Anda di halaman 1dari 12

Analisa Kebudayaan Daerah Banyumas-Sekitar Pada Ibu Hamil

Terkait Dengan Kesehatan Dalam Pandangan Psikososial


Keperawatan

Disusun Oleh :
1. Dhesyiva Rosa Nabila (1911020075)
2. Shafrizal Bintang Ramadhan (1911020094)
3. Ita Nurchasanah (1911020100)
4. Siti Khusnul Julaikha (11020102)
5. Khusna Azizah (11020116)

Prodi Keperawatan S1
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Kata Pengantar
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, kareba berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Analisa Kebudayaan Daerah
Banyumas-Sekitar Pada Ibu Hamil terkait dengan Kesehatan dalam pandangan
Psikososial Keperawatan” dengan lancar dan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok dari Mata Kuliah Psikososial
Keperawatan. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan tambahan
pengetahuan budaya Banyumasan dan analisa antropologi kesehatan. Untuk itu penulis
menyampaika terima kasih kepada Ibu Dyah Handayani selaku Dosen Mata Kuliah
Psikososial Keperawatan.
Demikianlah, besar harapan kami semoga hasil makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan selanjutnya.

Purwokerto, Oktober 2019


Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujun
Bab II Pembahasan
a. Suku Jawa
b. Letak Geografis
c. Pamali dalam Masyarakat Banyumas-sekitar
d. Pengertian Makanan
e. Pengertian Ibu Hamil
f. Pandangan tehadap Makanan
Bab III Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya.
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa Indonesia. Kebudayaan merpakan kekayaan yang sangat
bernilai, karena merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambang dari
kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Jawa merupakan salah satu suku terbesar bangsa di Indonesia yan memiliki
kekayaan budaya yang beraneka ragam. Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya
pada masyarakat Jawa yang masi dipelihara dan dihormati hingga sekarang.
Pada suku Jawa sendiri terbagi lagi menjadi suku-suku kecil. Salah satunya suku
Jawa daerah Banyumas dan sekitarnya, atau yang biasa dipanggil dengan orang-orang
Penginyongan atau bisa disebut dengan Ngapak.
Pada daerah Banyumas dan sekitarnya. Erat kaitannya dengan budaya yang
mereka jaga sejak dahulu hingga sekarang. Memiliki prinsip luhur untuk tetap
melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara-cara yang dilakukan ini adalah
bentuk syukur kepada Tuhan YME, norma yang berlaku dalam masyarakat serta
kepercayaan agar mendatangkan sehat layaknya yang diinginkan. Namun, dalam
faktanya masih banyak budaya atau tatacara yang bersimpangan dengan prinsip-
prinsip kesehatan. Oleh karena itu Penulis merasa perlu membahas dalam makalah
Analisa Kebudayaan Daerah Banyumas-Sekitar Terkait Dengan Kesehatan Dalam
Pandangan Psikososial Keperawatan.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar menambah pemahaman mengenai
aspek budaya daerah Banyumas-sekitar yang berhubungan dengan kesehatan dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dibidang kesehatan masyarakat daerah
Banyumas-sekitar pada umumnya.
Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas Mata uliah
Psikososial.
BAB II PEMBAHASAN

A. Suku Jawa (Banyumasan)


Suku jawa merupakan salah satu contoh dari sekian banyak etnis di Indonesia yang
memiliki kekayaan kebudayaan dan adat-istiadat. Adat-istiadat Jawa, dalam kasus ini
diambil contoh Banyumasan, adalah perilaku orang Banyumasan dalam usahanya
memperoleh keselamatan dunia dan akhirat, yang diwujudkan dengan
selamatan/kenduri, ritual, bahasa (bahasa verbal : doa, mantra, ungkapan maksud dan
tujuan sesuai dengan upacaranya) dan bahasa lambang: sesaji berupa makanan, buah-
buahan, hewan tertentu dengan makna tertentu, dan bahasa tata krama: sikap/tindak
tanduk (Sarumpaet, 2011).
Sedangkan kebudayaan Banyumas sendiri adalah kekayaan budaya benda maupun
tak benda yang tumbuh dan berkembang di wilayah bekas Keresidenan Banyumas,
meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga,
dan Kabupaten Banjarnegara. Sesuai dengan letak geografisnya, kesenian-kesenian di
wilayah itu mendapatkan pengaruh dari pusat
kebudayaan keraton Mataram Yogyakarta, Surakarta, dan Sunda. Namun seiring
perkembangan zaman, pengaruh-pengaruh dari luar Banyumas itu hanya memperkaya
khasanah saja, sebab kesenian-kesenian Banyumas memiliki karakternya sendiri, yaitu
sebuah entitas kebudayaan ngapak. Kekhasan seni tradisi Banyumas bahkan
menyebarkan pengaruh terhadap budaya sekitar, antara lain ke wilayah bekas
keresidenan Kedu dan Pekalongan

B. Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya dan bagian dari
Propinsi Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108o 39,17,, sampai 109o
27, 15,, dan di antara garis Lintang Selatan 7o 15,05,, sampai 7o 37,10,, yang berarti
berada di belahan selatan garis khatulistiwa.

Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :

Sebelah Utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.


Sebelah Selatan:Kabupaten Cilacap
Sebelah Barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
Sebelah Timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten
Banjarnegara

Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan
132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan & pegunungan dengan struktur
pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian,
sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan
untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena


terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar
3.400M dan masih aktif. Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah karena
terletak di belahan selatan khatulistiwa. Demikian Juga karena terletak di antara lereng
pegunungan jauh dari permukaan pantai/lautan maka pengaruh angin laut tidak begitu
tampak, namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan
angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan
tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 derajat C -
30,9 derajat C.

C. Pamali dalam Masyarakta Banyumas-sekitar


1. Ibu hamil disarankan minum air kelapan agar bayi lahir kulitnya bersih dan
putih.

2. Terdapat pantangan bahwa ibu hamil dilarang makan makanan pedas


sehingga berakibat bayi yang lahir akan sering mengeluarkan kotoran mata
atau yang biasa disebut belekan.

3. Pada ibu hamil dianjurkan untuk tidak menggunakan banyak penyedap rasa
pada masakan yang dikonsumsi dikarenakan dapat mengakibatkan kelainan
pada janin yang dikandung dan berpengaruh pada kesehatan.

4. Pada ibu hamil mendapat pantangan tidak boleh minum-minuman es


dikarenakan jika tetap minum-minuman es janin yang dikandung ibu hamil
akan besar.

5. Ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau agar
rambut bayinya lebat.

D. Pengertian Makanan
Makanan adalah segala sesuatu yang dimasukkan ke dalam mulut berupa bahan
selain obat-obatan mengandung zat-zat gizi yang berguna bila masuk ke dalam tubuh
dan berfungsi untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan tubuh dan menjaga
kelangsungan hidup (Irianto, 2014). Konsep budaya mengenai makanan berbeda
dengan konsep biokimia. Dalam konsep biokimia disebut juga dengan nutrient yang
berarti suatu zat yang mampu memelihara dan menjaga kesehatan organisme yang
menelannya. Sedangkan dalam konsep budaya, makanan disebut juga dengan food
yaitu suatu zat sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang. Makanan atau sesuatu yang
dikonsumsi mengandung makna budaya yang berbeda antara budaya pada satu
masyarakat dengan budaya masyarakat lainnya (Pratiwi, 2011).
Makanan memiliki nilai budaya yang perlu diperhatikan, yaitu makanan
merupakan kebutuhan fisiologis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan,
makanan sebagai identitas kelompok yang menjadi kebutuhan utama masyarakat
tertentu, makanan memiliki nilai sakral, makanan sebagai keunggulan etnik, dan
makanan sebagai kebutuhan medis yang dapat menjadi sumber terapi kesehatan
(Sudarma, 2012). Terdapat fungsi simbolik makanan dalam perspektif budaya (Foster
dan Anderson, 1986), yaitu makanan berperan sebagai ungkapan ikatan sosial,
makanan berperan sebagai ungkapan kesetiakawanan kelompok, makanan sebagai
identitas dan stress dan simbolisme makanan dalam bahasa.
Memilih makanan yang akan dikonsumsi keluarga sebaiknya harus memenuhi
kecukupan gizi, bervariasi, mudah di sediakan, sesuai dengan dana yang tersedia dan
dapat diterima anggota keluarga. Kebutuhan asupan gizi anggota keluarga berbeda-
beda salah satunya seperti anggota keluarga yang sedang hamil yang membutuhkan
zat gizi lebih banyak daripada biasanya (Irianto, 2014).
Terdapat tiga prinsip dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi ibu hamil
yaitu jumlah, jadwal dan jenis. Jumlah makanan ibu hamil yang diasup disesuaikan
dengan energi yang dikeluarkan. Pola makan setidaknya dapatmencukupi tiga kali
makan besar dan dua kali makan ringan. Selain itu jenis makanan yang dikonsumsi
memiliki kandungan zat gizi yang seimbang dan bermacam-macam.
Makanan seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi asupan gizi yang
dibutuhkkan.

