A. Pengertian
Nematoda yang dalam siklus hidupnya membutuhkan tanah untuk menjadi bentuk infektif
B. Anggota
Ascaris lumbricoides Necator americanus
Ancylostoma braziliense Toxocara cati
Ancylostoma caninum Toxocara canis
Ancylostoma ceylanicum Strongyloides stercoralis
Ancylostoma duodenale
C. Ascaris lumbricoides
1. Penyakit : Ascariasis
7. Habitat
Lumen usus halus manusia
8. Portal of …
Entry : Oral, inhalasi
Exit : Anal
9. DH & IH
DH : Manusia
IH :-
10. Siklus Hidup
Di lumen usus halus manusia, cacing dewasa A.
lumbricoides jantan dan betina berkopulasi bertelur
telur fertil keluar bersama feses
Telur fertile tumbuh di tanah lumpur, tidak berpasir
dan teduh telur infektif (telur berisi rhabditiform larva)
Telur rhabditiform infektif tertelan manusia
ke duodenum telur menetas mengeluarkan larva
Larva menembus mukosa usus aliran darah
vena porta hepar jantung kapiler paru
menembus dinding kapiler paru alveolus bronkus
laring faring esofagus tertelan lagi ke usus halus
11. Klinis
Akibat larva
- Luffer’s syndrome (pneumonia) batuk darah
- Urtikaria & eosinophilia
Akibat cacing dewasa
- Spoliative action : protein calori malnutrisi (cacing menyerap makanan dalam usus
yang sudah dicerna)
- Toxic action : typhus, edem, demam, urtikaria
- Mechanical : obstruksi usus
D. Toxocara cati & Toxocara canis
1. Penyakit/Klinis
: Toxocariasis, visceral larva migran (larva infektif yang tertelan tidak bisa
menjadi dewasa
: Di hepar, trias sign Eosinophilia, hepatomegali, hyperglobulinemia pada
hewan
: Di mata choroiditis, iritis
2. Morfologi : Sama seperti Ascaris
3. Siklus Hidup : Sama seperti Ascaris, tetapi terjadi di tubuh hewan
Bentuk oval
Dinding tipis & transparan
Berisi segmented ovum
4. Bentuk Infektif
Larva filariform
5. Morfologi Larva Filariform
Langsing
Buccal cavity tertutup (karena tidak makan)
Mempunyai sheath
Esofagus Panjang
6. Morfologi Larva Rhabditiform
7. Siklus Hidup
Di lumen usus halus manusia, cacing dewasa betina dan jantan berkopulasi bertelur
telur bersegmented ovum keluar bersama feses
Telur menetas mengeluarkan larva rhabditiform setelah 2 hari di tanah yang berpasir,
lembab, dan teduh 5 hari kemudian berkembang menjadi larva filariform 5 hari
Larva filariform penetrasi ke kulit manusia (perkutan aktif/tanpa perantara vektor)
menembus jaringan subkutan migrasi ke saluran limfatik venula sirkulasi vena
jantung paru menembus dinding capiler paru alveoli bronkiolus bronkus
trachea faring laring esofagus tertelan lagi ke usus menjadi cacing dewasa
lagi di usus halus manusia
9. Habitat
Lumen usus halus manusia
10. DH & IH
DH : Manusia
IH : -
2. DH & IH(-)
DH Ancylostoma braziliense : kucing
DH Ancylostoma caninum : anjing
Bentuk silindris
Punya 2 pasang gigi
Jantan : ujung posterior melengkung ke ventral
Betina : ujung posterior tumpul & lurus
5. Kepentingan Medis
Creeping eruption pada hewan
G. Strongyloides stercoralis
3. Morfologi Telur
Mirip hookworm
6. DH & IH(-)
DH : Manusia
7. Siklus Hidup
a. Direct / Parasitic :
Larva filariform menembus kulit manusia → paru → alveoli → bronkiolus → bronkus →
trakea → faring → tertelan menuju usus halus → moulting menjadi cacing dewasa betina
→ hidup di usus halus → memproduksi telur secara parthenogenesis → menetas
mengeluarkan larva rhabditiform. Larva rhabditiform :
Keluar Bersama feses → siklus free living
Menimbulkan autoinfeksi : menembus mucosa usus (internal autoinfection),
menembus kulit perianal (external autoinfection) → tumbuh dewasa → tersebar ke
seluruh tubuh → infeksi persisten bertahun-tahun atau hiperinfeksi pada pasien
immunosupresi
8. Gejala Klinis
Gejala GIT (nyeri abdomen, kembung) & paru (Loeffler’s syndrome)
Urtikaria, shock, sepsis
Komplikasi paru & syaraf
Pasien immunosupresi : gejala strongyloidiasis berat
2. Morfologi Dewasa
Bentuk seperti cambuk
3
bagian anterior seperti benang
5
2
posterior tebal & ujungnya membulat (berisi intestine &
5
satu set alat reproduksi)
