Pemeriksaan Radiologi Waters
Pemeriksaan Radiologi Waters
PENDAHULUAN
1 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
pada sistim saraf otonom yang menimbulkan perubahan-perubahan pada
mukosa sinus. Sinusitis dapat menyebabkan seseorang menjadi sangat
sensitif terhadap beberapa bahan, termasuk perubahan cuaca pencemaran
alam sekitar. Pasien sinusitis biasanya datang ke dokter dengan keluahan
sakit kepala (cephalgia) pada daerah sinus , dan bernafas menggunakan
mulut.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan mempelajari teknik radiografi yang digunakan pada
kasus sinusitis
1.3.2 Dapat mengetahui dan melakukan teknik pemeriksaan
radiografi waters
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Institusi Akademik
Menambah daftar kepustakaan dan sebagai bahan studi bagi
mahasiswa dan tenaga pendidik tentang teknik radiografi waters
yang digunakan pada pemeriksaan sinusitis
1.4.2. Bagi Institusi Rumah Sakit
masukan dan pertimbangan bagi perbaikan protap rumah
sakit dan juga tim kesehatan khususnya untuk para radiografer
2 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
mengenai teknik radiografi waters dalam pemeriksaan sinusitis di
instalasi Radiologi RSUD Bhakti Dharma Husada
1.4.3. Bagi Pembaca
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu
kesehatan, khusunya dalam bidang radiologi tentang teknik
radiografi Waters pada Kasus Sinusitis
1.4.4. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan penulis
tentang bagaimana teknik radiografi waters pada kasus sinusitis yang
benar
1.5. BATASAN
Pembatasan bahasan hanya pada teknik radiografi waters dengan
Kasus sinusitis
3 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
BAB II
DASAR TEORI
Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu,
pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah
bukanlah diagnosis tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat
beragam.
2.2.1 Anatomi
a.Lumbal
4 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
Vertebralis lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar.
Badannya lebih besar dibandingkan badan vertebra lainnya dan berbentuk
seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar, tebal, dan berbentuk seperti kapak
kecil. Prosesus transversusunya panjang dan langsing. Apophyseal joint dari
lumbal lebih ke posterior dari coronal plane, artikulasi ini dapat dilihat dengan
posisi oblik. Foramen intervertebralis dari lumbal berada ditengah dari sagital
plane.
Vertebra lumbal terdiri dari dua komponen, yaitu komponen anterior yang
terdiri dari korpus, sedangkan komponen posterior yaitu arkus vertebralis yang
terdiri dari pedikel, lamina, prosesus transverses, prosesus spinosus dan
prosesus artikularis. Setiap dua korpus vertebra dipisahkan oleh discus
intervertebralis dan ditahan serta dihubungkan satu dengan yang lain oleh
ligamentum.
b.Sakrum
5 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
Sakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada
bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata
(atau tulang koxa) dan membentuk bagian belakang rongga pelvis(panggul).
Dasar dari sacrum terletak di atas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima
dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Tepi anterior dari basis sacrum
membentuk promontorium sakralis.
2.2.2 Fisiologi
6 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
2.3 PATOFISIOLOGI
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang
berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat
terjadikarenaosteoarthritis, rheumatoidarthritis,prosesregenerasi discus interver
tebralis dan tumor.
Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang
juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Degenerasi
5. Kongenital
7 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
b. Nucleus pulposus kehilangan cairan
d. Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan
dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala.
a. Posisi pasien
8 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
- Pasien Berdiri ( Erect ) menghadap wall bucky
b. Posisi objek
- Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan
bucky
- atur kepala sehingga OML akan membentuk sudut 37 derajat
terhadap bucky
- atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan bucky
- Instruksikan pada pasien untuk membuka mulut dan tidak
mengubah posisi
- pastikan tidak ada rotasi
c. Central Ray
- Tegak lurus dengan bidang film
d. Central Point
- Center Point lurus menuju achantio
e. Film Focus Distance (FFD)
- FFD berjarak 100 cm.
f. Kaset
- Menggunakan 18 atau 24
g. Kolimasi
- Secukupnya pada daerah skull
- Daerah sinus tidak boleh terpotong
h. Kriteria gambar :
- Tampak bagian inferior sinus maxillary, inferior orbita rim, tampak
gambaran sinus frontalis , sinus ephenoid tampak apabila pasien
membuka mulut
9 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
BAB III
PAPARAN KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1. METODOLOGI
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di instalasi Radiologi RSUD BHAKTI
DHARMA HUSADA
3.1.2 Waktu Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada saat penulis melaksanakan
praktek kerja lapangan mulai tanggal 1 Desember 2014 sampai dengan
29 desember 2014.
