diharapkan dapat terjun langsung didunia kerja saat ini, dengan
kemampuan yang dikuasainya. Tetapi Menurut Fasli Jalal (Notonegoro, 2008) pada
faktanya lulusan SMK lebih banyak menjadi penganggur dengan presentase 13,44
persen dibandingkan dengan yang bekerja sebesar 7,35 persen dimana sisanya adalah
persen.
4
etos kerja yang terampil dan kreatif sehingga kelak menjadi tenaga kerja yang
bidangnya. SMK Negeri 2 Medan beralamat di jalan STM No. 12 A Medan Amplas
ini terdiri dari 6 jurusan dimana salah satunya adalah jurusan bangunan. Di dalam
jurusan bangunan ini terdapat program keahlian Desain Pemodelan dan Informasi
konstruksi bangunan. Mata Pelajaran yang terdapat pada program keahlian Desain
Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah mata pelajaran adaptif, mata pelajaran
Hasil Observasi Penulis pada Februari 2019 di dalam sekolah SMK Negeri 2
Medan memiliki beberapa mata pelajaran produktif. Di antaranya ialah terdapat mata
bahan-bahan bangunan, fungsi alat dan bahan bangunan yang dipakai, menganalisa
kegunaan masing-masing bahan bangunan serta ilmu ukur tanah dimana siswa
diharapkan dapat menggunakan alat ukur tanah. Dengan mempelajari mata belajaran
Konstruksi Bangunan yang menjadi bekal bagi mereka untuk mempelajari mata
pelajaran yang berhubungan dengan metode, teknik atau cara, misalnya bahan
bangunan, metode pelaksanaan konstruksi bangunan serta mempelajari alat ilmu ukur
tanah dan sebagainya. Mata pelajaran Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik
lantai atau lebih) hingga kekuatan bangunan, baik teknik pelaksanaan pekerjaan
maupun bahan yang digunakan, utilitas bangunan, dan penggunaan alat ukur tanah
bahwa hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pelajaran 2018/2019
dari 32 siswa, terdapat 50,00% siswa dalam kategori kurang kompeten, 37,50%
6
siswa dalam kategori cukup kompeten, 12,50% siswa dalam kategori kompeten dan
tidak ada siswa yang memperoleh kategori nilai sangat kompeten. Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 75, maka dapat dilihat bahwa
50,00% siswa berada dalam kategori kurang kompeten. Jadi, hasil belajar Dasar-
dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X
pengajaran yang masih bersifat ceramah, sehingga membuat siswa jenuh dan
monoton didalam kelas. Setelah melakukan wawancara terhadap guru bidang studi,
oleh guru, kegiatan belajar berlangsung secara satu arah sehingga para siswa kurang
dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif,
dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah- sekolah.
Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya
baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena
guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Untuk
mencapai tujuan tersebut salah satu upaya guru adalah menciptakan suasana kelas
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah yaitu faktor
internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar,
intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi
sesuai dengan yang diharapkan, salah satunya melalui model pembelajaran. Model
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pelajar dalam
dari siswa kelas X Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di
SMK Negeri 2 Medan Tahun Pelajaran 2018/2019 disebabkan oleh pemilihan metode
pembelajaran yang kurang tepat dan motivasi belajar dari siswa yang masih kurang.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengubah model
Pengembangan model pembelajaran saat ini dibutuhkan untuk mendorong siswa aktif
dalam kegiatan di kelas, kegiatan yang inovatif dan kreatif didalam kelas. Siswa
gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat
didalam pembelajaran.
mendengar dan penyampaian materi pelajaran yang sedang berlangsung atau dapat
berupa dilakukan dengan cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang
mereka pelajari. c) Visual, seperti namanya pembelajaran ini melibatkan panca indera
baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai. Selain itu penulis
akan mengukur pengaruh Motivasi belajar siswa selama proses penerapan belajar
9
Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah Pada Siswa Kelas
B. Identifikasi Masalah
2. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi masih berpusat pada
3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi karena proses
Medan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta meningkatkan
kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam
2. Kompetensi dasar yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Memahami jenis-
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Desain
2019/2020.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X
dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama
F. Manfaat Penelitian
sehingga berguna untuk guru, siswa, sekolah, dan orang tua. Adapun manfaat
1. Manfaat Teoritis
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
pembelajaran di sekolah.
b. Bagi siswa
d. Bagi Mahasiwa
dikemudian hari.
13
BAB II
A. Kerangka Teoretis
Pengukuran Tanah
a. Pengertian Belajar
seluruh aspek tingkah laku. Menurut Sudjana (2005: 13), “Penyesuaian tingkah
laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar, bukan karena akibat langsung dari
Belajar menurut Slameto (2010: 2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
lingkungannya”.
hasil latihan yang diperkuat. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
13
14
informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya
Seperti yang kita ketahui belajar merupakan suatu proses perubahan, seseorang
dianggap belajar jika terjadi perubahan dalam dirinya, dan perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, tidak semua
bertambah.
15
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya
beberapa saat saja, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti
belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
menetap.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
Adapun dua faktor yang mempengaruhi belajar (Slameto, 2010: 54) yaitu:
1) Faktor Internal
kematangan, kesiapan;
c) Faktor kelelahan
2) Faktor Eksternal
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
b. Tujuan Belajar
umum Sardiman (2001: 26) merangkum tujuan belajar menjadi tiga jenis yaitu:
17
3) Pembentukan sikap
didik guru harus bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu
Dari uraian diatas pada intinya tujuan belajar adalah ingin mencapai atau
belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Tujuan belajar harus diperoleh
melalui proses serta alur yang baik agar tujuan yang dicapai selaras dengan hasil
c. Hasil Belajar
siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar
merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan
Kemudian lima kategori hasil belajar menurut Gagne (Sudjana, 2010: 22) yaitu:
(a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap,
c) Valuing (nilai);
d) Organization (organisasi);
19
e) Characterization (karakterisasi).
a) Initiatory;
b) Pre-routine;
c) Rountinized;
intelektual.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap (Hamalik, 2011:30).
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif
(1) Faktor non sosial seperti udara, suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang
(1) Faktor fisiologis yaitu seperti faktor kesehatan tubuh dan cacat tubuh
yang harus di pelihara dan kesehatan tubuh harus memiliki nutrisi yang
demikian pula kondisi fungsi panca indera terutama mata dan telinga
1) Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam
hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi
mencapai prestasi yang tinggi, baik secara individu maupun kelompok; (2)
perilaku yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai oleh
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku maupun interaksi dengan lingkungan,
penilaian dari hasil usaha itu dapat dinilai melalui aspek bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Pengukuran Tanah
merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok mata
bobot 7 jam pelajaran tiap minggunya pada kelas X jurusan Teknik Bangunan
berupa dasar dasar K3LH (Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
konstruksi, utilitas bangunan sederhana, teknik pengukuran tanah dan lain lain.
22
Pembelajaran konstruksi bangunan bisa berupa kegiatan praktik lapangan dan juga
penjelasan teori dikelas. Kompetensi dasar yang dipelajari selama 2 semester pada
hidup K3LH
pemetaan.
18. Menerapkan teknik pengoperasian alat sipat datar (leveling) dan alat sipat
ruang (theodolit).
konstruksi.
Tanah bisa berupa kegiatan praktik lapangan dan juga penjelasan teori dikelas.
Ada beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai melalui kerja praktek, karena
Tujuan yang ingin dicapai oleh guru dari proses pembelajaran adalah hasil
belajar siswa yang memuaskan. Hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu
penilaian dan hasil usaha yang dicapai seseorang dari suatu kegiatan yang
dilakukan dalam waktu tertentu yang dinyakan dalam bentuk angka dan huruf
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan
24
pendidikan hanya bergantung oleh proses belajar yang dialami siswa sebagai
peserta didik.
Kompetensi Dasar hasil belajar yang diharapkan adalah perubahan tingkah laku
baik kognitif, dan psikomotorik pada individu setelah mengalami proses belajar
mengajar kearah yang lebih baik. Ranah kognitif berdasarkan pengetahuan dasar
perundang undangan yang berlaku. Dan terakhir ranah Psikomotorik yaitu siswa
Motif dalam bahasa Inggris adalah motive yang berasal dari kata “motion”
berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari kata motif itu motivasi
Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat diperlukan. Lebih lanjut Motivasi dapat juga
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu,
Sardiman (2008).
25
dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada
diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan
mendasarinya.
Dari uraian di atas dapat diartikan Motivasi adalah tindakan aktif yang
yang timbul atau terjadi karena suatu keinginan seseorang untuk mendapatkan
sesuatu. Sedangkan jenis motivasi yang lain yaitu motivasi yang terjadi karena
seseorang tersebut ingin mencapai target yang telah ditentukan agar berhasil
sesuai dengan apa yang diharapkan. Sugihartono, dkk (2007: 78) dalam bukunya
Biggs dan Telfer menjelaskan bahwa jenis-jenis motivasi belajar dapat dibedakan
tiga komponen pokok : “(1) Menggerakan; (2) Motivasi juga mengarahkan atau
memiliki beberapa jenis dan juga pada dasarnya motivasi itu dapat muncul dari
diri sendiri maupun dorongan orang lain sehingga peserta didik dapat
2) Kemampuan Belajar
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya
dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses
dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih
cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari
keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan
peningkatan tersebut bias berupa aktivitas belajar, maka fungsi motivasi belajar
sangat penting untuk dapat menunjang peserta didik dalam meningkatkan hasil
belajarnya.
“(1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; (2) menentukan arah
perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya; (3) menyeleksi perbuatan yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi
guna mencapai tujuan, dengan ,menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut”.
siswa jika di dalam diri siswa tersebut memiliki ciri-ciri yang sama seperti diatas.
Motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Jika
baik.
Tekun dan ulet merupakan modal awal di dalam menghadapi suatu kesulitan,
yang dapat membuat siswa bekerja mandiri dan memiliki minat yang tinggi diadalam
proses belajar. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang
rutinitis dan mekanis yang menyebabkan kebosanan. Dengan belajar yang baik, siswa
mampu meyakini sesuatu yang salah maupun benar, sesuai dengan kemampuan
pendapatnya sehingga tidak mudah melepaskan sesuatu yang diyakininya dan senang
dilihat berdasarkan ciri-ciri yaitu Tekun dan ulet dalam menghadapi maupun
sesuai dengan kemampuan yang dikuasainya serta tidak mudah melepaskan sesuatu
Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa banyak sekali cara yang dapat
sikap serta perilaku. Sudirman (2007 : 92-95) menjelaskan ada beberapa contoh
“(1) memberi angka; (2) hadiah; (3) saingan atau kompetisi; (4)
egoinvolvement; (5) memberi ulangan; (6) mengetahui hasil; (7) pujian;
(8) hukuman; (9) hasrat untuk belajar; (10) minat; (11) tujuan yang
diakui”.
siswa, karena angka dapat menjadikan simbol pemberian nilai pada suatu hasil
mendapatkan hadiah tersebut, sehingga hadiah dapat menjadi motivasi bagi siswa.
