Anda di halaman 1dari 5

Judul Jurnal : Jurnal e-BioMedik (eBM)

Judul : Forced Expiratory Volume In One Second (FEV-1) Pada Penduduk


Yang Tinggal Di Dataran Tinggi
Volume : Vol 2 No. 3
Tahun : 2014
Penulis : Ray E. Monelaar, J.V Rampengan, S. R. Marunduh

1. Latar Belakang
Sistem pernapasan dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh struktur
tersebut terlibat dalam proses respirasi eksternal yaitu proses pertukaran
oksigen (O2) antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbondioksida (CO2)
antara darah dan atmosfer. Yang termasuk struktur utama system pernapasan
adalah saluran udara pernapasan, terdiri dari saluran napas atas dan saluran
napas bawah, serta paru (parenkim paru).
Dataran tinggi adalah dataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau
pegunungan. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi.
Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateu). Penelitian yang dilakukan
Jaowenny dkk, menyimpulkan bahwa perkembangan rata-rata fungsi paru
(FVC, FEV-1) pada orang yang tinggal di dataran tinggi lebih besar daripada
fungsi paru (FVC, FEV-1) orang yang tinggal di dataran rendah. Hal ini berarti
makin rendah tekanan udara di suatu daerah akan diikuti pula peningkatan
fungsi paru (FVC, FEV-1).
2. Metode
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah jenis penelitian
deskriptif dengan menggunakan tabel distributif frekuensi. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh warga desa yang memenuhi kriteria inklusi.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Seiring bertambahnya umur, secara fisiologis, fungsi paru menurun baik
kemunduran struktur maupun kemunduran fungsi.Penurunan tersebut
dikarenakan menurunnya elastisitas paru dan meningkatnya kekakuan dinding
dada. Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah
usia 40 tahun dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. Dalam keadaan
normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan dan kapasitas paru.
Frekuensi pernapasan pada orang dewasa antara 12-20 kali permenit, pada
anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada bayi sekitar 30-40 kali
permenit. Mulai dari fase anak-anak sampai dewasa terjadi pertumbuhan paru
sehingga pada waktu itu nilai fungsi paru semakin besar bersamaan dengan
pertambahan usia. Beberapa waktu nilai fungsi paru menetap kemudian
menurun secara perlahan-lahan, biasanya umur 30 tahun sudah mulai
mengalami penurunan.Menurut suatu teori, semakin tua umur seseorang maka
semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada warga desa Rurukan, didapatkan
paling banyak nilai FEV-1 normal (>75 %) yaitu 29 orang (80%), dikuti
dengan obstruktif ringan (60-80) yaitu sebanyak 1 orang (1%).
Judul Jurnal : Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
Judul : Survey Kapasitas Paru-Paru Manusia Acuan Indonesia Pada Suku
Jawa
ISSN : 0854-4085
Tahun : 1996
Penulis : Iin Kurnia, Sugiyana, Pudjadi, dan Syahman Thalib

