ROM adalah latihan gerakkan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot. Dimana klien menggerakan masing-masing persendian sesuai gerakkan
normal baik secara aktif maupun pasif.
Menurut Suratun. Dkk. (2008). ROM adalah gerakkan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Latihan ROM adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan
tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Adapun tujuan ROM yaitu menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot
dalam melakukan pergerakan, mengkaji tulang sendi dan otot, mencegah terjadinya
kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi darah, memelihara mobilitas persendian,
mencegah kelainan bentuk.
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang
berarti tulang.
b. Rangka (skeletal)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan
tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan
tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi
tanpa tulang.
Fungsi Rangka
1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen,
otot, jaringan lunak dan organ.
2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3) Produksi sel darah (red marrow)
4) Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan
lunak.
5) Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat
bergerak karena adanya persendian.
Jenis Tulang
1) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:
Tulang Rawan (kartilago)
a) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung
tulang pipa.
b) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan
(tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula.
c) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis
dan faring.
Tulang Sejati (osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem
rangka.Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa
(periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga
sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
2) Berdasarkan matriksnya, yaitu:
Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat.
Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.
3) Berdasarkan bentuknya, yaitu:
Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran
panjangnya terbesar. Contohnya os humerus dan os femur.
Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek.
Contohnya tulang yang terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan,
dan ruas-ruas tulang belakang.
Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar.
Contohnya os scapula (tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.
Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk
yang tak tentu. Contohnya os vertebrae (tulang belakang).
Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.
Organisasi Sistem Rangka
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu
kerangka tubuh.Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai
berikut.
1) Rangka Aksial
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang
tubuh dan melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada.
Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8
tulang kranial dan 14 tulang fasial.
Tulang Pendengaran (Auditory) terdiri dari 6 buah
Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat
diantara laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan
beberapa otot mulut dan lidah1 buah
Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh
dan memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi
dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang
belakang berjumlah 26 buah
Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama
dengan tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-
organ penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan
jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang,
berjumlah 12 ruas
2) Rangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-
tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah
terdiri atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan
kaki.Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian yaitu
ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah.
3. Indikasi ROM:
Pasif
a. Pada daerah dimana terdapat jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif
akan menghambat proses penyembuhan.
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak memperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas
atau seluruh tubuh misalnya keadaan semikoma, kelumpuhan atau bed rest total.
c. Pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas.
Aktif
a. Pada saat pasien melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas
sendinya secara baik dengan bantuan atau tidak.
b. Pada pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat mengerakkan persendian
sepenuhnya dapat digunakan untuk latihan aerobic.
c. Untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah yang tidak dapat
bergerak
4. Kontaindikasi ROM:
a. Trombus/ emboli pada pembuluh darah.
b. Kelainan sendi atau tulang.
c. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit jantung.
d. Jangan lakukan latihan ini pada sendi yang terinfeksi.
e. Jangan dilakukan pasien yang hypermobility adalah gerakan sendi yang berlebih
misalnya pada orang yang dapat menekuk jempol kebelakang pergelangan tangan,
menepatkan kaki kebelakang kepala karena hal ini dapat mempengaruhi kerja sendi
tubuh lainnya
Berman. Audrev dkk. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Ed. V. Jakarta: EGC
Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Ed. VIII. Jakarta: EGC
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC
Price. Anderson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. V. Jakarta:
EGC
Suratun dkk. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskletal. Jakarta: EGC