Ulangan juga dapat memotivasi siswa. Hasil ulangan yang baik, apabila
diketahui oleh siswa maka hal itu dapat lebih mendorong siswa untuk lebih giat
belajar lagi. Pujian merupakan motivasi yang baik, diberikan kepada siswa oleh
guru ketika siswa tersebut melakukan hal positif. Hukuman dapat menjadi
motivasi bagi siswa, apabila penyampaiannya diberikan secara bijak serta tepat,
serta kondisi psikologi saat itu agar siswa dapat memahami apa maksud dari siswa
Pengukuran Tanah
Pengukuran Tanah mengarah pada upaya guru menumbuhkan rasa tekun dan ulet
atau susunan bangunan sederhana (satu lantai atau lebih) hingga kekuatan
utilitas bangunan, dan penggunaan alat ukur tanah serta K3LH pada pekerjaan
(SMK) yang terletak pada bagian program dasar keahlian dalam kurikulum
Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan teori
Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah ini menjadi hal yang
karena itu mata pelajaran ini wajib dipelajari untuk mempermudah siswa dalam
Intellectualy)
pembelajaran.
belajar, baik pembelajar maupun pengajar (Suprijono, 2009: 46). Joyce & Weil
dalam Rusman (2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Sofan Amri (2013: 4)
untuk berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
secara aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat menciptakan generasi yang inovatif
dan kreatif. Pelibatan siswa dalam pembelajaran tidak terlepas dari penggunaan
menurut Huda (2013: 271) antara lain: (1) Problem Based Learning, (2) Problem
Solving Learning, (3) Group Investigation, dan (4) Somatis auditori Visual dan
Intelektual (SAVI).
pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan
penulis memilih model Somatis Auditori Visual dan Intelektual (SAVI). Model
dan memberikan pengalaman belajar yang lebih kepada siswa. Pada mata
terdapat kegiatan praktik lapangan dan juga penjelasan teori dikelas, dengan
melihat hal itu diharapkan model yang digunakan dapat menggabungkan aktifitas
serta memanfaatkan seluruh panca indra siswa untuk dapat menangkap materi
(SAVI)
otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial dan
menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh,
semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya
belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara
nonmekanis, kreatif dan hidup. De Porter dalam Sari (2011: 27) mengemukakan
tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah
visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditori belajar melalui apa
yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
belajar Visual, dan belajar Intelektual. Jika keempat unsur SAVI ada dalam setiap
metode SAVI :
merenung
menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster
baru dan menyelesaikannya. Dalam teks tertulis yang jelas atau dalam
kehidupan sehari-hari.
berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra
sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses
belajar.
pembelajaran tersebut memuat 4 unsur utama SAVI pada proses belajar di dalam
kelas. Misalnya siswa melihat persentase suatu proyek bangunan konstruksi (V),
37
(SAVI)
Menurut Zusnani (2003: 11) sesuai dengan singkatan dari SAVI itu sendiri
yaitu Somatis Auditori Visual dan Intelektual, maka karakteristiknya ada empat
bagian. Belajar dapat optimal jika keempat karakteristik SAVI ada dalam satu
peristiwa pembelajaran.
a) Belajar Somatis
Kata “Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh. Menurut
Meier dalam Dewi (2011: 27), belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba,
pemisahan antara tubuh dan pikiran, sehingga yang berlaku adalah “duduk manis,
jangan bergerak, dan tutup mulut”, karena beberapa guru di sekolah masih
menggunakan paradigma lama yaitu belajar hanya melibatkan otak saja. Kini,
pemisahan tubuh dan pikiran dalam belajar mengalami tantangan serius, karena
pada intinya, tubuh adalah pikiran, dan pikiran adalah tubuh, Rahmani Astuti
sistem.
lain-lain).
kelas.
b) Belajar Auditori
Menurut Meier dalam Dewi (2011: 28), pikiran auditori lebih kuat
daripada yang kita sadari, telinga terus menerus menangkap dalam menyimpan
informasi auditori, bahkan tanpa disadari ketika membuat suara sendiri dengan
yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam pikiran pembelajar dapat
dilakukan dengan cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka
pelajari.
39
terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka
akan menerapkanya
pelajari
c) Belajar Visual
di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual
daripada semua indra yang lain. Meier dalam Dewi, (2011: 29) mengatakan setiap
orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat melihat apa
yang sedang dibicarakan. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat
melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan
3) Benda 3 dimensi
7) Pengamatan lapangan
8) Dekorasi berwarna-warna
d) Belajar Intelektual
nilai dari pengalaman tersebut. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran;
menciptakan jaringan saraf baru, dan belajar (Rahmani Astuti dalam Dewi, 2011:
30).
1) Memecahkan masalah
2) Menganalisis pengalaman
6) Merumuskan pertanyaan
dibutuhkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, karena peserta didik tidak
siswa dengan ragam alat peraga atau media yang menarik dalam pelaksanaan
pembelajaran. Misalnya alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran ini
presentasi.
Intelektual (SAVI)
pembelajaran. Menurut Meier dalam Dewi (2011: 33) pembelajaran SAVI akan
tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan jika empat tahap berikut
mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal
sebagai berikut.
Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru
cocok untuk semua gaya belajar. Hal yang dapat dilakukan guru adalah
berikut.
4) Presentasi interaktif
2) Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali
3) Simulasi dunia-nyata
belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal yang
tahap model pembelajaran SAVI yang dikemukakan oleh Rusman. Rusman (2012:
sebagai berikut:
meningkat.
pembelajaran SAVI, yaitu terdapat empat tahap yang harus dilaksanakan dalam
pembelajaran SAVI; (1) tahap persiapan, (2) tahap penyampaian, (3) tahap
.karena dijelaskan secara rinci kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
dahulu.
kategori-kategori.
pelajaran.
kepada siswa.
memperagakan pengalaman
merefleksikan maupun
menceritakannya.
kegiatan fisik.
persentasi.
membuat kelompok-
kelompok untuk
48
memperbincangkan secara
mereka menerapkannya.
mempraktikkan suatu
ketrampilan atau
disampaikan tadi.
menganalisanya.
dalam kelas.
sebelumnya.
untuk menyimpulkan
Intelektual (SAVI)
psikomotor siswa;
1. Model ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat
penulisan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang sesuai dengan metode,
topik dan substansi yang diteliti. Di bawah ini ada beberapa penelitian yang
a. Penelitian yang dilakukan oleh Winarsih Sri Kusheny (2010) yang meneliti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kenaikan 90%. Pada siklus I
hasil belajar siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal karena hanya
memperoleh 73,22% jumlah siswa yang tuntas. Sedangkan pada siklus II hasil
83,47 %.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Dining Tyas Ariana dkk. (2016) yang meneliti
pembelajaran SAVI dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dengan
kenaikan 100%. Pada siklus I hasil belajar siswa tidak memenuhi kriteria
ketuntasan klasikal karena hanya memperoleh 50% jumlah siswa yang tuntas.
Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dan memenuhi kriteria
c. Penelitian yang dilakukan oleh Perhatian Kaban (2014) yang meneliti tentang
Siswa Dalam Mata Pelajaran Perhitungan Statika Bangunan Pada Siswa Kelas
Pada siklus I hasil belajar siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal
karena hanya memperoleh 79,16% jumlah siswa yang tuntas. Sedangkan pada
C. Kerangka Konseptual
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal guru tidak hanya dituntut untuk
dapat menguasai berbagai model dan strategi dalam pembelajaran tetapi juga
kemampuan yang dapat meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh siswa terutama
motivasi belajar. Motivasi adalah tindakan aktif yang didasari oleh perbuatan
sesuai dengan kemauan dirinya sendiri. Dengan memotivasi siswa dalam proses
pada kompetensi dasar ini diharapkan siswa dapat menguasai materi praktek dan
teori yang salin berkaitan, dengan itu siswa harus tekun serta disiplin di dalam
mendapatkan hasil yang maksimal hasil belajar siswa pasti akan sejalan dengan
Pengukuran Tanah
mereka agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Hasil belajar adalah suatu
penilaian dan hasil usaha yang dicapai seseorang dari suatu kegiatan yang
dilakukan dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka dan huruf
Tanah terdapat 2 proses pembelajaran yaitu bisa berupa kegiatan praktik lapangan
54
dan juga penjelasan teori dikelas. Ada beberapa kompetensi dasar yang harus
dicapai melalui kerja praktek, karena suatu pembelajaran yang dilaksanakan tanpa
tingkah laku dan psikomotor menilai keterampilan. Sama halnya dengan mata
pelajaran yang lain hasil belajar Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik
Pengukuran Tanah juga menilai dalam ketiga ranah tersebut. Namun karena pada
serta kemampuan psikomotorik siswa, mata pelajaran ini dituntut untuk dapat
dalamnya, mulai dari pengetahuan siswa tentang ilmu konstruksi bangunan, jenis-
dituntut untuk dapat menganalisa jenis konstruksi berdasarkan fungsi dari jenis-
hasl belajar pada mata pelajaran Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik
Pengukuran Tanah.
55
berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra
sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses
Tahap Persiapan, Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan
Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan
semua gaya belajar. 3) Tahap Pelatihan, Pada tahap ini guru membantu siswa
berbagai cara. 4) Tahap Penampilan Hasil, Pada tahap ini guru membantu siswa
pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus
(Somatis, Auditori, Visual dan Intektual) dapat meningkatkan hasil belajar Dasar-
dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X
D. Hipotesis Tindakan
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian teknik desain
2. Objek Penelitian
Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X program keahlian teknik desain
2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
Arikunto (2010: 135) yaitu penelitian yang dilakukan guru ke kelas atau di
57
58
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
SAVI untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam memahami
pada siswa kelas X program keahlian desain permodelan dan informasi bangunan
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang dibuat
untuk merangkum hubungan dengan gejala yang diobservasikan atau dengan kata
lain variabel bebas disebut juga gejala yang mempengaruhi suatu gejala,
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang tidak diperkirakan dapat terjadi
dan Model Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) (X). Variabel
cara mengajar/ teknik yang baik untuk menggabungkan gerak fisik dan
untuk semua gaya belajar. 3) Tahap Pelatihan, Pada tahap ini guru
hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
b) Kemampuan Belajar
berlaku.
F. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan dua
siklus atau lebih yang berguna untuk melihat peningkatan Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar melalui model pembelajaran SAVI. Adapun model untuk masing -
Ekawarna, 2013:20) pada penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan,
sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
G. Kegiatan Penelitian
1. Perencanaan ( Planning )
dan setelah itu menjumpai guru mata pelajaran yang bersangkutan yaitu guru mata
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Dalam hal ini peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran dasar-dasar
latihan objektif. Uji instrument dilakukan terhadap siswa kelas XII program
didapat hasil berupa tes objektif yang valid. Sebelum penerapan pembelajaran
penerapan isi rancangan penelitian berupa tindakan kelas. Dalam hal ini peneliti
Pada tahap ini peneliti mengemukakan tujuan yang akan dicapai dan bentuk
latihan yang akan diberikan kepada siswa. Guru diberi pemahaman, serta
dalam kelas. Setelah penerapan selesai dilakukan maka siswa diberi latihan soal
proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti ataupun guru yang bersangkutan
mengalami perubahan ataupun dilakukan perbaikan pada setiap hasil belajar siswa
4. Refleksi (Reflecting)
dilakukan. Pada tahap ini, Motivasi Belajar dan Hasil belajar yang diperoleh dari
tindakan yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti dapat melihat tingkat
keberhasilan atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil belajar siswa telah
Siklus I
Pokok Kegiatan yang akan
Tahapan Output (Hasil)
dilaksanakan
A. Persiapan (Intelektual) :
65
bangunan.
2. Guru membuat analogi tentang
3. Siswa memahami
jenis-jenis konstruksi bangunan,
analogi mengenai
seperti jenis konstruksi bangunan
sesuatu yang
gedung dengan hotel, maupun
dipaparkannya dengan
jalan dengan jembatan agar siswa
baik.
berfikir tentang apa yang
2. Siswa dapat
Penyampaian (Somatis) :
mempresentasikan
1. Guru Memperagakan suatu
sesuatu yang
gagasan atau sistem pada materi
dialaminya.
yang akan disampaikan.
3. Siswa berinteraksi
2. Guru meminta siswa untuk
66
2. Siswa melakukan
Pelatihan (Auditori)
interaksi serta mampu
1. Guru meminta siswa untuk
bekerja sama dalam
membacakan materi dengan keras
tim.
baik dari buku bacaan maupun
3. Siswa memiliki
persentasi didepan kelas.
keputusan didalam
2. Guru meminta siswa untuk
kelompok belajar
membuat kelompok-kelompok
mengenai materi yang
untuk mendiskusikan secara rinci
telah didiskusikan
materi yang telah disampaikan.
sebelumnya serta
3. Guru mengajak siswa untuk
memperagakannya.
memperagakan hasil diskusi
4. Siswa memahami
kelompok, maupun membuat
contoh kasus yang
hapalan terkait materi yang
mirip dengan materi
disampaikannya.
yang telah
4. Guru meminta siswa mengambil
disampaikan.
67
(Visual):
Penampilan Hasil (Visual) :
1. Siswa memiliki
1. Guru meminta siswa untuk
catatan penting pada
mencatat setiap penjelasan
materi yang
penting yang disampaikan
disampaikan.
didalam kelas.
2. Siswa memiliki
2. Guru meminta siswa untuk
kemampuan lain
membuat gambar, mural maupun
dalam menyampaikan
maket untuk dapat menjelaskan
informasi yaitu
materi yang sudah mereka pelajari
melalui gambar
sebelumnya.
maupun alat peraga
3. Guru menyebarkan teks materi
lain.
pelajaran yang telah diwarnai
3. Siswa mempunyai
pada konsep-konsep yang
kesimpulan sesuai
penting.
pengalaman yang
4. Guru meminta siswa untuk
dialaminya.
menyimpulkan pengalaman
disampaikan.
didalam kelas.
berikutnya.
Siklus II
Pokok Kegiatan yang akan
Tahapan Output (Hasil)
dilaksanakan
sebelumnya.
memperagakannya.
Penampilan Hasil (Visual) :
7. Siswa memahami
1. Guru meminta siswa untuk mencatat
contoh kasus yang
setiap penjelasan penting yang
mirip dengan materi
disampaikan didalam kelas.
yang telah
2. Guru meminta siswa untuk membuat
disampaikan.
71
menyampaikan
informasi yaitu
melalui gambar
lain.
3. Siswa mempunyai
kesimpulan sesuai
pengalaman yang
dialaminya.
didalam kelas.
untuk melanjutkan
siklus berikutnya.
