2837 9207 1 PB PDF
2837 9207 1 PB PDF
Abstrak
Untuk mencegah pemberian sedasi yang berlebih dibutuhkan satu alat ukur yang yang mampu
mengukur status sedasi pasien dengan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan
pengukuran status sedasi Richmond Agitation Sedation Scale (RASS) dan Ramsay Sedation Scale (RSS)
pada pasien gagal nafas terhadap lama weaning ventilator. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan pendekatan kohort prospektif yang terdiri dari satu kelompok
dependen dengan jumlah responden 13 orang. Pengukuran status sedasi dilakukan dengan dua alat
ukur yaitu RASS dan RSS kemudian akan diamati hingga pasien berhasil weaning ventilator ke modus
CPAP atau PS CPAP dengan PS 5-8 CmH2O dan PEEP 5 cmH2O. Hasil penelitian ini menunjukkan
pengukuran status sedasi dengan RASS dan RSS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lama
weaning ventilator dengan nilai p<0,05. Berdasarkan hasil analisis terdapat perbedaan yang bermakna
antar pengukuran status sedasi yang diukur dengan RASS dan RSS pada pasien gagal nafas terhadap
lama weaning ventilator dengan nilai p<0,05, dan hasil post hoc analisis menunjukkan terdapat
perbedaan pada setiap pengukuran sedasi dengan nilai p<0,05. Pengukuran status sedasi dengan
RASS lebih baik dalam mengurangi lama weaning ventilator dibandingkan dengan RSS.
Abstract
*) Hellena Deli
E-mail: hellenadeli.hd@gmail.com
Kriteria waktu dalam weaning ventilator mata dalam menanggapi rangsangan verbal,
merupakan hal yang sangat penting, semakin sehingga meningkatkan sensitivitas. Menurut
cepat pelaksanaan weaning ventilator semakin Sessler et al (2002) RASS memiliki 4 poin nilai
baik, namun bila proses weaning ventilator terlalu untuk menilai status agitasi dan 5 poin untuk
cepat dilakukan maka akan mengakibatkan menilai status sedasi, dan nilai 0 menunjukkan
proses adaptasi terhadap fungsi pernapasan juga pasien tidak tersedasi.
semakin cepat, sehingga sering menimbulkan Ramsay sedation scale (RSS) merupakan alat
intubasi ulang (Boles et al, 2007). Weaning ukur sedasi yang banyak digunakan saat ini.
ventilator mampu melatih kemampuan pasien RSS terdiri dari dua kelompok yaitu untuk
untuk beradaptasi dan mampu mengembalikan penilaian level 1,2,3 merupakan penilaian untuk
fungsi fisiologis pernafasan pasien. Pengukuran kondisi pasien terjaga, dan level 4,5,6
status sedasi merupakan suatu keterampilan merupakan penilaian pada pasien tersedasi.
klinis yang juga harus dimiliki oleh perawat. Tingkatan dari skala RSS memungkinkan
Penilaian terstruktur sedasi dan agitasi berguna penilaian visual agitasi sedasi pada pasien yang
untuk titrasi obat penenang, untuk mengevaluasi responsif terhadap penilaian tersebut. Skala ini
perilaku gelisah dan kedalaman status sedasi dapat digunakan oleh dokter dan perawat
pasien (Sesler, et al, 2002). Ketepatan dalam untuk menilai status sedasi pasien, digunakan
penilaian kondisi pasien dapat mengurangi sebagai alat untuk membimbing mereka untuk
kemungkinan yang dapat membahayakan pasien. memastikan kebutuhan perubahan dosis serta
Sehingga dibutuhkan alat ukur yang akurat untuk obat-obatan sedasi yang digunakan, namun RSS
mampu mengukur status sedasi pasien terpasang tidak mampu menentukan tingkat kedalaman
ventilator. sedasi pasien (Dawnson, Fintel, & Nairn, 2010).
Pengukuran status agitasi harus dilakukan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
secara subjektif dan objektif. Penilaian ini perbedaan status sedasi yang diukur dengan
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya Richmond Agitation Sedation Scale (RASS) dan
perbedaan persepsi diantara petugas kesehatan. Ramsay Sedation Scale (RSS) pada pasien gagal
Penilaian subjektif dilakukan dengan observasi nafas terhadap lama weaning ventilator di
aktivitas fisik pasien, ekspresi wajah dan respon general intensive care unit (GICU) RSUP Dr Hasan
fisiologis yang muncul. Observasi yang dilakukan Sadikin Bandung.
