Muhammad Agus
HMI Cabang Samarinda
4/15/2016
REVITALISASI SEKTOR PERTAMBANGAN
DALAM PERSPEKTIF KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN
Oleh:
Muhammad Agus
i
PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH
Muhammad Agus
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah LK2 penulis dengan judul “Revitalisasi Sektor Pertambangan Dalam
Perspektif Keislaman Dan Keindonesiaan”, yang penulis tulis berdasarkan
referensi yang penulis miliki. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik, saran
dan usulan demi memperbaiki makalah penulis di kemudian hari. Mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya penulis berharap makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.Terimakasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit Lalu
kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya.
dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka
macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”
“dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas itu dalam neraka
jahannam lalu dibakar dengannya dahi mereka lambung dan punggung mereka
(lalu dikatakan) kepada mereka: inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpna itu”
Berdasar pada uraian diatas sudah menjadi kewajiban bagi kader HMI yang
memiliki tujuan dalam meningkatkan kualitas dirinya (5 kualitas insan cita) untuk
menjadi khalifah sebagaimana menjadi fitrah manusia (Q.S. Al Baqarah : 30) dan
juga dalam tujuan HMI demi mewujudkan masyarakat adil makmur dengan
memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia itu sendiri tanpa
melupakan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam yang tidak
terbaharukan untuk mencapai tujuan akhir HMI yang semata–mata hanya
mengharap ridho Allah SWT.
M u h a m m a d A g u s| 3
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dipaparkan pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana HMI dengan kesiapannya menjawab permasalahan yang ada
pada wilayah geografisnya?
2. Bagaimana langkah HMI dalam mengemban misi ke-Indonesia-an dalam
sektor pertambangan?
M u h a m m a d A g u s| 4
BAB II
PEMBAHASAN
M u h a m m a d A g u s| 6
Selanjutnya, pasal 2 ayat (1) UUPA menyatakan:
“atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) UUD dan hal-hal sebagai yang
dimaksud pasal 1, bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai
organisasi kekuasaan seluruh rakyat”.
Melihat kondisi realita sekarang, dimana dengan sumber daya alam yang
begitu melimpah sebagian besar rakyat Indonesia masih saja berada dalam zona
kemiskinan. Pengelolaan sumber daya alam masih sangat jauh dari apa yang telah
diamanatkan oleh bangsa melalui konstitusi negara. Tuntutan atas muatan dari
pengelolaan sumber daya alam yang harus lebih berpihak pada kepentingan rakyat
dan daerah, merupakan hal yang wajar dan dapat dipahami, karena dijamin oleh
konstitusi negara, persisnya UUD 1945 Pasal 33 ayat (3). Ketentuan dari pasal 33
ayat 3 tersebut, mengandung roh yang menegaskan, bahwa kekayaan alam yang
terdapat di wilayah hukum Indonesia harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
Al-‘Assal & Karim (1999: 72-72) mengutip pendapat Ibnu Qudamah dalam
kitabnya al-Mughni mengatakan:
“Sungguh, Kami telah Mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata
dan Kami Turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia
dapat berlaku adil. Dan Kami Menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat
M u h a m m a d A g u s| 7
dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah Mengetahui siapa yang
menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.”
Pada fiman Allah SWT tersebut diatas menyebutkan besi yang mempunyai
kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia. Dewasa ini besi sangat
dibutuhkan baik dalam hal pembangunan, pendidikan, kehidupan sehari-hari,
pertahanan, kemanan nasional, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa besi
(barang tambang) mempunya peran yang sangat fundamental di era modernisasi
seperti saat ini.