Metode Pembelajaran SAVI. Tes tertulis yang digunakan pada siklus 1 adalah
menganalisis jenis konstruksi, dan pada siklus 1 dianggap belum tuntas dan
dilanjutkan pada siklus 2. Test tertulis ini akan diujikan oleh peneliti bekerjasama
dengan guru mata mata pelajaran, untuk mengetahui hasil belajar Dasar-Dasar
Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah. Nilai yang diambil adalah
nilai dari indikator keberhasilan unsur yang di nilai dengan kategori penilaian
tes dalam bentuk objektif tes dengan pilihan berganda sebanyak 60 soal dengan
empat pilihan, dimana 30 soal untuk siklus pertama dan 30 soal untuk siklus
kedua, yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada kompetensi
yang ditentukan dalam kisi-kisi instrumen seperti yang terdapat dalam Tabel
berikut
1 Memahami Jenis-jenis
Bangunan dan jenis
1,2,5,6,10,
pekerjaan konstruksi 3,4,8,13, 7,9,11,12
14,15,20, 22
19,21 ,16,17,18
bangunan menurut UU 22
Jumlah Soal 9 6 7 22
1,3,4,6,11, 2,7,8,10,
1 Memahami Fungsi pokok 5,9,13,17
15,16,22, 12,14,18, 23
,19,20
konstruksi bangunan 23 21
Jumlah Soal 9 8 6 23
Keterangan :
C1 : Pengetahuan C3 : Penerapan
C2 : Pemahaman
74
Tes yang berbentuk pilihan berganda yang terdiri dari 4 ( empat ) pilihan
jawaban dimana jawaban benar diberi skor 1 (satu) untuk jawaban salah diberi
skor 0 (nol).
Pada penelitian ini angket yang digunakan ialah angket motivasi belajar.
Instrumen Angket yang dipakai adalah angket yang telah diuji sebelumnya oleh I
Gusti Darmawan pada tahun 2016 dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Menggambar
instrument angket yang sudah reliable. Atas dasar inilah diambil kesimpulan
bahwa angket dapat digunakan dan peneliti gunakan di dalam penulisan penelitian
ini.. Validitas isi adalah derajat dimana sebuah angket mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Instrumen
No Soal Jumlah
NO Indikator
Positif Negatif Soal
1 Cita-cita/Aspirasi Siswa 3 1 4
2 Kemampuan Belajar 2 2 4
3 Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa 3 1 4
75
pada siswa di luar sampel yaitu siswa yang telah mempelajari pokok bahasan
dalam instrumen penelitian, serta didiskusikan bersama para ahli statistik terlebih
dahulu sehingga dapat diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda tes tersebut. Sedangkan instrumen non tes dalam penelitian ini
observasi, harus didiskusikan bersama para ahli sehingga diperoleh validitas isi
1. Validitas Tes
yang yang hendak diukur. Dalam penentuan tingkat validitas butir soal digunakan
Korelasi Point Biserial dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa
pada suatu butir soal dengan skor total (Arikunto, 2013:93) dengan rumus:
rpbis =
Keterangan :
q :1–p
signifikan 5%. Apabila rpbi > rtabel maka butir tes tersebut valid dan begitu juga
sebaliknya.
2. Reliabilitas Tes
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
tes siswa yang diperoleh akan dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan 5
%. Untuk menghitung reliabilitas butir tes siswa digunakan rumus K-R20 seperti
n S pq N X 2 X
2 2
r11 =
dimana : S
2
n 1 S N N 1
2
Dimana :
n = banyaknya item
Menurut Arikunto (2013:222) soal baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Rumus mencari indeks kesukaran (P)
adalah :
B
P=
JS
Dimana :
P = indeks kesukaran
berikut:
sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda setiap butir tes adalah :
B A BB
D= -
J A JB
Dimana :
membandingkan nilai rata-rata setiap siklus. Disini yang akan dianalisis adalah
hasil tes yang diberikan kepada peserta didik. Dari hasil tersebut dapat ditafsirkan
80
tentang ketuntasan belajar peserta didik. Seseorang siswa dapat dikatakan berhasil
jika ≥ 75.
Keterangan
No Uraian Penilaian Penilaian
≥75 < 75
Persiapan+ Proses+
Penilaian Hasil
1 Hasil+Alokasi Waktu Tuntas Tidak
Belajar
Tuntas
penelitian adalah data kuantitatif yang merupakan nilai hasil belajar siswa. Untuk
a. Ketuntasan Klasikal
Persentase siswa yang telah tuntas belajar secara klasikal dapat diketahui
Keterangan :
≥75 siswa yang telah mencapai persentase nilai ≥75 maka ketuntasan secara
b. Ketuntasan Individu
NA = X 100 %
Dengan kriteria :
dilakukan uji kecenderungan dengan menggunakan harga dari rata-rata ideal (Mi),
standart deviasi ideal (SDi) (Sadirman, 2011). Adapun rumusnya sebagai berikut :
Dari rata-rata ideal dan standart deviasi dapat ditentukan empat kategori
Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah dengan motivasi belajar yang dimiliki
siswa di gunakan analisis regresi linear : satu predictor dengan rumus korelasi
produk momen dari pearson (Hadi,1983). Adapaun rumus korelasi sebagai berikut
N = Jumlah Responden
dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila rxy lebih besar dari rtabel maka tingkat
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara
Keterangan:
t = Distribusi t
r2 = Koefisien determinasi
n = jumlah data
berikut:
signifikan.
BAB IV
pembelajaran yang diterapkan didalam kelas. Penelitian ini dilakukan pada dua
siklus, siklus pertama diselesaikan dengan satu kali pertemuan dan siklus kedua
dilakukan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Subjek penelitian ini
adalah siswa yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 28 siswa dan 4 siswi.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan
1. Perencanaan (Planning)
2. Pelaksanaan (Acting)
3. Pengamatan (Observing)
4. Refleksi (Reflecting)
84
85
didalam kelas. Setelah itu guru membagikan angket motivasi belajar kepada
maka ditemukan masalah baru (reflection). Jika hasil belajar belum mencapai
standar ketuntasan hasil belajar yang kita inginkan yaitu 75 pada siklus I sehingga
model belajar yang dihadapi siswa. Tetapi jika hasil belajar siswa telah mencapai
standar ketuntasan belajar yang kita inginkan yaitu sebesar 75 telah tuntas sebesar
75 % dari kriteria yang digunakan dalam penelitian ini maka siklus berikutnya
lebih baik. Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 (dua) siklus yaitu siklus I dan II
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planing)
yang sedang mengajar dan siswa yang menjadi objek penelitian, kemudian
peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran dan guru yang ahli
Pengukuran Tanah yaitu membahas angket motivasi belajar, RPP, dan lembar
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Agustus pada pukul 07.30
WIB s/d 10.00 WIB dengan alokasi waktu 3 x 45 menit untuk setiap pertemuan.
Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah yaitu bapak Galileo Akbar
latihan hasil belajar yang akan diberikan kepada siswa. Dalam perencanaan ini
belajar serta pernyataan positif mengenai materi yang akan disampaikan lalu
membahas materi pelajaran yang sebelumnya sesuai dan berkaitan dengan materi
Model pembelajaran SAVI, kemudian siswa diberi latihan yang masih berkaitan
kedepannya.
c. Pengamatan (Observation)
bangunan (bangunan gedung, jalan dan jembatan). Berikut ini adalah Skor
motivasi belajar yang dimiliki siswa pada siklus I dan perhitungan lebih
15
10
0
TINGGI CUKUP KURANG RENDAH
Dari tabel dan grafik skor angket motivasi belajar siswa dari 32 siswa yang
diteliti, dimana siswa yang mendapat kategori tinggi sebanyak 5 orang dengan
dengan presentase 9,38%. Sesuai dengan data tersebut, motivasi belajar siswa
masih tergolong rendah, karena persentase motivasi belajar tinggi hanya 5 orang
latihan soal pilihan berganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penerapan
89
Dari tabel hasil latihan soal pilihan berganda siswa didapat rata-rata 81,25 dan
25
71,88 %
Jumlah Siswa
20
15 Tuntas
10 Tidak Tuntas
28,13 %
5
0
Nilai Siswa
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Dari hasil latihan soal pilihan berganda yang diujikan kepada siswa
didapat hasil berupa 24 siswa dinyatakan Tuntas atau 71,88% dan 8 siswa
dinyatakan Tidak tuntas atau 28,13%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa masih ada
siswa yang tidak dapat Tuntas dengan persentase jumlah siswa lebih dari 25,00%
dari keseluruhan.
Kemudian tingkat korelasi yang dibentuk oleh motivasi belajar siklus I dan
hasil belajar siklus I diperoleh hasil rxy sebesar 0,350 karena rxy yang didapat lebih
besar dari rtabel = 0,349 berarti korelasi yang dibentuk oleh motivasi belajar siswa
siklus I dan hasil belajar siswa siklus I sangat signifikan untuk lebih lengkapnya
Gambar 4.3 Hubungan Motivasi Belajar Siklus I dengan Hasil Belajar Siklus I
90
d. Refleksi
pertama ini terdapat kelebihan serta kelemahan yang dialami siswa di dalam kelas.
angket motivasi belajar dan latihan hasil belajar dijadikan sebagai bahan
2. Hasil belajar kognitif siswa dengan presentase siswa yang tuntas belajar
dirinya sendiri ketika proses belajar di dalam kelas sehingga tidak dapat
dalam kelas.
oleh guru.
diberikan, serta terkesan sepele dengan tujuan hasil belajar yang ingin
dicapai.
beberapa siswa masih tidak dapat bekerja sama dengan baik didalam
timnya.
c. Ada beberapa siswa yang masih belum tertarik untuk ikut melaksanakan
bersama dengan guru melakukan upaya agar pada siklus berikutnya rencana
siklus I:
lebih luas kedepannya agar siswa dapat lebih meresapi motivasi belajar.
2. Upaya untuk memperbaiki kendala yang dialami model SAVI pada siklus I:
a. Guru akan lebih intensif dan menekankan pada tujuan pembelajaran agar
c. Guru mata pelajaran sebagai pelaku tindakan akan lebih intensif dan
2. Siklus II
Kegiatan siklus II ini adalah tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan
a. Perencanaan (Planing)
tahap perencanaan peneliti telah menyusun angket motivasi belajar dan skenario
juga mempersiapkan latihan soal pilihan berganda dapat dilihat pada lampiran 6
(hal : 161) dan lampiran 8 (hal : 166) untuk mengukur hasil belajar setelah
b. Pelaksanaan (Acting)
dari penelitian ini. Siklus II dilaksanakan Sabtu, 10 Agustus 2019 pada pukul
09.30 WIB s/d 11.00 WIB, dan pertemuan berikutnya dilaksanakan pada Rabu,
14 Agustus pada pukul 07.30 WIB s/d 10.00 WIB dengan alokasi waktu 3 x 45
motivasi belajar terlebih dahulu guru melakukan penguatan didalam kelas dengan
Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah yaitu bapak Galileo Akbar
S.Pd memulai pembelajaran dengan berdoa lalu mengabsen siswa terlebih dahulu,
latihan yang di jelaskan oleh guru, setelah penjelasan untuk materi pembelajaran
dilakukan, Pada akhir pertemuan guru memberikan latihan dengan durasi waktu
telah disampaikan. Siswa melakukan presentase tiap kelompok dengan sub materi
yang berbeda . Saat proses pembelajaran berlangsung guru mata pelajaran Dasar-
Dasar Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah yaitu bapak Galileo
Akbar S.Pd dan peneliti tetap memperhatikan dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan sampai akhir siklus II ini. Setelah selesai
pembelajaran yang telah berlangsung agar lebih baik kedepannya. Kemudian guru
c. Pengamatan (Observation)
angket. Berikut ini adalah Skor motivasi belajar yang dimiliki siswa pada siklus II
dan perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 (hal : 191).
Dari tabel dan grafik skor angket motivasi belajar siswa dari 32 siswa yang
diteliti, dimana siswa yang mendapat Kategori tinggi sebanyak 11 orang dengan
sebanyak 4 orang dengan persentase 12,5% dan tidak terdapat Kategori rendah.
