Psikososial Pada Daerah Banyumas
Psikososial Pada Daerah Banyumas
Disusun Oleh :
1. Dhesyiva Rosa Nabila (1911020075)
2. Shafrizal Bintang Ramadhan (1911020094)
3. Ita Nurchasanah (1911020100)
4. Siti Khusnul Julaikha (11020102)
5. Khusna Azizah (11020116)
Prodi Keperawatan S1
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Kata Pengantar
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, kareba berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Analisa Kebudayaan Daerah
Banyumas-Sekitar Pada Ibu Hamil terkait dengan Kesehatan dalam pandangan
Psikososial Keperawatan” dengan lancar dan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok dari Mata Kuliah Psikososial
Keperawatan. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan tambahan
pengetahuan budaya Banyumasan dan analisa antropologi kesehatan. Untuk itu penulis
menyampaika terima kasih kepada Ibu Dyah Handayani selaku Dosen Mata Kuliah
Psikososial Keperawatan.
Demikianlah, besar harapan kami semoga hasil makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan selanjutnya.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar menambah pemahaman mengenai
aspek budaya daerah Banyumas-sekitar yang berhubungan dengan kesehatan dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dibidang kesehatan masyarakat daerah
Banyumas-sekitar pada umumnya.
Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas Mata uliah
Psikososial.
BAB II PEMBAHASAN
B. Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya dan bagian dari
Propinsi Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108o 39,17,, sampai 109o
27, 15,, dan di antara garis Lintang Selatan 7o 15,05,, sampai 7o 37,10,, yang berarti
berada di belahan selatan garis khatulistiwa.
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan
132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan & pegunungan dengan struktur
pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian,
sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan
untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung Slamet sebelah selatan.
3. Pada ibu hamil dianjurkan untuk tidak menggunakan banyak penyedap rasa
pada masakan yang dikonsumsi dikarenakan dapat mengakibatkan kelainan
pada janin yang dikandung dan berpengaruh pada kesehatan.
5. Ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau agar
rambut bayinya lebat.
D. Pengertian Makanan
Makanan adalah segala sesuatu yang dimasukkan ke dalam mulut berupa bahan
selain obat-obatan mengandung zat-zat gizi yang berguna bila masuk ke dalam tubuh
dan berfungsi untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan tubuh dan menjaga
kelangsungan hidup (Irianto, 2014). Konsep budaya mengenai makanan berbeda
dengan konsep biokimia. Dalam konsep biokimia disebut juga dengan nutrient yang
berarti suatu zat yang mampu memelihara dan menjaga kesehatan organisme yang
menelannya. Sedangkan dalam konsep budaya, makanan disebut juga dengan food
yaitu suatu zat sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang. Makanan atau sesuatu yang
dikonsumsi mengandung makna budaya yang berbeda antara budaya pada satu
masyarakat dengan budaya masyarakat lainnya (Pratiwi, 2011).
Makanan memiliki nilai budaya yang perlu diperhatikan, yaitu makanan
merupakan kebutuhan fisiologis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan,
makanan sebagai identitas kelompok yang menjadi kebutuhan utama masyarakat
tertentu, makanan memiliki nilai sakral, makanan sebagai keunggulan etnik, dan
makanan sebagai kebutuhan medis yang dapat menjadi sumber terapi kesehatan
(Sudarma, 2012). Terdapat fungsi simbolik makanan dalam perspektif budaya (Foster
dan Anderson, 1986), yaitu makanan berperan sebagai ungkapan ikatan sosial,
makanan berperan sebagai ungkapan kesetiakawanan kelompok, makanan sebagai
identitas dan stress dan simbolisme makanan dalam bahasa.
Memilih makanan yang akan dikonsumsi keluarga sebaiknya harus memenuhi
kecukupan gizi, bervariasi, mudah di sediakan, sesuai dengan dana yang tersedia dan
dapat diterima anggota keluarga. Kebutuhan asupan gizi anggota keluarga berbeda-
beda salah satunya seperti anggota keluarga yang sedang hamil yang membutuhkan
zat gizi lebih banyak daripada biasanya (Irianto, 2014).
Terdapat tiga prinsip dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi ibu hamil
yaitu jumlah, jadwal dan jenis. Jumlah makanan ibu hamil yang diasup disesuaikan
dengan energi yang dikeluarkan. Pola makan setidaknya dapatmencukupi tiga kali
makan besar dan dua kali makan ringan. Selain itu jenis makanan yang dikonsumsi
memiliki kandungan zat gizi yang seimbang dan bermacam-macam.
Makanan seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi asupan gizi yang
dibutuhkkan.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (2012). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (2012). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.