3.1.3 Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data pada
penyusunan laporan kasus ini. Sebagai berikut :
a) Observasi
Penulis melakukan pengamatan tentang cara pemeriksaan
radiografi foto waters pada pasien sinusitis yang ada di RSUD
BHAKTI DHARMA HUSADA
b) Dokumentasi
Hasil Pengamatan yang telah dilakukan penulis kemudian di catat ,
hasil foto radiografi waters dan hasil bacaan pun di dokumentasikan
sebagai pertimbangan pembuatan laporan ini
c) Studi Pustaka
Penulis melakuakan kajian literatur yang berhubungan tentang foto
radiografi waters dan sinusitis . Kajian literatur sebagai sumber
sekunder sangat diperlukan dalam penyusunan laporan kasus ini.
10 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
3.1.4 Metode Analisis Data
Metode Analisis data yang digunakan penulis adalah mengadakan observasi
secara langsung pada pemeriksaan radiografi waters serta membuat catatan dan
pemeriksaan radiologis waters pada pasien sinusitis. Selanjutnya dari data yang sudah
11 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
-wall bucky
b. Persiapan Pasien
- Petugas radiologi mengambil formulir permintaan pemeriksaan,
kemudian memverifikasi formulir permintaan foto dan
menginput pemereiksaan pada komputer database rumah sakit
- Petugas radiologi mencatat di buku registrasi radiologi, no
registrasi, nama pasien, umur, ruangan pengirim dan x ray foto
yang diminta
- Petugas radiologi mempersiapkan prasarana pembuatan xray foto
waters
- Petugas radiologi memanggil pasien lalu menanyakan pasien
minimal nama, umur, alamat pasien supaya tidak terjadi
kesalahan lalu pasien dipersilahkan masuk
- Berikan Salam, Senyum, Sapa dan memperkenalkan diri serta
memberikan penjelasan tentang pemeriksaaan yang akan
dilakukan
- dipersilahkan untuk melepas benda benda pada daerah kepala
seperti kacamata , anting , ataupun gigipalsu agar hasil radiologi
tidah terdapat Artifact yang dapat menggangu diagnosis
c. Posisi Pasien
- Pasien Berdiri ( Erect )
d. Posisi Objek
- Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan
bucky
- atur kepala sehingga OML akan membentuk sudut 37 derajat
terhadap bucky
12 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
- atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan bucky
- Instruksikan pada pasien untuk membuka mulut dan tidak
mengubah posisi
- pastikan tidak ada rotasi
e. Arah Sinar
-Central Ray tegak lurus dengan bidang datar kaset
g. Kolimasi
- Secukupnya pada daerah skull
- Daerah sinus tidak boleh terpotong
h. Faktor Eksposi
-KV: 75
-mAs: 16
-FFD:90-100 cm
i. Exposure
-Dilakukan pada saat pasien dan objek tidak bergerak
j. Evaluasi Radiograf
-sinus frontalis kanan kiri normal
-sinus maksilaris kanan tampak perselubungan , kiri normal
-sinus ethmoidalis kanan kiri normal
-sinus sphenoidalis kanan kiri normal
13 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
-tak tampak penebalan mukolsa cavum nasi kanan kiri
-septum nasi ditengah
Kesimpulan:
- sinusitis maksilaris kanan
k. Hasil Radiograf
3.2.4. Pembahasan
14 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
Pemeriksaan foto waters pada kasus sinusitis seringkali dibuat berdiri
karena dengan berdiri air fluid level (batas cairan) pada sinus dapat terlihat
lebih jelas. Gambaran air fluid level ini sendiri dapat disebakan oleh cairan
pada sinus atau polip. Air fluid level ini sangat diperlukan oleh radiolog untuk
menentukan tingkat keparahan sinusitis serta menentukan tindakan
selanjutnya, sehingga sangat diperlukan dilakukan foto waters dalam keadaan
berdiri.
BAB IV
15 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Studi kasus ini bisa menambah kepustakaan dan sebagai bahan studi
bagi mahasiswa dan bisa menambah wawasan tentang teknik radiografi waters
pada kasus sinusitis
c. Bagi Pembaca
16 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
d. Bagi Penulis
17 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada
DAFTAR PUSTAKA
18 | I n s t a l a s i R a d i o l o g i - R S U D B h a k ti Dharma Husada