Pada siklus ini tidak terdapat lagi kategori rendah, serta peningkatan yang
signifikan pada kategori tinggi maka dari itu tahapan pelaksanaan selesai pada
siklus ini.
latihan soal pilihan berganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penerapan
Dari tabel hasil latihan siswa didapat nilai rata-rata 84,78 yaitu cukup kompeten,
96
dan sesuai indikator keberhasilan pembelajaran dengan model SAVI dapat dilihat
35
30 TUNTAS
Jumlah Siswa
25
20 TIDAK
TUNTAS
15
10
5
0
Nilai Siswa
Dari hasil latihan soal diperoleh hasil yang sangat signifikan. Dapat dilihat
bahwa hasil yang dicapai oleh siswa pada siklus II sudah sesuai dengan yang
diharapkan. Persentase hasil belajar kognitif mendapat predikat tuntas 100% tanpa
adanya predikat tidak tuntas. Dengan hasil tersebut maka indikator telah didapat
II dan hasil belajar siklus II diperoleh hasil rxy sebesar 0,415 , karena rxy yang
didapat lebih besar dari rtabel = 0,349 berarti korelasi yang dibentuk oleh motivasi
belajar siswa siklus II dan hasil belajar siswa siklus II sangat signifikan untuk
rxy = 0,415
Motivasi Belajar Siklus II Hasil Belajar Siklus II
d. Refleksi
Dari data yang diperoleh dari latihan pada siklus II dengan model
pembelajaran SAVI didapatkan hasil bahwa telah terjadi peningkatan antara hasil
belajar siklus I dan hasil belajar siklus II dimana siswa yang mendapat Kategori
Tuntas meningkat dari 23 orang menjadi 32 orang, sehingga pada siklus 2 tidak
terdapat siswa yang tidak tuntas dan untuk nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus I adalah 81,25 dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-
rata 84,78.
dari 5 orang menjadi 11 orang ,cukup dari 16 orang menjadi 17 orang, kurang
sebanyak 8 orang menjadi 4 orang dan rendah dari 3 orang menjadi tidak ada dan
untuk korelasi motivasi belajar siswa dengan hasil belajar juga meningkat dari rxy
Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X program keahlian
dapat terus ditingkatkan dan motivasi yang dimiliki oleh siswa agar bisa digali
belajar kognitif siswa pada siklus I dengan kategori Tuntas 71,88 % atau 23 orang,
dan pada siklus II diperoleh hasil pada kategori Tuntas sebanyak 100 % atau 32
orang, dengan demikian hasil belajar kognitif pada siklus I dan siklus II mengalami
40
30
20 Hasil Belajar
10
0
SIKLUS I SIKLUS II
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada tiap Siklus
motivasi belajar siswa dengan persentase pada siklus I kategori tinggi berjumlah 5
15
11
10 8
5
4
5 3
0
0
SIKLUS I SIKLUS II
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Siswa pada tiap
Siklus
pembelajaran SAVI dan Motivasi belajar untuk meningkatkan Hasil Belajar Dasar-
Dasar Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah pada siswa kelas X
dilakukan dua siklus. Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran
terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-
dan irigasi).
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Secara umum perolehan nilai rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 81,25 dengan persentase 71,88% (23
orang siswa) yang kompeten serta 28,13% (9 orang siswa) yang tidak kompeten
dan mengalami peningkatan pada rata-rata nilai hasil belajar siswa di siklus II
adalah 84,78% dengan persentase 100% (32 orang siswa yang lulus). Secara
umum sudah ada peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM ≥ 75 pada
setiap siklusnya.
Dari pembahasan motivasi belajar siswa pada siklus I dan hasil belajar
didapatkan hasil rxy sebesar 0,350 , karena rxy yang didapat lebih besar dari rtabel =
0,349 berarti korelasi yang dibentuk oleh motivasi belajar siswa siklus I dan hasil
Dan untuk motivasi belajar siswa pada siklus II dan hasil belajar siswa
hasil rxy sebesar 0,415 , karena rxy yang didapat lebih besar dari rtabel = 0,349
berarti korelasi yang dibentuk oleh motivasi belajar siswa siklus II dan hasil
Dapat dilihat bahwa hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa
yang didapatkan pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 0,10 dengan sama-
sama sangat signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa motivasi dan hasil
belajar berbanding lurus satu sama lainnya. Maka dapat ditarik kesimpulan
101
dengan menerapkan motivasi belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
Uji T test digunakan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X
Kompetensi Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan. Untuk melihat apakah ada
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II pada mata pelajaran Dasar-Dasar
Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah, maka dilakukan uji hipotesis
satu pihak dengan menggunakan uji t. Hasil perhitungan uji hipotesis ditunjukkan
HASIL BELAJAR
N 32
pada tiap tahap siklus. Rata-rata hasil belajar siklus I adalah 81,25 dan siklus II
ttabel= 1,669. Maka diperoleh nilai t hitung > ttabel yaitu 2,47 > 1,669 sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada
siklus II lebih tinggi dibanding hasil belajar pada siklus I. Maka hipotesis dapat
diterima. Berdasarkan data diatas diperoleh data nilai t hitung > ttabel yaitu 2,47 >
1,669 itu berarti data hasil belajar pada siklus II lebih tinggi dibandingkan data
hasil belajar pada siklus I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siklus
C. Keterbatasan Penelitian
ganjil tanpa melihat pengaruh jenis kelamin siswa dalam hasil belajar.
Visual Intelektual) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar dasar-
keahlian teknik desain permodelan dan informasi bangunan SMK Negeri 2 Medan
A. Kesimpulan
Dasar Konstruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah Pada Siswa Kelas X
bangunan dan teknik pengukuran tanah pada siswa kelas X program keahlian
ajaran 2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar siswa pada siklus
I dan hasil belajar siswa pada siklus I dengan menggunakan rumus korelasi
product momen didapatkan hasil rxy sebesar 0,350 karena rxy yang didapat
lebih besar dari rtabel = 0,349 berarti korelasi yang dibentuk oleh motivasi
belajar siswa siklus I dan hasil belajar siswa siklus I sangat signifikan. Dan
untuk motivasi belajar siswa pada siklus II dan hasil belajar siswa pada siklus
sebesar 0,415 , karena rxy yang didapat lebih besar dari rtabel = 0,349 berarti
korelasi yang dibentuk oleh motivasi belajar siswa siklus II dan hasil belajar
104
105
peningkatan yang terjadi antara siklus I dan siklus II sebesar 0,06. Hal ini
bangunan dan teknik pengukuran tanah pada siswa kelas X program keahlian
ajaran 2019/2020. Ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I hasil
belajar siswa yang diperoleh sebanyak 23 orang siswa (71,88 %) yang lulus
dengan memperoleh nilai ≥75 dengan nilai rata-rata 81,25% sedangkan pada
siklus II terdapat peningkatan yang signifikan yaitu hasil belajar siswa yang
diperoleh 32 orang peserta didik (100%) yang lulus dengan memperoleh nilai
≥75 dengan nilai rata-rata 84,78% maka dapat dilihat bahwa peningkatan
yang terjadi antara siklus I dan siklus ke II sebesar 28,12%. Hal ini
B. Saran
belajar dan hasil belajar dasar-dasar konstruksi bangunan dan teknik pengukuran
106
tanah pada siswa kelas X program keahlian desain pemodelan dan informasi
belajar yang lebih baik dan dapat memotivasi belajar agar siswa lebih terampil
dengan pelajaran sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tapi
baik sehingga berdampak baik kepada hasil belajar siswa dan motivasi dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian yang lebih baik lagi untuk
LAMPIRAN
108
Lampiran 1 : Silabus
Kompetensi Inti
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menambah keimanan
dengan menyadari
hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam
terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran
Tuhan yang menciptakan
dan mengatur kebutuhan
manusia terhadap
kebutuhan yang berkaitan
dengan ilmu bangunan
109
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
2.1. Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab;
terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan
diskusi
2.2 Menghargai kerja individu
dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi
melaksanakan percobaan
dan melaporkan hasil
percobaan pada bidang
penyediaan kebutuhan
akan ilmu bangunan
sebagai cerminan
kehidupan dan pergaulan di
bermasyarakat
3.1 Menerapkan Keselamatan Pengertian Mengamati : Tugas: 7 JP UU No.
dan Kesehatan Kerja serta keselamatan dan Mengkaji dari berbagai sumber Hasil kajian dari 13/2003 :
Lingkungan Hidup K3LH Kesehatan kerja tentang K3LH berbagai sumber Ketenagakerjaa
pada pekerjaan bangunan serta Lingkungan dan mencermati prosedur n UU No.
Hidup (K3LH) penggunaannya 1/1970:
Keselamatan
4.1 Melaksanakan K3LH pada Organisasi K3LH Menyimak informasi mengenai Potensi bahaya dan Kerja
pekerjaan bangunan Peralatan K3LH teknologi K3LH penanggulangannya UU No.
Aplikasi K3LH Mengamati peralatan K3LH 18/1999 : Jasa
Persiapan Alat Konstruksi
SKB Menaker &
PU
No.174/104/86
110
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Pelindung Diri Menanya : -K3 Konstruksi
(APD) Mengkondisikan situasi belajar Observasi : Permenaker No.
Prosedur untuk membiasakan mengajukan Proses pelaksanaan 5/1996 – SMK3
Pemakaian APD pertanyaan secara aktif dan penggunaan Inst Menaker
Mengidentifikasi mandiri tentang peralatan dan peralatan K3LH No 01/1992
potensi bahaya dan kegunaannya Ttg Pemeriksaan
menindak Mengajukan pertanyaan tentang Tes: Unit Organisasi
lanjutinya peralatan untuk alat pelindung diri Tes lisan/ tertulis K3
(APD), terkait dengan
Mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan K3LH
potensi bahaya yang mungkin (Penggunaan
terjadi dan bagaimana peralatan, potensi
menindaklanjuti bahaya,
penanggulangannya
Mengeksplorasi :
.
Mengumpulkan data yang
dipertanyakan dan menentukan
sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen)
untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan tentang peralatan dan
kegunaannya
Mengajukan pertanyaan mengenai
peralatan K3LH sampai
penggunaannya
Melakukan eksperimen dengan
cara simulasi di lingkungan
bengkel/lab atau dilaksanakan
pada saat praktik di bengkel/lab
Mengasosiasi :
Mengkatagorikan data dan
menentukan hubungannya,
selanjutnya disimpulkan dengan
urutan dari yang sederhana
sampai pada yang lebih kompleks
tentang peralatan K3LH dan
penggunaannya
111
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Menyimpulkan hasil analisis
potensi bahaya yang mungkin
terjadi
Menganalisis potensi bahaya yang
mungkin terjadi
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan
/menyampaikan hasil
konseptualisasi tentang peralatan
K3LH dan penggunaannya dalam
bentuk lisan , tulisan .
Memberikan solusi tentang
potensi bahaya yang mungkin
timbul
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Jenis pekerjaan Menanya : Tes Kanisius.
konstruksi Mengkondisikan siswa untuk Tes lisan/tertulis yang Gunawan,
disebutkan dalam secara aktif bertanya tentang topik terkait dengan jenis Rudy. Ir.
undangundang jasa yang berkaitan dengan dan fungsi bangunan 1978.
konstruksi (UU no pengelompokan bangunan- Pengantar Ilmu
18 tahun 1999) bangunan yang ada di sekitarnya Bangunan.
dibagi sebagai Mengarahkan siswa agar berdiskusi Kanisius.
berikut : tentang pengelompokan bangunan- Gunawan,
Pekerjaan bangunan yang ada di sekitarnya, Rudy. Ir. 1978
Arsitektur karakteristik setiap bangunan Menggambar
Pekerjaan Sipil yang dikelopokkan tersebut Bangunan
Pekerjaan Mengkondisikan siswa untuk Kayu.
Mechanical/Electri secara aktif bertanya tentang topik Kanisius.
cal yang berkaitan dengan bagian- Frick, Heinz. Ir
Pekerjaan tata bagian struktur bangunan, fungsi dan Stiawan,
Lingkungan bagian atas dan bagian bawah Pujo 2002.
struktur bangunan, pada setiap Ilmu
Pengertian dasar jenis bangunan seperti bangunan Perlengkapan
bangunan gedung, jalan gedung, bangunan air, jalan dan dan Utilitas
dan jembatan jembatan Bangunan .
Mengarahkan siswa agar Penerbit
Fungsi pokok berdiskusi karakteristik umum Kanisius.
konstruksi bagian- struktur bawah bangunan(sub Edward T
bagian bangunan structure), dan struktur bagian White,
Bagian-bagian dari atas bangunan(upper structure), (Graphic
konstruksi peranan masing-masing bagian Vocabulary for
bangunan tersebut secara prinsip Architectural
bawah. Presentation)
Bagian-bagian dari Dian
konstruksi Ariestadi.2008.
bangunan atas Teknik Struktur
Bangunan.Jilid
1-3.BSE PSMK
Depdikbud.