untuk menilai agitasi dapat menimbulkan
perbedaan persepsi antara tim kesehatan 2. Metode
(Hernandez-Gancedo et al, 2006), dengan tidak
adanya standarisasi yang diterapkan dalam Penelitian ini merupakan penelitian
pengukuran mengakibatkan pemberian obat observasional analitik dengan pendekatan cohort
sedasi dan analgetik berdasarkan pengalaman study prospektif, peneliti akan menguji
klinis dokter tanpa pengawasan yang ketat perbandingan dua instrumen penilaian status
mengenai intensitas pemberian sedasi (Sessler et sedasi pada pasien gagal nafas terhadap lama
al, 2002; Ely et al, 2003; Triltsch et al, 2005). weaning ventilator, dimana peneliti akan
Untuk mencegah munculnya variasi memulai penelitian dengan meneliti variabel
dibutuhkan alat ukur yang dapat mengukur independen pada sampel. Penilaian terhadap
status sedasi pasien. Menurut American Society of status sedasi pasien dilakukan pada hari
Anesthesiologists (2002) terdapat empat level sedasi pertama pasien masuk dan atau hari pertama
yaitu anxiolysis, tersedasi sadar, sedasi dalam dan pasien terpasang ventilator dan mendapat terapi
anastesi umum. Rassin et al (2007), melakukan uji sedasi, kemudian pasien akan diikuti hingga
interrater reliability terhadap tiga alat ukur yaitu modus ventilator CPAP atau PS CPAP dengan
Richmond Agitation Sedation Scale (RASS), PEEP 5 cmH2O dan PS 5-8 cmH2O. Penelitian
Sedation Agitation Scale (SAS), dan Visual Analog ini menggunakan pendekatan tekhnik matching
Scale (VAS), didapatkan hasil bahwa RASS berdasarkan jenis sedasi yang digunakan yaitu
merupakan alat ukur yang valid dan reliable midazolam.
untuk mengukur status sedasi pasien di ICU (r= Subjek penelitian ini adalah pasien yang
0,91). Hal ini dikarenakan RASS lebih spesifik dari dirawat di GICU RSUP dr Hasan Sadikin
pada VAS dan SAS, sehingga mempersempit Bandung pada bulan Maret hingga Mei 2015
penilaian subjektif yang dihasilkan tim penilai. yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria
RASS mampu memisahkan antara respon verbal inklusi pada penelitian ini adalah pasien gagal
dan fisik, selain itu RASS mampu mengukur nafas dengan rentang usia 15 - 65 tahun, GCS ≥
periode waktu dimana pasien memiliki kontak 8, terpasang ventilator dan mendapat terapi
Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 35 - 39
Tabel 1. Uji homogenitas karakteristik responden Tabel 2. Perbedaan rerata skor status sedasi
Karakteristik F % P value yang diukur dengan RASS dan RSS pada pasien
Usia gagal nafas terhadap lama weaning ventilator.
13-20 tahun 1 7,7 %
Median
21-40 tahun 5 38,46% 0,705a
Variabel N (minimum- P
41-60 tahun 5 38,46%
maksimum)
>60 tahun 2 15,38%
Diagnosa Medis Skor awal 13 -3 (-4 – -1) 0,001
Bedah 12 92,3 % 1,000b RASS
Non Bedah 1 7,7 % Skor akhir 13 0 (0- -1)
Dosis Sedasi RASS
2 mg 1 7,7%
Skor awal RSS 13 4 (2 – 5) 0,002
3 mg 6 46,2% 0,485 a
5 mg 5 38,5 %
10 mg 1 7,7 % Skor akhir 13 2 (2 -3)
Kadar HB RSS
< 9,5 6 46,2% 0,409 a
≥ 9,5 7 53,8%
Albumin Analisis perbandingan pengukuran status
< 2,6 4 30,8% 0,181 a sedasi Richmond Agitation Sedation Scale dan
≥ 2,6 9 60,9% Ramsay Sedation Scale pada pasien gagal nafas
Skor RASS Awal
-4 2 15,4%
terhadap lama weaning ventilator dengan
-3 6 46,2% 0,879 a menggunakan uji Friedman. Uji ini dilakukan
RSS memiliki kekurangan yaitu kurangnya RSS memiliki korelasi yang baik dengan BIS
level pengukuran agitasi yang berpengaruh EEG dengan nilai sensitifitas 0,75. Hal ini
terhadap penentuan pemberian dosis sedasi, menunjukkan bahwa RASS memiliki korelasi
selain itu level status sedasi pada RSS tidak yang lebih baik terhadap penilaian BIS EEG
memiliki level yang jelas terhadap status sedasi, dibandingkan RSS. Adanya korelasi yang sangat
sehingga status sedasi pasien tidak dapat baik antara RASS dan BIS menunjukkan bahwa
terpantau dengan baik (Ramsay et al, 2002; Walsh, RASS dapat dijadikan salah satu alat ukur yang
Ramsay, & Kinnunen, 2008). RASS mampu paling tepat dan akurat untuk mengukur status
mengukur kualitas serta tingkat sedasi sedasi pasien gagal nafas yang terpasang
dikarenakan RASS memiliki nilai psikometrik ventilator.