1. Pendahuluan
Saat ini pemakaian teknologi nuklir di Indonesia sudah semakin luas,
mulai dari bidang kedokteran dan pertanian sampai bidang industri. Selain,
manfaat yang diperoleh terkandung pula resiko bagi kesehatan bagi pekerja
radiasi dan masyarakat umum. Oleh karena itu setiap kegiatan yang
berhubungan dengan aplikasi teknologi nuklir harus selalu diterapkan aturan-
aturan keselamatan radiasi secara benar. Kalau dibandingkan dengan manusia
Indonesia, maka pada manusia Kaukasian tersebut mempunyai perbedaan
habitat, ras, ukuran tubuh, kebiasaan dan pola makan. Perbedaan-perbedaan
ini akan mempengaruhi parameter fisiologi dan metabolisme sehingga
deskripsi kuantitatif manusia acuan yang bersumber dari manusia kaukasian
tidak dapat diadopsi langsung untuk manusia Indonesia.
2. Teori
Nilai VC (Kapasitas Vital Paru-Paru) dan FVC (Kapasitas Vital Paru-paru
dengan tenaga maksimal) dari paru-paru adalah salah satu cara untuk
memprediksi volume paru-paru. Kapasitas vital paru-paru ini sangat
bergantung pada umur, jenis kelamin dan berat tubuh dan kapasitas paru-paru
ini akan bekurang dengan adanya gangguan kronis paru-paru. VC paru-paru
merupakan volume udara yang dikeluarkan dengan menggunakan tenaga
setelah melakukan inspirasi pernafasan maksimal. Kapasitas vital paru-paru ini
mewakili volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru, sedangkan
volume total paru-paru merupakan kapasitas vital ditambah dengan udara yang
tertinggal (residu) yang tidak dapat dikeluarkan dari dalam paru-paru.
3. Metode
Pengukuran VC dan FVC dilakukan dengan menggunakan alat Mikrospiro
HI501 Spirometric Diagnostic System produksi Chest M.I Inc, Tokyo, Japan.
Peralatan ini didesain untuk memeriksa fungsi paru-paru dengan cepat.
4. Hasil
a. VC
Kapasitas vital paru-paru laki-laki (Vcp) terbesar pada kelompok umur
laki-laki populasi pada daerah pertanian dan urban terdapat pada
kelompok umur 21-3 0 tahun, sedangkan pada populasi nelayan pada
kelompok umur 16-20 tahun. Kapasitas vital paru-paru perempuan (Vcp)
terbesar dari masing-masing pupolasi terdapat pada kelompok umui yang
berbeda. Pada daerah nelayan pada kelompok umur 31 - 40 tahun,
pertanian 21-30 tahun dan urban 16 - 20 tahun. Vcp terbesar justru pada
kelompok umur 16-20 tahun dan kelompok umur 31 - 40 tahun.
b. FVC
FVC pada kelompok umur 21 sampai 30 tahun laki-laki pada ke tiga
populasi lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur 6 - 15, 16 - 20,
31 - 40 dan 41 ke atas. Sedangkan pada kelompok umur 6 - 15 tahun
paling kecil dan kelompok umur 41 tahun ke atas lebih kecil dibanding 16
- 20, 21 - 30 dan 31 - 40 tahun. Kapasitas vital dengan tenaga perempuan
terbesar dijumpai pada kelompok umur 16 - 20 tahun pada populasi
pertanian dan urban sedangkan pada populasi nelayan pada kelompok
umur 31 - 40 tahun.
5. Pembahasan
a. VC
Lebih tingginya VC pada usia 16-20 tahun ini kemungkinan pada usia ini
pada daerah nelayan sedang mengalami pertumbuhan dan belum
melakukan aktivitas melaut sehingga kcmampuan otot-otot pada sistem
pernafasannya lebih besar untuk dapat menghirup udara lebih banyak,
sedangkan pada kelompok umur 21-30 tahun nilainya lebih kecil. Populasi
pada kelompok umur ini diduga sudah banyak aktif di laut yang sebagian
besar pada waktu malam hari yang pada umumnya dalam kondisi lebih
lembab. Aktivitas ini diduga akan mempercepat terjadinya kerusakan pada
sistem pernafasan, khususnya paru-paru. Di daerah pertanian maupun
daerah urban aktivitas seperti halnya pada daerah nelayan relatif rendah
frekuensinya sehingga kerusakan pada paru-paru seperti pada daerah
nelayan tidak terjadi.
b. FVC
Lebih tingginya FVC paru-paru laki-laki pada kelompok umur 21-30 tahun
pada kelompok petani ,daerah urban dan daerah nelayan kemungkinan
dapat dikaitkan dengan ukuran paru-paru yang sudah optimal serta
kelompok umur tersebut merupakan usia yang lebih banyak aktif bekerja
dalam kondisi lingkungan yang relatif tidak lembab. Adanya perbedaan
nilai FVC paru-paru tertinggi perempuan dengan laki-laki diduga
disebabkan oleh perbedaan aktivitas yang mendorong proses pernafasan
dalain menghirup udara antara laki-laki dan wanita.
6. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Pada populasi pertanian dan urban kapasitas vital paru-para laki-laki
terbesar didapatkan pada kelompok umur 21-30 tahun, sedangkan pada
populasi nelayan kapasitas vital paru-paru terbesar pada kelompok umur 16-20
tahun. Selanjutnya pada perempuan kapasitas terbesar terdapat pada kelompok
umur yang berbeda untuk masing-masing populasi.
2. Kapasitas vital paru-paru dengan tenaga maksimal laki-laki terbesar
pada ke tiga populsi terdapat pada kelompok umur 21 - 30 tahun. Sedangkan
pada perempuan populasi pertanian dan urban terdapat pada kelompok umur
16-2 0 tahun dan pada populasi nelayan pada kelompok umur 31 - 40 tahun.
3. Kapasitas vital paru-paru rata-rata laki-laki dan perempuan manusia
Jawa adalah 3,4 dan 2,2 lebih kecil dari kapasitas vital paru-paru yang
direkomendasikan oleh ICRP masing masing adalah 5,2 dan 3,61.

Anda mungkin juga menyukai