Konstruksi
113
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Mengeksplorasi :
Melakukan pengumpulan data
tentang jenis-jenis bangunan yang
ada di sekitar lingkungan
sekolah, dan mengklasifikasikannya
dalam beberapa kelompok sesuai
hasil diskusi di kelasMelakukan
pengumpulan data struktur
bangunan yang mencakup struktur
bawah (sub structure), dan struktur
bagianatas bangunan(upper
structure),
salah satu bangunan secara
berkelompok
Mengasosiasi
Mengkatagorikan data/informasi
dan menentukan hubungannya,
selanjutnyanya disimpulkan
dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan jenis dan
karakteristik setiap bangunan
yang diamati
Mengkatagorikan data/informasi
dan menentukan hubungannya,
selanjutnyanya disimpulkan
dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan struktur
bangunan berdasarkan fungsinya
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil
konseptualisasi berupa penerapan
prosedur dan aturan tentang
pengelompokan bangunan yang
diamati
114
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
3.3 Memahami spesifikasi dan Sifat dan Mengamati : Tugas SNI bahan
karakteristik kayu karakteristik kayu Membaca bahan bacaan terkait Membuat bangunan
4.3 Mempresentasikan Kuat tekan kayu dengan bahan-bahan bangunan rangkuman (kayu)
spesifikasi dan karakteristik Kuat tarik kayu sesuai SNI Membuat laporan Buku
kayu Keawetan kayu Mengamati berbagai jenis bahan konstruksi
Pemeriksaan kayu bangunan Observasi kayu
Ir. 1980. Ilmu
secara visual Menyimak informasi tentang Proses pelaksanaan
pembelajaran dan Konstruksi
perkembangan teknologi bahan
pemeriksaan bahan Banguna Kayu
Kayu hasil olahan bangunan
1. Kanisius.
(tripleks,
Menanya : Frick, Heinz.
multipleks,
Mengkondisikan siswa untuk Tes Ir.
multiblock, MDF,
secara aktif bertanya tentang topik Tes lisan/tertulis 1980. Ilmu
partikel board, dll)
Konstruksi
Proses pembuatan yang berkaitan dengan : yang terkait
Proses pembuatan dengan macam- Banguna Kayu
Pemeriksaan fisik 7 JP
macam bahan 2. Kanisius.
dan mekanik Pemeriksaan fisik dan mekanik
bangunan Frick, Heinz.
secara visua secara visual
Ir.
Tes praktik
Mengeksplorasi : 1980. Rumah
Membuat rangkuman hasil Sederhana..
pembelajaran tentang proses Kanisius.
pembuatan Gunawan,
Rudy. Ir. 1978.
Melakukan eksperimen
Pengantar Ilmu
pemeriksaan fisik dan mekanik
Bangunan.
secara visual
Kanisius.
Membuat laporan hasil
Gunawan,
pemeriksaan
Rudy. Ir. 1978
Mengasosiasi : Menggambar
Menyajikan hasil rangkuman dari Bangunan
pembelajaran tentang proses Kayu. Kanisius.
pembuatan
Menganalisis hasil pemeriksaan
fisik dan mekanik secara visual
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
115
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Frick, Heinz. Ir
Mengkomunikasikan : dan Stiawan,
Mempresentasikan hasil pemeriksaan Pujo 2002.
dalam bentuk lisan, tulisan, atau media Ilmu
lainnya Konstruksi
Perlengkapan
dan Utilitas
Bangunan .
Penerbit
Kanisius.
Edward T
White,
(Graphic
Vocabulary for
Architectural
Presentation)
Dian
Ariestadi.2008.
Teknik Struktur
Bangunan.Jilid
1-3.BSE PSMK
Depdikbud.
3.4 Memahami spesifikasi dan Jenis dan Mengamati : Tugas SNI bahan
karakteristik beton. klasifikasi beton Membaca bahan bacaan terkait Membuat bangunan
4.4 Mempresentasikan Bahan dengan bahan-bahan bangunan rangkuman (beton)
spesifikasi dan karakteristik pembuatnya sesuai SNI Membuat laporan Kontruksi beton
beton. Cara membuat Mengamati berbagai jenis bahan 7 JP bertulang drs.
Pemeriksaan sifat bangunan Observasi Djamaluddin
fisik dan kekuatan Menyimak informasi tentang Proses pelaksanaan Kontruksi beton
perkembangan teknologi bahan pembelajaran dan bertulang Drs.
bangunan pemeriksaan bahan Saefudin
116
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Menanya : Tes
Mengkondisikan siswa untuk secara Tes lisan/tertulis
aktif bertanya tentang topik yang yang terkait
berkaitan dengan : dengan macam-
Jenis dan klasifikasi beton macam bahan
Bahan pembuatnya bangunan
Cara membuat Tes praktik
Pemeriksaan sifat fisik dan
kekuatan
Mengeksplorasi :
Membuat rangkuman hasil
pembelajaran tentang proses
pembuatan
Melakukan eksperimen
pemeriksaan fisik dan mekanik
secara visual
Membuat laporan hasil
pemeriksaan
Mengasosiasi :
Menyajikan hasil rangkuman dari
pembelajaran tentang proses
pembuatan
Menganalisis hasil pemeriksaan
fisik dan mekanik secara visual
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
Mengkomunikasikan :
Mempresentasikan hasil
pemeriksaan dalam bentuk lisan,
tulisan, atau media lainnya
117
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Jenis dan klassifikasi Mengamati : Tugas
3.5 Memahami spesifikasi dan
karakteristik baja. baja dan aluminium Membaca bahan bacaan terkait Membuat
4.5 Mempresentasikan Proses pembuatan baja dengan bahan-bahan bangunan rangkuman
spesifikasi dan karakteristik dan aluminium sesuai SNI Membuat laporan
baja. Pemeriksaan sifat Mengamati berbagai jenis bahan
fisik dan mekanik bangunan Observasi
secara visual Menyimak informasi tentang Proses
perkembangan teknologi bahan pelaksanaan
bangunan pembelajaran dan
pemeriksaan
Menanya : bahan
Mengkondisikan siswa untuk secara
7 JP
aktif bertanya tentang topik yang Tes
berkaitan dengan : Tes lisan/tertulis
Jenis dan klassifikasi baja dan yang terkait
aluminium dengan macam-
Proses pembuatan macam bahan
Pemeriksaan fisik dan mekanik bangunan
secara visual Tes praktik
Mengeksplorasi :
Membuat rangkuman hasil
pembelajaran tentang
prosespembuatan
Melakukan eksperimen
pemeriksaan fisik dan mekanik
secara visual
Membuat laporan hasil
pemeriksaan
Mengasosiasi :
Menyajikan hasil rangkuman dari
pembelajaran tentang proses
pembuatan
Menganalisis hasil pemeriksaan
fisik dan mekanik secara visual
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
Mengkomunikasikan :
Mempresentasikan hasil
pemeriksaan dalam bentuk lisan,
tulisan, atau media lainnya
118
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
3.6 Menerapkan prosedur Menjelaskan alur Mengamati : Tugas SNI bahan
pekerjaan konstruksi beton pekerjaan Membaca bahan bacaan terkait Membuat bangunan
kontruksi beton. dengan bahan-bahan bangunan rangkuman Kontruksi beton
4.6 Melaksanakan pekerjaan
konstruksi beton sesuai Menjelaskan sesuai SNI Membuat laporan 14 JP bertulang drs.
karakteristiknya pekerjaan Mengamati prosedur pekerjaan diskusi Djamaluddin
bekisting. beton beton
Menjelaskan Menyimak informasi Proses pelaksanaan bertulang Drs.
pekerjaan pembesian. tentangperkembangan teknologi pembelajaran dan Saefudin
Menjelaskan bahan bangunan pemeriksaan bahan Kontruksi
karakteristik bahan
adukan pada Menanya : Tes
kontruksi beton. Mengkondisikan siswa untuk secara Tes lisan/tertulis
Uji Slump aktif bertanya tentang topik yang yang terkait
Perawatan benton. berkaitan dengan : dengan prosedur
Menjelaskan alur pekerjaan pekerjaan beton
kontruksi beton. Tes praktik Observasi
Menjelaskan pekerjaan bekisting.
Menjelaskan pekerjaan
pembesian.
Menjelaskan karakteristik bahan
adukan pada kontruksi beton.
Uji Slump
Perawatan
Mengeksplorasi :
Membuat rangkuman hasil
pembelajaran tentang proses
pembuatan
Melakukan eksperimen
pemeriksaan fisik dan mekanik
secara visual
Membuat laporan hasil
pemeriksaan
Melakukan diskusi kelompok
sesuai masalah yang di sajikan
119
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Mengasosiasi :
Menyajikan hasil rangkuman dari
pembelajaran tentang proses
pembuatan
Menganalisis hasil pemeriksaan
fisik dan mekanik secara visual
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
Mengkomunikasikan :
Mempresentasikan hasil
pemeriksaan dalam bentuk lisan,
tulisan, atau media lainnya
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 120
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Jenis-jenis Bangunan
2. Jenis Pekerjaan Konstruksi menurut UU No. 18 tahun 1999
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Demonstrasi dan Tanya Jawab
F. Alat/Media/Bahan
Alat : Alat tulis dan gambar, in focus, laptop, papan tulis
Bahan ajar : Buku teori, Alat Peraga
Sumber belajar : - Heinz Frick. 1999. Ilmu Konstruksi Bangunan 1.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius
- Ariestadi, Dian. 2008. Teknik Struktur Bangunan Jilid II.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
- Thamrin. A.K. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional
- Modul Pembelajaran Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan
dan Teknik Pengukuran Tanah.
124
o Apersepsi
1. Mengaitkan materi Siswa mendengarkan Ceramah
pembelajaran yang akan 5
dilakukan dengan
pengalaman peserta
didik. Siswa menjawab Tanya jawab
2. Mengajukan pertanyaan
yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang
akan dilakukan
o Motivasi
125
1. Memberikan gambaran
tentang manfaat Siswa memperhatikan Ceramah 5
mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.
Apabila materi ini
dikuasai dengan baik,
maka peserta didik
diharapkan mampu :
a. Memahami Jenis-
jenis bangunan
b. Memahami
Pekerjaan
Konstruksi sesuai
UU No. 18 tahun
1999
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada Siswa memperhatikan Ceramah Stimulasi
pertemuan yang
berlangsung
3. Mengajukan pertanyaan.
Siswa menjawab Tanya jawab Identifikasi
o Pemberian Acuan Masalah
1. Memberitahukan materi
pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat Siswa mendengarkan Ceramah Identifikasi
itu Masalah
7
2. Memberitahukan tentang
standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, Siswa mendengarkan Ceramah Identifikasi
126
Mengumpulkan data
(Eksperimen/Mengeksplorasi)
o Memberikan tes uraian
mengenai materi yang Siswa mendengarkan Ceramah 5
disampaikan sebelumnya.
o Menjelaskan Jenis-jenis
bangunan disekitar yang
menarik agar tercipta Siswa mendengarkan SAVI 5
suasana yang
menyenangkan.
o Menyakinkan siswa untuk
tertarik mengetahui jenis- Siswa memperhatikan SAVI 15
jenis konstruksi menurut UU
No. 18 tahun 1999 dengan
memberikan motivasi.
3 C. Kegiatan Penutup
Penutup 1. Memperbaiki pendapat atau Siswa memperhatikan Ceramah 15
argumen siswa yang kurang
tepat pada saat proses diskusi
berlangsung dan
menyimpulkan materi
pembelajaran jenis-jenis
banguanan dan pekerjaan
konstruksi
2. Memberikan pertanyaan Siswa mengerjakan SAVI
kepada siswa mengenai latihan 30
materi yang sudah diajarkan
guru
3. Guru menutup pembelajaran Mendengar dan Ceramah
dan menyampaikan KD memperhatikan guru
untuk pertemuan selanjutnya.
130
TAHAP PENGAMATAN
Kegiatan Guru dan Peneliti
Mengamati : Selama Proses
1. Situasi kegiatan belajar Pengamatan Belajar Mengajar
mengajar
2. Kemampuan dalam latihan
dan praktek siswa
TAHAP REFLEKSI
Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dari pengamatan yang dilakukan dan menyusun rencana
untuk proses pembelajaran selanjutnya.
Dalam tahap ini peneliti menyarankan agar memberikan hasil pembelejaran siswa yang didapat pada siklus 1 agar dapat memeperbaiki hasil
belajar belajar yang didapat dan menjadi perbaikan di siklus 2.
131
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam
menganalisis jenis-jenis bangunan dilingkungan sekitar.
2. Siswa mampu menjelaskan Jenis-jenis bangunan
3. Siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis bangunan sesuai UU No. 18 tahun 1999
4. Siswa mampu menjelaskan Fungsi Konstruksi Bangunan
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
F. Alat/Media/Bahan
o Apersepsi
1. Mengaitkan materi
pembelajaran yang akan Siswa mendengarkan Ceramah
dilakukan dengan 5
pengalaman peserta
didik.
2. Mengajukan pertanyaan Siswa menjawab Tanya jawab
yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang
akan dilakukan
137
o Motivasi
1. Memberikan gambaran Siswa memperhatikan Ceramah
tentang manfaat 5
mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.
