Laporan Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorhombik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

SISTEM KRISTAL MONOKLIN DAN SISTEM KRISTAL


TRIKLIN

Disusun Oleh :

RICKY PRATAMA PUTRA. R

F1D115002

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI
I. DASAR TEORI

Menurut Anonim (2016) Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop
dan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-
bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu
dan teratur.

A. Sistem Kristal Monoklin

B. Sistem Kristal Orthorombik

II. TUJUAN
1. Mendeskripsikan sistem kristal Monoklin dan sistem kristal Triklin.
2. Mempelajari cara menggambarkan sistem kristal Monoklin dan sistem kristal
Triklin dengan proyeksi orthogonal.
3. Menentukan klas simetri atas dasar jumlah unsur simetri sistem kristal Monoklin
dan sistem kristal Triklin.
4. Mengetahui contoh – contoh mineral dari sistem kirstal Monoklin dan sistem
kirstal Triklin.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat tulis
2. Busur
3. Penggaris panjang
4. Penggaris segitiga siku-siku dan sama kaki
5. Pensil warna / spidol warna
6. LKS

IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Sistem Kristal Trigonal

1. Dipersiapkan alat dan bahan


2. Membuat sumbu utama dengan perbandingan b : d : c = 6 : 2 : 12

3. Membuat garis a+.b- = 20o dan b+.d- = 40o

4. Memberi keterangan pada garis-garisnya a, b, c, dan d.

5. Buat garis yang sejajar dengan sumbu b hingga memotong sumbu a

6. Buat garis yang sejajar dengan sumbu a ke garis atau titik yang memotong
sumbu b pada langkah b.

7. Buat garis-garis tersebut hingga membentuk suatu bidang yang berbentuk segi
siku - siku.

8. Hubungkan setiap titik-titik pada garis tersebut sehingga membentuk bidang


alas dan atap berbentuk segitiga siku - siku pada bangun tersebut.

4.2 Sistem Kristal Orthorombik

1. Membuat perbandingan panjang sumbu a : b : c = 2 : 8 : 12

2. Membuat garis a+.b- = 30o

3. Memberi keterangan pada garis-garisnya a, b, dan c.

4. Buat garis yang sejajar dengan sumbu b hingga memotong sumbu a

5. Buat garis yang sejajar dengan sumbu a ke garis atau titik yang memotong
sumbu b pada langkah 4.

6. Buat garis-garis tersebut hingga membentuk suatu bidang yang berbentuk


kubik.
VI. ANALISIS

A. Sistem Kristal Trigonal

Dari beberapa sumber yang ada di internet menyebutkan bahwa sistem kristal trigonal ini
ada beberapa dimasukkan ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula teknik
penggambarannya juga sama. Perbedaannya apabila pada trigonal sesudah terbentuk
bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati titik sudutnya. Sistem kristal trigonal adalah
salah satu dari tujuh sistem kristal. Dimana sistem kristal trigonal ini mempunyai 4 bidang simetri
yang antara lain adalah 1 bidang simetri utama dan 3 bidang simetri tambahan. Sistem tritagonal
jugamempunyai 1 pusat simetri sehingga dinotasikan dengan 4PC. Sistem kristal ini mempunyai
4 sumbu simetri yang terdiri dari 1 trigyre dan 3 sumbu simetri digyre, yaitu tiga sumbu (a, b, dan
d) sama panjang dan terletak pada bidang horizontal dan satu sumbu c yang bisa lebih pendek
atau lebih panjang.

Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio a = b = d ≠ c , yang artinya


panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama
dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini
berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚
terhadap sumbu γ.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, ancer Trigonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6, dalam praktikum kali ini digunakan
perbandingan sumbu b : d : c = 6 : 2 : 12 Artinya, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai
6, pada sumbu d ditarik garis dengan nilai 2, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 12.
Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚
terhadap sumbu b+. Hasil Praktikum yang didapat dalam praktikum ini sebagai berikut :

 Sistem Kristal : Trigonal


 Jumlah Unsur Simetri : L36 3L2 4PC
 Contoh Mineral : Calsite (CaCO3), Cinnabar (HgS), Bismuth (Bi)
 Klas Simetri : Ditriagonal Bipiramidal
(Hm) : 6 m 2
(Sc) : D3h

B. Sistem Kristal Orthorombik

Dari pengamatan yang dilakukan pada saat praktikum sistem kristal Orthorombik
mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, ancer
Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada ancer ini, ketiga sudutnya
saling tegak lurus (90˚).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, ancer Orthorhombik
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang (1 : 4 : 8). Artinya tidak ada patokan
yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada ancer ini. dan pada
praktkum ini saya buat ukuran c 12 cm, b 8 cm dan a 2 cm. Dan sudut antar sumbunya
a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap
sumbu bˉ. Hasil Praktikum yang didapat dalam praktikum ini sebagai berikut :

 Sistem Kristal : Orthorhombik


 Jumlah Unsur Simetri : 3L2 3PC
 Contoh Mineral : Barite (BaSO4), Sulfur (S), Aragonite (CaCo3)
 Klas Simetri : Orhorhombik Bipiramidal
𝟐 𝟐 𝟐
(Hm) : 𝒎 𝒎 𝒎

(Sc) : D2h

VII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik yaitu :

1. Mendeskripsikan sistem kristal Trigonal dan Orthorombik dapat dilakukan


dengan melihat jumlah unsur simetri dan klas simetrinya
2. Menggambarkan sistem kristal Trigonal dan Orthorombik dengan proyeksi
orthognal dimulai dari membuat sumbu simetrinya lalu bidang simetrinya.
3. Klas simetri sistem kristal trigonal yaitu Ditrigonal Bipiramidal jumlah unsur
simetri L36 3L2 4PC simbolisasi Herman-Mauguin 6 m 2, simbolisasi Schoenflish
= D3h. Klas simetri sistem kristal hexagonal yaitu Orhorhombik Bipiramidal
𝟐 𝟐 𝟐
jumlah unsur simetri L6, 6L2, 7PC simbolisasi Herman-Mauguin ,
𝒎 𝒎 𝒎

simbolisasi Schoenflish = D2h.


4. Contoh mineral dari sistem kristal Trigonal Calsite (CaCO3), Cinnabar (HgS),
Bismuth (Bi), Crystobalite (SiO2). Contoh mineral dari sistem kristal
Orthorombik Barite (BaSO4), Sulfur (S), Aragonite (CaCo3)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Modul Pratikum Kristalografi dan Mineralogi. Jambi : Universitas Jambi.

Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals. Milan :
Simons & Schuster’s Inc.

Muhammad Hidayat. 2012. Sistem Kristal Orthorombik.


https://www.scribd.com/doc/110275555/Sistem-Kristal-Orthorhombic. Diakses
4 Oktober 2016

Muhammad Hidayat. 2012. Sistem Kristal Trigonal.


https://www.scribd.com/doc/110275821/Sistem-Kristal-Trigonal. Diakses
4 Oktober 2016

Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley

Anda mungkin juga menyukai