Berdasarkan pada uraian diatas sistem pengelolaan sumber daya alam yang
dituangkan pada Pasal 33 ayat (3) UUD mengalami kekeliruan dalam pemaknaan,
khusunya dalam pemaknaan “...dikuasai negara...”. Sehingga menyebabkan
kurang optimalnya penggunaan sumber daya alam dalam memakmurkan rakyat
Indonesia. Hak menguasai negara atas bahan galian adalah hak dan kewenangan
negara dalam mengendalikan, mengatur, dan mengambil, manfaat serta hasil atas
pengelolaan dan pengusahaan bahan-bahan galian yang dalam pelaksanaannya
harus lebih mengutamakan kebutuhan dan kepentingan nasional, dalam rangka
menjaga stabilitas pertahanan, keamanan, dan ketahanan ekonomi, negara yang
didistribusikan secara adil dan proporsional untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Pada ayat diatas disebutkan bahwasanya agama Islam telah sempurna dan
Islam merupakan agama yang di ridhai Allah SWT, diperuntukkan untuk
mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah kemanusiaannya yakni sebagai
khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata ke
hadirat-Nya. Sebagai agama yang sempurna sudah seharusnya Islam menjadi
solusi bagi setiap permasalahan yang ada. Dalam totalitas kehidupan bangsa
Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber
nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa,
berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan
yang bersifat independen.
Berdasarkan hal tersebut HMI mempunyai tujuan akhir dari kader-kader
yang tertuang dalam pasal 4 AD HMI, yang berbunyi:
Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam
tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan
kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan
islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT. Insan cita HMI pada suatu
M u h a m m a d A g u s| 14
waktu akan merupakan “Intelektual Community” atau kelompok intelegensi yang
mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat
yang sejahtera spiritual adil dan makmur serta bahagia.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Islam merupakan sumber nilai yang
ada pada tubuh HMI. Berkat kesempurnaan ajaran yang ada di Islam, Islam sudah
seharusnya menjadi solusi untuk setiap permasalah yang ada. Tidak berlebihan
rasanya jika HMI dikatakan sebagai solusi bagi permasalahan pengelolaan
kekayaan sumber daya alam yang di Indonesia. Dengan berjalannya perkaderan di
HMI “sumber daya insani” diharapakan akan bermunculan dan menjadi jawaban
atas permasalahan yang ada melalui gerakan Intelektual-Moral dan Spiritual. Tiga
hal itulah yang menjadi ruh perkaderan dan perjuangan di HMI dulu, kini, dan
esok.
“Allah telah Menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di
lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang
mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk
membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu.
Demikianlah Allah Membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil.
Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang
bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah Membuat
perumpamaan.”
Sekarang ini, sudah sepatutnya Islam bisa menjadi jawaban atas segala
permasalahan yang ada di dunia ini, tidak terkecuali pada sektor pertambangan.
Pertambangan Indonesia yang kini dirasa kurang memberikan keuntungan dalam
segi kesejahtraan masyarkat dan kurang bersahabat dengan lingkungan sudah
sepatutnya berubah. Indonesia dengan kekayaan alam tambangnya harus mandiri,
rakyatnya sejahtera secara ekonomi. Begitu pula dengan pengelolaannya,
Indonesia harus mempertegas batas perubahan rona lingkungan yang ditimbulkan
sebagai akibat dari aktivitas pertambangan. Bahkan sudah seharusnya perusahaan
yang melakukan kegiatan penambangan mengembalikan rona lingkungan menjadi
lebih hijau dan lebih bernilai dari sebelumnya agar manfaat dari kegiatan
penambangan dapat dirasakan baik sebelum, pelaksanaan dan pasca tambang itu
sendiri.
Pemerintah sebagai pemangku kebijan sebenarnya telha merumuskan sistem
pengelolaan akan kekeayaan sumber daya alam sejak beridirinya bangsa Indonesia
ini. Hal ini terumuskan melalui UUD 1945 Pasal 33 ayat 3, dimana kekayaan
sumber daya alam di kuasai oleh negara dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat Indonesia. Tujuan pengelolaan mineral dan batubara merupakan upaya
untuk mengurus, mengendalikan dan merumuskan dalam pelaksanaan kegiatan
pertambangan. Kemudian untuk mempertegas penguasaan kekayaan mineral dan
batubara, pemerintah Indonesia kembali menyusun sebuah peraturan untuk
pengelolaan sumber daya alam. Peraturan tersebut tertuang dalam UU Nomor 4
Tahun 2009 Pasal 3 dengan tujuan:
1. Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna dan berdaya saing
M u h a m m a d A g u s| 18
2. Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup.
3. Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau
sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negri.
4. Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional agar lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
5. Meningkatkatkan pendapatan masyarakt lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan pekerjaan untuk sebesar-besarnya kesejahtraan
rakyat.
6. Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara. (Salim, 2012)
M u h a m m a d A g u s| 19
Berdasar pada uraian diatas dapat dilihat bahwa pengelolaan dan
pengusahaan pertambangan yang baik dan benar adalah suatu proses kegiatan
usaha pertambangan mulai dari penetapan wilayah, sampai dengan proses
pengelohan dan pemurnian, dilaksanakan dengan cara sistematis, memenuhi
kriteria teknis, menghormati norma-norma, hak-hak dasar masyarakat setempat,
dan keseimbangan lingkungan hidup, sesuai peraturan perundang-undangan,
untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dan kemandirian
bangsa.
Baik dalam aspek keIslaman ataupun keIndonesiaan sama-sama
mengamanatkan bahwa dalam pengelolaan kekayaan sumber daya alam adalah
sebesar-besarnya untuk kepentingan bersama (kesejahtraan masyarakat). Sebagai
upaya membumikan nilai-nilai keIslaman sudah seharusnya kita bernafaskan
Islam dalam berkegiatan sehari-hari secara umum maupun dalam melakukan
kegiatan penambangan secara khusus. Melalui sektor pertambanganlah, sektor
yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan sumber daya alam (bahan galian
berharga). Dengan demikian tujuan HMI dalam membangun masyarakat
intelektual yang bernafaskan Islam demi terwujudnya masyrakat adil makmur,
dan kemudian selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia memajukan kesejahtraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud melalui sektor
pertambangan. Kemudian itu mendapatkan ridho Allah SWT karena penerapan
nilai-nilai Islami sebagai sumber nilai.
M u h a m m a d A g u s| 20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Islam merupakan agama yang sempurna, berkat kesempurnaan Islam itulah
sudah seharusnya HMI mampu menjawab setiap tantangan zaman yang ada.
Hal ini dikarenakan HMI menjadikan Islam sebagai asas dalam
berorganisasi dan juga sebagai sumber nilai dalam perjuangannya. Sebagai
kader HMI diharuskan mampu menganalisis situasi masyarakat yang
majemuk.
2. Kader HMI dengan keilmuannya menganalisis permasalahan yang ada pada
sektor pertambangan lalu kemudian mencari solusi dari permasalahan
tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah keIslaman dan keIndonesiaan.
Penerapan good mining practice merupakan salah satu solusi untuk
permasalahan pertambangan pada dewasa ini. Good mining practice
mempunyai nilai-nilai keIslaman dan keIndonesiaan didalamnya.
3.2 Saran
Nurcholis majid berkata “dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat
sederhana, yaitu ber-Iman, ber-Ilmu, dan ber-Amal”. Sebagai bagian dalam
upaya mewujudkan tujuan dari didirkannya HMI. Kader HMI ketika menghadapi
masalah dalam dunia sektor pertambangan, mengkaji permasalahan tersebut
dengan Islam sebagai sumber refrensinya didukung oleh pengetahuan disiplin
ilmunya serta pada akhirnya di implementasikan dalam bentuk pengawasan atau
dalam berkegiatan pemanfaatan sumber daya alam tambang.
M u h a m m a d A g u s| 21
DAFTAR PUSTAKA
M u h a m m a d A g u s| 22
LAMPIRAN
M u h a m m a d A g u s| 23
M u h a m m a d A g u s| 24
M u h a m m a d A g u s| 25
M u h a m m a d A g u s| 26
M u h a m m a d A g u s| 27
M u h a m m a d A g u s| 28
M u h a m m a d A g u s| 29