Apabila materi ini
dikuasai dengan baik,
maka peserta didik
diharapkan mampu :
Memahami Fungsi pokok
konstruksi bangunan
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada
pertemuan yang
berlangsung Siswa memperhatikan Ceramah Stimulasi
3. Mengajukan pertanyaan. 13
pembelajaran dan 10
pelaksanaan penilaian Siswa memperhatikan Ceramah Stimulasi
2 B. Kegiatan Inti
Tahapan pelaksanaan
1. Guru membuat analogi
tentang Fungsi pokok
konstruksi bagian Siswa mendengar dan Ceramah Intelektual 15
memperhatikan
bangunan, seperti bagian
bawah konstruksi
bangunan dengan
pekerjaan pondasi agar
siswa berfikir tentang
apa yang terkandung
didalam pelajaran.
2. Guru Memperagakan
suatu gagasan atau Siswa mendengar dan Ceramah Somatis 10
sistem pada materi yang memperhatikan
akan disampaikan.
3. Guru meminta siswa
untuk memperagakan
pengalaman saat proses Siswa menjawab Ceramah dan Somatis 20
tanya jawab
pembelajaran dengan
menceritakannya.
4. Guru memberikan siswa Somatis
kebebasan dalam Siswa
menjalankan kegiatan mempraktekkan Ceramah 15
aktif, baik melalui
Somatis
diskusi maupun
139
permainan belajar.
5. Guru meminta siswa
untuk membacakan Auditori
materi dengan keras baik
Siswa Tanya jawab
dari buku bacaan mempraktekkan 15
maupun persentasi Auditori
didepan kelas.
6. Guru meminta siswa
untuk membacakan Auditori
materi dengan keras baik
Siswa Ceramah 15
dari buku bacaan
mempraktekkan
maupun persentasi Auditori
didepan kelas.
7. Guru meminta siswa
untuk membuat Visual
kelompok-kelompok
untuk mendiskusikan Siswa Ceramah 10
mempraktekkan Visual
secara rinci materi yang
telah disampaikan.
8. Guru mengajak siswa
untuk memperagakan Visual
hasil diskusi kelompok, Siswa Ceramah 15
maupun membuat mempraktekkan
Visual
hapalan terkait materi
yang disampaikannya.
9. Guru meminta siswa
mengambil contoh kasus
yang sesuai dengan Siswa Ceramah 15
140
Mengumpulkan data
(Eksperimen/Mengeksplorasi)
o Memberikan tes uraian
mengenai materi yang Siswa mendengarkan Ceramah 5
141
disampaikan sebelumnya.
o Menjelaskan alat atau bahan
(eksperimental) dengan cara Siswa mendengarkan SAVI
yang menarik agar tercipta 5
suasana yang
menyenangkan.
o Menyakinkan siswa untuk
tertarik menganalisis fungsi Siswa SAVI 15
pokok konstruksi bangunan mempraktekkan
dengan memberikan
motivasi.
3 C. Kegiatan Penutup
Penutup 1. Memperbaiki pendapat atau Siswa memperhatikan Ceramah 15
argumen siswa yang kurang
tepat pada saat proses diskusi
berlangsung dan
menyimpulkan materi
pembelajaran fungsi pokok
konstruksi bangunan.
2. Memberikan pertanyaan Siswa mengerjakan SAVI
kepada siswa mengenai latihan
materi yang sudah diajarkan 30
guru
3. Guru menutup pembelajaran
dan menyampaikan KD Mendengar dan Ceramah
untuk pertemuan selanjutnya. memperhatikan guru
TAHAP PENGAMATAN
Kegiatan Guru dan Peneliti
Mengamati : Selama Proses
1. Situasi kegiatan belajar Pengamatan Belajar Mengajar
mengajar
142
KONSTRUKSI BANGUNAN
A. Jenis-jenis Bangunan
Bangunan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan
dan pelaksanaan pembuatan maupun perbaikan bangunan. Dalam menyelesaikan bangunan diusahakan
Didalam bangunan terdapat beberapa pengelompokan jenis bangunan, yaitu jenis bangunan sipil kering,
Jenis pekerjaan sipil kering merupakan jenis pekerjaan yang pengerjaannya pada bagian atas permukaan
tanah, yang tidak berhubungan dengan tanah dan air secara langsung. Pekerjaan sipil kering meliputi bangunan
Pekerjaan bangunan sipil basah yaitu pekerjaan pada bagian bawah permukaan tanah yang berhubungan
langsung dengan tanah dan air. Pekerjaan sipil basah meliputi bendungan, bangunan irigasi, saluran air, dermaga
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Secara umum, proyek
- Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction): gedung, jalan, jembatan,
bangunan air.
Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang-undang jasa konstruksi (UU No. 18
a. Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan bentuk dan massa bangunan gedung
b. Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan bandar udara, jalan kereta api,
pengamanan pantai, saluran irigasi atau kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan,
jembatan, reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran, dan pembukaan
lahan.
industri. Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin,pendirian dan pemasangan
instalasi pabrik, kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, minyak dan gas.
Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan,
d. Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan dan penataan akhir bangunan
maupun lingkungannya.
1. Pekerjaan Arsitektural
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian lebih luas, arsitektur
mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perencanaan perkotaaan, arsitektur lanskap, hingga kelevel mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil dari proses perancangan tersebut
(Anonim, 2017). Dalam bidang keilmuan arsitektur saat ini mencakup 4 bidang pekerjaan maupun keilmuan
bidang arsitektur, mulai dari perancangan sampai tahap implementasi meliputi Teknik sipil, Desain Interior,
a) Situasi, didalamnya terdapat gambar bentuk atap, letak bangunan dalam tapak, gambar letak pohon dan
d) Rencana pintu dan jendela, dimana letak posisi serta detail jendela yang diinginkan.
e) Rencana lantai
f) Rencana plafon
Didalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, pekerjaan Arsitektural merupakan pekerjaan paling
awal didalam suatu pekerjaan proyek. Didalam pekerjaan arsitektur seluruh perangkat yang diperlukan harus
2. Pekerjaan Sipil
a) Bangunan Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 24 tahun 2008 tentang pedoman pemeliharaan bangunan gedung, fungsi dari bangunan gedung meliputi
fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya serta fungsi khusus adalah ketetapan mengenai pemenuhan
Pada perkembangannya, kini muncul bermacam-macam bangunan yang dibuat untuk memenuhi segala
kebutuhan manusia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung tidak hanya sebatas
digunakan sebagai tempat hunian, tetapi bangunan juga sekarang didirikan untuk menjawab fungsi sebagai
fungsi keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta khusus. Di bawah ini merupakan penjelasan lengkap dari
1) Fungsi Hunian
Pembuatan bangunan rumah tinggal bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
papan/tempat tinggal. Oleh karena itu, pembuatan bangunan ini harus memperhatikan faktor keamanan
dan kenyamannya. Contoh-contoh bangunan rumah tinggal antara lain rumah, perumahan, rumah
Gambar 4. Apartemen
148
2) Fungsi Usaha
Bangunan dengan fungsi sebagai usaha didirikan untuk mendukung aktifitas komersial meliputi
jual, beli, dan sewa. Bangunan komersial ditujukan untuk keperluan bisnis sehingga faktor lokasi yang
strategis memegang peranan penting bagi kesuksesan bangunan tersebut. Contoh-contoh bangunan
komersial di antaranya pasar, supermarket, mall, retail, pertokoan, perkantoran, dan komplek kios.
Gambar 5. Supermarket
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi
4) Fungsi Keagamaan
Masjid, gereja, kelenteng, pura, dan vihara ialah contoh-contoh dari bangunan fasilitas
peribadatan. Semua bangunan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan batin manusia sebagai
149
makhluk yang memiliki Tuhan. Bangunan peribadatan biasanya digunakan sebagai tempat beribadah
5) Fungsi Khusus
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat
kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di
sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor
nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.
b) Jembatan
Jembatan Merupakan struktur yang melintasi sungai, teluk, atau kondisi-kondisi lain berupa rintangan
yang berada lebih rendah, sehingga memungkinkan kendaraan, kereta api maupun pejalan kaki dapat melintasi
keadaan tersebut dengan lancar dan aman. Jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan
(balancing) sistem transportasi, karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang
- Jembatan baja. Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja:
deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel.
- Jembatan beton. Jembatan yang beton bertulang dan beton prategang
- Jembatan kayu. Jembatan dengan bahan kayu untuk bentang yang relatif pendek
- Jembatan Metal alloy. Jembatan yang menggunakan bahan metal alloy seperti alluminium alloy dan
stainless steel
- Jembatan komposit. Jembatan dengan bahan komposit komposit fiber dan plastik
- Jembatan batu. Jembatan yang terbuat dari bahan batu; di masa lampau batu merupakan bahan yang
umum digunakan untuk jembatan pelengkung.
c) Jalan
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang
membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah, sehingga roda perekonomian dan
pembangunan dapat berputar dengan baik. Jenis-jenis jalan menurut fungsinya akan dijabarkan sebagai berikut.
a) Jalan Arteri
Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-cirinya seperti perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
b) Jalan Kolektor
Jalan Kolektor merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan
jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
c) Jalan Lokal
Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
Pekerjaan Mekanikal Elektrikal mencakup pekerjaan pendukung suatu jenis konstruksi yang memerlukan
sistem mekanis dan sistem yang memerlukan tenaga listrik. Sistem-sistem tersebut bertujuan untuk menunjang
kegiatan yang dilakukan dalam bangunan, termasuk dalam hal kenyamanan serta keamanan dalam bangunan
tersebut. Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin, pendirian dan pemasangan instalasi
pabrik, kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, .minyak dan gas. Pekerjaan
elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi
Pekerjaan ini mencakup penataan didalam pembangunan suatu konstruksi bangunan. Tata lingkungan
sangat penting untuk mengatur sistem pembangunan sesuai lingkungan yang akan dibangun, dengan kata lain
pengaturan penataan lingkungan memiliki peran yang cukup penting juga didalam menjaga kenyamanan serta
keselarasan antara lingkungan hidup dengan pembangunan agar terjalin keselarasan didalamnya.
153
Secara garis besar, struktur bangunan dibagi menjadi 2 bagian sama, yaitu struktur bangunan di atas
tanah sering disebut struktur atas (upper structure), sedangkan struktur bangunan yang ada di dalam tanah,
Struktur atas atau upper structure adalah elemen bangunan yang berada di atas permukaan tanah. Berikut
a) Atap
Atap adalah struktur yang berfungsi melindungi bangunan beserta apa yang ada di dalamnya dari
pengaruh panas dan hujan. Bentuk atap tergantung dari beberapa faktor, misalnya : iklim, arsitektur,
modelitas bangunan, dan menyerasikannya dengan rangka bangunan atau bentuk daerah agar dapat
b) Pelat
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin tulangannya dua arah atau satu arah
saja, tergantung pada sistem strukturnya. Kontinuitas penulangan pelat diteruskan ke dalam balok-balok
dan diteruskan ke dalam kolom. Dengan demikian sistem pelat secara keseluruhan menjadi satu-kesatuan
bentuk rangka struktur bangunan kaku statis tak tentu yang sangat kompleks. Perilaku masing-masing
komponen struktur dipengaruhi oleh hubungan kaku dengan komponen lainnya. Beban tidak hanya
mengakibatkan timbulnya momen, gaya geser, dan lendutan langsung pada komponen struktur yang
menahannya, tetapi komponen-komponen struktur lain yang juga berhubungan juga ikut berinteraksi
c) Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial desak
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga dimensi lateral terkecil. Kolom
berfungsi sebagai pendukung beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui
fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur (akibat kontinuitas
konstruksi). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah suatu struktur yang mendukung beban aksial
dengan atau tanpa momen lentur. (Ali Asroni, 2010). Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari
atap, balok, dan berat sendiri yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom menerima beban vertikal
yang besar, selain itu harus mampu menahan beban-beban horizontal bahkan momen atau puntir/torsi
akibat pengaruh terjadinya eksentrisitas pembebanan. Untuk menentukan dimensi penampang yang
diperlukan, hal yang perlu diperhatikan adalah tinggi kolom perencanaan, mutu beton dan baja yang
d) Balok
Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal dan horizontal.
Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima pelat lantai, berat sendiri balok dan
berat dinding penyekat yang diatasnya. Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa. Pada
balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar, pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam
yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat-serat balok bagian tepiatas akan menahan tegangan
tekan, dan semakin ke bawah tegangan tekan tersebut akan semakin kecil. Sebaliknya, pada serat-serat
balok bagian tepi-bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tariknya akan
semakin kecil pula. Pada bagian tengah, yaitu pada batas antara tegangan tekan dan tarik, serat-serat
balok tidak mengalami tegangan sama sekali (tegangan tekan maupun tariknya bernilai nol). Serat-serat
yang tidak mengalami tegangan tersebut membentuk suatu garis yang disebut garis netral.
