Oleh:
Andi Uznul Alriansyah (K1A1 14 007)
Pembimbing:
dr. Zida Maulina Aini, M.Kedtrop
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat Laporan Studi Kasus
Kedokteran Okupasi ini dalam rangka sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian
Kedokteran Okupasi Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya
sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Zida
Maulina Aini, M.Kedtrop
atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala
dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Laporan Studi Kasus Kedokteran Okupasi ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umunya
serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan
perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat
dalam menyelesaikan laporan ini penulis ucapkan terima kasih.
Kendari,Agustus 2019
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Shariff (2007), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak
dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja
menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja
biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu tinggi (ILO, 2013).
4
tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan pemakaian zat-
jantung, stroke, kanker yang ditimbulkan oleh masalah hormon, dan sejumlah
survey pada tempat kerja dengan cara observasi dan pengumpulan data
B. Tujuan Penulisan
akibat hubungan kerja pada karyawan industri PT. Abadi Makmur Ocean
5
C. Manfaat
diagnosis penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit akibat hubungan kerja
(PAHK).
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Tenggara yang mempunyai pekerja 9.113 orang yang sudah termasuk jumlah
salah satunya adalah PT. Abadi Makmur Ocean (PPS Kendari, 2015).
diekspor juga ke negara lain dalam hal ini Thailand (PT. Abadi Makmur
Ocean, 2018).
7
karyawan lepas, dengan jam kerjamulaidari 08.00-16.00 (PT. Abadi Makmur
Ocean, 2018).
nelayan dengan menggunakan truck dan mobil pick up. Bahan baku
Setelahpembongkaranbahanbakuselanjutnyabahanbakuberupaudangdit
imbanguntukmengetahuisize/ukuranudangdariberatnya.
c. Sortasi
memperoleh udangdalam bentuk atau kualitas yang baik dan ukuran yang
seragam.
8
e. Penyusunan dalam pan
f. Pembekuan
Setelah dilakukan penyusunan selanjutnya proses pembekuan. Udang
kedalam ruang pembekuan yaitu ABF (Air Blast Freezer) dengan suhu -
menjaga suhu ruangan yaitu 16 0C. Udang kemudian dikeluarkan dari pan
Tujuannya yaitu agar produk tidak tertukar dengan produk lain dan
9
h. Pengiriman
dilakukan kepada dua belah pihak melalui syarat- syarat penjualan yang
10
C. Upaya Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja yang dilakukan oleh PT. Abadi Makmur Ocean
dinlai belum maksimal dalam upaya promotif dan preventif pada saat
a. Pelayanan promotif
bekerja yang dibiarkan licin, tempat istirahat dengan ganti baju pekerja
b. Pelayanan preventif
c. Pelayanan kuratif
11
d. Pelayanan rehabilitatif
12
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Ny.S
Alamat : Lapulu
Pendidikan : SMP
B. Anamnesis Klinis
1. Keluhan Utama
Gatal
2. Anamnesis Terpimpin
bahan baku kurang lebih sudah 8 bulan berjalan. Tiap harinya Ny. S
mengeluh merasakan gatal disertai perih pada kedua telapak tangan. Gatal
tidak menjalar, gatal dan perih dirasakan berat apabila telapak tangannya
dibiarkan basah dengan cairan yang terdapat di dalam peti kemas udang.
13
(+) menggunakan salep tetapi pasien tidak mengetahui namanya, riwayat
keluarga (-)
sebelumnya disangkal.
g. Riwayat DM disangkal
4. Riwayat Kebiasaan
Riwayat kebiasaan dalam hal ini yaitu pola makan berlebih (+),
(-).
5. Riwayat Pengobatan
sendiri.
bawah. Saat ini Ny. S bekerja sebagai pekerja lepasdi salah satu
perusahaan pengolahan ikan dan udang. Ny. S tinggal bersama Suami dan
14
sebagai pekerja lepas dan dari suami yang bekerja sebagai buru
C. Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan
2. Uraian Tugas
a. Tugas
b. Jadwal kerja
Satu pekan dengan durasi 8 jam kerja setiap harinya mulai pukul
WITA.
15
Tabel 2. Urutan kerja pasien
Waktu (WITA) Kegiatan
05.00-06.00 Bangun, sholat, sarapan pagi
06.00-07.00 Membersihkan dan merapikan rumah
07.00-07.30 Mandi dan bersiap menuju tempat kerja
16
3. Bahaya Potensial
17
troly Fraktur Tergelincir
Dislokasi Kelelahan,
terlindas
Pengamasan dan Dingin, - - Gerakan - Hipotermi Teriris
penyimpanan berulang Commoncold Tergelincir
Mendorong Carpal tunnel syndrome
troly
18
4. Hubungan Pekerjaan Dengan Penyakit Yang Dialami
a. APD dalam hal ini sarung tangan yang digunakan berbahan kain jadi
tidak melindungi dari cairan yang terdapat pada peti kemas, selain itu
D. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Suhu : 36,0oC
19
Status Generalisata
Thorax : normochest,simetris,pernafasan,thoraco
abdominal
bawah bawah
20
E. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
F. Resume
tangan. Gatal tidak menjalar, gatal dan perih dirasakan berat apabila
peti kemas udang ,riwayat keluhan yang berulang (+) apabila tidak
G. Diagnosis Okupasi
1. Diagnosis Klinis
phototoxic misalnya tar, paparan akut zat-zat (asam, basa) atau paparan
21
kronis kumulatif untuk iritasi ringan (air, detergen, bahan pembersih
dan merendam ikan dan udang Jenis klorin diantaranya gas klorin
(menimbulkan rasa terbakar pada kulit, sistem pernafasan dan lain – lain),
calcium hypochloryte ( mudah larut dalam air dan bersifat korosif), dan
ini bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kontak dengan bahan kimia iritan
saja. Akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Faktor yang
mungkin dapat diperoleh dari pekerjaan yakni lama paparan dengan bahan
kimia dan masa kerja ataupun dari pekerja itu sendiri seperti pengetahuan,
Masa kerja ±8 bulan dengan durasi kerja 8 jam setiap harinya (7 hari
22
betung, kota bandar lampung mengatakan bahwa terdapat 85% penderita
Pekerjaan
7. Diagnosis Okupasi
(PAK).
H. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Cetrizin 10 mg Tab 1 X 1
23
2. Non Medikamentosa
kimiawi
b. Memakai alat pelindung diri bagi mereka yang bekerja dengan bahan
iritan
3. Okupasi
24
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Definisi
imunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen
B. Klasifikasi
(Sularsito,2008) :
iritan akut.Penyebab DKI akut adalah iritan kuat, misalnya larutan asam
sulfat dan asam hidroklorid atau basa kuat,misalnya natrium dan kalium
terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema
25
Gambar 2: DKI akut akibat penggunaan pelarut industri
26
Gambar3 : DKIKronisakibatefekkorosif darisemen.
4. Reaksi Iritan
dapatmenjadiDKI kumulatif.
5. ReaksiTraumatik (DKITraumatik)
27
6. Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous
iritan, biasanya terjadi di daerah wajah, kepala dan leher, asam laktat
atau gesekan yang berulang. DKI Gesekan berkembang dari respon pada
gesekan yang lemah, dimana secara klinis dapat berupa eritema, skuama,
fisura, dan gatal pada daerah yang terkena gesekan.DKI Gesekan dapat
psoriasis dengan plakat merah menebal dan bersisik, tetapi tidak gatal.
28
9. Dermatitis Kontak Iritan Akneiform
yang steril dan transien, dan dapat berkembang beberapa hari setelah
pajanan, tipe ini dapat dilihat pada pasien dermatitis atopi maupun pasien
dermatitis seboroik.
tanpa menggunakan pelembab pada kulit. Gatal yang hebat, kulit kering,
29
Gambar 7 : DKI Asteatotik.
C. Patofisiologi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan
iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Ada empat mekanisme yang
D. Diagnosis
cermat dan pengamatan gambaran klinis yang akurat, DKI akut lebih mudah
gambaran klinis yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan dengan DKA,
30
selain anamnesis, juga perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk lebih
Pemeriksaan Penunjang :
Patch test dilepas setelah 48 jam, hasilnya dilihat dan reaksi positif
E. Penatalaksanaan
pajanan bahan iritan baik bersifat mekanis, fisik, dan kimiawi dan
memakai alat pelindung diri bagi mereka yang bekerja dengan bahan
iritan.
3. Glukokortikoid topikal
31
yang lama dari kortikosteroid dapat menimbulkan kerusakan kulit pada
stratum korneum. Pada pengobatan untuk DKI akut yang berat, mungkin
32
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
(PAK)
B. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
Andini, F. 2015. Risk Factors of Low Back Pain in Workers.J Majority 4(1): 12-9
Byrd, JWT. 2007. Evaluation of the Hip: History and Physical Examination.
North American Journal of Sports Physical Therapy 2(4): 231-40.
Habif T. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4th ed.
USA: mosby; 2003. p.62-64
International Labour Organization. 2013. Health and Safety in Work Place for
Productivity. Geneva
Kamath, SU., Kamath, SS. 2017. Laseque Sign. Journal of Clinical and
Diagnostic Research 11(5) : 1-2
Nurrahman, MN. 2016. Hubungan Masa Kerja dan Sikap Kerja Terhadap
Kejadian Low Back Pain pada Penenun di Kampoeng BNI Kabupaten
34
Wajo.Skripsi. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. Makassar
Rossi, R., Dettoni, F., Bruzzone., Cottino, U., D’Elicio, D., Bonasia, DE. 2011.
Clinical Examination of the Knee: Know Your Tools for Diagnosis of Knee
Injuries. Sport Medicine, Arthroscopy, Rehabilotation, Therapy &
Technology 3(25) : 1-10.
Sularsito, S.A dan Suria Djuanda, editors. Dermatitis. In: Djuanda A, Mochtar H,
Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.p.130-133.
Wilkinson SM, and Beck MH. Rook’s Textbook Of Dermatology 7th ed.
Australia: Blackwell Publishing. 2004.chapter 19.
Wolff C, Richard AJ, and Dick S, editors. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis
Of Clinical Dermatology 5th ed. New York: McGraw - Hill; 2005.
Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors.
Fitzpatrick’sDermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw
- Hill; 2008.p.396-401.
35
LAMPIRAN
36
37
38