Cacing jantan : ujung melingkar ke arah ventral
B. Capillariasis
1. Agents
Capillaria philippinensis → intestinal capllariasis
Menginfeksi hewan tetapi kadang-kadang dapat menginfeksi manusia :
Capillaria hepatica → hepatic capillariasis
Capillaria aerophile → pulmonary capillariasis
2. Morfologi
Dewasa Jantan
Ujung posterior tumpul, melengkung ke ventral
Panjang esofagus ½ Panjang badan, dikelilingi stikos
Dewasa Betina
Ujung posterior lancip lurus
Panjang esofagus 1/3 – ½ Panjang badan
Uterus berisi telur atau larva
Telur
Peanut shape
6. DH : Manusia
IH : Ikan
8. Gejala Klinis
Capillaria philippinensis : nyeri abdomen, diare, autoinfeksi → kehilangan protein
Capillaria hepatica : acute atau subacute hepatitis, eosinophilia
Capillaria aerophile : batuk, asthma, pneumonia
C. Trichinella spiralis
1. Morfologi
Dewasa Betina
Ujung posterior tumpul, lurus
Vulva terletak di 1/3 anterior
Larva
Larva berada di otot, melingkar
seperti spiral di dalam kista
Bentuk kista bulat lonjong
Kista yang mati akan mengalami
pengapuran
7. Gejala Klinis
Invasi di usus : gejala GIT (diare, muntah, nyeri abdomen)
Migrasi larva ke otot : oedema periorbital & wajah, konjungtivitis, demam, myalgia &
kelelahan otot (akibat encystasi), skin rash, eosinophilia
Gejala fatal : myocarditis, gangguan CNS, pneumonitis
D. Enterobius (Oxyuris) vermicularis
1. Morfologi
Berbentuk silindris seperti spindle
Punya cervical alae / pelebaran cuticula di anterior
Tidak punya buccal cavity
Esofagus berbentuk lonceng, di ujungnya terdapat pelebaran
(double bulb oesophagus)
Dewasa Jantan
Ujung posterior tumpul & melengkung ke ventral
Terdapat spiculae
Dewasa Betina
Ujung posterior lurus & runcing
Telur
Berbentuk plano-convex & asimetris
Dinding transparan
Berisi larva
Retrograde Infection
Telur di perianal menetas jadi larva → migrasi ke
rectum → colon → jadi cacing dewasa
7. Patogenesis & Gejala Klinis
Gatal & iritasi perianal
Migrasi ke organ reproduksi atau urethra : keradangan, leukorhoe, salpingitis
Insomnia, nausea, vomiting, nafsu makan berkurang, BB turun
Gigi gemertak, hiperaktif, nocturnal enuresis (ngompol)
E. Gnathostoma spinigerum
1. Morfologi
Dewasa
Bentuk silindris
Bagian anterior membulat
Cacing jantan lebih kecil daripada betina
Telur
Berbentuk oval
Dinding transparan
Terdapat knob transparan pada salah satu
ujung
2. Bentuk Infektif
IH 1 (Cyclops sternuus) : Larva stadium 1
IH 2 (ikan, reptile, amphibi) : Larva stadium 2
7. Gejala Klinis
Nyeri abdomen & gejala alergi
Cutaneus larva migran + pembengkakan & keradangan
8. Siklus Hidup
Telur keluar bersama feses DH (kucing, anjing, harimau babi) → menetas menjadi larva di air
→ dimakan cyclops → larva std 1 menjadi larva std 2
Cyclops dimakan ikan, reptile, amfibi → IH 2 mengandung larva std 3 → dimakan paratenic
host (ayam, bebek) → larva std 3 tumbuh jadi cacing dewasa di dinding lambung atau usus
Jika manusia makan daging ayam, bebek yang tidak matang, atau minum air tidak masak
yang mengandung larva std 3 (akibat lepasnya larva std 3 dari ikan yang mati) → larva tidak
dapat tumbuh dewasa → migrasi ke organ dekat kulit
F. Dracunculus medinensis
1. Morfologi Dewasa Betina : bentuk silindris, bagian anterior membulat, bagian posterior tumpul
melengkung ke ventral, terdapat spiculae
2. Morfologi Dewasa Jantan : bentuk silindris, bagian anterior membulat, bagian posterior lancip &
lurus
3. Bentuk infektif : larva std. 3
4. DH : Manusia
5. IH : Ikan, cyclops
6. Gejala Klinis :
Rasa terbakar (melepuh pada kulit)
Diare, mual, muntah
Gatal-gatal di kulit
7. Portal of Entry : Peroral
8. Portal of Extry : Perkutan
9. Habitat : usus halus manusia
10. Siklus Hidup :
Larva stadium 1 keluar lewat kulit → menuju air → dimakan cyclops
Larva std. 1 menjadi larva std. 3 pada cyclops → tertelan bersama air ke dalam tubuh manusia
→ cyclops mati → larva std. 3 keluar menuju usus halus → tumbuh dewasa & bereproduksi →
bertelur → telur menetaskan larva → larva std. 1 migrasi ke kulit