Yang dimaksud dengan struktur bawah (sub structure) adalah bagian bangunan yang berada di bawah
a) Pondasi
Pondasi umumnya berlaku sebagai komponen struktur pendukung bangunan yang terbawah, yang
bertugas untuk memikul bangunan di atasnya. Seluruh beban dari bangunan, termasuk beban-beban yang
bekerja pada bangunan dan berat pondasi itu sendiri, harus dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke
tanah dasar dengan sebaik-baiknya (Ali Asroni, 2010). Untuk keperluan tersebut, pada perencanaan
o Pondasi harus cukup kuat untuk mencegah penurunan (settlement) dan perputaran (rotasi) yang
berlebihan
o Tidak terjadi penurunan setempat yang terlalu besar bila dibandingkan dengan penurunan pondasi
di sekatnya
b) Lantai
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai tempat
dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan
ruangan-ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen
perambatan suara dan meredam pantulan suara. isolasi terhadap pertukaran suhu
a) Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen vertical & tegak bangunan, berupa bidang, dan berfungsi
sebagai penutup atau pembatas ruangan. Dinding memiliki beberapa jenis dilihat dari fungsinya yaitu
dinding sebagai pemikul beban (structural) maupun dinding tidak memikul beban (nonstructural).
Kusen Pintu dan Jendela adalah salah satu bagian terpenting bagi sebuah rumah. Keduanya elemen
ini berfungsi baik sebagai sirkulasi manusia itu sendiri, udara serta masuknya cahaya alam yang
dibutuhkan bagi kehidupan ini. Selain itu Juga keberadaan jendela juga akan dapat semakin
Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan rangka
atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya. Plafon
atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagian dalam dari ruangan bangunan
(rumah).
NAMA :
KELAS :
A. Petunjuk
1. Pilihlah salah satu dari jawaban yang telah disediakan dan sesuai dengan pendapat
saudara dengan jujur. Jawaban yang saudara berikan tidak mempengaruhi terhadap
nilai saudara.
2. Tulislah jawaban pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan memberikan
tanda cek list (√ )
√ SS = Sangat Setuju
√ S = Setuju
√ TS = Tidak Setuju
√ STS = Sangat Tidak Setuju
3. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan selama 30 menit
4. Selamat Bekerja
B. Angket
No PERTANYAAN SS S TS STS
1 Saya merasa sangat senang setelah menerima
pelajaran dasar-dasar konstruksi bangunan dan
pengukuran tanah
2 Saya selalu keinginan untuk meraih belajar
pelajaran dasar-dasar konstruksi bangunan dan
pengukuran tanah
3 Saya yakin bahwa dengan belajar dasar-dasar
konstruksi bangunan dan pengukuran tanah dapat
meraih hasil belajar yang lebih baik
4 Saya sangat tidak suka menerima pelajaran dasar-
dasar konstruksi bangunan dan pengukuran tanah
5 Saya mengalami kesulitan dalam belajar dasar-
dasar konstruksi bangunan dan pengukuran tanah
6 Saya menjawab semuapertanyaan mata pelajaran
dasar-dasar konstruksi bangunan dan pengukuran
tanah dengan benar
7 Saya tidak mengerti fungsi materi pelajaran yang
akan disampaikan.
8 Saya selalu menyempatkan makan pagi sebagai
penambah stamina agar dalam proses belajar
dasar-dasar konstruksi bangunan dan pengukuran
tanah menjadi lancar.
9 Saya mengejar ketertinggalan selama tidak masuk
sekolah karena sakit, saya selalu meminjam
catatan kepada teman mengenaimateri pelajaran
160
Nama : ....................
Jurusan : ....................
Petunjuk Mengerjakan :
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan program keahlian anda pada lembar jawaban
yang telah tersedia.
2. Jumlah soal sebanyak 22 pilihan ganda dan semua harus anda jawab.
3. Kerjakan soal yang termudah terlebih dahulu .
4. Tidak dibenarkan saling bekerja sama.
5. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada lembar
jawaban yang telah tersedia.
3. Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 1999 jenis pekerjaan konstruksi meliputi, kecuali
...
a. Pekerjaan arsitektural, pekerjaan sipil, mekanikal alektrikal serta tata
lingkungan
b. Pekerjaan Sipil basah, pekerjaan sipil kering, mekanikal alektrikal serta tata
lingkungan
c. Pekerjaan Sipil dan tata lingkungan.
162
10. Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-cirinya seperti perjalanan jarak jauh
disebut …
a. Jalan Kolektor c. Jalan Arteri
b. Jalan lokal d. Jalan Utama
11. Jalan Sisingamangaraja yang terdapat di tengah kota medan merupakan jenis jalan …
a. Jalan utama c. Jalan Kolektor
b. Jalan Lokal d. Jalan Arteri
13. Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur seperti
deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel disebut
jembatan …
a. Jembatan Beton
b. Jembatan Batu
c. Jembatan Baja
d. Jembatan Komposit
14. Jembatan yang memiliki rentang relative pendek merupakan jenis jembatan dengan jenis
material …
a. Jembatan beton c. Jembatan kayu
b. Jembatan komposit d. Jembatan baja
15. Item didalam gambar letak bangunan termasuk didalam item gambar …
a. Gambar situasi
b. Gambar wilayah gempa
c. Gambar lantai
d. Gambar rencana pintu dan jendela
16. Infrastruktur yang saat ini tengah digaungkan oleh pemerintah ialah proyek-proyek
strategis diantaranya Jalan, Jembatan, dan Waduk. Dari beberapa proyek tersebut,
termasuk didalam jenis pekerjaan konstruksi…
a. Pekerjaan Arsitektural c. Pekerjaan Taman
b. Pekerjaan Lingkungan d. Pekerjaan Sipil
18. Kawasan Industri Medan (KIM) merupakan konstruksi bangunan yang termasuk
didalam…
a. Fungsi Keagamaan c. Fungsi Hunian
b. Fungsi Sosial budaya d. Fungsi Usaha
19. Bentuk ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan administratif dan persyaratan teknis
bangunan gedung merupakan fungsi bangunan…
a. Fungsi Keagamaan c. Fungsi Hunian
164
20. Jenis Bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara satu wilayah dengan wilayah
yang lain termasuk jenis bangunan …
a. Bangunan Sipil Kering
b. Bangunan Sipil Basah
c. Bangunan Konstruksi Gedung
d. Bangunan Industri
21. Gambar Siteplan merupakan salah satu pekerjaan arsitektur yang termasuk didalam item
pekerjaan …
a. Rencana Tapak
b. Rencana Plat lantai
c. Rencana Situasi
d. Rencana Tampak
1. C 16. D
2. B 17. D
3. A 18. B
4. D 19. D
5. C 20. B
6. C 21. C
7. C 22. C
8. D
9. C
10. B
11. C
12. C
13. A
14. C
15. A
166
Nama : ....................
Jurusan : ....................
Petunjuk Mengerjakan :
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan program keahlian anda pada lembar jawaban
yang telah tersedia.
2. Jumlah soal sebanyak 23 pilihan ganda dan semua harus anda jawab.
3. Kerjakan soal yang termudah terlebih dahulu .
4. Tidak dibenarkan saling bekerja sama.
5. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada lembar
jawaban yang telah tersedia.
3. Didalam persyaratan perencanaan pondasi beberapa hal yang perlu diperhatikan, kecuali
…
a. Arah orientasi bangunan
b. Harus cukup kuat mencegah settlement
c. Tidak terjadi penurunan setempat
d. Cukup aman terhadap bahaya guling
8. Kolom berfungsi sebagai struktur yang memikul beban untuk disalurkan kebagian …
a. Sloof dan diteruskan ke pondasi d. Ring balok diteruskan ke lantai
B. Pondasi d. Lantai
15. Pada pengerjaan suatu bangunan tahapan awal pada struktur bagian bawah ialah …
a. Pondasi dan Ring balok
b. Pondasi dan Sloof
c. Pondasi dan Lantai kerja
d. Lantai kerja dan Sloof
16. Salah satu fungsi dari lantai antara lain, kecuali ...
a. Memisahkan ruangan secara mendatar
b. Melimpahkan beban pada balok
c. Mengurangi beban pondasi
d. Meningkatkan kekakuan bangunan
18. Konstruksi yang langsung memikul beban lantai pada bangunan bertingkat adalah …
a. Kolom c. Pondasi
b. Kuda-kuda d. Balok
1. B 16. C
2. A 17. C
3. A 18. D
4. A 19. B
5. A 20. D
6. A 21. A
7. B 22. B
8. A 23. A
9. D
10. B
11. A
12. A
13. A
14. A
15. C
171
Rumus :
Menggunakan rumus koefisien Korelasi Biserial yang dikutip dari Arikunto (2016: 93).
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝛾𝑝𝑏𝑖 =
𝑆𝑡 𝑞
Keterangan :
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
= rerata skor total
= standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab salah (1 - )
Kriteria validitas : Apabila rhitung > rtabel , maka butir soal tersebut valid dan berlaku
sebaliknya.
Sebagai contoh langkah perhitungan, berikut disajikan skor perolehan uji validitas dari soal
nomor 4 (S4) pada instrumen tes objektif siklus I.
p = = 0,437
q = 1 - 0,4375 = 0.563
rtabel = 0,349 (untuk butir 30 soal)
Penyelesaian :
∑
= = = 16,5
= 18,8
∑ ∑
= −( ) = √ −( ) = 5,13
= √
−
=
=
Maka rhitung (0,414) < rtabel (0,349), yang artinya butir soal Valid.
Selanjutnya hasil perhitungan uji validitas tes objektif siklus I dan siklus II akan disajikan
dalam bentuk tabulasi di bawah ini :
Rumus :
Menggunakan rumus K-R.20 yang dikutip dari Arikunto (2016: 115).
𝑛 𝑆 − ∑ 𝑝𝑞 ∑𝑋
𝑟 = ( ) ∑𝑋 −
𝑛− 𝑆 𝑆 = 𝑁
𝑁
dimana :
Keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( = − )
∑ = jumlah hasil perkalian antara dan
= banyaknya item
= standar deviasi varians
= simpangan dan ̅ , yang dicari dari − ̅
= banyaknya subjek pengikut tes
Harga Koefisien
Kriteria Soal
Reliabilitas
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,79 Tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,59 Cukup
0,20 < r11 ≤ 0,39 Rendah
0,00 < r11 ≤ 0,19 Sangat Rendah
Sumber : Arikunto (2013: 89)
176
Berikut disajikan contoh prosedur perhitungan manual reliabilitas tes objektif siklus I.
Penyelesaian :
∑ ∑
=
=√
= 27,27
−∑
= ( )
−
−
= ( )( )
−
= 0,867
Hasil Uji Reliabilitas Pada Instrumen Tes Objektif Siklus I & Siklus II
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas pada instrumen tes objektif siklus I didapat
nilai koefisien (r11) sebesar 0,867 dengan rtabel 0,349. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
instrumen tes objektif siklus 1 “Reliabel” sebagai alat ukur dengan kriteria soal “sangat
tinggi”.
Sedangkan hasil uji reliabilitas pada instrumen tes objektif siklus II diperoleh nilai
koefisien (r11) sebesar 0,872 dengan rtabel 0,349, yang menunjukkan instrumen tes “Reliabel”
dengan kriteria soal “sangat tinggi”.
177
Rumus :
Menggunakan rumus Indeks Kesukaran yang dikutip dari Arikunto (2016: 223).
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Keterangan :
= indeks kesukaran
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Penyelesaian :
Rumus :
Menggunakan rumus Daya Beda Butir yang dikutip dari Arikunto (2016: 228).
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
= daya beda butir
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Berikut disajikan contoh prosedur perhitungan manual daya beda butir, pada soal nomor 14,
15 dan 28 tes objektif siklus I.
Dik : JA = 9 JB = 9 Dit : = .....?
Penyelesaian :
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan
rumus berikut:
Dengan menggunakan data hasil penelitian motivasi belajar siswa, maka diperoleh:
Skor
No. Responden Skor Ideal Kategori
Perolehan
1 R1 80 100 Cukup
2 R2 89 100 Tinggi
3 R3 69 100 Kurang
4 R4 88 100 Tinggi
5 R5 74 100 Kurang
6 R6 80 100 Cukup
7 R7 57 100 Rendah
8 R8 49 100 Rendah
9 R9 76 100 Cukup
10 R10 75 100 Cukup
11 R11 72 100 Kurang
12 R12 77 100 Cukup
13 R13 92 100 Tinggi
14 R14 75 100 Cukup
15 R15 73 100 Kurang
16 R16 77 100 Cukup
17 R17 49 100 Rendah
18 R18 73 100 Kurang
19 R19 75 100 Cukup
20 R20 75 100 Cukup
21 R21 70 100 Kurang
22 R22 91 100 Tinggi
23 R23 76 100 Cukup
24 R24 77 100 Cukup
25 R25 80 100 Cukup
26 R26 68 100 Kurang
27 R27 75 100 Cukup
28 R28 79 100 Cukup
29 R29 76 100 Cukup
30 R30 73 100 Kurang
31 R31 76 100 Cukup
32 R32 95 100 Tinggi
Jumlah 2197
Rata-rata 81,37
183
184
Untuk mengetahui perhitungan nilai hasil belajar pada siklus I dilakukan dengan
Sebagai contoh, disajikan skor perolehan hasil belajar dari R1 pada siklus I.
Skor perolehan = 22
Skor
No. Responden Skor Ideal Nilai Kategori
Perolehan
1 R1 20 22 90,91 Kompeten
2 R2 20 22 90,91 Kompeten
3 R3 14 22 63,64 Kurang Kompeten
4 R4 20 22 90,91 Kompeten
5 R5 20 22 90,91 Kompeten
6 R6 20 22 90,91 Kompeten
7 R7 17 22 77,27 Cukup Kompeten
8 R8 17 22 77,27 Cukup Kompeten
9 R9 18 22 81,82 Cukup Kompeten
10 R10 18 22 81,82 Cukup Kompeten
11 R11 15 22 68,18 Kurang Kompeten
12 R12 18 22 81,82 Cukup Kompeten
13 R13 20 22 90,91 Kompeten
14 R14 18 22 81,82 Cukup Kompeten
15 R15 18 22 81,82 Cukup Kompeten
16 R16 15 22 68,18 Kurang Kompeten
17 R17 18 22 81,82 Cukup Kompeten
18 R18 18 22 81,82 Cukup Kompeten
19 R19 18 22 81,82 Cukup Kompeten
20 R20 19 22 86,36 Kompeten
21 R21 20 22 90,91 Kompeten
22 R22 16 22 72,73 Kurang Kompeten
23 R23 20 22 90,91 Kompeten
24 R24 20 22 90,91 Kompeten
25 R25 19 22 86,36 Kompeten
26 R26 16 22 72,73 Kurang Kompeten
27 R27 15 22 68,18 Kurang Kompeten
28 R28 20 22 90,91 Kompeten
29 R29 14 22 63,64 Kurang Kompeten
30 R30 15 22 68,18 Kurang Kompeten
31 R31 16 22 72,73 Kurang Kompeten
32 R32 20 22 90,91 Kompeten
Jumlah 32
Rata-rata 81,25
Persen Kelulusan 71,88
186
187
Untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan
Teknik Pengukuran Tanah dengan Motivasi Belajar yang dimiliki siswa di gunakan analisis
regresi linear : satu predictor dengan rumus korelasi produk momen dari pearson
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
N = Jumlah Responden
Jadi :
N = 32 ΣX2 = 184875
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
0, 3501134
karena rxy lebih besar dari rtabel maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hubungan Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar sangat signifikan
190
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan
rumus berikut:
Dengan menggunakan data hasil penelitian motivasi belajar siswa, maka diperoleh:
Skor
No. Responden Skor Ideal Kategori
Perolehan
1 R1 75 100 Cukup
2 R2 95 100 Tinggi
3 R3 80 100 Cukup
4 R4 95 100 Tinggi
5 R5 95 100 tinggi
6 R6 76 100 Cukup
7 R7 75 100 Cukup
8 R8 75 100 Cukup
9 R9 92 100 tinggi
10 R10 77 100 Cukup
11 R11 91 100 Kurang
12 R12 77 100 Cukup
13 R13 75 100 cukup
14 R14 75 100 Cukup
15 R15 73 100 Kurang
16 R16 75 100 Cukup
17 R17 78 100 Cukup
18 R18 92 100 tinggi
19 R19 75 100 Cukup
20 R20 75 100 Cukup
21 R21 74 100 Kurang
22 R22 87 100 Tinggi
23 R23 93 100 tinggi
24 R24 93 100 tinggi
25 R25 80 100 Cukup
26 R26 74 100 Kurang
27 R27 75 100 Cukup
28 R28 95 100 tinggi
29 R29 81 100 Cukup
30 R30 73 100 Kurang
31 R31 81 100 Cukup
32 R32 91 100 Tinggi
Jumlah 2012
Rata-rata 74,52
192
193
Untuk mengetahui perhitungan nilai hasil belajar pada siklus II dilakukan dengan
Sebagai contoh, disajikan skor perolehan hasil belajar dari R1 pada siklus I.
Skor perolehan = 23
Skor
No. Responden Skor Ideal Nilai Kategori
Perolehan
1 R1 18 22 78,26 Cukup kompeten
2 R2 18 22 78,26 Cukup Kompeten
3 R3 19 22 82,61 Cukup Kompeten
4 R4 20 22 86,96 Kompeten
5 R5 22 22 95,65 Sangat Kompeten
6 R6 21 22 91,30 Kompeten
7 R7 22 22 95,65 Sangat Kompeten
8 R8 18 22 78,26 Cukup Kompeten
9 R9 19 22 82,61 Cukup Kompeten
10 R10 20 22 86,96 Kompeten
11 R11 19 22 82,61 Cukup Kompeten
12 R12 20 22 86,96 Kompeten
13 R13 22 22 95,65 Sangat Kompeten
14 R14 18 22 78,26 Cukup Kompeten
15 R15 18 22 78,26 Cukup Kompeten
16 R16 19 22 82,61 Cukup Kompeten
17 R17 18 22 78,26 Cukup Kompeten
18 R18 18 22 78,26 Cukup Kompeten
19 R19 19 22 82,61 Cukup Kompeten
20 R20 18 22 78,26 Cukup Kompeten
21 R21 19 22 82,61 Cukup Kompeten
22 R22 22 22 95,65 Sangat Kompeten
23 R23 19 22 82,61 Cukup Kompeten
24 R24 21 22 91,30 Kompeten
25 R25 18 22 78,26 Cukup Kompeten
26 R26 19 22 82,61 Cukup Kompeten
27 R27 18 22 78,26 Cukup Kompeten
28 R28 22 22 95,65 Sangat Kompeten
29 R29 18 22 78,26 Cukup Kompeten
30 R30 20 22 86,96 Kompeten
31 R31 20 22 86,96 Kompeten
32 R32 22 22 95,65 Sangat Kompeten
Jumlah 32
Rata-rata 84,78
Persen Kelulusan 100
198
Untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan
Teknik Pengukuran Tanah dengan Motivasi Belajar yang dimiliki siswa di gunakan analisis
regresi linear : satu predictor dengan rumus korelasi produk momen dari pearson
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
N = Jumlah Responden
Jadi :
N = 32 ΣX2 = 216332
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
0, 415311
karena rxy lebih besar dari rtabel maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hubungan Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar sangat signifikan
201
Pengujian hipotesis ini untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran SAVI pada siswa kelas X Desain Permodelan dan
( ) ( )
a. Untuk siklus II
x= 95,65 = 42,68 n = 32
b. Untuk siklus I
x= 90,91 = 84,94 n = 32
Dimana :
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
202
S2 = 63,81
Dan : √
S = 7,98
thitung =
√
thitung =
√
thitung =
thitung = 2,47
1,669. Maka diperoleh nilai t hitung > ttabel yaitu 2,47 > 1,669 sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada siklus II lebih tinggi dibanding
% peningkatan = 100 %
% peningkatan = 100 %
% peningkatan = 100 %
203
% peningkatan = 5,8 %
204
Dokumentasi Penelitian
Gambar 11. Siswa mempresentasikan materi Gambar 12. Guru memberikan kesimpulan materi
ABSTRAK
Azwar Fadli. NIM 5151111011 “Penerapan Model Pembelajaran SAVI
(Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy) Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Dan
Teknik Pengukuran Tanah Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Desain
Pemodelan Dan Informasi Bangunan Di SMK Negeri 2 Medan Tahun
Ajaran 2019/2020”. Skripsi, Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan.
2019
Motivasi belajar dan Hasil belajar Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik
Pengukuran Tanah (DDKBTPT) pada siswa kelas X Program Keahlian Desain
Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) SMK Negeri 2 Medan belum optimal
sesuai dengan standart nilai KKM 75. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar DDKBTPT pada siswa
kelas X Program Keahlian DPIB SMK Negeri 2 Medan. Model yang digunakan
dalam penelitian adalah model pembelajaran savi. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observating), dan refleksi (reflecting). Subjek penelitian adalah siswa kelas X
Program Keahlian DPIB yang berjumlah 32 orang. Dari hasil penelitian pada
siklus 1 didapatkan hasil 23 orang siswa (71,88%) yang lulus dengan
memperoleh nilai ≥75 dengan nilai rata-rata 81,25% dan siklus II didapatkan hasil
32 orang peserta didik (100%) yang lulus dengan memperoleh nilai ≥75 dengan
nilai rata-rata 84,78% maka peningkatan yang terjadi antara siklus I dan II
sebesar 28,12%. Sedangkan untuk skor motivasi belajar pada siklus I didapatkan
rxy sebesar 0,350 dari rtabel = 0,349 yang berarti korelasi sangat signifikan dan
siklus II sebesar 0,415 dari rtabel = 0,349 yang berarti korelasi sangat signifikan.
Maka peningkatan yang terjadi antara siklus I dan II sebesar 0,06. Hasil penelitian
menunjukkan hipotesis yang menyatakan penerapan model pembelajaran savi
untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
DDKBTPT dapat diterima.
i
ABSTRACT
ii
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 2 MAPEL DDKBTPTK
Masukkan Jumlah Soal: 30
Tingkat Kesukaran (P) 0.781 0.688 0.75 0.531 0.594 0.438 0.781 0.781 0.688 0.75 0.375 0.906 0.719 0.531 0.156 0.281 0.531 0.719 0.531 0.719 0.625 0.313 0.656 0.188 0.375 0.125 0.781 0.313 0.75 0.719
KRITERIA P MUDAH SDG MUDAH SDG SDG SDG MUDAH MUDAH SDG MUDAH SDG MUDAH MUDAH SDG SUKAR SUKAR SDG MUDAH SDG MUDAH SDG SDG SDG SUKAR SDG SUKAR MUDAH SDG MUDAH MUDAH
PA 1 1 0.938 0.625 0.688 0.563 0.813 1 0.875 0.75 0.625 1 0.688 0.563 0.313 0.375 0.688 0.813 0.75 0.875 0.75 0.438 0.875 0.375 0.438 0.25 0.875 0.438 0.938 0.813
PB 0.563 0.375 0.563 0.438 0.5 0.313 0.75 0.563 0.5 0.75 0.125 0.813 0.75 0.5 0 0.188 0.375 0.625 0.313 0.563 0.5 0.188 0.438 0 0.313 0 0.688 0.188 0.563 0.625
Daya Beda (D) 0.437 0.625 0.375 0.187 0.188 0.25 0.063 0.437 0.375 0 0.5 0.187 -0.062 0.063 0.313 0.187 0.313 0.188 0.437 0.312 0.25 0.25 0.437 0.375 0.125 0.25 0.187 0.25 0.375 0.188
KRITERIA D BAIK BAIK CUKUP JELEK JELEK FALSE JELEK BAIK CUKUP JELEK BAIK JELEK JELEK JELEK CUKUP JELEK CUKUP JELEK BAIK CUKUP FALSE FALSE BAIK CUKUP JELEK FALSE JELEK FALSE CUKUP JELEK
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 1 MAPEL DDKBTPTK
Masukkan Jumlah Soal: 30
Tingkat Kesukaran (P) 0.813 0.688 0.781 0.438 0.375 0.125 0.594 0.781 0.688 0.906 0.375 0.906 0.813 0.313 0.156 0.281 0.531 0.719 0.563 0.719 0.594 0.313 0.656 0.188 0.563 0.125 0.781 0.313 0.75 0.75
KRITERIA P MUDAH SDG MUDAH SDG SDG SUKAR SDG MUDAH SDG MUDAH SDG MUDAH MUDAH SDG SUKAR SUKAR SDG MUDAH SDG MUDAH SDG SDG SDG SUKAR SDG SUKAR MUDAH SDG MUDAH MUDAH
PA 1 0.875 0.938 0.5 0.5 0.188 0.5 1 1 0.875 0.75 1 0.875 0.188 0.313 0.375 0.813 0.938 0.875 0.875 0.688 0.563 0.875 0.375 0.563 0.25 0.875 0.563 0.938 0.813
PB 0.625 0.5 0.625 0.375 0.25 0.063 0.688 0.563 0.375 0.938 0 0.813 0.75 0.438 0 0.188 0.25 0.5 0.25 0.563 0.5 0.063 0.438 0 0.563 0 0.688 0.063 0.563 0.688
Daya Beda (D) 0.375 0.375 0.313 0.125 0.25 0.125 -0.188 0.437 0.625 -0.063 0.75 0.187 0.125 -0.25 0.313 0.187 0.563 0.438 0.625 0.312 0.188 0.5 0.437 0.375 0 0.250 0.187 0.500 0.375 0.125
KRITERIA D CUKUP CUKUP CUKUP JELEK FALSE JELEK JELEK BAIK BAIK JELEK BAIK JELEK JELEK JELEK CUKUP JELEK BAIK BAIK BAIK CUKUP JELEK BAIK BAIK CUKUP JELEK FALSE JELEK BAIK CUKUP JELEK
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 2 MAPEL DDKBTPTK
Masukkan Jumlah Soal: 30