E. Pengertian Ibu Hamil


Kehamilan merupakan proses fisiologis yang normal dimana seorang wanita
yang berusia subur kurang lebih 15-45 tahun berhenti haid dalam beberapa waktu
hingga proses persalinan usai. Hal terjadi kurang lebih 9 bulan atau 38-40 minggu
(Istianty dan Rusilanti, 2013).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan yaitu
diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu dan
juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan
asupan pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrisi
terganggu dan kebutuhan nutrisi tidak konstan selama kehamilan. Terdapat enam
kelompok gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Sumber zat tenaga atau energi ibu hamil paling banyak diperoleh dari
karbohidrat kemudian protein dan lemak yang berguna menghasilkan energi untuk
beraktifitas. Sumber zat pembangun diperoleh dari protein yang berfungsi
membentuk, menyusun, memperbaiki dan mempertahankan jaringan tubuh. Sumber
zat pengatur yaitu vitamin, mineral dan air yang mampu mengatur proses yang
terjadi didalam tubuh (Purwitasari dan Maryanti, 2009).
Perubahan hormonal dapat memicu terjadinya rasa mual dan muntah pada
ibu hamil. Ada beberapa cara untuk mengurangi gejala mual dan muntah selama
hamil yaitu makan dengan porsi kecil tetapi sering tiap 2-3 jam sekali, sesudah
makan jangan buru-buru berbaring, menghindari makanan terlalu berlemak,
menghindari berbumbu tajam, menghindari minum kopi dan minuman bersoda,
makan tinggi karbohidrat dan protein seperti biskuit, roti dan kentang serta
menghindari bau makanan yang menyengat (Istiany dan Rusilanti, 2013).
Dalam kelompok budaya tertentu, ada mitos yang berisi pantangan atau
larangan bagi ibu hamil untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan yang
seharusnya justru harus dikonsumsi ibu hamil. Bila ibu mengalami kekurangan gizi
selama hamil akan menimbulkan beberapa masalah. Gizi kurang pada ibu hamil
dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, KEK,
perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi.
F. Pandangan terhadap makanan
1. Makanan sebagai ungkapan rasa Syukur
Makanan tidak terlepas dari budaya, hal ini dapat dilihat dari hasil temuan peneliti
bahwa dari kelima responden yang bersuku Jawa terdapat adat -istiadat atau tata cara
yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam membuat inthuk-inthuk atau yang sering
disebut dengan tumpeng di suatu acara selamatan/kenduri guna memperoleh
keselamatan. Pembuatan tumpeng ini diakui bahwa tidak dilakukan untuk hal-hal
yang mistis akan tetapi mengikuti anjuran orang yang lebih tua sebagai bentuk rasa
syukur atas sesuatu yang telah diperoleh.
2. Sebagai sumber makanan ibu hamil
3. Sebagai doa dan harapan ibu hamil
BAB III
KESIMPULAN
A. Ibu hamil disarankan minum air kelapan agar bayi lahir kulitnya bersih dan
putih.
Fakta : Belum ada penelitian yang menyatakan bahwa air kelapa membuat
kulit bayi bersih dan putih. Namun, ibu hamil diperbolehkan meminum air
kelapa.
B. Terdapat pantangan bahwa ibu hamil dilarang makan makanan pedas sehingga
berakibat bayi yang lahir akan sering mengeluarkan kotoran mata atau yang
biasa disebut belekan.
Fakta : Tidak ada hubungan medis antara makanan pedas dengan keluarnya
kotoran mata pada ibu hamil dan bayi lahir.
C. Pada ibu hamil dianjurkan untuk tidak menggunakan banyak penyedap rasa
pada masakan yang dikonsumsi dikarenakan dapat mengakibatkan kelainan
pada janin yang dikandung dan berpengaruh pada kesehatan.
Fakta : Hal ini serupa dengan pandangan menurut kesehatan yaitu penggunaan
bahan penyedap rasa yang terlalu berlebihan (micin) dapat menyebabkan
tekanan darah naik.
D. Pada ibu hamil mendapat pantangan tidak boleh minum-minuman es
dikarenakan jika tetap minum-minuman es janin yang dikandung ibu hamil
akan besar.
Fakta : Jika minum-minuman es mengandung banyak gula maka hal ini serupa
dengan pandangan kesehatan dimana mengkonsumsi gula berlebih dapat
meningkatkan resiko kegemukan pada ibu dan janin.
E. Ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau agar
rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan karena banyak
mengandung vitamin B yang berguna bagi metabolisme tubuh.Petugas
kesehatan mendukung kebiasaan minum air kacang hijau tetapi meluruskan
anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat tetapi karena memang air
kacang hujau banyak vitaminnya.
BAB IV
PENUTUP
Anatara kesehatan dan tradisi tidak dapat dipisahkan, karena masyarakat sudah memiliki
keyakinan terhadap dirinya maupun keluarganya. Namun demikian yang perlu diperhatikan
adalah keselarasan dan keharmonisan di antara kelompok masyarakat yang memiliki
keyakinan budaya tertentu dengan landasan kesehatan yang tidak merugikan atau bahkan
membahayakan kesehatan ibu maupun janinnya.
Sebagai praktisi keresahatan di masyarakat, harus memiliki kemampuan mengelola
masyarakat, mulai dari mengidentifikasi kondisi masyarakat, menggali potensi dan
sumberdaya yang ada di tengah masyarakat dan lingkungannya, mampu menganalisa
kebutuhan masyarakat dan mampu melakukan edukasi dan tindakan yang akhirnya dapat
bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak
secara khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Istianty, A., dan Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Jakarta: Rosda.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (2012). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (2012). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai