Evaluasi Pengolahan Bahan Pakan
Evaluasi Pengolahan Bahan Pakan
PENDAHULUAN
Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang
diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan
pada bahan pakan tersebut. Pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara
Proses pengolahan secara fisik adalah pengolahan bahan pakan dari bentuk
fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah bentuk asli
dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah digunakan.
Pengolahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah penggilingan dan juga
penyaringan. Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah bentuk dan
Pengeringan ini sangat penting karena dapat mengurangi kandungan air dan resiko
pengolahan bahan pakan ini merupakan hal yang penting dalam penyediaan pakan
ternak, maka dilakukan praktikum mengenai Pengolahan Bahan Pakan secara Fisik
penyaringan.
penyaringan.
tentang komposisi kimia dan nilai nutrisi saja, tetapi juga menyangkut sifat fisik,
zat. Rapatan (densitas) adalah sifat fisik dari materi. Rapatan digunakan untuk
membandingkan dua zat yang memiliki volume yang sama (menempati besaran
ruang yang sama, tetapi memiliki massa yang berbeda). Sebuah objek dengan massa
per volume yang lebih besar lebih rapat daripada objek dengan massa per volume
yang lebih kecil. Zat yang kurang rapat mengapung di atas zat yang lebih rapat
Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang. Ada beragam jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang
Densitas salah satu analisis pakan yang sering dipakai, densitas digunakan
untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan, dan merupakan cara pengukuran
yang sederhana. Analisis densitas ini dipakai pada analisis zat cair namun dapat
juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan terkecil dalam volume
bahan (Pomeranz, 1971). Zat baik dalam bentuk padat, cair maupun gas termasuk
bahan hasil pertanian memiliki densitas dan bobot jenis. Satuan SI densitas bahan
dari berbagai pengolahan fisik , serta perubahan sifat kimia ( warna) dari campuran
butir jagung akibat reduksi ikatan kimia pati dengan larutan uji iodine. Pengamatan
struktur fisik faktor yang memepengaruhi dari perbedaan hasil tersebut pada sampel
warna yang diperoleh sesuai dengan warna bahan. Warna sampel yang diuji secara
dengan larutan iodine yang berlebihan sehingga membuat warna berubah. Proses
2007).
4.1 Uji Kualitas Bahan
4.1.1 Hasil Pengamatan
4.1.2 Pembahasan
Pengujian kualitas bahan pakan dapat ditentukan dengan berbagai uji
diantaranya yaitu uji fisik (kadar air, suhu, organoleptik, dsb.), uji kimia dan uji
biologik. Pada praktikum pengujian kualitas bahan pakan yang dilakukan adalah uji
Kadar air merupakan banyaknya air yang dikandung oleh bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air biji berpengaruh sangat nyata terhadap kadar
air tepung, laju pengumpanan dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap
kadar air tepung jagung. Berdasarkan pada praktikum ini terdapat perbedaan hasil
kadar air dari kedua bahan yaitu pada bahan 1 memiliki kadar air berkisar 12,3-
12,8. Sedangkan pada bahan 2 kadar air berkirsar pada 10,6-10,9. Kadar air jagung
menurut SNI maksimal 10%. Secara umum untuk semua perlakuan pada praktikum
Perubahan kadar air ini diduga karena jagung menjadi ukuran/bagian yang
lebih kecil sehingga memudahkan penyerapan dan penguapan kadar air dari jagung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Earle (1982) yang menyatakan bahwa semakin kecil
bagian-bagian dari suatu bahan akan menjadikan permukaan bahan kontak dengan
penguapan kadar air. Secara umum kadar air tepung jagung cenderung menurun
dengan meningkatnya laju pengumpanan. Hal ini diduga semakin besar laju
pengumpanan jagung yang berada didalam ruang penggiling juga semakin banyak
sehingga memberikan peluang terjadinya gesekan antar bahan dan ruang penggiling
juga besar, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan suhu yang akan memberi
pengaruh pada penguapan kadar air bahan. Taib dkk. (1987) menyatakan bahwa
4.5.2 Pembahasan
Evaluasi bahan pakan pada prkatikum kali ini dengan kadar air jagung lebih
dari 15 % dan saringan 18 didapatkan massa jenis larutan sebesar 0,6 g/ml. Hal ini
tentunya jauh berbeda dengan hasil penelitian Aditya (2011) menyatakan bahwa
jagung giling yang tidak diberi perlakuan atau penyimpanan didapatkan massa senis
sebesar 1,15 g/ml, sedangkan jagung giling yang diberi perlakuan atau
penyimpanan selama 4 minggu didapatkan hasil sebesar 1,28 g/ml. Tentunya ini
dapat terjadi oleh beberapa faktor, faktor yang paling berpengaruh adalah karena
human eror. Dan bila dibandingkan dengan jagung yang kadar airnya lebih dari 10
% dengan massa jenis 1.5 g/ml maka hasil peraktikum jauh berbanding dengan hasil
penelitian Aditya (2011). karena kadar air yang terkandung lebih rendah dan juga
Berdasarkan uji larutan iodin, jagung termasuk sumber energi, pada hari
pertama bahan pakan dengan kadar air ≥15% warna biru pekat (keunguan) setelah
5 menit di diamkan warna berubah menjadi kecoklatan. Sedangkan pada hari kedua
pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
Densitas adalah gambaran volume ruang yang ditempati bahan sejumlah berat
tertentu (Susanti dan Nurhidayat, 2008). Pengukuran densitas pada praktikum ini
dengan cara memasukan jagung hasil gilingan ke dalam silinder dan dijatuhkan dari
ketinggian 15 cm. Tinggi jagung yang hilang atau keluar dari silinder tersebut
partikel jagung yang mengisi silinder tersebut sebesar 836,02 kg/m3. Ukuran
partikel jagung hasil gilingan bila kecil maka semakin sedikit ruang kosong yang
masih tersisa pada silindris, namun jika partikel jagung besar akan semakin banyak
ruang kosong silindris. Hal ini berarti bahwa semakin halus atau semakin kecil
mengetahui densitas bahan pakan jagung ini, yaitu dapat diperhitungkan secara
tepat berapa banyak jumlah bahan dan mengetahui apakah padatan utuh atau serbuk
konsentrasi pakan. Hal ini sesuai pernyataan Pomeranz (1971) bahwa perubahan
dibandingkan dengan kelompok lain, densitas jagung pada saringan 18 lebih besar
18 yang lebih halus. Penggilingan dan penyaringan yang dilakukan menjadi faktor
digunakan untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan. Tekstur pakan yang
kompak akan tahan terhadap proses penekanan sehinggga ikatan antara partikel
penyusun pakan menjadi kuat ruang antara partikel bahan pakan tidak terisi rongga
udara.