interrater reliability dan validity yang paling tinggi RASS memiliki korelasi yang sangat baik
dibandingkan skala sedasi yang lain serta mampu dengan nilai Glasgow Comma Scale (GCS) dengan
membedakan tingkatan sedasi pada berbagai nilai r 0,91, nilai GCS < 9 berkorelasi dengan
kondisi klinis (Barr et al, 2013). RASS memiliki skor RASS -3 sampai dengan -5 dan nilai GCS ≥
tingkatan khusus dalam mengukur status sedasi, 9 berkorelasi dengan skor RASS -2 sampai
sehingga dapat dijadikan dasar untuk titrasi dengan 0 (Ely et al, 2003; Rassin el al, 2007).
sedasi (Seidabady, et al, 2014). RASS memiliki Sehingga penggunaan RASS sebagai salah satu
penilaian yang lebih spesifik terhadap status alat ukur status sedasi dapat dijadikan suatu
sedasi sehingga dapat mempersempit penilaian indikator status kesadaran pasien. Evaluasi
subjektif yang dihasilkan oleh tim penilai (Rassin yang sistematis dari status sedasi dan analgetik
et al, 2007). merupakan dasar dari pengobatan dan
Menurut Seidabady et al (2014), RSS lebih perawatan pada pasien kritis (Martin et al, 2010;
sering digunakan karena memiliki 6 tingkatan Lutz & Spies, 2011). Pemantauan status sedasi
untuk mengukur status agitasi sedasi. Namun dengan menggunakan RASS dapat mengurangi
RSS memiliki kelemahan karena tidak mampu lama penggunaan ventilator dan lama hari
mengukur level atau kedalaman sedasi, sehingga rawat di ICU (Martin et al, 2010). Pengkajian
tidak dapat dijadikan dasar yang pasti untuk status sedasi pada pasien yang terpasang
melakukan titrasi sedasi. Hal ini berarti penilaian ventilator merupakan salah satu komponen
RSS lebih subjektif dibandingkan RASS, sehingga penting, selain itu pengukuran status sedasi
RASS lebih baik digunakan untuk menilai status memiliki peranan yang sangat penting dalam
sedasi pada pasien yang terpasang ventilator. komunikasi antara tim kesehatan yang berada
RASS dirancang dengan cara memiliki di ICU. Hal ini penting untuk mencegah
definisi yang tepat dan jelas untuk status sedasi penggunaan sedasi yang berlebih, serta
dan tergantung kepada evaluasi kesadaran meminimalisir ketidaknyamanan dan nyeri,
dengan menilai reaksi sederhana yang muncul selain itu pengkajian status sedasi juga dijadikan
meliputi respon membuka mata, kontak mata dan sebagai salah satu indikator weaning ventilator
gerakan fisik, sedangkan pengukuran status (Conti et al, 2014).
sedasi dengan menggunakan RSS tidak
menunjukkan respon yang cukup jelas terhadap 4. Simpulan dan Saran
penilaian yang dilakukan (Tadrisi et al, 2009).
RASS menunjukkan nilai validitas dan reliabilitas Pengukuran status sedasi dengan RASS lebih
yang tinggi dalam mengukur status sedasi pada baik dalam mengurangi lama weaning ventilator
pasien yang mendapat terapi sedasi continuous dibandingkan dengan RSS.
yang telah diuji pada beberapa kelompok pasien
ICU yang terpasang ventilator mekanik (Sessler et 5. Ucapan Terimakasih
al, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Prottengeier, Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Moritz, Heinrich, Gall, & Schmidt (2014), pada Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang, Ketua
pasien yang mendapat terapi sedasi didapatkan Jurusan, Ketua Prodi, keluarga, mitra sejawat,
skor RASS memiliki korelasi yang sangat baik responden, dan semua pihak yang terlibat dalam
terhadap bispectral indeks (BIS) EEG dengan nilai
penelitian ini.
sensitifitas 0,97 (CI 0,89-1,00) dan nilai positive
predictive value 0,59 (CI 0,45-0,71). Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Consales, Chelazzi,
Rinaldi, & De Gaudio (2006) pada pasien yang
mendapat terapi sedasi didapatkan bahwa skor
Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 38 - 39
and Richmond's scores are equivalent to acute respiratory failure in the United
assessment sedation level on critical patients. States, 2001 to 2009: A national
Revista Brasileira de terapia intensiva, 20(4), survey.Journal of Hospital Medicine, 8(2), 76-
344-348. 82.
Prottengeier, J., Moritz, A., Heinrich, S., Gall, C., Tadrisi, S. D., Madani, S. J., Farmand, F., Ebadi,
& Schmidt, J. (2014). Sedation assessment in a A., Karimi Zarchi, A. A., Saghafinia, M., ...
mobile intensive care unit: a prospective & Motahedian, T. E. (2009). Richmond
pilot-study on the relation of clinical sedation Agitation-Sedation Scale Validity And
scales and the bispectral index. Critical Care, Reliability In Intensive Care Unit Adult
18(6), 615. Patients; Persian Version. Iranian Journal of
Ramsay, M. A., Nasraway Jr, T. A., Wu, E. C., Critical Care Nursing (IJCCN).
Kelleher, R. M., Yasuda, C. M., Donnelly, A. Taylor, F. (2006). A comparative study
M. (2002). How reliable is the bispectral examining the decision-making processes
index in critically ill patients? A prospective of medical and nursing staff in weaning
comparative single-blinded observer study. patients from mechanical ventilation.
Critical Care Medicine, 30(7):1483-7. Intensive and Critical Care Nursing 22, 253-63.
Randen, I., & Bjørk, I. T. (2010). Sedation practice The Joint Commission. (2012). Safe use of
in three Norwegian ICUs: a survey of opioids in hospitals. Sentinel Event Alert,
intensive care nurses’ perceptions of personal Issue 49.
and unit practice.Intensive and Critical Care Triltsch, A. E., Nestmann, G., Orawa, H.,
Nursing, 26(5), 270-277. Moshirzadeh, M., Sander, M., Grobe, J., ... &
Rassin, M., Sruyah, R., Kahalon, A., Naveh, R., Spies, C. D. (2005). Correction: Bispectral
Nicar, I., & Silner, D. (2007). "Between the index versus COMFORT score to determine
Fixed and the Changing": Examining and the level of sedation in paediatric intensive
Comparing Reliability and Validity of 3 care unit patients: a prospective study.
Sedation-Agitation Measuring Critical Care, 9(5), 426.
Scales. Dimensions of Critical Care Walker, N & Gillen, P. (2006). Investigating
Nursing, 26(2), 76-82. nurses’ perceptions of their role in
Seidabady, M., Mofrad, M. N., & Zayeri, F. (2014). managing sedation in intensive care: an
A Study of Correlation between Ramsay exploratory study. Intensive Crit Care
“Sedation Level” Scale and Richmond Nurs ;22:338—45.
“Agitation–Sedation”Scale and Physiological Walsh, T. S., Ramsay, P., & Kinnunen, R. (2008).
Parameters to Determine the Need for Monitoring sedation in the intensive care
Sedation in Patients Undergoing Mechanical unit: Can “black boxes” help us? Intensive
Ventilation. Biosciences Biotechnology Research Care Medicine, 30(8):1511-3
Asia. Vol. 11(2). Wunsch, H., Linde-Zwirble, W. T., Angus, D. C.,
Sessler, C. N., & Wilhelm, W. (2008). Analgesia Hartman, M. E., Milbrandt, E. B., & Kahn, J.
and sedation in the intensive care unit: an M. (2010). The epidemiology of mechanical
overview of the issues. Crit Care, 12(Suppl 3), ventilation use in the United States. Critical
S1. care medicine, 38(10).
Sessler, C. N., Gosnell, M. S., Grap, M. J., Brophy,
G. M., O'Neal, P. V., Keane, K. A., ... &
Elswick, R. K. (2002). The Richmond
Agitation–Sedation Scale: validity and
reliability in adult intensive care unit
patients. American journal of respiratory and
critical care medicine, 166(10).
Shehabi, Y., Bellomo, R., Reade, M. C., Bailey, M.,
Bass, F., Howe, B., ... & Weisbrodt, L. (2012).
Early intensive care sedation predicts long-
term mortality in ventilated critically ill
patients. American journal of respiratory and
critical care medicine, 186(8), 724-731.
Stefan, M. S., Shieh, M. S., Pekow, P. S., Rothberg,
M. B., Steingrub, J. S., Lagu, T., & Lindenauer,
P. K. (2013). Epidemiology and outcomes of
Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068